Abstrak
Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan motorik halus melalui kegiatan
menjiplak pada anak di SD Negeri 9 Terangun. Subyek dalam kegiatan ini yaitu anak kelas I SD
Negeri 9 Terangun. Objek kegiatan yaitu kemampuan motorik halus. Hasil kegiatan
menunjukkan bahwa kemampuan motorik halus pada anak dapat ditingkatkan melalui kegiatan
menjiplak menggunakan daun kering. Langkah-langkah pelaksanaan kegiatan menjiplak
menggunakan daun untuk meningkatkan kemampuan motorik halus yaitu guru memberi
penjelasan kepada anak mengenai kegiatan yang akan dilakukan, guru membimbing anak untuk
membuat peraturan dalam permainan tersebut, guru mengajak anak untuk bermain di luar kelas,
guru meminta anak untuk mencari daun- daun kering, setiap anak diminta untuk mengumpulkan
tiga lembar daun, guru membimbing anak untuk menghitung daun yang sudah dikumpulkan
masing-masing anak, guru membagikan kertas HVS dan pensil pada setiap anak, guru
menjelaskan pada anak bagaimana cara menjiplak, anak diminta untuk menjiplak daun yang
sudah dikumpulkan, anak diminta untuk mewarnai hasil menjiplak daun tersebut. Pada akhir
kegiatan pembelajaran, setiap anak diminta untuk ke depan kelas menceritakan pengalamannya
megumpulkan daun, kemudian menjelaskan daun apa yang sudah dijiplak
Kata kunci: kemampuan motorik halus, menjiplak, anak kelas I
Abstract
The aim of the activity is to improve the fine motor skill through the tracing activity to the first
grader of SD Negeri 9 Terangun. Object in the activity is the fine motor skill. The result showed that
students’ fine motor skill could be improved through the tracing activity using dried leaves. Procedures in
conducting the tracing activity using dry leaves to improve the fine motor skill are: 1) teacher explained
to the students about the activity about to proceed, 2) teacher asked students to make rules of the activity,
3) teacher invited students to play outside the class, 4) teacher asked each student to get 3 pieces of dry
leave, 5) teacher guided students to count the leave collected, 6) teacher distributed paper and pencil to
each student, 7) teacher explained how to trace, 8) students were asked to trace the dry leave, 9) students
were asked to color the tracing result. In the end of the lesson, each student were asked to come in front
of the class to tell his/her experience in collecting leave then explain what kind of leave he/she had
traced.
667
Jurnal Pendidikan Anak, Volume IV, Edisi 2, Desember 2015
dengan baik dan sempurna maka tidak hanya menggunting kertas dengan hasil guntingan
satu perkembangan saja yang akan yang lurus, menggambar gambar sederhana
berkembang tapi bisa bermacam-macam dan mewarnai, menggunakan kilp untuk
aspek perkembangan yang berkembang menyatukan dua lembar kertas, menjahit,
dengan baik. Aspek perkembangan tersebut menganyam kertas serta menajamkan pensil
antara lain fisik-motorik, kognitif, bahasa, dengan rautan pensil. Namun, tidak semua
sosial-emosional, nilai moral dan agama. anak memiliki kematangan untuk menguasai
Oleh karena itu, pada masa ini anak kemampuan ini pada tahap yang sama.
membutuhkan stimulasi dari lingkungannya, Suyanto (2005: 51) mengatakan bahwa
salah satunya yaitu melalui pendidikan karakteristik pengembangan motorik halus
sedini mungkin. anak lebih ditekankan pada gerakan-gerakan
Anak memiliki berbagai macam potensi tubuh yang lebih spesifik seperti menulis,
yang harus dikembangkan, meskipun pada menggambar, menggunting dan melipat.
umumnya anak memiliki pola Berdasarkan pengamatan yang saya temui
perkembangan yang sama tetapi ritme dilapangan, tepatnya dalam proses
perkembangan akan berbeda satu sama pembelajaran di Kelas 1 SD Negeri 9
lainnya karena pada dasarnya anak bersifat Terangun kemampuan motorik halus anak
individual. Salah satu kemampuan anak belum berkembang secara maksimal sesuai
yang sedang berkembang saat usia dini dengan rentang usia mereka, yaitu 6 tahun.
yaitu kemampuan motorik. Pada anak-anak Anak masih kesulitan dalam memegang
tertentu, latihan tidak selalu dapat membantu pensil, menggunting dan melipat. Hal ini
memperbaiki kemampuan motoriknya. disebabkan karena anak-anak tersebut belum
Sebab ada anak yang memiliki masalah pada terbiasa dengan kegiatan di sekolah. Mereka
susunan sarafnya sehingga menghambatnya tidak menempuh pendidikan prasekolah
keterampilan motorik tertentu. Ada beberapa sebelumnya, misalnya Kelompok Bermain
penyebab yang mempengaruhi ataupun Taman Kanak-Kanak. Pemanfaatan
perkembangan motorik anak yaitu faktor alat/media dalam pengembangan motorik
genetik, kekurangan gizi, pengasuhan serta halus anak juga masih kurang. Kegiatan
latar belakang budaya. pembelajaran yang dilakukan hanya berupa
Perkembangan motorik terbagi atas dua menulis dan membaca, sehingga kurang
yaitu motorik kasar dan motorik halus. menarik dan kurang dapat mengembangkan
Motorik kasar memerlukan koordinasi kemampuan motorik halus anak.
kelompok otot-otot tertentu yang dapat SD Negeri 9 Terangun berada jauh dari
membuat mereka melompat, memanjat, kota kecamatan, sehingga guru kesulitan
berlari, menaiki sepeda. Sedangkan motorik dalam memperoleh alat dan bahan untuk
halus memerlukan koordinasi tangan dan membuat media pembelajaran yg layak.
mata seperti menggambar, menulis, dan Kondisi yang serba terbatas tersebut
menggunting. Menurut Susanto (2011 : 164) membuat guru harus lebih kreatif, salah
motorik halus adalah gerakan halus yang satunya dengan memanfaatkan benda- benda
melibatkan bagian-bagian tertentu saja yang yang ada di lingkungan sekitar. Oleh karena
dilakukan oleh otot-otot kecil saja, karena itu, upaya yang dapat dilakukan untuk
tidak memerlukan tenaga akan tetapi meningkatkan kemampuan motorik halus
memerlukan koordinasi yang cermat. anak yaitu melalui kegiatan menjiplak.
