Anda di halaman 1dari 29

UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM

PEMBELAJARAN PENGUKURAN WSAKTU DENGAN


MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN DEMONSTRASI DAN
PENDEKATAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF PADA SISWA KELAS
II SDN LOJIKOBONG I TAHUN PELAJARAN 2017/2018

Diajukan untuk memenuhi tugas mata kuliah Pemantapan Kemampuan


Profesional (PDGK 4501)

NAMA : MIRA KUSWATI


NIM : 836496456
EMAIL : mirakuswati25@gmail.com

ABSTRAK

Penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya masalah yang ada di kelas II


SD Negeri Lojikobong I, pemahaman siswa terhadap pembelajaran matematika
khususnya materi pengukuran waktu dalam membaca dan menulis jam analog,
sebanyak 65,2% siswa pendapat nilai dibawah KKM dan sisanya 34,8% siswa
yang sudah mencapai KKM, berdasarkan data tersebut peneliti berkesimpulan
bahwa pemahaman siswa dalam pembelajaran pengukuran waktu dalam membaca
dan menulis jam analog masih sangat rendah. Salah satu alternatif untuk
meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi pengukuran waktu, membaca
dan menulis jam analog dengan menggunakan metode demonstrasi dan
pendekatan pembelajaran kooperatif.
Tujuan dari penelitian ini untuk meningkatan pemahaman siswa terhadap
materi pengukuran waktu, membaca dan menulis jam analog. Penelitian ini
dilakukan dengan dua siklus.
Siklus pertama dilaksanakan pada tanggal 15 Maret 2018 dengan menggunakan
media gambar. Dan siklus kedua dilaksanakan pada tanggal 22 Maret 2018
dengan media jam konkret. Berdasarkan hasil penelitian tersebut pemahaman
siswa pada pembelajaran pengukuran waktu, membaca dan menulis jam analog.
dengan menggunakan metode demonstrasi dan pendekatan pembelajaran
kooperatif mengalami peningkatan.

1
Kata kunci : Pengukuran waktu, metode demonstrasi, pendekatan pembelajaran
kooperatif.

I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang masalah
Berdasarkan hasil pengamatan, pemahaman siswa selama
pembelajaran siswa kelas II SDN Lojikobong I tahun ajaran 2017/2018,
dalam mata pelajaran matematika pada materi pengukuran waktu dan
sebagai acuan KKM matematika di kelas II adalah 60 dan sesuai KD 2.1
menggunakan alat ukur waktu dengan satuan jam. Dengan indikator 2.1.1
membaca dan menentukan waktu yang ditunjukan jarum jam. Pada data
awal pembelajaran dari 23 siswa yang ada di kelas II nilai siswa sebagai
berikut, nilai 70 ada 3 0rang nilai 60 ada 5 0rang dan sebanyak 15 orang
siswa pendapat nilai dibawah KKM. Berdasarkan data tersebut peneliti
berkesimpulan bahwa pemahaman siswa dalam pembelajaran membaca
dan menentukan waktu yang ditunjukan jarum jam masih sangat rendah.
Berdasarkan data itulah, penulis berupaya untuk mengatasi
masalah tersebut dengan penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran
matematika khususnya dalam materi pengukuran waktu membaca dan
menulis jam analog dengan menggunakan Metode Pembelajaran
Demonstrasi, dengan menggunakan Pendekatan Kooperatif
Berdasarkan alasan tersebut maka peneliti mengajukan penelitian
dengan menggunakan Metode Pembelajaran Demonstrasi dan pendekatan
Kooperatif sebagai salah satu alternatif dalam pembelajaran Matematika
dengan harapan siswa dalam suasana yang lebih menyenangkan dan
menarik minat dalam proses pembelajaran matematika materi pengukuran
waktu membaca dan menulis jam analog dengan mengambil judul
penelitian “Upaya Meningkatkan Pemahaman dan Minat Belajar Siswa

2
Dalam pembelajaran pengukuran waktu dengan Menggunakan Metode
Pembelajaran Demonstrasi dan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif
Pada Siswa Kelas II SDN Lojikobong I Tahun Pelajaran 2017/2018”.
1. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan diatas, maka identifikasi


masalah dalam penelitian tindakan kelas ini adalah sebagai berikut.
1. Siswa kurang memperhatikan guru ketika berlangsungnya pembelajaran.
2. Siswa kurang memahami perhitungan jam.
3. Siswa masih belum terampil dalam menghubungkan perhitungan jam
dengan kehidupan sehari-hari
4. Kemampuan siswa kelas II SDN Lojikobong I dalam pembelajaran
matematika masih rendah khususnya pada materi perhitungan jam.

2. Analisis Masalah
Metode dan media pembelajaran sangat berperan penting dalam
permasalahan yang terjadi pada proses belajar mengajar, dalam masalah ini
penulis coba mencari solusi dengan metode demonstrasi. Dimana peranan
metode ini mampu mendorong siswa untuk :
1. Meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran perhitungan jam
2. Meningkatkan minat belajar siswa dalam pembelajaran perhitungan jam
3. Melatih mengaplikasian ke kehidupan sehari-hari siswa
4. Meningkatkan aktivitas belajar siswa

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan permasalahan di atas, rumusan masalah penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Bagaimana peningkatan pemahaman siswa dalam pembelajaran
perhitungan jam dengan menggunakan metode Demonstrasi dan
pendekatan pembelajaran kooperatif.

3
2. Bagaimana pembelajaran perhitungan jam dengan menggunakan metode
Demonstrasi dan pendekatan pembelajaran kooperatif .

