Anda di halaman 1dari 14

Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak dengan Kegiatan

Mewarnai Menggunakan Bahan Alam pada Anak Kelompok B KB Cahaya


Desa Ngunang

Nelli Yuniati1 (neli99629@gmail.com)


Anggria Novita2 (NovitaAnggria23@gmail.com)
1
Program Studi PG PAUD Fakultas Keguruan dan Ilmu PendidikanUniversitas Terbuka
2
Dosen Program Studi PG PAUD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
Terbuka

ABSTRAK
Kegiatan mewarnai merupakan salah satu upaya yang dapat meninggkatkan motorik halus anak
di KB Cahaya, karena lemahnya motorik halus anak dikarenakan anak kurang aktif dalam
belajar. Media yang digunakan dalam kegatan mewarnai yaitu menggunakan bahan alam.
Dengan adanya penelitian ini agar betujuan untuk meningkatkan perkembangan motorik halus
pada anak kelompok B KB cahaya Desa Ngunang. Penelitian yang digunakan merupakan
Penelitian Kelas dengan menggunakan 2 siklus yang terdiri dari 4 tahap yaitu, tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan , tahap observasi, dan tahap refleksi.Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah berupa lembar observasi. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini
menunjukan adanya peningkatan setelah penerapan upaya meningkatkan motorik halus anak
dengan dengan metode mewarnai menggunakan bahan alam pada anak kelompok B di KB
Cahaya Desa Ngunang. Berdasarkan hasil yang didapat pada siklus I yakni memiliki persentase
ketuntasan sebesar 67% dan pada siklus II sebesar 100% sehingga penelitian ini dianggap
tuntas.

Kata Kunci: Motorik Halus, Mewarnai ,Bahan alam

PENDAHULUAN
Kemampuan motorik halus anak ialah suatu kemampuan yang berkaitan dengan
keterampilan fisik anak yang melibatkan otot kecil serta koordinasi mata dan saraf.Saraf motorik
halus anak dapat dilatih setiap saat kita dapat mengembangkannya melalui kegiatan dan
rangsangan yang berulang-ulang dan rutin distimulasi setiap saat. Kecerdasan motorik halus anak
berbeda-beda,hal ini dipengaruhi oleh pembawakan anak dan cara kita menstimulasinya. Setiap
anak mampu untuk dapat mencapai perkembangan motorik halusnya dengan banyak tahapan
yang optimal.Karena semakin kita banyak merangsang motorik halusmya maka kecerdasan anak
dapat meningkat pesat dan dapat mempengaruhi pertumbuhan anak yang sangat optimal.
Menurut Janice J.Beaty (2013.236) adalah perkembangan yang melibatkan tanggan dan kaki.
Terkait dengan anak kecil sebaiknya memberikan perhatian lebih kepada kontrol,koordinasi,dan
ketangkasan dalam menggunakan tangan dan jemari. Kenyataan sekarang ini masih ada anak
yang dipaksa untuk dapat langsung menulis atau menggambar dan diajarkan secara logika tanpa
memerlukan tahapan-tahapan yang baik dan benar, sehingga hal seperti itu yang membuat anak
merasa takut secara tidak langsung dan akan membuat anak trouma ringan dalam sekolah. Ini
yang sangat sering terjadi dan merupakan kendala utama bagi anak dan orang tua dan
mempengaruhi perkembangan fisiknya. Sebagai orang tua sangat sulit diterima karena hal
semacam ini perlu bagi guru untuk dapat memikirkan apa yang terbaik dalam perkembangan
anak dan bagaimana cara yang tepat untuk dapat meningkatkan perkembangan motorik halus
anak.
Kurniawan, S (2017: 26) Dalam dunia pendidikan sangat banyak pengaruh yang dapat
diambil menuju kearah yang lebih baik bagi generasi bangsa, pendidikan juga dapat
menumbuhkan generasi yang cerdas dan terampil untuk mencerdasksn anak-anak bangsa dan
negara. Oleh karena sebagai pendidik kita harus mempunyai sikap yang dan baik dan benar
dalam proses belajar mengajar. Proses pendidikan yang ada disekolah pada umummya sangatlah
relatif mudah dan tidak begitu rumit karena sikap ini hanya membutuhkan penyesuaian kita
sendiri sebagai pendidik dan berguna bagi peserta didik kita.
Menurut Standar Pendidikan Anak Usia Dini(PAUD) dalam Undang-undang No.20 Tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional bab 1, pasal 1, butir 14 menyatakan bahwa Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.

