Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

PEMIKIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM AL GHOZALI


Mata Kuliah :FILSFAT PENDIDIKAN
Docen Pembimbing : Bpk DR. Yohanan M.Sy

Disusun Oleh :
Kelompok 1 (Satu)
1.Ahmad Basirun NIRM (1216.20.2303)
2.Anwar Puadi NIRM (1216.20.2284)
3.Iqbal Hasbi NIRM (1216.20.2302)
4.Zico Fauzan Tanjung NIRM (1216.20.2297)

KELAS III C PAI NON REGULER


SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM DINIYAH PEKANBARU
PRODI PAI
TAHUN AJARAN 2021
KATA PENGANTAR
ُ‫ال َّسالَ ُم َعلَ ْي ُك ْم َو َرحْ َمةُ هللاِ َوبَ َر َكاتُه‬

ِ ‫بِس ِْم هَّللا ِ الرَّحْ َم ِن الر‬


‫َّح ِيم‬

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allaah S.W.T atas limpahan
rahmat dan karunia-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang
berjudul ” PEMIKIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM AL
GHOZALI” ini dengan lancar.
Tak lupa shalawat serta salam semoga Allaah S.W.T senantiasa
mencurahkan kepada Nabi Muhammad S.A.W,keluarganya,para sahabatnya dan
pengikutnya sampai hari qiyamat,mudah-mudahan kita termasuk ada di dalamnya
mendapatkan syafaatnya aamiin allaahumma aamiin.
Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi salah satu tugas
perkuliahan yang diberikan oleh dosen pembimbing mata kuliah FILSAFAT
PENDIDIKAN, oleh dosen pembimbing Bpk DR.Yohanan M.Sy
Kami berharap, dengan membaca makalah ini dapat memberi manfaat
bagi kita semua, dalam hal ini dapat menambah wawasan kita terutama sebagai
calon pendidik yang bertugas untuk mengarahkan peserta didik kepada tujuan
pendidikan yaitu mencerdaskan anak bangsa.
Memang makalah ini masih jauh dari sempurna, maka saya mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca demi perbaikan menuju arah yang lebih baik.

Pekanbaru, 20 Oktober 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR......................................................................................i
DAFTAR ISI....................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................1
A.Latar Belakang....................................................................................1
B.Rumusan Masalah................................................................................1
C.Tujuan Pembahasan.............................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A.Biografi imam al-ghozali.....................................................................2
B.karya-karya imam alghozali................................................................5
C.pemikiran filsafat islam al ghozali.......................................................6
BAB III PENUTUP
A.Kesimpulan..........................................................................................9
B.Saran....................................................................................................9
DAFTAR KEPUSTAKAAN

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam arus globalisasi dimana masyarakat bersifat dinamis, pendidikan
memegang peranan yang sangat penting untuk menentukan eksistensi dan
perkembangan masyarakat tersebut, Untuk itu pendidikan merupakan usaha untuk
melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan
dalam segala aspek dan jenisnya kepada generasi selanjutnya. Begitu juga bagi
umat Islam, pendidikan merupakan salah satu bentuk manifestasi dari cita-cita
hidup Islam untuk melestarikan, mengalihkan, menanamkan dan
menstransformasikan nilai-nilai Islam kepada generasi penerus sehingga nilai-
nilai cultural-religious yang dicita-citakan tetap berfungsi dan berkembang dalam
masyarakat dari waktu ke waktu.
Dilihat dari segi kehidupan kultural umat manusia tidak lain adalah
merupakan salah satu alat pembudayaan masyarakat itu sendiri. Pendidikan Islam
mengarahkan pertumbuhan dan perkembangan hidup manusia kepada titik
optimal kemampuannya untuk memperoleh kesejahteraan hidup di dunia dan
kebahagiaan hidupnya di akhirat.
Maka, untuk memperoleh gambaran tentang pola berfikir dan berbuat dalam
pelaksanaan pendidikan Islam pada khususunya, diperlukan kerangka berpikir
teoritis yang mengandung konsep tentang pendidikan-pendidikan Islam,
disamping konsep-konsep operasionalnya dalam masyarakat. Dalam
pemikirannya tentang pendidikan Islam, Al-Ghazali mengemukakan tujuan
pendidikan adalah untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT, bukan untuk
mencari kedudukan yang menghasilkan uang. Untuk itu dalam makalah ini akan
dibahas tentang pemikiran Al-Ghzali terhadap pendidikan Islam.
B. Rumusan Masalah
1. Pengertian Biografi Imal Al-Gozali
2. Pengertian Karya-Karya Imam Al-Gozali
3. Pengertian Pemikiran Filsafat Pendidikan Imam Al-Gozali
C. Tujuan Pembahasan
1. Untuk Mengetahui Biografi Imal Al-Gozali
2. Untuk Mengetahui Karya-Karya Imam Al-Gozali
3. Untuk Mengetahui Pemikiran Filsafat Pendidikan Imam Al-Gozali

