Anda di halaman 1dari 13

ANALISIS PENGEMBANGAN KEGIATAN ANAK USIA DINI FISIK

MOTORIK HALUS MELALUI KEGIATAN MEWARNAI GAMBAR


DESA LIMPAKUWUS KECAMATAN SUMBANG KABUPATEN
BANYUMAS

Laporan ini disusun untuk memenuhi Tugas Mata Kuliah Analisis Kegiatan

Pengembangan Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Program S1 PG PAUD

FKIP Universitas Terbuka

Disusun Oleh :

Nama : TUGI PADMIATI

NIM : 836576198

POKJAR : PURWOKERTO UTARA

Email : tugipadmiati04@gmail.com

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIT PROGRAM BELAJAR JARAK JAUH ( UPBJJ)

UNIVERSITAS TERBUKA

PURWOKERTO

2021
LAPORAN PENELITIAN DAN ANALISIS

Judul : ANALISIS KEGIATAN PENGEMBANGAN ANAK

USIA DINI PADA POS PAUD DLINGO 5 LIMPAKUWUS

Nama : Tugi Padmiati

NIM : 836576198

Tempat Penelitia : POS PAUD DLINGO 5 LIMPAKUWUS

Waktu Penelitian : 23
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Berdasarkan Undang – undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional pasal 1 angka 14 menyatakan bahwa pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD ) adalah suatu pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak
lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan perkembangan jasmani
dan rohani agar memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Anak – anak merupakan bagian dari kehidupan kita, anak adalah subjek
didik dalam pendidikan anak usia dini. Banyaknya perlakuan yang kurang tepat
bahkan cenderung salah terhadap anak lebih banyak diakibatkan oleh
kurangnya pengetahuan kita terhadap anak.
Mewarnai merupakan kegiatan yang mempunyai kaitan dengan
kemampuan – kemampuan menggunakan alat serta melatih motorik halus.
Untuk mengembangkan fisik motorik halus anak bukanlah suatu kegiatan yang
mudah, maka kegiatan itu haruslah menarik dan menyenangkan serta dapat
mengembangkan kreatifitas anak. Dalam kegiatan pembelajaran pada anak di
POS PAUD DLINGO 5 peneliti melakukan pengamatan terhadap
pengembangan fisik motorik halus dengan kegiatan mewarnai terlihat anak
masih belum fokus pada penbelajaran yang diajarkan guru
Pembelajaran yang diselenggarakan di POS PAUD DLINGO 5 melatar
belakangi dalam penelitian dan analisis dengan judul “Analisis Pengembangan
Fisik Motorik Halus Melalui Kegiatan Mewarnai di POS PAUD DLINGO 5
Tahun Pelajaran 2021/2022”.

B. Fokus Penelitian
Berdasarkan latar belakang diatas dan setelah melakukan observasi penelitian di
POS PAUD Dlingo 5 maka peneliti ini berfokus pada “pengembangan
Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Mewarnai “
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian ini adalah
1. Untuk mengetahui data mengenai :
- Mengetahui perkembangan motorik halus anak POS PAUD Dlingo 5
melalui kegiatan mewarnai
- Mengevaluasi hasil belajar anak POS PAUD Dlingo 5 dalam hal
motorik halus melalui kegiatan mewarnai
- Untuk menganalisis kegiatan tersebut sesuai apa yang telah dipelajari
dan diberikan pada mata kuliah analisis kegiatan pembelajaran anak
usia dini.
2. Analisis Kritis
Kegiatan pengembangan motorik halus anak melalui kegiatan
mewarnai adalah satu cara untuk meningkatkan perkembangan motorik
halus anak dengan gambar dan warna lebih mudah memberikan
motivasi belajar terhadap pemahaman objek – objek yang terdapat di
hadapannya.