C. Tujuan Perbaikan
Sesuai dengan rumusan masalah, tujuan dalam perbaikan ini adalah
sebagai berikut.
1. Untuk mendeskripsikan peningkatan pemahaman siswa terhadap
pembelajaran perhitungan jam dengan menggunakan metode
pembelajaran Demonstrasi dan pendekatan pembelajaran kooperatif .
2. Untuk mendeskripsikan pembelajaran perhitungan jam dengan
menggunakan metode pembelajaran Demonstrasi dan pendekatan
pembelajaran kooperatif

D. Manfaat Penelitian
Penelitain ini dapat memberikan manfaat bagi pihak – pihak berikut ini.

1. Siswa, untuk meningkatkan aktivitas belajar dan keterampilan siswa dalam


berhitung.
2. Guru, sebagai alternatif dalam menentukan metode pembelajaran yang
dapat memberikan motivasi bagi siswa.
3. Sekolah, sebagai pengembangan proses pengajaran matematika dalam
upaya meningkatkan pemahaman dan minat belajar siswa.

II. METODE DEMONSTRASI, PENDEKATAN PEMBELAJARAN


KOOPERATIF, DAN PENGUKURAN WAKTU

A. Metode Demonstrasi dan Pendekatan Pembelajaran Kooperatif


1. Metode Demonstrasi
Penerapan pembelajaran dikelas selalu berhubungan dengan
metode pembelajaran, seorang siswa akan menjadi lebih mengerti
mengenai konsep pembelajaran apabila konsep tersebut dikaitkan

4
dengan benda konkrit dengan disertakan guru mendemonstrasikan
cara -cara penerapan konsep tersebut didepan kelas. Salahsatu metode
yang bisa diambil adalah metode demonstrasi Menurut Syah (2000:
201) pengertian metode secara harfiah berarti cara. Dalam pemakian
yang umum, metode diartikan sebagai cara melakukan sesuatu
kegiatan atau cara-cara melakukan kegiatan dengan menggunakan
fakta dan konsep-konsep secara sistematis. 
Pengertian metode demonstrasi menurut Syah (2000: 208)
adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian,
aturan dan urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun
melalui penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok
bahasan atau materi yang sedang disajikan. 
Menurut Suaedy (2011) metode demonstrasi adalah suatu cara
penyampaian materi dengan memperagakan suatu proses atau
kegiatan. Metode ini sangat efektif diterapkan untuk menunjukkan
proses suatu  kegiatan. Metode ini bisanya digabungkan dengan
metode ceramah dan tanya jawab. Menurut Darajat (1995: 296)
metode demonstrasi adalah metode mengajar yang menggunakan
peragaan untuk memperjelas suatu pengertian atau untuk
memperlihatkan bagaimana melakukan sesuatu kepada anak didik.
Misalnya bagaimana guru mengajarkan berhitung menggunakan
sempoa, guru menjelaskan langkah -langkahnya, dan siswa
memperhatikannya. Dengan guru menjelaskan langkah-langkahnya
dengan mendemonstrasikan di depan kelas peserta didik bisa lebih
cepat memahami. Adapun tujuan metode demonstrasi dalam proses
belajar mengajar adalah untuk memperjelas pengertian konsep dan
memperlihatkan cara melakukan sesuatu atau proses terjadinya sesuatu
(Syah, 2000: 208). 
Menurut Sudjana (2004: 217) tujuan dari metode demonstrasi
adalah untuk memperagakan atau mempertunjukkan suatu
keterampilan yang akan dipelajari siswa.. Maka dapat disimpulkan

5
bahwa tujuan dari metode demonstrasi dalam pembelajaran adalah
menjelaskan kepada peserta didik dengan menggunakan langkah -
langkah atau cara yang dijelaskan secara real didepan kelas, agar
peserta didik bisa lebih memahami dari sebuah konsep pembelajaran.

2. Pendekatan Pembelajaran kooperatif


Dalam proses pembelajaran seorang guru bisa menerapkan
pendekatan – pendekatan yang bisa menunjang pembelajaran, salah
satu pendekatan yang menjadi pendekatan pilihan yang biasa
digunakan oleh seorang guru ketika pembelajaran adalah Pendekatan
pembelajaran kooperatif (cooperative learning) menurut Depdiknas
(2003 : 5 ) merupakan strategi pembelajaran melalui kelompok kecil
siswa yang saling bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar
untuk mencapai tujuan belajar.
Suprijono , agus (2010 :54), model pembelajaran kooperatif
adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok
termasuk bentuk – bentuuk yang dipimpin oleh guru atau di arahkan
oleh guru. Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pendekatan
kooperatif adalah cara pembelajaran yang dilakukan secara
berkelompok, setiap anggota kelompok bisa saling bekerja sama agar
pembelajaran bisa lebih mudah dalam mencapai tujuan pembelajaran.

B. Metode Pembelajaran
1. Pengertian belajar matematika
Dalam menerapkan konsep matematika, salah satu cara yang bisa
diterapkan adalah dengan penggunaan benda nyata atau konkret ketika
pembelajaran berlangsung agar siswa bisa lebih memahami maksud dari
konsep tersebut. Sebagai contoh, ketika seorang anak diperkenalkan
dengan cara menjumlahkan suatu bilangan, mereka akan lebih mudah
memahami konsep itu jika mereka menggunakan benda konkret yang
mereka kenal, seperti : menjumlahkan bola, kelereng, atau menjumlahkan

6
pensil yang mereka punya . Dengan kata lain, menurut William Brownell
(1935) bahwa belajar itu pada hakekatnya merupakan suatu proses yang
bermakna. Menurut brownell ini mendukung penggunaan benda-benda
konkret untuk dimanipulasikan sehingga anak-anak dapat memahami
makna dari konsep dan keterampilan baru yang mereka pelajari agar
konsep tersebut bisa lebih cepat dipahami oleh anak.
Menurut teori Piaget, perkembangan mental manusia itu tumbuh
secara kronologis melalui empat tahap yang berurutan. Empat tahap yang
dimaksudkan oleh teori perkembangan kognitif dari Piaget tersebut adalah
sebagai berikut :
a.       Tahap Sensori Motor (dari lahir sampai umur sekitar 2 tahun).
b.      Tahap Pra-Operasional (umur dari sekitar 2 - 7 tahun tahun).
c.       Tahap Konkret Operasional (umur dari sekitar 7 - 12 tahun).
d.      Tahap Formal Operasional (umur dari sekitar 12 – 15 tahun).
Menurut teori piaget pada tahap operasi kongkret, pada tahap ini
anak mengembangkan konsep dengan menggunakan benda-benda
konkret untuk menyelidiki hubungan dan model-model ide abstrak.
Bahasa merupakan alat yang sangat penting untuk menyatakan dan
mengingat konsep-konsep. Pada tahap ini anak sudah mulai berfikir
logis. Befikir logis ini terjadi sebagai akibat adanya kegiatan anak
memanipulasi benda-benda konkret.

