Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Sebagai upaya peningkatan Sumber Daya Manusia (SDM ) anak merupakan sasaran
prioritas pembangunan. Disamping itu kemampuan professional guru dalam mengelola
kegiatan belajar mengajar akan mempengaruhi keberhasilan anak didik dalam mencapai
perkembangan yang optimal.

Taman kanak-kanak merupakan awal perkembangan dan pembelajaran bagi seorang


anak. Sekolah adalah hal baru bagi seorang anak, ketika seorang anak memasuki taman
kanak-kanak pada umumnya mereka sedang dalam usia bermain, sekaligus masa
perkembangan otak. Usia 4-6 tahun adalah usia dimana otak berkembang dan ini merupakan
proses alamiah dari seorang anak, dari suatu hal kita yang tidak tahu manjadi tahu. Masa ini
merupakan proses peletakan dasar pertama terjadinya pematangan kemampuan fisik, kognitif,
bahasa, sosial emosional, disiplin, kemandirian, seni, moral dan nilai-nilai agama, oleh sebab
itu dibutuhkan kondisi dan stimulasi yang sesuai dengan kebutuhan anak agar pertumbuhan
dan perkembangannya tercapai secara optimal. Pernyataan tersebut sejalan dengan yang
dinyatakan dalam UU No. 20 tahun 2003 tentag Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 butir 14
yang menyatakan bahwa :
Pendidikan adalah upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir sampai
dengan usia 6 (enam) tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pendiidikan
untuk membantupertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak
memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
Karena itu seorang guru harus mengerti, memahami dan menghayati berbagai prinsip
pendidikan dan pengajaran serta tahap-tahap perkembang anak anak didik, sehingga guru
dapat melaksanakan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan kebutuhan tumbuh kembang
anak.

Tujuan Pendidikan Taman Knak-Kanak adalah membantu anak didik mengenbangan


berbagai potensi baik psikis dan fisik yang meliputi moral dan nilai-nilai agama, social
emosional, kemandirian kognitif, fisik motorik, dan seni untuk siap memasuki pendidikan
dasar.

Pendidikan pra sekolah yaitu Taman Kanak-Kanak (TK) pada dasarnya turut berperan
dalam pencapaian tujuan Pendidikan Nasional. Penyelenggaraan pendidikan di TK bertujuan
untuk memberikan berbagai kemampuan dasar pada anak. Kemampuan dasar sangat penting
bagi anak diantaranya untuk mengembangkan sikap, pengetahuan, ketrampilan, dan daya
cipta. Hal tersebut bagi anak kelak akan sangat diperlukan dalam upaya menyesuaikan diri
dengan lingkungannya dan untuk pertumbuhan serta perkembangan selanjutnya.

Berkaitan dengan pencapaian kemampuan dasar, bidang seni tari menjadi salah satu
program yang harus dikembangkan dalam proses pembelajarannya. Karena proses
pembelajaran di Taman Kanak-kanak pada kenyataannya tidak pernah terlepas dari aktivitas
berseni tari, walaupun pada umumnya para guru kurang menyadarinya (lihat Syahrul 1997;
Moeslichatoen 1999: 12-13).
Tumbuh kembang anak usia pra sekolah ( 3 6 ) tahun, antara lain adalah kreatifitas.
Anak pra sekolah pada umumnya banyak memiliki ciri-ciri orang yang sangat kreatif, seperti
rasa ingin tahu, ingin mencoba / eksplorasi, imajinatif, dan percaya diri. Agar kreatifitas anak
dapat berkembang secara optimal perlu diusahakan suatu lingkungan yang kaya akan
rangsangan, dengan menyediakan aneka ragam bahan / sarana dan kegiatan yang dapat
merangsang semua alat inderanya. Taman Kanak-kanak merupakan tempat yang tepat untuk
mengembangkan kreatifitas dan keterampilan anak sesuai dengan Kurikulum Berbasis
Kompetensi ( KBK ) yang memuat aspek-aspek perkembangan kemampuan meliputi :
1. Pengembangan Kemampuan Pembentukan Perilaku melalui Pembiasaan,
yang mencakup :
a. Pengembangan Moral dan Nilai nilai Agama
b. Pengembangan Social, Emosional , dan Kemandirian.
2. Pengembangan Kemampuan Dasar, yang meliputi :
a. Pengembangan kemampuan Berbahasa
b. Pengembangan Kemampuan Kognitif
c. Pengembangan Kemampuan Fisik/ Motorik
d. Pengembangan Kemampuan Seni.

