Anda di halaman 1dari 9

ORGANISASI PENDIDIKAN

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Pengelolaan Pendidikan
yang diampu oleh:

Rangkuman

Bapak Dr. Asep Sudarsyah, M.Pd

Disusun oleh:
Aditya Nur Ilyasa 1905231

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK OTOMOTIF


FAKULTAS PENDIDIKAN TEKNOLOGI DAN KEJURUAN
UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA
2021
A. Pengertian Organisasi Pendidikan
Istilah organisasi secara etimologi berasal dari bahasa latin
organum yang berarti alat. Sedangkan, organize (bahasa inggris) berarti
mengorganisasikan yang menunjukkan tindakan atau usaha untuk
mencapai sesuatu. Organizing (pengorganisasian) menunjukkan sebuah
proses untuk mencapai sesuatu. Organisasi sebagai salah satu fungsi
manajemen sesungguhnya telah banyak didefinisikan oleh para ahli.
Gibson at.almengartikan organisasi sebagai wadah yang memungkinkan
masyarakat dapat meraih hasil yang sebelumnya tidak dapat dicapai oleh
individu secara sendiri-sendiri. Robbins mendefinisikan organisasi
sebagai kesatuan (entity) social yang dikoordinasikan secara sadar dengan
batasan yang relative dapat diidentifikasi, yang bekerja atas dasar yang
relatif terus-menerus untuk mencapai suatu tujuan bersama atau
sekelompok tujuan. Sondang P. Siagian mengemukakan bahwa organisasi
adalah setiap bentuk persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja
bersama serta secara formal terikat dalam rangka pencapaian suatu tujuan
yang telah ditentukan dalam ikatan mana terdapat sesorang atau beberapa
orang yang disebut atasan dan seorang atau sekolompok orang yang
disebut “bawahan”. Prajudi Atmosudirjo mengemukakan bahwa organisasi
adalah struktur tata hubungan kerja antara sekelompok orang-orang
pemegang posisi yang bekerja sama secara tertentu untuk bersama-sama
mencapai suatu tujuan tertentu.
Hoy dan Miskel menelusuri kajian organisasi dalam tiga
pandangan, yaitu rational, natural, dan open system. Pandangan rasional:
organisasi merupakan instrument formal yang dibuat untuk mencapai
tujuan organisasi dan struktur merupakan aspek yang paling penting.
Pandangan natural: organisasi dipandang sebagai kelompok sosial khusus
yang bertujuan untuk pertahanan, orang-orang aspek yang paling penting.
Sedangkan, dalam pandangan open system, organisasi dipandang sebagai
sesuatu yang potensial untuk menggabungkan komponen rasional dan
natural dalam suatu kerangka dan memberikan satu pandangan yang lebih
lengkap.
Dari beberapa pengertian tersebut, organisasi adalah sebuah wadah,
tempat, atau system untuk melakukan kegiatan bersama untuk mencapai
tujuan yang diinginkan. Sedangkan, pengorganisasian (organizing)
merupakan proses pembentukan wadah atau system dan penyusunan
anggota dalam bentuk struktur organisasi untuk mencapai tujuan
organisasi.
Jika dikaitkan dengan pendidikan (organisasi pendidikan),
organisasi adalah tempat untuk melakukan aktivitas pendidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan. Sedangkan,
pengorganisasian pendidikan adalah sebuah proses pembentukan tempat
atau system dalam rangka melakukan kegiatan kependidikan untuk
mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan.
Unsur-unsur dasar yang membentuk sebuah organisasi adalah
sebagai berikut:
1. Adanya tujuan bersama. Organisasi mensyaratkan sesuatu yang akan
diinginkan, biasanya terumuskan dalam visi, misi, target, dan tujuan.
Tujuan inilah yang menyatukan berbagai unsur dalam organisasi.
2. Adanya kerja sama dua orang atau lebih. Organisasi terbentuk karena
adanya kerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan bersama.
3. Adanya pembagian tugas. Untuk efektifitas, efisiensi, dan
produktivitas organisasi dibutuhkan pembagian tugas.
4. Adanya kehendak untuk bekerja sama. Anggota organisasi mempunyai
kemauan atau kehendak untuk bekerja sama untuk mencapai tujuan
bersama.

B. Tujuan dan manfaat Organisasi Pendidikan


Pendidikan sebagai sebuah organisasi harus dikelola sedemikian
rupa agar aktivitas pelaksanaan program pendidikan dapat berjalan secara
efektif, efisien, dan produktif untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Dengan demikian, di antara tujuan dan manfaat organisasi
pendidikan sebagai berikut:
1. Mengatasi keterbatasan kemampuan, kemauan, dan sumber daya yang
dimilik dalam mencapai tujuan pendidikan.
2. Terciptanya efektifitas dan efisiensi organisasi dalam rangka mencapai
tujuan pendidikan.
3. Dapat menjadi wadah pengembangan potensi dan spesialisasi yang
dimilik.
4. Menjadi tempat pengembangan ilmu pengetahuan.
Di samping tentang tujuan dan manafaat adanya pengorganisasian di
lingkungan pendidikan, kita perlu memahami mengenai efektivitas
organisasi. Organisasi dinyatakan efektif apabila tujuan anggota organisasi
dan tujuan organisasi tercapai sesuai atau di atas target yang telah
ditetapkan. Artinya, baik pihak pelanggan internal maupun pihak
pelanggan eksternal organisasi merasa puas.

C. Jenis-Jenis Dan Tipe Organisasi


1. Organisasi Formal
Organisasi formal adalah organisasi yang dicirikan oleh struktur
organisasi. Keberadaan struktur organisasi menjadi pembeda utama
antara organisasi formal dan informal. Struktur organisasi formal
dimaksudkan untuk menyediakan penugasan kewajiban dan tanggung
jawab kepada personel dan membangun hubungan tertentu diantara
orang-orang pada berbagai kedudukan. Lembaga pendidikan (SD/MI,
SMP/MTs, SMU/MA) merupakan contoh organisasi formal.
Struktur dalam organisasi formal memperlihatkan unsur-unsur
administrasi sebagai berikut.
a) Kedudukan. Struktur menggambarkan letak atau posisi setiap
orang dalam organisasi.
b) Hierarki kekuasaan. