Anda di halaman 1dari 10

UPAYA MENUMBUHKAN MINAT BACA ANAK

DENGAN MODEL PEMBELAJARAN PICTURE AND


PICTURE PADA SISWA KELOMPOK B DI PAUD
ANGGREK PIASAK TAHUN 2021/2022
Susiani1, Dr. Mukti Amini, M. Pd.2,Benediktus
Ege3
1
Mahasiswa Program Studi PG. PAUD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Terbuka
2
Dosen Program Studi PG. PAUD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Terbuka
3
Dosen Program Studi PG. PAUD Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Terbuka

Email: asusi931@gmail.com muktiamini@ecampus.ut.ac.id


benediktusege@gmail.com

Abstrak

Model pembelajaran Picture and Picture serta media gambar merupakan dua metode
yang dapat dimanfaatkan untuk membangkitkan minat baca anak usia dini. Penelitian
ini bertujuan untuk mendeskripsikan proses pembelajaran bermain dengan media
gambar, faktor pendukung dan penghambat dalam perkembangan kreativitas anak usia
5 sampai 6 tahun, dan kompetensi guru dalam melaksanakan pengembangan kreatif
melalui penggunaanmedia gambar. Penelitian ini menggunakan pendekatan studi
kasus kualitatif sebagai strategi penelitiannya. Hasil penelitian yaitu terdapat
peningkatan minat membaca anak dari Pra Siklus sebesar 41%, Siklus I meningkat
secara signifikan menjadi 84% dan Siklus II meningkat menjadi 94%.

Kata Kunci: Media Gambar, Picture and Picture

Abstract

The Picture and Picture learning model and picture media are two methods that can be
used to arouse early childhood interest in reading. This study aims to describe the
process of learning to play with media images, supporting and inhibiting factors in the
development of creativity in children aged 5 to 6 years, and teacher competence in
carrying out creative development using image media. This research uses a qualitative
case study approach as its research strategy. The results of the study showed that there
was an increase in children's interest in reading from the Pre-Cycle by 41%, Cycle I
increased significantly to 84% and Cycle II increased to 94%.

Keywords: Image Media, Picture and Picture

1
Mahasiswa Program S1 PG. PAUD, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Terbuka.
NIM. 858025298, Email: asusi931@gmail.com

1
PENDAHULUAN

PAUD adalah salah satu jenis lembaga pendidikan anak usia dini yang
menekankan gagasan bahwa anak-anak harus bermain sambil belajar dan belajar sambil
bermain. PAUD merupakan pengaruh vital bagi kehidupan setiap anak dan merupakan
cara paling efektif untuk menumbuhkan potensi anak secara ideal. Permainan yang
sederhana, seru, dan kreatif jika dimainkan dengan gaya bermain yang disesuaikan
dengan PAUD (tidak ada paksaan).
Salah satu kegiatan yang dapat membantu anak mengembangkan kemampuan
motoriknya secara maksimal dan membantu tumbuh kembang otaknya adalah
pembinaan motorik. kemampuan mengatur, mengontrol, dan mengkoordinasikan
gerakan tubuh, serta meningkatkan keterampilan tubuh dan cara hidup sehat.
Diharapkan dengan mendorong kreativitas anak di PAUD, akan didukung penelitian
yang lebih mendalam tentang pelaksanaan program pendidikan. penggunaan mainan,
gambar, dan permainan yang diajarkan kepada anak kecil dan disesuaikan dengan
perkembangan fisik mereka.
Membaca materi abstrak umumnya menarik minat anak usia dini. Namun
terdapat tekanan dari orang tua yang menginginkan anaknya dapat membaca dengan
cepat. Guru memerlukan solusi untuk masalah tersebut. Menggunakan media gambar
merupakan salah satu strategi yang dapat dilakukan oleh pengajar. Gambar yang disertai
dengan kata atau kalimat dikenal dengan media gambar. Siswa di PAUD Anggrek
Piasak akan terdorong untuk menyelidiki arti dari gambar-gambar tersebut dan berusaha
untuk membaca kata-kata atau kalimat yang diberikan oleh ilustrasi tersebut.
Berdasarkan informasi sebelumnya, penulis melakukan penelitian dengan
judul “Upaya Menumbukan Minat Baca Anak Dengan Model Pembelajaran Picture and
Picture Pada Siswa Kelompok B Di PAUD Anggrek Piasak.
Tahun 2021/2022”. Penelitian dilakukan di PAUD ANGGREK PIASAK Dusun Piasak,
Ds.Pedalaman, Kec. Tayan Hilir, Kab. Sanggau, Prov. Kalimantan Barat. Penelitian ini
dapat membantu pendidik dalam menggunakan media gambar dan model pembelajaran
Picture and Picture untuk menumbuhkan minat membaca anak.

