Anda di halaman 1dari 12

e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha

Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 3 - Tahun 2016)

PENERAPAN METODE DEMONTRASI UNTUK MENINGKATKAN


PERKEMBANGAN MOTORIK HALUS ANAK MELALUI
MENGGAMBAR DEKORATIF PADA
ANAK KELOMPOK B
Ketut Ria Astuti1, Putu Aditya Antara2, Putu Rahayu Ujianti3
1,2,3
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini
Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Pendidikan Ganesha
Singaraja, Indonesia

e-mail : riaastuti008@gmail.com1, putuaditya.antara@gmail.com2,


rahayuujianti@gmail.com3
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui metode demonstrasi melalui kegiatan
menggambar dekoratif dalam meningkatkan kemampuan motorik halus anak semester I
di TK Kumara Shanti Sedana Singaraja tahun Pelajaran 2016/2017. Jenis penelitian ini
adalah penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan dalam dua siklus dan subjek
sebanyak 20 orang anak usia 5-6 tahun di TK Kumara Shanti Sedana Singaraja Tahun
Pelajaran 2016/2017. Data penelitian tentang perkembangan motorik halus anak
dikumpulkan dengan metode observasi dengan instrumen berupa format observasi. Data
data hasil penelitian dianalisis dengan metode analisis deskriptif dan metode deskriptif
kuantitatif. Hasil analisi data menunjukkan bahwa terjadi peningkatan perkembangan
motorik halus pada anak di TK Kumara Shanti Sedana Singaraja setelah diterapkan
metode demonstrasi melalui kegiatan menggambar dekoratif. Rata-rata presentase
perkembangan motorik halus anak pada siklus I sebesar 57,81% yang berada pada
kategori rendah, mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 80,31% yang tergolong
pada kategori tinggi. Jadi, terjadi peningkatan perkembangan motorik halus anak dari
kategori rendah menjadi kategori tinggi sebesar 22,5% pada anak TK Kumara Shanti
Sedana Singaraja.

Kata-kata kunci: metode demonstrasi, menggambar dekoratif, perkembangan motorik


halus.

Abstract
This study aims to determine the method demonstration through drawing decorative in
imptove fine motor development of children second semester in TK Kumara Shanti
Sedana Singaraja 2016/2017 School years. The type of research in clasroom action
research conducted in two cycles and the subject of as many as 20 children aged 5 to 6
years in TK Kumara Shanti Sedana Singaraja 2016/2017 school year. Research data on
fine motor development of children collected by observation with an instrument in the
form of observational format. The data research results were analized with descriptive
analysis and quantitative descriptive method. The results of data analysis showed that an
increase in fine motor development in children in TK Kumara Shanti Sedana Singaraja
after the applied methods through drawing decorative demonstration. The average
percentage of gross motor development of children in frist cycle at 57,81% which is at the
low category, an increase in second cycle becomes 80,31% were clas sified in the high
category. This, an increase in fine motor development of children from lower category to
higher category by 22,5% in children TK Kumara Shanti Sedana Sinagaraja.

Keywords: demonstration method, drawing decorative, fine motor development.