2. Pengertian Pemahaman
Pemahaman berasal dari kata paham yang mempunyai arti
mengerti benar, sedangkan pemahaman merupakan proses perbuatan cara
memahami  (Em Zul, Fajri & Ratu Aprilia Senja, 2008 : 607-608)
Pemahaman mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan
arti dari bahan yang dipelajari (W.S. Winkel, 1996: 245). W.S Winkel
mengambil dari taksonmi Bloom, yaitu suatu taksonomi yang
dikembangkan untuk mengklasifikasikan tujuan instruksional. Bloom
membagi kedalam 3 kategori, yaitu termasuk salah satu bagian dari aspek

7
kognitif karena dalam ranah kognitif tersebut terdapat aspek pengetahuan,
pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Keenam aspek di
bidang kognitif ini merupakan hirarki kesukaran tingkat berpikir dari yang
rendah sampai yang tertinggi.
Menurut Suharsimi Arikunto (1995: 115) pemahaman
(comprehension) siswa diminta untuk membuktikan bahwa ia memahami
hubungan yang sederhana diantara fakta-fakta atau konsep. Menurut Nana
Sudjana (1992: 24) pemahaman dapat dibedakan dalam tiga kategori
antara lain : (1) tingkat terendah adalah pemahaman terjemahan, mulai dari
menerjemahkan dalam arti yang sebenarnya, mengartikan prinsip-prinsip,
(2) tingkat kedua adalah pemahaman penafsiran, yaitu menghubungkan
bagian-bagian terendah dengan yang diketahui berikutnya, atau
menghubungkan dengan kejadian, membedakan yang pokok dengan yang
bukan pokok, dan (3) tingkat ketiga merupakan tingkat tertinggi yaitu
pemahaman ektrapolasi.
Maka dapat disimpulkan pengertian dari pemahaman adalah cara
atau peoses untuk memahami suatu konsep dalam pembelajaran, yang
mengakibatkan seseorang bisa menjadi memahami suatu konsep
pembelajaran tersebut.

3. Pengukuran waktu
Pada penelitian ini mengambil materi tentang pengukuran waktu
dengan KD 2.1 menggunakan alat ukur waktu dengan satuan jam.
Dengan indikator 2.1.1 membaca dan menentukan waktu yang
ditunjukan jarum jam.
Materi yang disampaikan :
1. Membaca jam analog.
2. Membaca dan menentukan tanda waktu pada jam digital.
3. Menuliskan tanda waktu yang ditunjukan jarum jam.

8
4. Menyatakan lama waktu kegiatan dalam satuan jam.

C. Evaluasi Mata Pembelajaran


Pada penelitian ini, evaluasi yang digunakan adalah berupa
latihan soal uraian, latihan uraian kelompok dan juga individual.
Latihan soal digunakan untuk menilai keberhasilan siswa memahami
materi yang disampaikan selama pembelajaran. Materi latihan soal
mengacu pada materi yang sedang dipelajari siswa. Pada penelitian
ini menggunakan Lembar kerja siswa (LKS) dilaksanakan pada saat
pembelajaran berlangsung dan Post test yang dilaksanakan dalam
kegiatan akhir pembelajaran. Jumlah soal yang diberikan LKS
sebanyak 5 soal dan Post test sebanyak 5 soal.

III. PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN


A. Subjek
Subjek penelitian ini adalah siswa kelas II semester II, SDN
Lojikobong 1 tahun pelajaran 2017/2018 Kecamatan Sumberjaya
Kabupaten Majalengka. Siswa berjumlah 23 siswa, terdiri dari 13 laki-laki
dan 10 perempuan. Guru model adalah sekaligus peneliti. Objek penelitian
ini adalah kegiatan selama pemebelajaran dan hasil belajar siswa.
Penelitian ini akan dilakukan pada semester genap tahun pelajaran
2017/2018 Penelitian ini akan dilakukan dua siklus, siklus satu dan siklus
kedua. Siklus pertama akan dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2018 dan
siklus kedua tanggal 21 Maret 2018.

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


Penelitian ini menggunakan siklus Penelitian tindakan kelas (PTK).
Wardhani (2008:1.14) menjelaskan bahwa penelitian tindakan kelas adalah
penelitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya sendiri melalui
refleksi diri, dengan tujuan untuk memperbaiki kinerja guru, sehingga

9
hasil belajar siswa meningkat. Penelitian ini akan dilakukan dua siklus,
siklus satu dan siklus kedua.
a. Siklus I
1. Perencanaan
Perencanaan merupakan tindakan awal dari setiap siklus, secara terinci,
langkah-langkahnya sebagai berikut:
Tahap perencanaan : yaitu guru mengusulkan permasalahan yang timbul
dari pembelajaran yang biasa dilakukan dikonsultasikan dan dibahas
bersama teman sejawat kemudian dengan tutor. Setelah disepakati
permasalahannya, disusun rancangan rencana pembelajaran yang akan
ditampilkan dengan strategi yang akan diusulkan. Kemudian membahas
urutan langkah-langkah/urutan strategi yang diusulkan dalam laporan ini,
dan menyusun lembar observasi yang tepat untuk pengamatan.
2. Pelaksanaan
Dalam tahap ini dilaksanakan pemecahan masalah sebagaimana yang telah
dirancangkan yaitu menggunakan metode demonstrasi dengan pendekatan
pembelajaran kooperatif yang diberikan tindakan pada materi pengukuran
waktu khususnya dalam mambaca dan menulis jam analog.
Siklus pertama akan dilaksanakan pada tanggal 14 Maret 2018 dan siklus
kedua akan dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2018.
3. Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran
baik terhadap proses tindakan, efek tindakan, maupun terhadap hasil
tindakan yang dilakukan . Observasi juga dilakukan terhadap seberapa
jauh tindakan yang dilakukan yang membantu pencapaian tujuan yang
direncanakan. Kegiatan observasi ini dilakukan oleh supervisor yang
diminta oleh guru peneliti, yang bertugas mengamati perkembangan dalam
pembelajaran tersebut. Kemudian mencatat hal-hal penting yang terjadi
selama pembelajaran.
4. Refleksi

