Anda di halaman 1dari 11

Upaya Peningkatan Kemampuan....

Maria Ulfah
P ISSN 2548-6284 E ISSN 2615-0360
Vol. 7 No. 2 Juni 2023

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN KOGNITIF ANAK MELALUI


KEGIATAN MERONCE MELALUI MEDIA LOOSEPARTS DI TK BATU POLE
Maria Ulfah
Pendidikan Guru Pendidikan Anak Usia Dini, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Terbuka
Email: mariaulfah@ecampus.ut.ac.id
Ulfah, Maria. (2023). Upaya Peningkatan Kemampuan Kognitif Anak Melalui Kegiatan Meronce
Melalui Media Looseparts di TK Batu Pole. Jurnal Pelita PAUD, 7(2), 292-301.
doi: https://doi.org/10.33222/pelitapaud.v7i2.2770

Diterima:14-03-2023 Disetujui: 25-05-2023 Dipublikasikan: 23-06-2023

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peningkatan kognitif


melalui kegiatan meronce pada kelompok A TK Batu Pole. Subjek dari penelitian ini adalah
anak usia dini 4-5 tahun dari kelas A dengan jumlah siswa sebanyak 15 orang yang terdiri
dari 6 siswi perempuan dan 9 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan pada tahun ajaran
2022/2023. Penelitian ini menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yaitu
metode penelitian yang dilakukan melalui proses evaluasi yang terdiri dari 4 tahapan utama
yaitu 1. perencanaan tindakan, 2. pelaksanaan tindakan, 3. observasi, dan 4. refleksi. Hasil
penelitian yang telah diperoleh. Hasil penelitian di TK IT Umar Bin Khathab Kudus
mengalami peningkatan kemampuan kognitif mengenal pola melalui kegiatan meronce
menggunakan media merjan mengalami peningkatan dimana meronce dengan 2 pola warna
dari 50 % pada siklus I menjadi 75 % dan meronce dengan 3 pola,bentuk dari 60 % pada
siklus I menjadi 80 %.
Kata Kunci: Kognitif, Meronce, Media Merjan.

Abstract: This study aims to find out how cognitive improvement through meronce activities
in group A of Batu Pole Kindergarten. The subjects of this study were early childhood 4-5
years from class A with a total of 15 students consisting of 6 female students and 9 male
students. This research was conducted in the 2022/2023 school year.
This research uses the Class Action Research (PTK) method, which is a research method
carried out through an evaluation process consisting of 4 main stages, namely 1. action
planning, 2. execution of actions, 3. observation, and 4. reflection. The results of research
at TK IT Umar Bin Khathab Kudus experienced an increase in cognitive ability to
recognize patterns through meronce activities using merjan media experienced an increase
meronce with 2 color patterns from 50% in cycle I to 75% and meronce with 3 patterns,
shapes from 60% in cycle I to 80%.
Keywords: Cognitive, Meronce, Merjan Media.

© 2023 Maria Ulfah


Under the license CC BY-SA 4.0

http://jurnal.upmk.ac.id/index.php/pelitapaud

292
Upaya Peningkatan Kemampuan....
Maria Ulfah
P ISSN 2548-6284 E ISSN 2615-0360
Vol. 7 No. 2 Juni 2023

PENDAHULUAN merefleksikan suatu peristiwa atau kejadian.


(Sujiono Yuliani Nurani, dkk : 2015). Kemampuan
Salah satu kompetensi lulusan peserta PAUD
kognitif dalam kehidupan sehari-hari disebut
adalah mampu mengikuti pendidikan selanjutnya
kecerdasan atau kemampuan berpikir untuk
dengan kesiapan yang optimal sesuai dengan
memperoleh informasi, menggunakan pengetahuan
tuntutan yang berkembang dalam masyarakat.
seseorang dan memecahkan masalah yang timbul
Untuk mewujudkan hal tersebut, salah satu
berdasarkan informasi tersebut, yaitu. kemampuan
kegiatan yang perlu dikenalkan pada anak usia dini
kognitif merupakan hasil dari proses berpikir.
adalah kegiatan stimulasi kognitif mengenalkan
Bloom membagi kemampuan kognitif menjadi
pola pada anak yang dilaksanakan dengan prinsip
enam tingkatan, yaitu pengetahuan, pemahaman,
bermain sambil belajar. Dengan bermain anak-
aplikasi, analisis, sintesis dan evaluasi. (Sumber
anak memiliki kesempatan untuk bereksplorasi.
Belajar Penunjang PLPG 2017). Anak-anak
Menemukan, mengekspresikan perasaan, berkreasi,
kognitif bergerak ke fase praoperasional, yang
dan belajar secara menyenangkan.
ditandai dengan latihan keterampilan simbolik.
Stimulasi kognitif mengenalkan pola pada siswa
Refleksi dari kemampuan ini dapat dilihat pada
kelompok usia 4-5 di KELOMPOK A TK Batu
kemampuan anak untuk secara mental
Pole Tamo yang dilaksanakan guru selama ini
memvisualisasikan benda-benda di sekitarnya.
dalam pembelajaran kurang berjalan secara
Artinya anak dapat membayangkan bentuk benda
optimal, terbukti masih banyak anak kurang
meskipun tidak ada benda (Lathipah Hasanah,
tertarik dan kurang antusias dengan kegiatan
Shinta Agung, 2018).
tersebut. Hal ini nampak pada kegiatan menyusun
Pembelajarannya kurang variatif, dan di TK
pola berurutan menggunakan lembar kerja.
Triaslingga jarang ada praktik karena
Sebagai upaya untuk mengatasi kondisi tersebut
pembelajarannya berdasarkan buku pelajaran dan
perlu diadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK)
majalah. Penggunaan media Meronce sebagai
dengan judul “Peningkatan Kemampuan Kognitif
alternatif dapat digunakan untuk meningkatkan
Mengenal Pola Melalui Kegiatan Meronce Dengan
kemampuan kognitif anak usia dini sebagai media
Media Merjan pada pada KELOMPOK A TK Batu
pembelajaran yang menarik untuk penguasaan
Pole Tamo”.
“pengetahuan tentang warna, ukuran dan bentuk
Adapun rumusan masalah yang menjadi fokus
geometri”.(Elni Nur Utami , 2008).
perbaikan proses pembelajaran adalah bagaimana
Penelitian tentang peningkatan kognitif pada anak
langkah-langkah penerapan kegiatan meronce
usia dini telah banyak dilakukan oleh peneliti
untuk peningkatan kemampuan Kognitif mengenal
sebelumnya, yaitu melalui bermain variatif yang
pola peserta didik?
dilkaukan oleh Jarwani, (2022). Guru harus kreatif
Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan
dan mampu membuat inovasi pembelajaran,
penggunaan media meronce dengan Media Merjan
dengan membuat media yang menarik sehingga
untuk meningkatkan kemampuan Kognitif
anak tertarik untuk belajar dan dapat
mengenal pola anak mengenal pola di
mengembangkan kemampuannya secara maksimal.
KELOMPOK A TK Batu Pole Tamo. Manfaat
Perbaikan pembelajaran dengan menggunakan
bagi anak yaitu untuk meningkatkan kemampuan
media yang tepat dan dilakukan dengan permainan
kognitif pada anak didik kelompok usia 4-5 tahun
yang menyenangkan akan membuat anak-anak
dan dengan menggunakan media meronce dengan
semangat dan mudah memahami materi tentang
media merjan dapat menarik minat untuk belajar.
warna. Peneitian dari Riris Harisa (2018)dalam
Manfaat bagi guru yaitu untuk menambah
meningkatkan kognitif anak menggunakan media
wawasan dan dapat menerapkan kemampuan
Lotto dimana dapat dimainkan secara perorangan
kognitif mengenal pola di TK dengan
ataupun berkelompok oleh anak. Penelitian dari
menggunakan meronce, selain itu kemampuan
Marhamah Jalilah, (2008) menunjukkan bahwa
guru untuk mendesain pembelajaran yang lebih
kemampuan pemecahan masalah kelompok yang
menarik dan menyenangkan. Manfaat bagi
pembelajarannya menggunakan media monopoli
sekolah meningkatkan kualitas di TK Batu Pole
lebih baik dari kelompok yang menggunakan
Tamo.
pembelajaran biasa.
Kognitif adalah proses berpikir, kemampuan
individu untuk menghubungkan, mengevaluasi dan

