Anda di halaman 1dari 17

TA’ALLUM: Jurnal Pendidikan Islam

Volume ##, Nomor ##, Bulan Tahun, Halaman 1-17


p-ISSN: 2303-1891; e-ISSN: 2549-2926

PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN BERBASIS


VIDIO PADA PEMBELAJARAN FIQIH DI MADRASAH
TSANAWIYAH

Muhammad Misbakhul Munir1, Agus Purwowidodo2, Zaini Fasya 3.


Mahasiswa pascasarjana UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung1.Dosen
Pascasarjana UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung 2. Dosen
Pascasarjana UIN Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung3
Newmochmisbakhulm@yahoo.co.id1, widodopurwo74@gmail.com2.
zainifasya045@gmail.com 3

Abstrak: Sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK),


khususnya di bidang pendidikan, penggunaan alat bantu atau media pembelajaran
menjadi lebih luas dan interaktif, seperti media proyektor infocus, komputer dan
internet. Kebiasaan guru mengajar dengan metode pengajaran yang sama, seperti
metode ceramah, metode tanya jawab, metode penugasan, dll dan menggunakan
alat media itu hanya berasal dari buku pelajaran dan lembar kerja siswa (LKS) saja,
itulah yang menjadi latar belakang penelitian ini. Tujuan pembelajaran PAI pada
materi fikih akan lebih mudah tercapai jika guru menambahkan variasi dalam
proses belajar mengajar menggunakan metode pengajaran yang dipadukan dengan
penggunaan media pembelajaran seperti audio visual berbasis video media. Hasil
penelitian ini menunjukkan bahwa pembelajaran berbasis video media adalah
media pembelajaran yang mengubah ide atau ide materi pelajaran menjadi gambar
dan tampilan suara yang proses perekaman dan penayangannya melibatkan
teknologi tertentu. Dengan adanya media pembelajaran berbasis video,
memudahkan guru dalam melakukannya mendistribusikan isi materi ziarah haji
kepada siswa dan memudahkannya siswa untuk memahami isi materi ibadah haji.
Dengan adanya media pembelajaran berbasis video juga dapat membangkitkan
semangat belajar siswa, pembelajaran tidak membosankan dan dapat meningkatkan
motivasi, minat dan prestasi belajar serta hasil belajar siswa. Selain itu, diharapkan
mampu menciptakan kemampuan afektif, kognitif dan psikomotorik siswa setelah
mendapatkan pengalaman dalam pembelajaran fikih dengan tema ibadah haji
menggunakan media pembelajaran berbasis video.

Kata kunci: media, pembelajaran, video

Pendahuluan
Keterlibatan siswa dalam belajar disamping menerima materi
pelajaran dari guru siswa juga aktif baik dari segi fisik maupun mental.
Dalam proses tersebut guru sebagai pendidik harus memberikan
keteladanan, membangun kemauan, dan mengembangkan potensi serta

DOI: 10.21274/taalum.TTTT.V.N.1-17
MochMisbakhulmunir: Penggunaan, media, video pemb,

kreativitas peserta didik. Guru yang terlatih baik akan mempersiapkan


kompetensi yang efektif dalam tercapainya hasil belajar yang diharapkan.
Salah satu kompetensi yang harus dimiliki guru Pendidikan Agama Islam
(PAI) adalah mengontrol teknik mengajar sehingga memudahkan siswa
belajar.1
Demikianlah gambaran betapa pentingnya peran guru dan betapa
beratnya tugas dan tanggung jawab guru, terutama tanggung jawab moral
untuk digugu dan ditiru. Didalam lingkungan sekolah seorang guru menjadi
ukuran atau pedoman bagi siswa, di masyarakat seorang guru dipandang
sebagai suri tauladan bagi setiap warga masyarakat. Selain itu, guru Agama
Islam memiliki peranan penting dalam menanamkan nilai-nilai ajaran Islam
dalam rangka pembentukan sikap dan watak serta perilaku akhlakul
kharimah melalui berbagai model pembelajaran yang dikembangkan di
sebuah lembaga pendidikan. Untuk itu, sangatlah penting dalam
penyampaian materi-materi Agama Islam dilakukan secara maksimal
sehingga nilai-nilai ajaran agama Islam dapat diterima dengan baik oleh
peserta didik.
Dalam pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) contohnya
pada mata pelajaran Fikih kebanyakan guru masih dominan menggunakan
metode ceramah yang monoton sehingga kebanyakan siswa menjadi
mengantuk, bosan dan proses belajar mengajar sambil dengan memainkan
HP pada saat pelajaran sedang berlangsung serta kurangnya praktek dalam
pembelajaran mata pelajaran Fikih lebih parah lagi pada materi Sejarah.
Selain itu juga siswa lebih banyak mendapatkan beban untuk menghafal
materi atau meringkas.
Media pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran pada mata
pelajaran Fikih dengan tujuan memberikan kemudahan dan membantu
peserta didik dalam belajar. Begitu juga dengan penggunaan media video,
media tersebut digunakan untuk memberikan kemudahan peserta didik
dalam memahami materi yang disampaikan. Selain itu, proses belajar

