Anda di halaman 1dari 22

ARTIKEL ILMIAH ( KARIL)

PENINGKATAN KOMPETENSI BELAJAR SIFAT-SIFAT BENDA


DENGAN MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN DISKUSI
PADA KELAS III SDN MIRAT III

EFTI FATRIKA SEPTIANI


836494714
Eftifatrika@gmail.com

ABSTRAK
Latar Belakang penelitian ini adalah sejumlah siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran sifat-sifat
benda. Rata-rata prasiklus 62,81.Tujuan penelitiannya ini adalah menggambarkan penyebab siswa
kurang memahami sifat-sifat benda, menggambarkan cara meningkatkan kompetensi belajar sifat-sifat
benda menggunakan metode pembelajaran diskusi, dan menggambarkan peningkatan kompetensi belajar
sifat-sifat benda menggunakan metode pembelajaran diskusi. Diskusi berasal dari kata Latin, yakni
discutio atau discusium yang berarti bertukar pikiran. Namun, tidak semua proses yang menggunakan
prinsip bertukar pikiran dapat disebut dengan diskusi. Proses bertukar pikiran yang dapat dikatakan
sebuah diskusi merupakan bertukar pikiran yang terarah, ada proses perjalanannya, ada hasil yang
dicapai. Oleh karena itu, didalam sebuah diskusi membutuhkan topik yang berguna untuk didiskusikan.
Sains merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-
fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan Sains di
sekolah dasar bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Kompetensi dasar
adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dicapai oleh siswa untuk menunjukkan
bahwa siswa telah menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan, oleh karena itulah maka
kompetensi dasar merupakan penjabaran dari standar kompetensi. sifat-sifat benda terdiri dari 3 macam,
yaitu :padat, cair, dan gas. Dalam peneitian ini dibagi menjadi dua siklus dengan menggunakan 4
tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Rata-rata siklus I adalah 64,79 dan
rata-rata siklus II adalah 75,93. Kesimpulan yang dapat diperoleh dalam pembelajaran diskusi dapat
digunakan untuk peningkatan kompetensi belajar siswa.

Kata Kunci :Pembelajaran diskusi, Kompetensi belajar, Sifat-sifat benda.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan adalah usaha dasar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar
dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian akhlak,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat serta Bangsa dan
Negara. (UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, Bab 1 pasal 1 ayat 1). Untuk dapat
mewujudkan tujuan pendidikan nasional, maka mutlak diperlukan suatu proses
pembelajaran yakni suatu proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber
belajar yang efektif pada suatu lingkungan belajar.
IPA adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari gejala alam,baik yang
menyangkut makhluk hidup maupun benda mati. Pada prinsipnya, IPAdiajarkan untuk
membekali siswa agar mempunyai pengetahuan (mengetahui berbagai cara) dan
keterampilan (cara mengerjakan) yang dapat membantu siswa untuk memahami gejala
alam secara mendalam.
Berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar tingkat SD/MI dalam
peraturan Mentri Pendidikan nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang standar isi untuk
satuan pendidikan dasar dan menengah bahwa standar kompetensi dan kompetensi dasar
IPA di SD/MI merupakan standar minimum yang secara nasional harus dicapai oleh
peserta didik dan menjadi acuan dalam pengembangan kurikulum disetiap satuan
pendidikan. Pencapaian standar kompetensi dan kompetensi dasar didasarkan pada
pemberdayaan peserta didik untuk membangun kemampuan, bekerja ilmiah, dan
pengetahuan sendiri yang difasilitasi oleh guru.
Mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan
sebagai berikut: a. memperoleh keyakinan terhadap kebesaranTuhan YME berdasarkan
keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya. b. mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan
dalam kehidupan sehari-hari. c. mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan
kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan,
teknologi dan masyarakat. d. mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki
alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan. e. meningkatkan kesadaran
untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.

1. Identifikasi Masalah
Bagaimana caranya meningkatkan kualitas pembelajaran mata pelajaran IPA
dalam materi sifat-sifat benda dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi
pada kelas 3 di SDN MIRAT III.

2. Analisis Masalah
a. Menganalisis melalui simulasi, sehingga didapat 9 siswa yang tidak paham dan
sulit dalam memahami sifat-sifat benda, 7 siswa yang sudah paham dan tidak
mengalami kesulitan dalam memahami macam-macam benda.
b. Menganalisis melalui tester tulis sehingga terdapat 6 siswa yang belum mampu
menyebutkan perbedaan sifat-sifat benda, dan 10 siswa yang sudah paham.

B. Rumusan Masalah
Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Mengapa siswa masih kurang memahami sifat-sifat benda?


2. Bagaimana cara meningkatkan kompetensi belajar sifat-sifat benda menggunakan
metode pembelajaran diskusi ?
3. Bagaimana peningkatan kompetensi belajar sifat-sifat benda menggunakan
metode pembelajaran diskusi.

C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :

1. Menggambarkan penyebab siswa kurang memahami sifat-sifat benda


2. Menggambarkan cara meningkatkan kompetensi belajar sifat-sifat benda
menggunakan metode pembelajaran diskusi
3. Menggambarkan peningkatan kompetensi belajar sifat-sifat benda
menggunakan metode pembelajaran diskusi

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat penelitian bagi siswa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
mata pelajaran IPA
2. Manfaat penelitian bagi guru dapat memberikan keterampilan dalam
pengembangan peranannya sebagai peneliti
METODE DISKUSI DAN PEMBELAJARAN SIFAT-SIFAT BENDA

A. Pengertian Diskusi
Diskusi berasal dari kata Latin, yakni discutio atau discusium yang berarti
bertukar pikiran. Namun, tidak semua proses yang menggunakan prinsip bertukar
pikiran dapat disebut dengan diskusi. Proses bertukar pikiran yang dapat dikatakan
sebuah diskusi merupakan bertukar pikiran yang terarah, ada proses perjalanannya,
ada hasil yang dicapai. Oleh karena itu, di dalam sebuah diskusi membutuhkan topik
yang berguna untuk didiskusikan.
Kegiatan diskusi ditujukan untuk memperoleh suatu kesepakatan, pengertian, dan
keputusan bersama mengenai suatu topik atau masalah yang telah disepakati dari
awal. Di dalam forum diskusi, adanya proses tanya jawab merupakan suatu unsur
yang sangat penting.
Diskusi biasanya dilakukan oleh dua orang atau lebih. Namun, terdapat diskusi
yang dilakukan oleh beberapa orang, yang disebut dengan diskusi kelompok. Di
dalam diskusi kelompok, dibutuhkan seorang pemimpin diskusi yang bertugas untuk
mengarahkan diskusi, merangsang minat anggota diskusi untuk berpendapat,
membuka dan menutup diskusi, menengahi anggota diskusi yang berdebat, dan
menyampaikan kesimpulan hasil diskusi.
Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :
a. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai
jalan
b. Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling
mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat dapat diperoleh
keputusan yang lebih baik
c. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekaliun
berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. ( Syaiful
Bahri Djamarah, 2000)
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :
a. Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar
b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas
c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara
d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.( Syaiful
Bahri Djamarah, 2000)
B. Pembelajaran IPA
Pengertian Sains yang dikemukakan oleh Iskandar (1997: 15) sebagai berikut:
“Sains yaitu: (1) mengamati apa yang terjadi, (2) memahami apa yang diamati, (3)
mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang terjadi, dan (4)
menguji ramalan di bawah kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut benar.”
Kemudian ditegaskan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi bahwa:
Sains merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk
menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses
penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan Sains di sekolah dasar bermanfaat
bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar (Depdiknas, 2003: 15).
Sehingga dari pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sains merupakan
suatu proses kegiatan untuk mempelajari alam melalui kerja ilmiah untuk
menghasilkan pemahaman konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum serta sikap
ilmiah sehingga bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran IPA di SD
dan Madrasah Ibtidaiyah berfungsi untuk menguasai konsep dan manfaat Sains dalam
kehidupan sehari-hari dan berfungsi untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi (Depdiknas,2003: 27).
C. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang
harus dicapai oleh siswa untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar
kompetensi yang telah ditetapkan, oleh karena itulah maka kompetensi dasar
merupakan penjabaran dari standar kompetensi.
Kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta
didik, kemampuan awal, serta ciri-ciri dari suatu mata pelajaran. Dengan kata lain
peserta didik diharapkan mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya sesuai dengan standar yang ditetapkan.
D. Sifat-Sifat Benda
 Benda Padat
suatu benda yang berbentuk padat atau solid yang mempunyai sifat struktur
yang kuat, erat dan kaku, tidak mudah berubah bentuk dan volumenya.
Contoh benda padat adalah batuan, kayu dan lain-lain.
 Benda Cair
Suatu benda yang berbentuk cair, yang mempunyai sifat mengalir, basah,
bentuk tidak tetap atau menyesuaikan dengan tempat yang ditempatinya serta
volumenya tetap. Contoh benda cair adalah air, bensin dan lain-lain.
 Benda Gas
Suatu benda yang berbentuk gas bisa bentuk cair bisa bentuk padat, yang
mempunyai sifat mengisi ruang, mengalir dan berubah bentuk namun berbeda
dengan benda cair. Contoh benda gas udara yang kita hirup, asap hasil
pembakaran dan lain-lain.
Perubahan wujud benda sebagai berikut :