1. Mengembangkan Kemampuan Motorik Halus


Faktor yang dapat mempengaruhi motorik halus anak yaitu ;
1. Perkembangan sistem saraf,sistem saraf sangat mempengaruhi dalam
perkembangan motorik,karena sistem saraf merupakan sistem pengontrol gerak
motorik pada tubuh manusia
2. Kemampuan fisik yang memungkinkan untuk bergerak,karena perkembangan
motorik sangat erat kaitannya dengan fisik ,maka kemampuan fisik seseorang akan
sangat berpengaruh pada perkembangan motoriknya akan lebih baik dibandingkan
anak yang memiliki kekurangan fisik.
3. Keinginan anak yang memotivasinya untuk bergerak,ketika anak mampu
melakukan suatu gerakan motorik,maka akan termotivasi untuk bergerak kepada
motorik yang lebih luas lagi. Hal tersebut dikarenakan semakin dilatih
kemampuan motorik anak akan semakin meningkat

2.Perkembangan Motorik Halus Anak


Kemampuan motorik halus anak ialah suatu kemampuan yang berkaitan dengan
keterampilan fisik anak yang melibatkan otot kecil serta koordinasi mata dan saraf.Saraf motorik
halus anak dapat dilatih setiap saat kita dapat mengembangkannya melalui kegiatan dan
rangsangan yang berulang-ulang dan rutin distimulasi setiap saat.Kecerdasan motorik halus anak
berbeda-beda,hal ini dipengaruhi oleh pembawakan anak dan cara kita menstimulasinya.
Setiap anak mampu untuk dapat mencapai perkembangan motorik halusnya dengan banyak
tahapan yang optimal.Karena semakin kita banyak merangsang motorik halusmya maka
kecerdasan anak dapat meningkat pesat dan dapat mempengaruhi pertumbuhan anak yang sangat
optimal.

3.Tahap –tahap Perkembangan Motorik Halus Anak


Ada tiga tahap perkembangan anak :
1) Tahap pertama pada usia 2 tahun sampai 3 tahun.
2) Lingkaran serta garis yang tampak lebih terkontrol.
3)Tahap 3 tejadi pada 3,5 tahun sampai 4 tahun.Mereka sudah bisa mengontrol gerakan
tangannya sehingga bisa mencoret-coret dengan penuh arti.

Menggunakan Media Bahan Alam


Bahan alam merupakan bahan atau material yang ada dialam sekitar. Bahan alam sering kita
jumpai dalam kehidupan sehari -hari.Kita sering melihat bahan alam yang berasal dari tumbuhan
yang sering kita jumpai di perkarangan rumah kita (Whittaker,dalam Fauziah 2013: 25). Bahan
alam dapat dijadikan pewarna alam yang menarik dan tidak membahayakan untuk anak-anak
karena secara alami bahan alam tidak mengandung zat kimia yang berbahaya bagi kesehatan
Melalui metode mewarnai dengan media perwarna alam anak diberikan kebebasan dalam
memilih dan memadukan warna. Pewarna alam dapat membuat anak lebih mengekspresikan
minat dan keingintauan anak akan temuan yang mereka lihat di alam terbuka.
Menurut (Saadah et al., 2023 ) dengan kegiatan mewarnai dapat meningkatkan motorik halus
anak, serta menjadikan anak memiliki rasa percaya diri dan kreativitas yang tinggi.Perkembangan
kreativitas anak melalui keterampilan motorik halus sangat membantu anak dalam kegiatan
kreativita mewarnai dengan media pewarna alam yang sangat menarik anak-anak.Dan dapat
mendorong semangat yang tinggi anak dalam mengembangkan kreativitas anak dalam seni .Anak
secara langsung dapat memainkan otot-otot kecilnya dalam kegiatan mewarnai dengan media
pewarna alam. Bahan alam yang digunakan sangat beragam dan penggunaan yang dilakukan
diharapkan dapat sesuai dengan lingkungan sekitar anak.

