Anda di halaman 1dari 6

Buletin Pengembangan Perangkat Pembelajaran

Vol. x, No.x, xxxx, 20xx, hal. xx-xx


ISSN: xxxx-xxxx

Peningkatan Kreativitas Motorik Halus Anak Dengan Kertas


Origami di TK Gabus 3 Kecamatan Ngrampal Kabupaten Sragen
Intan Fajar Rahmawati 1, Yacinda Faridaisyana Putri2, Ranu Nur Fatika Putri3 & Bagas
Legawo Priyambodho4
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta 1,2,3

Artikel info Abstrak


Article history: Taman Kanak-Kanak merupakan salah satu bentuk pendidikan di
jalur pendidikan formal sebagai lembaga pendidikan prasekolah.
Diterima: Tgl, Bln, Thn Salah satu tujuan program taman kanak-kanak adalah meningkatkan
Revisi: Tgl, Bln, Thn daya cipta atau kreativitas. Jenis penelitian ini adalah penilaian
Diterima: Tgl, Bln, Thn tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus dan output. Subjek yang
digubakan dalam penelitian ini adalah siswa Tk Pertiwi Gabus 3,
Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen. Tujuan dari penelitian ini
Kata kunci: untuk mendeskripsikan metode pembelajaran dalam meningkatkan
Taman Kanak-kanak kreativitas dan motorik halus anak di TK Gabus 3 Kecamatan
Origami Ngrampal Kabupaten Sragen. Teknik pengumpulan data
Motorik halus menggunakan observasi, dokumentasi dan pelaksanan. Hasil
penelitian menunjukan terdapat perubahan yang terjadi setelah
bermain melipat origami yang diaplikasikan dalam kegiatan belajar
mengajar khususnya perubahan motorik halus pada anak Tk Pertiwi
Gabus 3, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Sragen.

Corresponding Author:
Nama:Intan Fajar Rahmawati
Afiliasi:Universitas Muhammadiyah Surakarta
E-mail: a210180198@student.ums.ac.id
fasilitas lain yang melayani anak sejak lahir
Pendahuluan sampai usia 8 tahun). 
Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Taman Kanak-Kanak merupakan salah
Pasal 1 Angka 14 menyatakan bahwa satu bentuk pendidikan di jalur pendidikan
pendidikan anak usia dini merupakan upaya formal sebagai lembaga pendidikan
pembinaan pada anak sejak lahir sampai usia prasekolah (Hasanah 2019). Lembaga ini
enam tahun dilakukan melalui pemberian sangat strategis dan penting dalam
rangsangan pendidikan untuk membantu memberikan pendidikan bagi anak usia 4-6
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan tahun. Tugas Taman Kanak-kanak
rohani agar anak memiliki kesiapan dalam mempersiapkan anak-anak dan
memasuki pendidikan lebih lanjut. memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap
Bredekamp, Sue & Copple (1997) atau perilaku, dan keterampilan agar anak
menyatakan Program PAUD merupakan pusat dapat terus belajar sehingga dapat melanjutkan
program bagi kelompok, sekolah, atau fasilitas pada jenjang pendidikan berikutnya . Anak
lain yang melayani anak sejak lahir sampai prasekolah sering disebut sebagai masa
usia 8 tahun. Progam (PAUD adalah setiap keemasan (the golden age) karena
program kelompok di pusat, sekolah, atau pertumbuhan dan perkembangan kecerdasan