a. Benda padat menjadi cair

Perubahan wujud benda padat menjadi cair disebut mencair atau melt.
Contohnya adalah air membeku menjadi es batu.

b. Benda cair menjadi padat

Perubahan wujud benda cair menjadi padat disebut membeku atau solidify
. Contohnya adalah es batu yang mencair menjadi air.

c. Benda cair menjadi gas

Perubahan wujud cair menjadi gas disebut menguap atau vapourise.


Contohnya adalah spiritus yang habis karena menguap.

d. Benda gas menjadi cair

Perubahan wujud gas menjadi cair disebut mengembun atau condense.


Contohnya adalah kabut yang menjadi embun pagi.
e. Benda gas menjadi padat

Perubahan wujud gas menjadi padat disebut mendeposisi atau deposition.


Contohnya adalah hasil pembakaran lampu minyak yang menjadi jelaga yang
bahasa jawanya sering disebut angus.

f. Benda padat menjadi gas

Perubahan wujud benda padat menjadi gas disebut menyublim atau


sublime. Contohnya adalah pengharum mobil yang berbentuk padat
mengeluarkan bau harum yang lama kelamaan akan habis menguap.

E. Evaluasi Pembelajaran Sifat-sifat Benda


Evaluasi dalam penelitian ini menggunakan soal yang berbentuk uraian dengan
jumlah soal pada siklus 1 sebanyak 5 soal uraian tugas individu dan pada siklus II
sebanyak 5 soal isian tugas individu.

PELAKSANAANPENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN

A. Subjek, Tempat, Waktu, Pihak yang membantu

1. Subjek Penelitian
Perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dilaksanakan dikelas III SDN
Mirat III Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka, Tanggal 13 dan 20 Maret
2018 dengan jumlah siswa 16 orang, siswa laki-laki 8 orang dan siswa perempuan 8
orang.

2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Mirat III kecamatan Leuwimunding Kabupaten
Majalengka. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di kelas III pada mata pelajaran IPA
materi sifat-sifat benda. Alasan dipilihnya lokasi penelitian tersebut dikarenakan adanya
permasalahan dalam pembelajaran IPA mengenai materi sifat-sifat benda, yang mana
diperlukan adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap materi tersebut.
3. Waktu Penelitian
Tabel 3.1

No Hari/Tanggal Kelas Jam Mata keterangan


pelajaran
1. Selasa/13-03-2018 III 09.30-10.30 IPA Siklus I
2. Selasa/20-03-2018 III 09.30-10.30 IPA Siklus II