2
KERANGKA DASAR TEORI

Pendidikan Anak Usia Dini


Karena pendidikan ada dimana-mana dan kapan saja, maka pengertian
pendidikan adalah kegiatan manusia yang bersifat universal.
Menurut Nurmalita, S., 2019: “pendidikan adalah usaha manusia untuk
memanusiakan manusia itu sendiri, khususnya membudayakan manusia atau
memuliakan manusia”. Pendidikan bersifat nasional sekaligus universal. Selain itu,
tujuan pendidikan adalah membantu anak dalam mencapai tujuan hidupnya dengan
cara mengembangkan dan memaksimalkan potensi yang dimilikinya (Huliyah, M.,
2016).
Seorang anak antara usia 0 dan 6 tahun dianggap sebagai anak usia dini
(Khaironi, M., 2018). Laju perkembangan pada usia tersebut sangat pesat. Setiap
orang memiliki usia dini; satu-satunya perbedaan adalah usia dini ini hanya terjadi
sekali dalam hidup setiap orang, jadi penting untuk memanfaatkannya sebaik
mungkin. Oleh karena itu, usia dini dianggap vital sehingga dinamakan usia
cemerlang.
Menurut Huliyah, M. (2016), pendidikan anak usia dini merupakan
tempat di mana anak usia emas dapat membangun fondasi fundamental. Hal ini
disebabkan karena masa kanak-kanak merupakan pengalaman sekali seumur hidup
yang sangat mempengaruhi kualitas manusia selanjutnya. .Dengan memberikan
rangsangan bagi jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, intelektual,
emosional, dan lingkungan sosial yang sesuai, Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)
adalah proses pembinaan tumbuh kembang anak usia lahir sampai dengan enam
tahun sebagai keseluruhan yang meliputi aspek fisik dan non fisik. Hal ini
memungkinkan anak tumbuh dan berkembang secara optimal. Stimulasi
intelektual, pemeliharaan kesehatan, nutrisi, dan kesempatan yang luas untuk
eksplorasi dan pembelajaran aktif adalah semua tindakan yang dapat dilakukan.

Membaca
Menurut Harianto, E. (2020), membaca adalah pelafalan kata dan
pemerolehan kata dari bahan cetakan. Gerakan ini meliputi pemeriksaan dan
asosiasi berbagai kemampuan yang kompleks, termasuk memungut, berpikir,
berpikir, mencerna dan berpikir kritis yang berarti menghasilkan klarifikasi data.
Membaca juga dapat dilihat sebagai proses berpikir yang melibatkan penggunaan
penglihatan, gerakan mata, ucapan batin, dan ingatan untuk memahami dan
menafsirkan simbol tertulis.
Instruksi membaca berfokus pada mengajar anak-anak untuk memahami
dan menyerap pesan dan ide tertulis. Anak-anak harus mampu mengenali kata kata
demi kata, memahami kelompok kata atau frase, klausa, kalimat, atau teks secara
keseluruhan, untuk mencapai hal ini. Latihan membaca yang dilakukan di sekolah

3
meliputi berpikir, mempersiapkan, merasakan dan disesuaikan dengan mata
pelajaran dan jenis membaca yang mereka hadapi (Harianto, E., 2020).
Butuh waktu untuk mengembangkan rutinitas membaca yang produktif.
Oleh karena itu, upaya pembentukan harus dimulai sedini mungkin, khususnya
pada usia muda. Anak dapat dikenalkan dengan buku, gambar, dan gambar nama
sejak usia dini. Gambar dan Model pembelajaran gambar memanfaatkan media
gambar dan merupakan salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan.