293
Upaya Peningkatan Kemampuan....
Maria Ulfah
P ISSN 2548-6284 E ISSN 2615-0360
Vol. 7 No. 2 Juni 2023

Beberapa pendapat psikolog tentang kognitif yaitu, saat anak melakukan pembelajaran motorik halus
menurut Terman kognitif adalah kemampuan (Wahyuningrum Maria Dwi Sari 2022).
untuk berpikir secara abstrak, menurut Colvin Selain kemampuan kognitif, kegiatan meronce juga
kognitif adalah kemampuan untuk beradaptasi dapat mengembangkan kemampuan motorik halus
dengan lingkungan, menurut Henman kognitif anak. Motorik adalah gerakan yang mennggunakan
adalah intelektual ditambah pengetahuan, menurut otot-otot halus atau sebagain anggota tubuh
Hunt kognitif adalah teknik dan menurut Pamela tertentu yang dipengaruhi oleh kesempatan untuk
Minet perkembangan kognitif adalah belajar dan berlatih.Misalnya memindahkan benda
perkembangan pikiran, intelek.” (Sujiono Yuliani dari tangan ,mencoret-coret, menyusun balok,
Nurani, dkk : 2009 :1.4). Definisi kognitif telah menggunting, menulis dan sebaginya. Kedua
dikemukakan oleh banyak pakar, sehingga dapat kemampuan tersebut sangat penting agar anak bisa
diambil kesimpulan bahwa kognitif adalah suatu berkembang dengan optimal. Motorik halus sangat
proses berfikir. diperlukan untuk anak bisa fokus dan tetap
Model pembelajaran ATIK menjadi peng ingat konsentrasi terhadap suatu hal. Motorik halus
bagi tenaga pendidik anak usia dini dimanapun merupakan gabungan dari kerja sistem saraf.Sistem
berada untuk mengedepankan kemampuan rangka terdiri dari sistem tulang dan otot,
eksplorasi dan kreatifitas anak melakukan sesuatu berkoordinasi dengan sistem saraf akan melahirkan
berdasarkan apa yang mereka lihat, dengar dan gerakan motorik halus yang terarah sesuai dengan
rasakan tanpa ada intervensi berupa instruksi yang tahapan dan tugas-tugas perkembangan anak didik
tidak fleksibel. Dalam proses pembelajaran guru usia 6-6 tahun, (AYU 2019).
sebagai fasilitator untuk mendukung perkem Stimulasi terhadap motorik halus harus dilakukan
bangan anak. Model pembelajaran ATIK adalah sedini mungkin. Berdasarkan penelitian terdahulu
model pembelajaran yanag sangat ramah anak, perkembangan motorik memliki beberapa prinsip
dekat dengan anak karena memenuhi dan mewakili yaitu perkembangan otorik setiap anak berbeda-
karakteristik anak usia dini dan sangat beda, perkembangan dari motorik mengikuti pola
menyenangkan bagi anak. Model pembelajaran yang dapat didiramalkan, kematangan otot dan
ATIK menjadi motivasi para tenaga pendidik dan saraf sebagai penentu perkembangan dari motorik.
para praktisi pendidikan untuk memberikan warna Peningkatan motorik halus dapat dikembangkan
dan sentuhan AMATI, TIRU dan KERJAKAN dengan kegiatan meronce (Oktafiani Anisa 2023).
dalam setiap kegiatan proses pembelajaran untuk Semakin baiknya gerakan motorik halus membuat
menghadirkan generasi mendatang yang unggul, anak dapat berkreasi, seperti menggunting kertas
cerdas dan memiliki nilai karakter luhur. B. Saran dengan hasil guntingan yang lurus, menggambar
Pembahasan terkait penelitian ini masih sangat gambar sederhana dan mewarnai, menggunakan
terbatas dan membutuhkan banyak masukan, saran kilp untuk menyatukan dua lembar kertas,
untuk penulis selanjutnya adalah mengkaji lebih menjahit, menganyam kertas serta menajamkan
dalam dan secara komprehensif tentang pensil dengan rautan pensil. Namun, tidak semua
Implementasi Model Pembelajaran ATIK untuk anak memiliki kematangan untuk menguasai
Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus Anak kemampuan ini pada tahap yang sama (Lolita
melalui Kegiatan Meronce. Anak belajar tentang 2012).
kemampuan awal menulis yaitu kemampuan anak Aspek perkembangan fisik-motorik yaitu
menggunakan tangan kanan dan kiri dalam perkembangan raga, keterampilan motorik agresif,
berbagai aktivitas dan melakukan gerakan mata & keahlian motorik halus. Saat umur 4 tahun,
dan tangan secara terkoordinas (Junil dan Latief motorik halus anak terus berkembang menjadi
2020). lebih baik. Perkembangan fisik dibedakan menjadi
Pembelajaran model ATIK menekankan pada dua yaitu perkembangan motorik kasar dan
proses kegiatannya, anak diajak untuk mengamati, perkembangan motorik halus. Keterampilan
meniru dan mengerjakan secara langsung yang motorik kasar merupakan kegiatan yang
didalamnya terdapat proses untuk mencari solusi menggunakan otot kaki, lengan besar atau seluruh
atas permasalahan yang dihadapi. Dalam model badan seperti berdiri, berjalan, melompat, dan
ATIK, pembelajaran berpusat pada anak sehingga berlari,.
anak menjadi lebih aktif sedangkan guru berperan Metode sangat berperan untuk meningkatkan
sebagai mediator, fasilitator dan motivator pada kemampuan anak, metode pemberian tugas dapat

294
Upaya Peningkatan Kemampuan....
Maria Ulfah
P ISSN 2548-6284 E ISSN 2615-0360
Vol. 7 No. 2 Juni 2023

memberikan kesempatan kepada anak untuk anak mengenali pola; yang memudahkannya untuk
berkreasi. Melalui metode pemberian tugas dapat membaca nantinya, Sebagai pengasah kemampuan
meningkatkan imajinasi anak, melatih motorik, kognitif anak.
membuat anak lebih bergairah, lebih Meronce bukan hanya tentang game (saja). Banyak
bersemangat,(Sani Rumahenga 2019). Salah satu pelajaran tentang hal ini yang bisa kita perkenalkan
permainan yang bisa dikembangkan di TK untuk pada anak. Anak belajar warna, anak belajar
meningkatkan kemampuan motorik halus anak bentuk, anak belajar pola, anak juga belajar konsep
yaitu dengan permainan kit meronce. Kit meronce besaran (berapa) Sebagai latihan konsentrasi anak.
merupakan suatu permainan meronce yang Meronce membutuhkan konsentrasi, sehingga anak
disediakan sepaket dengan buku panduannya dan memilih benda mana yang akan diletakkan di utas
berbagai macam warna yang sama pada bentuk berikutnya. Meronce juga membutuhkan
geometri diantaranya: lingkaran, segitiga, bintang, konsentrasi saat anak meletakkan benda di atas
persegi, dan hati, terdapat juga bambu, kancing, benang, Sebagai tempat anak berlatih memahami
tutup botol dan benang sehingga dengan media- keindahan dan memberi kepuasan tersendiri pada
media ini dapat menstimulus motorik halus anak ciptaan. Ketika seorang anak bernyanyi, lambat
(Wayan, Mita, dan I Wayan 2017). laun dia belajar apa hasilnya indah. Dia menukar
Patterning adalah mengatur warna, bagian, objek, pernak-pernik tertentu dan mengaturnya untuk
suara, dan gerakan yang dapat direproduksi. karya-karyanya yang mencolok. Jadi dia juga
(Sujiono Yuliani Nurani,: 2015 :9.7). Pola merasa puas dengan pekerjaannya. Jika anak-anak
merupakan susunan objek yang terdiri dari warna, menyukainya, anak-anak senang; anak bisa belajar
bentuk, angka atau peristiwa. Contoh tata letak lebih banyak lagi. Ia pandai di sana, ia
berdasarkan ukuran: besar, kecil, besar, kecil. menghasilkan di sana, sebagai sarana melatih
Urutan pola berdasarkan warna: merah, biru, imajinasi anak. Ini mengacu pada imajinasi anak
merah, biru. (Lestari KW : 2011 : 12). Dapat yang sangat luas. Dia bisa membuat pantun untuk
diambil kesimpulan bahwa pola adalah susunan gelang, kalung, bahkan permadani atau
atau rangkaian dari warna atau yang lainnya yang semacamnya. Pengaturan hal-hal yang telah dia
dapat diulang. lakukan adalah sesuatu yang tidak pernah kita duga
Meronce adalah permainan yang sangat cocok sebelumnya.
untuk anak usia dini. Anak-anak pasti akan Langkah-langkah dalam tahapan meronce adalah
menyukai kegiatan ini. Jelas, anak-anak permainan kosong/dapat diisi, merangkai terus
mendapatkan banyak manfaat, bukan hanya menerus, urutkan berdasarkan bentuk, urutkan
permainannya. Keunggulan Meronce pada anak berdasarkan bentuk/pengelompokan warna,
usia dini yaitu sebagai stimulan otot bagi anak berdasarkan warna, bentuk dan ukuran, membuat
dalam fase perkembangan menulis. Meronce pola sendiri. Menurut Heinich (Badru Zaman,
membutuhkan keahlian untuk mengambil pita dan 2016:3.4) media adalah saluran komunikasi.
merangkainya satu per satu. Semakin sering anak Media massa berasal dari bahasa latin dan
mempraktikkannya, maka akan semakin mudah merupakan bentuk jamak dari kata media yang
bagi mereka untuk melakukan kegiatan tersebut. secara harfiah berarti perantara, yaitu perantara
Otot-otot tangan anak menjadi lebih kuat. Hal ini antara sumber (source) suatu pesan dengan
tentunya sangat baik untuk mempersiapkannya penerima (receiver) pesan tersebut.
dalam tugas menulis yang membutuhkan kekuatan Menurut Syaiful Bahri Djamarah, media adalah
otot tangan dan kelenturan untuk memainkan segala alat yang dapat digunakan sebagai saluran
pulpen/pensil. pesan untuk mencapai tujuan. Menurut Schram,
Sebagai stimulan kemampuan membaca anak. media adalah teknik komunikasi yang dapat
Sebuah kata (dalam bacaan) terdiri dari huruf- digunakan untuk tujuan pembelajaran Menurut
huruf yang tersusun rapi dalam pola tertentu. National Education Association (NEA): Media
Anak-anak yang mengikuti kegiatan klub mampu adalah sarana komunikasi dalam bentuk cetak dan
membentuk pola tertentu. Mungkin anak itu hanya audio-visual, termasuk teknologi perangkat keras
meron acak pada awalnya. Namun seiring waktu Menurut Briggs: Media adalah alat yang
mereka menggunakan pola, baik itu merah mendorong siswa untuk berlangsung dalam proses
pertama, hijau pertama, blok pertama, dll. Jadi, pembelajaran Association for Educational

