Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

MENGANALISIS MEDIA PEMBELAJARAN PAUD DAN SEKOLAH MINGGU


Diajukan sebagai tugas mata kuliah:
Manajemen Pendidikan Agama Kristen Dalam Media dan Masyarakat
Dosen Pengampu :
Prof. Dr. dr. Bernadetha Nadeak, M. Pd., PA dan Dr. Jusen Boang Manalu, M. Th.

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 1 (Satu)
Disusun oleh:
Angel S. Paais (2103190062)
Jonson Togatorop (2103190061)
Eunice Rombe (2103190054)
Meiskewaty Brek (2103190063)
Irwanto Dillak (2103190060)

UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA

MAGISTER PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN


2022
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan merupakan suatu usaha untuk menentukan kemajuan suatu bangsa. Dalam UUD
RI No. 20 tahun 2003 Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuatan spiritual kegamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia, serta ketrampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 oleh sebab itu pengembangan potensi
diri pada peserta didik harus melalui suatu perwujudan suasana belajar yang menyenangkan
melalui prosfesionalitas dari seorang pendidik. Tugas seorang pendidik bukan saja mengajar
tetapi mendidik serta menciptakan suasan yang menyenangkan bagi perserta didik. Dalam UU RI
No. 20 tahun 2003 pasal 40 menjelaskan pendidik dan tenaga kependidikan berkewajiban
menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis, dan dialogis.2

Seorang pendidik harus menyadari bahwa setiap anak memiliki potensi/bakat yang dapat
dikembangkan menjadi nilai positif bagi masadepannya, sehingga melalui proses pembelajaran
diharapkan anak dapat mengoptimalkan potensi yang ada dalam diri anak, pengembangan
potensi anak tentu harus dimulai sejak dini karena pada usia dini anak belum memiliki
kemampuan mengenali potensi seperti apa yang ada pada diri mereka. Pada anak usia dini
pembelajaran tentu harus disesuaikan dengan dunia anak yang esensi nya adalah bermain, maka
perlu pemilihan media pembelajaran serta model pembelajaran yang tepat.

Dalam kegiatan pembelajaran penggunaan media memiliki peranan yang sangat penting
dalam pembelajaran anak usia dini, dikarenakan dunia anak yang pada dasarnya adalah bermain,
sehingga penggunaan media perlu disesuaikan dengan kebutuhan dari anak selain itu sebagai
sarana untuk mencapai tujuan dari pembelajaran. Penggunaan media sebagai alat untuk

1
UUD RI RI No. 41, “Presiden Republik Indonesia,” Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 26 Tahun
1985 Tentang Jalan, no. 1 (2003): 1–5, https://www.google.com/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=1&cad=rja&uact=8&ved=2ahUKEwjWxrKeif7eAhVYfysKHcHWAOwQFjAA
egQICRAC&url=https%3A%2F%2Fwww.ojk.go.id%2Fid%2Fkanal%2Fpasar-modal%2Fregulasi%2Fundang-undang
%2FDocuments%2FPages%2Fundang-undang-nomo.
2
Ibid.
menyampaikan informasi dalam pembelajaran merupakan salah satu alternatif untuk membuat
proses pembelajaran menjadi menarik, sehingga anak tidak menjadi bosan tetapi mereka dengan
baik memahami apa yang disampaikan.

Merunjuk pada masalah diatas, maka kami kelompok akan membahas bagaimana
penggunaan media pembelajaran baik dalam PAUD dan Sekolah Minggu, sebagai sarana dalam
pembelajaran agar anak bisa belajar memahami, mengembangkan kemampuannya dalam aspek
kognitif,efektif dan juga psikomotorik.

Maka pada penulisan maka

B. Rumusan Masalah
1. Apa karakteristik dan Permasalahan dalam PAUD dan Sekolah Minggu
2. Apa hakikat dan Tujuan Media Pembelajaran PAUD dan Sekolag Minggu
3. Apa ragam Media Pembelajaran PAUD dan Sekolah Minggu
4. Bagaimana Pemanfaatan Media Pembelajaran pada PAUD dan sekolah minggu
5. Bagaimana Pengimplementasinya dalam PAK
C. Tujuan Penulisan
1. Menjelaskan Karakteristik serta permasalahan dalam PAUD dan Sekolah Minggu
2. Menjelaskan Hakikat dan Tujuan Media Pembelajaran PAUD dan Sekolah Minggu
3. Menjelaskan pemanfaatan media pembelajaran pada PAUD dan Sekolah Minggu
4. Menjelaskan Bagaimana Implementasinya dalam PAK
D. Metode Penilitian
Dalam penulisan makalah ini, metode penelitian yang digunakan adalah penelitian
secara literatur yaitu dengan menggali ide dan mengutip pendapat dari penulis buku-buku
tentang media pembelajaran PAUD dan Sekolah Minggu yang digunakan dalam kegiatan
pembelajaran, serta melihat beberapa hasil penelitian yang juga dapat menjadi acuan
literatur kami.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Karakteristik dan Permasalahan PAUD dan Sekolah Minggu