Tujuan Kegiatan Mewarnai Menggunakan Bahan Alam


Tujuan kegiatan mewarnai Menggunakan Bahan Alam
a. Membantu menstimulasi motorik halus anak seperti jari dan otot kecil anak
yang bekerja memegang pensil dan pewarana dan mata bekerja untuk
mengkoordinasinya.
b. Dapat membantu anak untuk berkreativitas karena anak dapat menentukan
pilihan warana untuk mewarnai.
c. Membantu daya ingat anak denga warna yang mereka gunakan sebagai bahan
warna saat melakukan kegiatan mewarnai.
d. Dapat membantu anak mengenalkan macam-macam warna.
e. Melatih anak dalam berbagai bentuk gambar saat mewarnai.
1.Langkah –langkah dalam Menggunakan Bahan Alam
1).Bahan alam dilakukan dengan mengelompokan bahan alam berdasarkan
jenis,warna,ukuran,dan bentuk.
2).Selanjutnya dicocokan yang terlihat sama seperti ukuran atau warnanya.
3).Disediakan bahan-bahan pendukung yang bisa dikombinasikan dengan bahan alam
seperti menggunakan tangkai sebagai kaki atau tangan.
4).Dilanjutkan dengan menyusun objek bahan alam dengan menggunaka lem dan bahan-
bahan pendukung lainnya.
2.Kelebihan dan kelemahan kegatan Menggunakan Bahan Alam
Pada kegiatan mewarnai menggunakan bahan alam pada anak kelompok B KB Cahaya
memiliki beberapa kelebihan dan juga kelemahan .Adaun kelebihan kegiatan mewarnai
menggunakan bahan alam yaitu:
1.Anak dapat berperan aktif dalam proses pembelajaran
2.Anak jadi lebih semangat dalam kegiatan mewarnai
3.Dapat meningkaykan kemampuan motorik halus anak
4.Melatih kosentrasi anak dalam kegiatan mewarnai.
5.Dapat merangsang pertumbuhan fisik dan motorik halus anak
6. Dapat menciptakan suasana belajar menjadi menyenangkan dan anak dapat tertarik
untuk mengikuti kegiatan mewarnai dengan bahan alam.
Sedangkan kelemahan dari kegiatan mewarnai dengan bahan alam ini adalah :
1.Memerlukan waktu belajar yang tidak sedikit .
2.Perlumya perencanaan terlebih dahulu senbelum proses pembelajaran dalam
menggunakan bahan alam.
3.Melibatatkan kerjasama guru lebih dari satu guru.
4.Perlunya kecermatan dalam pengamatan kepada anakdalam kegiatan mewarnai
menguunakan bahan alam.
Rumusan masalah dalam penelitian ini ialah Bagaimana meninggkatkan perkembangan
kemempuan motorik halus anak pada kelompok B di KB cahaya dengan kegiatan mewarnai
menggunakan bahan alam Tahun ajaran 2023/2024. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan
perkembangan motorik halus anak kelompok B di KB Cahaya Desa Ngunang, untuk mengetahui
sejauh mana kegiatan mewaranai dapat meningkatkan perkembangan motorik halus anak
kelompok B di KB Cahaya Desa Ngunang .Penelitian ini dapat memberikan semangat anak dan
dapat memitivasi anak untuk aktif dalam meningkatkan perkembangan motorik halus anak. Oleh
sebab itu peneliti tertarik untuk menggunakan pengembangan keterampilan motorik halus anak
melalui kegiatan mewarnai dengan menggunakan bahan alam.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini dilakukan dengan penelitian tindakan kelas (PTK).McNiff menyatakan