Selama ini pembelajaran tari tradisional lebih diberikan melalui pola-pola baku sehingga
siswa hanya meniru tarian dari guru saja tanpa sedikit pun siswa dapat mengeluarkan ide-ide
2

kreatifitasnya atau tarian yang diberikan oleh guru tidak sesuai dengan usianya, sehingga hal
tersebut membuat anak cenderung lebih pasif, lebih egois dan tidak kreatif,serta kurang
percaya diri dalam berekspresi. Padahal tari adalah sebagai salah satu bentuk aktifitas yang
dapat dilakukan anak untuk menyalurkan energinya dan itu membuat anak cenderung pasif
dan lebih egois karena biasanya siswa yang cenderung pandai menari akan selalu berdiri
didepan dan menjadi guide untuk teman-temannya. Kompleksitas persoalan yang terkait
dengan belajar inilah yang menjadi penyebab sulitnya menuntaskan strategi belajar tari
disekolah. Mata rantai pelestarian budaya tari disekolah pada umumnya anak-anak belajar tari
tradisional, adapun tari-tarian tersebut adalah tari kijang, tari merak, bermacam-macam tari
Bali, tari rakyat, bahkan sampai ibingan pencak silat. Pendidikan tarian tradisonal ini
diajarkan karena memiliki patokan gerak dasar baku atau standar ukur tari sebagai salah satu
unsur terpenting.

Sementara tari dalam pendidikan menekankan kreativitas dan kebebasan ekspresi (Kraus,
1969). Eksplorasi merupakan suatu persyaratan yang penting, hal ini dapat diwujudkan
dengan adanya kumunikasi yang aman antara guru dan siswa.

Kenyamanan psikologis siswa juga penting untuk menumbuhkan tindakan kreatif.


Pada proses pembelajaran tari kreatif, aspek kreativitas memiliki pengaruh yang besar dalam
terciptanya suatu karya, ditunjang oleh aspek-aspek perkembangan lain yang sejalan dengan
karakteristik yang dimiliki siswa. Tari kreatif membantu perkembangan kognitive, afektive,
physikal dan sosial (Gilbert,2002). Memvisualisasikan ide dan gagasan dalam bentuk gerak
melalui tubuh merupakan pijakan dasar dalam mempersiapkan tari. Guru yang bertindak
sebagai pembimbing dapat memberikan beberapa stimulus musikal untuk didengarkan dan
dipilih oleh siswa. Disini anak dapat mengemukakan ide-ide dan gagasannya dalam
menciptakan gerak untuk divisualisasikan.

Menari seperti kesenian lainnya adalah merupakan sumber pengetahuan yang dapat
diserap, akan tetapi diperlukan guru tari yang kreatif serta kemampuan dalam membimbing
siswa dalam menanamkan pengaruh yang bermanfaat dari kegiatan menari terhadap
pembentukan kepribadian anak dan menstimulus kecerdasan majemuk siswa. Tari sebagai
pendidikan bagi anak bukanlah merupakan tujuan akhir, akan tetapi merupakan suatu cara
membina ekspresi artistik anak dengan baik dan kreatif, juga berguna bagi perkembangan
kecerdasan anak secara wajar, sasaran lainnya adalah membantu proses kreatif yang
3

memberikan pengalaman pada anak, sehingga menari dapat menjadi sarana untuk membantu
perkembangan anak secara utuh.

Sifat dasar seni pada umumnya bersifat kreatif, individualitas, nilai ekspresi/perasaan,
keabadian, dan semesta/universal. Untuk menunjang tercapainya dasar pemikiran diatas.
Kompetensi keterampilan dasar tari kreatif lebih difokuskan pada pengalaman eksplorasi
untuk melatih kemampuan sensorik dan motorik, bukan menjadikan siswa mahir atau ahli.
Sedangkan kreativitas di sini meliputi ranah kognitif, afektif dan psikomotorik yang terlihat
dari produk/hasil karya dan proses dalam bersibuk diri secara kreatif (Semiawan, Munandar,
1990: 10). Pembelajaran apresiasi disampaikan tidak hanya sebatas pengetahuan saja, namun
melibatkan pengalaman mengamati, mengalami, menghayati, menikmati dan menghargai
secara langsung aktivitas berolah seni. Melalui media tubuhnya, siswa akan mendapat
kepuasan dalam proses perkembangan fisik dan jiwa sebagai eksistensi dirinya dalam
bersosialisasi. Sedang melalui berlatih menguasai gerak ataupun urutan rangkaian gerak
sebagai materi dasar sebuah tarian akan membantu perkembangan daya pikir siswa dalam
membantu perkembangan kecerdasan secara utuh,