3
BAB II
PEMBAHASAN

A. BIOGRAFI IMAM AL-GHAZALI


Imam Al-Ghazali, nama lengkapnya adalah Abu Hamid Muhammad bin
Muhammad Al-Ghazali di lahirkan di Tusia di daerah Khurasan (Persia), pada
pertengahan abad ke-5 Hijriyah tepatnya pada tahun 450 Hijriyah bertepatan
dengan 1059 M. Tetapi ada juga yang berpendapat bahwa ia dilahirkan di
Ghazalah, yang terletak di ujung Thus, sehingga dapat dikatakan ia memiliki
darah Persia 1.
Orang tuanya gemar mempelajari ilmu tasawuf, karena orang tuanya
hanya mau makan dari hasil usaha tangannya sendiri dari menenun wol. Ia juga
terkenal pecinta ilmu dan selalu berdo’a agar anaknya kelak menjadi seorang
ulama. Amat disayangkan ajalnya tidak memberikan kesempatan padanya untuk
menyaksikan keberhasilan anaknya sesuai do’anya.
Awal mula Al Ghazali mengenal tashawuf adalah ketika sebelum ayahnya
meninggal, namun dalam hal ini ada dua versi:
Ayahnya sempat menitipkan Al Ghazali kepada saudaranya yang bernama
Ahmad. Ia adalah seorang sufi, dengan bertujuan untuk dididik dan dibimbingnya
dengan baik.
Ayahnya menitipkan Al Ghazali bersama saudaranya Ahmad kepada
seorang sufi, untuk didik dan dibimbing dengan baik.
Sementara tentang sejarah ibunya tidak banyak orang yang mengetahuinya, selain
bahwa dia hidup hingga menyaksikan kehebatan anaknya di bidang ilmu
pengetahuan dan melihat popularitasnya serta gelar tertinggi di bidang keilmuan.
Ayah Al-Ghazali adalah seorang tasawuf yang sholeh dan meninggal
dunia ketika Al-Ghazali masih kecil. Ia seorang laki-laki miskin yang bekerja
sebagai tukang tenun sutera. Sang ayah ingin sekali Al-Ghazali tumbuh di
lingkungan yang Islami. Karena itu sebelum wafatnya ia menitipkan Al-Ghazali
dan adiknya kepada seorang temannya yang sufi dan menyerahkan biaya hidup
untuk mereka berdua. Sang sufi adalah seorang yang miskini. Karena itu ketika
biaya hidupnya habis, maka ia menyerahkan keduanya ke salah satu sekolah yang
didirikan oleh Nizham al-Mulk yang dapat menyediakan asrama dan biaya hidup
bagi pelajar.
Al-Ghazali memulai pendidikannya di wilayah kelahirannya Tus dengan
mempelajari dasar-dasar pengetahuan. Selanjutnya ia pergi ke Nisyafur dan