e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 3 - Tahun 2016)
PENDAHULUAN penggunaan lembar kerja anak (LKA) atau
Pendidikan anak usia dini merupakan majalah yang sudah disediakan seperti
salah satu pendidikan yang menitikberatkan kegiatan menulis dan mewarnai gambar
pada peletakan dasar ke arah pertumbuhan hanya pada majalah tidak menggunakan
dan perkembangan fisik (koordinasi motorik media lain. Ketika mempersiapkan aktivitas
halus dan kasar), kecerdasan, sosial menulis sebaiknya guru mencari berbagai
emosional, bahasa dan komunikasi. kegiatan yang bisa dilakukan anak. Namun
Pendidikan anak usia dini dimulai sejak realitanya, guru secara tidak langsung
kelahiran hingga sampai anak berusia 6 memaksa anak agar bisa menulis dengan
tahun. Undang-undang RI No. 20 Tahun benar tanpa memikirkan cara yang efektif.
2003 (dalam Marliza, 2012) Tentang sistem Terutama menyenangkan bagi anak agar
pendidikan nasional bab 1 ayat 14, anak tidak merasa terbebani dengan
Menyatakan Pendidikan Anak Usia Dini tuntutan guru, untuk mampu memegang
adalah upaya pembinaan yang ditujukan pensil dan menulis dengan benar. Proses
kepada anak sejak lahir sampai dengan pembelajaran awal yang menyenangkan
usia enam tahun yang dilakukan melalui sangat berpengaruh pada peningkatan
pemberian rangsangan pendidikan untuk kemampuan motorik halus, hal ini dapat
membantu pertumbuhan dan dioptimalisasikan pada awal kehidupan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak. Dengan demikian perlu adanya upaya
anak memiliki kesiapan memasuki dalam meningkatkan perkembangan
pendidikan lebih lanjut. motorik halus anak, salah satu upaya
Undang-undang RI No. 20 Tahun peningkatan motorik halus anak tersebut
2003 (dalam Marliza, 2012) Tentang sistem dapat melalui pembelajaran menggambar
pendidikan nasional bab 1 ayat 14, dekoratif. Menggambar dekoratif adalah
Menyatakan Pendidikan Anak Usia Dini “proses menggambar untuk menghias
adalah upaya pembinaan yang ditujukan gambar dan kegiatan menggambar
kepada anak sejak lahir sampai dengan dekoratif”. Kegiatan menggambar dekoratif
usia enam tahun yang dilakukan melalui ini melibatkan unsur otot, syaraf, otak dan
pemberian rangsangan pendidikan untuk jemari-jemari tangan yang memungkinkan
membantu pertumbuhan dan untuk mengembangkan motorik halus anak
perkembangan jasmani dan rohani agar terutama kelenturan dalam menggunakan
anak memiliki kesiapan memasuki jari-jemarinya. Setiap anak gemar
pendidikan lebih lanjut. menggambar dan mewarnai, kegiatan
Taman Kanak-Kanak adalah salah tersebut bemanfaat untuk anak bukan
satu bentuk satuan pendidikan anak usia hanya bagi pengembangan seni melainkan
dini jalur pendidikan formal yang dengan kegiatan menggambar, motorik
menyelenggarakan program pendidikan halus anak dilatih dan akan sangat berguna
bagi anak usia 4 tahun. Pendidikan sangat ketika anak mulai belajar menulis di usia
penting di masa taman kanak-kanak karena sekolah. Menggambar dekoratif bisa
pada masa ini adalah masa pembentukan diperkenalkan pada anak TK melalui
perkembangan kepribadian, sikap mental, menghias gambar dengan berbagai media
dan intelektual dibentuk pada usia dini. seperti krayon atau cat air yang telah
Kualitas masa awal anak atau masa disediakan oleh guru sesuai dengan
prasekolah adalah merupakan cerminan imajinasinya.
kualitas bangsa yang akan datang. Hal ini Menurut E.Muharam, dkk (dalam
seorang guru Taman Kanak-Kanak harus Isminah, 2014) “menggambar dekoratif
mampu menciptakan pembelajaran yang peranannya bisa meluas kesegala bidang,
menyenangkan, menantang peserta didik misalnya dipergunakan sebagai bagian dari
untuk aktif, sehingga dapat memacu perlengkapan hidup”. Gambar dekoratif
perkembangan fisik serta psikologis anak telah memasuki segala aspek kehidupan
yang mampu mengembangkan kemampuan manusia. Dengan demikian menggambar
motorik halus anak. dekoratif memiliki peran pada semua
Perkembangan motorik halus anak bidang, tergantung pada kebutuhan
yang masih rendah disebabkan karena manusia. Termasuk peranannya dalam
pembelajaran yang hanya mengandalkan bidang pendidikan untuk keperluan melatih
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 3 - Tahun 2016)
kemampuan motorik halus pada suatu kembang anak dalam hal kemampuan
pembelajaran di Taman Kanak-kanak. motorik berkembang sesuaidengan tahap
Tak ada seorang anakpun yang tidak usianya, akan tetapi setiap anak memiliki
gemar menggambar saat disodorkan kematangan yang berbeda-beda dalam
secarik kertas, ia akan dengan sigap perkembangan motoriknya. Kematangan
mencoret – coret apa yang ada dalam anak didukung adanya stimulus atau cara
imajinasinya di atas kertas tersebut. Karena yang tepat untuk lebih meningkatkan
itu menggambar dianggap dapat dijadikan kemampuan tersebut.
sebagai ajang mengasah kreatifitas anak. Perkembangan motorik yang masih
Selain itu aktifitas ini juga bermanfaat untuk rendah di Kelompok B TK Kumara Shanti
menstimulasi daya imajinasi, Sedana adalah kemampuan motorik halus.
mengembangkan gagasan , menyalurkan Anak-anak dalam menggunakan
emosi menumbuhkan minat seni ,sekaligus kemampuan motorik halus masih ada yang
mengoptimalkan kemampuan motorik mengeluh dalam hal menyelesaikan
halus, Gerda (dalam Isminah, 2014) kegiatan terutama pada kegiatan
“menggambar dekoratif ini melibatkan unsur menggambar. Anak masih memerlukan
otot, syaraf otak dan jari jemari tangan”. bantuan dan arahan dari guru dalam
Anak selayaknya di beri motifasi, dorongan menggunakan motorik halus, seharusnya
yang dapat memunculkan minat anak anak pada usia tersebut sudah bisa
terhadap kegiatan menggambar dekoratif. menggunakan motorik halus untuk
Anak dilatih untuk memegang pensil melaksanakan berbagai kegiatan.
dengan benar ketika membuat suatu Berdasarkan hasil wawancara,
gambar, mewarnai dengan krayon atau observasi dan catatan dokumentasi dengan
kuas,sehingga dapat meningkatkan guru kelas B TK Kumara Shanti Sedana,
