ABSTRAK
Latar Belakang penelitian ini adalah sejumlah siswa yang tidak tuntas dalam pembelajaran sifat-sifat
benda. Rata-rata prasiklus 62,81.Tujuan penelitiannya ini adalah menggambarkan penyebab siswa
kurang memahami sifat-sifat benda, menggambarkan cara meningkatkan kompetensi belajar sifat-sifat
benda menggunakan metode pembelajaran diskusi, dan menggambarkan peningkatan kompetensi belajar
sifat-sifat benda menggunakan metode pembelajaran diskusi. Diskusi berasal dari kata Latin, yakni
discutio atau discusium yang berarti bertukar pikiran. Namun, tidak semua proses yang menggunakan
prinsip bertukar pikiran dapat disebut dengan diskusi. Proses bertukar pikiran yang dapat dikatakan
sebuah diskusi merupakan bertukar pikiran yang terarah, ada proses perjalanannya, ada hasil yang
dicapai. Oleh karena itu, didalam sebuah diskusi membutuhkan topik yang berguna untuk didiskusikan.
Sains merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk menguasai pengetahuan, fakta-
fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan Sains di
sekolah dasar bermanfaat bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Kompetensi dasar
adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang harus dicapai oleh siswa untuk menunjukkan
bahwa siswa telah menguasai standar kompetensi yang telah ditetapkan, oleh karena itulah maka
kompetensi dasar merupakan penjabaran dari standar kompetensi. sifat-sifat benda terdiri dari 3 macam,
yaitu :padat, cair, dan gas. Dalam peneitian ini dibagi menjadi dua siklus dengan menggunakan 4
tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Rata-rata siklus I adalah 64,79 dan
rata-rata siklus II adalah 75,93. Kesimpulan yang dapat diperoleh dalam pembelajaran diskusi dapat
digunakan untuk peningkatan kompetensi belajar siswa.
PENDAHULUAN
1. Identifikasi Masalah
Bagaimana caranya meningkatkan kualitas pembelajaran mata pelajaran IPA
dalam materi sifat-sifat benda dengan menggunakan metode pembelajaran diskusi
pada kelas 3 di SDN MIRAT III.
2. Analisis Masalah
a. Menganalisis melalui simulasi, sehingga didapat 9 siswa yang tidak paham dan
sulit dalam memahami sifat-sifat benda, 7 siswa yang sudah paham dan tidak
mengalami kesulitan dalam memahami macam-macam benda.
b. Menganalisis melalui tester tulis sehingga terdapat 6 siswa yang belum mampu
menyebutkan perbedaan sifat-sifat benda, dan 10 siswa yang sudah paham.
B. Rumusan Masalah
Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah :
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat penelitian bagi siswa untuk meningkatkan kualitas pembelajaran
mata pelajaran IPA
2. Manfaat penelitian bagi guru dapat memberikan keterampilan dalam
pengembangan peranannya sebagai peneliti
METODE DISKUSI DAN PEMBELAJARAN SIFAT-SIFAT BENDA
A. Pengertian Diskusi
Diskusi berasal dari kata Latin, yakni discutio atau discusium yang berarti
bertukar pikiran. Namun, tidak semua proses yang menggunakan prinsip bertukar
pikiran dapat disebut dengan diskusi. Proses bertukar pikiran yang dapat dikatakan
sebuah diskusi merupakan bertukar pikiran yang terarah, ada proses perjalanannya,
ada hasil yang dicapai. Oleh karena itu, di dalam sebuah diskusi membutuhkan topik
yang berguna untuk didiskusikan.
Kegiatan diskusi ditujukan untuk memperoleh suatu kesepakatan, pengertian, dan
keputusan bersama mengenai suatu topik atau masalah yang telah disepakati dari
awal. Di dalam forum diskusi, adanya proses tanya jawab merupakan suatu unsur
yang sangat penting.