1
Sirajuddin. 2007. Filsafat Islam. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. hlm. 155.
4
Khurasan yang pada waktu itu kedua kota tersebut terkenal dengan pusat ilmu
pengetahuan terpenting di dunia Islam. Di kota Nisyafur inilah Al-Ghazali
berguru kepada Imam al-Haramain Abi al-Ma'ali al-Juwainy, seorang ulama yang
bermazhab Syafi'I yang pada saat itu menjadi guru besar di Nisyafur.Diantara
mata pelajaran yang dipelajari Al-Ghazali di kota tersebut adalah teologi, hukum
Islam, falsafat, logika, sufisme dan ilmu-ilmu alam. Ilmu-ilmu yang dipelajarinya
inilah yang kemudian mempengaruhi sikap dan pandangan ilmiahnya dikemudian
hari.
Sejak kecil, Al Ghazali dikenal sebagai anak yang senang menuntut ilmu.
Karenanya, tidak heran sejak masa kanak-kanak, ia telah belajar dengan sejumlah
guru di kota kelahirannya. Diantara guru-gurunya pada waktu itu adalah Ahmad
Ibn Muhammad Al Radzikani. Kemudian pada masa mudanya ia belajar di
Nisyapur juga di Khurasan, yang pada saat itu merupakan salah satu pusat ilmu
pengetahuan yang penting di dunia Islam. Ia kemudian menjadi murid Imam Al
Haramaîn Al Juwaini yang merupakan guru besar di Madrasah An Nizhâmiya
Nisyapur. Al Ghazali belajar teologi, hukum Islam, filsafat, logika, sufisme dan
ilmu-ilmu alam.2
Setelah itu Al-Ghazali berkunjung kepada Nidzam al-Mulk di kota
Mu'askar, dan darinya ia mendapat kehormatan dan penghargaan yang besar,
sehingga ia tinggal di kota itu enam tahun lamanya. Pada tahun 483 H/1090 M, ia
diangkat menjadi guru di sekolah Nidzamah Baghdad, dan pekerjaannya itu
dilaksanakan dengan sangat berhasil sehingga banyak para penuntut ilmu dan
pengagumnya berguru kepadanya.
Pada tahun 487 Hijriyah, khalifah al-Mustadhir meminta Ghazali untuk
menanggapi pemikiran kaum Islamiyah, yang terkenal dengan al-Bathiniyah atau
al-Ta'limiyah. Pada saat itu mereka merupakan kekuatan yang luar bisaa. Dan Al-
Ghazali sampai menulis tiga buku untuk menanggapi pemikiran mereka.
Setelah itu, Al-Ghazali mengalami krisis psikologi yang serius dan mematikan
seluruh kegiatannya serta membuatnya meninggalkan kegiatan mengajarnya.
Dalam bukunya al-Munqidz Min ad-Dhalal, Al-Ghazali menyatakan bahwa krisis
psikologilah yang membuatnya meninggalkan kedudukannya di madrasah
Nizhamiyah. Pekerjaan itu ditinggalkannya sekitar tahun 484 H, Untuk menuju
Damsyik dan dikota ini ia merenung, membaca dan menulis selama kurang lebih
2 tahun, dengan tasawuf sebagai jalan hidupnya.
Kemudian ia pindah ke Palestina dan disinipun ia tetap merenung,
membaca dan menulis dengan mengambil tempat di masjid Baitul Maqdis.
Sesudah itu bergeraklah hatinya untuk menjalankan ibadah haji, dan setelah

2
] Ahmad Syadani. 1997. Filsafat Umum. Bandung: Pustaka Setia. hlm. 178.
selesai pulang ke negeri kelahirannya sendiri yaitu kota Tus dan disana ia tetap
seperti bisaanya, berkhalwat dan beribadah.
Karena desakan penguasa pada masanya, yaitu Muhammad, Al-Ghazali
mau kembali mengajar di sekolah Nazamiyyah di Naisabur tahun 499 H. akan
tetapi pekerjaan ini berlangsung 2 tahun, untuk akhirnya kembali ke kota Tus lagi,
dimana ia kemudian mendirikan sebuah sekolah untuk para fuqaha dan sebuah
biara (Khangak) untuk para mutasawwifin. Di kota itu pula ia meninggal dunia
pada tahun 505 H/1111M, dalam usia 54 tahun 3
Akhir kehidupan beliau dihabiskan dengan kembali mempelajari hadits
dan berkumpul dengan ahlinya. Berkata Imam Adz Dzahabi, “Pada akhir
kehidupannya, beliau tekun menuntut ilmu hadits dan berkumpul dengan ahlinya
serta menelaah shahihain (Shahih Bukhari dan Muslim). Seandainya beliau
berumur panjang, niscaya dapat menguasai semuanya dalam waktu singkat.
Beliau belum sempat meriwayatkan hadits dan tidak memiliki keturunan kecuali
beberapa orang putri.”
Sebelum meninggal beliau juga sempat mengucapkan kata-kata yang
pernah diktakan oleh francis bacon yaitu” kuletakkan arwah-arwah ku di hadapan
allah dan tanamkanlah jasad ku di lipatan bumi yang sunyi senyap nama ku akan
bangkil kembali menjadi sebuta danbuah bibir umat manusia di masa yang akan
datang. 4
Abul Faraj Ibnul Jauzi menyampaikan kisah meninggalnya beliau dalam
kitab Ats Tsabat Indal Mamat, menukil cerita Ahmad (saudaranya); Pada subuh
hari Senin, saudaraku Abu Hamid berwudhu dan shalat, lalu berkata, “Bawa
kemari kain kafan saya.” Lalu beliau mengambil dan menciumnya serta
meletakkannya di kedua matanya, dan berkata, “Saya patuh dan taat untuk
menemui Malaikat Maut.” Kemudian beliau meluruskan kakinya dan menghadap
kiblat. Beliau meninggal sebelum langit menguning (menjelang pagi hari).
(Dinukil oleh Adz Dzahabi dalam Siyar A’lam Nubala 6/34). Beliau wafat di kota
Thusi, pada hari Senin tanggal 14 Jumada Akhir tahun 505 H dan dikuburkan di
pekuburan Ath Thabaran.