295
Upaya Peningkatan Kemampuan....
Maria Ulfah
P ISSN 2548-6284 E ISSN 2615-0360
Vol. 7 No. 2 Juni 2023

Communication Technology (AECT): edia adalah berlubang atau yang sengaja dilubangi memakai
segala bentuk dan saluran untuk menyampaikan bantuan benang, tali dan sejenisnya.
pesan. Media adalah berbagai bagian dari Dalam kegiatan pembelajaran senirupa di TK yang
lingkungan siswa yang dapat membantu siswa dimaksud dengan Kreativtas meronce adalah
belajar dan dapat digunakan untuk menyampaikan kegiatan berkarya senirupa yang dilakukan dengan
pesan yang dapat menggugah pikiran, perasaan, cara menyusun bagian-bagian bahan yang dapat
perhatian, dan keinginan siswa untuk belajar. dibuat benda hias atau benda pakai. Menurut Hajar
Merjan/mer•jan/ n manik-manik (dari batu karang Pamadhi dalam buku Seni Kterampilan Anak
merah) untuk dibuat perhiasan, kalung, dan meronce adalah menata dengan bantuan mengikat
sebagainya. Kotak merjan terdiri dari merjan yang komponen tadi dengan utas atau tali. Dengan
berbentuk kubus, bulat, roda yang berbentuk tong, tehnik ikatan ini seseorang akan memanfaatkan
dan berbentuk silinder. (Yuliani Nurani Sujiono bentuk ikatan menjadi lebih lama dibandingkan
dkk : 2015 :8.25). dengan benda yang ditata. Meronce juga harus
Meronce bukan merupakan kegiatan yang asing mengenal bentuk warana dan ukuran.
bagi anak usia dini. Kegiatan meronce seringkali Adapun langkah-langkah meronce yaitu Terlebih
digunakan kegiatan pembelajaran pada anak usia dahulu guru menyiapkan alat dan bahan untuk
dini untuk dapat merangsang kreativitas anak. meronce (kertas warna, pipet, benang, tali rapiah).
Meronce juga merupakan suatu kegiatan untuk Kemudian guru menjelaskan terlebih dahulu
dapat merangkai manik-manik menjadi kesatuan langkah-langkah kegiatan. Pertama siswa
berdasarkan kriteria tertentu, seperti berdasarkan mengambil kertas warna yang sudah dilobangi,
warna, bentuk manik-manik, atau jumlahnya. kemudian ambilkan benang dan pipet sesuai
Meronce dalam proses pembelajaran anak usia dini ukuran tersebut dimasukkan kelobang kertas.
dapat melatih anak untuk berkonsentrasi serta Masing-masing kertas yang sudah dibentuk
menyiapkan anak dalam rangka persiapannya gambar buah jeruk, mangga, pepaya dan apel,
untuk dapat belajar membaca. Kelebihan dari kemudian dipasang secara berselang seling. Pada
kegiatan meronce, anak dapat mengenali satu ujung benang diikat kencang. Setelah selesai
persatu konsep mengenai warna, bentuk serta roncehan masing-masing ujung benang diikat
jumlah, dapat melatih kemampuan anak untuk dengan tali rapia digantung seperti tirai. Lalu
dapat membedakan. terbentuklah hasil roncehanya
Kemampuan membedakan itulah yang kemudian Menurut penulis meromce adalah suatu kegiatan
dapat membantu anak untuk dapat mengenal huruf yang dilakukan oleh seseorang dengan
dan membedakan huruf, itulah yang menjadi menggunakan bahan jadi/bahan yang dibuat sendiri
modal anak untuk dapat belajar pada tingkatan yang sudah dilobangai kemudian disusun dengan
selanjutnya yang lebih sulit, seperti membaca dan rapi, berselang seling dengan bantuan tali dan
sebagainya, anak dapat belajar untuk memasukkan sejenisnya. Meronce merupakan salah satu contoh
benang dalam jarum serta mulai meronce manik- kegiatan pengembangan motorik halus di TK,
manik yang disambung satu persatu dengan kegiatan menguntai dengan membuat untaian dari
benang. bahan-bahan yang 29 berlubang, disatukan dengan
Menurut Dessy Rilia (2012), kegiatan Meronce tali atau benang. Memasukkan benang atau tali ke
memiliki beberapa tahap dalam pengaplikasiannya, dalam lubang-lubangnya dibantu dengan
yaitu meronce berdasarkan warna, bentuk dimana jarum/tanpa jarum. Kegiatan meronce ditujukan
anak mulai bisa menggabungkan mana yang untuk melatih koordinasi mata dan tangan anak.
memiliki bentuk sama atau warna yang sama, Memperoleh hasil roncean yang menarik tentu
berilah jarak 3 manik-manik atau warna untuk perlu terampil dan kreatif. Terampil melakukan
memudahkan anak dan meronce berdasarkan roncean dengan lancar, tanpa mendapat luka/sakit
warna, bentuk, dan ukuran, tahapan yang cukup jari, selain itu jarum dan bahan dapat digunakan.
sulit bagi anak karena mulai menggabungkan 3 Bahan tersebut terdapat di sekitar lingkungan
komponen sekaligus. rumah/sekolah, kreatif dalam mengkombinasikam
Menurut Sumanto (2005) Meronce adalah suatu susunan roncean, garis/menurut bentuknya.
cara pembuatan benda hias atau benda pakai yang Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dilakukan dengan menyusun bagian-bagian bahan dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar (Undang-Undang Nomor 20