Doi:
2 Buletin Pengembangan Perangkat Pembelajaran | ISSN: xxxx xxxx

anak ini berkembang sangat pesat, bagus Keterampilan motorik halus ini dapat dilatih
pertumbuhan dan perkembangan fisik motorik, melalui kegiatan stimulasi terus menerus
perkembangan intelektual, moral, sosial, secara rutin (Sutini & Rahmawati 2015) .
emosional, dan Bahasa (Willis 2006).  Keterampilan motorik halus sangat diperlukan
dalam kehidupan sehari-hari. Keterampilan
Salah satu tujuan program taman motorik halus ini sangat dibutuhkan oleh
kanak-kanak adalah meningkatkan daya cipta anak-anak dalam persiapan mengerjakan tugas
atau kreativitas. Kurniati Euis (2010) di sekolah, karena hampir sepanjang hari anak
menyatakan bahwa, “Kreativitas adalah di sekolah menggunakan motorik halus untuk
kemampuan seseorang untuk melahirkan beraktivitas.
sesuatu yang baru, baik berupa gagasan
maupun karya nyata yang relatif berbeda Senada dengan pernyataan Nursalam
dengan apa yang telah ada”. Kemampuan ini (2005) tujuan dari Perkembangan motorik
dapat dimiliki seseorang jika ia memiliki halus berarti anak mampu mengembangkan
kesempatan untuk mengembangkan potensi keterampilan motorik halus yang berhubungan
kreatif yang bisa diisi.  dengan gerakan kedua tangan, anak mampu
menggerakkan anggota badan yang
Oleh karena itu, pengembangan yang berhubungan dengan gerakan jari-jari tangan
tepat dilakukan pada usia dini akan menjadi seperti: kesiapan untuk menulis, menggambar,
penentu bagi perkembangan individu. Menurut dan memanipulasi objek. Berdasarkan teori ini
Sumantri (2005) aspek perkembangan yang di atas, dapat disimpulkan bahwa
perlu diperhatikan pada anak usia dini yaitu perkembangan motorik halus adalah
kognitif, bahasa, sosial, moral, emosional, dan kemampuan gerak keterampilan fisik
kepribadian serta keterampilan motorik. seseorang berdasarkan koordinasi otak kecil,
Sehingga semua aspek dapat berkembang dan otot-otot halus jari-jari dan tangan
dengan baik, maka perlu adanya sistem terpengaruh oleh pembelajaran dan
pengembangan dan perkembangan anak usia praktek. Kreativitas anak di TK dapat
dini yang berkualitas, salah satunya adalah dioptimalkan dengan menggunakan media
pengembangan keterampilan motorik secara pembelajaran.
tepat dan terarah. Anak usia dini memiliki
potensi yang sangat besar untuk Banyak sekali media pembelajaran
mengoptimalkan aspek perkembangan, yang digunakan oleh guru, salah satunya
termasuk pengembangan keterampilan media kertas origami yang dapat
motoric, pengembangan keterampilan motorik meningkatkan kreativitas motorik halus anak.
sebagai pengembangan unsur-unsur Hal ini diungkapkan oleh Ahira (Zulfina and
kedewasaan dan mengendalikan gerakan Ali 2013)bahwa, “origami merupakan
tubuh (Sumantri 2005). kegiatan seni yang sarat manfaat bagi anak-
anak, salah satunya mampu mengasah
Menurut Nursalam (2005) kreativitas dan imajinasi anak”. Secara umum
Perkembangan motorik halus adalah kertas origami hampir sama dengan kertas
kemampuan anak untuk mengamati sesuatu biasa, hanya saja kertas origami dari segi
melakukan Gerakan yang melibatkan bagian desain dan warna lebih beragam sehingga
tubuh otot tertentu dan otak kecil, menjadi lebih menarik untuk digunakan
membutuhkan koordinasi perkembangan sebagai media pembelajaran. Tahap
motorik yang bagus. Keterampilan motorik perkembangan kreativitas anak dalam
halus adalah kemampuan yang berhubungan menggunakan kertas origami sebagai media
dengan keterampilan fisik melibatkan otak
kecil dan koordinasi tangan ke tangan. Saraf
Buletin Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Vol. x, No.x, xxxx, 20xx, hal. xx-xx
ISSN: xxxx-xxxx

pembelajaran termasuk dalam kemampuan Dapat dijabarkan sebagai berikut :