Disinilah peran guru tari sangat penting dalam pengembangan pengetahuan tentang
filosofi mengajar, kurikulum yang dikembangkan, materi, metode, strategi, evaluasi dan
sumber belajar kegiatan tari. Dasar-dasar pemikiran pentingnya guru tari menguasai filosofi
mengajar, kurikulum yang dikembangkan, materi, metode, strategi, evaluasi dan sumber
belajar kegiatan tari bertumpu pada pokok-pokok pikiran sebagai berikut ; Pelaksanaan
Pendidikan Seni di sekolah-sekolah umum seyogianya menggunakan pendekatan
multidisiplin, multidimensional dan multikultural.

Pembentukan pribadi yang harmonis dengan memperhatikan kebutuhan perkembangan


kemampuan dasar siswa didik melalui pendekatan belajar dengan seni, melalui seni dan
tentang seni sesuai minat dan potensi siswa. Pendidikan seni kreatif berperan
mengembangkan kecerdasan intelektual (IQ), kecerdasan emosional (EQ), kecerdasan
kreativitas

(CQ),

kecerdasan

spiritual

(SQ)

dan

multi-intelegensi

(MI).

Peran guru adalah menstimulus anak agar dapat menuangkan serta mengembangkan ekspresi
gerak yang kreatif baik secara individual maupun kelompok. Ide atau gagasan siswa biasanya
orisinal, misalnya siswa dapat distimulus untuk memberikan contoh dan ide gerak tentang

bagaimana kelompok binatang menghisap madu, atau seekor kupu-kupu hinggap di bunga,
bagaimana gerak bebek berenang di kolam.

Gladys Andrews Fleming (1976) berpendapat bahwa melalui bergerak dalam menari,
Imajinasi setiap siswa tentu tidak akan sama dengan siswa lain apalagi dengan guru tarinya.
Setiap penari bisa saja mengekspresikan gerakan yang ia lakukan seperti meniru gerak
binatang, kodok meloncat, burung terbang, ikan berenang, atau ia merasa memainkan peran
seorang peri dengan tongkat ajaibnya, menirukan gerakan pohon melambai, gerak di luar
dugaan, muncul berdasarkan daya imajinasinya dan kita sebagai seorang guru harus
mendorongnya agar lebih banyak lagi yang dapat memberikan kebebasan atas pengembangan
ide dan kreativitas anak.

Karena itulah akhirnya penulis tertarik untuk membuat sebuah Karya tulis yang berjudul
Upaya dalam Meningkatkan Kreatifitas dan Asah Otak Anak Melalui Permanian
Gerakan Tari

B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka rumusan masalah yang
dikaji berdasarkan dalam pembelajaran seni tari sebagai usaha meningkatkan kreatifitas dapat
diklasifikasikan secara lebih terperinci. Perumusan masalah dalam ini adalah :

1. Bagaimana skenario pengembangan kecerdasan melalui permainan Gerakan tari?


2. Apakah hambatan yang dihadapi ketika melaksanakan permainan gerakan tari?

C. Tujuan

1. Melalui penbelajaran seni tari anak TK diharapkan mampu mengungkapkan ide-idenya,


imajinasinya, dan fantasinya secara kreatif.
2. Agar anak TK memiliki pengetahuan, nilai dan sikap serta keterampilan yang memadai
sesuai dengan tingkat perkembangannya.

3. Memunculkan bakat dan kreatifitas anak TK dengan gerakan tari.


5

D. Manfaat
1. Manfaat Teoritis
Memberikan sumbangan ilmu yang berarti dalam ilmu pendidikan formal maupu non
formal terutama ditunjukkan pada Anak dalam menambah referensi yang berhubungan
dengan kecerdasan.

2. Manfaat Praktis
1.

Melatih pembentukan kreatifitas anak, dengan mengajarkan anak berfikir sambil


bermain dalam menciptakan gerakan gerakan tari yang baru.

