Anda di halaman 1dari 6

IMPLEMENTASI AKIVITAS SENI DALAM PENDIDIKAN

ANAK USIA DINI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN

EMOSI DASAR

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) adalah pendidikan yang ditujukan

bagi anak yang baru lahir hingga usia enam tahun. Pada masa ini, yaitu masa

keemasan atau golden age, anak mengalami kepekaan dan sensitivitas yang tinggi

terhadap berbagai rangsangan (Setiani, 2013).

Seorang guru di PAUD memiliki tuntutan yang lebih tinggi dibandingkan

dengan guru-guru lainnya, karena pembelajarannya harus memperhatikan

berbagai aspek yang sesuai dengan kondisi anak. Oleh karena itu, dalam memilih

dan menentukan pendekatan serta metode yang digunakan dalam kegiatan anak-

anak di Taman Kanak-kanak, seorang guru harus memiliki alasan yang kuat dan

mempertimbangkan faktor-faktor yang mendukung pemilihan metode dan

pendekatan tersebut, termasuk karakteristik tujuan kegiatan dan karakteristik anak

yang sedang diajar (Juwantara, 2019; Lestari, 2020; Supena & Hasanah, 2020).

Pendidikan anak usia dini merupakan fase penting dalam perkembangan

anak, di mana mereka mulai membangun pemahaman tentang diri mereka sendiri,

hubungan sosial, dan mengenali dan mengatur emosi. Pemahaman emosi dasar

pada anak-anak sangat penting untuk membantu mereka menghadapi tantangan

dalam kehidupan sehari-hari dan membangun keterampilan sosial yang sehat.


Oleh karena itu, penting untuk mengidentifikasi metode yang efektif dalam

meningkatkan pemahaman emosi pada anak usia dini.

Salah satu pendekatan yang menarik adalah melalui implementasi aktivitas

seni dalam pendidikan anak usia dini. Aktivitas seni, seperti melukis,

menggambar, bermain musik, menari, dan membuat kerajinan tangan,

memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk mengekspresikan emosi mereka

dengan cara yang kreatif dan menyenangkan. Melalui aktivitas seni, anak-anak

dapat memperluas pemahaman mereka tentang berbagai emosi, mengamati dan

memahami ekspresi emosi orang lain, serta mengembangkan keterampilan

pengaturan emosi yang konstruktif.

Penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Setiawan dan Vionitta

menunjukkan manfaat aktivitas seni dalam pendidikan anak usia dini untuk

meningkatkan kecerdasan dan emosi anak (Setiawan, 2022; Vionitta, 2021).

Namun, masih diperlukan pemahaman yang lebih mendalam tentang strategi

implementasi yang efektif dan tantangan yang mungkin dihadapi dalam

mengintegrasikan aktivitas seni ke dalam kurikulum pendidikan anak usia dini.

Dalam artikel ini, kami akan membahas implementasi aktivitas seni dalam

pendidikan anak usia dini untuk meningkatkan pemahaman emosi dasar. Kami

akan menjelaskan strategi implementasi yang efektif, termasuk perencanaan

kurikulum yang mendukung aktivitas seni, pemilihan media dan materi yang

sesuai, serta integrasi aktivitas seni dalam praktik pembelajaran harian. Kami juga
akan mengusulkan sebuah studi kasus untuk mengilustrasikan manfaat konkret

dari implementasi aktivitas seni dalam meningkatkan pemahaman emosi dasar

pada anak usia dini.

Penelitian sebelumnya juga mengungkapkan bahwa kegiatan seni

kreativitas bagi anak usia dini dengan contoh kegiatan bermain warna melalui

teknik melukis dan fingger painting dapat meningkatkan imajinasi, emosional,

kognitif, bahasa, seni bagi anak sejak dini. Melalui kegiatan seni ini anak dapat

bereksplorasi melalui macam-macam warna (Wibowo & Suyadi, 2020).

Bahwa implementasi aktivitas seni memberikan manfaat yang signifikan

dalam meningkatkan pemahaman emosi dasar pada anak-anak usia dini. Aktivitas

seni memberikan kesempatan bagi anak-anak untuk mengekspresikan emosi

mereka secara kreatif melalui media seni seperti melukis, menggambar, dan

bermain musik. Hal ini memungkinkan mereka untuk mengungkapkan perasaan

mereka dengan lebih bebas dan tanpa batasan, yang pada gilirannya dapat

memperkaya pemahaman emosi mereka.

Selain itu, aktivitas seni juga memberikan kesempatan bagi anak-anak

untuk mengamati dan memahami ekspresi emosi pada orang lain. Melalui karya

seni mereka sendiri atau melalui karya seni orang lain, anak-anak belajar

mengidentifikasi emosi seperti kegembiraan, sedih, marah, dan takut. Ini

membantu mereka mengembangkan kemampuan untuk membaca ekspresi emosi


pada wajah dan gerakan tubuh orang lain, yang merupakan keterampilan penting

dalam memahami dan berinteraksi dengan orang lain.

Aktivitas seni juga berperan dalam pengembangan keterampilan

pengaturan emosi pada anak-anak. Anak-anak belajar mengenali dan mengelola

emosi mereka sendiri melalui aktivitas seni. Mereka belajar untuk

mengungkapkan emosi secara sehat dan konstruktif, serta mengembangkan

kemampuan untuk menenangkan diri saat mengalami emosi negatif. Hal ini

memberikan dasar yang kuat bagi perkembangan emosi yang sehat pada anak-

anak usia dini.

Meskipun implementasi aktivitas seni memberikan manfaat yang

signifikan, ada beberapa tantangan yang perlu diatasi. Pertama, keterbatasan

sumber daya, baik dalam hal fasilitas seni maupun pendidikan guru, dapat

membatasi implementasi yang efektif. Diperlukan dukungan dan investasi yang

cukup dalam hal sumber daya untuk memastikan keberlanjutan dan kesuksesan

program ini. Kedua, keterampilan guru dalam mengintegrasikan aktivitas seni

dalam kurikulum juga menjadi faktor penting. Pelatihan dan pengembangan

keterampilan bagi guru perlu diberikan untuk meningkatkan pemahaman mereka

tentang pentingnya seni dalam pendidikan anak usia dini serta strategi pengajaran

yang tepat.

Selain itu, kesesuaian aktivitas seni dengan perkembangan anak perlu

diperhatikan dengan cermat. Aktivitas seni yang dirancang harus sesuai dengan
tahap perkembangan anak dan mempertimbangkan minat dan kebutuhan mereka.

Perencanaan kurikulum yang matang dan terintegrasi dapat membantu dalam

merancang aktivitas seni yang relevan dan bermanfaat bagi anak-anak.

Refrensi

Juwantara, R. A. (2019). Analisis Teori Perkembangan Kognitif Piaget pada


Tahap Anak Usia Operasional Konkret 7-12 Tahun dalam Pembelajaran
Matematika. Al-Adzka: Jurnal Ilmiah Pendidikan Guru Madrasah
Ibtidaiyah, 9(1). https://doi.org/10.18592/aladzkapgmi.v9i1.3011

Lestari, A. A., Mulyana, E. H., & Muiz, D. A. (2020). Analisis Unsur Engineering
Pada Pengembangan Pembelajaran STEAM Untuk Anak Usia Dini. JPG:
Jurnal Pendidikan Guru, 1(4). https://doi.org/10.32832/jpg.v1i4.3555

Setiani, R. E. (2013). Memahami Pola Perkembangan Motorik Pada Anak Usia


Dini. INSANIA : Jurnal Pemikiran Alternatif Kependidikan, 18(3).
https://doi.org/10.24090/insania.v18i3.1472

Setiawan, Deni., Ita K. H., & Agvely, A. (2022). Memakai Kecerdasa Melalui
Akivias Seni: Analisis Kualitaif Pengembagan Kreativias Pada Anak Usia
Dini, 4507-4518. https://doi.org/10.31004/obsesi.v6i5.2521

Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan Kombinasi


(Mixed Method). Alfabeta.

Supena, A., & Hasanah, U. (2020). Teaching Models For Children With Moderate
Intellectual Disabilities During Covid-19 Pandemic. Lentera Pendidikan :
Jurnal Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, 23(2).
https://doi.org/10.24252/lp.2020v23n2i9.
Vionitta, Devi., & Aninditya, S. N. (2021). Implementasi Pembelajaran Kreatif
Seni Rupa Anak Paud Berbasis Daring. PAUD UINSUKA:Jurnal Fakultas
Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan, 19(22), 198-212.

Wibowo, D. V., & Suyadi. (2020). Kegiatan Kreativitas Seni Warna Anak Usia
Dini Melalui Permainan Cat Air di Masa Pandemi. PAUD Lectura: Jurnal
Pendidikan Anak Anak Dini, 4(1), 74–87. https:// doi.org/10.31849/paud-
lectura.v

Anda mungkin juga menyukai