Anda di halaman 1dari 9

ALAT PERMAINAN EDUKATIF UNTUK MENINGKATKAN

PERKEMBANGAN SENI

Mazaya Nurin Shabrina Saragih1, Rani Handayani 2, dan Heldanita 3


Pendidikan Islam Anak Usia Dini, Fakultas Tarbiyah dan Keguruan,
1,2,3

Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau


12010921028@students.uin-suska.ac.id 12010924284@students.uin-suska.ac.id

PENDAHULUAN
Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-6 tahun. Pada
usia tersebut, perkembangan terjadi sangat pesat. Berdasarkan hasil penelitian,
sekitar 40% dari perkembangan manusia terjadi pada usia dini. Oleh karena itu,
usia dini dipandang sangat penting sehingga diistilahkan usia emas (golden age).
Setiap individu mengalami usia dini, hanya saja usia dini tersebut hanya terjadi
satu kali dalam fase kehidupan setiap manusia, sehingga keberadaan usia dini
tidak boleh disia-siakan. Usia dini adalah masa yang paling tepat untuk
menstimulasi perkembangan individu. Agar dapat memberikan berbagai upaya
pengembangan, maka perlu diketahui tentang perkembangan-perkembangan yang
terjadi pada anak usia dini. Pengetahuan tentang perkembangan anak usia dini
akan menjadi modal orang dewasa untuk menyiapkan berbagai stimulasi,
pendekatan, strategi, metode, rencana, media atau alat permainan edukatif, yang
dibutuhkan untuk membantu anak berkembang pada semua aspek
perkembangannya sesuai kebutuhan anak pada setiap tahapan usianya.1
1
Muliana Khaironi, Perkembangan Anak Usia Dini, Vol. 3, Jurnal Goldeng Ege Hamzawadi
University, 2018, hlm 1-2.

1
Periode perkembangan pada anak usia dini merupakan periode yang sangat
penting dalam rentang pertumbuhan dan perkembangan manusia. Usia anak usia
dini popular disebut dengan golden age yang berarti masa keemasan atau masa
kejayaan. Orang tua dan guru sebagai lingkungan terdekat dari anak menjadi
penentu dalam memberikan stimulasi yang tepat pada anak agar mampu menjalani
periode golden age dengan optimal. Stimulasi yang diberikan pada anak dapat
dilakukan di rumah maupun di pendidikan formal atau Pendidikan Anak Usia
Dini (PAUD). Pendidikan Anak Usia Dini berdasarkan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 137 Tahun 2014 adalah upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai usia 6 (enam) tahun yang
dilakukan melalui pemberian rancangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Pendidikan di PAUD menurut Sujiono
(2009) menitikberatkan peletakkan dasar ke arah pertumbuhan dan perkembangan
fisik (koordinasi motorik halus dan kasar), kecerdasan (daya pikir, daya
cipta, kecerdasan emosi, kecerdasan spiritual), sosial emosional (sikap dan
perilaku serta beragama, bahasa dan komunikasi).
Pemberian stimulasi akan menjadi efektif jika orang tua atau pengasuh
memberikan dan memperhatikan kebutuhan anak sesuai dengan tahapan
perkembangan anak. Salah satu perkembangan yang sangat penting untuk
dipantau pada anak dalam periode ini adalah perkembangan seni anak. Menurut
Pakerti (2010) pendidikan seni pada anak adalah membantu anak untuk
mengungkapkan sesuatu yang mereka ketahui dan yang dirasakan oleh mereka
sehingga dapat diungkapkan dalam bentuk seni. Karya seni yang dimiliki anak
merupakan ungkapan keindahan dari suatu peristiwa yang mereka rasakan.
Pendidikan seni di Indonesia terdapat beberapa macam yakni seni rupa, seni tari,
dan seni musik semua dikembangkan sesuai dengan tahap perkembangan dan
aspek-aspek perkembangan anak. Mendidik anak melalui seni, tidak hanya untuk
anak berbakat saja, tetapi seni juga dapat mengembangkan potensi diri dan
menumbuhkan kreatifitas anak.
PEMBAHASAN

2
A. Pengertian Pengembangan Seni Anak Usia Dini
Aspek seni merupakan salah satu aspek yang penting didalam
perkembangan anak usia dini, hal ini karena pengembangan aspek seni di
PAUD merupakan salah satu dari bidang pengembangan kemampuan
dasar yang dipersiapkan untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas
anak sesuai dengan tahap perkembangannya.2
Pengembangan seni di taman kanak-kanak merupakan salah satu
dari bidang pengembangan kemampuan dasar yang dipersiapkan oleh guru
untuk meningkatkan kemampuan dan kreativitas anak sesuai dengan tahap
perkembangannya.3
Menurut Miskawati (2017) yaitu salah satu faktor yang
menghambat perkembangan anak dalam aspek seni yaitu kurangnya
pemahaman orang tua dalam pemberian stimulasi yang tepat. Oleh karena
itu sangat penting mengetahui capaian perkembangan anak sesuai dengan
usia tahapan perkembangan agar dapat dideteksi secara dini aspek mana
saja yang kurang. Selain itu, pengetahuan terkait capaian perkembangan
anak sangat berguna dalam menetapkan stimulasi yang tepat pada anak
sesuai dengan tugas perkembangan anak.4
Pengembangan kegiatan seni rupa di TK hendaknya dapat
difungsikan untuk membina keterampilan dan kemampuan anak dalam
berinteraksi dengan lingkungan dan sebagai sarana untuk meperoleh
pengalaman visual estetis berolah senirupa.5
Keterampilan seni rupa adalah kemampuan menciptakan sesuatu
bentuk baru dan mengubah fungsi bentuk. Kegiatan ini sering dilakukan
oleh anak-anak pada usia dini karena sifat keingintahuan. 6
2
S. Nurwita, Meningkatan Perkembangan Seni Anak Menggunakan Media Smart Hafiz di PAUD
Aiza Kabupaten Kepahiang, Vol. 1, Jurnal: Early Child Research and Practice, 2020, hlm 35.
3
Dua Dhiu, Konstantinus dkk, Aspek Perkembangan Anak Usia Dini, Pekalongan, Nasya Expanding
Management, 2021, hlm 156.
4
Damayanti, Eka dkk, Capaian Aspek Perkembangan Seni Dan Stimulasinya Pada Anak Usia 3- 4
Tahun, Vol. 4, Indonesian Journal of Early Childhood Education, 2021, hlm 3-4.
5
Annisa Herlida Sari, Studi Kasus Strategi Guru Dalam Kegiatan Menggambar Untuk
Pengembangan Seni Rupa Anak, Vol. 4, Jurnal Pelita PAUD, 2021, hlm 153.
6
Yoan Sarasehan dkk, Pengembangan Seni Rupa Tiga Dimensi Untuk Meningkatkan Kreativitas
Anak Melalui Media Playdough, Vol. 3, Indonesian Journal of Early Childhood Education, 2020,

3
Pengembangkan seni pada anak usia dini tentunya sama pentingnya
dengan pengembangan aspek perkembangan lainnya. Maka seharusnya
pengoptimakan pengembangan seni rupa juga perlu untuk diperhatikan
sedemikian rupa agar dapat berkembang dengan optimal. Pengoptimalan
ke enam aspek perkembangan biasanya dibutuhkan strategistrategi yang
sesuai dan mumpuni guna menyesuaikan dengan tahapan perkembangan
anak serta gaya belajar anak. Demikian pula dengan pengembangan seni
rupa, diperlukan berbagai strategi agar dapat berkembang dengan optimal.
Guru juga perlu memahami kemampuan anak usia dini sesuai dengan
tahapan perkembangannya.7
Seni rupa merupakan kegiatan yang menciptakan suatu bentuk
maupun kreasi melalui berbagai medium dalam bentuk dua dimensi, tiga
dimensi atau multidimensi yang bisa ditangkap panca indra oleh publik
seni (Pakerti, 2016: 1.15). Menurut Catur seni rupa yaitu suatu ungkapan
perasaan manusia yang diwujudkan melalui media dan penataan elemen
serta prinsip desain. Menurut Soetedja seni rupa yaitu ilmu yang
memfokuskan pada kualitas objek yang dibuat, ditujukkan dan
diapresiasikan (Mulyani, 2017: 60-61).8
Selain warna anak diperkenalkan belajar tentang bentuk-bentuk,
misalnya bulat atau kotak. Pendidik dapat melakukan kegiatan
membandingkan bentuk tersebut dengan mainannya. Contohnya, bentuk
bulat mirip dengan bola yang sering dimainkan anak, atau bentuk kotak
serupa dengan kotak mainannya.
Menurut Sofia Sillito, dkk (Dewi, 2012), pendidikan seni anak
sangat berharga dalam kegiatan belajar anak. Selanjutnya, Ruppert (Dewi,
2012) mengungkapkan mengenai pendidikan seni memberikan kontribusi
pada pengembangan keterampilan akademik, termasuk bidang membaca

hlm 29.
7
Annisa Herlida Sari, Studi Kasus Strategi Guru Dalam Kegiatan Menggambar Untuk
Pengembangan Seni Rupa Anak, Vol. 4, Jurnal Pelita PAUD, 2021, hlm 151.
8
Lailatul Maghfiroh & Naning Yuliani, Pengaruh Kegiatan Paper Clayterhadap Aspek
Perkembangan Seni Rupa Pada Anak Usia 4-5 Tahun, Vol. 2, At-Thufuly: Jurnal Pendidikan Anak
Usia Dini, 2022, hlm 75.

4
dan perkembangan bahasa serta matematika. Dari beberapa pernyataan
tersebut dapat disimpulkan bahwa seni pada dasarnya mempunyai peranan
yang luar biasa dalam pendidikan. Bahkan pendidikan seni mempunyai
kontribusi dan korelasi dengan berbagai ilmu.
B. Tujuan Pengembangan Seni Anak Usia Dini
Aspek seni dalam pembelajaran anak usia dini mencakup
eksplorasi dan ekspresi diri, imajinasi dengan gerakan, musik, drama, dan
beragam bidang seni lainnya (seni lukis, seni rupa, kerajinan), mampu
mengapresiasi karya seni, masing-masing aspek tersebut telah
dikembangkan menjadi tujuan pembelajaran. Agar tujuan pembelajaran
aspek seni mencapai hasil yang maksimal dibutuhkan sebuah lingkungan
pendidikan yang memberikan ruang yang seluas-luasnya bagi kebebasan
berekspresi dan bereksplorasi anak dalam kegiatan pembelajaran yang
dilakukan. Suasana pendidikan harus menjadi wahana bagi anak untuk
mengungkapkan keinginan perasaan pikiran melalui berbagai aktivitas
yang dapat merangsang aktualisasi potensi seni yang sudah ada dalam
dirinya sehingga menimbulkan rasa senang dan kepuasan.9
C. Manfaat Pengembangan Seni Untuk Anak Usia Dini
Seni diyakini bermanfaat dalam menngkatkan perkembangan anak
usia dini, melalu seni bisa meningkatkan kemampuan logika matematika,
motorik, sosial bahkan emosi anak usia dini. Setiap anak memiliki
imajinasinya sendiri yang bisa kita gunakan untuk meningkatkan serta
mengoptimalkannya.10
Manfaat pengembangan aspek seni pada anak usia dini yaitu bisa
mengembangkan kreativitas. Melalui seni, seorang anak memiliki banyak
kesempatan untuk mengembangkan kreativitasnya. Apalagi jika seni yang
diajarkan pada anak dilakukan bersama dengan permainan, tentu anak
lebih senang dan tidak mudah bosan.

9
Dua Dhiu, Konstantinus dkk, Aspek Perkembangan Anak Usia Dini, Pekalongan, Nasya
Expanding Management, 2021, hlm 148.
10
Farida Mayar dkk, Analisa Manfaat Seni Untuk Mengoptimalkan Perkembangan Anak Usia Dini,
Vol. 3, Jurnal Pendidikan Tambusai, 2019, hlm 1361.

5
Pendidikan seni memiliki beberapa manfaat lainnya, yaitu:
1. Belajar mengekspresikan diri
Mewarnai, menggambar, bernyanyi, atau menari
dapat menjadi sarana untuk anak dalam mengekspresikan
emosi atau perasaannya dan menyampaikan apa yang ada
dalam imajinasi mereka.
2. Melatih fokus pada anak
Ketika sedang berkegiatan seni, anak cenderung
akan fokus terhadap apa yang sedang dikerjakannya. Seni
juga bisa sangat membantu anak-anak berkebutuhan khusus
contohnya pada anak dengan ADHD (Attention Deficit
Hyperactivity Disorder) yang sulit fokus.
3. Membantu anak dalam bersosialisasi
Dengan berkegiatan seni, anak bisa sharing dengan
teman atau orang lain tentang apa yang ia buat, dan bisa
membuat anak mendapatkan teman baru.
4. Membangun rasa percaya diri
Membuat suatu karya akan membangun rasa bangga
anak pada diri sendiri, juga apresiasi dari orangtua atau
orang terdekat dapat menciptakan rasa “percaya” anak
terhadap dirinya sendiri dan tidak takut untuk melakukan
hal baru.
5. Membangun kerja sama dan tanggung jawab
Beberapa kegiatan seni bisa dilakukan Bersama
dengan orang lain atau tim. Misalnya bermain drama, atau
bermain musik. Kegiatan tim tersebut bisa mengasah rasa
tanggung jawab dan kerja sama pada diri anak.
D. Aktivitas Permainan Untuk Meningkatkan Pengembangan Seni Anak
Usia Dini
1. Karya Seni Tiga Rupa Dimensi Melalui Playdough

6
Media playdough merupakan salah satu bahan permainan
edukatif karena dapat mendorong imajinasi anak. Media playdough
merupakan bahan yang sangat cocok untuk anak kecil. Menurut
Ainun media play-doh merupakan media yang cukup lembut untuk
dibentuk dan elastis untuk dibuat sebuah hasil karya seni. Karya
seni pada anak dapat dilakukan dengan cara membentuk
menggunakan playdough sesuai dengan tema yang diajarkan pada
anak. Contohnya dengan tema buahan anak dapat melakukan
kegiatan seni tiga dimensi menggunakan playdough membuat
macam-macam buah-buahan.11
2. Seni Tari
pendidikan seni tari merupakan suatu pembelajaran yang
dapat membatu anak usia dini mengembangkan berbagai
kemampuan di masa golden age. Selain itu, melalui seni tari maka
pendidik dapat menjadi fasilitator anak untuk mengembangkan
kreativitas. Dalam kreativitas anak usia dini, maka yang lebih
disorot dan dikembangkan adalah proses kreativitasnya dan
identifikasi ciri-ciri anak kreatif. Adapun tarian-tarian dan
gerakangerakan selama bermain mampu mengembangkan
keterampilan motorik kasar, dan keseluruhan aktivitasaktivitas ini
meningkatkan emosional anak.12
3. Musik
Menurut Jamalus (1988) musik adalah suatu hasil karya seni bunyi
dalam bentuk lagu atau komposisi musik, yang mengungkapkan
pikiran dan perasaan penciptanya melalui unsur-unsur musik, yaitu
irama, melodi, harmoni, bentuk/struktur lagu dan ekspresi sebagai
satu kesatuan. Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia

11
Yoan Sarasehan dkk, Pengembangan Seni Rupa Tiga Dimensi Untuk Meningkatkan Kreativitas
Anak Melalui Media Playdough, Vol. 3, Indonesian Journal of Early Childhood Education, 2020,
hlm 30
12
Miskawati, Upaya Meningkatkan reativitas Anak Dalam Pembelajaran Seni Tari Melalui Strategi
Belajar Sambil Bermain di TK Islam Sa’adatul Khidmah Tahun pelajaran 2016/2017, Vol. 9, Jurnal
Ilmiah Dikdaya, 2019, hlm 47.

7
(Depdiknas,2001) menyatakan musik adalah nada atau suara yang
disusun sedemikian rupa sehingga mengandung irama, lagu dan
keharmonisan (terutama yang menggunakan alat-alat yang
menghasilkan bunyi).13
4. Kegiatan Menggambar
Menggambar merupakan kegiatan manusia yang bertujuan untuk
mengungkapkan apa yang dirasakan dan dialaminya baik mental
maupun visual dalam bentuk garis dan warna. (Sumanto, 2005,
hlm. 47) Kegiatan ini dapat dilakukan oleh siapapun termasuk anak
usia dini. Melalui kegiatan menggambar seorang anak dapat
mengungkapkan ide, perasaan serta pengalamannya. Kegiatan
menggambar dapat mengembangkan kemampuan imajinasi
seseorang karena dalam kegiatan menggambar dapat
mengombinasikan banyak hal menjadi satu kesatuan yang indah.
Menggambar adalah aktivitas yang tidak statis melalui kegiatan
permainan tekstur, warna, pola dan objek gambar.14

DAFTAR PUSTAKA

13
Miskawati, Upaya Meningkatkan reativitas Anak Dalam Pembelajaran Seni Tari Melalui Strategi
Belajar Sambil Bermain di TK Islam Sa’adatul Khidmah Tahun pelajaran 2016/2017, Vol. 9, Jurnal
Ilmiah Dikdaya, 2019, hlm 1360.
14
Annisa Herlida Sari, Studi Kasus Strategi Guru Dalam Kegiatan Menggambar Untuk
Pengembangan Seni Rupa Anak, Vol. 4, Jurnal Pelita PAUD, 2021, hlm 151.

8
Muliana Khaironi, Perkembangan Anak Usia Dini, Vol. 3, Jurnal Goldeng Ege
Hamzawadi University, 2018,
http://ejournal.hamzanwadi.ac.id/index.php/jga/article/view/739
S. Nurwita, Meningkatan Perkembangan Seni Anak Menggunakan Media Smart
Hafiz di PAUD Aiza Kabupaten Kepahiang, Vol. 1, Jurnal: Early Child
Research and Practice, 2020,
https://jurnal.unived.ac.id/index.php/ecrp/article/view/1070/911
Dua Dhiu, Konstantinus dkk, Aspek Perkembangan Anak Usia Dini, Pekalongan,
PT. Nasya Expanding Management, 2021.
Damayanti, Eka dkk, Capaian Aspek Perkembangan Seni Dan Stimulasinya Pada
Anak Usia 3- 4 Tahun, Vol. 4, Indonesian Journal of Early Childhood
Education, 2021,
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/nanaeke/article/view/20986
Annisa Herlida Sari, Studi Kasus Strategi Guru Dalam Kegiatan Menggambar
Untuk Pengembangan Seni Rupa Anak, Vol. 4, Jurnal Pelita PAUD, 2021,
http://jurnal.upmk.ac.id/index.php/pelitapaud/article/view/905
Yoan Sarasehan dkk, Pengembangan Seni Rupa Tiga Dimensi Untuk
Meningkatkan Kreativitas Anak Melalui Media Playdough, Vol. 3,
Indonesian Journal of Early Childhood Education, 2020,
https://journal3.uin-alauddin.ac.id/index.php/nanaeke/article/view/13557
Lailatul Maghfiroh & Naning Yuliani, Pengaruh Kegiatan Paper Clayterhadap
Aspek Perkembangan Seni Rupa Pada Anak Usia 4-5 Tahun, Vol. 2, At-
Thufuly: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini, 2022.
Farida Mayar dkk, Analisa Manfaat Seni Untuk Mengoptimalkan Perkembangan
Anak Usia Dini, Vol. 3, Jurnal Pendidikan Tambusai, 2019,
http://repository.unp.ac.id/35245/
Miskawati, Upaya Meningkatkan reativitas Anak Dalam Pembelajaran Seni Tari
Melalui Strategi Belajar Sambil Bermain di TK Islam Sa’adatul Khidmah
Tahun pelajaran 2016/2017, Vol. 9, Jurnal Ilmiah Dikdaya, 2019.

Anda mungkin juga menyukai