10
Refleksi dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap proses yang
terjadi, masalah yang muncul, dan segala yang berkaitan dengan
tindakan yang dilakukan. Pelaksanaan refleksi oleh peneliti untuk
mengevaluasi hasil tindakan dan merumuskan tindakan berikutnya.
b. Siklus II
1. Perencanaan
Perencanaan pada siklus kedua, menindaklanjuti pada siklus pertama,
perencanaan siklus kedua untuk mengantisipasi apabila pada siklus
pertama hasil peningkatan pembelajaran belum sesuai dengan yang
peneliti harapkan.
2. Pelaksanaan
Dalam tahap ini dilaksanakan pemecahan masalah sebagaimana yang telah
dirancangkan yaitu menggunakan metode demonstrasi dengan pendekatan
pembelajaran kooperatif yang diberikan tindakan pada materi pengukuran
waktu khususnya dalam menulis jam analog. Siklus kedua akan
dilaksanakan pada tanggal 21 Maret 2018.
3. Pengamatan
Pengamatan dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan pembelajaran
baik terhadap proses tindakan, efek tindakan, maupun terhadap hasil
tindakan yang dilakukan . Observasi juga dilakukan terhadap seberapa
jauh tindakan yang dilakukan yang membantu pencapaian tujuan yang
direncanakan. Kegiatan observasi ini dilakukan oleh supervisor yang
diminta oleh guru peneliti, yang bertugas mengamati perkembangan dalam
pembelajaran tersebut.
4. Refleksi
Refleksi dilakukan untuk melakukan penilaian terhadap proses yang
terjadi, masalah yang muncul, dan segala yang berkaitan dengan
tindakan yang dilakukan. Pelaksanaan refleksi oleh peneliti untuk
mengevaluasi hasil tindakan dan merumuskan tindakan berikutnya.

C. Teknik Analisis Data

11
Untuk menganalisis data keterlaksanaan pembelajaran dalam kegiatan
pembelajaran digunakan teknik kualitatif. Sumber data dalam penelitian ini
berasal dari siswa. Hasil penelitian digambarkan dengan menganalisis hasil
data nilai, yaitu dengan membandingkan peningkatan perolehan nilai siswa
yang tergambar dari LKS dan post test dengan langkah sebagai berikut:

1. Menghitung nilai peningkatan siswa berdasarkan nilai LKS dan post tes.
2. Menghitung peningkatan rata-rata peningkatan siswa dalam satu kelas.
Keberhasilan tindakan yaitu peningkatan hasil belajar siswa dalam
penelitian ini diukur berdasarkan ketuntasan belajar siswa. Ketuntasan siswa
dilihat dari nilai tes yang diperoleh siswa pada awal atau akhir pemebelajaran.
Indikator ketuntasan hasil belajar siswa berdasarkan kriteria ketuntasan minimal
(KKM) sebagai berikut :

a. Siswa telah tuntas jika telah mencapai nilai 60.


b. Kelas telah tuntas belajar jika terdapat 75% siswa telah mencapai nilai 60.

D. Instrumen Penelitian
Instrumen pada penelitian ini menggunakan
1. APKG I sebagai penilaian untuk RPP
2. APKG II sebagai penilaian kinerja guru

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN


A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Kondisi Ruang Kelas

Kelas II sebagai tempat penelitian memiliki sarana yang sudah memenuhi


kriteria pendukung keberhasilan pembelajaran diantaranya kelas cukup tertata rapi
dengan jumlah siswa 23 siswa. Kursi meja cukup dan dapat disesuaikan untuk
mengubah tempat duduk pada saat diskusi kelas maupun diskusi kelompok. Papan
tulis cukup luas dan dapat digunakan untuk menempelkan gambar-gambar.

12
2. Karakteristik Siswa Sasaran

Table 4.1 Kondisi siswa berdasarkan jenis kelamin

No Prosentas
Jenis Kelamin Jumlah
. e

1 Laki-laki 13 57%

2 Perempuan 10 43%

  Jumlah 23 100%

Kegiatan belajar siswa berlangsung setiap hari sejak pukul 07.30 sampai
11.00 WIB untuk mata pelajaran matematika alokasi waktu 5 jam per minggu dan
berlangsung setiap hari Senin 2 jam, Rabu 2 jam, jumat 1 jam.