artistik dan fisik anak (motorik halus anak). 1. Perencanaan/ siklus I
Dari uraian di atas, peneliti tertarik  Identifikasi masalah/problem
untuk memaparkan tentang peningkatan  Penyusunan media
kreativitas motorik halus anak dengan kertas pembelajaran dengan origami
origami di Tk Gabus 3 Kecamatan Ngrampal 2. Proses Pembelajaran/ siklus II
Kabupaten Sragen. Dengan meningkatkan  Metode pengumpulan
kreativitas anak melalui kertas origami, anak
perkembangan motorik halus
akan lebih aktif dan kreatif  serta mampu
mengembangkan ide atau imajinasinya.  melalui kegiatan melipat kertas
(origami)
3. Output
Metode Pelaksanaan  Peningkatan kreativitas motorik
Penelitian ini dilaksanakana pada
halus anak
semester 2 tahun ajaran 2022/2023. Penelitan
tindakan kelas ini dilaksanakan di TK Pertiwi Hasil Pelaksanaan dan Pembahasan
Gabus 3, Kecamatan Ngrampal, Kabupaten Hasil Pelaksanaan
Sragen. Subjek dalam penelitian ini adalah Penelitian yang dilaksanakan di TK
anak TK Pertiwi Gabus 3 sebanyak 20 siswa. Pertiwi Gabus 3 Kecamatan Ngrampal
Obyek yang ditangani dalam penelitian ini Kabupaten sragen. Penelitian ini dimulai
adalah perkembangan motorik halus anak TK tanggal 4 - 25 Februari 2022. sebelum
Pertiwi Gabus 3. Teknik penelitian ini penelitian dilakukan, peneliti melakukan
menggunakan teknik pengumpulan data yaitu kegiatan awal yaitu observasi. observasi yang
teknik observasi, dengan teknik analisis data dilakukan oleh peneliti bertujuan untuk
menggunakan deskriptif kuantitatif dengan mengetahui kegiatan belajar mengajar yang
melihat persentase motorik halus anak mulai digunakan oleh guru dan melihat proses proses
Rancangan penelitian dengan cara :  kegiatan belajar langsung di kelas. dalam
observasi awal diketahui bahwa kemampuan
motorik halus anak yang berkembang 60%.
maka dari itu peneliti ingin meningkatkan
kemampuan motorik harus anak melalui
bermain origami.
Berdasarkan hasil observasi pada
siklus I diketahui bahwa bermain origami
belum mencapai kriteria kesuksesan yang
diharapkan yaitu 90%, hasil presentase
kesuksesan siklus I hanya sebesar 75% atau 5
anak masih belum tuntas, hal ini diakibatkan
karena : 1) ada 2 anak yang belum bisa
melipat sesuai pola, sehingga anak hanya
memegang kertas origami dan tidak
melipatnya, 2) ada 3 anak yang hasil
lipatannya belum sesuai dengan arahan atau
hasil lipatannya masih tidak berurutan. 
Gambar 1. Rencana Penelitian

