Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN STUDI KASUS

Oleh:
Yossy Melawati
NIM. 22130611599

PPG PRAJABATAN PROGRAM STUDI PGSD


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU
PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG
2023
LAPORAN STUDI KASUS

A. Deskripsi Studi Kasus

Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) yang telah dilakukan selama dua semester,
terdapat beberapa kasus yang ditemukan saat melaksanakan proses pembelajaran.
Salah satu permasalahan yang ditemui yaitu kurangnya partisipasi dan rendahnya
aktivitas belajar peserta didik di kelas II. Hal tersebut terjadi karena pengemasan
pembelajaran yang kurang bervariasi. Topik ini perlu untuk dibahas karena
mengingat perlu adanya variasi pembelajaran, bukan hanya model pembelajaran atau
strategi pembelajaran, tetapi juga media dan bahan ajar yang digunakan. Karena
komponen
tersebut merupakan satu kesatuan. Ketika peserta didik aktif melakukan kegiatan
pembelajaran, berarti peserta didik telah memusatkan perhatiannya terhadap apa yang
sedang dipelajarainya, dengan kata lain peserta didik tersebut berkonsentrasi dengan
baik. Topik ini menjadi perhatian penulis untuk dapat meningkatkan partisipasi dan
aktivitas peserta didik pada saat proses pembelajaran.

B. Analisis Situasi

Gambaran situasi yang dilakukan adalah pada saat pembelajaran, yaitu belum adanya
pengetahuan dasar mengenai latar belakang peserta didik yang akan diajarkan, masih
banyak peserta didik yang kurang partisipasi dan kurang aktif saat pembelajaran.
Oleh sebab itu, penulis melakukan evaluasi terhadap permasalahan yang ditemui.

Peran yang saya lakukan adalah dengan mengevaluasi dan menganalisis pembelajaran
agar dapat dimaksimalkan sesuai dengan potensi yang ada di kelas tersebut. Selain
itu, penulis juga melakukan pendekatan kepada peserta didik agar penulis memiliki
pengetahuan awal tentang peserta didik. Pihak lain yang terlibat yaitu wali kelas dan
teman-teman mahasiswa PPL. Wali kelas berperan sebagai sumber informasi sangat
membantu penulis dalam memberikan informasi mengenai kondisi sosial,
karakteristik dan keberagaman peserta didik, sehingga penulis bisa menyampaikan
materi yang tepat saat proses pembelajaran di dalam kelas. Mahasiswa PPL disini
berperan dalam membantu penulis dalam menganalisis permasalahan peserta didik
saat pembelajaran di dalam kelas.

Tantangan dan hambatan yang dihadapi dalam merancang dan mengevaluasi


pembelajaran yaitu pengemasan pembelajaran yang sesuai dengan model, media, dan
strategi yang telah dirancang. Selain itu, keterbatasan sarana dan prasarana di sekolah
yang kurang mendukung, dan juga kondisi ruang kelas yang berukuran lebih kecil
dibandingkan dengan kelas lain yang menyebabkan ruang gerak penulis dan juga
peserta didik menjadi terbatas. Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi penulis.
C. Alternatif Solusi

Melalui beragam permasalah yang telah ditemukan selama Praktik Pengalaman


Lapangan, membuat penulis mencari berbagai alternatif solusi dalam memecahkan
masalah tersebut. Terdapat alternatif solusi yang merupakan rangkaian
keseluruhan dari model, media, strategi, dan bahan ajar yang telah digunakan.
Alternatif solusi
tersebut antara lain:

 Pertama, penerapan model pembelajaran Problem Based Learning (PBL).


Penerapan model pembelajaran ini menuntut peserta didik untuk berpikir tingkat
tinggi, dan juga melibatkan peserta didik dalam diskusi kelompok, agar dapat
meningkatkan partisipasi dan aktivitas belajar peserta didik.
 Kedua, menggunakan media konkret dalam pembelajaran. Anak kelas II SD
merupakan anak yang berusia sekitar 7-8 tahun. Berdasarkan tahapan teori
perkembangan kognitif dari Jean Piaget anak kelas II SD termasuk dalam tahap
pemikiran operasional konkret (usia 7-12 tahun). Oleh karena itu, dalam
pembelajaran penulis menggunakan hal-hal yang konkret dan realistis, serta
berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Penggunaan media yang bersifat
konkret dapat membantu peserta didik belajar secara langsung dengan mengalami
sendiri pengalam belajarnya.
 Ketiga, penggunaan model dan media pembelajaran ini juga dibarengi dengan
pembuatan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) yang dapat menuangkan
hasil/ide kreatif dari peserta didik di kelas II. Penggunaan LKPD ini menjadi
bagian dari penggunaan model Problem Based Learning yang nantinya
merupakan bagian dari penilaian formatif atau saat proses pembelajaran
berlangsung.
 Keempat, penulis menggunakan strategi pembelajaran active learning yaitu
penggunaan ”Kuis Tim”. Kuis tim ini merupakan permainan dimana
masing- masing tim nantinya berkesempatan untuk memberikan pertanyaan
jawaban
singkat kepada tim lain. Hal ini dikonsep secara berpasangan untuk meningkatkan
aktivitas belajar. Selain menuntut peserta didik untuk selalu aktif, metode kuis tim
dapat meningkatkan konsentrasi peserta didik terhadap apa yang dipelajari dengan
cara yang menyenangkan, dan nantinya akan memunculkan adanya komunikasi
dan interaksi antar anggota tim.

D. Evaluasi

Implementasi atas solusi yang telah diterapkan memiliki dampak positif dalam
partisipasi dan peningkatan aktivitas belajar pada peserta didik saat pembelajaran.
Model pembelajaran Problem Based Learning dapat meningkatkan aktivitas selama
proses pembelajaran peserta didik yang dapat diketahui melalui lembar observasi
pada saat pembelajaran berlangsung. Penggunaan media konkret juga memberikan
dampak positif terhadap peningkatan partisipasi, dan aktivitas peserta didik.
Peningkatan aktivitas terlihat ketika peserta didik menggunakan media yang
disediakan. Peserta didik terlihat antusias ketika mengikuti pembelajaran, dan peserta
didik mampu menyelesaikan semua pertanyaan yang tersedia dalam bentuk Lembar
Kerja Peserta Didik. Kuis tim memberikan variasi dalam pembelajaran, hal tersebut
memberikan pemahaman adanya interaksi, komunikasi, kerjasama dalam
menyelesaikan kuis tersebut.

Anda mungkin juga menyukai