3
http://id.shvoong.com/humanities/history/2207761-biografi-al-ghazali/
4
H.A. Mustofa, Al-Ghazali (Bandung: CV pustaka setia, 1997) hal 261
B. KARYA-KARYA DAN PANDANGAN AL-GHAZALI

Rampung dari mempelajari beberapa filsafat, baik Yunani maupun dari


pendapat-pendapat filosof Islam, Al Ghazali mendapatkan argumen-argumen
yang tidak kuat, bahkan banyak yang bertentangan dengan ajaran Islam. Oleh
karena itu, Al Ghazali menyerang argumen filosof Yunani dan Islam dalam
beberapa persoalan. Di antaranya, Al Ghazali menyerang dalil Aristoteles tentang
azalinya alam dan pendapat para filosof yang mengatakan bahwa Tuhan tidak
mengetahui perincian alam dan hanya mengetahui soal-soal yang besar saja. Ia
pun menentang argumen para filosof yang mengatakan kepastian hukum sebab
akibat semata-mata, mustahil adanya penyelewengan.
Al Ghazali mendapat gelar kehormatan Hujjatul Islâm atas pembelaannya
yang mengagumkan terhadap agama Islam, terutama terhadap kaum bâthiniyyah
dan kaum filosof. Sosok Al Ghazali mempunyai keistimewaan yang luar biasa.
Dia seorang ulama, pendidik, ahli pikir dalam ilmunya dan pengarang produktif.

Karya-karya tulisnya meliputi berbagai disiplin ilmu pengetahuan. Berikut


beberapa warisan dari karya ilmiah yang paling besar pengaruhnya terhadap
pemikiran umat Islam: 5
1. Maqâshid Al Falâsifah (tujuan-tujuan para filosof), karangan pertama yang
berisi masalah-masalah filsafat.
2. Tahâfut Al Falâsifah (kekacauan pikiran para filosof) yang dikarang ketika
jiwanya dilanda keragu-raguan di Baghdad dan Al Ghazali mengecam
filsafat para filosof dengan keras.
3. Mi’yâr Al ‘Ilm (kriteria ilmu-ilmu).
4. Ihyâ` ‘Ulûm Ad Dîn (menghidupkan kembali ilmu-ilmu agama),
merupakan karya terbesarnya selama beberapa tahun dalam keadaan
berpindah-pindah antara damaskus,Yerussalem, Hijjâz dan Thus yang
berisi panduan antara fiqih, tasawuf dan filsafat.
5. Al Munqidz Min Adl Dlalâl (penyelamat dari kesatuan), merupakan
sejarah perkembangan alam pikiran Al Ghazali dan merefleksikan
sikapnya terhadap beberapa macam ilmu serta jalan mencapai Tuhan.
6. Al Ma’ârif Al ‘Aqliyyah (pengetahuan yang rasional).
7. Misykat Al Anwâr (lampu yang bersinar banyak), pembahasan akhlâq
tashawuf.
8. Minhaj Al ‘Âbidîn (jalan mengabdikan diri pada Tuhan).

5
Hermawan, A. Heris dan Yaya Sunarya.. Filsafat. (Bandung: CV Insan Mandiri ,
2011). hlm. 91-92.
9. Al Iqtishâd fî Al I’tiqâd (moderasi dalam akidah).
10. Ayyuhâ Al Walad (wahai anak).
11. Al Mustasyfa (yang terpilih).
12. Iljam Al ‘Awwâm ‘an ‘Ilm Al Kalâm.
13. Mizan Al ‘Amal (timbangan amal).