Diskusi biasanya dilakukan oleh dua orang atau lebih. Namun, terdapat diskusi
yang dilakukan oleh beberapa orang, yang disebut dengan diskusi kelompok. Di
dalam diskusi kelompok, dibutuhkan seorang pemimpin diskusi yang bertugas untuk
mengarahkan diskusi, merangsang minat anggota diskusi untuk berpendapat,
membuka dan menutup diskusi, menengahi anggota diskusi yang berdebat, dan
menyampaikan kesimpulan hasil diskusi.
Kelebihan metode diskusi sebagai berikut :
a. Menyadarkan anak didik bahwa masalah dapat dipecahkan dengan berbagai
jalan
b. Menyadarkan anak didik bahwa dengan berdiskusi mereka saling
mengemukakan pendapat secara konstruktif sehingga dapat dapat diperoleh
keputusan yang lebih baik
c. Membiasakan anak didik untuk mendengarkan pendapat orang lain sekaliun
berbeda dengan pendapatnya dan membiasakan bersikap toleransi. ( Syaiful
Bahri Djamarah, 2000)
Kelemahan metode diskusi sebagai berikut :
a. Tidak dapat dipakai dalam kelompok yang besar
b. Peserta diskusi mendapat informasi yang terbatas
c. Dapat dikuasai oleh orang-orang yang suka berbicara
d. Biasanya orang menghendaki pendekatan yang lebih formal.( Syaiful
Bahri Djamarah, 2000)
B. Pembelajaran IPA
Pengertian Sains yang dikemukakan oleh Iskandar (1997: 15) sebagai berikut:
“Sains yaitu: (1) mengamati apa yang terjadi, (2) memahami apa yang diamati, (3)
mempergunakan pengetahuan baru untuk meramalkan apa yang terjadi, dan (4)
menguji ramalan di bawah kondisi untuk melihat apakah ramalan tersebut benar.”
Kemudian ditegaskan dalam Kurikulum Berbasis Kompetensi bahwa:
Sains merupakan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis untuk
menguasai pengetahuan, fakta-fakta, konsep-konsep, prinsip-prinsip, proses
penemuan, dan memiliki sikap ilmiah. Pendidikan Sains di sekolah dasar bermanfaat
bagi siswa untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar (Depdiknas, 2003: 15).
Sehingga dari pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa sains merupakan
suatu proses kegiatan untuk mempelajari alam melalui kerja ilmiah untuk
menghasilkan pemahaman konsep-konsep, prinsip-prinsip, hukum-hukum serta sikap
ilmiah sehingga bermanfaat bagi kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran IPA di SD
dan Madrasah Ibtidaiyah berfungsi untuk menguasai konsep dan manfaat Sains dalam
kehidupan sehari-hari dan berfungsi untuk dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang
yang lebih tinggi (Depdiknas,2003: 27).
C. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar adalah pengetahuan, keterampilan dan sikap minimal yang
harus dicapai oleh siswa untuk menunjukkan bahwa siswa telah menguasai standar
kompetensi yang telah ditetapkan, oleh karena itulah maka kompetensi dasar
merupakan penjabaran dari standar kompetensi.
Kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta
didik, kemampuan awal, serta ciri-ciri dari suatu mata pelajaran. Dengan kata lain
peserta didik diharapkan mampu menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang
dimilikinya sesuai dengan standar yang ditetapkan.
D. Sifat-Sifat Benda
Benda Padat
suatu benda yang berbentuk padat atau solid yang mempunyai sifat struktur
yang kuat, erat dan kaku, tidak mudah berubah bentuk dan volumenya.
Contoh benda padat adalah batuan, kayu dan lain-lain.
Benda Cair
Suatu benda yang berbentuk cair, yang mempunyai sifat mengalir, basah,
bentuk tidak tetap atau menyesuaikan dengan tempat yang ditempatinya serta
volumenya tetap. Contoh benda cair adalah air, bensin dan lain-lain.
Benda Gas
Suatu benda yang berbentuk gas bisa bentuk cair bisa bentuk padat, yang
mempunyai sifat mengisi ruang, mengalir dan berubah bentuk namun berbeda
dengan benda cair. Contoh benda gas udara yang kita hirup, asap hasil
pembakaran dan lain-lain.
Perubahan wujud benda sebagai berikut :
Perubahan wujud benda padat menjadi cair disebut mencair atau melt.