 PAUD
Dalam proses belajar mengajar, anak usia dini terkadang mengalami kesulitan dalam
memahami materi yang disampaikan oleh guru atau pengajar di kelas. Hal ini dikarenakan anak
usia dini memiliki fokus yang kurang stabil akibat dari beberapa faktor berikut; (1). Rasa cemas,
(2). Masih adaptasi dengan lingkungan, (3). Tidak mengerti materi, (4). Gangguan obsesif
kompulsif (OCD), (5). Merasa stress atau ada trauma, (6) Gangguan belajar. Terkait hal ini maka
seorang guru atau pendidik dituntut untuk mampu menggunakan metode pembelajaran yang
dapat menarik minat belajar anak usia dini.

Oleh sebab itu seorang guru atau pengajar dalam melaksanakan tugasnya di kelas ia dituntut
untuk melaksanakan pembelajaran dengan efektif dan efisien. Untuk mencapai tujuan tersebut
guru harus mempunyai atau menguasai keterampilan dalam menggunakan media pembelajaran,
sebab media adalah suatu benda yang tidak bisa lepas dari pembelajaran anak usia dini
sebagaimana media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang dimiliki oleh
anak usia dini. Pengalaman tiap anak berbeda-beda, tergantung dari kejadian-kejadian yang
alami oleh anak. Media pembelajaran dapat mengatasi perbedaan tersebut. Jika anak usia dini
tidak memungkinkan dibawa ke objek langsung yang dipelajari, maka objeknyalah yang dibawa
ke pada anak usia dini. Objek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur, model, maupun
bentuk gambar-gambar yang dapat disajikan secara audio visual dan audial (Rohani ahmad,
1997:32). Media banyak memberikan dampak positif bagi anak, baik yang berkenaan dengan
proses perkembangan otak maupun yang berhubungan dengan kreativitas (Hasnidah, 2015:36).3

Banyak keuntungan dalam menggunakan media pembelajaran sebagaiman menurut Kemp &
Dayton dalam buku Azhar (2014:25) mengemukakan beberapa hasil penelitian ynag menunjukan
dampak positif dari penggunaan media pembelajaran yaitu:

1. Membuat pembelajaran menjadi lebih baku

3
Kurnia Dewi, “Pentingnya Media Pembelajaran Bagi Anak Usia Dini”, (Palembang: Jurnal UIN Raden Fatah), hl.7-8
2. Pembelajaran dapat lebih menarik. Maksudnya dengan media yang kita gunakan
pembelajaran akan lebih menarik perhatian peserta didik dengan warna-warna yang
beragam dari media yang kita gunakan.
3. Pembelajaran lebih interaktif. Dengan media yang menarik dan berwarna, peserta didik
akan lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran yang sedang berlangsung.
4. Waktu pelaksanaan pembelajaran akan lebih pendek Dengan menggunakan media
pembelajaran waktu pembelajaran dapat lebih singkat lagi karna kita tidak perlu
menjelaskan terlalu panjang.
5. Kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan
6. Proses pembelajaran dapat berlangsung kapan pun dan dimana pun. Maksudnya media
pembelajaran yang kita gunakan tak perlu kita buat sendiri, minsal ketika kita sedang
diluar kelas medianya bisa dari alam seperti daun, ranting,dll.
7. Sikap positif siswa terhadap materi pembelajaran serta proses pembelajaran dapat
ditingkaatkan.
8. Peran guru perubah kearah yang positif Artinya guru tidak menempatkan diri sebagai
satu-satunya sumber belajar (Thoiruf, 2008:20).

Dalam proses belajar mengajar kehadiran media mempunyai arti yang cukup penting
karena dalam kegiatan tersebut ketidakjelasan bahan yang akan disampaikan dapat dibantu
dengan menghadirkan media sebagai perantara. Salah satu teknologi dalam proses
pengajaran itu adalah memilih media pembelajaran. Media pembelajaran menurut Rossidan
Breidle adalah seluruh alat dan bahan yang dapat dipakai untuk tujuan pendidikan, seperti
radio, televisi, buku, koran, majalah, dan sebagainya. Media pembelajaran inilah yang akan
membantu memudahkan siswa dalam mencerna informasi pengetahuan yang disampaikan.
Media pembelajaran menurut karakteristik pembangkit rangsangan indera dapat berbentuk
audio (suara), visual (gambar), maupun audio visual.4

 Sekolah Minggu

Tidak jauh berbeda dengan permasalah yang dialami pada anak usia dini, proses
pembelajaran di sekolah minggu juga terkadang mengalami permasalahan yang sama yaitu
menghadapi anak-anak yang kurang fokus maupun yang sulit dalam memahami isi materi
4
Agus Suhariono, “Pemanfaatan Media dan Audio Visual Dalam Penyampaian Firman Tuhan”, Vol.1, No.1, (Eleon:
Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen: Manado, 2021), hl.9
yang disampaikan. Oleh sebab itu model pembelajaran dalam sekolah minggu harus
diperhatikan oleh guru atau pengajarnya demi tercapainya keberhasilan dalam Pendidikan
yang di berikan.

