Disusun Oleh :
Kelompok 1 (Satu)
1.Ahmad Basirun NIRM (1216.20.2303)
2.Anwar Puadi NIRM (1216.20.2284)
3.Iqbal Hasbi NIRM (1216.20.2302)
4.Zico Fauzan Tanjung NIRM (1216.20.2297)
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allaah S.W.T atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul ” PEMIKIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM AL
GHOZALI” ini dengan lancar.
Tak lupa shalawat serta salam semoga Allaah S.W.T senantiasa
mencurahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W,keluarganya,para sahabatnya dan
pengikutnya sampai hari qiyamat,mudah-mudahan kita termasuk ada di dalamnya
mendapatkan syafaatnya aamiin allaahumma aamiin.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
perkuliahan yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah FILSAFAT
PENDIDIKAN, oleh dosen pembimbing Bpk DR.Yohanan M.Sy
Kami berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat
bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita terutama sebagai
calon pendidik yang bertugas untuk mengarahkan peserta didik kepada tujuan
pendidikan yaitu mencerdaskan anak bangsa.
Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka saya mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A.Latar Belakang....................................................................................1
B.Rumusan Masalah................................................................................1
C.Tujuan Pembahasan.............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A.Biografi imam al-ghozali.....................................................................2
B.karya-karya imam alghozali................................................................5
C.pemikiran filsafat islam al ghozali.......................................................6
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan..........................................................................................9
B.Saran....................................................................................................9
DAFTAR KEPUSTAKAAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam arus globalisasi dimana masyarakat bersifat dinamis, pendidikan
memegang peranan yang sangat penting untuk menentukan eksistensi dan
perkembangan masyarakat tersebut, Untuk itu pendidikan merupakan usaha untuk
melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan
dalam segala aspek dan jenisnya kepada generasi selanjutnya. Begitu juga bagi
umat Islam, pendidikan merupakan salah satu bentuk manifestasi dari cita-cita
hidup Islam untuk melestarikan, mengalihkan, menanamkan dan
menstransformasikan nilai-nilai Islam kepada generasi penerus sehingga nilai-
nilai cultural-religious yang dicita-citakan tetap berfungsi dan berkembang dalam
masyarakat dari waktu ke waktu.
Dilihat dari segi kehidupan kultural umat manusia tidak lain adalah
merupakan salah satu alat pembudayaan masyarakat itu sendiri. Pendidikan Islam
mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan hidup manusia kepada titik
optimal kemampuannya untuk memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan
kebahagiaan hidupnya di akhirat.
Maka, untuk memperoleh gambaran tentang pola berfikir dan berbuat dalam
pelaksanaan pendidikan Islam pada khususunya, diperlukan kerangka berpikir
teoritis yang mengandung konsep tentang pendidikan-pendidikan Islam,
disamping konsep-konsep operasionalnya dalam masyarakat. Dalam
pemikirannya tentang pendidikan Islam, Al-Ghazali mengemukakan tujuan
pendidikan adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukan untuk
mencari kedudukan yang menghasilkan uang. Untuk itu dalam makalah ini akan
dibahas tentang pemikiran Al-Ghzali terhadap pendidikan Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Biografi Imal Al-Gozali
2. Pengertian Karya-Karya Imam Al-Gozali
3. Pengertian Pemikiran Filsafat Pendidikan Imam Al-Gozali
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk Mengetahui Biografi Imal Al-Gozali
2. Untuk Mengetahui Karya-Karya Imam Al-Gozali
3. Untuk Mengetahui Pemikiran Filsafat Pendidikan Imam Al-Gozali
3
BAB II
PEMBAHASAN
1
Sirajuddin. 2007. Filsafat Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. hlm. 155.
