ABSTRAK
Kegiatan mewarnai merupakan salah satu upaya yang dapat meninggkatkan motorik halus anak
di KB Cahaya, karena lemahnya motorik halus anak dikarenakan anak kurang aktif dalam
belajar. Media yang digunakan dalam kegatan mewarnai yaitu menggunakan bahan alam.
Dengan adanya penelitian ini agar betujuan untuk meningkatkan perkembangan motorik halus
pada anak kelompok B KB cahaya Desa Ngunang. Penelitian yang digunakan merupakan
Penelitian Kelas dengan menggunakan 2 siklus yang terdiri dari 4 tahap yaitu, tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan , tahap observasi, dan tahap refleksi.Instrumen yang digunakan
dalam penelitian ini adalah berupa lembar observasi. Hasil yang dicapai dalam penelitian ini
menunjukan adanya peningkatan setelah penerapan upaya meningkatkan motorik halus anak
dengan dengan metode mewarnai menggunakan bahan alam pada anak kelompok B di KB
Cahaya Desa Ngunang. Berdasarkan hasil yang didapat pada siklus I yakni memiliki persentase
ketuntasan sebesar 67% dan pada siklus II sebesar 100% sehingga penelitian ini dianggap
tuntas.
PENDAHULUAN
Kemampuan motorik halus anak ialah suatu kemampuan yang berkaitan dengan
keterampilan fisik anak yang melibatkan otot kecil serta koordinasi mata dan saraf.Saraf motorik
halus anak dapat dilatih setiap saat kita dapat mengembangkannya melalui kegiatan dan
rangsangan yang berulang-ulang dan rutin distimulasi setiap saat. Kecerdasan motorik halus anak
berbeda-beda,hal ini dipengaruhi oleh pembawakan anak dan cara kita menstimulasinya. Setiap
anak mampu untuk dapat mencapai perkembangan motorik halusnya dengan banyak tahapan
yang optimal.Karena semakin kita banyak merangsang motorik halusmya maka kecerdasan anak
dapat meningkat pesat dan dapat mempengaruhi pertumbuhan anak yang sangat optimal.
Menurut Janice J.Beaty (2013.236) adalah perkembangan yang melibatkan tanggan dan kaki.
Terkait dengan anak kecil sebaiknya memberikan perhatian lebih kepada kontrol,koordinasi,dan
ketangkasan dalam menggunakan tangan dan jemari. Kenyataan sekarang ini masih ada anak
yang dipaksa untuk dapat langsung menulis atau menggambar dan diajarkan secara logika tanpa
memerlukan tahapan-tahapan yang baik dan benar, sehingga hal seperti itu yang membuat anak
merasa takut secara tidak langsung dan akan membuat anak trouma ringan dalam sekolah. Ini
yang sangat sering terjadi dan merupakan kendala utama bagi anak dan orang tua dan
mempengaruhi perkembangan fisiknya. Sebagai orang tua sangat sulit diterima karena hal
semacam ini perlu bagi guru untuk dapat memikirkan apa yang terbaik dalam perkembangan
anak dan bagaimana cara yang tepat untuk dapat meningkatkan perkembangan motorik halus
anak.
Kurniawan, S (2017: 26) Dalam dunia pendidikan sangat banyak pengaruh yang dapat
diambil menuju kearah yang lebih baik bagi generasi bangsa, pendidikan juga dapat
menumbuhkan generasi yang cerdas dan terampil untuk mencerdasksn anak-anak bangsa dan
negara. Oleh karena sebagai pendidik kita harus mempunyai sikap yang dan baik dan benar
dalam proses belajar mengajar. Proses pendidikan yang ada disekolah pada umummya sangatlah
relatif mudah dan tidak begitu rumit karena sikap ini hanya membutuhkan penyesuaian kita
sendiri sebagai pendidik dan berguna bagi peserta didik kita.
