Anda di halaman 1dari 5

PROPOSAL PENELITIAN

PENGGUNAN MEDIA CANTOL RAUDHOH DALAM KEMAMPUAN MEMBACA


PERMULAAN BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS II DI SLB B-C YPLAB
WARTAWAN KOTA BANDUNG

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas


Mata Kuliah Bimbingan Skripsi Pada
Program Studi Pendidikan Luar Biasa FKIP Uninus

NENENG NUR HILALIYAH


NIM. 41032102141117

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN LUAR BIASA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM NUSANTARA
2018
A. Latar Belakang

Pendidikan memiliki peran penting dalam perkembangan potensi seseorang. Pendidikan

pun dapat menjadi salah satu dasar penentu maju atau tidaknya suatu negara. Oleh karenanya

pemerintah mendorong setiap warganya untuk mendapatkan pendidikan. Bentuk komitmen

permerintah dalam menjamin setiap warganya dalam memperoleh pendidikan di tetapkan dalam

Undang-Undang Dasar Negara pasal 31 ayat (1) amandemen ke 3 menegaskan bahwa “Setiap

warga Negara berhak mendapat Pendidikan”.

Pemerintah mempertegas hak mendapatkan pendidikan bagi seluruh warga negara

tersebut tanpa terkecuali. Anak-anak yang memiliki berbagai kelainan bagi fisik maupun mental,

termasuk didialamnya anak dengan tunagrahita pun memiliki hak yang sama. Hal ini

sebagaimana dicantumkan dalam Undang- Undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional Pasal 5 ayat (2) ditegaskan bahwa “Warga Negara yang memiliki kelainan

fisik, emosional, mental, intelektual, dan/atau sosial berhak memperoleh pendidkan khusus”.

Secara umum anak dengan tunagrahita adalah anak yang mengalami tingkat kecerdaan di

bawah rata-rata dan memiliki kekurangan dalam perliku adaptif. Secara lebih rinci, American

Association on Mental deficiency (AMMD) yang dikutip Grossman (Kirk & Gallagher,1986)

(Astati & Mulyati, 2013:9) pengertian anak tunagrahita adalah sebagai berikut :

Mental retardiation refers to significantily subaverange general intellectual functioning

existing concurrently with deficits in adaptive behavior and manifested during the

developmental period

Anak dengan tunagrahita secara umum dikelompokkan menjadi … kelompok., tunagrahita

ringan, sedang dan berat. Menurut Sutjihati Sumantri (1996;86) anak tunagrahita ringan yakni

mereka yang memiliki IQ 52-68 menurut Binet dan IQ 55-69 menurut scala Wescheler (WISC).
Karakteristi umum dan kemampuan belajar umum (ATG). Sutjihati Sumantri (1996;86)

secara lebih spesifik mengenagi kemampuan belajar anak dengan tunagrahita ringan “Mereka

masih dapat diajar membaca, menulis dan berhitung sederhana, dapat dididik menjadi tenaga

kerja semi-skilled dan tidak mampu menyesuaikan diri secara independen.”

Pentingnya membaca

Masih mungkinya ATG belajar membaca permulaan

Prasyarat membaca permulaan

Pentingna media

Hasil studi pendahuluan

Maka dalam penelitian ini, peneliti akan meniliti …

Salah satu hal yang dapat dikuasai oleh anak tunagrahita ringan yaitu membaca permulaan.

Hal ini dipertegas menurut Maria J. Wantah (2007:11) bahwa :

Kemampuan anak tunagrahita tipe ringan yang dikembangkan dari segi keterampilan
diharapkan mampu melatih kemadirian agar tidak tergantung pada orang lain serta
menjadi bekal hidup anak nantinya. Sedangkan, kemampuan yang dikembangkan dari
segi akademik bagi anak tunagrahita tipe ringan dapat diberikan berupa kemampuan
untuk membaca, menulis serta berhitung sederhana.
Membaca permulaan tidak terlepas dari tujuan pendidikan serta tujuan pengajaran secara

khususnya. Tujuan dari membaca permulaan menurut Ritawati (1996:43) “tujuan pengajaran

membaca permulaan adalah agar siswa dapat membaca kata-kata dan kalimat sederhana dengan

lancar dan tepat”. Membaca permulaan bagi anak tunagrahita ringan untuk dapat dimanfaatkan

oleh dirinya dalam kehidupan sehari-hari bukan hanya digunakan saat belajar. Hal ini

dikemukaan menurut pendapat dari Farida Rahim (2007: 1) menyatakan bahwa “kemampuan

membaca sangat penting bagi setiap kehidupan, hampir setiap aspek kehidupan melibatkan
kegiatan membaca”. Karena menurut (Amin, 1995: 206) “Membaca permulaan merupakan

komponen dari komunikasi tulisan”.Dalam kegiatan membaca yang tidak disertai dengan

pemahaman bukanlah kegiatan membaca menurut Anderson (1972:209) secara singkat dan

sederhana mencoba mendefinisikan membaca sebagai proses kegiatan mencocokkan huruf atau

melafalkan lambang-lambang bahasa tulis atau reading is a recording and decoding process

(jurnal 1.8/Drs. Kholid A. Harras). Oleh karena itu anak tunagrahita ringan penting

mengembangkan kemampuan membaca menurut Menurut Desni Humaira (2012 : 97), untuk

belajar membaca, anak tunagrahita tipe ringan harus menguasai/dapat bicara dan dapat

memahami bahasa lain yang sederhana, didalam percakapan terjadilah proses

mendengarkan, melihat dan gerak-gerakan.

Dalam pembelajaran membaca permulan dapat belajar melalui alat media. Menurut

Azhar arsyad (2006:4) “alat media yang menyampaikan atau menggambarkan pesan-pesan

pengajaran”. Alat media yang digunakan oleh peneliti dalam mengembangkan kemampuan

membaca permulaan yaitu melalui Metode Cantol Raudhoh. Menurut Nurhasanah. E dan

Kusnandar. Y, (2006, 3-4) : “Metode cantol Roudhoh adalah salah satu teknik menghapal yang

dikembangkan dalam quantum learning. Dalam penerapannya metode ini berasosiasi

(perpaduan) dalam persamaan bunyi dan bentuk visual. Itu adalah salah satu metode menghapal

yang efektif untuk mengingat daftar”.

Berdasarkan observasi pada bulan januari 2018 di SLB B-C YPLAB Wartawan Bandung,

bahwa anak tunagrahita ringan kelas II belum dapat membaca permulaan dengan baik ia masih

ketuker antara B dan D serta membaca harus adanya bantuan dari guru kelas.

Melihat latar belakang di atas, maka peneliti bermaksud mengadakan penelitian dengan

judul “ Penggunaan Media Cantol Raudhoh Dalam Kemampuan Membaca Permulaan bagi
Anak Tunagrahita Ringan kelas II di SLB B-C YPLAB Wartawan Kota Bandung.”

Anda mungkin juga menyukai