4. Pihak yang membantu


Pada penelitian ini ada beberapa pihak yang membantu yaitu :
a. Kepala sekolah SDN Mirat III yaitu N. Nuriah S,Pd
b. Guru – guru SDN Mirat III yang sudah membantu
c. Supervisor 1 yaitu Bapak Dr. Prana Dwija Iswara, M.Pd., Dr
d. Supervisor 2/Penilai 1 yaitu Ibu Eti suherti, S,Pd.SD
e. Penilai 2 yaitu Ibu Imas Karmila, S,Pd.SD

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran


1. Siklus I
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan ini adalah:
1. Membuat rencana perbaikan pembelajaran 1 materi mengenai sifat-sifat
benda.
2. Membuat lembar kerja siswa (LKS)
3. Membuat lembar observasi
4. Menyiapkan alat evaluasi
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus pertama dilaksanakan pada
tanggal 13 maret 2018 dengan materi sifat-sifat benda. Kegiatan yang dilakukan
antara lain:
1. Mengucapkan salam, berdo’a, mengabsen, dan melakukan apersepsi
2. Menyampaikan materi pembelajaran pada siswa
3. Membagi siswa dalam 4 kelompok
4. Membimbing siswa dalam melakukan diskusi
5. Memberi kesempatan pada siswa untuk bertnya jawab dengan guru
6. Melakukan observasi terhadap aktivitas belajar siswa
7. Mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar siswa
c. Observasi
Pada tahap ini observasi terhadap pembelajaran dengan menggunakan
lembar observasi yang dibuat dan telah didiskusikan dengan penilai. Hasil
observasi pada siklus pertama dapat dilihat bahwa anak-anak masih belum
memahmi dengan materi sifat-sifat benda.
d. Refleksi
Berdasarkan dari hasil pengamatan seta diskusi dengan penilai, ternyata
pada siklus pertama menghasilkan penemuan bahwa hanya sebagian anak yang
aktif dalam kelompok untuk bertanya terhadap guru ketika sedang melakukan
diskusi.
2. Siklus II
a. Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan pembelajaran siklus II ini masih
sama dengan perencanaan pembelajaran di siklus I adalah:
1. Membuat rencana perbaikan pembelajaran 1 materi mengenai sifat-sifat
benda.
2. Membuat lembar kerja siswa (LKS)
3. Membuat lembar observasi
4. Menyiapkan alat evaluasi
b. Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan pada tanggal
20 maret 2018 dengan materi sifat-sifat benda. Kegiatan yang dilakukan antara
lain:

1.Mengucapkan salam, berdo’a, mengabsen, dan melakukan apersepsi


2. Menyampaikan materi pembelajaran pada siswa
3. Membagi siswa dalam 4 kelompok
4. Membimbing siswa dalam melakukan diskusi
5. Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya jawab dengan guru
6. Melakukan observasi terhadap aktivitas belajar siswa
7. Mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar siswa
c. Observasi
Pada tahap observasi terhadap pembelajaran dengan menggunakan
lembar observasi yang dibuat dan telah didiskusikan dengan penilai. Bahwa
siswa sudah mampu membedakan sifat – sifat benda.

d. Refleksi
Berdasarkan dari hasil pengamatan serta diskusi dengan penilai, pada
siklus II menghasilkan penemuan bahwa hampir semua siswa sudah aktif
dalam kelompok diskusi.

C. Teknik Analisis Data


Analisis data merupakan proses mengumpulkan temuan-temuan yang telah
diperoleh dari hasil penelitian sehingga dapat disimpulkan apakah temuan tersebut sudah
sesuai yang diharapkan atau belum. Sugiyono (2014 : 335) mengemukakan pengertian
analisis data adalah sebagai berikut:
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang
diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan dokumentasi dengan cara
mengorganisasikan dta ke dalam kategori, menjabarkan kedalam unit-unit,
melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan
yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh
diri sendiri.

Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif, yaitu
suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai
dengan data yang diperoleh. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau presentase
keberhasilan peserta didik dlam proses pembelajaran setiap siklus dengan cara menilai
aktivitas guru dan peserta didik serta subyektif.
a. Kinerja Guru
Pada kinerja guru terdapat 14 aspek yang harus muncul pada saat pembelajaran
berlangsung, diantaranya 2 aspek yang harus muncul pada perencanaan, 4 aspek
pada kegiatan awal dan 5 aspek pada kegiatan inti serta 4 aspek pada kegiatan
akhir. Setiap aspek memiliki deskiptor yang berbeda sehingga akan diberikan skor
dengan deskiptor sebagai berikut:
Tabel 3.2

NO ASPEK YANG DI AMATI ADA TIDAK ADA KOMENTAR

1. Mengkondisikan siswa 
2. Membuka pelajaran 
3. Menjelaskan materi 
4. Menempelkan gambar sesuai 
dengan materi yang akan
disampaikan
5. Memberi penjelasan tentang 
gambar
6. Memberi kesempatan bertanya 
pada siswa
7. Memotivasi siswa 
8. Membagi siswa kedalam 
kelompok
9. Membimbing siswa dalam 
melakukan tugas berkelompok
10. Siswa saling mengemukakan 
pendapat dengan kelompok
masing – masing
11. Melakukan tanya jawab seputar 
hasil kerja siswa
12. Memberi penguatan 

13. Membimbing siswa untuk 


menyimpulkan pelajaran
14. Memberi tugas / soal latihan 
( PR )
Presentase = skor yang diperoleh x 100%
Skor maksimal
Skor maksimal 45

b. Aktivitas Siswa
Pada aktivitas siswa terdapat 11 aspek yang akan dinilai pada saat
pembelajaran berlangsung yaitu 3 aspek pada kegiatan awal, 5 aspek pada
kegiatan inti, dan 3 aspek pada kegiatan akhir. Setiap aspek memiliki
deskiptor yang berbeda dengan skor maksimum 3 untuk setiap aspeknya.
Skor akhir dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut
Tabel 3.3

No Nama Siswa Keaktifan Kerjasama Disiplin Skor Nilai


.
1. David C K K 5 40
2. Muhamad Rifki K C C 5 40
3. Ade Rais Hamdan B C B 8 80
4. Ade Sadriah C C C 6 40
5. Asep Cahyana B K C 6 40
6. Azzahra C C B 7 70
Rivatunnisa
7. Dede Aditina B B B B 9 80
8. Indriyani K K C 4 40
9. Nia Rismayanti B B C 8 80
10. Pina Sapina B B B 9 100
11. Qais Maulaemna B B C 8 80
12. Reyfa Oliviani B B B 9 90
13. Syahira Alya N B B C 8 80
14. Muhamad Alaqis B C K 6 60
15. Dinda C C C 6 60
16. Novel C C C 6 60
Jumlah 110 1040
Rata-rata 6,875 65
Tertinggi 9 100
Terendah 4 40
B = Skor 3, C = Skor 2, K = Skor 1

Persentase =skor yang diperoleh x 100%


Skor maksimal
Skor maksimal 33
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran


1. Gambaran Proses Pembelajaran
Berdasarkan identifikasi serta perumusan masalah tersebut di atas, maka penulis
uraikan secara singkat dan sederhana tentang langkah-langkah perbaikan yang telah
direncanakan didalam dua siklus, yang pada setiap siklus terdapat 4 tahapan yaitu
perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi.
a. Siklus 1
 Perencanaan
1. Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan ini adalah:
2. Membuat rencana perbaikan pembelajaran 1 materi mengenai sifat-
sifat benda.
3. Membuat lembar kerja siswa (LKS)
4. Membuat lembar observasi
5. Menyiapkan alat evaluasi

 Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus pertama dilaksanakan
pada tanggal 13 maret 2018 dengan materi sifat-sifat benda. Kegiatan
yang dilakukan antara lain:
1. Mengucapkan salam, berdo’a, mengabsen, dan melakukan
apersepsi
2. Menyampaikan materi pembelajaran pada siswa
3. Membagi siswa dalam 4 kelompok
4. Membimbing siswa dalam melakukan diskusi
5. Memberi kesempatan pada siswauntuk bertnya jawab dengan guru
6. Melakukan observasi terhadap aktivitas belajar siswa
7. Mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar siswa.
 Observasi
Pada tahap ini observasi terhadap pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi yang dibuat dan telah didiskusikan dengan
penilai. Hasil observasi pada siklus pertama dapat dilihat bahwa anak-anak
masih bingung dengan sifat-sifat benda.