1
Djiwandono, W. Sri Esti, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: PT. Gramedia,
2002), h.17

2 ж TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun


MochMisbakhulmunir: Penggunaan, media, video pemb,

mengajar diharapkan mampu menjadi aktif, menyenangkan dan


memudahkan penyampaian pembelajaran di kelas tetapi tidak
menghilangkan poin-poin penting yang ada pada materi pembelajaran
tersebut serta bermanfaat.

Metode
Desain Penelitian ini menggunakan data kualitatif, yaitu suatu proses
pemahaman berdasarkan pada suatu fenomena sosial dan masalah manusia.
Pada pendekatan ini, peneliti menekankan sifat realitas yang terbangun
secara sosial, hubungan erat antara peneliti dan subyek yang di teliti.
pendekatan kualitatif menekankan pada makna, penalaran, definisi sutau
situasi tertentu (dalam konteks tertentu) dan lebih banyak terkaitdengan
kehidupan sehari-hari. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif
interaktif yakni studi mendalam dengan menggunakan teknik pengumpulan
data langsung dari orang dan lingkungan ilmiahnya. Penelitian yang
menginterprestasikan fenomena-fenomena bagaimana orang mencari makna
dari padanya.2
Penelitian ini ditujukan untuk mendeskripsikan dan menganalisis
fenomena, peristiwa, aktivitas sosial, sikap, kepercayaan, persepsi,
pemikiran orang secara individual maupun kelompok. Data yang telah di
dapat tidak akan dirubah dengan simbol ataupun bilangan karena metode
penelitian kualitatif ini tidak menggunakan data statistik.

Hasil dan Pembahasan


A. Pengertian, Fungsi, Kelebihan dan Kekurangan Media Vidio
Pembelajaran.
1. Pengertian Video Pembelajaran.
Video dalam kamus bahasa Indonesia adalah teknologi
pengiriman sinyal memungkinkan sinyal audio dapat
dikombinasikan dengan gambar bergerak secara sekuensial. Selain

2
Sukmadinata, S, Nana, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT
remaja Rosdakarya, 2006), h. 61

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 3


MochMisbakhulmunir: Penggunaan, media, video pemb,

itu, program video dapat dikombinasikan dengan animasi dan


pengaturan kecepatan untuk mendemonstrasikan perubahan dari
waktu ke waktu.3
Video pembelajaran merupakan suatu medium yang sangat
efektif untuk membantuk proses pembelajaran, baik untuk
pembelajaran masal, individual, maupun berkelompok. Pada
pembelajaran yang bersifat masal (mass instruction) manfaat media
video sangat nyata.
Video pembelajaran juga merupakan bahan ajar noncetak yang
kaya informasi dan tuntas karena dapat sampai ke hadapan siswa
secara langsung. video akan menjadikan penyajian bahan ajaran
kepada siswa semakin lengkap dan optimal. Selain itu, video juga
dapat menggantikan peran dan tugas guru dalam batas-batas tertentu.
Sebab penyajian materi bisa diganti oleh media, dan guru bisa
beralih menjadi fasilitator belajar, yaitu memberikan kemudahan
bagi para siswa untuk belajar.4
Smaldino dkk mengemukakan video dapat mempengaruhi ranah
koginitif, afektif dan kemampuan motorik siswa.
a. Ranah Koginitif.
Dalam ranah kognitif, para siswa mengamati reka ulang
dramatis dari kejadian bersejarah dan perekam actual dari
kejadian yang lebih belakangan. Warna, suara, dan gerakan
mampu menghidupkan kepribadian. Video bisa membantu buku
cetak dengan memperlihatkan proses, hubungan dan teknik. Para
siswa membaca buku bersama dengan menonton video. Guru
bisa meminta siswa membaca sebelum menonton sebagai
pengantar ke topik atau menggunakan video untuk membuat
siswa tertarik membaca mengenai topik tersebut.

3
Daryanto, Media Pembelajaran, Jakarta: PT Sarjana Tutorial Nurani
Sejahtera, 2012.
4
Rusman, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi:
Mengembangkan Profesionalitas Guru, Cet 2, (Jakarta: PT Rajawali Pers, 2012.).,
h.77

4 ж TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun


MochMisbakhulmunir: Penggunaan, media, video pemb,

b. Ranah Afektif.
Ketika terdapat salah satu unsur dari emosi atau
keinginan untuk belajar afektif, video biasanya bekerja dengan
baik. Model peran dan pesan dramatis pada video bisa
mempengaruhi sikap. Karena potensinya yang besar untuk
dampak emosional, video bisa bermanfaat dalam membentuk
sikap personal dan sosial.
c. Ranah Kemampuan Motorik
Video sangat hebat untuk menampilkan bagaimana
sesuatu bekerja. Sebagai misalnya, terdapat sebuah video
pendidikan singkat berjudul Colonial Cooper. Dibuat di Colonial
Williamsburg, video tersebut menampilkan seorang tukang kayu
abad ke-18 membuat gentong. Pertunjukan kemampuan motorik
bisa dengan mudah dilihat melalui media ketimbang dalam
kehidupan nyata. Jika guru sedang mengajar proses tahap demi
tahap, guru bisa menampilkannya dalam waktu saat itu juga,
mempercepatnya untuk memberikan sebuah tinjauan atau
melambatkannya untuk menampilkan detai-detail yang spesifik.
Dengan sebuah DVD guru bisa menghentikan tindakan untuk
kajian cermat atau mempercepatnya satu bingkai dalam satu
waktu. Merekam kinerja siswa bisa memberikan umpan balik
kepada latihan. Para pemelajar bisa mengamati kinerja mereka
sendiri dan juga menerima umpan balik dari guru.5

2. Fungsi Video sebagai Media Pembelajaran


Media pembelajaran berfungsi untuk merangsang
pembelajaran dengan:
a. Menghadirkan objek sebenarnya dan objek yang langkah.
b. Membuat duplikasi dari objek yang sebenarnya.
c. Membuat konsep abstrak ke konsep konkret.

5
Rusman, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi:
Mengembangkan Profesionalitas Guru, Cet 2, Jakarta: PT Rajawali Pers, 2012. h.
82.

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 5


MochMisbakhulmunir: Penggunaan, media, video pemb,

d. Memberikan kesamaan persepsi.


e. Media pembelajaran berfungsi sebagai sumber belajar.
f. Mengatasi hambatan waktu, tempat, jumlah dan jarak.
g. Menyajikan ulangan informasi secara konsisten.
h. Memberi suasana belajar yang tidak tertekan, santai serta
menarik.6
Selain fungsi diatas Livie dan Lentz mengemukakan 4 fungsi
yaitu:
1) Fungsi Atensi.
Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu
menarik dan mengarahkan perhatian siswa untuk
berkosentrasi kepada isi pelajaran yang berkaitan dengan
makna visual yang menampilkan atau menyertai teks materi
pelajaran. Seringkali pada awal pelajaran siswa tidak tertarik
pada materi pelajaran atau mata pelajaran itu merupakan
salah satu mata pelajaran yang tidak disenangi oleh mereka
sehingga mereka tidak memperhatikan.
2) Fungsi Afektif.
Fungsi afektif media audio visual dapat terlihat dari
tingkat kenikmatan siswa ketika belajar (membaca teks) yang
bergambar. Gambar atau lambang visual dapat menggugah
emosi dan sikap siswa misalnya informasi yang menyangkut
masalah sosial atau ras.
3) Fungsi Kognitif.
Fungsi kognitif media audio visual terlihat dari
temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan bahwa
lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian
tujuan untuk memahami dan mengingat informasi atau pesan
yang terkandung dalam gambar.