kelenturan jari- jemari anak. Disinilah peneliti memperoleh beberapa informasi
unsure-unsur tersebut akan terkoordinasi yaitu, penilaian perkembangan motorik
jika dilakukan dengan intensif. halus di kelas belum mencapai tingkat 4
Kenyataan di TK Kumara Shanti bintang (««««) berkembang sangat baik.
Sedana khususnya kelompok B Namun dari jumlah anak kelompok B di TK
perkembangan motorik halusnya masih Kumara Shanti Sedana, yakni 20 orang
rendah dan upaya pemberian kegiatan ditemukan ada terdapat 15 anak yang
menggambar dekoratif kurang terprogram . perkembangan motorik halusnya masih
Dalam beberapa kegiatan yang diberikan belum berkembang mendapatakan bintang
guru diharapkan bisa meningkatkan motorik («), sedangkan 5 orang anak dalam
halus anak didik, namun masih banyak perkembangan motorik halus sudah mulai
anak yang belum bisa melakukan dengan berkembang dan mendapatkan bintang
benar, misalnya anak kurang merespon (««). Mulai berkembang mendapat bintang
dengan baik dalam menentukan kegiatan («««), sangat berkembang mendapat
menulis , menggambar dan lain – lain. Agar bintang (««««) yang perkembangannya
kegiatan peningkatan motorik halus anak sesuai dengan harapan. Observasi yang
terlaksana dengan baik maka anak dituntut dilakukan pada hari pertama diketahui ada
memiliki kepercayaan diri, berani mencoba, 6 orang anak yang terlihat aktif ketika di
kerjasama, berkonsentrasi sesuai dengan ajak melakukan kegiatan menggambar.
kemampuan anak,dengan harapan bisa Namun masih terlihat anak yang masih
meningkatkan perkembangan motorik halus belum berkembang perkembangan motorik
anak . halusnya dalam melakuka kegiatan
Berdasarkan observasi di Kelompok B menggambar dekoratif.
TK Kumara Shanti Sedana perkembangan Salah satu upaya yang dapat
motorik anak masih ada yang mengalami dilakukan untuk hal diatas adalah perlu
keterlambatan. Kesempatan gerak anak diterapkannya metode yang lebih baik.
luas tetapi hal tersebut yang terstimulus Adapaun metode yang memungkinkan hal
atau yang selalu mengalami peningkatan tersebut adalah metode demonstrasi
adalah penggunaan otot-otot besar. Dalam melalui kegiatan yang menyenangkan
hal penggunaan otot-otot kecil yang harus seperti kegiatan menggambar dekoratif.
lebih ditingkatkan lagi agar tumbuh Pengajaran menggunakan metode
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 3 - Tahun 2016)
demonstrasi adalah untuk memperlihatkan menggambar dekoratif dapat meningkatkan
proses terjadinya suatu peristiwa sesuai perkembangan motorik halus pada anak
materi ajar, cara pencapaiannya, dan kelompok B TK Kumara Shanti Sedana?”
kemudahan untuk dipahami oleh siswa Metode demonstrasi merupakan salah
dalam pengajaran di kelas. Hal ini dipilih satu cara mengajar dimana seorang guru
karena kegiatan menari dinilai sangat tepat diminta agar menunjukkan kepada anak
dan efektif diterapkan untuk anak usia dini. suatu benda aslinya atau tidak hanya
Kemampuan melakukan gerakan jari-jemari menjelaskan materi saja tetapi harus ada
seorang anak terkait dengan rasa percaya contoh sebelum melaksanakan kegiatan,
diri dan pembentukan konsep diri. suatu proses untuk mengajarkan sesuatu
Menggambar dekoratif merupakan kegiatan materi pelajaran seringkali tidak cukup
menggambar hiasan/ ornament pada kertas kalau guru TK hanya menjelaskan secara
gambar atau pada benda – benda tertentu lisan saja terutama dalam mengajarkan
dari gambar yang polos sehingga menjadi penguasaan materi pelajaran seringkali
berwarna/indah. tidak cukup kalau guru TK hanya
Dari data tersebut diatas, maka dapat menjelaskan secara lisan saja. Terutama
ditarik kesimpulan bahwa perkembangan dalam mengajarkan penguasaan
motorik halus anak di TK Kumara Shanti keterampilan anak TK lebih mudah
Sedana perlu ditingkatkan. melihat mempelajarinya dengan cara menirukan
permasalahan tersebut, guru seharusnya seperti apa yang dilakukan oleh gurunya.
merubah metode pembelajaran. Agar anak Misalnya untuk mengajarkan anak TK
bisa meningkatkan kemampuan terampil menggulung, menggunting,
menggambarnya dengan lingkungan melipat, menggambar kertas, guru
sekitarnya seperti dengan teman memerlukan kertas untuk menjelaskan dan
sekelasnya, maupun dengan guru. Apalagi menunjukkan bagaimana cara melipat,
kita sebagai guru sudah tahu proses bagaimana cara menggunting kertas,
pembelajaran pada anak usia dini adalah bagaimana cara menempel, atau
dengan bermain sambil belajar, namun bagaimana menggambar kertas,
sebagai guru kita tidak lupa menyelipkan bagaimana cara menempel, atau
materi pelajaran dalam permainan tersebut. bagaimana menggambari kertas sesuai
Agar tujuan pembelajaran dapat tercapai polanya, ataupun membentuk kertas dan
secara optimal. Untuk mengatasi sebagainya.
permasalahan tersebut, peneliti mempunyai Menurut Moeslichatoen (dalam Watini
solusi agar anak menjadi aktif dalam proses 2014) “metode demonstrasi adalah suatu
pembelajaran selain itu dapat meningkatkan strategi pengembangan dengan cara
kemampuan motorik halus anak dengan memberikan pengalaman belajar melalui
lingkungan sekitarnya. Solusi yang peneliti perbuatan melihat dan mendengarkan yang
dapat berikan yaitu menerapkan metode diikuti dengan meniru pekerjaan yang
menggambar dekoratif. didemonstrasikan”. Metode demonstrasi
Berdasarkan latar belakang di atas dapat juga dikatakan sebagai suatu metode
mengenai pentingnya pengembangan untuk memperagakan serangkaian tindakan
motorik halus anak sejak dini, maka peneliti berupa gerakan yang menggambarkan
mengangkat judul “Penerapan Metode suatu cara kerja atau urutan proses
Demontrasi Untuk Meningkatkan peristiwa/kejadian.
Perkembangan Motorik Halus Anak Melalui Dengan kegiatan demonstrasi, guru
Menggambar Dekoratif Pada Anak dapat meningkatkan pemahaman anak
Kelompok B”. Adapun batasan masalah melalui penglihatan dan pendengaran. Anak
Berkenaan dengan luasnya cakupan diminta untuk memperhatikan dan
tentang kemampuan motorik halus anak, mendengarkan baik-baik semua keterangan