bahwa PTK adalah kajian reflektif dari guru sendiri tentang pengembangan ketermpilan
mengajar,kurikulum,pengembangan sekolah , dan peningkatan hasil belajar,Menurut Pro.
[Supardi 2006] Jalilis ( 2014 :5). Kurniash dan Berlin ( 2014) mengatakan bahwa PTK
adalah jenis penelitian yang dilakukan secara kasuistik dan kontekstual tentang
kondisi,keadaan,dan kondisi kelas.Ini dilakukan untuk memecahkan masalah dan
meningkatkan kualitas pembelajaran dikelas. Menurut Nugraha Creswell , 2012, PTK
terdiri dari perencanaan ( planning) ,tindakan ( acting ), pengamatan (observing), dan
refleksi ( reflecting).

Prosedur Pelaksanaan
a. Refleksi Awal
Refleksi awal ialah suatu langakah awal yang dilakukan peneliti dalam
penelitian. Refleksi awal merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi
masalah dalam proses pembelajaran.Berdasarkan hasil yang diperoleh dari
refleksiawalal dapat merumuskan permasalahan yang ada sehingga dapat ditentukan
tujuan dari penelitian.
b. Perencanaan
Langakah awal yang harus dilakukan dalam penelitian tinfakan kelas adalah
merencanakan kegiatan.Langkah selanjutnya adalah imlementasi dan amalisis dibangun
diatas landasan ini.
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan kegiatan yang telah dirancang untuk menghasilkan
perbaikan dari proses pembelajaran. Scenario pembelajaran yang berfungsi sebagai
panduan untuk perbaikan yang dilakukan peneliti sebagai perbaikan.
d. Pengamatan
Observasi dalam metodologi penelitian memiliki dua pengertian yaitu
pengumpulan data dan tehnik pengumpulan data. Observasi tidak dianggap
penelitian,tetapi dapat diartikan sebagai metode pengumpulan data.
e. Refleksi

Refleksi adalah kegiatan mengingat kembali hasil pendidikan yang telah sedang,
atau akan berlangsung dalam pembelajara.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, kuantitatif
dan kualitatif.
1. Deskriptif kualitatif adalah laporan penelitian yang disajikan dalam bentuk proses
penulisan/pembelajaran. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah tanya
jawab yang peneliti ajukan kepada siswa untuk mengetahui seberapa baik anak
mengenal warna yang berbeda. Observasi yang digunakan adalah observasi terbuka
untuk mengumpulkan data partisipasi siswa dalam KBM dan penampilan pembelajaran
melukis. Tugas tersebut digunakan untuk mengumpulkan data kinerja siswa dalam
aspek perkembangan motorik halus dan didiskusikan antara guru, tutor2 dan penguji.
Merefleksikan hasil setiap siklus.
2. Kuantitatif adalah hasil belajar yang disajikan dalam bentuk tabel/grafik/diagram.
Setelah mendapat nilai pada tugas, anak dinyatakan selesai jika mendapat 3 bintang
sesuai dengan rating yang diberikan. Untuk mengukur ketuntasan belajar digunakan
rumus:
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑒 ℎ
Nilai = x 100
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙

Setelah diperoleh nilai prestasi belajar kemudian dihitung ketuntasanbelajar secara


klasikal. Indikator ketuntasan belajar secara klasikalapabila:
∑ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑡𝑢𝑛𝑡𝑎𝑠 𝑏𝑒𝑙𝑎𝑗𝑎𝑟 x 100
Pencapaian klasikal =
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑠𝑒𝑙𝑢𝑟𝑢 ℎ 𝑠𝑖𝑠𝑤𝑎
Indikator : tercapainya informasi kapasitas mahasiswa sesuai target eksplorasi

HASIL DAN PEMBAHASAN


Dari hasil yang dlakukan pada pra siklus menngunakan media krayon dalam
mewarnai ternyata tidak mendapatkan hasil yang memuaskan dan hasil yang didapatkan dalam
upaya meningkatkan motorik halus anak belum tercapai ,karena masih ada anak kurang semangat
dalam kegiatan .Media mewarnai yang sudah sering dipakai berulang-ulang akan membuat anak
merasa bosan ,sehingga guru perlu mengadakan penelitian ulang pada kegitan selanjutnya

Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Pra-siklus
Hasil yang ditemukan pada kegiatan pra-siklus berupa rendahnya nilai latihan
yang diperoleh siswa yakni hanya 6 siswa (40%) yang nilainya tuntas, 9 siswa lainnya
(60%) belum tuntas dengan rata-rata nilai dibawah rata-rata Berkembang Sangat Baik
(BSB). Hal ini disebabkan oleh penggunaan media yang belum optimal, pemilihan
model pembelajaran belum tepat, dan kurangnya penguatan yang diberikan guru
sehingga siswa kurang termotivasi dan cenderung pasif dalam belajar, serta lemahnya
kemampuan siswa memahami penjelasan guru. Berdasarkan temuan tersebut maka
diadakan tindakan perbaikan pembelajaran.

Berdasarkan hasil nilai siswa yang diperoleh peneliti pada saat kegiatan prasiklus,
menunjukkan bahwa jumlah siswa yang tuntas lebih sedikit dibandingkan dengan siswa yang
tidak tuntas. Dari 15 siswa, hanya 6 siswa (40%) yang memperoleh nilai Berkembang Sangat
Baik (BSB), 9 siswa (60%) belum Berkembang (BB).
Presentase Anak Kelompok B KB cahaya Pra-siklus

KETUNTASAN
38%
33%
28%
23%
18%
13%
Axis Title 8%
3%
BSB BSH MB BB
KETUNTASAN 0.4 0.05000 0.15 0.2
0000000
0001
Keterangan :
BB : Belum Berkembang
MB : Mulai Berkembang
BSH : Berkembang Sesuai Harapan
BSB : Berkembang Sangat Baik

2. Siklus I
Pada perbaikan Siklus I ini, terjadi peningkatan hasil belajar dan partisipasi siswa.
Dari 15 siswa,siswa yang tuntas dalam kegiatan belajar berjumlah 10 siswa atau dengan
persentase sebesar 67% dan yang belum memenuhi ketuntasan minimum berjumlah 5
siswa atau dengan persentase sebesar 33%. Walaupun sudah adanya peningkatan pada
hasil belajar namun dirasa belum maksimal karena jumlah siswa yang belum tumtas.
Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan pada siklus II.

Presentase Siklus 1 Kelompok B KB Cahaya

70%

60%

50%

40%

30%

20%

10%

0%
BB MB BSH BSB

Keterangan :
BB : Belum Berkembang
MB : Mulai berkembang
BSH : Berkembang Sesuai Harapan
BSB : Berkembang Sangat Baik

Dari hasil data di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas meningkat
dibandingkan dengan kegiatan prasiklus. Dari 15 siswa, 10 siswa (67%) sudah
Berkembang Sangat Baik (BSB), 5 siswa (33%) Belum Berkembang (BB). Hal ini
dikarenakan, siswa termotivasi mengikuti kegiatan pembelajaran dengan media Bahan
alam, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Dikarenakan masih ada beberapa siswa
yang belum mencapai BSB, maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus berikutnya

3. Siklus II
Setelah perbaikan yang dilakukan pada siklus II ini dengan penggunaan media
mewarnai dengan bahan alam melalui pengamatan langsung ternyata hasil belajar siswa
meningkat. Pada siklus I ada 10 siswa (67%) yang tuntas kemudian pada siklus II
meningkat menjadi 15 siswa (100%) yang tuntas.
Dengan peningkatan hasil belajar siswa yang tuntas mencapai 100% maka
perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dinyatakan berhasil. Kenyataan ini
menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar anak kelompok B, dengan mewarnai
dapat meningkatkan motorik halus anak ,serta menjadikan anak memiliki rasa percaya
diri dan kreativitas yang tinggi (Saidah et al, 2023)