4
Khurasan yang pada waktu itu kedua kota tersebut terkenal dengan pusat ilmu
pengetahuan terpenting di dunia Islam. Di kota Nisyafur inilah Al-Ghazali
berguru kepada Imam al-Haramain Abi al-Ma'ali al-Juwainy, seorang ulama yang
bermazhab Syafi'I yang pada saat itu menjadi guru besar di Nisyafur.Diantara
mata pelajaran yang dipelajari Al-Ghazali di kota tersebut adalah teologi, hukum
Islam, falsafat, logika, sufisme dan ilmu-ilmu alam. Ilmu-ilmu yang dipelajarinya
inilah yang kemudian mempengaruhi sikap dan pandangan ilmiahnya dikemudian
hari.
Sejak kecil, Al Ghazali dikenal sebagai anak yang senang menuntut ilmu.
Karenanya, tidak heran sejak masa kanak-kanak, ia telah belajar dengan sejumlah
guru di kota kelahirannya. Diantara guru-gurunya pada waktu itu adalah Ahmad
Ibn Muhammad Al Radzikani. Kemudian pada masa mudanya ia belajar di
Nisyapur juga di Khurasan, yang pada saat itu merupakan salah satu pusat ilmu
pengetahuan yang penting di dunia Islam. Ia kemudian menjadi murid Imam Al
Haramaîn Al Juwaini yang merupakan guru besar di Madrasah An Nizhâmiya
Nisyapur. Al Ghazali belajar teologi, hukum Islam, filsafat, logika, sufisme dan
ilmu-ilmu alam.2
Setelah itu Al-Ghazali berkunjung kepada Nidzam al-Mulk di kota
Mu'askar, dan darinya ia mendapat kehormatan dan penghargaan yang besar,
sehingga ia tinggal di kota itu enam tahun lamanya. Pada tahun 483 H/1090 M, ia
diangkat menjadi guru di sekolah Nidzamah Baghdad, dan pekerjaannya itu
dilaksanakan dengan sangat berhasil sehingga banyak para penuntut ilmu dan
pengagumnya berguru kepadanya.
Pada tahun 487 Hijriyah, khalifah al-Mustadhir meminta Ghazali untuk
menanggapi pemikiran kaum Islamiyah, yang terkenal dengan al-Bathiniyah atau
al-Ta'limiyah. Pada saat itu mereka merupakan kekuatan yang luar bisaa. Dan Al-
Ghazali sampai menulis tiga buku untuk menanggapi pemikiran mereka.
Setelah itu, Al-Ghazali mengalami krisis psikologi yang serius dan mematikan
seluruh kegiatannya serta membuatnya meninggalkan kegiatan mengajarnya.
Dalam bukunya al-Munqidz Min ad-Dhalal, Al-Ghazali menyatakan bahwa krisis
psikologilah yang membuatnya meninggalkan kedudukannya di madrasah
Nizhamiyah. Pekerjaan itu ditinggalkannya sekitar tahun 484 H, Untuk menuju
Damsyik dan dikota ini ia merenung, membaca dan menulis selama kurang lebih
2 tahun, dengan tasawuf sebagai jalan hidupnya.
Kemudian ia pindah ke Palestina dan disinipun ia tetap merenung,
membaca dan menulis dengan mengambil tempat di masjid Baitul Maqdis.
Sesudah itu bergeraklah hatinya untuk menjalankan ibadah haji, dan setelah
2
] Ahmad Syadani. 1997. Filsafat Umum. Bandung: Pustaka Setia. hlm. 178.
selesai pulang ke negeri kelahirannya sendiri yaitu kota Tus dan disana ia tetap
seperti bisaanya, berkhalwat dan beribadah.