 Refleksi
Berdasarkan dari hasil pengamatan seta diskusi dengan penilai,
ternyata pada siklus pertama menghasilkan penemuan bahwa hanya
sebagian anak yang aktif dalam kelompok untuk bertanya terhadap guru
ketika sedang melakukan diskusi.

b. Siklus II
 Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan pembelajaran siklus II ini
masih sama dengan perencanaan pembelajaran di siklus I adalah:
1. Membuat rencana perbaikan pembelajaran 1 materi mengenai sifat-
sifat benda.
2. Membuat lembar kerja siswa (LKS)
3. Membuat lembar observasi
4. Menyiapkan alat evaluasi
 Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan
pada tanggal 20 maret 2018 dengan materi sifat-sifat benda. Kegiatan yang
dilakukan antara lain:

1.Mengucapkan salam, berdo’a, mengabsen, dan melakukan apersepsi


2. Menyampaikan materi pembelajaran pada siswa
3. Membagi siswa dalam 4 kelompok
4. Membimbing siswa dalam melakukan diskusi
5. Memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya jawab dengan guru
6. Melakukan observasi terhadap aktivitas belajar siswa
7. Mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar siswa
 Observasi
Pada tahap observasi terhadap pembelajaran dengan menggunakan
lembar observasi yang dibuat dan telah didiskusikan dengan penilai.
Bahwa siswa sudah mampu membedakan sifat – sifat benda.
 Refleksi
Berdasarkan dari hasil pengamatan serta diskusi dengan penilai, pada
siklus II menghasilkan penemuan bahwa hampir semua siswa sudah aktif
dalam kelompok diskusi.

2. Gambaran Hasil Belajar Siswa


1. Siklus 1
Tabel 4.1
Hasil Pengamatan EvaluasiSiswa Siklus I

No. Nama Siswa Nilai


1. David 65
2. Muhamad Rifki 60
3. Ade Rais Hamdan 60
4. Ade Sadriah 60
5. Asep Cahyana 45
6. Azzahra R 65
7. Dede Aditina B 65
8. Indriyani 55
9. Nia Rismayanti 75
10. Pina Sapina 80
11. Qais Maulana 75
12. Reyfa Oliviani 85
13. Syahira Alya N 70
14. Muhamad Alagis 60
15. Dinda 55
16. Novel 60
Jumlah 1035
Rata-rata 64,79
Nilai Tertinggi 85
Nilai Terendah 45
Tabel 4.2
Hasil belajar siswa pada siklus I

Nilai Kategori Siklus 1 Tuntas


Siswa %
90-100 Sangat baik 0 0% -
70-89 Baik 6 37,5 % Tuntas
50-69 Cukup 9 56,25 % Belum tuntas
30-49 Kurang 1 6,25 % Belum tuntas
10-29 Sangat kurang 0 0 -
Jumlah 16 100%

Tabel diatas dapat diuraikan bahwa tingkat keberhasilan siswa:


1. Nilai 91-100 ada 0 siswa yang mendapatkan nilai tuntas sebanyak 0 %
2. Nilai 70-89 ada 6 siswa yang mendapatkan nilai tuntas sebanyak 37,5 %
3. Nilai 50-69 ada 9 siswa yang mendapatkan nilai belum tuntas sebanyak
56,25 %
4. Nilai 30-49 ada 1 orang yang mendapatkan nilai belum tuntas sebanyak
6,25 %
5. Nilai 10-29 ada 0 % siswa.
2. Siklus II
Tabel 4.3
Hasil Pengamatan Evaluasi siswa Siklus II

No. Nama Siswa Nilai


1. David 70
2. Muhamad Rifki 75
3. Ade Rais Hamdan 70
4. Ade Sadriah 80
5. Asep Cahyana 70
6. Azzahra R 80
7. Dede Aditina B 70
8. Indriyani 65
9. Nia Rismayanti 80
10. Pina Sapina 90
11. Qais Maulaemna 75
12. Reyfa Oliviani 90
13. Syahira Alya N 80
14. Muhamad Alaqis 75
15. Dinda 75
16. Novel 70
Jumlah 1215
Rata-rata 75,93
Nilai tertinggi 90
Nilai Terendah 65

