Anda di halaman 1dari 10

KESIAGAAN (AROUSAL) DALAM PROSES BELAJAR MOTORIK

MAKALAH
UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH
Belajar Motorik
Yang dibina oleh Dr. Asim, M.Pd.

Disusun Oleh :
Alfan Imam Akbar N. (170611633671)
Deby Risma S. (170611633520)
Rahmadi Amirul M. (170611633699)

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
PENDIDIKAN JASMANI DAN KESEHATAN
APRIL 2018
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Teori belajar adalah teori yang prakmatik dan eklektik. Teori dengan sifat
demikian ini hampir dipastikan tidak pernah mempunyai sifat ekstrim. Tidak
adateori belajar yang secara ekstrim memperhatikan aspek siswa saja, aspek guru
saja, aspek kurikulum saja dan sebagainya. Titik fokus yang menjadi pusat
perhatian suatu teori selalu ada. Ada yang lebih mementingkan proses belajar, ada
yang lebih mementingkan sistem informasi yang diolah dalam proses belajar, dan
lain-lain. Namun faktor-faktor lain du luar titik fokus itu juga selalu diperlukan
untuk menjelaskan seluruh persoalan belajar yang dibahas.
Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. Dalam hubungannya
manusia sebagai makhluk sosial, terkandung suatu maksud bahwa manusia
bagaimanapun juga tidak lepas dari individu yang lainnya. Secara kodrati manusia
akan selalu hidup bersama. Hidup bersama antar manusia akan berlangsung dalam
berbagai bentuk komunikasi dan situasi. Dalam kehidupan semacam inilah terjadi
interaksi. Dengan demikian kegiatan hidup manusia akan selalu disertai dengan
proses interaksi atau komunikasi, baik interaksi dengan alam lingkungan, interaksi
dengan sesama, maupun interaksi dengan tuhannya, baik itu sengaja maupun tidak
disengaja.
Sehubungan dengan hal tersebut, dengan ketidak terbatasannya akal dan
keinginan manusia, untuk itu perlu difahami secara benar mengenai pengertian
proses dan interaksi belajar. Belajar dan mengajar adalah dua kegiatan yang
tunggal tapi memang memiliki makna yang berbeda. Belajar diartikan sebagai
suatu perubahan tingkah-laku karena hasil dari pengalaman yang diperoleh.
Sedangkan mengajar adalah kegiatan menyediakan kondisi yang merangsang serta
mangarahkan kegiatan belajar siswa/subjek belajar untuk memperoleh
pengetahuan, keterampilan, nilai dan sikap yang dapat membawa perubahan serta
kesadaran diri sebagai pribadi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, berikut ini dipaparkan
rumusan masalah dalam makalah.

1. Apa itu Belajar motorik?


2. Apa teori Arousal?
3. Apa saja Faktor yang mempengaruhi tingkat arousal?

1.3 Tujuan Masalah


Berdasarkan rumusan masalah yang telah dipaparkan, berikut ini dipaparkan
tujuan penulisan makalah.

1. Mengetahui apa itu belajar motorik.


2. Mengetahui teori-teori Arousal.
3. Mengetahui apa saja faktor yang mempengaruhi tingkat arousal.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 KONSEP BELAJAR MOTORIK


Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakua melalui pengalaman
(learning is defined as modification or strengthening of behafior through
experiencing). Menurut pengertian ini belajar merupakan proses, suatu kegiatan
dan bukan suatu hasil dari tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi
lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil belajar bukan usatu penguasaan hasil
latihan melainkan pengubahan kelakuan. Pengertian ini sangat berbeda dengan
pngertian lama tentang belajar, yang menyatakan bahwa belajar adalah
memperoleh pengetahuan, belajar adalah latihan-latihan pembentukan kebiasaan
secara otomatis dan seterusnya. (Mubarak, dkk.,2007).
Berdasarkan beberapa pengertian tersebut dapat diartikan sebagai proses
perubahan tingkah laku yang relatif permanen sebagai akibat dari latihan atau
pengalaman. Perubahan tingkah laku sebagai hasil belajar memiliki pengertian
yang luas, bisa berupa keterampilan fisik, verbal, intelektual, maupun sikap.