maka kemampuan motorik halus dalam guru sehingga ia lebih paham tentang cara
penelitian tindakan kelas ini terbatas pada mengerjakan sesuatu. Dengan demikian
kemampuan menggambar dekoratif. selanjutnya anak dapat meniru bagaimana
Berdasarkan latar belakang di atas dapat caranya melakukan hal tersebut seperti
diajukan perumusan masalah sebagai yang dicontohkan oleh guru.
berikut. “Apakah penerapan metode
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 3 - Tahun 2016)
Ada beberapa kemungkinan yang yang besar. Barang-barang bekas, kalender
dapat dilakukan oleh anak dengan yang telah terbuang, oleh tangan-tangan
menggunakan metode demonstrasi, terampilguru TK yang profesional dapat
misalnya; mengamati cara menggunting diciptakan menjadi media ilustrasi yang
pola pada kertas, gambar. Mulai dari cara dapat dimanfaatkan dalam kegiatan
memegang kertas gambar dengan tangan demonstrasi yang mengandung kegiatan
kiri, memegang gunting di tangan kanan menunjukkan, mengerjakan, menjelaskan
secara benar. Dan mulai menggunting dari dilakukan secara terpadu. Kedua, metode
titik awal dan diteruskan sampai selesai. demonstrasi dapat membantu daya pikir
Mengamati bagaimana cara guru anak TK terutama daya pikir anak dalam
menempel bentuk sesuai pola. Mengamati peningkatan kemampuan mengenal,
bagaimana guru melipat kertas untuk mengingat. Jadi manfaat metode
menjadi sesuatu model benda tertentu. demonstrasi adalah perhatian anak dapat
Demikian bermacam-macam demonstrasi lebih dipusatkan, proses belajar anak lebih
yang dapat dilakukan guru sesuai dengan terarah pada materi yang sedang dipelajari,
tujuan pengajaran diikuti anak-anak dengan pengalaman dan kesan sebagai hasil
penuh perhatian dan suasana yang pembelajaran lebih melekat dalam diri anak.
menyenangkan. Metode demonstrasi dapat
Menurut Moeslichatoen (dalam Watini dipergunakan untuk memenuhi dua fungsi,
2014) menyatakan tujuan dan manfaat yaitu; pertama, dapat dipergunakan untuk
metode demontasi, yaitu: tujuan Metode memberikan ilustrasi dalam menjelaskan
Demonstrasi bagi Anak TK Sesuai dengan informasi kepada anak. Bagi anak melihat
manfaat penggunaan metode demonstrasi bagaimana sesuatu peristiwa berlangsung,
bagi anak TK yang telah dikemukakan, akan lebih menarik dan merangsang
demonstrasi merupakan salah satu wahana perhatian, serta lebih menantang daripada
untuk memberikan pengalaman belajar agar hanya mendengar penjelasan guru. Kedua,
anak dapat menguasai materi pelajaran metode demonstrasi dapat membantu daya
dengan lebih baik. Melalui kegiatan pikir anak TK terutama daya pikir anak
demonstrasi anak dibimbing untuk dalam peningkatan kemampuan mengenal,
menggunakan mata dan telinganya secara mengingat. Jadi manfaat metode
terpadu, sehingga hasil pengamatan kedua demonstrasi adalah perhatian anak dapat
indera itu dapat menambah penguasaan lebih dipusatkan, proses belajar anak lebih
materi pelajaran yang diberikan. terarah pada materi yang sedang dipelajari,
Pengamatan kedua indera itu akan saling pengalaman dan kesan sebagai hasil
melengkapi pemahaman anak tentang pembelajaran lebih melekat dalam diri anak.
segala hal yang ditunjukkan, dikerjakan, Tema yang sesuai untuk memberikan
dan dijelaskan dalam kegiatan demonstrasi pengalaman belajar dengan menggunakan
tersebut.Jadi tujuan metode demonstrasi metode demonstrasi dalam menjelaskan
adalah peniruan terhadap model yang bagi anak TK merupakan tema yang
dapat dilakukan agar anak dapat meniru berkaitan dengan cara membuat bentuk
contoh perbuatan yang didemonstrasikan atau bangunan. Cara mengunakan alat
guru. antara lain 1. Menarik garis lurus dan garis
Manfaat metode demonstrasi bagi lengkung, 2. Menggunting pola, 3.
Anak TK metode demonstrasi dapat Membentuk model, binatang, kendaraan
dipergunakan untuk memenuhi dua fungsi, dan benda-benda lainnya.
yaitu; pertama, dapat dipergunakan untuk Setiap metode yang digunakan untuk
memberikan ilustrasi dalam menjelaskan pembelajar terdapat kelebihan dan
informasi kepada anak. Bagi anak melihat kekurangannya, begitu juga dengan metode
bagaimana sesuatu peristiwa berlangsung, demonstrasi. Memiliki kelebihan
akan lebih menarik dan merangsang dibandingkan metode yang lain. Adapun
perhatian, serta lebih menantang daripada kelebihan metode demonstrasi, yaitu:
hanya mendengar penjelasan guru.Bagi menurut Syaiful Bahri Djamarah dkk (
guru TK tidak ada alasan bahwa untuk dalam Wahyuningsih, 2011) yang
menciptakan ilustrasi gambar dalam menyakan, metode demonstrasi
metode demonstrasi memerlukan biaya mempunyai kelebihan, sebagai berikut (1)
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 3 - Tahun 2016)
dapat membuat pengajaran menjadi lebih kecil seperti ketrampilan menggunakan jari-
jelas dan lebih konkrit, sehingga jemari tangan dan gerakan pergelangan
menghindari verbalisme. (2) siswa lebih tangan yang luwes, melatih koordinasi mata
mudah memahami apa yang dipelajari. (3) anak.
proses pengajaran lebih menarik. (4) siswa Setiap anak membutuhkan
dirangsang untuk aktif mengamati, rangsangan dari para guru maupun orang
menyesuaikan antara teori dengan tua untuk mengembangkan kemampuan
kenyataan, dan mencobanya melakukannya motorik halus. Semakin banyak yang dilihat,
sendiri. Adapun kelemahan-kelemahan dari didengar, serta yang dialami oleh mereka
metode demonstrasi menurut Syaiful Bahri dari pembelajaran motorik di sekolah,
Djamarah dkk ( dalam Wahyuningsih, 2011) semakin banyak pula yang ingin diketahui
Kekurangan metode demonstrasi (1) oleh mereka. Apabila anak kurang
metode ini memerlukan keterampilan guru mendapatkan rangsangan di sekolah
secara khusus, karena tanpa ditunjang maupun di rumah, maka anak akan merasa
dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi bosan, sehingga perkembangan
akan tidak efektif. (2) fasilitas seperti motoriknya terganggu. Ada beberapa
peralatan, tempat, dan biaya yang memadai pendapat mengenai pengertian motorik