Hasil Belajar Siklus II


Kemampuan Belajar Keterangan
No Nama Siswa
BB MB BSH BSB T TT
1 Adelia P utri √ √
2 Apri Sarah √ √
3 Azka √ √
4 Anjeli Putri Anabel √ √
5 Dandi √ √
6 Fadli Efendi √ √
7 Guna Ramadhan √ √
8 Inka Roani Dewi √ √
9 Liliana Putri √ √
10 Meri Andriana √ √
11 Nana Utiya Dewi √ √
12 Rio Saputra √ √
13 Riansyah Ramadhan √ √
14 Santi Rianti √ √
15 Sifa Rudiah √ √
Jumlah
Rata-rata
Tuntas 15
Tidak Tuntas 0
Persentase Ketuntasan
100% 0%
Belajar
Keterangan :
BB : Belum Berkembang
MB :Mulai Berkembang
BSH : Berkembang Sesuai Harapan
BSB : Berkembang Sangat Baik

Presentase Ketuntasan Anak Siklus II

100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
BB MB BSH BSB

Keterangan :
BB : Belum Berkembang
MB : Mulai Berkembang
BSH : Berkembang Sangat Harapan
BSB : Berkembang Sangat Baik

Dari hasil data di atas, semua siswa sudah Berkembang Sangat Baik (BSB). Hal ini
menunjukan bahwa kegiatan perbaikan pada siklus II menggunakan media bahan alam pada
siswa kelompok B KB Cahaya dalam metode mewarnai untuk meningkatkan motorik halus anak
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil tersebut penelitian ini di hentikan pada
siklus ini.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa, dari 15 siswa pada kegiatan pembelajaran
prasiklus terdapat 6 siswa (40%) yang mencapai Berkembang Sangat Baik(BSB). Setelah
dilakukan perbaikan siklus I, hasil belajar siswa meningkat menjadi 10 siswa (67%) yang
mencapai nilai Berkembang Sangat Baik(BSB). Selanjutnya pada kegiatan perbaikan siklus II,
hasil belajar siswa meningkat menjadi 15 siswa (100%) mencapai Berkembang Sangat Baik
(BSB). Peningkatan hasil belajar siswa dari kegiatan prasiklus hingga kegiatan perbaikan siklus 1
dan siklus II dapat dilihat pada grafik berikut :

Grafik 4.4 Ketuntasan Belajar Siswa

16

14

12

10
BSB
8 BSH
MB
6 BB

0
PRASIKLUS SIKLUS I SIKLUS II

Keterangan :
BB : Belum Berkembang
MB : Mulai Berkembang
BSH : Berkembang Sesuai Harapan
BSB : Berkembang Sangat Baik

Berdasarkan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan bahwa dengan metode


mewarnai menggunakan media bahan alam secara signifikan dapat meningkatkan motorik
halus anak kelompok B KB Cahaya.Setelah mengevalusi, kegiatan mewarnai dapat dengan
menggunakan bahan alam menunjukan suatu kreativitas anak dengan tetap mengikuti aturan
main yang telah disiapkan instruktur. Anak dapat mengikuti petunjuk yang diberikan guru
tanpa paksaan, para guru dan peneliti memberikan sebah pujian serta semangat kepada anak
saat kegiatan mewarnai.
Menurut Bambang Sujiono (2008), “Kemampuan motorik halus adalah gerakan yang
hanya mempengaruhi bagian tubuh tertentu dan dilakukan oleh otot-otot kecil seperti:
Kemampuan menggerakkan jari dan pergelangan tangan kanan” (p. 125). Kegiatan yang dapat
melatih motorik halus anak antara lain berpakaian, membangun, menulis, mengerjakan clay,
menggambar, memotong, menyusun puzzle, melipat, merobek kertas, dan makan sendiri.
Melalui kegiatan mewarnai dengan menggunakan bahan alam dapat membuktikan bahwa
kegiatan mewarnai dapat memberikan motivasi dan imajinasi anak dalam kegiatan mewarnai
yang menyenangkan bagi anak, dan mempunyai manfaat yang baik peneliti dan pendidik.
Bahan Alam merupakan bahan atau material yang ada dialam sekitar. Bahan alam terdapat di
dalam alam dan ditemukan ditanah atau bagian dari hewan atau tumbuhan (Whittaker,
2004:46). Manfaat yang diadapat anak dalam mewarnai dengan bahan alam yaitu anak dapat
berkreasi dan dapat menumbuhkan imajinasinya dengan kemampuan bebas berekspresi
sambil diawasi, serta dapat melatih kemampuan motorik halus dengan anak mengontrol
koordinasi mata, jari dan pergelanga tangan yang sangat baik bagi anak.