3. Pra Penelitian Tindakan


Siswa dibagi menjadi 4 kelompok, pembagian kelompok seperti tercantum di
bawah ini :

Table 4.2 Daftar Kelompok Kelas II

KELOMPOK SINGA (A) KELOMPOK ZEBRA (B)

1 NAYLA AWALIA 1 NISA SUCI MAHARANI

2 PILANG SARI 2 PUTRI MAULIDIYA

3 SYAHNA NINDIA 3 ARLINA

4 RIEVQ APRILIANSYAH 4 RISFY DWI REPANSYA

5 SULTON 5 SYARIF HIDAYAT

6 WISNU RIANA 6 YUNUS AZRILLAH

13
KELOMPOK HARIMAU (C) KELOMPOK GORILA (D)

1 PELANGI PUTRI 1 PUTRI AYU KENCANA

2 SHABRINA SALSABILA 2 SHINTA NUR AIDA

3 NUR ALAM 3 RISWAN

4 RIVASYA RAFIE 4 SAAD HUSEN

5 TEGUH LAKSONO 5 WIKA WIBAWA

6 FAREL AZKA

Penjelasan cara penyusunan kelompok :


a. Nama kelompok diambil dari nama -nama hewan dan alfabet.
b. Menentukan ketua kelompok berdasarkan rangking sebanyak 4 orang .
c. Sisanya dibagi rata antara perempuan dan laki – laki, berdasarkan tingkat
kemampuan siswa secara merata.
d. Siswa bergabung sesuai dengan kelompoknya.
4. Pelaksanaan Siklus 1

a. Perencanaan

Pada tahap ini kompetensi dasar yang akan dikuasai siswa adalah

Cara membaca jam analog. Secara garis besar rencana tindakan yang akan
diberikan pada siklus 1 adalah sebagai berikut:

- Guru memberi salam

Kegiatan - Siswa melaksanakan pembiasaan( membaca doa, membaca

14
Awal surat – surat pendek, membaca, menyanyikan lagu Nasional)

( 15 menit) - Mengkondisikan siswa siap belajar.

- Menyampaikan bahan pengait (apersepsi ) dengan tanya


jawab.

- Menyampaikan tujuan pembelajaran.

- Menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan.

- Guru menempelkan gambar berupa jam analog.

Kegiatan Inti - Menjelaskan materi tentang cara membaca jam analog

( 35 menit) - Guru membagi kelas dalam 4 kelompok (6 peserta tiap


kelompok). Adapun cara pengelompokan secara acak dan
merata baik siswa laki-laki maupun perempuan maupun tingkat
kecerdasannya.

- setiap kelompok dibagi LKS yang berisi gambar – gambar jam


dinding

- Siswa diarahkan untuk mengisi LKS dengan cara berdiskusi.

- setiap kelompok membacakan hasil diskusi masing – masing


kelompok, guru memberikan penilaian

Kegiatan - Kelompok yang mempunyai nilai tertinggi diumumkan dan


Akhir diberi pujian.

( 20 menit) - guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah

15
disampaikan.

- Memberi penguatan tentang materi yang telah diajarkan.

- Siswa mengikuti Post Test

- Penugasan dan tindak lanjut.

b. Pelaksanaan Tindakan

1. Tahap Pendahuluan (15 menit)

Pelaksanaan tindakan dimulai dengan memberikan pertanyaan pengaitan


antara materi yang akan disampaikan dengan kehidupan sehari – hari siswa.
Contonya guru bertanya “ siapa yang tahu kalau bel masuk sekolah itu jam
berapa?”, setelah ada respon dari siswa dilanjutkan pertanyan berikutnya “
bagaimana caranya bisa tahu bahwa itu jam setengah delapan?”. Sampaikan
tujuan pembelajaran.

2. Kegiatan Inti ( 35 menit)

Guru menempelkan gambar jam analog atau jam dinding didepan kelas.
Siswa diberi penjelasan tentang materi secara sepintas, kemudian dilanjutkan
dengan diskusi kelompok membahas lembar diskusi yang telah disiapkan oleh
guru dalam waktu 10 menit. Kemudian selama 35 menit siswa dibimbing oleh
guru untuk berdiskusi membahas hal-hal yang berkaitan dengan materi diskusi.

3. Kegiatan Penutup (20 menit)

Pada tahap ini guru menutup kegiatan dengan membuat kesimpulan dan
memberi penguatan pada materi yang sudah dipelajari dan kelompok yang
memperoleh nilai tertinggi diberi pujian. Kemudian siswa mempersiapkan untuk
test secara individu tertulis selama 15 menit, dan terakhir guru memberi tugas
pertemuan minggu depan.

16
c. Observasi

Pada data awal pembelajaran dari 23 siswa yang ada di kelas II nilai siswa
sebagai berikut, nilai 70 ada 3 0rang nilai 60 ada 5 0rang dan sebanyak 15 orang
siswa pendapat nilai dibawah KKM. KKM matematika di kelas II adalah 60.
Dapat disimpulkan bahwa pemahaman siswa masih sangat rendah. Setelah
dilakukan siklus 1 hasil perolehan nilai test pada siklus 1 dapat digambarkan
sebagai berikut:

Jumlah siswa tuntas adalah 12 orang siswa atau persentase ketuntasan 52% dan

Jumlah siswa yang belum tuntas adalah 11 orang siswa persentase ketuntasan
48%

nilai rata-rata kelas adalah 59,6. Nilai tertinggi pada siklus 1 adalah 80 dan nilai
terendah adalah 40.

d. Refleksi

Berdasarkan hasil pengamatan , hasil analisis nilai tes dan LKS dengan
siswa pada siklus 1 diperoleh refleksi pembelajaran sebagai berikut:

1. Pengaturan tempat duduk mempengaruhi situasi diskusi dan cukup memakan


waktu dan melebihi alokasi waktu.
2. Kurangnya buku sumber.
3. Siswa memerlukan bimbingan dan motivasi individu atau kelompok.
4. Guru perlu memberikan penjelasan formal secara keseluruhan materi untuk
mempertegas pemahaman siswa untuk menghindari kesalahan konsep.
5. Terdapat 48% siswa belum tuntas. Pada siklus ini menunjukkan bahwa kelas
belum tuntas, sehingga perlu ditingkatkan lagi.
6. Saat diskusi dengan menggunakan metode demonstrasi, saat temannya salah
dalam menjawab yang menyebabkan nilai kelompoknya rendah disikapi dengan
marah dan kadang cemoohan.