tidak selalu tersedia dengan baik. (3) halus anak, yaitu:
demonstrasi memerlukan kesiapan dan Menurut Hurlock (dalam Marliza,
perencanaan yang matang di samping 2012) “menyatakan bahwa perkembangan
memerlukan waktu yang cukup panjang, motorik adalah suatu perkembangan
yang mungkin terpaksa mengambil waktu pengendalian gerak jasmaniah melalui
atau jam pelajaran lain. kegiatan pusat saraf, urat syaraf, dan otot
Menurut Muhammad Ali (dalam Nana yang terkoordinasi”. Menurut Sujiono
Sudjana, 2010) menyatakan langkah- (2008:3) menyatakan motorik adalah
langkah penerapan metode demonstrasi “semua gerakan yang memungkinkan
adalah sebagai berikut: a) merumuskan didapatkan oleh seluruh tubuh, sedangkan
kecakapan atau ketrampilan yang hendak perkembangan motorik adalah proses
dicapai setelah demonstrasi, b) seorang anak belajar tumbuh terampil
mempertimbangkan penggunaan metode menggerakkan tubuhnya”. Karakteristik
yang tepat dan efektif untuk mencapai tujuan kegiatan pengembangan motorik
tujuan yang dirumuskan, c) memilih alat anak TK adalah untuk mengembangkan
yang mudah didapat, dan mencobanya kemampuan motorik anak, melatih anak
sebelum didemonstrasikan supaya tidak gerakan-gerakan kasar dan halus,
gagal saat diadakan demonstrasi, d) meningkatkan kemampuan mengelola,
menetapkan langkah-langkah yang akan mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi,
dilaksanakan, e) memperhitungkan waktu serta meningkatkan keterampilan tubuh,
yang tersedia, f) pelaksanaan demonstrasi, dan cara hidup sehat.
g) membuat perencanaan penilaian Untuk mengembangkan kemampuan
terhadap kemajuan peserta didik. Langkah- motorik anak guru dapat menetapkan
langkah sebagaimana disebutkan di atas metode-metode yang menjamin anak tidak
akan dapat mengantarkan peserta didik mengalami cedera. Oleh karena itu, guru
untuk memperoleh pemahaman dan perlu menciptakan lingkungan yang aman
kecakapan sesuai dengan tujuan dan menentang, bahan dan alat
demonstrasi itu sendiri. dipergunakan dalam keadaan baik, serta
Kemampuan motorik halus anak tidak menimbulkan rasa takut dan cemas
sangatlah penting ditingkatkan karena dalam menggunakannya. Selain itu, dalam
secaratidak langsung perkembangan pemilihan metode untuk mengembangkan
motorik halusanak akan menentukan keterampilan motorik anak, guru perlu
keterampilan dalam bergerak misalnya menyusaikanya dengan karakteristik anak
menyikat gigi, mengancingkan baju, TK yang selalu bergerak, susah untuk diam,
menyisir rambut, memakai sepatu sendiri, mempunyai rasa ingin tahu yang kuat,
dan sebagainya. Pergerakan tersebut senang bereksperimen dan menguji,
melibatkan bagian-bagian tubuh tertentu mampu mengekspresikan diri secara
dan diawali oleh perkembangan otot-otot kreatif, mempunyai imajinasi dan senang
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 3 - Tahun 2016)
berbicara. Menurut Sujiono (dalam Marliza, adalah untuk mendukung perkembangan
2012) menyatakan tujuan dari motorik aspek lain yaitu bahasa, kognitif dan sosial
halus adalah untuk membuat anak bisa emosional karena satu aspek dengan aspek
berkreasi seperti menggunting, perkembangan lain saling mempengaruhi
menggambar, mewarnai, dan mengayam dan tidak dapat dipisahkan”. Caughlin,
atau menjahit dari pendapat di atas dapat (dalam Nurul, 2014) memaparkan tentang
disimpulkan bahwa tujuan motorik halus pengembangan kegiatan motorik halus
pada anak usia dini adalah untuk anak berdasarkan kronologis usia yaitu: “1.
menggerakkan anggota tubuh, terjadinya Memegang pensil dengan benar antara ibu
koordinasi antar mata dengan tangan, dan jari dan dua jari, 2. Menjiplak persegi
membuat anak berkreasi serta berekplorasi panjang, wajik dan segitiga, 3. Memotong
terhadap jari-jemarinya seperti menulis, bentuk-bentuk sederhana, 4. Menggambar
menggambar, menggengam, melukis. orang termasuk: leher, tangan, mulut,
Menurut Sujiono dkk (dalam Marliza, 2012) rambut dan hidung”. Silawati (dalam Ririn,
Tujuan pengembangan motorik adalah 2015) memaparkan “pada usia 5 tahun
untuk mengembangkan motorik anak, telah mampu mengkoordinasikan gerakan
melatih anak gerakan kasar dan halus, visual motorik, seperti mengkoordinasikan
meningkatkan kemampuan mengelola, gerakan mata dengan tangan, lengan, dan
mengontrol gerakan tubuh dan koordinasi tubuh secara bersamaan”.
serta meningkatkan keterampilan tubuh dan Setiap anak gemar menggambar dan
cara hidup sehat. Dari pendapat di atas mewarnai, kegiatan tersebut bemanfaat
dapat disimpulkan bahwa tujuan dari untuk anak bukan hanya bagi
pengembangan motorik adalah pengembangan seni melainkan dengan
mengembangkan kemampuan gerakan kegiatan menggambar, motorik halus anak
tubuh dan koordinasi serta meningkatkan dilatih dan akan sangat berguna ketika anak
cara hidup sehat. mulai belajar menulis di usia sekolah.
Dari pendapat di atas dapat Menggambar dekoratif bisa diperkenalkan
disimpulkan bahwa karakteristik pada anak TK melalui menghias gambar
perkembangan motorik anak usia dini dengan berbagai media seperti krayon atau
adalah proses seorang anak berkembang cat air yang telah disediakan oleh guru
sejalan dengan kematangan otot dan syaraf sesuai dengan imajinasinya.
serta terampil menggerakkan tubuhnya Kegiatan menggambar dekoratif
seperti menggerakkan jari-jemari tangannya adalah suatu kegiatan menghias gambar.
menelpel, mengisi pola, melukis, dan Kegiatan menggambar dekoratif merupakan
menyusun puzzle. Motorik halus adalah salah satu kegiatan yang dapat
pengorganisasian sekelompok otot-otot meningkatkan kemampuan motorik halus
kecil seperti jari-jemari tangan yang sering anak. Prawira (dalam Ngadi 2011:7)
membutuhkan kecermatan dan koordinasi menyebutkan menggambar dekoratif
mata dengan tangan, keterampilan yang “merupakan kegiatan menggambar hiasan
mencakup pemanfaatan dengan alat-alat (ornamen) pada kertas gambar atau pada
untuk bekerja dan objek yang kecil, dan benda-benda tertentu”. Kegiatan dekoratif
bahwa motorik halus adalah aktifitas merupakan kegiatan yang mampu melatih