296
Upaya Peningkatan Kemampuan....
Maria Ulfah
P ISSN 2548-6284 E ISSN 2615-0360
Vol. 7 No. 2 Juni 2023

Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional Yuriastien dkk (2009: 193) adalah sebagai berikut
Bab I pasal 1 ayat 20). Pembelajaran 31 menurut membantu kemampuan motorik halus. Saat anak
Agus Suprijono (2011: 13) diartikan sebagai upaya melalukukan kegiatan meronce anak mengambil
guru mengorganisir lingkungan dan menyediakan bulatan tanah liat dan memasukkannya ke dalam
fasilitas belajar bagi peserta didik untuk lubang dengan menggunakan tali. Melatih
mempelajari berbagai macam pelajaran yang koordinasi mata dan tangan. Anak menggunakan
sesuai dengan perkembangan peserta didik. Pada kedua tangan dan mata untuk memasukkan
penelitian ini menggunakan kegiatan meronce dari roncean. Sehingga membutuhkan koordinasi mata
bahan tanah liat. Pengertian meronce menurut dan tangan, dan meningkatkan perhatian dan
Hajar Pamadhi (2008: 9.4) meronce adalah menata konsentrasi. Pada saat anak meronce, anak
dengan bantuan mengikat komponen dengan utas membutuhkan latihan dan konsentrasi saat
atau tali. Saat melakukan teknik ikatan ini, memasukkan roncean ke dalam lubang dengan
seseorang akan memanfaatkan bentuk ikatan tepat. Sedangkan tujuan meronce menurut Yani
menjadi lebih lama dibandingkan dengan benda Mulyani (2007: 32) yaitu melatih konsentrasi anak,
yang ditata tanpa ikatan. Pendapat lain merangsang kreativitas anak, melatih koordinasi
dikemukakan oleh Sumanto (2006: 141) meronce mata dan jari tangan anak, mengenal konsep warna
adalah cara pembuatan benda hias atau benda dan keserasian anak. Ada berbagai macam tujuan
pakai yang dilakukan dengan menyusun bagian- dari meronce. Adapun tujuan meronce menurut
bagian bahan berlubang atau sengaja dilubangi Hajar Pamadhi (2008: 9.11-9.13) yaitu permainan
memakai bantuan benang, tali dan sejenisnya. merangkai maupun meronce berfungsi sebagai alat
Pendapat lain dikemukakan oleh Edy Purwanto bermain anak, benda benda yang akan dirangkai
(2007: 48) yang mengungkapkan bahwa meronce tidak ditujukan untuk kebutuhan tertentu
adalah menyusun bahan yang berlubang atau melainkan untuk latihan memperoleh kepuasan
sengaja dilubangi untuk menghasilkan rangkaian. rasa dan memahami keindahan. Hal ini sesuai
Rangkaian ini dapat digunakan, baik sebagai dengan karakteristik seorang anak bahwa pada
hiasan maupun benda pakai. Sementara itu, setiap saat benda itu digunakan sebagai alat
menurut Guntur (2005: 91) pengertian tanah liat bermain sehingga merangkai adalah salah satu
adalah suatu zat yang terbentuk dari kristal-kristal jenis bermain. Kreasi dan komposisi
berpartikel sangat kecil yang terbentuk dari Kemungkinan benda atau komponen lain dapat
mineral yang disebut kaolinit. Mineral kaolinit diminta guru kepada anak untuk menyusun ala
yang berbentuk lempengan datar kecil segi enam kadarnya. Benda-benda tersebut dikumpulkan dari
ini bila bercampur dengan air akan mengakibatkan lingkungan sekitar, seperti: papan bekas, atau
liat (plastis) pada tanah. Oleh karena itu karakter kotak sabun serta yang lain dibayangkan sebagai
plastis inilah maka tanah liat mudah dibentuk. bangunan yang megah. Anak sengaja hanya
Meronce merupakan tahap pramembaca karena bermain imajinasi saja, sehingga tujuan permainan
ketika anak sedang meronce anak belajar cara ini untuk melatih imajinasi atau bayangan anak
membedakan. Kegiatan membedakan inilah yang tentang intruksi suatu bangun. Gubahan atau
dapat melatih kemampuan anak dalam inovasi Merangkai dan meronce dapat ditujukan
membedakan huruf karena dengan meronce untuk melatih kreativitas, yaitu dengan cara
melatih koordinasi mata dan tangan anak. Dari mengubah fungsi lama menjadi fungsi baru.
penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa Kegiatan dapat dilakukan dengan merubah
keterampilan anak dalam meronce disesuaikan kegiatan anak misalnya anak sudah bisa meronce
dengan perkembangan anak melalui urutan tahapan berdasarkan bentuk kemudian guru dapat meminta
kegiatan meronce mulai dari tahapan yang mudah anak meronce ke tahapan yang lebih sulit yaitu
ke tahapan yang lebih sulit. Pada anak usia 5-6 meronce berdasarkan bentuk dan warna.
tahun sudah mampu meronce berdasarkan warna, Berdasarkan uraian di atas dapat diambil
bentuk dan ukuran. kesimpulan bahwa meronce dapat memberikan
Manfaat Meronce untuk Anak Terdapat banyak kesempatan anak dalam berkarya juga dapat
manfaat dari meronce, berbagai ahli telah divariasikan dan dibentuk menurut keinginan
menjelaskan manfaat meronce. Adapun manfaat sehingga anak tertarik dan terlatih untuk
permainan meronce untuk anak menurut Effiana menciptakan ide baru, dapat melatih koordinasi