Tabel 4.4
Hasil belajar siswa pada siklus II

Nilai Kategori Siklus II Tuntas


Siswa %
81-100 Sangat baik 2 12,5 % Tuntas
70-89 Baik 13 81,25% Tuntas
50-69 Cukup 1 6,25 % Belum
Tuntas
30-49 Kurang 0 0 -
10-29 Sangat kurang 0 0 -
Jumlah 16 100%

Tabel diatas dapat diuraikan bahwa tingkat keberhasilan siswa:

1. Nilai 90-100 ada 2 siswa yang mendapatkan nilai tuntas sebanyak 12,5 %
2. Nilai 70-89 ada 13 siswa yang mendapatkan nilai tuntas sebanyak 81,25 %
3. Nilai 50-69 ada 1 siswa yang mendapatkan nilai belum tuntas sebanyak
6,25%
4. Nilai 30-49 ada 0 % siswa.
5. Nilai 10-29 ada 0 % siswa.

3. Alasan Siswa Kurang Paham


Alasan siswa masih kurang paham dengan materi sifat-sifat benda pada
Siklus I dikarenakan guru yang menerangkan terlalu cepat sehingga
mempengaruhi daya serap terhadap siswa menjadi lambat. Selain itu, ketika
diskusi berlangsung siswa kurang antusias dalam mengemukakan pendapatnya
disebabkan kurang adanya motivasi dari guru.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
1. Siklus 1
Dari temuan pada siklus I diketahui pada presentase nilai rata-rata64,79. Setelah
melakukan diskusi dengan supervisor 2 dan merefleksi keadaan tersebut
diindikasikan dalam proses pembeljaran belum maksimal diantaranya perhatian dan
keaktifan siswa didominasi oleh siswa tertentu saja, guru kurang maksimal dalam
membimbing dan mengarahkan jalannya tugas tersebut. Hal ini terjadi karena materi
yang disajikan tidak tertata dengan baik sehingga pembelajaran tidak terarah,
kesempatan mendapat giliran untuk melaporkan hasil pekerjaannya tidak merata.
Oleh sebab itu, penulis berusaha untuk memperbaiki proses perbaikan pembelajaran
pada siklus II.
2. Siklus II
Dengan menganalisa tabel dan grafik yang menunjukkan nilai siswa dalam proses
perbaikan pembelajaran siklus II di peroleh nilai rata-rata 75,93. Hal ini menunjukkan
peningkatan yang signifikan dan mengindikasikan bahwa proses pembelajaran siklus
II sudah mengalami perubahan kearah yang lebih baik serta sesuai dengan tujuan
yang di harapkan, hampir semua siswa aktif berdiskusi karena mereka walaupun kerja
kelompok tapi memiliki tugas individual untuk hasil diskusinya. Sehingga
pemahaman siswa terhadap materi mulai meningkat pada siklus II, terbukti mereka
lebih aktif dalam mengeluarkan pendapatnya, menjawab pertanyaan, ataupun
bertanya dan menanggapi pendapat siswa lain atau kelompok lain. Dalam tabel 4.5
dibawah ini terlihat perbandingan nilai hasil evaluasi siswa siklus I dan II.
Tabel 4.5
Perbandingan Nilai Hasil Evaluasi Siklus I dan Siklus II

NO NAMA SISWA SIKLUS


I II
1 David 65 70
2 Muhamad Rifki 60 75
3 Ade Rais Hamdan 60 70
4 Ade Sadriah 60 80
5 Asep Cahyana 45 70
6 Azzahra R 65 80
7 Dede Aditina B 65 70
8 Indriyani 55 65
9 Nia Rismayanti 75 80
10 Pina Sapina 80 90
11 Qais Maulana 75 75
12 Reyfa Oliviani 85 90
13 Syahira Alya N 70 80
14 Muhamad Alagis 60 75
15 Dinda 55 75
16 Novel 60 80
Jumlah 1035 1215
Rata-rata kelas 64,79 75,93
Nilai Tertinggi 85 90
Nilai Terendah 45 65