5. Pelaksanaan Siklus 2

17
a. Perencanaan

Pada siklus 2 kompetensi dasar yang akan dikuasai siswa adalah KD 2.1
menggunakan alat ukur waktu dengan satuan jam. Dengan indikator

2.1.1 membaca dan menentukan waktu yang ditunjukan jarum jam

2.1.2 menuliskan jam analog

Pada siklus 2 ini tahapan kegiatan siklus 2 sebagai berikut :

- Guru memberi salam

Kegiatan - Siswa melaksanakan pembiasaan( membaca doa,


Awal membaca surat – surat pendek, membaca, menyanyikan
lagu Nasional)
( 15 menit)
- Mengkondisikan siswa siap belajar.

- Menyampaikan bahan pengait (apersepsi ) dengan tanya


jawab.

- Menyampaikan tujuan pembelajaran.

- Menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan.

Guru menyiapkan alat peraga berupa jam analog yang bisa


diatur –atur jarum panjang maupun jarum pendeknya
Kegiatan
Guru menjelaskan cara menulis jam
Inti
Siswa secara bergiliran mencoba mempergunakan alat
( 35 menit) peraga tersebut
Siswa diberi pengarahan untuk bisa menuliskan jam
Siswa dibagi menjadi 4 kelompok masing –masing 6 orang
Guru membagikan LKS kepada setiap kelompok
Siswa dibimbing untuk mengerjakan LKS tersebut

18
Setelah siswa menyelesaikan LKS, perwakilan siswa dari
setiap kelompok membacakan hasil diskusinya, dan
kelompok lain menanggapinya.
Guru memberikan penguatan dari hasil presentasi tersebut
Setelah selesai setiap kelompok mengumpulkan LKS
kembali
Kegiatan - Kelompok yang mempunyai nilai tertinggi diumumkan dan
Akhir diberi pujian.

( 20 menit)- guru dan siswa menyimpulkan pembelajaran yang telah


disampaikan.

- Memberi penguatan tentang materi yang telah diajarkan.

- Siswa mengikuti Post Test

- Penugasan dan tindak lanjut.

b. Pelaksanaan

1. Tahap pendahuluan ( 15 menit)

Pelaksanaan tindakan dimulai dengan memberikan pertanyaan pengaitan


antara materi yang akan disampaikan dengan kehidupan sehari – hari siswa.
Contonya guru bertanya “ siapa yang tahu kalau bel masuk sekolah itu jam
berapa?”, setelah ada respon dari siswa dilanjutkan pertanyan berikutnya “
bagaimana caranya bisa tahu bahwa itu jam setengah delapan?”. Sampaikan
tujuan pembelajaran.

2. Kegiatan Inti ( 35 menit)

Guru memperlihatkan jam analog atau jam dingding didepan kelas. Siswa
diberi penjelasan tentang materi secara sepintas, kemudian dilanjutkan dengan
diskusi kelompok membahas lembar diskusi yang telah disiapkan oleh guru dalam

19
waktu 10 menit. Kemudian selama 35 menit siswa dibimbing oleh guru untuk
berdiskusi membahas hal-hal yang berkaitan dengan materi diskusi.

3. Kegiatan Penutup (20 menit)

Pada tahap ini guru menutup kegiatan dengan membuat kesimpulan dan
memberi penguatan pada materi yang sudah dipelajari dan kelompok yang
memperoleh nilai tertinggi diberi pujian. Kemudian siswa mempersiapkan untuk
test secara individu tertulis selama 15 menit, dan terakhir guru memberi tugas
pertemuan minggu depan.

c. Observasi

Hasil perolehan nilai post test pada siklus 1 dapat digambarkan sebagai berikut :

Jumlah siswa tuntas = 19, persentase ketuntasan = 82,6% nilai rata-rata = 70

Jumlah siswa tuntas adalah 19 orang siswa atau persentase ketuntasan 82,6% dan

Jumlah siswa yang belum tuntas adalah 4 orang siswa persentase ketuntasan
17,4%

nilai rata-rata kelas adalah 70. Nilai tertinggi pada siklus 1 adalah 100 dan nilai
terendah adalah 50.

d. Refleksi

Pengaturan waktu masih ada yang tidak tepat namun secara umum
pengaturan waktu masih terjaga sesuai perencanaan. Banyak siswa yang tuntas
belajar adalah mencapai 82,6% sehingga tindakan pada pembelajaran ini dapat
dikatakan berhasil.

B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Sebelum pembelajaran dilaksanakan, guru membagi siswa dalam


kelompok yang terdiri dari 6 dan 5 siswa. Pembagian kelompok disesuaikan

20
dengan heterogenitas kecerdasan dan jumlah laki-laki dan perempuan
seimbang.

Penyusunan kelompok sebelum pelaksanaan pembelajaran dapat mengefektifkan


waktu dan siswa dapat mengenal siswa lain dalam kelompoknya terlebih dahulu.
Adanya kesulitan dan kegaduhan saat pembuatan kelompok, sehingga seringkali
memakan waktu yang cukup lama dan kurang diperhitungkan dari segi waktu.
Serta adanya keinginan siswa untuk bergabung sesuai keinginan masing-masing
karena adanya faktor suka dan tidak suka, sehingga saat pengelompokkan terjadi
banyak protes.

Pembelajaran dengan metode demonstrasi dan pendekatan Kooperatif


yang telah dilaksanakan menggunakan urutan:

1. Pendahuluan, terdiri dari presentasi secara klasikal oleh guru dalam rangka
mempersiapkan siswa pada kondisi untuk belajar. Pada pembukaan ini
guru menyampaikan tujuan pembelajaran, cara penilaian, motivasi,
apersepsi materi dan mengaitkan materi dengan materi sebelumnya.
2. Inti pembelajaran, diawali dengan penjelasan singkat tentang materi
pembelajaran mengenai cara menulis dan membaca jam analog dengan
memperagakan suatu pembelajaran dengan menggunakan media benda
konkrit yang merupakan cara pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi, pada siklus I menggunakan gambar jam dinding yang
ditempel dipapan tulis dan pada siklus 2 menggunakan jam analog konkrit
yang jarum Panjang dan jarum pendeknya bisa diatur sendiri, sesuai
dengan pengertian metode demonstrasi menurut Syah (2000: 208) adalah
metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan dan
urutan melakukan kegiatan, baik secara langsung maupun melalui
penggunaan media pengajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau
materi yang sedang disajikan.  Kemudian siswa duduk sesuai dengan
kelompoknya masing-masing untuk berdiskusi membahas lembar kerja
siswa dan guru menjelaskan pembagiaan tugas dalam kelompoknya