Menurut Paulus Lie mengungkapkan bahwa, desain Sekolah Minggu seharusnya dimulai
dari memahami keinginan dan kebutuhan anak, dan dirancang khusus untuk mereka (Lie,
2003). Memahami setiap kebutuhan anak dan setiap latar belakang dari masing-masing anak
didik adalah tugas dan tanggung jawab yang dimiliki oleh guru Sekolah Minggu. Agar guru
dapat memberikan fasilitas pendidikan sesuai kebutuhan anak, maka dalam pelaksanaanya
perancangan kegiatan Sekolah Minggu perlu di perhatikan supaya dalam pelaksanaannya
dapat berjalan dengan baik.5

Mengenai hal ini ada beberapa pelaksanaan dalam Sekolah Minggu yang di paparkan
oleh, Homrighausen dan Enklar antara lain:6

1. Batas umur; Jadi penetapan batasan umur harus sesuai dengan keadaan jemaat dan
perkembangan akal anak-anak didik kita.
2. Waktu berkumpul; Sekolah minggu itu dapat dilaksanakan sebelum kebaktian umum
atau segera sesudahnya, ataupun di waktu sore.
3. Tempat berkumpul; Jadi, jika pada kita ada beberapa ruang di bilik di samping ruang
kebaktian, haruslah kita merancangkan bagaimana kita mempergunakan ruang-ruang
lain itu bagi pelaksanaan PAK.
4. Persediaan rencana pelajaran; Dalam hubungannya dengan ini sangat penting
dilaksanakannya perancangan materi dan bahan ajar. Pertemuan itu hendaknya
disiapkan dan dipimpin dengan mencurahkan segenap tenaga agar jam-jam
permusyawaratan dan pelajaran bersama ini berjalan dengan baik.
5. Organisasi PAK; Hal ini juga menuntut perancangan, supaya jangan organisasi dan
pimpinan pekerjaan ini diatur dengan sembarangan saja.
6. Pembagian waktu pelajaran; Jika waktu Sekolah Minggu yang dilaksanakan tepat
satu jam lamanya maka waktu selama enampuluh menit itu harus dipakai dengan
seefektif mungkin; jadi, berapa lama untuk pembukaan bersama, untuk cerita atau
5
Daniel Supriyadi, “Implementasi Best Practice Kristen Dalam Pendidikan Agama Kristen Di Sekolah Minggu”,
Yogyakarta: Jurnal Pendidikan Agama Kristen, Vol. 1, No. 2, (2021), hl.116
6
Ibid, Daniel Supriyadi, hl. 117
pelajaran, untuk berdoa dan bernyanyi, untuk menutup kegiatan, dan lain sebagainya
harus di rancang denagan teliti supaya kegiatan dapat berjalan dengan efektif.
7. Hari-hari raya; Diharapkan dalam setiap acara hari raya anak-anak Sekolah Minggu
mendapatkan pemahaman yang baru dalam hidupnya.

Terkait dengan beberapa rancangan tersebut, sangat diharapkan agar proses


pembelajaran bagi anak-anak sekolah minggu dapat berjalan seefektif mungkin.

2.2. Hakikat dan Tujuan Media Pembelajaran

Pembelajaran adalah suatu kegiatan untuk melaksanakan kurikulum yang telah ditetapkan
oleh suatu lembaga pendidikan agar dapat mempengaruhi peserta didik mencapai tujuan
pendidikan. Tujuan pendidikan pada dasarnya mengantarkan peserta didik menuju pada
perubahan tingkah laku baik intelektual, moral, maupun sosial anak agar dapat hidup mandiri.
Dalam mencapai tujuan tersebut, peserta didik berinteraksi dengan lingkungan belajar yang
diatur oleh guru melalui proses pembelajaran.

Lingkungan belajar yang diatur oleh guru mencakup tujuan pembelajaran, bahan
pembelajaran, metodologi pembelajaran dan penilaian pembelajaran. Secara khusus terkait
metodologi pembelajaran, ada dua hal yang saling menonjol yaitu metode dan media
pembelajaran. Media memiliki kedudukan yang sangat penting dalam mencapai tujuan
pembelajaran secara efektif. Penggunaan media pembelajaran di sekolah membantu para
pendidik untuk memberikan pembelajaran yang lebih kreatif dan tidak monoton.