Semakin baik gerakan motorik halus Dalam kegiatan ini, saya menggunakan daun
membuat anak dapat berkreasi, seperti sebagai media untuk menjiplak.
668
Jurnal Pendidikan Anak, Volume IV, Edisi 2, Desember 2015
669
Jurnal Pendidikan Anak, Volume IV, Edisi 2, Desember 2015
c. Faktor kesulitan dalam melahirkan dan eksternal yang ada disekeliling anak dan
Faktor kesulitan dalam melahirkan pemberian gizi yang cukup.
misalnya dalam perjalanan kelahiran dengan Prinsip Dalam Pengembangan Motorik
menggunakan bantuan alat vacuum, tang, Halus
sehingga bayi mengalami kerusakan otak Untuk mengembangkan motorik halus
dan akan memperlambat perkembangan pada anak usia 4-6 tahun agar berkembang
motorik bayi. secara optimal, maka perlu memperhatikan
d. Kesehatan dan gizi prinsip-prinsip yang terdapat dalam
Kesehatan dan gizi yang baik pada awal Depdiknas, (2007: 13), sebagai berikut :
kehidupan pasca melahirkan akan a. Memberikan kebebasan untuk
mempercepat perkembangan motorik bayi. berekspresi pada anak.
e. Rangsangan b. Melakukan pengaturan waktu,
Adanya rangsangan, bimbingan dan tempat, media (alat dan bahan) agar
kesempatan anak untuk menggerakkan dapat merangsang anak untuk
semua bagian tubuh akan mempercepat berkreatif.
perkembangan motorik bayi. c. Memberikan bimbingan kepada anak
f. Perlindungan untuk menentuksn teknik/cara yang
Perlindungan yang berlebihan sehingga baik dalam melakukan kegiatan
anak tidak ada waktu untuk bergerak dengan berbagai media
misalnya anak hanya digendong terus, ingin d. Menumbuhkan keberanian anak dan
naik tangga tidak boleh dan akan hindarkan petunjuk yang dapat
menghambat perkembangan motorik anak. merusak keberanian dan
g. Prematur perkembangan anak.
Kelahiran sebelum masanya disebut e. Membimbing anak sesuai dengan
premature biasanya akan memperlambat kemampuan dan taraf
perkembangan motorik anak. perkembangannya.
h. Kelainan f. Memberikan rasa gembira dan
Individu yang mengalami kelainan baik menciptakn suasana yang
fisik maupun psikis, social, mental menyenangkan pada anak.
biasanya akan mengalami hambatan dalam g. Melakukan pengawasan menyeluruh
perkembangannya. terhadap pelaksanaan kegiatan.
i. Kebudayaan
Peraturan daerah setempat dapat
mempengaruhi perkembangan motorik anak MENJIPLAK UNTUK ANAK USIA
misalnya ada daerah yang tidak DINI
mengizinkan anak putri naik sepeda maka Menurut Kamus Besar Bahasa
tidak akan diberi pelajaran naik sepeda roda Indonesia, menjiplak adalah menggambar
tiga. atau menulis garis-garis gambaran atau
Berdasarkan pendapat-pendapat dari tulisan yang telah tersedia (dengan
beberapa ahli maka dapat disimpulan menempelkan kertas kosong pada gambar
tentang faktor-faktor yang mempengaruhi atau tulisan yang akan ditiru.
motorik halus tidak lepas dari sifat dasar
genetik serta keadaan pasca lahir yang Strategi Pembelajaran
berhubungan dengan pola perilaku yang
dibarikan kepada anak serta faktor internal
670
Jurnal Pendidikan Anak, Volume IV, Edisi 2, Desember 2015
Gambar 3
Hasil Karya Menjiplak Daun
Gambar 1 KESIMPULAN
Anak mencari daun di sepanjang Kemampuan motorik halus adalah
jalan pengorganisasian otot-otot kecil seperti jari-
e. Guru membimbing anak untuk jemari dan tangan yang membutuhkan
menghitung daun yang sudah kecermatan koordinasi mata dan tangan.
dikumpulkan masing-masing anak Kemampuan motorik halus anak-anak kelas
f. Guru membagikan kertas HVS dan I SD Negeri 9 Terangun masih belum
pensil pada setiap anak maksimal. Hal ini disebabkan karena
g. Guru menjelaskan pada anak kurangnya pemanfaatan alat/media dalam
bagaimana cara menjiplak pembelajara, kegiatan pembelajaran hanya
h. Anak diminta untuk menjiplak daun berupa membaca dan menulis, letak
yang sudah dikumpulkan geografis yang jauh dari kota menyebabkan
kurangnya alat/ bahan dalam pembuatan
media pembelajaran. Oleh karena itu
671
Jurnal Pendidikan Anak, Volume IV, Edisi 2, Desember 2015
DAFTAR PUSTAKA
672