6
Djamarah, S. Bahri dan Zain, A, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta:
Rineka Bahri Cipta, 2010.) h. 98

6 ж TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun


MochMisbakhulmunir: Penggunaan, media, video pemb,

4) Fungsi Kompensatoris.
Fungsi kompensatoris media pembelajaran terlihat
dari hasil penelitian bahwa media visual yang memberikan
konteks untuk memahami teks bagi siswa yang lemah dalam
membaca untuk mengorganisasikan informasi dalam teks dan
mengingat kembali. Dengan kata lain media pembelajaran
berfungsi untuk mengakomodasikan siswa yang lemah dan
lambat menerima dan memahami isi pelajaran yang disajikan
dengan teks atau disajikan secara verbal.7

Dengan empat fungsi visual, dapat dikatakan bahwa belajar


dari pesan visual memerlukan keterampilan sendiri. Teknik
afektif adalah teknik untuk memahami teknik pesan visual. Yang
terbagi menjadi beberapa fase seperti dibawah ini:
a) Fase Diffrensiasi. Yaitu dimana pembelajar mula-mula
mengamati, mengindentifikasi dan menganalisis.
b) Fase Integrasi. Yaitu dimana mempelajar menempatkan
unsur-unsur visual secara serempak, menghubungkan
pesan-pesan visual kepada pengalaman-pengalamannya.
c) Kesimpulan, yaitu dari pengalaman visualisasi untuk
kemudian menciptakan konseptualisasi baru dari apa
yang mereka pelajari sebelumnya.8

3. Kelebihan dan Kekurangan Video.


Adapun kelebihan dan kelemahan dari media video, yaitu
sebagai berikut:
a. Kelebihan Media Video.
Media video memiliki beberapa kelebihan, yaitu:

7
Oemar Hamalik. Media Pendidikan. (Bandung: PT. Citra Aditya Bakti
2008)., h.254
8
Oemar Hamalik, Media Pendidikan, Cet. Ke - 7, Bandung: PT Citra
Aditya Bhakti, 1994. h. 97

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 7


MochMisbakhulmunir: Penggunaan, media, video pemb,

1) Memberi pesan yang dapat diterima secara lebih merata oleh


siswa.
2) Sangat bagus untuk menerangkan suatu proses.
3) Mengatasi keterbatasan ruang dan waktu.
4) Lebih realistis dapat diulang dan dihentikan sesuai
kebutuhan.
5) Memberikan kesan yang mendalam, yang dapat
memengaruhi sikap siswa.9
Menurut Pramono dalam Rumusan, media video memiliki
banyak kelebihan antara lain: a) Memaparkan keadaan real dari
suatu proses, fenomena atau kejadian. b) Sebagai bagian
terintegrasi dengan media lain, seperti teks atau gambar, video
dapat memperkaya pemaparan. c) Pengguna dapat melakukan
replay pada bagian-bagian tertentu untuk melihat gambaran yang
lebih fokus. d) Sangat cocok untuk mengajarkan materi dalam
ranah perilaku. e) Kombinasi video dan audio dapat lebih efektif
dan lebih cepat menyampaikan pesan dibandingkan dengan
media teks.10
b. Kelemahan Media Video
Media video memiliki beberapa kelemahan anatara lain:
1) Jangkauannya terbatas.
2) Sifat kombinasinya satu arah.
3) Gambarnya relatif kecil.

Daryanto mengungkapkan beberapa kelemahan media video


antara lain: a) Fine details. Tidak dapat menampilkan objek sampai
yang sekecil-kecilnya. b) Size information. Tidak dapat
menampilkan objek dengan ukuran yang sebenarnya. c) Third
dimention. Gambar yang ditampilkan objek dengan video umumnya
berbentuk dua dimensi. d) Opposition. Artinya pengambilan yang

9
Ibid.,,
10
Rusman, Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi:
Mengembangkan Profesionalitas Guru, Cet 2, Jakarta: PT Rajawali Pers, 2012.
h.220

8 ж TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun


MochMisbakhulmunir: Penggunaan, media, video pemb,

kurang tepat dapat menyebabkan timbulnya keraguan penonton


dalam menafsirkan gambar yang dilihat. e) Setting. f) Material
pendukung. Video membutuhkan alat proyeksi untuk
menampilkannya. g) Budget. Untuk membuat program Video
membutuhkan biaya yang tidak sedikit.11