Hakikat Media pembelajaran

Media berasal dari bahasa latin (medius)yang merupakan bentuk jamak dari kata
“medium” yang berarti sesuatu yang terletak di tengah (antara dua pihak) atau suatu alat.
Menurut Sukiman, media adalah penghubung yang meneruskan pesan dari sumber ke penerima
pesan. Menurut Arsyad, media dalam proses belajar-mengajar cenderung lebih diartikan sebagai
alat grafis, photgrafis, atau elektronis untuk dapat memahami, mengelola, dan menata kembali
informasi visual atau verbal. Sanjaya mendefinisikan media adalah perantara dari sumber berita
ke penerima berita, contohnya video, televisi, komputer, dan lainnya.7
7
Maklonia Meling Moto, “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Dalam Dunia Pendidikan,” INDONESIAN
JURNAL OF PRIMARY ADUCATION 3, no. 1 (2019): 22,
https://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/article/view/16060/9786.
Media dalam proses pembelajaran merupakan perantara atau pengantar sumber pesan
dengan penerima pesan, merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemauan sehingga
terdorong serta terlibat dalam pembelajaran.8 Menurut Sanaky, media pembelajaran adalah alat
yang berfungsi yang dapat dimanfaatkan untuk menyalurkan pesan pembelajaran. Munadi
mendefinisikan media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk
menyampaikan pesan dari sumber secara tertsruktur agar terciptanya lingkungan belajar yang
kondusif yang mana proses belajar lebih efisien dan efektif. Sedangkan menurut Kustandi dan
Sutjipto, media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat untuk
meningkatkan kegiatan proses belajar mengajar.9

Dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah alat bantu pendidik dalam
mengajar peserta didik secara terstruktur untuk menciptakan suasana belajar yang lebih efisien
dan efektif.

Fungsi Media Pembelajaran

Dalam proses pembelajaran, media memiliki fungsi sebagai pembawa informasi dari sumber
(guru) menuju penerima (siswa). Secara rinci, fungsi media pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Fungsi Edukatif
a. Memberikan pengaruh yang bernilai pendidikan
b. Mendidik siswa dan masyarakat untuk berfikir kritis
c. Memberi pengalaman bermakna
d. Mengembangkan dan memperluas cakrawala
e. Memberikan fungsi otentik dalam berbagai bidang kehidupan dan konsep yang sama
2. Fungsi ekonomis
a. Pencapaian tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efisien
b. Pencapaian materi dapat menekan penggunaan biaya dan waktu
3. Fungsi sosial
a. Memperluas pergaulan antar siswa
b. Mengembangkan pemahaman
c. Mengembangkan pengalaman dan kecerdasan intrapersonal siswa

8
Mustofa Abi Hamid, Rahmi Ramadhani, and Dkk, Media Pembelajaran (Medan: Yayasan Kita Menulis, 2020), 3.
9
Moto, “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Dalam Dunia Pendidikan,” 23.
4. Fungsi budaya
a. Memberikan perubahan dari segi kehidupan manusia
b. Dalam mewariskan dan meneruskan unsur budaya dan seni yang ada di masyarakat

Menurut Andi Kristanto, fungsi media pembelajaran adalah sebagai berikut:

1. Penyampaian pesan pembelajaran dapat lebih terstandar


2. Penafsiran yang berbeda dapat dihindari
3. Proses pembelajaran menjadi lebih jelas dan menarik
4. Proses pembelajaran menjadi lebih interaktif
5. Efisiensi dalam waktu dan tenaga
6. Meningkatkan kualitas hasil belajar siswa
7. Media memungkinkan proses belajar dapat dilakukan di mana saja dan kapan saja
8. Media dapat menumbuhkan sikap positif siswa terhadap materi dan proses belajar
9. Mengubah peran guru ke arah yang lebih positif dan produktif.10

Manfaat Media Pembelajaran

Manfaat media pembelajaran menurut Hamalik, sebagai berikut:

1. Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalitas (dalam bentuk kata-
kata tertulis atau lisan belaka).
2. Memperbesar perhatian para siswa, meningkatkan kegairahan belajar, meningkatkan
interaksi yang lebih langsung antara anak didik dengan lingkungan dan kenyataan.
3. Meletakkan dasar-dasar penting untuk perkembangan belajar, oleh karena itu membuat
pelajaran lebih mantap.
4. Memberikan pengalaman yang nyata sehingga dapat menumbuhkan kegiatan berusaha
sendiri di kalangan siswa menurut kemampuan dan minatnya.
5. Menumbuhkan pemikiran yang teratur dan terus-menerus, hal itu terutama terdapat dalam
gambar hidup.
6. Mengatasi keterbatasan ruang, waktu dan daya indera.11

10
Andi Kristanto, Media Pembelajaran, Bintang Sutabaya (Surabaya: Bintang Sutabaya, 2016), 10–11.
11
Ibid., 13–14.
Tujuan Media Pembelajaran

Menurut Sanaky, tujuan media pembelajaran sebagai alat bantu pembelajaran, adalah sebagai
berikut:

1. Mempermudah proses pembelajaran di kelas.


2. Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran.
3. Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan tujuan belajar.
4. Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses pembelajaran.12

2.3. Ragam dan Pemanfaatan Media pembelajaran PAUD

Dalam melaksanakan pembelajaran pada Anak Usia Dini sangat membutuhkan kreatifitas
dari seorang guru. Akan terasa sangat sulit jika seorang guru atau pengajar melaksanakan
pembelajaran dengan metode klasik seperti ceramah tanpa ada kolaborasi dengan metode lainnya
terutama melibatkan media dalam menyampaiakan materi. Pemilihan metode dan media sangat
mempengaruhi ketercapaian tujuan dari suatu bahan ajar. Oleh karena itu, berikut dipaparkan
macam-macam media pembelajaran untuk anak usia dini yang digolongkan menjadi tiga, yakni
media audio, media visual dan media audio visual,13 penjelasannya dijabarkan sebagai berikut.

Media Audio
Media audio adalah sebuah media pembelajaran yang mengandung pesan-pesan dalam
bentuk auditif (Pendengaran), serta hanya mengandalkan kemampuan suara saja, seperti radio
dan kaset. Untuk pendidikan anak usia dini media ini dapat digunakan untuk memutar sebuah
cerita ataupun lagu-lagu untuk anak-anak, melalui media ini anak diperintahkan untuk
menyimak, mendengarkan atau bahkan meniru cerita atau lagu-lagu yang diputarkan.
Manfaat media audio untuk anak usia dini ialah dapat merangsang perkembangan
imajinasi dan perkembangan bahasanya. Oleh karenanya untuk dapat memanfaatkan media audio
dengan baik, media ini harus dipersiapkan secara maksimal, seperti besar kecilnya volume suara,
serta intonasi-intonasi suara yang diperdengarkan. Intinya adalah seorang anak dapat menangkap

12
Ayu Fitria, “PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN ANAK USIA DINI,” Cakrawala Dini,
Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 5, no. 2 (2014): 58,
https://ejournal.upi.edu/index.php/cakrawaladini/article/view/10498/6484.
13
Muhammad Fadlillah, Desain Pembelajaran…, hal. 211-213
dan memahami suara yang didengarnya, baik itu cerita maupun lagu anak-anak.

Media Visual
Media visual adalah media yang hanya mengandalkan indra penglihatan. 14 Bentuk media
visual ialah media grafis dan media proyeksi. Media grafis aalah media visual yang
mengkomunikasikan antara fakta dan data yang berupa gagasan atau kata-kata verbal dengan
gambar seperti poster, kartun dan komik. Sedangkan media proyeksi adalah media proyektor
yang mempunyai untsur cahaya dan lensa atau cermin, misalnya OHP, slide, dan film strip.15
Dibandingkan dengan media audio, media visual dalam situasi tertentu lebih baik untuk
digunakan sebagai media pembelajaran, khususnya bagi anak usia dini. Dengan menggunakan
penglihatannya seorang anak akan dapat mengetahui persis tentang sesuatu yang dipelajari.
Hanya saja bagi anak yang memiliki keterbatasan dalam penglihatan media ini kurang pas untuk
diterapkan dalam pembelajaran.

Media Audio Visual


Media audio visual adalah media yang mempunyai unsursuara dan unsure gambar. Jenis
media ini dibedakan menjadi dua yaitu
1) audio visual diam, yaitu media yang manampilkan suara dan gambar diam seperti film
bingkai, film rangkai suara dan cetak suara;
2) audio visual gerak, yaitu media yang dapt menampilkan suara dan gambar yang
bergerak, seperti film suara dan video cassette.16
Penggunaan alat peraga dalam kegiatan pembelajaran bagi anak usia dini hendaknya
disesuaikan dengan kebutuhan anak berdasarkan pertumbuhan dan perkembangan serta alur
dunia anak adalah dunia bermain.17 Selaras dengan hal tersebut Rita Maryana mengatakan ada
dua jenis media pembelajaran anak usia dini yakni:
1) Media lingkungan

14
Suwarna dkk (2006), Pengajaran Mikro; Pendekatan Praktis Menyiapkan Pendidik Profesional, Yogyakarta: Tiara
Wacana, hal.118
15
Thoifuri (2008), Menjadi Guru Inisiator, Semarang: Rasail, hal.179
16
Suarna dkk, Pengajaran Mikro…, hal.118
17
Mansur dalam Windisyah Putra (2014), Menghadirkan Lembaga PAUD di Indonesia, Takengon: Media Utama,
hal. 94
Lingkungan adalah suatu tempat atau suasana (keadaan) yang dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan seseorang. Artinya, media lingkungan
ialah dalam proses pembelajaran anak-anak dikenalkan atau dibawa kesuatu tempat yang
dapat mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangannya. Lingkungan disini dapat
berupa taman-taman sekolah, perkebunan, dan meseum maupun ke tempat-tempat wisata
yang mempunyai nilai-nilai pendidikan didalamnya.
2) Media permainan
Media permainan merupakan media yang sangat disukai oleh anak-anak.
Permainan ialah suatu benda yang dapat digunakan peserta didik sebagai sarana bermain
dalam rangka mengembangkan kreativitas dan segala potensi yang dimiliki anak. Media
permainan dapat berupa puzzle, ayunan, dakon, dan lain sebagainya. Prinsip penggunaan
sebagai media pembelajaran adalah permainan tersebut mempunyai unsur keamanan dan
kenyamanan.18
Alat peraga dalam bentuk permainan haruslah bersifat edukatif. Alat peraga
edukatif (APE) sengaja dibuat bagi anak untuk merangsang berbagai kemampuan dasar
pada anak sehingga pendidikan yang berlangsung pada mereka tetap dirasakan sebagai
suatu kegiatan yang menyenangkan.
Ketika memilih permainan yang digunakan sebagai alat peraga, pendidik atau
orang tua haruslah melihat dari unsure edukatif permainan tersebut. Adapun unsur
edukatif yang terdapat alat peraga adalah sebgai berikut:
1) Unsur gerak motorik (gerak fisik), ialah unsur yang melatih kemampuan, daya tahan,
kekuatan, keterampilan, dan ketangkasan anak.
2) Afeksi (perasaan), biasanya dapat dilatih melalui emosional anak dengan
menggunakan alat peraga secara bersama-sama.
3) Kognitif (kecerdasan otak)
4) Spiritual (budi pekerti), unsur spiritual biasanya melibatkan kehalusan, kelembutan,
dan semangat terdalam dari hidup seseorang
5) Keseimbangan (kesempurnaan hidup) ialah memiliki manfaat positif baik dalam
jangka waktu pendek maupun panjang.19

18
Muhammad Fadlillah, Desain Pembelajaran…, hal. 215-216
19
Windisyah Putra (2014), Menghadirkan Lembaga PAUD di Indonesia, Takengon: Media Utama, hal. 94
Kesemua jenis alat peraga tersebut diatas digunakan sebagai penunjang keberhasilan
pendidikan. Penggunaan dan pemilihan media yang tepat sangatlah mempengaruhi keberhasilan
pembelajaran. Seorang pengajar harus memiliki kreatifitas dan kecakapan dalam menggunakan
beragam media pembelajaran.

2.4. Implementasi Dalam Pendidikan Agama Kristen

Layanan pendidikan yang ditujukan kepada anak usia 0-6 tahun adalah Pendidikan Anak
Usia Dini (PAUD). Pendidikan Anak Usia Dini merupakan jenjang pendidikan anak sebelum
masuk pada jenjang sekolah dasar yang membina anak dari lahir hingga usia 6 tahun dengan
memberikan rangsangan motoric, kognitif dan afektif yang memberikan kesiapan jenjang
pendidikan selanjutnya. Dalam Undang- undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional menyebutkan “Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan
yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut”.20

Visi dan Misi PAUD dalam hal ini dinaungi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia menyatakan bahwa Visi PAUD ialah “Mewujudkan anak usia dini beriman
dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, cerdas, jujur, bertanggung jawab,
kreatif, percaya diri, dan cinta tanah air menuju terbentuknya insan Indonesia yang Cerdas
komprehensif”. Misi utama PAUD: Meningkatkan Ketersediaan layanan PAUD – Memperluas
Keterjangkauan layanan PAUD - Meningkatkan Kualitas/Mutu dan relevansi layanan PAUD –
Mewujudkan Kesetaraan dalam memperoleh layanan PAUD – Menjamin Kepastian memperoleh
layanan PAUD.

Dunia anak sangat cenderung dengan dunia bermain, anak sangat suka dengan bermain.
Maka dalam pembelajaran yang diterapkan pada Pendidikan Anak Usia Dini adalah belajar
sambil bermain. Metode belajar yang diterapkan adalah belajar sambil bermain agar pendidik
dapat mendekatkan diri dengan anak dan anak merasa nyaman dalam belajar sehingga tidak
merasa terbebani. Komunikasi pendidik yang intensif dapat mendorong peserta didik lebih
berkembang dan memacu berpikir. Proses pembelajaran juga didukung dengan fasilitas bermain,
20
Alif Nurahman, Peran serta media pembelajaran dalam memfasilitasi belajar anak usis dini, (Jurnal Pendidikan
Anak, Vol. 7 No. 2 Universitas Negeri Yokyakarta: 2018), dikutip: Sabtu 03 Desember 2022, Pukul. 07.25 WIB.
tempat belajar, alat musik, dan media pembelajaran, sehingga peserta didik tidak hanya duduk,
diam, dan mendengar namun menjadikan peserta didik yang aktip, misalnya menyanyi, bermain,
menari, menggambar, dan bercerita.

Media merupakan alat yang dapat digunakan sebagai perantara dalam menstimulasi
semua aspek perkembangan pada anak usia dini. Media dapat menstimulasi aspek nilai moral
dan agama, aspek fisik motorik, aspek bahasa, aspek sosial emosional, aspek kognitif maupun
aspek seni. Dalam menstimulasi aspek perkembangan anak usia dini harus disesuaikan dengan
usia dan tahapan perkembangannya karena setiap anak walaupun memiliki usia yang sama tapi
terkadang memiliki tahap perkembangan yang berbeda. Untuk merangsang semua aspek
perkembangan anak usia dini media pembelajaran dapat menjadi alat yang efektif dilakukakn
untuk belajar yang dilakukan melalui bermain. Media pembelajaran tersebut merupakan media
nyata, media audio, media visual, media lingkungan sekitar maupun media audio visual,
sehingga kegiatan pembelajaran pada anak usia dini berjalan secara efektif.