Menurut Standar Pendidikan Anak Usia Dini(PAUD) dalam Undang-undang No.20 Tahun
2003 tentang sistem pendidikan nasional bab 1, pasal 1, butir 14 menyatakan bahwa Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditunjukan kepada anak sejak lahir
sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk
membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
METODE PENELITIAN
Prosedur Pelaksanaan
a. Refleksi Awal
Refleksi awal ialah suatu langakah awal yang dilakukan peneliti dalam
penelitian. Refleksi awal merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengidentifikasi
masalah dalam proses pembelajaran.Berdasarkan hasil yang diperoleh dari
refleksiawalal dapat merumuskan permasalahan yang ada sehingga dapat ditentukan
tujuan dari penelitian.
b. Perencanaan
Langakah awal yang harus dilakukan dalam penelitian tinfakan kelas adalah
merencanakan kegiatan.Langkah selanjutnya adalah imlementasi dan amalisis dibangun
diatas landasan ini.
c. Pelaksanaan
Pelaksanaan merupakan kegiatan yang telah dirancang untuk menghasilkan
perbaikan dari proses pembelajaran. Scenario pembelajaran yang berfungsi sebagai
panduan untuk perbaikan yang dilakukan peneliti sebagai perbaikan.
d. Pengamatan
Observasi dalam metodologi penelitian memiliki dua pengertian yaitu
pengumpulan data dan tehnik pengumpulan data. Observasi tidak dianggap
penelitian,tetapi dapat diartikan sebagai metode pengumpulan data.
e. Refleksi
Refleksi adalah kegiatan mengingat kembali hasil pendidikan yang telah sedang,
atau akan berlangsung dalam pembelajara.
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif, kuantitatif
dan kualitatif.
1. Deskriptif kualitatif adalah laporan penelitian yang disajikan dalam bentuk proses
penulisan/pembelajaran. Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah tanya
jawab yang peneliti ajukan kepada siswa untuk mengetahui seberapa baik anak
mengenal warna yang berbeda. Observasi yang digunakan adalah observasi terbuka
untuk mengumpulkan data partisipasi siswa dalam KBM dan penampilan pembelajaran
melukis. Tugas tersebut digunakan untuk mengumpulkan data kinerja siswa dalam
aspek perkembangan motorik halus dan didiskusikan antara guru, tutor2 dan penguji.
Merefleksikan hasil setiap siklus.
2. Kuantitatif adalah hasil belajar yang disajikan dalam bentuk tabel/grafik/diagram.
Setelah mendapat nilai pada tugas, anak dinyatakan selesai jika mendapat 3 bintang
sesuai dengan rating yang diberikan. Untuk mengukur ketuntasan belajar digunakan
rumus:
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑙𝑒 ℎ
Nilai = x 100
∑ 𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑚𝑎𝑘𝑠𝑖𝑚𝑎𝑙
Berdasarkan hasil nilai siswa yang diperoleh peneliti pada saat kegiatan prasiklus,
menunjukkan bahwa jumlah siswa yang tuntas lebih sedikit dibandingkan dengan siswa yang
tidak tuntas. Dari 15 siswa, hanya 6 siswa (40%) yang memperoleh nilai Berkembang Sangat
Baik (BSB), 9 siswa (60%) belum Berkembang (BB).
Presentase Anak Kelompok B KB cahaya Pra-siklus
KETUNTASAN
38%
33%
28%
23%
18%
13%
Axis Title 8%
3%
BSB BSH MB BB
KETUNTASAN 0.4 0.05000 0.15 0.2
0000000
0001
Keterangan :
BB : Belum Berkembang
MB : Mulai Berkembang
BSH : Berkembang Sesuai Harapan
BSB : Berkembang Sangat Baik
2. Siklus I
Pada perbaikan Siklus I ini, terjadi peningkatan hasil belajar dan partisipasi siswa.
Dari 15 siswa,siswa yang tuntas dalam kegiatan belajar berjumlah 10 siswa atau dengan
persentase sebesar 67% dan yang belum memenuhi ketuntasan minimum berjumlah 5
siswa atau dengan persentase sebesar 33%. Walaupun sudah adanya peningkatan pada
hasil belajar namun dirasa belum maksimal karena jumlah siswa yang belum tumtas.
Oleh karena itu, perlu adanya perbaikan pada siklus II.