Media Gambar
Anak-anak cenderung salah memahami objek ketika mereka melihat
gambar media karena mereka dapat meniru objek nyata. Media gambar juga dapat
mengatasi keterbatasan ruang dan waktu karena guru tidak perlu membawa siswa
ke lokasi pembelajaran langsung bersama mereka. Misalnya, guru dapat
menjelaskan bahwa aneka binatang tidak perlu ke kebun binatang melainkan cukup
menggunakan gambar sebagai media pembelajaran. Hal ini juga dilakukan untuk
mengatasi keterbatasan masalah dan keterbatasan pengamatan. Media gambar juga
dapat mengatasi keterbatasan ruang dan waktu. Karena guru menggunakan foto
atau mengunduhnya dari internet, media gambar dianggap tidak mahal. Kegiatan
berbicara melalui gambar dapat dilakukan di dalam maupun di luar kelas, di tempat-
tempat seperti sekolah. halaman, demikian pula. Menurut Saputri, W. (2015), anak
diharapkan menceritakan atau membicarakan tentang gambar yang diperlihatkan
oleh guru. Media gambar adalah segala jenis rancangan statis atau dinamis,
meliputi: denah, ilustrasi, foto, grafik , dan bahkan animasi atau kartun (Purwanti,
T., 2018).
Menurut Kusumawati (2016), penggunaan media gambar dalam kegiatan
belajar mengajar sangat penting karena berpotensi menimbulkan keinginan dan
minat baru, memotivasi dan mendorong belajar, bahkan memiliki efek psikologis
pada anak. Tujuan dan Aplikasi Pembelajaran media gambar, khususnya: mendidik
siswa tentang tujuan pembelajaran, memotivasi anak, menyajikan informasi,
mendorong diskusi, mengarahkan kegiatan anak, melakukan tes dan latihan,
penguatan pembelajaran, dan memberikan pengalaman melalui simulasi (Sarudi,
W., 2018).

Model Pembelajaran Picture and Picture


Alat utama model pembelajaran Picture and Picture adalah media gambar.
Gambar yang diperlihatkan kepada siswa baik pada media power point maupun
karton. Menurut Nurgiansah, T., 2019, anak usia 5 sampai 6 tahun menyenangi
media visual lebih dari media audio seperti rekaman atau konten audio-visual
seperti pemutaran video, yang hanya membuat ruang kelas kurang menarik.
Komponen utama dari model pembelajaran ini adalah penggunaan gambar.
Prosesnya melibatkan pencocokan gambar sehingga bermakna dan relevan, atau

4
mereka dipasangkan secara logis dan diurutkan menjadi sebuah cerita. Model
Pembelajaran Picture and Picture dapat digunakan dengan cara berikut:
1. Membekali anak dengan kompetensi yang harus dicapai agar anak memiliki
pemahaman awal terhadap materi yang akan dipelajari.
2. Kurikulum disajikan oleh instruktur.
3. Langkah-langkah, manfaat, dan kekurangan model pembelajaran, serta
harapan siswa dijelaskan oleh guru.
4. Mencocokkan atau menyortir gambar dan penyajiannya.
5. Kegiatan berdasarkan evaluasi sebagai penutup.
Manfaat model pembelajaran Picture and Picture antara lain:
1. Karakteristik anak lebih akrab dengan guru.
2. Siswa mampu berpikir secara sistematis dan logis.
3. Mendorong siswa untuk terlibat dalam berpikir kreatif dan kritis.
4. Semangat belajar anak tumbuh.
5. Anak terlibat aktif dalam pendidikannya.