2. Mengembangkan kecerdasan majemuk ; Manfaat tari kreatif mampu membantu anak


untuk mengembangkan kecerdasan intelektualnya. Sebab, kreatifitas tersebut akan
menggali wawasan siswa terhadap beragam pengetahuan. Mengembangkan kecerdasan
emosi dan antar personal anak tarian dilakukan secara berkelompok. Dengan
berkelompok anak akan mengasah emosinya sehingga timbul toleransi dan empati
terhadap orang lain, nyaman dan terbiasa dalam kelompok.

E. Strategi Pemecahan Masalah


Kecerdasan adalah kapasitas untuk menyelesaikan masalah-masalah dan membuat cara
penyelesaiannya dalam konteks yang beragam dan wajar Howard Gardner (2001.3), ia
merupakan salah satu faktor utama yang menentukan sukses gagalnya peserta didik belajar di
sekolah. Peserta didik yang mempunyai taraf kecerdasan rendah atau di bawah normal sukar
diharapkan berprestasi tinggi. Tetapi tidak ada jaminan bahwa dengan taraf kecerdasan tinggi
seseorang secara otomatis akan sukses belajar di sekolah.

Berbagi ilmu dari Profesor Gardner yang telah menemukan teori kecerdasan majemuk
atau Multiple Intelligences, bahwa ada banyak kecerdasan yang dimiliki setiap orang. Teori

ini juga menekankan pentingnya model atau teladan yang sudah berhasil mengembangkan
salah satu kecerdasan hingga puncak.

Kecerdasan kinestetik, yakni kemampuan untuk menggunakan seluruh tubuhnya untuk


mengekspresikan ide-ide dan perasaan-perasaan atau menggunakan tangan-tangan untuk
menghasilkan dan mentransformasikan sesuatu. Kecerdasan ini mencakup keahlian-keahlian
fisik khusus seperti koordinasi, keseimbangan, ketangkasan, kekuatan, kelenturan dan
kecepatan. Howard Gardner (2001.3)

Di dalam proses pembelajaran tari, guru harus dapat menciptakan suasana kebebasan
bergerak kepada siswa didiknya. Guru diharapkan membimbing siswa dapat mengungkapkan
cara bergerak mereka sendiri yang unik sesuai dan cara bergerak sesuai dengan perasaannya.
Bentuk kegiatan guru dalam membimbing siswa didiknya belajar menari, adalah: (1) latihan
mempersiapkan tubuh sebagai alat ekspresi, (2) latihan gerak kepala, tangan, badan, dan kaki
untuk menumbuhkan kesadaran kepada siswa didiknya bahwa seluruh anggota badan
merupakan sumber gerak tari, (3) latihan bergerak dengan ritme untuk tujuan
memperkenalkan dan membiasakan siswa menanggapi birama, tempo dan frase dalam musik
iringan tarinya, (4) latihan bergerak dengan arah untuk tujuan membiasakan siswa dapat
cepat menyesuaikan dengan tempat menari, (5) latihan bergerak dengan membentuk formasi
untuk tujuan melatih konsentrasi, dapat cepat menyesuaikan dengan tempat menari dan
melatih kemampuan bekerja sama dalam kelompok. Kemampuan guru tari kreatif lebih
cenderung berkaitan dengan visi misi sekolah yang dikembangkan sehingga tari kreatif lebih
menyesuaikan dengan sekolah masing-masing.

Melalui latar belakang Guru, yang penting dalam memunculkan kegiatan kreatif anak,
adalah pemberian kebebasan kepada anak untuk melakukan berbagai eksperimen dalam
rangka mewujudkan atau mengekspresikan dirinya secara kreatif. Dalam hal ini guru
7

merangsang anak untuk melibatkan dirinya dalam kegiatan kreatif dengan membantu dirinya
dalam kegiatan kreatif dengan membantu mengusahakan sarana dan prasarana yang
diperlukan.menentukan kreativitas siswa dalam berekspresi gerak sesuai dengan ide, ciri khas

Pelajaran seni tari kreatif merupakan pelajaran yang mengacu pada visi dan misi sekolah,
sehingga Input pelajaran tari mengikuti tema atau sub tema yang berlaku di sekolah anggapan
terhadap pelajaran seni tari yang tidak penting disekolah. Padahal, dengan memberikan
pelajaran tentang seni tari akan memberikan pengaruh positif bagi siswa, yaitu
mengembangkan kreativitas siswa dan melatih sosialisasi siswa. Agar Out put kreativitas
siswa lebih berkembang dan bentuk karya tari yang sesuai dengan harapan meningkatkan
kecerdasan siswa, maka kreativitas yang dapat dimunculkan dengan cara memotivasi siswa
menciptakan gerak-gerak kreatif.