Doi:
4 Buletin Pengembangan Perangkat Pembelajaran | ISSN: xxxx xxxx

Penyebab dari kegagalan pada siklus I 2022/2023. Dengan meningkatnya hasil


adalah : 1) peneliti dalam menjelaskan masih presentase kesuksesan belajar anak
kurang terperinci, peneliti ketika menjelaskan membuktikan bahwa dengan bermain origami
atau memberi contoh cara melipat terlalu cepat kemampuan motorik halus anak dapat
sehingga anak-anak kebingungan ketika meningkat.
melipat, 2) anak masih belum terbiasa dengan
melipat kertas origami. sehubungan dengan Pembahasan
kemampuan anak belum sesuai dengan Berdasarkan observasi pada siklus I
harapan, maka pelaksanaan tindakan kelas yang telah dilakukan dapat diketahui bahwa
dilanjutkan pada siklus II. peneliti berusaha peningkatan kemampuan motorik halus anak
memperbaiki perencanaan pada siklus II yang melalui kegiatan origami mengalami
sesuai dengan penyebab yang telah diketahui peningkatan, hal ini dibuktikan dari awal mula
pada siklus I.  kemampuan motorik halus anak yang hanya
sebesar 60% menjadi 75%. Hal ini di
Berdasarkan hasil observasi pada tunjukkan dengan adanya kemampuan motorik
siklus II, dapat disimpulkan bahwa halus anak yang meningkat dari 15 anak
pembelajaran dalam meningkatkan menjadi 20 anak yang kemampuan motorik
kemampuan motorik halus anak melalui halusnya berkembang dengan baik. Namun
bermain origami sudah bisa dikatakan tuntas presentase pada siklus I belum mencapai
dari hasil belajar anak secara klasikal. hal ini kriteria yang diharapkan oleh peneliti yang
diketahui dari adanya peningkatan terhadap telah ditentukan sebesar 100% hal tersebut
hasil belajar dalam motorik halus. sudah 20 diakibatkan :  1) ada 2 anak yang belum bisa
anak atau 100% yang bisa melipat 1 - 6 melipat sesuai pola, sehingga anak hanya
lipatan, melipat sesuai dengan pola, melipat memegang kertas origami dan tidak
satu buah pesawat dengan kertas origami, melipatnya, 2) ada 3 anak yang hasil
sudah bisa melipat dengan urut dan melipat lipatannya belum sesuai dengan arahan atau
dibidang datar. hasil lipatannya masih tidak berurutan.
Peningkatan tersebut disebabkan Kegagalan tersebut terjadi akibat
karena : 1) peneliti menjelaskan dengan rinci terlalu cepatnya peneliti ketika menjelaskan
langkah-langkah dan cara melipat, 2) peneliti atau memberikan contoh cara melipat kertas
lebih dekat dengan anak, sehingga anak-anak origami dan kurangnya pedekatan antara
lebih akrab dan tidak malu saat mengalami peneliti dengan anak. Meningkatkan
kesulitan dalam melipat. Presentase kemampuan motorik halus anak melalui
kesuksesan pada siklus II meningkat bermain origami mengalami peningkatan
dibandingkan dengan siklus I yang hanya 75% secara keseluruhan pada siklus II  dengan
atau 15 anak yang mendapatkan bintang tiga. presentase 100%. peneliti benar benar
kegiatan belajar anak dikatakan tuntas pasa mengoptimalkan perbaikan dan memperbaiki
siklus II dikarenakan telah mencapai standar kekurangan yang ada pada siklus I sehingga
yang ditentukan yaitu 90%. tidak terjadi kesalahan yanh sama pada siklus
Dari pelaksanaan diatas dapat II.
diketahui bahwa ada perubahan yang terjadi Kekurangan pada siklus I diperbaiki
setelah bermain origami diaplikasikan dalam dengan : 1) peneliti menjelaskan denga rinci
kegiatan belajar mengajar khususnya langkah-langkah dan cara melipat, 2) peneliti
perubahan motorik halus anak meningkat pada lebih dekat dengan anak, sehingga anak-anak
TK Pertiwi Gabus 3 Kecamatan Ngrampal lebih akrab dan tidak malu saat mengalami
Kabupaten Sragen Tahun pelajaran
Buletin Pengembangan Perangkat Pembelajaran
Vol. x, No.x, xxxx, 20xx, hal. xx-xx
ISSN: xxxx-xxxx

