Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidikan
yang diampu oleh:
Rangkuman
Disusun oleh:
Aditya Nur Ilyasa 1905231
2. Organisasi Informal
Sulit mendefinisikan organisasi informal akan tetapi keberadaan
dan karakteristiknya sangat akrab di tengah-tengah masyarakat kita.
Karakteristik organisa informal ini adalah adanya norma perilaku,
tekanan untuk menyesuaikan diri, dan adanya kepemimpinan informal.
Norma perilaku adalah standar perilaku yang diharapkan menjadi
perilaku bersama yang ditetapkan oleh kelompok dalam sebuah
kesepakatan sosial sehingga sanksinya pun berupa sangsi sosial.
Norma perilaku dalam organisasi informal tidak tertulis sebagaimana
organisasi formal, tetapi menjadi kesepakatan bersama diantara orang-
orang atau anggota kelompok/ organisasi.
Tekanan untuk menyesuaikan diri akan muncul apabila seseorang
akan bergabung dengan suatu kelompok informal. Tergabungnya
seseorang dalam kelompok informal bukan semata-mata fisik,
melainkan melibatka sosio-emosionalnya sehingga menjadi satu
kesatuan dan saling memiliki di antara anggota.
Kepemimpinan informal dalam organisasi informal menjadi salah
satu komponen yang sangat kuat mempengaruhi orang-orang di dalam
organisasi, bahkan dimungkinkan melebihi kepemimpinan dalam
organisasi formal. Pemimpin informal munculdari kelompok dan
membimbing serta mengarahkan melalui persuasi dan pengaruh.
Kepemimpinan semacam ini dapat dilihat dalam kepemimpinan adat
suku tertentu, kelompok, agama, dan lain-lain.
3. Organisasi Penyelenggara Pendidikan Nasional
Pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia terorganisasi
sebagaimana dapat dilihat dalam skema berikut.
D. Asas-asas dan Prinsip pengorganisasian
Asas Pengorganisasian:
1. Asas Pembagian Tugas
2. Asas keseimbangan wewenang dan tanggung jawab
3. Asas disiplin
4. Asas kesatuan komando
5. Asas mengutamakan kepentingan umum
6. Asas keadilan
7. Asas inisiatif
8. Asas kesatuan dan kebersamaan
Prinsip-prinsip pengorganisasian:
1. Tujuan organisasi sebagai acuan dalam proses menstrukturkan
kerja sama
2. Kesatuan tujuan, sasaran-sasaran unit kerja harus bermuara pada
tujuan organisasi
3. Kesatuan komando: struktur organisasi harus dapat
menggambarkan sumber kewenangan yang berhak menentukan
kebijakan
4. Span of control : harus memperhatikan batas kemampuan manajer
dalam mengkoordinasikan unit kerja yang ada
5. Pelimpahan wewenang: keterbatasan kemampuan manajer dalam
mengkoordinasikan unit kerja yang ada
6. Keseimbangan wewenang dan tanggung jawab, makin berat
tanggung jawab yang diberikan makin besar wewenang yang
dilimpahkan
7. Bertanggung jawab: meskipun sudah melimpahkan tanggung
jawab kepada staf, manajer tetap bertanggung jawab kepada apa
yang dilimpahkannya
8. Pembagian kerja: manajer harus dapat membagi habis semua
pekerjaan yang ada
9. The right-man on the right place : menetapkan personalia yang
sesuai dengan fungsi dan tugasnya
10. Hubungan kerja: merupakan rangkaian hubungan fungsional
(horizontal) dan hubungan tingkat kewenangan (vertikal)
11. Efisiensi: struktur organisasi mengacu pada pencapaian hasil yang
optimal
12. Koordinasi: rangkaian kerja sama perlu dikoordinasikan,
diintegrasikan, disederhanakan dan disinkrinisasikan.
Dengan demikian dapat ditegaskan disini, bahwa dalam proses
pengorganisasian, semua sumber daya organisasi diorganisir dan
digerakkan sesuai fungsi dan kewenangan masing-masing.
Di samping hal itu berbicara tentang manajemen lembaga pendidikan
tidak terlepas dari unsur-unsur yang membentuk budaya lembaga itu
sendiri. Salah satunya adalah lingkungan sekolah yang terdiri atas
lingkungan internal sekolah, misalnya tempat belajar mengajar, peran
penting dari keberadaan para pendidik dan anak didik atau ada guru dan
murid, para karyawan sekolah, alat-alat, dan fasilitas sekolah,
perpustakaan sekolah, dan aktivitas pembelajaran. Semua itu secara
keseluruhan terlibat langsung dalam suasana interaktif yang membentuk
kultur lembaga pendidikan. Adapun lingkungan lembaga pendidikan yang
bersifat eksternal adalah yang keberadaanya di luar lembaga, misalnya
lingkungan masyarakat, hubungan struktural sekolah dengan pemerintah
dan interaksi pihak lembaga dengan keluarga seluruh anak didik .