21
masing-masing. Dalam penelitian ini peneliti kesulitan mengatur siswa
dalam menyusun kelompok karena ukuran meja kursi cukup besar
sehingga memakan waktu untuk dipindahkan dan suara yang gaduh. Siswa
di dalam kelompok dituntut untuk menyelesaikan masalahnyanya terlebih
dahulu baru kemudian meminta bantuan pada guru. Siswa dimotivasi
untuk mengembangkan keterampilan kooperatif di dalam kelompoknya.
Pada siklus 1 siswa masih menunjukkan sikap ragu-ragu dan malu-malu,
namun pada siklus berikutnya diskusi dalam kelompok sudah mulai
tampak berjalan dengan sendirinya, campur tangan guru sudah mulai
berkurang.
3. Kegiatan Akhir, yaitu guru mengumumkan kelompok yang memperoleh
skor kelompok tertinggi. Dengan pemberian nilai/skor kelompok membuat
kebanggaan tersendiri buat pribadinya dan memberikan motivasi untuk
berani menjawab/menaggapi pertanyaan meskipun jawaban atau
tanggapannya masih banyak kekurangan atau salah. Selanjutnya guru
mengajak para siswa untuk membuat rangkuman bersama-sama sambil
memberikan penegasan pemahaman siswa dan untuk menghindari
kesalahan konsep. Dan di akhir kegiatan diadakan post tes.
Pada penelitian ini juga tampak adanya perubahan hasil penelitian
yang dapat dilihat dari selisih hasil tes pada siklus 1 dan siklus 2.

Tabel 4.5 Perbandingan nilai tes

Nilai Nilai Kenaikan


No. Nama Siswa Kelompok Test Test nilai
siklus 1 siklus 2

1 NAYLA AWALIA A 70 80 10

2 PILANG SARI A 60 70 10

3 SYAHNA NINDIA A 80 100 20

4 RIEVQ APRILIANSYAH A 50 60 10

22
5 SULTON A 60 50 -

6 WISNU RIANA A 40 50 10

7 NISA SUCI MAHARANI B 70 80 10

8 PUTRI MAULIDIYA B 60 70 10

9 ARLINA B 50 70 20

10 RISFY DWI REPANSYA B 50 60 10

11 SYARIF HIDAYAT B 70 80 10

12 YUNUS AZRILLAH B 50 60 10

13 PELANGI PUTRI C 50 60 10

14 SHABRINA SALSABILA C 70 70 -

15 NUR ALAM C 50 80 30

16 RIVASYA RAFIE C 60 70 10

17 TEGUH LAKSONO C 80 100 20

18 FAREL AZKA C 50 50 -

19 PUTRI AYU KENCANA D 80 80 -

20 SHINTA NUR AIDA D 50 50 -

21 RIDWAN D 50 70 20

22 SAAD HUSEN D 70 70 -

23 WIKA WIBAWA D 50 80 30

23
JUMLAH 1370 1590 25

RATA-RATA 59,6 70 1,09

Gambar 4.1 Grafik Rata-Rata Pre Test dan Post Test Siklus 1 dan 2

Chart Title
90
80
70
60
50
40
30
20
10
0
TES AWAL SIKLUS 1 SIKLUS 2

Series 1 Series 2 Series 3

24
Hasil belajar siswa dari aspek pemahaman yang menggambarkan
keterserapan materi oleh siswa diukur dengan tes dan nilai tes ini menentukan
ketuntasan belajar siswa. Dari penelitian ini telah tercapai ketuntasan belajar pada
siklus 1 yaitu sebesar 52% dan untuk ketuntasan belajar pada siklus 2 yaitu
sebesar 82,6 %. Dapat simpulkan pembelajaran telah mengalami peninggakatan
pada siklus ke 2 yaitu terdapat peningkatan sebesar 30% siswa yang hasil
belajarnya meningkat. Artinya metode demonstrasi dan pendekataan kooperatif
cukup memberikan pengaruh yang positif terhadap hasil belajar siswa secara
umum dengan meningkatkan perolehan rata-rata kelas, baik itu siklus 1 dan siklus
2 khusus untuk siklus 2 peningkatan cukup besar, hal ini disebabkan adanya
peningkatan tingkat pemahaman siswa terhadap cara belajar dengan metode
demonstrasi dan pendekatan kooperatif.

V. SIMPULAN DAN SARAN


A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian mengenai peningkatan pemahaman siswa


dalam pembelajaran pengikuran waktu dengan menggunakan metode demonstrasi
dan pendekatan pembelajaran kooperatif pada siswa kelas II SDN Lojikobong I
Tahun ajaran 2017/2018, dapat ditarik simpulan sebagai berikut.
1. Peningkatan pemahaman siswa adalah sebagai berikut :
- Pada siklus 1 jumlah siswa yang tuntas sebanyak 12 siswa atau 52% dan
nilai rata -rata kelas 59,6. Nilai tertinggi 80 dan terendah 40.
- Pada siklus 2 jumlah siswa yang tuntas sebanyak 19 siswa atau 82,6% dan
nilai rata -rata kelas 70. Nilai tertinggi 100 dan terendah 50.
Maka dapat disimpulkan pada siklus 2 pemahaman siswa lebih
meningkat, peningkatan pembelajaran pada siklus 1 ke pembelajaran
siklus 2 sebanyak 30%.
2. Pembelajaran perhitungan jam dengan menggunakan metode demonstrasi dan
pendekataan pembelajaran kooperatif dilakukan dengan cara :

25
- Pada siklus 1,
a. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan benda konkret berupa
gambar jam analog yang ditempelkan di papan tulis
b. Guru memberikan arahan kepada siswa untuk mengamati langkah –
langkah dalam membaca dan menuliskan jam analog.
c. Setelah itu siswa diarahkan untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa
(LKS) secara berkelompok. Dan sebelum pembelajaran siswa sudah
terlebih dahulu di bagi kelompok belajar dan duduk secara
berkelompok.
d. Siswa diarahkan untuk berdiskusi dan bisa mempresentasikan hasil
kerja kelompok di depan kelas.
e. Pada tahap akhir siswa diberikan tes individul.