Contohnya adalah air membeku menjadi es batu.
Perubahan wujud benda cair menjadi padat disebut membeku atau solidify
. Contohnya adalah es batu yang mencair menjadi air.
1. Subjek Penelitian
Perbaikan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dilaksanakan dikelas III SDN
Mirat III Kecamatan Leuwimunding Kabupaten Majalengka, Tanggal 13 dan 20 Maret
2018 dengan jumlah siswa 16 orang, siswa laki-laki 8 orang dan siswa perempuan 8
orang.
2. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SDN Mirat III kecamatan Leuwimunding Kabupaten
Majalengka. Penelitian Tindakan Kelas ini dilakukan di kelas III pada mata pelajaran IPA
materi sifat-sifat benda. Alasan dipilihnya lokasi penelitian tersebut dikarenakan adanya
permasalahan dalam pembelajaran IPA mengenai materi sifat-sifat benda, yang mana
diperlukan adanya peningkatan pemahaman siswa terhadap materi tersebut.
3. Waktu Penelitian
Tabel 3.1
d. Refleksi
Berdasarkan dari hasil pengamatan serta diskusi dengan penilai, pada
siklus II menghasilkan penemuan bahwa hampir semua siswa sudah aktif
dalam kelompok diskusi.
Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis data deskriptif kualitatif, yaitu
suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai
dengan data yang diperoleh. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau presentase
keberhasilan peserta didik dlam proses pembelajaran setiap siklus dengan cara menilai
aktivitas guru dan peserta didik serta subyektif.
a. Kinerja Guru
Pada kinerja guru terdapat 14 aspek yang harus muncul pada saat pembelajaran
berlangsung, diantaranya 2 aspek yang harus muncul pada perencanaan, 4 aspek
pada kegiatan awal dan 5 aspek pada kegiatan inti serta 4 aspek pada kegiatan
akhir. Setiap aspek memiliki deskiptor yang berbeda sehingga akan diberikan skor
dengan deskiptor sebagai berikut:
Tabel 3.2
1. Mengkondisikan siswa
2. Membuka pelajaran
3. Menjelaskan materi
4. Menempelkan gambar sesuai
dengan materi yang akan
disampaikan
5. Memberi penjelasan tentang
gambar
6. Memberi kesempatan bertanya
pada siswa
7. Memotivasi siswa
8. Membagi siswa kedalam
kelompok
9. Membimbing siswa dalam
melakukan tugas berkelompok
10. Siswa saling mengemukakan
pendapat dengan kelompok
masing – masing
11. Melakukan tanya jawab seputar
hasil kerja siswa
12. Memberi penguatan
b. Aktivitas Siswa
Pada aktivitas siswa terdapat 11 aspek yang akan dinilai pada saat
pembelajaran berlangsung yaitu 3 aspek pada kegiatan awal, 5 aspek pada
kegiatan inti, dan 3 aspek pada kegiatan akhir. Setiap aspek memiliki
deskiptor yang berbeda dengan skor maksimum 3 untuk setiap aspeknya.
Skor akhir dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut
Tabel 3.3
Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus pertama dilaksanakan
pada tanggal 13 maret 2018 dengan materi sifat-sifat benda. Kegiatan
yang dilakukan antara lain:
1. Mengucapkan salam, berdo’a, mengabsen, dan melakukan
apersepsi
2. Menyampaikan materi pembelajaran pada siswa
3. Membagi siswa dalam 4 kelompok
4. Membimbing siswa dalam melakukan diskusi
5. Memberi kesempatan pada siswauntuk bertnya jawab dengan guru
6. Melakukan observasi terhadap aktivitas belajar siswa
7. Mengadakan evaluasi terhadap hasil belajar siswa.
Observasi
Pada tahap ini observasi terhadap pembelajaran dengan
menggunakan lembar observasi yang dibuat dan telah didiskusikan dengan
penilai. Hasil observasi pada siklus pertama dapat dilihat bahwa anak-anak
masih bingung dengan sifat-sifat benda.