Berdasarkan tabel diatas diuraikan bahwa, pada pembelajaran siklus I perhatian siswa
kelas III SDN Mirat III terhadap pembelajaran atau penjelasan guru masih kurang, terbukti nilai
hasil evaluasi siswa pada siklus I ini dari jumlah siswa 16 orang, hanya 6 orang memperoleh
nilai diatas atau sama dengan 70 (70 = nilai KKM), dan 10 orang memperoleh nilai dibawah nilai
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), atau 62,5 % siswa masih perlu perbaikan, artinya 10 orang
harus diperbaiki nilainya. Adapun nilai rata-rata kelas telah mencapai 64,79. Nilai tertinggi 85
dan nilai terendah 45.

Sedangkan hasil nilai evaluasi pada siklus II menunjukkan peningkatan pemahaman


siswa pada materi yaitu nilai rata-rata kelas mencapai 75,93. Nilai yang diperoleh siswa hanya 1
yang masih dibawah KKM, sedangkan yang 15 siswa telah dikatakan tuntas mencapai hasil
pembelajaran yang diharapkan yaitu berada diatas KKM 70, dengan nilai tertinggi 90 dan
terendah 65.

Hal ini membuktikan bahwa metode diskusi telah membantu proses pembelajaran
mereka. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru menjadi meningkat, keaktifan siswa dalam
diskusi lebih merata, dan pemahaman terhadap materi lebih jelas, membangkitkan gairah belajar
serta membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran, sehingga hasil belajar siswapun
meningkat.

Hasil evaluasi siswa kelas III SDN Mirat III pada siklus I dan Siklus II mencapai peningktan dari
nilai rata-rata 64,79 menjadi 75,93. Hal ini berarti menunjukkan bahwa penggunaan metode
diskusi dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa.

SIMPULAN DAN SARAN TINDAK LANJUT

A. Simpulan
Simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Siswa masih kurang bisa memahami sifat-sifat benda disebabkan oleh guru yng
menerangkan terlalu cepat sehingga siswa sulit untuk menangkap maupun menyerap
materi tersebut.
2. Meningkatkan kompetensi belajar sifat-sifat benda dengan menggunakan metode
pembelajaran diskusi dilakukan dengan cara pembentukan sebuah kelompok yang
terdiri dari 4 orang setiap kelompok diskusi. Agar siswa mampu lebih terbuka untuk
menyalurkan pendapat mereka kepada teman-teman yang lainnya, sehingga para
siswa belajar lebih aktif dan berani untuk mengemukakan pendapat.
3. Peningkatan terhadap kompetensi belajar sifat-sifat benda menggunakan metode
pembelajaran diskusi adalah siswa menjadi lebih aktif dan cara berpikir lebih terbuka
untuk bisa menyalurkan pendapat mereka mengenai pembelajaran sifat-sifat benda.
Pada siklus II jumlah siswa tuntas dengan nilai 90-100 ada 2 siswa (12,5%) dan nilai
70-89 ada 11 siswa (68,75%), rata-rata kelas 75,93 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai
terendahnya 65.

B. SARAN TINDAK LANJUT


Adapun beberapa saran yang perlu dikemukakan sebagai hsil perbaikan diantaranya:
1. Untuk meningkatkan mutu pendidikan harus ada penyesuaian materi, saran dan
metode serta usahakan adanya tindak lanjut bagi siswa yang kurang dalam memahami
pelajaran yang baik.
2. Dengan membentuk kelompok diskusi, belajar siswa lebih aktif dan suasana kelas
menjadi hidup.
3. Beri penguatan, kesempatan bertanya dan menjawab serta membimbing siswa dalam
proses pembelajaran dengan baik.

DAFTAR PUSTAKA

Depdiknas.2003. Undang-undang RI No tahun 2003.tentang sistem pendidikan nasional


Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Sekolah Dasar . Jakarta :
Depdiknas.
Srini M. Iskandar. 1997, Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta : DIKTI
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R&D. Bandung: Alfabeta

Anda mungkin juga menyukai