Langkah-langkah dalam proses pembelajaran gerak lagu/tari pada TK antara lain :


Langkah awal adalah memperhatikan kondisi psikologis anak kemudian tema dari gerak
lagu, kalau itu memungkinkan untuk bernyanyi maka anak lebih baik diajak untuk bernyanyi
terlebih dahulu.

Pilihlah gerak lagu/tarian yang mempunyai tema alam sekitar atau tema-tema tentang
kehidupan sehari-hari contohnya tema berkebun, tema binatang, tema profesi dan tema
tumbuh-tumbuhan dan sebagainya.

Pilihlah gerak lagu (tari) yang mempunyai tingkat kesulitan geraknya rendah sehingga
anak mudah untuk mengikutinya,

Pilihlah gerak lagu atau tari yang mempunyai gerak komikal, yaitu gerak-gerak yang
mengandung sesuatu yang lucu, hal ini akan mendukung suasana senang pada proses
pembelajaran

Pilihlah gerak lagu atau tari yang mempunyai alur dinamik sedang, lembut dan keras/cepat
karena variasi dinamik akan melatih variasi emosi anak.

Buatlah pola lantai gerak lagu/tari sesederhana mungkin dengan tetap memperhatikan nilai
kemenarikan sebuah sajian.

Pilihlah gerak lagu/tari yang dilakukan secara kelompok karena dengan begitu bisa
ditanamkan rasa kerja sama, menghargai teman yang bisa mengarah pada kematangan sosial
anak.

Hendaknya pendidik menguasai betul tentang materi gerak lagu/tari sebelum mengajari.
Penguasaan materi meliputi tiga aspek yaitu materi gerakan, irama gerakan dan komposisi
gerak lagu. Dengan demikian guru mudah memberikan contoh gerakan tanpa menggunakan
iringan.

Berikan bentuk-bentuk gerakan dengan bertahap diawali satu macam pola gerakan jangan
sekaligus, karena dalam satu ragam gerak memerlukan sebuah koordinasi motorik yang
memerlukan waktu untuk melatihnya.

Buatlah selingan-selingan berupa cerita yang relevan dengan tema dari gerak lagu/tari ayng
akan diajarkan.

Jika materi peragam gerak sudah tercapai maka perlu pengulangan-pengulangan gerak
harus dilakukan supaya bentuk menjadi optimal. Dalam pengulangan-pengulangan gerak ini
perlu kreatifitas pendidik TK dalam mengolah metode pembelajaran supaya anak tidak
mengalami kejenuhan.

Pendidik Paud harus pandai membagi materi gerak lagu dalam beberapa pertemuan yang
perlu diperhatikan adalah kondisi fisik dan psikologis anak. Pada prinsipnya jangan memaksa
anak jika kondisi anak tidak memungkinkan lagi.

Jika materi selesai buatlah pentas kecil didalam arena pembelajaran sehingga anak bisa
bermain perana atau bisa menunjukkan kemampuan didepan teman-temannya.

BAB II
PEMBAHASAN

A. Alasan Pemilihan Strategi Pemecahan Masalah


Seni merupakan media ekspresi kreatif dan aspiratif yang dapat diwujudkan melalui
gerak (seni tari), garis, warna, bidang/tekstur (seni lukis) serta suasana/bunyi (seni musik)
dalam susunan yang artistik dan estetika. Sedangkan landasan konseptual pendidikan seni
adalah bahwa pendidikan kesenian merupakan pendidikan ekspresi kreatif yang dapat
mengembangkan kepekaan apresiasi estetik yang diharapkan dapat membentuk kepribadian
manusia seutuhnya seimbang baik secara lahir maupun batin, jasmani maupun pribadi/rohani.

Dalam pelaksanaannya pendidikan kesenian dapat disajikan secara terpadu dengan


pokok-pokok bahasan lain yang mengembangkan kemampuan lainnya kecuali motorik,
misalnya dalam gerak lagu dimuatin dengan kemampuan logika matematik atau kemampuan
lainnya.

Tari anak atau gerak lagu dalam pelaksanaan pembelajarannya dapat dipadukan dengan
bidang-bidang lain dengan kata lain bahwa konsep pembelajaran tari atau gerak lagu adalah
sangat mudah untuk diterapkan, simple, bisa mengembangkan aspek pembelajaran serta
mengembangkan kemampuan/potensi siswa.

Pembelajaran gerak lagu/tari perlu dilakukan karena dapat meningkatkan pertumbuhan


fisik, motorik, mental, estetika. Hal ini ditunjukkan dengan perkembangan motorik anak
dalam gerak-gerak bebas menari. Kegiatan ini memberikan kesempatan fisik untuk tumbuh
sempurna dan secara langsung mental juga berkembang, karena kegiatan elakukan gerakgerak tari pasti melibatkan kesadaran estetik dan emosi. Masih banyak lagi manfaat lain yang
didapat dalam pembelajaran tari/gerak lagu yang kesemuanya itu mengarah pencapaian
pembentukan kepribadian anak.

Selama ini pembelajaran tari tradisional lebih diberikan melalui pola-pola baku sehingga
siswa didik hanya meniru tarian dari guru saja tanpa sedikit pun siswa dapat mengeluarkan
ide-ide kreatifitasnya atau tarian yang diberikan oleh guru tidak sesuai dengan usianya,
10

sehingga hal tersebut membuat anak cenderung lebih pasif, lebih egois,kaku dan tidak kreatif.

Kreativitas adalah kemampuan untuk mencipta (KBBI, 2001 :559). Moustakis (1978)
mengemukakan kreativitas adalah pengalaman mengekspresikan dan mengaktualisasikan
identitas individu dalam bentuk terpadu dalam hubungan dengan diri sendiri, alam dan orang
lain. Sedangkan menurut Drevdahl (1978 :29) kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk
menghasilkan komposisi, produk, atau gagasan apa saja yang pada dasarnya baru dan
sebelumnya tidak dikenal.

Pendekatan pembelajaran tari yang berorientasi pada children centre di sekolah pada
dasarnya mengacu pada prinsip-prinsip Pembelajaran berorientasi pada prinsip-prinsip
perkembangan anak yaitu salah satunya siswa belajar dengan baik apabila kebutuhan fisiknya
terpenuhi serta merasakan aman dan tentram secara psikologis.

Tari kreatif adalah tarian yang dimainkan dengan pencarian ide-ide gerak dan alat yang
penuh nilai-nilai dan norma-norma yang berguna bagi siswa didik untuk memahami dan
mencari keseimbangan gerak hasil pencarian menurut kemampuan dengan penuh kesadaran
atau tanpa adanya paksaan.

Kondisi yang memungkinkan seseorang menciptakan produk tari kreativitas yang


bermakna ialah kondisi pribadi dan kondisi lingkungan yang cukup mendukung atau kondusif
untuk memberikan rangsang auditif, visual, kinestetik, gagasan dan peraba tidak meniru atau
mencontoh karya orang lain.

Minat siswa akan bangkit apabila suatu bahan yang diajarkan sesuai dengan kebutuhan
siswa didik. sumber belajar dapat berupa segala macam alat atau situasi yang dapat
membantu dan bahkan memperkaya dan memperjelas pemahaman siswa didik terhadap
sesuatu yang sedang dipelajarinya bahkan membantu siswa memperkaya pengalaman.

11

BAB III

KESIMPULAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penulisan, maka dapat ditarik kesimpulan mengenai Pengembangan


kreatifitas melalui permainan gerakan tari adalah sebagai berikut :

1. Permainan Gerakan tari mudah disenangi oleh anak dan tidak membahayakan.
2. Anak mampu menciptakan kreatifitas sendiri melalui gerakan tari yang diciptakan
sendiri berdasarkan tema dan musik yang ditentukan.
3. Menumbuhkan Percaya diri anak dengan melibatkannya tampil didepan kelas.

B. Saran

1. Diharapkan kepada guru untuk bisa menerapkan pembelajaran permainan gerakan


tari.
2. Dengan adanya pembelajaran melalui gerakan tari ini, diharapkan dapat menjadi
pengetahuan bagi guru mengenai bakat yang ada pada anak.

12

Anda mungkin juga menyukai