Karena desakan penguasa pada masanya, yaitu Muhammad, Al-Ghazali
mau kembali mengajar di sekolah Nazamiyyah di Naisabur tahun 499 H. akan
tetapi pekerjaan ini berlangsung 2 tahun, untuk akhirnya kembali ke kota Tus lagi,
dimana ia kemudian mendirikan sebuah sekolah untuk para fuqaha dan sebuah
biara (Khangak) untuk para mutasawwifin. Di kota itu pula ia meninggal dunia
pada tahun 505 H/1111M, dalam usia 54 tahun 3
Akhir kehidupan beliau dihabiskan dengan kembali mempelajari hadits
dan berkumpul dengan ahlinya. Berkata Imam Adz Dzahabi, “Pada akhir
kehidupannya, beliau tekun menuntut ilmu hadits dan berkumpul dengan ahlinya
serta menelaah shahihain (Shahih Bukhari dan Muslim). Seandainya beliau
berumur panjang, niscaya dapat menguasai semuanya dalam waktu singkat.
Beliau belum sempat meriwayatkan hadits dan tidak memiliki keturunan kecuali
beberapa orang putri.”
Sebelum meninggal beliau juga sempat mengucapkan kata-kata yang
pernah diktakan oleh francis bacon yaitu” kuletakkan arwah-arwah ku di hadapan
allah dan tanamkanlah jasad ku di lipatan bumi yang sunyi senyap nama ku akan
bangkil kembali menjadi sebuta danbuah bibir umat manusia di masa yang akan
datang. 4
Abul Faraj Ibnul Jauzi menyampaikan kisah meninggalnya beliau dalam
kitab Ats Tsabat Indal Mamat, menukil cerita Ahmad (saudaranya); Pada subuh
hari Senin, saudaraku Abu Hamid berwudhu dan shalat, lalu berkata, “Bawa
kemari kain kafan saya.” Lalu beliau mengambil dan menciumnya serta
meletakkannya di kedua matanya, dan berkata, “Saya patuh dan taat untuk
menemui Malaikat Maut.” Kemudian beliau meluruskan kakinya dan menghadap
kiblat. Beliau meninggal sebelum langit menguning (menjelang pagi hari).
(Dinukil oleh Adz Dzahabi dalam Siyar A’lam Nubala 6/34). Beliau wafat di kota
Thusi, pada hari Senin tanggal 14 Jumada Akhir tahun 505 H dan dikuburkan di
pekuburan Ath Thabaran.
3
http://id.shvoong.com/humanities/history/2207761-biografi-al-ghazali/
4
H.A. Mustofa, Al-Ghazali (Bandung: CV pustaka setia, 1997) hal 261
B. KARYA-KARYA DAN PANDANGAN AL-GHAZALI
5
Hermawan, A. Heris dan Yaya Sunarya.. Filsafat. (Bandung: CV Insan Mandiri ,
2011). hlm. 91-92.
9. Al Iqtishâd fî Al I’tiqâd (moderasi dalam akidah).
10. Ayyuhâ Al Walad (wahai anak).
11. Al Mustasyfa (yang terpilih).
12. Iljam Al ‘Awwâm ‘an ‘Ilm Al Kalâm.
13. Mizan Al ‘Amal (timbangan amal).
6
Sudarsono,filsafat islam, (Jakarta : PT renika cipta, 2004 ) hal 64
7
Hanafi, Ahmad. Pengantar Filsafat Islam,( Jakarta: Bulan Bintang ,1990). hlm.
137
8
Abd.al-ghani abdul, al-fikr al-tarwabi’inda al-ghazali.(beiru:Dar al-
Fikr.1982),hal 47
Ciri khas sistem pendidikannya al-Ghazali sebenarnya terletak pada pengajaran
moral religious dengan tanpa mengabaikan urusan dunia
1. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan menurut al-Ghazali harus mengarah kepada realisasi tujuan
keagamaan dan akhlak, dengan titik penekanannya pada perolehan keutamaan dan
taqorrub kepada Allah dan bukan untuk mencari kedudukan yang tinggi atau
mendapatkan kemegahan dunia. Sebab jika tujuan pendidikan diarahkan selain
untuk mendekaykan diri kepada Allah, akan menyebabkan kesesatan dan
kemudharatan. Al-Ghazali berkata :
“hasil dari ilmu sesungguhnya ialah mendekatkan diri kepada Allah, dan
menghubungkan diri dengan para malaikat yang tinggi dan bergaul dengan alam
arwah, itu semua adalah keberasan, pengaruh penerintahan bagi raja-raja dan
penghormatan secara naluri”. Menurut al-Ghazali, pendekatan diri kepada Allah
merupakan tujuan pendidikan. Orang dapat mendekatkan diri kepada Allah hanya
setelah memperoleh ilmu pengetahuan. Ilmi pengetahuan itu tidak akan diperoleh
kecuali melalui pengajaran. Selanjutnya, dari kata-kata tersebut dapat difahami
bahwa menuru al-Ghazali tujuan pendidikan dapat dibagi menjadi 2 yaitu tujuan
jangka panjang dan pendek.