Refleksi
Berdasarkan dari hasil pengamatan seta diskusi dengan penilai,
ternyata pada siklus pertama menghasilkan penemuan bahwa hanya
sebagian anak yang aktif dalam kelompok untuk bertanya terhadap guru
ketika sedang melakukan diskusi.
b. Siklus II
Perencanaan
Kegiatan yang dilakukan dalam perencanaan pembelajaran siklus II ini
masih sama dengan perencanaan pembelajaran di siklus I adalah:
1. Membuat rencana perbaikan pembelajaran 1 materi mengenai sifat-
sifat benda.
2. Membuat lembar kerja siswa (LKS)
3. Membuat lembar observasi
4. Menyiapkan alat evaluasi
Pelaksanaan
Pelaksanaan perbaikan pembelajaran pada siklus II dilaksanakan
pada tanggal 20 maret 2018 dengan materi sifat-sifat benda. Kegiatan yang
dilakukan antara lain:
Tabel 4.4
Hasil belajar siswa pada siklus II
1. Nilai 90-100 ada 2 siswa yang mendapatkan nilai tuntas sebanyak 12,5 %
2. Nilai 70-89 ada 13 siswa yang mendapatkan nilai tuntas sebanyak 81,25 %
3. Nilai 50-69 ada 1 siswa yang mendapatkan nilai belum tuntas sebanyak
6,25%
4. Nilai 30-49 ada 0 % siswa.
5. Nilai 10-29 ada 0 % siswa.
Berdasarkan tabel diatas diuraikan bahwa, pada pembelajaran siklus I perhatian siswa
kelas III SDN Mirat III terhadap pembelajaran atau penjelasan guru masih kurang, terbukti nilai
hasil evaluasi siswa pada siklus I ini dari jumlah siswa 16 orang, hanya 6 orang memperoleh
nilai diatas atau sama dengan 70 (70 = nilai KKM), dan 10 orang memperoleh nilai dibawah nilai
KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal), atau 62,5 % siswa masih perlu perbaikan, artinya 10 orang
harus diperbaiki nilainya. Adapun nilai rata-rata kelas telah mencapai 64,79. Nilai tertinggi 85
dan nilai terendah 45.
Hal ini membuktikan bahwa metode diskusi telah membantu proses pembelajaran
mereka. Perhatian siswa terhadap penjelasan guru menjadi meningkat, keaktifan siswa dalam
diskusi lebih merata, dan pemahaman terhadap materi lebih jelas, membangkitkan gairah belajar
serta membantu guru dalam menyampaikan materi pelajaran, sehingga hasil belajar siswapun
meningkat.
Hasil evaluasi siswa kelas III SDN Mirat III pada siklus I dan Siklus II mencapai peningktan dari
nilai rata-rata 64,79 menjadi 75,93. Hal ini berarti menunjukkan bahwa penggunaan metode
diskusi dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar siswa.
A. Simpulan
Simpulan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Siswa masih kurang bisa memahami sifat-sifat benda disebabkan oleh guru yng
menerangkan terlalu cepat sehingga siswa sulit untuk menangkap maupun menyerap
materi tersebut.
2. Meningkatkan kompetensi belajar sifat-sifat benda dengan menggunakan metode
pembelajaran diskusi dilakukan dengan cara pembentukan sebuah kelompok yang
terdiri dari 4 orang setiap kelompok diskusi. Agar siswa mampu lebih terbuka untuk
menyalurkan pendapat mereka kepada teman-teman yang lainnya, sehingga para
siswa belajar lebih aktif dan berani untuk mengemukakan pendapat.
3. Peningkatan terhadap kompetensi belajar sifat-sifat benda menggunakan metode
pembelajaran diskusi adalah siswa menjadi lebih aktif dan cara berpikir lebih terbuka
untuk bisa menyalurkan pendapat mereka mengenai pembelajaran sifat-sifat benda.
Pada siklus II jumlah siswa tuntas dengan nilai 90-100 ada 2 siswa (12,5%) dan nilai
70-89 ada 11 siswa (68,75%), rata-rata kelas 75,93 dengan nilai tertinggi 90 dan nilai
terendahnya 65.
DAFTAR PUSTAKA