2.1.1 Pengertian Motorik


Motorik adalah keseluruhan proses yang teerjadi pada tubuh manusia,
yang meliputi proses pengendalian (koordinasi) dan proses pengaturan (kondisi
fisik) yang di pengaruhi oleh faktor fisiologi dan faktor psikis untuk mendapatkan
suatu gerak yang baik. Motorik berfungsi sebagai motor penggerak yang terdapat
didalam tubuh manusia. Motorik dan gerak tidaklah sama, namun tetapi
berhubungan. (Tangguhabiyoga. 2011).
Motorik adalah suatu peristiwa laten yang meliputi keseluruhan proses–
proses pengendalian dan pengaturan fungsi–fungsi organ tubuh baik secara
fisiologis maupun secara piskis yang menyebabkan terjadinya suatu gerak. Yang
mana didalamnya juga terdapat teori-teori yang berkaitan dengan motorik.
Dalam motorik, unsur-unsur yang menentukan ialah: 1. Otot, 2. Saraf, dan 3.
Otak. Ketiga unsur itu melaksanakan masing-masing peranannya secara “interaksi
positif”, artinya unsur-unsur yang satu saling berkaitan, saling menunjang, saling
melengkapi dengan unsur yang lainnya untuk mencapai kondisi motorik yang
lebih sempurna keadaannya, (Mulyadi Pulungan, 2015)
Berdasar beberapa pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa motorik
adalah proses pengendalian diri pada tubuh manusia serta proses pengaturan yang
dipengaruhi oleh fisiologis serta faktor psikis yang baik. Dalam motorik erat
kaitanya dengan faktor-faktor yang ada pada tubuh manusia seperti otot, saraf
serta otak.

2.1.2 Pengertian Belajar Motorik


Pengertian belajar motorik  adalah  proses perubahan individu  baik berupa
perilaku gerak maupun respon yang relatif permanen sebagai akibat dari latihan
dan pengalaman.(Tangguhabiyoga, 2011).
Belajar motorik adalah proses perubahan individu baik berupa perilaku
gerak maupun respon yang relatif permanen sebagai akibat dari latihan dan
pengalaman. (Hendra Mashuri, 2012).
Pengertian belajar motorik  adalah  proses perubahan individu  baik berupa
perilaku gerak maupun respon yang relatif permanen sebagai akibat dari latihan
dan pengalaman. (Fitrinuril, 2014).

2.2 TEORI AROUSAL


Arousal adalah keadaan emosi seseorang yang berkaitan dengan
gairah, nafsu, semangat, termotivasi, atau kebangkitan. Jadi arousal dapat
bergerak dari keadaan yang penuh semangat, gairah, atau kebangkitan, sampai
pada keadaan sebaliknya yakni tidak bersemangat, tidak bergairah sama sekali,
atau malas. Emosi-emosi seperti ini sangat memepengaruhi kinerja seseorang
menyelesaikan tugas-tugas kognitif misalnya mengingat, belajar, membuat
keputusan dan memecahkan masalah.Teori Arousal dalam Psikologi Lingkungan.
Pembangkitan terhadap penginderaan melalui peningkatan rangsang, dapat
meningkatkan hasil kerja pada tugas-tugas yang sederhana. Akan tetapi justru
akan mengganggu dan menurunkan prestasi kerja dalam tugas-tugas yang rumit.
Misalnya suara musik di dalam mobil dapat merangsang semangat pengemudi,
tetapi suara suara musik yang sama dapat mengganggu konsentrasi orang yang
sedang memecahkan persoalan yang rumit (Sarwon, 1992; Veitch & Arkkelin,
1995). Sebagai gambaran lain Veitch & Arkkelin (1995) memberi contoh bahwa
perubahan kinerja amat beragam pada peningkatan suhu pada pekerja wanita,
pekerja tambang, dan para pekerja beragam jenis laboratorium.

2.2.1 Tingkat Arousal


Apabila seseorang berada pada tingkat arousal atau semangat yang sangat
tinggi, atau sebaliknya sangat rendah, ia cendeerung menunjukkan kinerja yang
kurang efektif. Alasannya adalah:
a. Kinerja buruk pada semangat tingkat rendah disebabkan karena banyak
isyarat
yang tidak relevan pada tugas pada saat itu muncul dalam pikiran seseorang.
b. Kinerja buruk pada semangat tingkat tinggi disebabkan karena beberapa
isyarat yang relevan dengan tugas pada saat itu diabaikan.
c. Arousal . Banyak emosi mempunyai komponen pembangkit. Ketika kita
emosional, kita sering merasa bergairah. Beberapa teori telah berpendapat
bahwa semua emosi adalah hanya tingkat dimana seseorang atau binatang
dihasut. Meski tidak semua orang setuju dengan gagasan ini, tingkat
keterbangkitan adalah bagian penting dari emosionalitas.
Contohnya,tingkat yang tinggi dalam keterbangkitan adalah dalam
kemarahan, ketakutan dan kenikmatan, sedangkan tingkat keterbangkitan
yang rendah adalah kesedihan dan depresi.
d. Sejumlah struktur dalam inti otak secara langsung melibatkan pengaturan
dan pengkoordinasian pola-polaaktivitas ciri dari emosi yang lebih kuat,
khususnya takut, marah, dan kesenangan. Inti ini bagian dari otak
termasuk hipothalamus dan suatu kelompok yang kompleks yang dikenal
dengan nama sistem limbik. Istilah limbik berasal daribahasa Latin yang
artinya “batas”. Struktur dari sistem ini berbentuk cincin atau lingkaran
diseputar batang otak dari otak bawah. Percobaan-percobaan telah
menunjukkan bahwa kerusakan dalam struktur sistem limbik ini
menghasilkan perubahan besar perilaku emosi binatang, membuat
binatang buas menjadi jin ak atau binatang jinak menjadi buas. Stimulasi
pada bagian-bagian tertentu dari sistem limbik dan hipothalamus
menghasilkan pola-pola perilaku yang sangat mirip dengan emosi yang
terjadi secara alamiah. Stimulasi listrik di bagian sistem limbik dan
hipothalamus, seperti halnya bagian otak lainnya, disenangi binatang dan
menyenangkan bagi manusia (Heath dalam Morgan, dkk., 1986).
e. Keadaan keterbangkitan bagian dari emosi dilakukan untuk meningkatkan
kegiatan dari sel-sel otak dalam cerebral korteks, sistem limbik, dan
hipothalamus. Aktifitas sel-sel di daerah otak ini secara langsung atau
tidak langsung dipengaruhi oleh serabut-serabut syaraf yang menyebar
dari daerah inti otak formasi retikuler mencapai semua daerah otak yang
terlibat dalam pengaturan emosi. Ketika kegiatan serabut-serabut dari
formasi retikuler harus naik atau mendaki, untuk mencapai daerah otak
yang lebih tinggi terlibat emosi, pengaktifan bagian dari formasi retikuler
disebut ARAS (ascending reticuler activating system). Suatu ketika, ketika
anda tidak bisa rileks, arahkan ARAS anda. ARAS secara mendasar
terlibat untuk membuat kita tetap terjaga, berjaga-jaga dan curiga.

2.3 Faktor yang Mempengruhi Tingkat Arousal

2.3.1 Emosi
Emosi pada dasarnya adalah dorongan untuk bertindak, rencana seketika
untuk
mengatasi masalah yang telah tertanam melalui mekanisme evolusi. Akar
kataemosi adalah movere (bahasa latin) yang berarti “menggerakkan,
bergerak”,ditambah awalan “e-” untuk memberi arti “bergerak menjauh”,
menyiratkan bahwa kecenderungan bertindak merupakan hal mutlak dalam emosi.
Menurut kamus “Oxford English Dictionary” mendefenisikan emosi
sebagai
“setiap kegiatan atau pergolakan pikiran, perasaan, nafsu, setiap keadaan mental
yang hebat atau meluap-luap”. Secara umum, para psikolog memfokuskan
pendefenisian emosi pada tiga komponen utama: perubahan fisiologis (perubahan
pada wajah, otak dan tubuh), proses kognitif (interpretasi suatu peristiwa),
danpengaruh budaya (membentuk pengalaman dan ekspresi emosi).
Emosi adalah situasi stimulasi yang melibatkan perubahan pada tubuh dan
wajah, aktivasi pada otak, penilaian kognitif, perasaan subjektif, dan
kecenderungan melakukan suatu tindakan yang dibentuk seluruhnya oleh
peraturan-peraturan yang terdapat di suatu kebudayaan. Sebagian ahli,
menggolongkan antara emosi primer dan emosi sekunder. Golongan emosi-emosi
primer yang merupakan penggerak dasar tingkah laku.Tingkah laku terwujud dari
emosi primer ataupun sekunder (gabungan antara beberapa emosi primer).
Aktivitas emosi dipengaruhi oleh aktivitas fisiologis (otak dan
transformasi
hormon). Amigdala merupakan suatu bagian kecil dari otak kita yang memiliki
peran penting dalam emosi, terutama rasa takut. Amigdala bertugas mengevaluasi
informasi sensorik yang kita terima, dan kemudian dengan cepat menentukan
kepentingan emosionalnya, dan membuat keputusan untuk mendekati atau
menjauhi suatu objek atau suatu situasi.

Amigdala bekerja mengevalusi bahaya atau ancaman. Peran Prefrontal


Cortex, adalah merespon danmemotivasi respon-respon tertentu, mengatur dan
menjaga agar emosi tetap seimbang (perasan suka dan benci, menjauh dan
mendekat dan lain lain). Kelenjar yang berhubungan dengan emosi adalah
kelenjar adrenalin yang akan memproduksi hormone epinephrine dan
norepinephrine. Hormon ini bekerja sebagai respon terhadap beragam tantangan
dalam lingkungan. Hormone ini akan diproduksi pada saat tertawa, geli, marah,
takut dan lain-lain.

2.3.2 Motivasi
Motivasi adalah dorongan dari dalam diri individu (drive) yang
membuat seseorang melakukan sesuatu. Motivasi seperti bahan bakar pada mesin,
menentukan mesin bergerak atau akan terdiam selamanya. Istilah motivasi,seperti
halnya kata emosi, berasal dari kata latin, yang berarti “bergerak”. Ilmupsikologi
tentu saja mempelajari motivasi, sasarannya adalah mempelajaripenyebab atau
alasan yang membuat kita melakukan apa yang kita lakukan.
Motivasi merujuk pada pada proses yang menyebabkan organisme tersebut
bergerak menuju suatu tujuan, atau bergerak menjauh dari situasi yang tidak
menyenangkan. Motivasi memiliki penekanan pada tujuan (goals). Tujuan yang
telah kita tetapkan dan alasan yang kita miliki untuk mengejar tujuan tersebut
akan menetapkan pencapaian (prestasi) yang kita dapatkan, meskipun tidak semua
tujuan akan menuntun kita pada prestasi yang nyata.
Tujuan dapat meningkatkan motivasi apabila kondisi berikut ini:

a) Tujuan bersifat spesifik.


Tujuan yang tidak jelas, seperti “melakukan yang terbaik”, bukalah tujuan yang
efektif, tujuan ini bahkan tidak berbeda dengan tidak memiliki tujuan sama sekali.
Kita perlu lebih spesifik menentukan tujuan, termasuk menentukan waktu
pengerjaan.

b) Tujuan harus menantang, namun dapat dicapai.


Kita cenderung bekerja keras untuk mencapai tujuan yang sulit namun realistis.
Semakin tinggi dan semakin sulit suatu tujuan maka semakin tinggi juga tingkat
motivasi dan kinerja kita, kecuali kita memilih suatu tujuan yang mustahil dicapai.