297
Upaya Peningkatan Kemampuan....
Maria Ulfah
P ISSN 2548-6284 E ISSN 2615-0360
Vol. 7 No. 2 Juni 2023

mata dan tangan selain itu dengan kegiatan jenis bahan yang digunakan dan bentuk
meronce anak akan merasakan dan mendapatkan rangkaian/roncean yang dibuat. Dalam penelitian
pengalaman langsung, melatih konsentrasi serta peralatan yang dipakai adalah benang kasur yang
terampil untuk melakukan kegiatan yang tebal dan kaku yang memudahkan anak
menggunakan kemampuan motorik halus dan memasukkan roncean ke dalam lubang. Melalui
lainnya. kegiatan meronce maka pembelajaran akan tercipta
Jenis-Jenis Meronce Menurut Sumanto (2005: 159) suasana yang aktif dan menyenangkan, sehingga
ada beberapa jenis meronce diantaranya yaitu tujuan pembelajaran akan tersampaikan dengan
meronce dari bahan alam. Roncehan dapat baik dan yang terpenting adalah anak anak dapat
diperoleh dari lingkungan alam sekitar secara memahami materi yang disampaikan dengan cara
langsung seperti, janur, bunga segar, buah-buahan, metode pemberian tugas dan mempraktikkan
bunga kering, daun, kayu, ranting dan biji-bijian langsung sesuai dengan pemahaman dan
bahan alam membawa warna dan tekstur yang pengetahuan yang mereka dapat. Dengan demikian
alami, bentuk yang bagus dan hampir seragam, secara perlahan perkembangan motorik halus anak
mudah ditemui disekitar lingkungan. Dalam akan meningkat dengan adanya rangsangan praktik
penelitian ini peneliti menngunakan tanah liat yang kegiatan yang mereka lakukan dalam kegiatan
termasuk dalam bahan alam, meronce dari bahan pembelajaran dengan menggunakan kegiatan
buatan. Bahan buatan yaitu bahan yang diolah dari meronce.
bahan yang telah ada atau hasil produk buatan Kegiatan Meronce dirancang untuk melatih
manusia baik berbentuk bahan jadi, setengah jadi koordinasi mata dan tangan anak. Mendapatkan
atau bahan bekas seperti, monte, pita sintesis, hasil yang menarik tentunya membutuhkan
kertas berwarna, sedotan minuman, dan plastik. keterampilan dan kreativitas. Dapat membuat
Selain bahan dasar dibutuhkan pula bahan roncean dengan mahir, tidak melukai jari, dan
pelengkap atau bahan pembantu yang berguna dapat menggunakan jarum dan bahan. Bahan-
untuk merangkai bahan dasar yang telah dipilih bahan tersebut terdapat di lingkungan
untuk menambah hasil keindahan rangkaianyang rumah/sekolah, secara kreatif memadukan roncean,
dibuat bahan tersebut seperti, lem, tali, benang. garis/susunan sesuai dengan bentuknya.
Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan Berdasarkan beberapa uraian di atas dapat
bahwa bahan untuk meronce seharusnya dikemukakan bahwa kegiatan meronce adalah
menggunakan bahan yang mudah didapat misalnya merangkai benda-benda yang berlubang kemudian
menggunakan bahan alam dan anak diharapkan dirangkai dengan benang atau tali untuk dijadikan
menimbulkan ketertarikan pada bahan yang akan sebuah karya seni.
digunakan sehingga pembelajaran dapat Meronce bermanfaat untuk melatih motorik halus
tersampaikan dengan baik. anak, dapat meningkatkan perhatian dan
Sumanto (2005: 159- 160) secara umum bahan konsentrasi anak serta memiliki keterampilan yang
dasar yang digunakan untuk merangkai dan dapat berguna untuk diri anak tersebut. Selain itu
meronce meliputi bahan alam dan bahan buatan. manfaat meronce dapat mengontrol emosi anak
Bahan alam adalah semua jenis bahan yang dapat karena dengan meronce akan menimbulkan
diperoleh dari lingkungan alam sekitar secara perasaan senang, bahagia pada diri anak sehingga
langsung. Bahan alam contohnya adalah janur, ini akan membantu diri anak untuk memiliki
bunga segar, buah-buahan, bunga kering, daun, keterampilan. Media Taktil, Taktil berasal dari kata
kayu, ranting dan biji-bijian. Sedangkan bahan Tactile yang artinya sentuhan atau raba, segala
buatan adalah jenis bahan yang merupakan hasil sesuatu yang berkaitan dengan indera peraba yaitu
produk atau buatan manusia, baik bahan jadi tangan dan kaki. Gaya belajar taktil
adalah monte, manik-manik, pita sintetis, kertas mengakomodasi gerak motorik halus anak.
berwarna, sedotan minuman, plastik dan lainnya. Pembelajaran bergaya taktil bisa mengingat hal
Bahan bekas contohnya serutan kayu, gelas plastik baik jika mereka menggunakan kemampuan
dan lainnya. Dalam penelitian ini bahan yang akan motorik halusnya untuk membuat atau
dipakai oleh peneliti adalah tanah liat yang telah mengendalikan bahan pelajaran yang baru sedang
dikeringkan. dipelajari atau pekerjaan yang sulit (Sabaria 2018).
Peralatan Peralatan yang digunakan dalam Meronce pada anak usia dini merupakan
kegiatan merangkai/meronce berkaitan dengan pembelajaran yang sangat menyenangkan bagi

298
Upaya Peningkatan Kemampuan....
Maria Ulfah
P ISSN 2548-6284 E ISSN 2615-0360
Vol. 7 No. 2 Juni 2023

anak, selain menyenangkan kegiatan meronce juga ikatan. Aktivitas meronce dengan media ubi kayu
untuk melatih ketrampilan motorik halus anak, adalah salah satu aktivitas yang bermanfaat untuk
melatih konsentrasi anak, kecepatan serta melatih perkembangan otak anak. Dengan bermain
kecermatan menggunakan jari jemari dalam meronce anak tidak hanya memperoleh
kehidupan sehari-hari anak. Kegiatan meronce kesenangan, tetapi juga bermanfaat untuk
mudah untuk dipraktekkan kepada anak secara meningkatkan perkembangan otaknya.
langsung juga dapat menumbuhkan daya kretivitas Penelitian ini menyediakan alat dan bahan
anak. Berdasarkan beberapa uraian diatas Meronce loosepart sehingga lebih bervariasi. Anak tidak lagi
mampu merangsang kreativitas dan imajinasi, hanya merangkai dengan satu benda saja, anak
maka dengan belajar meronce ini, anak didik di akan lebih bebas dalam merangkai karena
RA bisa membuat bermacam-macam model bentuk bahannya terdiri dari bahan plastik, kertas, kain,
roncean. Untuk menghasilkan sebuah roncean logam, dan biji-bijian.
dibutuhkan ketelatenan yang lebih tinggi.
Media meronce adalah segala sesuatu yang dapat METODE PENELITIAN
dipergunakan untuk menyalurkan pesan dan dapat
Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif
merangsang pikiran yang mencerminkan wujud
untuk mendeskripsikan, menganalisis dan
penghargaan terhadap keindahan benda-benda
menerapkan model kemampuan kognitif anak,
yang ada di alam, digunakan bisa seperti benda
peneliti mengumpulkan data deskriptif, yang
ronce dengan bahan bekas, dengan manik-manik
mencakup banyak deskripsi tentang perilaku
dan dengan biji-bijian.
subjek, serta aspek lain yang diperoleh. melalui
Kemampuan berhitung merupakan salah satu
observasi dan dokumentasi Adapun fokus
kegiatan belajar yang mampu mengembangkan
penelitian ini adalah kemampuan Kognitif melalui
kemampuan dasar matematika anak seperti
kegiatan meronce sesuai pola.
kemampuan, melihat, membedakan, meramalkan,
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan
memisahkan dan mengenal konsep angka, selain
pendekatan kuantitatif dengan tujuan
itu juga mampu meningkatkan kemampuan anak
mendeskripsikan, menganalisis dan menerapkan
dalam memecahkan masalah. Namun seperti yang
model kemampuan kognitif anak.Peneliti
kita lihat saat ini, pada sebagian besar pemahaman
mengumpulkan data deskriptif yang mencakup
anak belum mampu menyebutkan dan
banyak deskripsi tentang aktivitas perilaku subjek
mengurutkan lambang bilangan dengan tepat.
yang diteliti, serta aspek lain yang diperoleh
Dimana sebagian besar masih terbalik
melalui observasi. dan dokumentasi. Fokus
mengurutkan angka sehingga belum memenuhi
penelitian ini adalah pada kemampuan kognitif
standar pencapaian perkembangan anak. Hal ini
untuk mengenali pola melalui pengukuran pola
terbukti pada saat guru memberikan tugas pada
demi pola
anak untuk mengurutkan angka 1 dan seterusnya,
Waktu dan Tempat Penelitian
ternyata anak didik belum bisa mengurutkan angka
Penelitian ini dilaksanakan di TK Batu Pole Tamo.
dengan benar. Sehingga Hal ini menunjukkan
Taman Kanak-Kanak ini beralamat di Kecamatan
bahwa kemampuan memahami konsep bilangan
Baurung Kabupaten Majene Provinsi Sulawesi
pada anak didik dalam mengurutkan dalam
Barat. Adapun subyek penelitian yaitu peserta
mengurutkan lambang bilangan belum tepat.
didik Kelompok A sebanyak 15 orang pada tahun
Aktivitas meronce dengan media tangkai ubi kayu
ajaran 2022/2023.
terhadap kemampuan berhitung permulaan anak
Subjek Penelitian
penting untuk dilaksanakan sebagai salah satunya
Subjek penelitian (untuk penelitian kualitatif)
salah satu kegiatan yang dapat memanfaatkan
Penelitian ini dilaksanakan di TK Batu Pole
lingkungan sekitar serta dapat mengenalkan benda
Tamo.
yang ada di alam sekitar dalam pembelajaran di
Prosedur
Taman Kanak-kanak.
Jenis penelitian dalam penelitian ini menggunakan
Meronce memiliki hakikat yang sama dengan kata
penelitian tindakan kelas. PTK dilaksanakan terdiri
merangkai. Karena itu hakikat meronce yaitu
dari dua siklus tahapan utama, yaitu perencanaan
menata, menumpuk, menyejajarkan, menyusun
tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan,
benda-benda atau pernik menggunakan teknik
refleksi. Tahap ini mencakup kegiatan yang