D. Manfaat Penelitian
1. Penulis
Mengembangkan kemampuan mahasiswa dalam menganalisis suatu
kegiatan dilembaga pAUD nonformal.
2. Guru
Memberikan masukan terhadap kegiatan pengembangan motorik halus
anak dengan kegiatan mewarnai
3. Orang tua
Memberikan pengetahuan kepada orang tua tentang perkembangan
motorik halus anak.
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Motorik Halus
Motorik adalah semua gerakan yang mungkin dapat dilakukan oleh
seluruh tubuh. Perkembangan motorik adalah perkembangan unsur
kematangan dan pengendalian gerak tubuh. Keterampilan motorik
berkembang sejalan dengan kematangan syaraf dan otot. Aktivitas
anak terjadi di bawah control otak.
Dalam buku Balita dan Masalah perkembangan ( 2001) secara
umum ada tiga tahap perkembangan keterampilan anak pada usia
dini yaitu tahap kognitif, asosiatif, dan autonomous. Pada tahap
kognitif, anak berusaha memahami keterampilan motorik serta apa
saja yang dibutuhkan untuk melakukan suatu gerakan tertentu.
Dengan kesadaran mentalnya anak berusaha mengembangkan
strategi tertentu untuk mengingat gerakan serupa yang pernah
dilakukan pada masa lalu.
Pada tahap asosiatif, anak banyak belajar dengan cara coba
meralat olahan pada penampilan atau gerakan akan dikoreksi agar
tidak melakukan kesalahan kembali dimasa mendatang. Tahap ini
adalah perubahan strategi dari tahapan sebelumnya yaitu dari apa
yang harus dilakukan menjadi bagaimana melakukannya. Pada
tahap autonomous, gerakan yang ditampilkan anak merupakan
respons yang lebih efisien dengan sedikit kesalahan. Anak sudah
menampilkan gerakan secara otomatis.
Pertumbuhan fisik anak diharapkan dapat terjadi secara optimal
karena secara langsung (pertumbuhan fisik anak akan menentukan
keterampilannya dalam bergerak ) maupun secara tidak langsung
(pertumbuhan dan perkembangan kemampuan fisik / motorik anak
akan mempengaruhi cara anak memandang dirinya sendiri dan
orang lain ) akan mempengaruhi perilaku anak sehari – harinya.
Keterampilan motorik anak dibagi menjadi 2 jenis yaitu
motorik kasar dan halus. Kedua macam gerakan ini sangat
doperlukan anak di kemudian hari. Gerakan motorik halus apabila
gerakan hanya melibatkan bagian – bagian tubuh tertentu saja dan
dilakukan oleh otot – otot kecil, seperti keterampilan menggunakan
jari jemari tangan, gerakan pergelangan tangan yang tepat. Dalam
melakukan gerakan motorik halus anak juga memerlukan
dukungan keterampilan fisik lain serta kematangan mental.
Pestalozzi berpandangan bahwa anak pada dasarnya memiliki
pembawaan yang baik, pertumbuhan dan perkembangan yang
terjadi pada anak berlangsung secara bertahap dan
berkesinambungan.
Pamela Couglin ( 1997) menemukan karakterstik seni anak dilihat
dari sudut pandang perkembangannya menyatakan bahwa pada
anak usia 3-4 tahun anak mulai mengasosiasikan garis dan bentuk
dengan benda – benda nyata ada perubahan dari coret – coretan
yang digoreskan kedalam suatu bentuk gambar, seni ditentukan
lebih banyak oles segala sesuatu yang nyata dan kegiatan kinestetik
daripada penglihatan.
Gerakan motorik halus membutuhkan koordinasi mata dan
tangan yang cermat. Semakin baik gerakan motorik halus akan
membuat anak dapat berkreasi, seperti menggunting, menulis,
melipat, mewarnai,menempel, meronce, menjahit,menganyam, dan
sebagainya.