c) Tujuan kita dibatasi pada mendapatkan apa yang kita inginkan,


bukannya apa
yang tidak kita inginkan.
Tujuan mendekat (approach goal) merupakan penglaman positif yang kita
harapkan secara langsung, seperti mendapatkan nilai yang lebih baik atau
mempelajari cara menyelam dilaut. Tujuanmenghindar (avoidance goal)
melibatkan usaha menghindari pengalaman yang tidak menyenangkan, seperti
berusaha tidak mempermalukan diri sendiri. Mendefiniskan tujuan yang kita
miliki akan semakin mendekatkan kita dengan keberhasilan. Namun apa yang
terjadi bila kita menemukan rintangan? Beberapa orang akan menyerah saat
menghadapi kesulitan atau mundur, sedangkan beberapa orang lainnya justru
termotivasi saat menghadapi tantangan.
Sebuah pertanyaan penelitian: Faktor apakah yang dapat memprediksi
bahwa bakat,ambisi, dan IQ dapat memprediksi orang akan terus berusaha atau
akan menyerah? Pendapat umumnya menyatakan bahwa eksistensi motivasi
bersifat dikotomi (seseorang memiliki motivasi atau sebaliknya tidak memiliki
motivasi, tidak ada motivasi antar keduanya). Hal lain yang mempengaruhi
kekuatan motivasi seorang adalah jenis sasaran yang akan diusahakan (apakah
untuk menunjukkan kemampuan atau untuk mendapatkan kepuasan dari proses
tersebut).

2.3.3 Proses Kognitif


Proses kognitif areanya sangat luas (proses berpikir, intelegensi,
pengetahuan
umum dan lain-lain). Disini kita hanya akan membahas antara intelegensi dan
emosi. Intelegensi emosional adalah suatu kemampuan mengidentifikasi emosi
yang dialami oleh diri sendiri dan orang lain dengan akurat, kemampuan
mengekspresikan emosi dengan tepat, dan kemampuan mengatur emosi pada diri
sendiri dan orang lain. Orang yang memiliki intelegensi emosional (EQ) yang
tinggi mampu menggunakan emosi mereka untuk meningkatkan motivasi mereka,
menstimulasi pemikiran yang kreatif, dan mengembangkan empati terhadap orang
lain. Orang-orang yang memiliki intelegensi emosi yang kurang baik akan
mengalami kesulitan dalam mengidentifikasi emosi pada diri mereka sendiri.
Beberapa orang memiliki argumen bahwa intelegensi emosional bukanlah
kemampuan kognitif yang spesial, melainkan kumpulan karakteristikkarakteristik
kepribadian, seperti empati dan ekstroversi. Terlepas dari kontroversi yang ada,
pengembangan konsep intelegensi merupakan sesuatu yang sangat berguna bagi
kita semua. Pengembangan tersebut memaksa kita berpikir kritis mengenai makna
intelegensi dan memaksa kita mempertimbangkan beragam jenis “intelegensi
yang membantu kita dalam menjalani kehidupan sehari-hari.Pendekatan kognitif
juga membantu penyusuran berbagai strategi pembelajarananak-anak yang
mampu secara efektif meningkatkan kemampuan anak dalammembaca, menulis,
mengerjakan pekerjaan rumah dan menjalani ujian.
Sebagai contoh, anak-anak diajari menggunakan waktu dengan bijak
sehingga tidak menunda-nunda dan mampu membedakan persiapan untuk ujian
pilihan ganda dengan ujian essai. Yang paling penting, berbagai pendekatan baru
dalam menjelaskan intelegensi telah menghapus set mental yang keliru, yang
menganggap intelegensi yang diukur oleh tes IQ satu-satunya variabel yang
menentukan berhasil atau tidaknya seseorang dalam kehidupannya.

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 saran
DAFTAR RUJUKAN
Mubarak,dkk.2007.Promosi Kesehatan Sebuah Pengantar Proses Belajar
Mengajar Dalam Pendidikan, Edisi 1. Yogyakarta:Graha Ilmu.

Bower, H.G.dkk.1975. Theories of learning, (Online), (


http://garfield.library.upenn.edu/classics1984/A1984SW51700001.pdf ) ,
diakses 10 April 2018.

Habiyoga, T. 2011. Pengertian Belajar, Motorik dan Belajar Motorik, (Online) , (


https://tangguhabiyoga.wordpress.com/2011/02/14/pengertian-belajarmotorik-
dan-belajar-motorik/ ), diakses 10 April 2018

Tulungan, M. 2015. Makalah : Belajar Motorik, (Online) , (


https://plus.google.com/108572849920670936644/posts/GLVQmtDpThS ),
diakses 11 April 2018.

Mashuri, H. 2012. Definisi Belajar Motorik (Online) , (


http://ndrakbar.blogspot.co.id/2012/12/definisi-belajar-motorik.html ), diakses 11
April 2018.

Anda mungkin juga menyukai