- Pada siklus 2
a. Perencanaan pembelajaran dengan menggunakan benda konkret berupa
jam analog yang dapat diputar – putar jarum Panjang dan jarum
pendeknya.
b. Guru memberikan arahan kepada siswa untuk mengamati langkah –
langkah dalam membaca dan menuliskan jam analog.
c. Setelah itu siswa diarahkan untuk mengerjakan Lembar Kerja Siswa
(LKS) secara berkelompok. Dan sebelum pembelajaran siswa sudah
terlebih dahulu di bagi kelompok belajar dan duduk secara
berkelompok.
d. Siswa diarahkan untuk berdiskusi dan bisa mempresentasikan hasil
kerja kelompok di depan kelas.
e. Pada tahap akhir siswa diberikan tes individul.
Pada pembelajaran perhitungan jam dengan menggunakan metode
demonstrasi dan pendekataan pembelajaran kooperatif, siswa sangat
antusias dalam pembelajaran, dan siswa ikut aktif dalam pembelajaran
sehingga pembelajaran dinilai berhasil.

26
B. Saran Tindak Lanjut
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan sebagai
pengembangan kualitas pembelajaran khususnya mata pelajaran matematika.
Berdasarkan hasil penelitian dan simpulan mengenai pembelajaran matematika
dengan metode demonstrasi dan pendekataan kooperatif, pada siklus I maupun
siklus II, maka dapat diajukan beberapa saran sebagai berikut.
1. Bagi disiplin ilmu pendidikan diharapkan dapat dijadikan bahan masukan
dalam mengembangkan model pembelajaran.
2. Bagi guru dan calon guru sekolah dasar dapat menggunakan metode
demonstrasi dan pendekataan kooperatif, dalam kegiatan pembelajaran, sebab
berdasarkan penelitian ini, pembelajaran dengan menggunakan metode
demonstrasi dan pendekataan kooperatif, ini dapat meningkatkan pemahaman
matematik pada siswa.
3. Bagi peneliti diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran yang
lebih jelas tentang perbandingan peningkatan kemampuan pemahaman
matematik siswa dengan menggunakan metode demonstrasi dan pendekataan
kooperatif, pada siklus I maupun siklus II, dalam pembelajaran matematika
sehingga kualitas proses dan hasil pembelajaran menjadi lebih baik.
4. Bagi peneliti lain, penelitian ini dapat digunakan sebagai masukan dan
langkah awal dalam penelitian selanjutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Syah, ( 2000:201 ) . Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran. Diunduh 6


Februari 2018

Dari : https://www.google.co.id/amp/s/www.kompasiani.com.amp/rinisafrianti-
59ba31f2aedd2ecO144f92/metode demonstrasi-dalam-pembelajaran

27
Syah, (2000:208 ). Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran. Diunduh 6
Februari 2018

Dari : https://www.google.co.id/amp/s/www.kompasiani.com.amp/rinisafrianti-
59ba31f2aedd2ecO144f92/metode demonstrasi-dalam-pembelajaran.

Suaedy (2011). Metode Demonstrasi dalam Pembelajaran. Diunduh 6 Februari


2018

Dari : https://www.google.co.id/amp/s/www.kompasiani.com.amp/rinisafrianti-
59ba31f2aedd2ecO144f92/metode demonstrasi-dalam-pembelajaran

Darajat (1995:296). Pengertian Metode Demonstrasi. Diunduh 6 Februari 2018

Dari : https://www.kata.ci.id/pengertian/metode-demonstrasi/620

Sudjana, (2004 : 217 ). Pengertian Metode Demonstrasi. Diunduh 6 Februari


2018

Dari : https://www.kata.ci.id/pengertian/metode-demonstrasi/620

Depdiknas (2003:5).Pengertian Pembelajaran Kooperatif. Diunduh 7 Februari


2018

Dari : dedi26.blogspot.co.id/2013/05/pengertian-pembelajaran-kooperatif.html?
m=1

Suprijono, Agus (2010:54).Cooperative Learning Teori dan Aplikasi Paikem.


Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Saprianti, Amalia dkk.(2014).Modul 1.Pembelajatan IPA di SD:Teori Belajar dan


Pembelajaran.Tangerang Selatan.Universitas Terbuka.

Brownell (1935).teori pembelajaran Brownell. Diunduh 7 Februari 2018.

Dari : hariswanlatif.blogspot.co.id/2015/03/teori-belajar-brownell.html?m=1

28
Em Zul, Fajri & Ratu Aprilia Senja, (2008 : 607-608). Pemahaman Merupakan
Proses Perbuatan. Diunduh 7 Februari 2018

Dari : akmapala09.blogspot.co.id/2011/10/pengertian-pemahaman -menurut-para-


ahli.html?m=1

W.S. Winkel, (1996: 245). W.S Winkel mengambil dari Taksonomi Bloom
Cangkupan Dari Pemahaman. Diunduh 7 Februari 2018

Dari : akmapala09.blogspot.co.id/2011/10/pengertian-pemahaman -menurut-para-


ahli.html?m=1

Suharsimi Arikunto (1995: 115) pemahaman (comprehension). Diunduh 7


Februari 2018

Dari : akmapala09.blogspot.co.id/2011/10/pengertian-pemahaman -menurut-para-


ahli.html?m=1

Wardhani (2008:1.14). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Universitas Terbuka

Dari : http://plus.google.com/117519855850355923209/posts/G4TMJC7TKfa

29

Anda mungkin juga menyukai