B. Langkah-Langkah dalam Mencari dan Mengembangkan Media


Vidio Pembelajaran.
Video pembelajaran dapat dihasilkan dari kegiatan produksi
video yang menghasilkan gambar bergerak (motion picture) baik
dalam format video dengan format kaset pita magnetik analog
maupun digital atau format film dengan bahan seluloid. Secara garis
besar, terdapat tiga kegiatan utama dalam memproduksi program
video yaitu tahap pra produksi, pruduksi dan pasca produksi.
Pra produksi adalah kegiatan-kegiatan awal sebelum kegiatan
inti berupa pengambilan gambar dimulai. Produk dari kegiatan pra
produksi ini akan menghasilkan naskah yang siap diproduksi sebagai
pedoman untuk semua pihak, yaitu pemain, sutradara, editor,
kameramen, pencatat adegan produser dan kru lainnya yang terlibat
dalam pembuatan film. Dalam kegiatan pengeditan video
keberadaan naskah mutlak diperlukan terutama untuk film-film yang
terprogram.
Bagan alur prosedur produksi program video, kegiatan
produksi dilakukan proses pengambilan gambar, perekaman gambar,
dengan menggunakan kamera yang sering disebut Shooting video.
Kegiatan lain di antaranya perekaman suara, pemotretan obyek, yang
dibutuhkan. Kegiatan akhir produksi adalah proses editing video
yaitu proses penyusunan gambar hasil shooting disesuaikan dengan
naskah. Dalam kegiatan shooting beberapa hal teknis yang terlibat

11
Daryanto, Media Pembelajaran, Jakarta: PT Sarjana Tutorial Nurani
Sejahtera, 2012.

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 9


MochMisbakhulmunir: Penggunaan, media, video pemb,

diantaranya adalah penguasaan kamera, pengaturan pencahayaan


(lighting), pengaturan suara (sound) dan editing.12
Berdasarkan bagan di atas dapat diuraikan beberapa langkah
dalam pengembangan video yaitu:
1. Membuat Garis Besar Program Media (GBPM) Dalam kegiatan
ini berisi identifikasi terhadap program. Melalui identifikasi
program tersebut maka ditentukan judul, sasaran, tujuan dan
pokok-pokok materi tersebut. Format GBPM yang dapat
digunakan.
2. Mengidentifikasi program seperti halnya, GBPM. Adapun isi
dari identifikasi program.
Dalam pra produksi, sebelum kegiatan penulisan naskah
dilakukan terlebih dahulu identifikasi program, identifikasi
program juga merupakan kelanjutan dari beberapa analisa yang
dilakukan terhadap kegiatan produksi video yaitu identifikasi
kebutuhan, materi, situasi, penuangan gagasan, dan lain-lain. Isi
dari identifikasi program meliputi:
a) Judul program: berisi tentang judul/tema program yang
dirumuskan dengan kalimat yang singkat, padat dan menarik.
b) Tujuan kompetensi: dirumuskan dengan jelas, pada rumusan
tujuan ini perlu dituliskan tujuan umum yang ingin dicapai
oleh sasaran setelah mengikuti program ini.
c) Pokok bahasan: penulisan pokok bahasan dilakukan terutama
program video yang dibuat berupa video pembelajaran yang
secara langsung mengacu pada kurikulum yang sudah ada.
Jika video yang dibuat adalah film pendidikan, penulisan
pokok bahasan dapat dituliskan atau tidak.
d) Sub pokok bahasan: penulisan sub pokok bahasan ini juga
dilakukan terutama program video yang berupa video

12
Sungkono. Pengembangan. Media Slide Suara. (Yogyakarta: Fakultas
Ilmu Pendidikan UNY. 2003). h.93

10 ж TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun


MochMisbakhulmunir: Penggunaan, media, video pemb,

pembelajaran secara langsung mengacu pada kurikulum yang


sudah ada.
e) Sasaran: sasaran adalah “Target Audience” yang menjadi
sasaran utama program ini. Dalam penulisannya mesti
dituliskan secara jelas untuk siapa misalnya untuk siswa
SLTP, atau untuk Siswa Sekolah Dasar atau untuk umum.
f) Tujuan khusus/ Indikator: apabila program video yang dibuat
diambil dari kurikulum maka tujuan atau indikator yang
diharapkan perlu dituliskan secara jelas.13
3. Membuat sinopsis.
Pembuatan sinopsis 1) Sinopsis adalah uraian ringkas
gambaran keseluruhan isi program. Sebelum memutar program
sebaiknya membaca sinopsis ini terlebih dahulu. 2) Sinopsis ini
sebaiknya ditempel pada kaset video programnya. 3) Sinopsis
mencakup keseluruhan isi materi. Sinopsis diperlukan untuk
memberikan gambaran secara ringkas dan padat tentang tema
atau pokok materi yang akan digarap.
Tujuan utamanya adalah mempermudah audience
menangkap konsepnya, mempertimbangkan kesesuaian gagasan
dan tujuan yang ingin dicapai dan menentukan persetujuannya.
Konsep sinopsis juga sering digunakan untuk kegiatan seni yang
lain, misalnya dongeng, cerita bersambung, komik, pementasan
teater, novel, media audio, media slide dan sebagainya. Pada
dasarnya konsep sinopsis untuk film/ video hampir sama dengan
istilah sinopsis untuk yang lainnya. Dalam penulisannya, tidak
diuraikan dengan kalimat yang panjang tetapi cukup beberapa
kalimat saja, namun tercakup di dalamnya tema event dan alur
yang dikemas dengan kalimat yang sederhana dan mudah
dipahami.