motorik yang melibatkan otot-otot kecil atau atau meningkatkan kemampuan motorik
halus yang mana gerakannya lebih halus anak, karena melibatkan unsur otot
menuntut koordinasi mata dengan tangan syaraf, otak, dan jari tangan anak.
dan melibatkan koordinasi syaraf otot Dalam Disti dan Tin, 2013
(Neoromuscular) Tujuan motorik halus pada menggambar dekoratif adalah proses
anak Taman Kanak-Kanak yaitu untuk menggambar untuk menghias gambar dan
melatih kemampuan koordinasi motorik kegiatan menggambar dekoratif. Kegiatan
halus anak koordinasi tangan dan mata menggambar dekoratif ini melibatkan unsur
dapat dikembangkan melalui kegiatan otot, syaraf, otak dan jemari-jemari tangan
melukis. yang memungkinkan untuk
Sumantri (dalam Nurul, 2014) mengembangkan motorik halus anak
menyatakan bahwa “fungsi terutama kelenturan dalam menggunakan
mengembangkan motorik halus anak jari-jemarinya. Menurut Zaidin dalam
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 3 - Tahun 2016)
(Sudarsih, 2014) menyatakan langkah – adalah perencanaan yang dilakukan untuk
langkah menggambar bentuk, yaitu: 1. memperbaiki proses pelaksanaan program
Pengamatan : kegiatan mengenali objek pembelajaran yang sedang berjalan”.
yang akan digambar, 2. Sketsa : gambar Kegiatan yang dilakukan pada rencana
dasar (gambar yang belum jadi), 3. tindakan ini adalah sebagai berikut. (1)
Menentukan gelap – terang dengan menyusun persiapan mengajar atau
memperhatikan arah cahaya, 4. rencana kegiatan harian yang akan di
Menentukan teknik dengan menyesuaikan ajarkan, (2) menentukan metode
alat dan bahan yang digunakan, bila pembelajaran, (3) menyiapkan media
menggunakan pensil gambar (warna), pembelajaran, (4) menyiapkan instrumen
teknik arsir atau dusel lebih cepat dilakukan penilaian berupa lembar observasi.
dan dahulukan warna muda dan warna Pelaksanaan adalah upaya yang
gelap dan tidak harus hitam, 5. Sentuhan dilakukan guru/peneliti untuk melaksanakan
akhir dengan memberikan penekanan pada perbaikan atau peningkatan yang diinginkan
karya gambar bentuk, pendekatan yang (Agung, 2010:5). Kegiatan yang dilakukan
digunakan yaitu pendekatan dengan model, pada rancangan pelaksanaan ini adalah
berarti dalam menggambar tersedia benda melaksanakan proses pembelajaran sesuai
yang menjadi objek gambar. dengan rencana kegiatan harian yang telah
Perkembangan Motorik Halus Anak dipersiapkan. Perencanaan pada tahap ini
dengan Menggambar Dekoratif akan kegiatan yang dilaksanakan oleh pendidik
berkembang secara optimal dengan adalah: (1) membuat satuan mingguan, (2)
diberikannya stimulasi yang tepat. Salah membuat satuan kegiatan harian, (3)
satu kegiatan yang dapat diberikan yaitu membuat skenario penerapan metode
dengan menggambar dekoratif, karena demonstrasi. Pelaksanaan Pada tahap ini
dengan kegiatan ini anak akan terstimulasi pendidik melakukan segala yang
perkembangan motorik halusnya melalui direncanakan. Semua perencanaan
kegiatan menggambar yang menarik dan dilakukan di dalam kelas, langkah-
menyenangkan. Dengan cara menghias langkahnya adalah; (1) pendidik membuka
gambar sederhana menjadi lebih menarik pembelajaran dengan salam, do’a dan
sesuai dengan kreasi anak, menghias nyanyian. Kemudian guru menjelaskan
benda-benda yang terlihat polos menjadi terlebih dahulu kegiatan yang akan
menarik dan indah, dan menambahkan dilaksanakan yaitu menggambar dekoratif,
ornament-ornamen tertentu ke dalam media (2) mengadakan interaksi pembelajaran,
buku gambar. yaitu guru memberikan kesempatan anak
untuk bertanya,melibatkan anak didik untuk
METODE lebih aktif, memanfaatkan sumber
pembelajaran untuk dapat mencapai tujuan,
Penelitian dilaksanakan pada tahun (3) guru membimbing anak didik untuk
ajaran 2016/2017. Penentuan waktunya istirahat makan dan bermain bebas
disesuaikan dengan kalender pendidikan di dihalaman, (4) guru menutup pembelajaran
TK Kumara Shanti Sedana.Penelitian yang terdiri dari atas evaluasi akhir,
tindakan kelas ini dilaksanakan di TK pembahasan singkat, menarik kesimpulan
Kumara Shanti Sedana.dalam kegiatan refleksi dan tindak lanjut. Pelaksanaan
penerapan media menggambar dekoratif. tindakan dilakukan selama beberapa
Subjek penelitian ini adalah anak kelompok pertemuan sesuai dengan skenario.
TK Kumara Shanti Sedana.yang berjumlah Adapun perencanaan pelaksanaan
23 anak, yang terdiri dari 14 anak penelitian tentang penerapan metode
perempuan dan 9 anak laki-laki. Penelitian demonstrasi menggambar dekoratif untuk
tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua meningkatkan perkembangan motorik halus
siklus, tiap siklus terdiri atas empat tahapan anak usia 5-6 tahun di TK Kumara Shanti
yaitu: rencana tindakan, pelaksanaan Sedana Tahun Pelajaran 2016/2017.
tindakan, evaluasi, dan refleksi. Adapun Penelitian tindakan kelas (PTK) ini
rancangan dari penelitian tindakan kelas mengacu pada teori yang dikemukakan
pada penelitian ini adalah sebagai berikut. Kemmis &Mc. Taggart (Kanca, 2010:126).
Menurut Agung (2010:5) ”rencana tindakan Dalam model PTK ini, masing-masing siklus
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 3 - Tahun 2016)
terdiri dari empat tahap, yaitu: 1). tahap Tabel. 2 Pedoman Konversi PAP Skala
rencana, 2). tahap tindakan, 3). tahap Lima tentang Tingkatan
observasi/evaluasi 4). tahap refleksi. Perkembangan Kemampuan
Adapun rancangan dari penelitian tindakan Motorik Halus Anak.
kelas (PTK) ini dapat digambarkan pada
gambar 1. Persentase Kriteria
Perkembangan Perkembangan
Perencanaa
Motorik Halus Motorik Halus
n
Refleksi SIKLUS I Pelaksana 90 −100 Sangat Tinggi
an 80 − 89 Tinggi
Pengamatan 65 − 74 Sedang
40 − 64 Rendah
Perencanaa 0 − 39 Sangat Rendah
n
Refleksi SIKLUS II Pelaksanaa Setelah data dalam penelitian ini
n terkumpul maka selanjutnya dilakukan
Pengamatan analisis data. Dalam penelitian ini
menggunakan metode analisis statistik
deskriptif dan metode analisis statistik
?
deskriptif kuantitatif.