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
BB MB BSH BSB
Keterangan :
BB : Belum Berkembang
MB : Mulai berkembang
BSH : Berkembang Sesuai Harapan
BSB : Berkembang Sangat Baik
Dari hasil data di atas dapat diketahui bahwa jumlah siswa yang tuntas meningkat
dibandingkan dengan kegiatan prasiklus. Dari 15 siswa, 10 siswa (67%) sudah
Berkembang Sangat Baik (BSB), 5 siswa (33%) Belum Berkembang (BB). Hal ini
dikarenakan, siswa termotivasi mengikuti kegiatan pembelajaran dengan media Bahan
alam, siswa terlibat aktif dalam pembelajaran. Dikarenakan masih ada beberapa siswa
yang belum mencapai BSB, maka penelitian ini dilanjutkan pada siklus berikutnya
3. Siklus II
Setelah perbaikan yang dilakukan pada siklus II ini dengan penggunaan media
mewarnai dengan bahan alam melalui pengamatan langsung ternyata hasil belajar siswa
meningkat. Pada siklus I ada 10 siswa (67%) yang tuntas kemudian pada siklus II
meningkat menjadi 15 siswa (100%) yang tuntas.
Dengan peningkatan hasil belajar siswa yang tuntas mencapai 100% maka
perbaikan pembelajaran yang dilaksanakan dinyatakan berhasil. Kenyataan ini
menunjukkan bahwa peningkatan hasil belajar anak kelompok B, dengan mewarnai
dapat meningkatkan motorik halus anak ,serta menjadikan anak memiliki rasa percaya
diri dan kreativitas yang tinggi (Saidah et al, 2023)
100%
90%
80%
70%
60%
50%
40%
30%
20%
10%
0%
BB MB BSH BSB
Keterangan :
BB : Belum Berkembang
MB : Mulai Berkembang
BSH : Berkembang Sangat Harapan
BSB : Berkembang Sangat Baik
Dari hasil data di atas, semua siswa sudah Berkembang Sangat Baik (BSB). Hal ini
menunjukan bahwa kegiatan perbaikan pada siklus II menggunakan media bahan alam pada
siswa kelompok B KB Cahaya dalam metode mewarnai untuk meningkatkan motorik halus anak
dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil tersebut penelitian ini di hentikan pada
siklus ini.
Dari data di atas dapat disimpulkan bahwa, dari 15 siswa pada kegiatan pembelajaran
prasiklus terdapat 6 siswa (40%) yang mencapai Berkembang Sangat Baik(BSB). Setelah
dilakukan perbaikan siklus I, hasil belajar siswa meningkat menjadi 10 siswa (67%) yang
mencapai nilai Berkembang Sangat Baik(BSB). Selanjutnya pada kegiatan perbaikan siklus II,
hasil belajar siswa meningkat menjadi 15 siswa (100%) mencapai Berkembang Sangat Baik
(BSB). Peningkatan hasil belajar siswa dari kegiatan prasiklus hingga kegiatan perbaikan siklus 1
dan siklus II dapat dilihat pada grafik berikut :
16
14
12
10
BSB
8 BSH
MB
6 BB
0
PRASIKLUS SIKLUS I SIKLUS II
Keterangan :
BB : Belum Berkembang
MB : Mulai Berkembang
BSH : Berkembang Sesuai Harapan
BSB : Berkembang Sangat Baik
DAFTAR PUSTAKA
Beaty,Janice.2013.Observasi Perkembangan Anak Usia Dini.Jakarta:Kencana
Kurniawan Heru dkk, (2019). Anak paud belajar garis,dan bentuk,belajar menebalkan dan
mewarnai. Media inspirasi . Jawa Timur
Susanto Ahmad. (2021). Pendidikan Anak Usia Dini Konsep Dan Teori.PT Bumi Aksara.
Fauziah Nadia, (2013).Penggunaan Media Bahan Alam untuk Meningkatkan Kreativitas anak,
PG PAUD FIP Universitas Negeri Jakarta. Jurnal Ilmiah VISI P2TK PAUD, Vol. 08, No. 01. 1-
30
Jalil Jasman. (2014). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka Jakarta
Kurniasih Imas & Berlin Sani, (2014). Tehnik dan Cara Mudah Membuat Penlitian Tindakan
Kelas.Jakarta: Kata Pena
14