13
Anik Ghufron. Panduan Penelitian dan Pengembangan Bidang
Pendidikan dan Pembelajaran. (Lemlit Universitas Negeri Yogyakarta.2007)., h.
69

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 11


MochMisbakhulmunir: Penggunaan, media, video pemb,

4. Membuat treatment.
Dalam mengembangkan treatment ini dituntut adanya
kreatifitas: 1) Menentukan format programnya. 2) Visualisasi ide
3) Orientasi visual 4) Menyusun pokok-pokok atau garis besar isi
program, sesuai dengan urutan penampilan program. Agak
berbeda dengan sinopsis, treatment mencoba memberikan uraian
ringkas secara deskriptif (bukan tematis) tentang bagaimana
suatu episode cerita atau rangkaian peristiwa pembelajaran
nantinya akan digarap. Kalau pada sinopsis penulisannya dibuat
sedemikian singkat, akan tetapi di dalam treatment semua alur
cerita yang akan ada dalam video tersebut diuraikan dari awal
kemunculan gambar sampai program berakhir diuraikan secara
diskriptif. Namun demikian dalam pembuatan storyboard belum
menggunakan istilah-istilah teknis dalam teknik video
penggunaan istilah teknis baru dilakukan pada pembuatan
shooting script.
5. Membuat skrip atau naskah program.
Dalam pembuatan naskah video, dibagi dalam 2 bagian:
Bagian kiri, berisi tentang gambar visual yang meliputi: 1).
berorientasi visual (obyek dan subyek), 2). Berdimensi lingkup
visualisasi, 3). Sudut pengambilan gambar/posisi kamera, 4).
Efek teknis, 5). Tata pencahayaan, dan 6). Lokasi pengambilan
gambar.
Secara umum dalam penulisan naskah bahan ajar audio/video
terdapat sejumlah unsur yang dapat berdiri sendiri maupun
dikombinasikan. Unsur-unsur tersebut adalah: 1) Unsur Suara.
Dalam penulisan naskah bahan ajar audio/video, unsur suara
yang ditampilkan dapat beragam dan dipilih sesuai dengan
tujuan. Unsur suara dapat dibedakan menjadi:
a) Suara Pelaku, Suara pelaku yang dituliskan dalam naskah
media noncetak sangat bervariasi, dan dapat disesuaikan
dengan format penyajian yang dipilih.

12 ж TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun


MochMisbakhulmunir: Penggunaan, media, video pemb,

b) Suara Musik Aspek audio lainnya adalah musik. Musik ini


sangat beragam, segala jenis musik dapat digunakan sesuai
dengan alur/jalan cerita, mulai musik tradisional sampai
musik klasik. Musik ini dapat berperan sebagai musik
pembuka, musik latar, musik selingan dan musik penutup.
c) Sound Effect Sound effect (SFX) adalah jenis suara yang
digunakan untuk menciptakan atau membangun suasana.
Misalnya dalam program audio/video yang menggambarkan
kejadian angin puyuh pada suatu daerah. Pemberian SFX
“suara angin yang menderu” akan menciptakan dan
membangun suasana yang nyata dan lebih realitas.14
2) Unsur Visual. Perbedaan yang sangat jelas antara program
audio/video terletak pada penampilan unsur visual pada naskah.
Unsur visual yang harus dimunculkan pada sebuah naskah video
juga sangat bervariasi.
6. Kegiatan produksi.
Kegiatan ini berisi penggambilan gambar (shooting video)
rekaman suara sesuai dengan tuntutan masalah.
7. Pasca produksi.
Pasca produksi berisi kegiatan editing, mixing dan finalisasi
hasil video yang telah diedit sesuai dengan tuntutan naskah.
Kegiatan editing merupakan proses pengeditan video dari hasil
shooting skrip yang digunakan serta membuang video yang tidak
digunakan, editing dilakukan pengoreksian gelap terang gambar
video. Kegiatan mixing merupakan kegiatan menggabungkan
antara gambar dari video yang telah dibuat audio atau suara.
Penggabungan dilakukan sesuai dengan skrip/naskah yang telah
dibuat sebelumnya.15