METODE PENELITIAN

Dokumentasi, observasi, dan wawancara digunakan untuk


mengumpulkan data untuk studi deskriptif kualitatif. Tujuan utama studi ini adalah
untuk memahami dan memberikan penjelasan yang komprehensif tentang bahasa
penelitian, yang mengacu pada "mengambil gambar" dari proses dimana anak usia
PAUD Anak usia 5 sampai 6 tahun melakukan kegiatan bermain sambil belajar
menggunakan media gambar untuk membangkitkan minat membaca dan
menumbuhkan kreativitas.
Dalam ilmu sosial, metode tertentu yang dikenal sebagai penelitian
kualitatif terutama didasarkan pada pengamatan orang-orang di lingkungan mereka
sendiri ketika berinteraksi dengan mereka dalam hal transmisi dan terminologi
bahasa mereka. Metode penelitian yang menggunakan perilaku yang dapat diamati
dan kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang untuk menghasilkan data
deskriptif. Strategi ini berfokus pada orang secara keseluruhan serta latar belakang
mereka.
Peneliti menggunakan metode pengumpulan informasi antropologi
untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan dengan cara mewawancarai guru dan
mengamati subjek penelitian. Dalam penelitian, sumber data diambil dari situasi
yang wajar atau wajar sebagai instrumen penelitian yang sangat deskriptif. Mereka
menekankan proses dan produk, mencari makna di balik perilaku atau tindakan,
dan mengungkapkan data langsung yang menonjol untuk detail kontekstual.
Memprioritaskan perspektif, verifikasi, pengambilan sampel, jejak audit,
partisipasi yang tidak mengganggu, melakukan analisis dari awal studi, dan
membuat desain penelitian dipandang memiliki status yang sama dengan peneliti.

5
HASIL PENELITIAN
Dari beberapa kesimpulan peneliti dan hasil dari diskusi dengan guru
pendamping anak dilakukan untuk memperjelas dan memperdalam kajian dalam
penelitian ini, yang didasarkan pada temuan penelitian upaya di PAUD ANGGREK
PIASAK untuk mendorong minat baca anak melalui media gambar dengan
menggunakan model pembelajaran Picture and Picture.

Siklus I
Kegiatan perbaikan Siklus I yang dilakukan menghasilkan peningkatan
kemampuan motorik halus anak dari tahap Pra Siklus hingga Siklus I. Kemampuan
motorik halus anak pada saat Pra Siklus bisa dikatakan cukup rendah, karena lebih
dari setengah dari jumlah anak di kelas B PAUD ANGGREK PIASAK mengalami
kesulitan dalam membaca. Anak yang memiliki minat membaca hanya 41% dari
17 anak. Namun setelah melakukan perbaikan siklus I, didapatkan hasil 12 anak
menjadi lebih lancar membaca melalui media gambar. Persentase minat membaca
anak meningkat menjadi 84%.

Siklus II
Kegiatan perbaikan Siklus II yang dilakukan menghasilkan
peningkatan kemampuan motorik halus anak dari tahap Pra Siklus, Siklus I dan
Siklus II. Kemampuan motorik halus anak pada saat Pra Siklus bisa dikatakan
cukup rendah, karena lebih dari setengah dari jumlah anak di kelas B PAUD
ANGGREK PIASAK mengalami kesulitan dalam membaca. Setelah dilakukan
perbaikan siklus II didapatkan hasil minat membaca anak meningkat menjadi 94%.
Tabel 1 Skala Capaian Pengembangan Siklus II
No Nama Kelancaran Intonasi Artikulasi Nilai
Siswa
BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB BB MB BSH BSB
1. FT v v v 3
2. FH v v v 3
3. AU v v v 3
4. GP v v v 3
5. RN v v v 3
6. EL v v v 3
7. RT v v v 3
8. BY v v v 3
9. AJ v v v 3
10. FD v v v 3
11. AM v v v 3
12. RP v v v 3
13. MH v v v 3
14. KB v v v 2
15. AN v v v 3
16. ML v v v 3
17. VN v v v 3
Jumlah Rata-rata 48

6
Proses Kegiatan Bermain Sambil Belajar
Melalui wawancara dengan pendidik dan pengamatan yang
dilakukan di lapangan ditemukan bahwa kegiatan bermain sambil belajar dari
media gambar mendorong perkembangan kreativitas pada anak usia dini. Hal ini
terlihat dari fakta bahwa mayoritas anak mampu menghasilkan konsep baru dan
mengembangkan berbagai macam ide. Anak mengangkat tangan ketika guru
memintanya untuk mengangkat kedua tangan. Namun, ada beberapa anak yang
tanpa izin guru, mengangkat tangan sambil memutar pergelangan tangan dan
memegang kedua tangan sambil menggoyangkan pinggul. Di bawah ini Kondisi
tersebut terbukti bahwa anak mampu mengembangkan berbagai ide dan dapat
memunculkan ide baru melalui bermain sambil belajar melalui gambar. Alhasil,
upaya untuk mendorong anak membaca semakin berkembang.

Faktor Pendukung dalam Mengembangkan Kreativitas Anak


Menurut temuan penelitian yang dilakukan peneliti, faktor-faktor yang
sangat mendukung kegiatan bermain sambil belajar melalui penggunaan gambar
akan menimbulkan interaksi antara guru dan anak baik di dalam maupun di luar
kelas. proses pembelajaran, mulai dari pembukaan kegiatan inti hingga kegiatan
penutup, guru memperlihatkan sikap sabar, teliti, dan ramah serta memberikan
perhatian yang cukup kepada anak yang sedang bermain. atau data akan diberi
makna.

Faktor Penghambat dalam Mengembangkan Kreativitas Anak


Dapat ditarik kesimpulan, berdasarkan wawancara dan observasi, bahwa
guru masih kekurangan pengetahuan tentang konsep kreativitas selama proses
pembelajaran. Perkembangan anak juga unik dan belum ada keseimbangan antara
aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. pemahaman guru tentang konsep
kreativitas merupakan hambatan yang berdampak signifikan terhadap tumbuhnya
kreativitas anak. Melalui seminar, pelatihan, lokakarya, dan kegiatan sejenis
lainnya, serta melalui kerjasama antara orang tua dan guru, diupayakan untuk
mengatasi kendala yang menghambat pelaksanaan proses pembelajaran melalui
media gambar.

Kompetensi yang Dibutuhkan Guru dalam Pelaksanaan Pembelajaran


Agar guru PAUD dapat menggunakan media gambar untuk mengajarkan
kreatifitas kepada siswanya, diperlukan keterampilan sebagai berikut:
a. Kemampuan menyusun RPP perlu ditingkatkan. Penguasaan kompetensi
pedagogik dan kompetensi profesional merupakan dua kompetensi yang
masih dibutuhkan guru PAUD untuk merencanakan pembelajaran.
b. Keahlian penciptaan bahan ajar perlu ditingkatkan. Kompetensi yang perlu
dikembangkan antara lain pembuatan bahan ajar yang tepat terkait dengan

7
media gambar, seperti ragam bahan daur ulang dan media gambar yang
menarik bagi anak yang sesuai dengan perkembangan anak.
c. Metode pembelajaran menggunakan kecakapan perlu ditingkatkan. Hampir
semua pendekatan PAUD, terutama pendekatan proyek, bermain peran, dan
kunjungan lapangan.
d. Keahlian pengelolaan kelas perlu ditingkatkan. Mayoritas pendidik perlu
meningkatkan kompetensinya dalam pengelolaan kelas dan pengaturan
kelas.
e. Kompetensi penggunaan alat peraga harus ditingkatkan. Kemampuan
memproduksi alat peraga pendidikan yang murah dan mendidik merupakan
kompetensi yang perlu ditingkatkan.
f. Kemampuan untuk melakukan evaluasi, khususnya yang berkaitan dengan
penilaian individual anak, khususnya dalam hal mengamati anak,
menggunakan format evaluasi yang tepat sasaran, dan kompeten dalam
memaparkan hasil evaluasi, perlu ditingkatkan.

PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian, pada tahap Pra Siklus minat membaca anak di
kelas B PAUD ANGGREK PIASAK hanya 41% dari jumlah anak. Pada tahap ini,
anak terlihat kurang tertarik belajar membaca dikarenakan model pembelajaran
yang selama ini diterapkan kurang menarik. Setelah melakukan perbaikan Siklus I
didapatkan peningkatan minat membaca anak yang sangat signifikan yakni 84%.
Pada saat penelitian siklus I anak terlihat sangat tertarik mewarnai gambar dan
belajar membaca dari gambar. Pada siklus II dilakukan kembali pembelajaran
dengan model Picture and Picture untuk memantapkan hasil penelitian yang sudah
didapatkan namun dengan sub tema yang berbeda.
Perbaikan siklus II menghasilkan peningkatan sebesar 94%. Diagram peningkatan
minat membaca anak adalah sebagai berikut:
Grafik 1 Diagram Perbandingan Minat Membaca Anak Pra Siklus, Siklus I dan Siklus II

Diagram Persentase Minat Membaca Anak


100%

80%

60%

40%

20%

0%
Pra Siklus Siklus I Siklus II

Persentase Minat Membaca Anak

8
KESIMPULAN

Setelah melakukan kegiatan penelitian, peneliti menyimpulkan bahwa:


1. Setelah melakukan perbaikan siklus I dan II, didapatkan hasil peningkatan
minat membaca anak dari Pra Siklus sebesar 41%, Siklus I meningkat secara
signifikan sebesar 84% dan siklus II meningkat sebesar 94%.
2. Model pembelajaran Picture and Picture menggunakan media gambar cocok
diterapkan di kelas B PAUD ANGGREK PIASAK sebagai model
pembelajaran baru. Hal ini dikarenakan anak sangat tertarik untuk belajar
membaca sambil mewarnai gambar.

SARAN

Guru PAUD masih perlu melakukan perencanaan pembelajaran, membuat


bahan ajar, mengembangkan metode pembelajaran, pengelolaan kelas dengan alat
peraga, dan melakukan evaluasi dalam rangka penerapan pembelajaran kreatif
melalui media gambar.

9
DAFTAR PUSTAKA

Harianto, E. (2020). Keterampilan Membaca dalam Pembelajaran Bahasa.


Didaktika: Jurnal Kependidikan, 9(1), 1-8.

Huliyah, M. (2016). Hakikat pendidikan anak usia dini. As-Sibyan: Jurnal


Pendidikan Anak Usia Dini, 1(01), 60-71.

Khaironi, M. (2018). Perkembangan anak usia dini. Jurnal Golden Age, 2(01), 01-
12.

Kusumawati, K. (2016). Peningkatan keterampilan menulis naskah drama melalui


media kartu gambar dengan metode picture and picture. Jurnal Pendidikan
Bahasa dan Sastra Indonesia, 5(1).

Nurgiansah, T. (2019, October). Pemutakhiran Kurikulum Pendidikan


Kewarganegaraan di Era Revolusi Industri 4.0. In PROSIDING
SEMINAR NASIONAL “REAKTUALISASI KONSEP
KEWARGANEGARAAN INDONESIA” (Vol. 1, pp. 95-102). FAKULTAS
ILMU SOSIAL UNIVERSITAS NEGERI MEDAN.

Nurmalita, S. (2019). Hakikat Pendidikan dan Landasan Pendididkan.

Purwanti, T. (2018). Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Deskripsi


Menggunakan Media Kartu Gambar Pada Siswa Kelas Iv Sd Negeri 2 Geneng
Jepara. Jurnal Pendidikan Bahasa Indonesia, 5(2), 100-105.

Saputri, W. (2015). Peningkatan Kemampuan Berbicara Melalui Media Gambar


Pada Anak Kelompok A di TK Bener Tegalrejo Yogyakarta. Pendidikan Guru
PAUD S-1.

Sarudi, W. (2018). Penggunaan Media Kartu Gambar Berseri Untuk Meningkatkan


Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas IX G SMPN 3 Wates Kediri. Hasta
Wiyata, 1(1), 52-61.

10

Anda mungkin juga menyukai