299
Upaya Peningkatan Kemampuan....
Maria Ulfah
P ISSN 2548-6284 E ISSN 2615-0360
Vol. 7 No. 2 Juni 2023

dilakukan dalam rangka mempersiapkan mengevaluasi/memperbaiki kegiatan untuk


perangkat-perangkat pembelajaran. Melakukan mengetahui seberapa sukses kegiatan tersebut.
analisis kurikulum untuk menentukan tingkat Pada siklus pertama, guru memperbaiki kelemahan
pencapaian perkembangan anak, menyusun dan mempertahankan keberhasilan yang telah
Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) dan Rencana dicapai pada siklus pertama maka pada siklus
Kegiatan Harian (RKH) yang akan diterapkan kedua dibuat rancangan pembelajaran yang lebih
kepada anak dengan menggunakan metode menarik dan mengatur posisi anak untuk
pemberian tugas menjelaskan bahwa siklus kedua lebih baik dan
Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan Data lancar setelah kurang berhasil dibimbing oleh
Peneliti mengamati langsung dalam pembelajaran guru, dibandingkan dengan siklus pertama. Anak
untuk mengetahui sejauh mana kemampuan anak sudah dapat belajar mandiri tanpa kehadiran guru.
serta perilaku, aktivitas atau kejadian lainnya. Pada tahap akhir siklus kedua guru melakukan
Metode wawancara dilakukan melalui tanya jawab observasi selama kegiatan berlangsung dengan
lisan antara peneliti dengan guru TK Batu Pole mengisi formulir observasi. Hasil dari setiap aspek
Tamo. Kuesioner atau angket adalah instrumen dapat dilihat pada peningkatannya.
berupa daftar pertanyaan atau pernyataan tertulis
yang harus ditanggapi oleh responden. Instruksi. Pembahasan
Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini Sujiono, (2004:1.16) mengemukakan bahwa
adalah penggunaan teknik analisis kuantitatif, salah taksonomi Bloom banyak digunakan untuk
satunya adalah teknik analisis interaksi yang merencanakan dan mengevaluasi kegiatan belajar
dikembangkan oleh Miles dan Hibert. Analisis sedemikian hingga anak dapat mengembangakan
terdiri dari tiga komponen kegiatan yang saling kemampuan kognitif mereka sepenuhnya. Struktur
terkait satu sama lain yakni reduksi data, penyajian hierarkhi yang mengidentifikasikan skills mulai
data dalam bentuk narasi yang dilengkapi dengan dari tingkat yang rendah hingga yang tinggi.
tabel dan penarikan kesimpulan Yakni, perubahan Tentunya untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi,
yang terjadi dilaksanakan secara bertahap, mulai level yang rendah harus dipenuhi lebih dulu.
dari keputusan pertama di akhir siklus pertama, Tujuan Pendidikan menurut Bloom dibagi menjadi
hingga penutupan yang direvisi di akhir siklus tiga domain/ranah kemampuan intelektual
kedua, dan penutupan akhir di akhir siklus terakhir. (intellectual behaviors) yaitu kognitif, afektif dan
. Kesimpulan dari yang pertama sampai yang psikomotorik. Refleksi I merencanakan tindakan
terakhir saling berhubungan. lanjut pada siklus kedua pelaksanaan pada siklus
Perencanaan dalam penelitian ini dilakukan pertama sudah sesuai dengan rencana,cukup
dengan merancang RPPM dan RPPH tentang berhasil hal ini tercermin dari kemampuan anak
kegiatan meronce berpola, merancang lembar dalam melakukan meronce dengan 2 pola warna
observasi anak di kelas dan merencanakan dari 40 % menjadi 66.7 %, meronce dengan 2 pola
penilaian dengan memberikan tugas kepada anak. bentuk dari 40% menjadi 53.3 %.Untuk mencapai
tujuan yang diharapkan, guru harus mendorong
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN dan membimbing anak yang masih butuh
Hasil Penelitian bimbingan, agar sikapnya dapat lebih ditingkatkan
Tindakan penelitian ini terdiri dari dua siklus lagi pada Siklus II. Guru membimbing anak yang
dengan prosedur meliputi: penyusunan rencana masih berusaha menyelesaikan tugas sampai
tindakan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. selesai. Keberhasilan yang dicapai pada siklus
Pada perencanaan guru menyusun RPPH dengan kedua adalah kemampuan mengenal pola lebih
berpedoman pada program pembelajaran meningkat dibandingkan pada siklus pertama. Dari
(kurikulum) untuk menentukan indikator. Guru hasil penelitian ini dan pencapaian hasil akhir
melaksanakan rancangan pembelajaran yang sudah siklus pertama dan kedua, peneliti meyakini
disusun dalam situasi pembelajaran yang adanya peningkatan kemampuan kognitif
kondusif, menyusun instrumen penelitian ( kisi- mengenal pola melalui kegiatan meronce di TK
kisi ). Guru mengamati proses pelajaran yang Batu Pole Tamo. Berdasarkan penelitian diatas,
berlangsung dengan menggunakan format dijabarkan keberhasilannya bahwa kemampuan
observasi. Pada tahap pertama guru anak pada proses pembelajaran meningkat dimana
meronce dengan 2 pola warna dari 50 % pada

300
Upaya Peningkatan Kemampuan....
Maria Ulfah
P ISSN 2548-6284 E ISSN 2615-0360
Vol. 7 No. 2 Juni 2023

siklus I menjadi 75 % dan meronce dengan 3 Jarwani. 2022. “Meningkatkan Kemampuan Mengenal
pola,bentuk dari 60 % pada siklus I menjadi 80%. Angka 1-10 pada Anak Usia 4-5 Tahun Melalui
Kegiatan Bermain Variatif dengan Media Loose.”
SIMPULAN Jurnal Pendidikan dan Perkembangan Anak 1(1).
Kemampuan dalam kognitif mengenal pola melalui Junil, Hera Andi, dan Fadhilah Latief. 2020.
kegiatan meronce dengan merjan pada pada anak “Peningkatan Kemampuan Motorik Halus Melalui
usia 4-5 tahun di TK Batu Pole Tamo mengalami Kegiatan Meronce Kelompok B Tk Islam
peningkatan di setiap pertemuan mulai dari siklus Nurussalam Kabupaten Maros.” Jurnal pemikiran
1 sampai siklus 2 pertemuan ke 5. Dalam kegiatan dan penelitian anak usia dini 6(2).
mengenal pola melalui meronce menggunakan Lathipah Hasanah, Shinta Agung. 2018. “Kemampuan
Media merjan, Guru mengawasi anak dan Pengenalan Geometri Melalui Kegiatan Bermain
mengevaluasi anak saat anak kegiatan meronce. Balok Anak Usia 5-6 Tahun.” Jurnal PAUD
Respon anak anak terhadap tersebut sangat baik. Agapedia 2(2).
Terbukti dari setiap pertemuan yang dilakukan Lolita, Indraswari. 2012. “Peningkatan Perkembangan
mulai siklus 1- siklus 2, antusias anak dalam Motorik Halus Anak Usia Dini Melalaui Kegiatan
mengenal pola semakin meningkat dengan hasil Mozaik Di Taman Kanak-Kanak Pembina
yang sesuai. Anak-anak semakin mengerti dan Agam.” Jurnal Pesona PAUD 1(1).
paham akan konsep mengenal pola, warna,maupun Oktafiani Anisa, Rakimahwati. 2023. “Penerapan
bentuk, serta bersemangat dalam mewarnai Kegiatan Meronce dalam Mengembangkan
gambar yang diberikan oleh guru, bersemangat Kemampuan Motorik Halus di Lembaga PAUD.”
dalam proses belajar mengajar yang dilakukan Jurnal Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
dikelas dalam peningkatan kognitif mengenal pola 7(2).
melalui kegiatan meronce menggunakan Media Sabaria, Agustina. 2018. “Meningkatkan Keterampilan
merjan.. Motorik Halus Anak Melalui Bermain Dengan
Barang Bekas.” Jurnal Ilmiah Potensia 3(1):24–
DAFTAR PUSTAKA 33.
Panitia Sertifikasi Guru Melalui PLPG Rayon. 2018. Sani Rumahenga, Adhe Kartika Rinakit. 2019.
Suplemen Bahasa Ajar PLPG 2017. Semarang: “Pengembangan Kit Meronce Pada Keterampilan
Universitas Negeri Semarang. Motorik Halus Anak Kelompok A Di TK Taman
Ceria Manyar Airdas Surabaya.” Jurnal PAUD
Aguss Rachmi Marsheilla. 2021. “Analisis
Teratai 8(03).
Perkembangan Motorik Halus Usia 5-6 Tahun
Pada Era New Normal.” Sport Science & Sujiono Yuliani Nurani. 2004. Metode perkembangan
Education Journal 2(1). Kognitif. Universitas terbuka. Jakarta
Ayu, Mulyawartini Gusti. 2019. “Melalui Kegiatan Utami, Elni Nur. 2008. “Upaya Meningkatkan
Meronce Bentuk Dan Warna Dapat Meningkatkan Kemampuan Kognitif Melalui Kegiatan
Kemampuan Motorik Halus Anak Pada Meronce.” JURNAL CERIA 1(1).
Kelompok B TK Harapan Kelayu.” Jurnal
Wahyuningrum Maria Dwi Sari, Watini Sri. 2022.
Edukasi dan Sains 1(1).
“Inovasi Model ATIK dalam Meningkatkan
Harisa, Riris. 2018. “Meningkatkan Kemampuan Motorik Halus pada Anak Usia Dini.” Jurnal
Kognitif dalam Mengenal Warna Melalui Media Obsesi : Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini
Lotto Warna.” : : Journal on Early Childhood 6(5):5384–96.
1(1).
Wayan, Pratiwi Ni, Darsana Mita, dan Putra I. Ketut
Isnawati, dan Muhammad Sapii Harahap. 2022. “No Adnyana I Wayan. 2017. “Pengaruh Metode
TMelatih Motorik Halus Anak Melalui Kegiatan Pemberian Tugas Berbantuan Media Ronce
Meronce Studi Kasus Lembaga Pendidikan Islam Terhadap Kemampuan Motorik Halus Pada Anak
di Aceh Tengahitle.” Jurnal Pendidikan Guru Kelompok B TK Gugus Paud III Melati.” e-
Madrasah Ibtidaiyah III(2). Journal Pendidikan Anak Usia Dini Universitas
Pendidikan Ganesha 5(1).
Jalilah, Marhamah. 2008. “Kemampuan Kognitif Anak
Dalam Pemecahan Masalah Melalui Media Zaman, Badru. 2016. Media Pembelajaran
Monopoli.” Jurnal ceria 1(6).

301
Upaya Peningkatan Kemampuan....
Maria Ulfah
P ISSN 2548-6284 E ISSN 2615-0360
Vol. 7 No. 2 Juni 2023

302

Anda mungkin juga menyukai