B. Pengertian Mewarnai
Mewarnai gambar melatih anak selain kemampuan motoriknya
juga melatih keterampilan, kerapian dan kesabaran. Kemampuan
motorik didapatnya karena anak selalu berusaha untuk
menggerakan fisiknya secara terkendali dan terarah dengan aturan
– aturan baik yang ada pada diri anak itusendiri atau aturan –
aturan pada umunya dalam tata cara mewarnai gambar.
Keterampilan didapatkan dari olah tangan yang berulang – ulang,
sehingga semakin lama anak akan mampu mengendalikan,
mengarahkan, sehingga apa yang dihasilkan oleh tangan mereka
sesuai dengan yang dikehendaki dan sesuai harapan.
Kerapian didapatkan dari bagaimana anak membubuhkan
warna – warna ditempat yang telah ditentukan. Semakin lama anak
akan semakin tepat dalam meletakkan warnanya, karena semakin
terampil dalam menggoreskan media pewarnanya. Kesabaran dapat
diperoleh dari bagaimana anak memilih, menentukan
komposisinya agar tevat menurutnya dan seberapa ia akan
meletakkan warna –warna dalam mengkomposisikan. Dari berlatih
terus menerus semakin lama akan memiliki sikap yang pada
akhirnya menjadikan anak tersebut melakukan dengan sadar dan
sabar.
Kegiatan mewarnai ini akan mengajak kepada anak bagaimana
mengarahkan kebiasaan – kebiasaan anak dalam mewarnai dengan
spontan menjadi kebiasaan – kebiasaan menuangkan warna yang
mempunyai nilai – nilai pendidikan. Ini dilakukan melalui
memberi warna, memilih warna dan menjajarkan warna untuk
mendapatkan kemampuan – kemampuan yang berguna bagi
perkembangan motorik halus anak.
Memilih warna adalah melatih menanamkan sika p anak untuk
memilih warna mereka anggap bagus dan ia sukai sebagai awal
penanaman sikav anak terhadap apa yang ia hadapi. Diharapkan pada
akhirnya sejak dini anak tersebut sudah mengenal bagaimana cara
memilih mana yang bagus atau tidak bagus, mana yang cocok atau tidak
cocok sehingga pada fase tertentu mereka dapat menghargai dan
menyikapi hal – hal diluar dirinya.
Menyusun warna dapat melatih nilai – nilai perbandingan yang
bersifat rasa antara satu dengan lainnya, melatih bagaimana memilih dan
menempatkan bagian satu dengan lainnya. Diharapkan pada akhirnya
perkembangan anak tersebut dapat cermat, terampil membentuk sikap –
sikap yang tepat guna menunjang kemampuan – kemampuan yang
dimilikinya.
Menuangkan warna adalah tindakan fisik dimana anak melakukan
gerakan mengoles dan mengendalikan gerak tangan. Dari kegiatan ini
anak akan menjadi terampil mewarnai dengan benar, tidak kelaur dari
objek gambar yang diwarnai dan mewarnai dengan rapi. Kegiatan ini
juga melatih perasaan halus, sabar, dan teliti pada anak.