a. Tujuan pendidikan jangka panjang
Adalah mendekatkan diri kepada Allah, pendidikan dalam prosesnya harus
mengarahkan manusia menuju pengenalan dan kemudia pendekatan diri kepada
Allah. Menurut konsep ini, dapat dinyatakan bahwa semakin lama seseorang
duduk dibangku pendidikan, semakin bertambah ilmu pengetahuannya, maka
semakin mendekat kepada Allah.
Tentu saja untuk mewujudkan hal itu bukanlah sistem pendidikan yang
memisahkan ilmu-ilmu keduniaan dari nilai-nilai kebenaran dan sikap religius,
tetapi sistem pendidikan yang memadukan keduanya secara integral. Sistem inilah
yang mampu membentuk manusia yang mampu melaksanakan tugas-tugas
kekhalifahan dan sistem pemdidikan al-Ghazali mengarah kesana.
b. Tujuan pendidikan jangka pendek
Adalah diraihnya profesi manusia sesui dengan bakat dan kemampuannya. Syarat
untuk mencapai tujuan itu adalah, manusia mengembangkan ilmu pengetahuan
baik yang fardu ‘ain maupun fardu kifayah 9
2. Kurikulum pendidikan
Kurikulum disini dimadsutkan adalah kurikulum dalam arti yang sempit, yaitu
seperangkat ilmu yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik agar dapat
9
http://gogon.wordpress.com/2010/01/03/pemikiran-al-ghazali-tentang-
pendidikan-islam/
mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Pandangan al-ghazali dapat dilihat dari
pandangan beliau mengenai ilmu pengetahuan.
3. Pendidik
Dalam proses pembelajaran, menurutnya, pendidik merupakan suatu keharusan.
Eksistensi pendidik merupakan syrat mutlak bagi suatu proses pembelajaran anak.
Pendidik di anggap sebagai maksluhul kabir 10
bahkan dapat di katakana bahwa pada satu sisi, pendidikan mempunyai jasa lebih
dibandingkan kedua orang tuanya .lantara kedua orang tua menyelamatkan
anaknya dari sengatan api neraka, sedangkan pendidik menyelamatkannya dari
sengatan api neraka da akhirat11
10
Ali Al-jumbulati, perbandingan pendidika islam,(Jakarta: renika cipta,
2004).hal 139
11
Abu hamit al-Ghazali, ihya ulum jilit .I,(Beirut: dar al Fikr, 1991), hal 22
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B.SARAN
Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam: Seri Kajian Filsafat
Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2000).
Ahmad Daudy, Kuliah Filsafat Islam, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1989).
Al-Ghazali, Mutiara (Bandung: Mizan, 2003).
Chairul Anwar, Reformasi Pemikiran (epistemologi pemikiran Al-Ghozali),
(Bandar Lampung: 2007).
M. Amin Abdullah, Antara Al-Ghazali dan Kant: Filsafat Etika Islam, (Bandung:
Mizan, 2002).
Mahmud, PemikiranPendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2011).
Nurcholish Madjid, et.al., Ensiklopedia Islam Untuk Pelajar, (Jakarta: PT Ichtiar
Baru Van Hoeve, 2001).
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, Teoritis dan
Praktis, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002).
12