Media pembelajaran sebagai perantara dalam menyampaikan pesan, dapat memberikan


kemudahan kepada pembelajar untuk mudah mempelajari dan memahami apa yang telah di
sampaikan oleh pengajar. Media pembelajaran juga diharapkan dapat merangsang pembelajar
supaya memiliki keinginan belajar dan mengembangkan apa yang telah didapatkan selama dalam
proses pembelajaran.

Sekolah Minggu merupakan kegiatan pendampingan iman yang biasanya diadakan pada
hari Minggu. Tujuan dari kegiatan ini adalah mengajarkan dasar tentang agama Kristen kepada
anak–anak Sekolah Minggu dengan penyampaian materi tentang agama Kristen sesuai isi dari
Alkitab termasuk pengenalan lagu-lagu Rohani Kristen yang dikemas sederhana sehingga mudah
dipahami. Di dalam Sekolah Minggu diperlukan pembimbing atau pengajar yang melibatkan
remaja atau pemuda gereja bahkan sampai orang tua, menjadi pembimbing Sekolah Minggu.

Sekolah Minggu merupakan bagian penting dalam pelayanan gereja, sehingga harus
ditangani dengan baik. Salah satu persiapan dalam mengajar Sekolah Minggu adalah
menyediakan media pembelajaran. Media pembelajaran memiliki fungsi sebagai sumber belajar
dan memiliki arti lain yakni sebagai penyalur, penyampai, perantara dan penghubung pesan dan
memiliki fungsi untuk mempermudah guru sebagai sumber belajar21.

Injil Matius menjelaskan bahwa Yesus adalah guru ketika ada di dunia. Dalam mengajar
atau menyampaikan sebuah pesan pengajaran kepada para murid, orang banyak serta ahli Taurat
dan orang Farisi, Yesus selalu menggunakan media yang bervariasi, yaitu: media visual, media
media audio dan media kinestetik.

Yesus dalam pengajaran-Nya menggunakan media visual dan memakai metode


perumpamaan. Yesus menggunakan perumpamaan dalam mengajar dengan mengambil
gambaran sehari-hari yang digunakan untuk menyampaikan kebenaran yang abstrak kepada
pendengarNya. Perumpamaan yang digunakan Yesus tujuannya untuk menyatakan dan
memperjelas tentang Kerajaan Allah22. Ada beberapa perumpamaan yang digunakan oleh Yesus
dalam pengajaranNya yaitu: garam dan terang Mat. 5:13-16), biji sesawi dan ragi (Mat. 13:31-
35), perumpamaan tentang lalang di antara gandum (Mat. 13:24-30).

Media audio yang digunakan Yesus yaitu khotbah di bukit (Mat. 5 -7). Khotbah di
bukit bertujuan tidak hanya kepada para murid tetapi juga kepada para pengikut dan semua
orang23. Khotbah Yesus di bukit dilakukan Yesus secara audio, sebab pengikut-Nya dan orang
banyak hanya sebagai pendengar saja, mendengarkan apa yang telah diajarkan oleh Yesus.

Media kinestetik merupakan media yang penggunaannya memerlukan sentuhan


(touching) antara guru dan murid serta memerlukan perasaan yang mendalam agar pesan
pembelajaran dapat diterima dengan baik24. Seperti ketika Yesus menggunakan sentuhan kepada
dua orang buta (Mat. 20:29-34), ketika Yesus dan murid-murid-Nya keluar dari Yerikho dan
orang banyak berbondong-bondong mengikuti-Nya. Kemudian ada dua orang buta sedang duduk
di pinggir jalan dan mendengar bahwa Yesus sedang lewat maka dua orang buta ini berseru
untuk meminta kepada Yesus supaya kedua orang buta itu dapat melihat kembali. Sehingga,

21
Fenny Eka Mustikawati, “Fungsi Aplikasi Kahoot sebagai Media Pembelajaran Bahasa Indonesia” Prosiding
Seminar Nasional Bulan Bahasa (Semiba) https://ejournal.unib.ac.id/index.php/semiba Media Visual (2019).
Dikutip, Sabtu 03 Desember 2022, pukul.07.40 WIB.
22
Marulak Pasaribu, Eksposisi Injil Sinoptik, (Malang, Gandum Mas: 2005), 259
23
J. Verkuyl, Khotbah di Bukit, (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2015), 3
24
Musfiqon, Pengembangan Media dan Sumber Pembelajaran (Jakarta: Prestasi Pustaka, 2012), 94
Yesus tergerak hati-Nya oleh belas kasian lalu menjamah mata kedua orang buta itu dan hari itu
juga kedua orang buta itu dapat melihat kembali serta mengikuti Yesus.

BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Penggunaan media pembelajaran merupakan suatu alternatif bagi seorang guru, sehingga
guru dapat dengan mudah mengajar atau memberikan pembelajaran kepada peserta didik secara
interaktif sehingga mereka dengan mudah memahami apa yang disampaikan oleh seorang guru.
Selain media sebagai sarana menyampaikan informasi dalam pembelajaran, media juga sebagai
alat bantu mengajar secara yang terstruktur sehingga terciptanya sebuah Susana belajar yang
efesien dan efektif. . Media pembelajaran juga diharapkan dapat merangsang pembelajar supaya
anak memiliki keinginan belajar dan mengembangkan apa yang telah didapatkan selama dalam
proses pembelajaran.

Media pembelajaran memiliki peran yang sangat penting dalam pembelajaran anak
terkhususnya PAUD dan Sekolah Minggu, jenjang anak pada PAUD dan Sekolah Minggu
ditunjukan pada anak usia 0-6 tahun. Pada usia ini anak perlu diberi rangsangan motoric, kognitif
dan efektif sehingga anak boleh memiliki kematangan dalam aspek perkembangan nya dan
mereka boleh siap ke jenjang pendidikan berikutnya. Dunia anak usia dini sangat cenderung
dengan dunia bermain, Maka dalam pembelajaran yang diterapkan pada Pendidikan Anak Usia
Dini adalah belajar sambil bermain. Maka perlu penggunaan media harus disesuaikan dengan
metode belajar yang diterapkan sehingga belajar bisa berjalan dengan bermain, agar pendidik
dapat mendekatkan diri dengan anak dan anak merasa nyaman dalam belajar sehingga tidak
merasa terbebani.

Penggunaan media pembelajaran bagi guru PAK tentu tidak hanya sebagai sarana agar
mempermudah menyampaikan pembelajaran, tetapi lebih dari itu guru PAK perlu memahami
dan meneladani Tuhan Yesus sebagai seorang guru yang Agung, yang dalam pengajaran Nya
menggunakan berbagai media Yesus selalu fokus pada tujuan yaitu menyatakan kerajaan kepada
setiap orang yang mendengarnya agar mereka boleh diselamatkan. Oleh sebab itu seorang guru
PAK perlu melihat media sebagai suatu sarana yang tidak hanya dipakai untuk mengajar tetapi
sebagai sarana memberitakan ijil kerajaan surga kepada setiap anak-anak agar mereka boleh
bertumbuh dan mengenal Kristus sebagai Tuhan dan juruselamat.

Daftar Pustaka
Kurnia Dewi, “Pentingnya Media Pembelajaran Bagi Anak Usia Dini”, Palembang: Jurnal UIN
Raden Fatah
Daniel Supriyadi, “Implementasi Best Practice Kristen Dalam Pendidikan Agama Kristen Di
Sekolah Minggu”, Yogyakarta: Jurnal Pendidikan Agama Kristen, Vol. 1, No. 2, (2021)
Agus Suhariono, “Pemanfaatan Media dan Audio Visual Dalam Penyampaian Firman Tuhan”,
Vol.1, No.1, Eleon: Jurnal Teologi dan Pendidikan Agama Kristen: Manado, 2021

Fadlillah, Muhammad. Desain Pembelajaran PAUD : tinjauan teoritik dan praktik. Jogjakarta.
Ar-Ruzz Media. 2014.

Fitria, Ayu. “PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM PEMBELAJARAN ANAK


USIA DINI.” Cakrawala Dini, Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini 5, no. 2 (2014): 57–62.
https://ejournal.upi.edu/index.php/cakrawaladini/article/view/10498/6484.

Hamid, Mustofa Abi, Rahmi Ramadhani, and Dkk. Media Pembelajaran. Medan: Yayasan Kita
Menulis, 2020.

Kristanto, Andi. Media Pembelajaran. Bintang Sutabaya. Surabaya: Bintang Sutabaya, 2016.

Mansur dalam Windisyah Putra, Menghadirkan Lembaga PAUD di Indonesia, Takengon: Media
Utama, 2014.

Moto, Maklonia Meling. “Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Dalam Dunia


Pendidikan.” INDONESIAN JURNAL OF PRIMARY ADUCATION 3, no. 1 (2019): 20–28.
https://ejournal.upi.edu/index.php/IJPE/article/view/16060/9786.

Suwarna, dkk. Pengajaran Mikro; Pendekatan Praktis Menyiapkan Pendidik Profesional.


Yogyakarta. Tiara Wacana. 2006.

Thoifuri. Menjadi Guru Inisiator. Semarang. Rasail. 2008.

UUD RI RI No. 41, “Presiden Republik Indonesia,” Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 26 Tahun 1985 Tentang Jalan, no. 1 (2003): 1–5,

Anda mungkin juga menyukai