C. Teknik Mewarnai
Mewarnai gambar yang dimaksud adalah bukan mewarnai
gambar objek benda yang telah dirancang oleh penggambar, lalu
anak tinggal menentukan warna objek gambar sesuai dengan warna yang
ada di alam. Mewarnai gambar pendidik / guru harus bijak dan mengacu
pada kreativitas, emosi dan imajinasi anak. Untuk mewarnai sebaiknya
menggunakan kertas yang tebal agar sewaktu kertas diwarnai tidak
mudah rusak.
Berdasarkan kenyataan tersebut sebaiknya anak diberi kebebasan
untuk berekspresi sesuai suasana hati mereka. Hal ini yang paling penting
adalah bagaimana anak memahami teknik memberi warna gambar
tersebut. Penekanannya adalah mewarnai dengan rapi dalam
menggunakan media pewarnanya sehingga akan dapat melatih anak
dalam keterampilan apresiasi, menentukan sikap dalam memilih media
dan warna.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek Penelitian
Subyek dalam penelitian ini adalah anak –anak, pendidik, dan pimpinan
POS PAUD Dlingo 5 Desa Limpakuwus.
B. Metode Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode interpretative yaitu
menginterpretasikan dat mengenai gejala / fenomena yang diteliti di POS
PAUD Dlingo 5 Limpakuwus
C. Instrumen Penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
a. Observasi, yaitu teknik penilaian yang dilakukan selama kegiatan
pembelajaran baik secara langsung maupun tidak langsung dengan
menggunakan lembar observasi, catatan menyeluruh, atau jurnal dan
rubik / pengamatan dengan melihat fenomena yang unik atau menarik
di POS PAUD Dlingo 5 Limpakuwus.
b. Wawancara, yaitu untuk menggali informasi lebih mendalam
mengenai fokus penelitian
c. Dokumentasi, yaitu untuk mengumpulkan bukti –bukti dan penjelasan
yang lebih luas mengenai fokus penelitian.
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Tabulasi Data
Untuk memudahkan analisis data maka hasil penelitian dibuat tabulasi sebagai
berikut :
Wawancara dengan Wawancara dengan
Observasi Dokementasi
Guru pemimpin
POS PAUD Program di Pos Sebagai pemimpin
Dlingo 5 adalah PAUD Dlingo 5 mendukung dan
suatu Program adalah diadakannya memfasilitasi kegiatan
dari PKK desa kegiatan mewarnai. dengan
LimPakuwus pengembangan adanya kegiatan
yang motorik halus melalui tersebut akan
kegiatannya kegiatan mewarnai, meningkatkan dan
sudah maju dan berbagai macam mengembangkan
berkembang, gambar dan pola, hal kreatifitas anak dalam
pembelajaran ini dilaksanakan melatih motrik halus
didalam dengan tujuan anak.
maupun di luar meningkatkan
ruangan. kreatifitas anak dan
Kegiatan ini akan melatih motrik
dilaksanakan halus anak.
secra seimbang
karena usia pos
paud adalah
dimana usia
anak masih
dalam taraf
bermain dan
suatu masa
pertumbuhan
dan eksplorasi
salah satu
kegiatan yang
dilaksanakan
adalah kegiatan
mewarnai.
B. Analisis Kritis
Dari data tersebut disimpulkan bahwa melalui kegiatan mewarnai dapat
mengembangkan kreatifitas anak di POS PAUD Dlingo 5. Pengembangan
motorik halus anak merupakan prioritas program yang dicampurkan dalam
dokumen lembaga. Pelaksanaan pengembangan motorik halus anak di POS
PAUD Dlingo 5 tidak seperti sekolah dasar, melainkan hanya menanamkan dasar
– dasar kemampuan anak berupa kognitifnya, bahasa, motorik halus, motorik
kasar dan seni melalui kegiatan bermain. Guru harus menciptakan konsep yang
lebih baik, untuk itu guru dan tenaga pendidik perlu menciptakan kegiatan yang
berpusat pada anak dalam mengembangkan dan memproses kreatufitas anak.
Secara umum POS PAUD Dlingo 5 telah mempunyai kegiatan – kegiatan yang
baik dan terarah.. kegiatan tersebut telah disusun sedemikian rupa dan sejalan
dengan teori – teori dalam pengembangan motorik halus anak serta dirancang
dengan panduan menu generic dengan kurikulum paud serta pedoman
penyelenggara paud.
BAB V
Kesimpulan dan Saran
A. Kesimpulan
Berdasarkan pemasalahan tersebut diatas dapat disimpulkan bahwa :
1. Dalam lingkungan kelas POS PAUD Dlingo 5 disiapkan sedemikian rupa
sehingg dapat mendukung pencapaian kemampuan dasar motorik halus,
kreatifitas, bahasa , seni dan kognitif anak.
2. Melalui pengembangan motorik halus dengan kegiatan mewarnai sangat
bermanfaat bagi anak khususnya dapat meningkatkan kretifitas dan
imajinasi anak.
3. Di POS PAUD Dlingo 5 Limpakuwus mempunyai program
pengembangan pada anak usia dini dengan meletakkan dasar – dasar
yang kuat untuk berpikir kritis.
B. Saran
1. Disarankan mengingat usia POS PAUD Dlingo 5 adalah anak yang peka
terhadap rangsangan, maka semua bentuk pendidikan dan pengajaran
yang diterapkan hendaknya mempertimbangkan karakteristik dan tingkat
kematangan anak.
2. Sangat diharapkan dalam pengembangan motorik halus anak, hendaknya
guru dapat memberikan pembelajaran dan latihan dalam bentuk
permainan.
DAFTAR PUSTAKA

Bambang, Sujiono,dkk ( 2009) Metode Pengembangan Fisik . Universitas Terbuka :


Jakarta

Hajar Pamadhi, dkk ( 2012) Seni Keterampilan Anak. Universitas Terbuka : Jakarta

Siti Aisyiyah, dkk ( 2007) Pengembangan dan Konsep dasar pengembangan pendidikan
anak usia dini. Universitas Terbuka: Jakarta

TIM PG PAUD, Analisis kegiatan Pengembangan Pendidikan Anak Usia


Dini.Universitas Terbuka : Jakarta

Winda Gunarti, dkk ( 2012) Metode Pengembangan Perilaku dan Kemampuan Dasar
Anak Usia Dini. Universitas Terbuka : Jakarta.
LAMPIRAN – LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai