Abstrak
Model pembelajaran Picture and Picture serta media gambar merupakan dua metode
yang dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan minat baca anak usia dini. Penelitian
ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran bermain dengan media
gambar, faktor pendukung dan penghambat dalam perkembangan kreativitas anak usia
5 sampai 6 tahun, dan kompetensi guru dalam melaksanakan pengembangan kreatif
melalui penggunaanmedia gambar. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi
kasus kualitatif sebagai strategi penelitiannya. Hasil penelitian yaitu terdapat
peningkatan minat membaca anak dari Pra Siklus sebesar 41%, Siklus I meningkat
secara signifikan menjadi 84% dan Siklus II meningkat menjadi 94%.
Abstract
The Picture and Picture learning model and picture media are two methods that can be
used to arouse early childhood interest in reading. This study aims to describe the
process of learning to play with media images, supporting and inhibiting factors in the
development of creativity in children aged 5 to 6 years, and teacher competence in
carrying out creative development using image media. This research uses a qualitative
case study approach as its research strategy. The results of the study showed that there
was an increase in children's interest in reading from the Pre-Cycle by 41%, Cycle I
increased significantly to 84% and Cycle II increased to 94%.
1
Mahasiswa Program S1 PG. PAUD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Terbuka.
NIM. 858025298, Email: asusi931@gmail.com
1
PENDAHULUAN
PAUD adalah salah satu jenis lembaga pendidikan anak usia dini yang
menekankan gagasan bahwa anak-anak harus bermain sambil belajar dan belajar sambil
bermain. PAUD merupakan pengaruh vital bagi kehidupan setiap anak dan merupakan
cara paling efektif untuk menumbuhkan potensi anak secara ideal. Permainan yang
sederhana, seru, dan kreatif jika dimainkan dengan gaya bermain yang disesuaikan
dengan PAUD (tidak ada paksaan).
Salah satu kegiatan yang dapat membantu anak mengembangkan kemampuan
motoriknya secara maksimal dan membantu tumbuh kembang otaknya adalah
pembinaan motorik. kemampuan mengatur, mengontrol, dan mengkoordinasikan
gerakan tubuh, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat.
Diharapkan dengan mendorong kreativitas anak di PAUD, akan didukung penelitian
yang lebih mendalam tentang pelaksanaan program pendidikan. penggunaan mainan,
gambar, dan permainan yang diajarkan kepada anak kecil dan disesuaikan dengan
perkembangan fisik mereka.
Membaca materi abstrak umumnya menarik minat anak usia dini. Namun
terdapat tekanan dari orang tua yang menginginkan anaknya dapat membaca dengan
cepat. Guru memerlukan solusi untuk masalah tersebut. Menggunakan media gambar
merupakan salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh pengajar. Gambar yang disertai
dengan kata atau kalimat dikenal dengan media gambar. Siswa di PAUD Anggrek
Piasak akan terdorong untuk menyelidiki arti dari gambar-gambar tersebut dan berusaha
untuk membaca kata-kata atau kalimat yang diberikan oleh ilustrasi tersebut.
Berdasarkan informasi sebelumnya, penulis melakukan penelitian dengan
judul “Upaya Menumbukan Minat Baca Anak Dengan Model Pembelajaran Picture and
Picture Pada Siswa Kelompok B Di PAUD Anggrek Piasak.
Tahun 2021/2022”. Penelitian dilakukan di PAUD ANGGREK PIASAK Dusun Piasak,
Ds.Pedalaman, Kec. Tayan Hilir, Kab. Sanggau, Prov. Kalimantan Barat. Penelitian ini
dapat membantu pendidik dalam menggunakan media gambar dan model pembelajaran
Picture and Picture untuk menumbuhkan minat membaca anak.
2
KERANGKA DASAR TEORI
Membaca
Menurut Harianto, E. (2020), membaca adalah pelafalan kata dan
pemerolehan kata dari bahan cetakan. Gerakan ini meliputi pemeriksaan dan
asosiasi berbagai kemampuan yang kompleks, termasuk memungut, berpikir,
berpikir, mencerna dan berpikir kritis yang berarti menghasilkan klarifikasi data.
Membaca juga dapat dilihat sebagai proses berpikir yang melibatkan penggunaan
penglihatan, gerakan mata, ucapan batin, dan ingatan untuk memahami dan
menafsirkan simbol tertulis.
Instruksi membaca berfokus pada mengajar anak-anak untuk memahami
dan menyerap pesan dan ide tertulis. Anak-anak harus mampu mengenali kata kata
demi kata, memahami kelompok kata atau frase, klausa, kalimat, atau teks secara
keseluruhan, untuk mencapai hal ini. Latihan membaca yang dilakukan di sekolah
3
meliputi berpikir, mempersiapkan, merasakan dan disesuaikan dengan mata
pelajaran dan jenis membaca yang mereka hadapi (Harianto, E., 2020).
Butuh waktu untuk mengembangkan rutinitas membaca yang produktif.
Oleh karena itu, upaya pembentukan harus dimulai sedini mungkin, khususnya
pada usia muda. Anak dapat dikenalkan dengan buku, gambar, dan gambar nama
sejak usia dini. Gambar dan Model pembelajaran gambar memanfaatkan media
gambar dan merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan.
Media Gambar
Anak-anak cenderung salah memahami objek ketika mereka melihat
gambar media karena mereka dapat meniru objek nyata. Media gambar juga dapat
mengatasi keterbatasan ruang dan waktu karena guru tidak perlu membawa siswa
ke lokasi pembelajaran langsung bersama mereka. Misalnya, guru dapat
menjelaskan bahwa aneka binatang tidak perlu ke kebun binatang melainkan cukup
menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Hal ini juga dilakukan untuk
mengatasi keterbatasan masalah dan keterbatasan pengamatan. Media gambar juga
dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. Karena guru menggunakan foto
atau mengunduhnya dari internet, media gambar dianggap tidak mahal. Kegiatan
berbicara melalui gambar dapat dilakukan di dalam maupun di luar kelas, di tempat-
tempat seperti sekolah. halaman, demikian pula. Menurut Saputri, W. (2015), anak
diharapkan menceritakan atau membicarakan tentang gambar yang diperlihatkan
oleh guru. Media gambar adalah segala jenis rancangan statis atau dinamis,
meliputi: denah, ilustrasi, foto, grafik , dan bahkan animasi atau kartun (Purwanti,
T., 2018).
Menurut Kusumawati (2016), penggunaan media gambar dalam kegiatan
belajar mengajar sangat penting karena berpotensi menimbulkan keinginan dan
minat baru, memotivasi dan mendorong belajar, bahkan memiliki efek psikologis
pada anak. Tujuan dan Aplikasi Pembelajaran media gambar, khususnya: mendidik
siswa tentang tujuan pembelajaran, memotivasi anak, menyajikan informasi,
mendorong diskusi, mengarahkan kegiatan anak, melakukan tes dan latihan,
penguatan pembelajaran, dan memberikan pengalaman melalui simulasi (Sarudi,
W., 2018).
4
mereka dipasangkan secara logis dan diurutkan menjadi sebuah cerita. Model
Pembelajaran Picture and Picture dapat digunakan dengan cara berikut:
1. Membekali anak dengan kompetensi yang harus dicapai agar anak memiliki
pemahaman awal terhadap materi yang akan dipelajari.
2. Kurikulum disajikan oleh instruktur.
3. Langkah-langkah, manfaat, dan kekurangan model pembelajaran, serta
harapan siswa dijelaskan oleh guru.
4. Mencocokkan atau menyortir gambar dan penyajiannya.
5. Kegiatan berdasarkan evaluasi sebagai penutup.
Manfaat model pembelajaran Picture and Picture antara lain:
1. Karakteristik anak lebih akrab dengan guru.
2. Siswa mampu berpikir secara sistematis dan logis.
3. Mendorong siswa untuk terlibat dalam berpikir kreatif dan kritis.
4. Semangat belajar anak tumbuh.
5. Anak terlibat aktif dalam pendidikannya.
METODE PENELITIAN
5
HASIL PENELITIAN
Dari beberapa kesimpulan peneliti dan hasil dari diskusi dengan guru
pendamping anak dilakukan untuk memperjelas dan memperdalam kajian dalam
penelitian ini, yang didasarkan pada temuan penelitian upaya di PAUD ANGGREK
PIASAK untuk mendorong minat baca anak melalui media gambar dengan
menggunakan model pembelajaran Picture and Picture.
Siklus I
Kegiatan perbaikan Siklus I yang dilakukan menghasilkan peningkatan
kemampuan motorik halus anak dari tahap Pra Siklus hingga Siklus I. Kemampuan
motorik halus anak pada saat Pra Siklus bisa dikatakan cukup rendah, karena lebih
dari setengah dari jumlah anak di kelas B PAUD ANGGREK PIASAK mengalami
kesulitan dalam membaca. Anak yang memiliki minat membaca hanya 41% dari
17 anak. Namun setelah melakukan perbaikan siklus I, didapatkan hasil 12 anak
menjadi lebih lancar membaca melalui media gambar. Persentase minat membaca
anak meningkat menjadi 84%.
Siklus II
Kegiatan perbaikan Siklus II yang dilakukan menghasilkan
peningkatan kemampuan motorik halus anak dari tahap Pra Siklus, Siklus I dan
Siklus II. Kemampuan motorik halus anak pada saat Pra Siklus bisa dikatakan
cukup rendah, karena lebih dari setengah dari jumlah anak di kelas B PAUD
ANGGREK PIASAK mengalami kesulitan dalam membaca. Setelah dilakukan
perbaikan siklus II didapatkan hasil minat membaca anak meningkat menjadi 94%.
Tabel 1 Skala Capaian Pengembangan Siklus II
No Nama Kelancaran Intonasi Artikulasi Nilai
Siswa
BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB
1. FT v v v 3
2. FH v v v 3
3. AU v v v 3
4. GP v v v 3
5. RN v v v 3
6. EL v v v 3
7. RT v v v 3
8. BY v v v 3
9. AJ v v v 3
10. FD v v v 3
11. AM v v v 3
12. RP v v v 3
13. MH v v v 3
14. KB v v v 2
15. AN v v v 3
16. ML v v v 3
17. VN v v v 3
Jumlah Rata-rata 48
6
Proses Kegiatan Bermain Sambil Belajar
Melalui wawancara dengan pendidik dan pengamatan yang
dilakukan di lapangan ditemukan bahwa kegiatan bermain sambil belajar dari
media gambar mendorong perkembangan kreativitas pada anak usia dini. Hal ini
terlihat dari fakta bahwa mayoritas anak mampu menghasilkan konsep baru dan
mengembangkan berbagai macam ide. Anak mengangkat tangan ketika guru
memintanya untuk mengangkat kedua tangan. Namun, ada beberapa anak yang
tanpa izin guru, mengangkat tangan sambil memutar pergelangan tangan dan
memegang kedua tangan sambil menggoyangkan pinggul. Di bawah ini Kondisi
tersebut terbukti bahwa anak mampu mengembangkan berbagai ide dan dapat
memunculkan ide baru melalui bermain sambil belajar melalui gambar. Alhasil,
upaya untuk mendorong anak membaca semakin berkembang.
7
media gambar, seperti ragam bahan daur ulang dan media gambar yang
menarik bagi anak yang sesuai dengan perkembangan anak.
c. Metode pembelajaran menggunakan kecakapan perlu ditingkatkan. Hampir
semua pendekatan PAUD, terutama pendekatan proyek, bermain peran, dan
kunjungan lapangan.
d. Keahlian pengelolaan kelas perlu ditingkatkan. Mayoritas pendidik perlu
meningkatkan kompetensinya dalam pengelolaan kelas dan pengaturan
kelas.
e. Kompetensi penggunaan alat peraga harus ditingkatkan. Kemampuan
memproduksi alat peraga pendidikan yang murah dan mendidik merupakan
kompetensi yang perlu ditingkatkan.
f. Kemampuan untuk melakukan evaluasi, khususnya yang berkaitan dengan
penilaian individual anak, khususnya dalam hal mengamati anak,
menggunakan format evaluasi yang tepat sasaran, dan kompeten dalam
memaparkan hasil evaluasi, perlu ditingkatkan.
PEMBAHASAN
Berdasarkan hasil penelitian, pada tahap Pra Siklus minat membaca anak di
kelas B PAUD ANGGREK PIASAK hanya 41% dari jumlah anak. Pada tahap ini,
anak terlihat kurang tertarik belajar membaca dikarenakan model pembelajaran
yang selama ini diterapkan kurang menarik. Setelah melakukan perbaikan Siklus I
didapatkan peningkatan minat membaca anak yang sangat signifikan yakni 84%.
Pada saat penelitian siklus I anak terlihat sangat tertarik mewarnai gambar dan
belajar membaca dari gambar. Pada siklus II dilakukan kembali pembelajaran
dengan model Picture and Picture untuk memantapkan hasil penelitian yang sudah
didapatkan namun dengan sub tema yang berbeda.
Perbaikan siklus II menghasilkan peningkatan sebesar 94%. Diagram peningkatan
minat membaca anak adalah sebagai berikut:
Grafik 1 Diagram Perbandingan Minat Membaca Anak Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II
80%
60%
40%
20%
0%
Pra Siklus Siklus I Siklus II
8
KESIMPULAN
SARAN
9
DAFTAR PUSTAKA
Khaironi, M. (2018). Perkembangan anak usia dini. Jurnal Golden Age, 2(01), 01-
12.
10