Gambar. 1 Rancangan Penelitian


Tindakan Kelas (Arikunto, HASIL DAN PEMBAHASAN
dkk., 2012:16) Hasil
Data perkembangan Motorik halus
Pengumpulan data dalam penelitian pada penelitian siklus I disajikan dalam
ini menggunakan metode observasi. Dalam bentuk tabel distribusi frekuensi menghitung
buku pengantar metodologi penelitian mean (M), median (Md), modus (Mo), grafik
dikemukakan bahwa “metode observasi polygon dan membandingkan rata-rata atau
adalah suatu cara memperoleh atau mean dengan model PAP skala lima.
mengumpulkan data yang dilakukan Dengan membandingkan rata-rata
dengan jalan mengadakan pengamatan dan persentase yang diperoleh pada siklus I
pencatatan secara sistematis tentang suatu yaitu 57,81% dengan kriteria PAP skala
objek tertentu” (Agung, 2010:27). Kisi-kisi lima ternyata rata-rata persentase berada
yang dibuat peneliti sebagai acuan untuk pada kategori 55-64 yang tergolong pada
membuat instrumen penelitian dibuat dalam kategori rendah. Pada siklus 2 data hasil
Tabel 1. perkembangan motorik halus anak dengan
membandingkan rata-rata persentase yang
Tabel 1. Kisi-kisi Pedoman Pengamatan diperoleh yaitu 80,31% dengan kriteria PAP
Kemampuan Motorik Halus skala lima ternyata rata-rata tersebut
No Indikator berada pada kategori 80-89, jadi
1` Menggambar dan menghias gambar kemampuan motorik halus pada anak di TK
dengan menggunakan buku gambar Kumara Shanti Sedana berada pada
atau benda-benda tertentu. kondisi tinggi.
Berdasarkan hasil penelitian dan
Membuat gambar dan menghias
2. uraian di atas, dapat diartikan bahwa
sesuai yang diinginkan anak atau
penyajian hasil penelitian ini dapat
kemauan anak.
memberikan gambaran bahwa dengan
3. Anak mampu memainakan warna
menerapkan metode demonstrasi melalui
dengan baik.
kegiatan menggambar dekoratif dapat
4.
Menghias gambar dengan baik. meningkatkan perkembangan motorik halus
(Peraturan Mentri Pendidikan Nasional anak. Hal ini dapat ditunjang oleh beberapa
Republik Indonesia Nomor 50, 2010:35) keunggulan yang dimiliki oleh metode
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 3 - Tahun 2016)
demonstrasi yakni menurut Suryani halus anak dari siklus I ke siklus II sebesar
(2010:9:7) menyatakan bahwa, Keunggulan 22,05%. Data dalam Grafik Polygon apabila
dari metode demonstrasi antara lain data di atas divisualisasikan ke dalam
sebagai berikut. 1) Membantu anak didik bentuk grafik Polygon, maka akan tampak
memahami dengan jelas jalannya suatu seperti gambar 2.
proses atau kerja suatu benda/peristiwa, 2)
Memudahkan berbagai jenis penjelasan, 3)
Kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil
ceramah dapat diperbaiki melalui
pengamatan dan contoh konkret, dengan
menghadirkan objek sebenarnya, 4)
Perhatian anak dapat lebih dipusatkan, 5)
Anak dapat ikut serta aktif apabila
demonstrasi langsung dilanjutkan dengan
eksperimen, 6) Mengurangi kesalahan-
kesalahan yang mungkin terjadi sekiranya
anak hendak mencoba sendiri, 7) Beberapa
persoalan yang belum dimengerti dapat
ditanyakan langsung saat suatu proses
ditunjukkan sehingga terjawab dengan
jelas.
Oleh karena itu dapat disimpulkan
bahwa manfaat metode demonstrasi adalah
membantu anak didik atau siswa lebih Gambar 2. Grafik Perkembangan Motorik
memahami dan lebih mengerti tentang halus Anak di TK Kumara
kegiatan pebelajaran yang disampaikan Shanti Sedana Tahun
oleh guru melalui proses membuat sesuatu Pelajaran 2016/2017 pada
dan prose bekerjanya sesuatu. Pengajaran Siklus I
menggunakan metode demonstrasi adalah
untuk memperlihatkan proses terjadinya
suatu peristiwa sesuai materi ajar, cara
pencapaiannya, dan kemudahan untuk
dipahami oleh siswa dalam pengajaran
kelas. Untuk melaksanakan metode
demonstrasi yang baik dan efektif, ada
beberapa langkah-langkah yang harus
dipahami dan digunakan oleh guru, yang
terdiri dari perencanaan, uji coba, dan
pelaksanaan oleh guru lalu diikuti oleh
peserta didik dan diakhiri dengan evaluasi.

Pembahasan
Berdasarkan hasil analisis statistik
deskriptif dan analisis deskriptif kuantitatif
diperoleh persentase rata-rata
perkembangan kemampuan motorik halus
anak Semester I TK Kumara Shanti Sedana
Tahun Pelajaran 2016/2017 pada siklus I
sebesar 57,81% dan rata-rata persentase Gambar. 3 Grafik Perkembangan Motorik
peningkatan perkembangan motorik halus halus Anak di TK Kumara
anak semester I TK Kumara Shanti Sedana Shanti Sedana Tahun
Tahun Pelajaran 2016/2017 pada siklus II Pelajaran 2016/2017 pada
sebesar 80,31% dengan kategori tinggi, ini Siklus II
menunjukkan adanya pengembangan
persentase rata-rata perkembangan motorik
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 3 - Tahun 2016)
Selanjutnya nilai rata-rata persentase kegiatan menggambar dekoratif guru
yang diperoleh pada siklus II yaitu 80,31% hendaknya memberikan sesuatu yang baru
dengan kriteria PAP skala lima ternyata buat anak yang menyangkut dalam
rata-rata tersebut berada pada kategori 80- menggambar dekoratif sehingga
89. Jadi kemampuan motorik halus pada pembelajaran yang dilakukan
anak di TK Kumara Shanti Sedana berada menyenangkan dan menarik minat anak.
pada kondisi tinggi. Data dalam Grafik Kepada kepala sekolah agar melakukan
Polygon apabila data di atas pembinaan secara intensif kepada para
divisualisasikan ke dalam bentuk grafik guru mengenai metode, kegiatn dan media
Polygon, maka akan tampak seperti gambar pembelajaran, sehingga kemampuan
3. profesional para guru, perbaikan proses
Berdasarkan hasil penelitian dan dan hasil belajara anak dapat meningkat.
uraian di atas, dapat diartikan bahwa Kepada peneliti lain, hasil penelitian ini
penyajian hasil penelitian ini dapat dapat dipakai sebagai bahan perbandingan
memberikan gambaran bahwa dengan atau sumber acuan serta sarankan hal-hal
menerapkan metode demonstrasi yang belum terjangkau untuk dilanjutkan
Menggambar Dekoratif dapat meningkatkan dalam penelitian ini sehingga menjadi lebih
perkembangan motorik halus anak. sempurna, karena pencapaian kemampuan
Berdasarkan perhitungan dan grafik motorik halus anak baru mencapai kriteria
polygon di atas, terlihat Mo=Me>M ( tinggi.
14,00=14,00>12,85), sehingga dapat
disimpulkan bahwa sebaran data-data DAFTAR RUJUKAN
kemampuan motorik halus pada siklus II
menunjukkan kurve juling negative. Dengan Agung. A. A. Gede. 2014. “Penelitian
demikian dapat di interpretasikan bahwa Tindakan Kelas (Teori dan Analisis
skor kemampuan motorik halus pada anak- Data dalam PTK”). Makalah
anak TK Kumara Shanti Sedana cenderung disajikan Pada Workshop Jurusan
tinggi. Pendidikan Guru Sekolah Dasar,
FIP Undiksha. Singaraja 27
PENUTUP September 2010.
-------. 2012. Metodologi Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian dan
Pendidikan.. Singaraja: Undiksha.
pembahasan yang telah dipaparkan pada
BAB IV, dapat disimpulkan bahwa Nana Sudjana, 2010. “Metode Demonstrasi
penerapan metode demonstrasi melalui Untuk Meningkatkan Hasil Belajar
kegiatn menggambar dekoratif dapat Pada Mata Pelajaran Fiqih Materi
meningkatkan perkembangan motorik halus Salat‘Id Peserta Didik Kelas IVB MI
anak di Tk Kumara Shanti Sedana Negeri Pekuncen Tahun Pelajaran
Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. 2011/2012”..
Terjadi peningkatan kemampuan motorik
Disti Purwasih, Tin Rustini. 2013.
halus anak pada siklus I adalah 57,81% “Meningkatkan Kemampuan Motorik
yang berada pada kategori rendah dan Halus Anak Melalui Kegiatan
pada siklus II terjadi peningkatan sebesar Menggambar Dekoratif (Penelitian
80,31% yang berada pada kategori tinggi.
Tidakan Kelas Pada Kelompok B Tk
Jadi, peningkatan kemampuan motorik Bina Pemula Kecamatan Ujung
halus anak yaitu sebesar 22,5%. berung Kota Bandung)”. Tersedia
Berdasarkan simpulan diatas dapat
pada:
diajukan saran-saran sebagai berikut. https://www.google.com/search?q=D
Kepada para guru disarankan untuk dapat isti+Purwasih+dan+Tin+Rustini+Men
membimbing, melatih dan memberi motivasi
ingkatkan+Kemampan+Motorik+Hal
pada anak agar berani dalam kegiatan us+Anak+Melalui+Kegiatan+Mengg
apapun serta lebih kreatif dalam memilih ambar+Dekoratif&ie=utf-8&oe=utf-8.
metode pembelajaran ataupun kegiatan Diakses pada 12 Februari 2016.
pembelajaran yang akan diterapkan pada
anak, khususnya dalam penerapan
e-Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas Pendidikan Ganesha
Jurusan Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini (Volume 4. No. 3 - Tahun 2016)
Fadilah Nurul, 2014. “Meningkatkan 14-sud-FK.pdf. Diakses pada 5
Kemampuan Motorik Halus Melalui februari 2016.
Kegiatan Mewarnai Di Kelompok B
______ “tentang Motorik halus Anak”.
Tk Kklkmd Sedyo Rukun
Tersedia pada
Bambanglipuro Bantul”. Tersedia
pada https://ml.scribd.com/doc/28521460
eprints.uny.ac.id/13427/1/Nurul%20 5/Bab-202-pdf. diakses pada 29
Fadhilah_1011 1244028.pdf. januari 2015
Diakses pada 5 Februari 2016. ______2013. “Peningkatan Kemampuan
Hurlock, Elizabeth B. (1978). Motorik Halus Melalui Kegiatan
Perkembangan Anak Penerjemah Bermain Menggambar Dekoratif
Mertasari Tjandra dan Muslichah Pada Anak Kelompok B Tk Aisyiyah
Zarkasih Jakarta Erlangga. I Sukodono Kabupaten Sragen”.
Tersedia pada
Marliza. 2014.” Peningkatan Kemampuan
Motorik Halus Anak Melalui http://eprints.ums.ac.id/30193/1/00_
Permainan Melukis Dengan Kuas DEPAN.pdf Diakses Tanggal
Taman Kanak-Kanak Pasaman
21 November 2015
Barat”. Tersedia pada
ejournal.unp.ac.id/index.php/paud/ar Wahyuningsih, 2011. “Kelebihan dan
ticle/download/1687/1456. Diakses kekurangan metode demontrasi”.
pada 5 Februari 2016. Tersedia pada
eprints.ums.ac.id/13053/13/pdf.
Ririn, 2015. “Meningkatkan Kemampuan Diakses tanggal 26 April 2016.
Motorik Halus Melalui Teknik
Mozaik”. Tersedia pada Watini, 2014 “Peningkatan Kemampuan
eprints.uny.ac.id/13037/1/Ririn%20A Motorik Halus Anak Dengan Metode
rifah.pdf. Diakses tanggal 25 April Demonstrasi Dalam Pemanfaatan
2016 Bahan Bekas Pada Kelompok B Di
Raudhatul Athfal Jamus Ngluwar
Sudarsih, 2014. “Meningkatkan Magelang Tahun Ajaran 2013/2014”.
Kemampuan Motorik Halus Anak Tersedia pada
Melalui Media Bermain
Menggambar Dekoratif Pada ”http://digilib.uinsuka.ac.id/14013/1/
Kelompok B3 Tk Bhayangkari Kota BAB%20I,%20IV,%20DAFTAR%20
Curup Kabupaten Rejang Lebong”. PUSTAKA.pdf Diakses tanggal 10
Tersedia pada April 2016
repository.unib.ac.id/8505/1/I,II,III,I-

Anda mungkin juga menyukai