Sebagai seorang ilmuan, al-Ghazali berhasil menyusun buku-buku beliau


kurang lebih sebanyak 100 buah karangannya meliputi berbagai macam lapangan
ilmu pengetahuan, karya al-Ghazali tidakdi konsumsikan kepada masyarakat
secara umun,, tetapi ada klasifikasinya , ada yang di peruntukkan kepada orang
ahli tazawuf dan ada pula kepada pencinta etika ,oleh karna itulah karya-karyanya
ada yang berbeda satu sama lain 6
Beberapa filosof yang terpengaruhi pemikiran-pemikiran Al Ghazali dari karya-
karyanya, yaitu:7
B Mic Donal menerjemahkan beberapa pasal dari Ihyâ` ‘Ulûmuddîn.
H Baeur yang menterjemahkan Qawâ’id Al ‘Aqâ`id ditransfer ke dalam
bahasanya, yaitu Dogmatic Al Ghazali’s.
Carra De Vaux yang menterjemahkan buku Tahâfut Al Falâsifah.
De Boer dan Asin Palacois yang masing-masing menterjemahkan Tahâfut Al
Falâsifah.
Barbier De Minard yang menterjemahkan Al Munqizhu min Adl Dlalâl.
WHT. Craidner, London yang menterjemahkan buku Miskat Al Anwâr.

C. PEMIKIRAN FILSAFAT PENDIDIKAN ISLAM IMAM AL-GHAZALI

System pendidikan al-ghazali sangat dipengaruhi oleh luasnya ilmum


pengetahuan yang ia kuasai, sehingga dijuluki filosof yang ahli tasawuf (faulasuf
al-mutasawifin).8
Dua corak ilmu yang telah terpadu dalam dirinya itu kemungkina turut
mempengaruhi formulasi komponen-komponen dalam system pendidikannya.

6
Sudarsono,filsafat islam, (Jakarta : PT renika cipta, 2004 ) hal 64
7
Hanafi, Ahmad. Pengantar Filsafat Islam,( Jakarta: Bulan Bintang ,1990). hlm.
137
8
Abd.al-ghani abdul, al-fikr al-tarwabi’inda al-ghazali.(beiru:Dar al-
Fikr.1982),hal 47
Ciri khas sistem pendidikannya al-Ghazali sebenarnya terletak pada pengajaran
moral religious dengan tanpa mengabaikan urusan dunia
1. Tujuan Pendidikan
Tujuan pendidikan menurut al-Ghazali harus mengarah kepada realisasi tujuan
keagamaan dan akhlak, dengan titik penekanannya pada perolehan keutamaan dan
taqorrub kepada Allah dan bukan untuk mencari kedudukan yang tinggi atau
mendapatkan kemegahan dunia. Sebab jika tujuan pendidikan diarahkan selain
untuk mendekaykan diri kepada Allah, akan menyebabkan kesesatan dan
kemudharatan. Al-Ghazali berkata :
“hasil dari ilmu sesungguhnya ialah mendekatkan diri kepada Allah, dan
menghubungkan diri dengan para malaikat yang tinggi dan bergaul dengan alam
arwah, itu semua adalah keberasan, pengaruh penerintahan bagi raja-raja dan
penghormatan secara naluri”. Menurut al-Ghazali, pendekatan diri kepada Allah
merupakan tujuan pendidikan. Orang dapat mendekatkan diri kepada Allah hanya
setelah memperoleh ilmu pengetahuan. Ilmi pengetahuan itu tidak akan diperoleh
kecuali melalui pengajaran. Selanjutnya, dari kata-kata tersebut dapat difahami
bahwa menuru al-Ghazali tujuan pendidikan dapat dibagi menjadi 2 yaitu tujuan
jangka panjang dan pendek.
a. Tujuan pendidikan jangka panjang
Adalah mendekatkan diri kepada Allah, pendidikan dalam prosesnya harus
mengarahkan manusia menuju pengenalan dan kemudia pendekatan diri kepada
Allah. Menurut konsep ini, dapat dinyatakan bahwa semakin lama seseorang
duduk dibangku pendidikan, semakin bertambah ilmu pengetahuannya, maka
semakin mendekat kepada Allah.
Tentu saja untuk mewujudkan hal itu bukanlah sistem pendidikan yang
memisahkan ilmu-ilmu keduniaan dari nilai-nilai kebenaran dan sikap religius,
tetapi sistem pendidikan yang memadukan keduanya secara integral. Sistem inilah
yang mampu membentuk manusia yang mampu melaksanakan tugas-tugas
kekhalifahan dan sistem pemdidikan al-Ghazali mengarah kesana.
b. Tujuan pendidikan jangka pendek
Adalah diraihnya profesi manusia sesui dengan bakat dan kemampuannya. Syarat
untuk mencapai tujuan itu adalah, manusia mengembangkan ilmu pengetahuan
baik yang fardu ‘ain maupun fardu kifayah 9
2. Kurikulum pendidikan
Kurikulum disini dimadsutkan adalah kurikulum dalam arti yang sempit, yaitu
seperangkat ilmu yang diberikan oleh pendidik kepada peserta didik agar dapat