V.Kesimpulan dan Saran


A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil data dan uraian yang telah dibahas sebelumnya dapat ditarik
kesimpulan bahwa penggunaan media bahan alam dalam kegiatan mewarnai dapat
meningkatkan perkembangan motorik halus anak kelompok B KB Cahaya Desa
Ngunang dan dapat dilihat dalam meningkatnya hasil belajar anak yang hasil belajar
pada siklus I ke siklus ke II yaitu persentase ketuntasan sebesar 67% menjadi 100%.
B. Saran
1. Diharapkan hasil Penelitian Tindakan Kelas ini dapat memberi wawasan kepada
guru untuk dapat berinovasi dan bekreaksi di dalam lingkungan sekolah
2. Guru hendaknya harus bekerjasama dengan anak didik untuk dapat menciptakan
suasana nyaman di dalam kelas.
3. Guru harus lebih banyak pengetahuan untuk dapat menambah kualitas mengajar.

DAFTAR PUSTAKA
Beaty,Janice.2013.Observasi Perkembangan Anak Usia Dini.Jakarta:Kencana

Depdiknas.(2003).Undang-undang RI No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional.

Slameto.2016.Kinerja Guru.Jakarta:PT Raja Grafindo Persada

Nurjanah Leli et al.2019.Upaya Meningatkan motorik halus melalui mewarnai . Jurnal


Pendidikan,Vol.05, No.01.44-50.
Zahro Fatimatus Siti et al.2023.Implementasi Kegiatan Mewarnai dalam Meningkatkan Motorik
Halus Anak.Universitas PGRI Agoporo Jember. Jurnal Amal Pendidikan,Vol.04, No.02. 42-50

Kurniawan, S. (2017). Pendidikan Karakter. Konsepsi & Implementasinya secara Terpadu di


Lingkungan Keluarga, Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Masyarakat.Yogyakarta:Ar-Ruzz Media.

Kurniawan Heru dkk, (2019). Anak paud belajar garis,dan bentuk,belajar menebalkan dan
mewarnai. Media inspirasi . Jawa Timur
Susanto Ahmad. (2021). Pendidikan Anak Usia Dini Konsep Dan Teori.PT Bumi Aksara.

Sujiono, Bambang. (2008). Metode Pengembangan Fisik. Universitas Terbuka.


Suaida Ida, (2019). Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Peserta Didik Melalui
Kegiatan Mewarnai.FKIF UNMA. Jurnal Educatio, Vol.05, No.02. 75-83 http://jurnal.ar-
raniry.ac.id/index.php/bunaya/article/view/2042

Warnida, W. (2016). Upaya Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Melalui Kegiatan


Mewarnai di Kelompok B1 TK Berkah Kota Jambi Tahun 2016/2017. Jurnal Ilmiah Dikdaya,
Vol.9(1), No.132. https://doi.org/10.33087/dikdaya.v9i1.133

Fauziah Nadia, (2013).Penggunaan Media Bahan Alam untuk Meningkatkan Kreativitas anak,
PG PAUD FIP Universitas Negeri Jakarta. Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUD, Vol. 08, No. 01. 1-
30

Jalil Jasman. (2014). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka Jakarta

Kurniasih Imas & Berlin Sani, (2014). Tehnik dan Cara Mudah Membuat Penlitian Tindakan
Kelas.Jakarta: Kata Pena
14

Anda mungkin juga menyukai