14
Amir Fatah.S & Agus Purwanto. Digital Multimedia: animasi, sound
editing &video editing. (Yogyakarta. CV. Andi Offset. 2008)., h. 85
15
Achsan. 2010. Standar Penyusunan Program. ((http: //nustaff/
site.gunadrama.ac.id. / blog/acshan/2023/05/31/standar penyusunan-program
23/05/31/13.00.)

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 13


MochMisbakhulmunir: Penggunaan, media, video pemb,

C. Penerapan Media Vidio pada materi Fiqih.


Penerapan media video pada Mata pelajaran Fikih dalam
kurikulum Madrasah Tsanawiyah merupakan salah satu mata
pelajaran yang diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk
mengenal, memahami, menghayati dan mengamalkan hukum Islam
yang kemudian menjadi dasar pandangan hidup melalui kegiatan
bimbingan, pengajaran, latihan dan pembiasaan. 16
Materi pelajaran merupakan bahan pelajaran yang harus
dikuasai oleh siswa sesuai dengan tujuan pembelajaran. Materi
pelajaran harus digali dari sumber belajar sesuai dengan kompetensi
yang harus dipakai. Dalam melaksanakan kompetensi pedagogik,
selain menggunakan metode pengajaran guru dituntut memiliki
kemampuan dalam pengelolaan atau perancangan dan pelaksanaan
pembelajaran. Termasuk penguasaan dan pemanfaatan teknologi
pembelajaran sehingga peserta didik mampu mengaktualisasikan
berbagai potensi yang dimilikinya.
Untuk menggunakan media pembelajaran berbasis video
dengan baik, efesien dan efektif dalam proses pembelajaran fikih
diperlukan keterampilan memilih media yang akan digunakan, serta
diperlukan keterampilan dan keahlian untuk membuat media
pembelajaran sesuai dengan kriteri- kriteria tertentu, antara lain
sebagai berikut:
1. Tujuan pengajaran.
2. Bahan pelajaran.
3. Metode mengajar.
4. Tersediannya alat yang dibutuhkan.
5. Jalannya pelajaran.
6. Penilaian hasil belajar.
7. Pribadi pengajar.

16
Drs. H. Moh. Rifa’i, Fiqih Islam Lengkap, (Semarang:PT Karya Toha
Putra, 2014)., h. 55

14 ж TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun


MochMisbakhulmunir: Penggunaan, media, video pemb,

8. Minat dan kemampuan siswa.


9. Situasi pengakaran yang sedang berlangsung.
Dalam penggunaan media pembelajaran berbasis video pada
pembelajaran fikih diharapkan dapat membantu peserta didik dalam
memahami dan mengamalkan teori atau konsep-konsep fikih.
Sehingga pada proses dan hasil akhirnya dapat menyentuh berbagai
aspek yang dituju, baik aspek koginitif, afektif maupun
psikomotorik. Terutama terwujudnya nilai-nilai ta’abbudi terhadap
Allah SWT.
Pada pembelajaran fikih, materi yang dibahas mengenai
ibadah haji juga merupakan rukun Islam kelima yang wajib
dikerjakan oleh setiap muslim, baik laki-laki maupun perempuan
apabila telah memenuhi syarat-syaratnya.
Media audio visual berbasis video merupakan bentuk media
pembelajaran yang murah dan terjangkau. Disamping menarik dan
memotivasi siswa untuk mempelajari materi yang lebih banyak,
audio visual dapat digunakan untuk keperluan yaitu:
a) Mengembangkan keterampilan, mendengar dan
mengevaluasi apa yang telah didengar dan dilihat.
b) Menjadikan model yang akan ditiru siswa.
c) Menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan-perubahan
tingkat kecepatan belajar mengenai suatu bahasan atau suatu
masalah.
Meskipun tidak ada prosedur baku tentang penggunaan
bahan-bahan audio visual, sebagaiknya audio visual berbasis video
disajikan dengan mengikuti langkah-langkah sebagai berikut:
1) Mempersiapkan diri. Guru merencanakan dan
mempersiapkan diri sebelum penyajian materi pelajaran
fikih.
2) Membangkitkan kesiapan siswa. Siswa dituntun agar
memiliki kesiapan untuk mendengar, misalnya dengan cara
memberikan komentar awal dan pertanyaan-pertanyaan.

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 15


MochMisbakhulmunir: Penggunaan, media, video pemb,

3) Mendengarkan dan menonton video. Tuntun siswa untuk


menjalani pengalaman mendengar dan menonton video
dengan waktu yang tepat atau dengan sedikit penundaan
antara pengantar dan dimulainya proses mendengar dan
menonton video.
4) Diskusi. Setelah selesai mendengar dan menonton video
ibadah haji, diskusikan mulai secara informal dengan
mengajukan pertanyaan yang bersifat umum, kemudian
pindah ke pertanyaan-pertanyaan yang dipersiapkan. Diskusi
ini selayaknya diakhiri dengan meminta satu atau dua orang
siswa memberikan rangkuman setelah mendengar dan
menonton video.
Media pembelajaran pada mata pelajaran fikih disajikan
dalam bentuk video yang mengeluarkan suara dan ditransfer pada
alat proyektor infokus sehingga seluruh siswa didalam kelas dapat
menonton dan mendengarkan materi fikih ibadah haji dengan
seksama. Dalam pemutaran video berbasis video pada mata
pelajaran Fikih tentang ibadah haji membahas pelaksanaan haji
dimulai dari syarat wajib haji, rukun haji, sunnah-sunnah haji, wajib
haji, melontarkan jumroh dan tahallul pada ibadah haji.

Kesimpulan.
Kesimpulan dari penulisan kali ini bahwasanya persoalan media
pembelajaran dapat membantu meningkatkan mutu dan relevansi
Pendidikan di Indonesia. Mekanisme produksi media pembelajaran
diharapkan mampu diterapkan guru dalam proses pengembangan sumber
media pembelajaran maupun itu pelajaran umum ataupun PAI. Pembuatan
identitas media, pembuatan naskah (synopsis dan treatmen), story board,
proses produksi dab pasca produksi dalam video pembelajaran menjadi
suatu kegiatan pembelajaran yang baru, karena tidak melulu tentang
ceramah dan pemberian tugas saja. Dengan adanya penulisan ini diharapkan

16 ж TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun


MochMisbakhulmunir: Penggunaan, media, video pemb,

dapat berguna bagi pembaca dan apabila banyak sekali kekurangan ataupun
kesalahan dalam penulisan penulis mohon maaf yang sebesar-besarnya.

Daftar Rujukan
Achsan. 2010. Standar Penyusunan Program. ((http: //nustaff/
site.gunadrama.ac.id. / blog/acshan/2023/05/31/standar penyusunan-
program 23/05/31/13.00.)

Amir Fatah.S & Agus Purwanto. 2008. Digital Multimedia: animasi, sound
editing &video editing. Yogyakarta. CV. Andi Offset. 2008

Anik Ghufron. 2007. Panduan Penelitian dan Pengembangan Bidang


Pendidikan dan Pembelajaran. Lemlit Universitas Negeri
Yogyakarta.

Daryanto. 2012. Media Pembelajaran, Jakarta: PT Sarjana Tutorial Nurani


Sejahtera.

Djamarah, S. Bahri dan Zain, A, 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta:


Rineka Bahri Cipta.

Djiwandono, W. Sri Esti, 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta: PT.


Gramedia,

Drs. H. Moh. Rifa’i, 2014. Fiqih Islam Lengkap. Semarang:PT Karya Toha
Putra.

Hamalik. Oemar. 1994. Media Pendidikan, Cet. Ke - 7, Bandung: PT Citra


Aditya Bhakti,

Hamalik. Oemar. 2008. Media Pendidikan. Bandung: PT. Citra Aditya


Bakti

Rusman. 2012. Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi dan


Komunikasi: Mengembangkan Profesionalitas Guru, Cet 2. Jakarta:
PT Rajawali Pers.

Sukmadinata, S, Nana. 2006. Metodologi Penelitian Pendidikan, (Bandung:


PT remaja Rosdakarya.

Sungkono. 2003. Pengembangan. Media Slide Suara. Yogyakarta: Fakultas


Ilmu Pendidikan UNY.

TA’ALLUM, Vol. ##, No. ##, Bulan Tahun ж 17

Anda mungkin juga menyukai