9
http://gogon.wordpress.com/2010/01/03/pemikiran-al-ghazali-tentang-
pendidikan-islam/
mencapai tujuan yang telah dirumuskan. Pandangan al-ghazali dapat dilihat dari
pandangan beliau mengenai ilmu pengetahuan.
3. Pendidik
Dalam proses pembelajaran, menurutnya, pendidik merupakan suatu keharusan.
Eksistensi pendidik merupakan syrat mutlak bagi suatu proses pembelajaran anak.
Pendidik di anggap sebagai maksluhul kabir 10
bahkan dapat di katakana bahwa pada satu sisi, pendidikan mempunyai jasa lebih
dibandingkan kedua orang tuanya .lantara kedua orang tua menyelamatkan
anaknya dari sengatan api neraka, sedangkan pendidik menyelamatkannya dari
sengatan api neraka da akhirat11

10
Ali Al-jumbulati, perbandingan pendidika islam,(Jakarta: renika cipta,
2004).hal 139
11
Abu hamit al-Ghazali, ihya ulum jilit .I,(Beirut: dar al Fikr, 1991), hal 22
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

System pendidikan al-ghazali sangat dipengaruhi oleh luasnya ilmum


pengetahuan yang ia kuasai, sehingga dijuluki filosof yang ahli tasawuf (faulasuf
al-mutasawifin). Dua corak ilmu yang telah terpadu dalam dirinya itu kemungkina
turut mempengaruhi formulasi komponen-komponen dalam system
pendidikannya.
Sebagai seorang ilmuan, al-Ghazali berhasil menyusun buku-buku beliau
kurang lebih sebanyak 100 buah karangannya meliputi berbagai macam lapangan
ilmu pengetahuan, karya al-Ghazali tidakdi konsumsikan kepada masyarakat
secara umun,, tetapi ada klasifikasinya , ada yang di peruntukkan kepada orang
ahli tazawuf dan ada pula kepada pencinta etika ,oleh karna itulah karya-karyanya
ada yang berbeda satu sama lain.
Rampung dari mempelajari beberapa filsafat, baik Yunani maupun dari
pendapat-pendapat filosof Islam, Al Ghazali mendapatkan argumen-argumen
yang tidak kuat, bahkan banyak yang bertentangan dengan ajaran Islam. Oleh
karena itu, Al Ghazali menyerang argumen filosof Yunani dan Islam dalam
beberapa persoalan. Di antaranya, Al Ghazali menyerang dalil Aristoteles tentang
azalinya alam dan pendapat para filosof yang mengatakan bahwa Tuhan tidak
mengetahui perincian alam dan hanya mengetahui soal-soal yang besar saja. Ia
pun menentang argumen para filosof yang mengatakan kepastian hukum sebab
akibat semata-mata, mustahil adanya penyelewengan.

B.SARAN

Saran yang ingin penulis sampaikan di antaranya adalah kepada para


pembaca agar dapat mengerti dan memahami mengenai Ilmu Filsafat Pendidikan
islam.
DAFTAR KEPUSTAKAAN

Abuddin Nata, Pemikiran Para Tokoh Pendidikan Islam: Seri Kajian Filsafat
Pendidikan Islam, (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 2000).
Ahmad Daudy, Kuliah Filsafat Islam, (Jakarta: PT. Bulan Bintang, 1989).
Al-Ghazali, Mutiara (Bandung: Mizan, 2003).
Chairul Anwar, Reformasi Pemikiran (epistemologi pemikiran Al-Ghozali),
(Bandar Lampung: 2007).
M. Amin Abdullah, Antara Al-Ghazali dan Kant: Filsafat Etika Islam, (Bandung:
Mizan, 2002).
Mahmud, PemikiranPendidikan Islam, (Bandung: Pustaka Setia, 2011).
Nurcholish Madjid, et.al., Ensiklopedia Islam Untuk Pelajar, (Jakarta: PT Ichtiar
Baru Van Hoeve, 2001).
Samsul Nizar, Filsafat Pendidikan Islam: Pendekatan Historis, Teoritis dan
Praktis, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002).

12

Anda mungkin juga menyukai