kesulitan dalam melipat. Menurut Nursalam Presentase kesuksesan pada siklus II


(2005)Perkembangan motorik halus adalah meningkat dibandingkan dengan siklus I yang
kemampuan anak untuk mengamati sesuatu hanya 75% atau 15 anak yang mendapatkan
melakukan Gerakan yang melibatkan bagian bintang tiga. Berdasarkan observasi pada
tubuh otot tertentu dan otak kecil, siklus I yang telah dilakukan dapat diketahui
membutuhkan koordinasi perkembangan bahwa peningkatan kemampuan motorik halus
motorik yang bagus . anak melalui kegiatan origami mengalami
peningkatan, hal ini dibuktikan dari awal mula
Menurut Jadmika H (2005) Kegiatan kemampuan motorik halus anak yang hanya
origami dapat meningkatkan motorik halus sebesar 60% menjadi 75%. 
pada anak sekaligus sarana bermain yang
aman, murah, menyenangkan, dan kaya Kegiatan belajar anak dikatakan tuntas
manfaat. Hasil penelitian pada TK Pertiwi pasa siklus II dikarenakan telah mencapai
Gabus 3 Kecamatan Ngrampal Kabupaten standar yang ditentukan yaitu 90%. Dari
Sragen dengan judul “ Peningkatan Kreativitas pelaksanaan diatas dapat diketahui bahwa
Motorik Halus Anak Dengan Kertas Origami terdapat perubahan yang terjadi setelah
Di Tk Gabus 3 Kecamatan Ngrampal bermain origami diaplikasikan dalam kegiatan
Kabupaten Sragen “ dapat meningkatkan hasil belajar mengajar khususnya perubahan
belajar dan prestasi anak-anak TK Pertiwi motorik halus anak meningkat pada TK
Gabus 3. dapat dilihat dari hasil presentase Pertiwi Gabus 3 Kecamatan Ngrampal
ketuntasan anak secara klasikal yang terus Kabupaten Sragen Tahun pelajaran
naik mulai dari studi pendahuluan 60%, 2022/2023. Dengan meningkatnya hasil
kemudian pada siklus I menjadi 75% dan pada presentase, kesuksesan belajar anak
siklus II naik hinggal 100%. membuktikan bahwa dengan bermain origami
kemampuan motorik halus anak dapat
Hal ini dapat dikatagorikan anak dalam meningkat.
bermain origami menunjukkan hasil yang baik
dan mencapai ketuntasan. berdasarkan uraian Saran
diatas bahwa peningkatan kemmapuan
motorik halus anak melalui bermain origami Saran yang bisa peneliti berikan yaitu
berdampak positif dalam kegiatan belajar kegiatan melipat kertas ini dapat
mengajar. anak juga dapat menguasai dan dikembangkan dengan berbagai macam
mengerti cara melipat sehingga hasilnya bentuk dan dapat juga diberi hiasan yang lain
memuaskan mencapaik presentas 100% misalnya menggambar yang ditambah dengan
bahkan melebihi kriteria kesuksesan yang lipatan burung dan bunga serta diberi warna
telah di tentukan oleh peneliti yaitu 90%. yang menarik. Anak juga dapat memberikan
coretan dengan cat air pada kertas lipat
tersebut. Dengan begitu keterampilan yang
dipunyai anak keluar dengan sendirinya.
Penutup Selain itu, guru sesering mungkin
Kesimpulan mengajarkan untuk berlatih melipat agar lebih
Observasi yang dilakukan oleh peneliti terampil dalam melipat kertas membuat
bertujuan untuk meningkatan kecerdasan origami.
motoric halus anak dengan melipat kertas
origami sebagai bahan pembelajaran. Dalam
observasi awal diketahui bahwa kemampuan Daftar Pustaka
motorik halus anak yang berkembang 60%.
Bredekamp, Sue & Copple, Carol. 1997.

Doi:
6 Buletin Pengembangan Perangkat Pembelajaran | ISSN: xxxx xxxx

Developmentally Appropriate Practice in


Early Childhood Programs. Wasington:
NAEYC.
Hasanah, Nurul Maziyatul. 2019.
“Penyelenggaraan Jalur Pendidikan
Formal Dan Nonformal (Studi Kasus Di
PAUD Terpadu Salsabila Al-Muthi’in
Yogyakarta).” Desember 1(2): 84–97.
Jadmika H. 2005. “Pemanfaatan Media Visual
Dalam Menunjang Pembelajaran
Pendidikan Jasmani Di Sekolah Dasar.”
Pendidikan Jasmani Indoneisa.
Kurniati Euis, Ramawati Yeni dan. 2020.
Strategi Pengembangan Kreativitas Pada
Anak Usia Taman Kanak-Kanak. Jakarta:
Kencana perdana media group.
Lembaran negara Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003, Pasal 1 No 14 tentang
Sistem Pendidikan Nasional
Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi
Dan Anak. Jakarta: Salemba Empat.
Sumantri, MS. 2005. Pengembangan
Keterampilan Motorik Anak Usia Dini.
Jakarta: Dinas Pendidikan.
Sutini, Ai, dan Meti Rahmawati. 2015.
“Mengembangkan Kemampuan Motorik
Halus Anak Melalui Model Pembelajaran
Bals.” 5(2): 49–60.
Willis, Paul. 2006. “The Golden Age.” On
Record: Rock, Pop and the Written Word:
35–45.
Zulfina, Septi, and Muhamad Ali.
“Pemanfaatan Kertas Origami Sebagai
Media Pembelajaran Dalam
Mengembangkan Kreativitas Anak Tk
Mujahidin Ii Pontianak.” : 1–10.

Anda mungkin juga menyukai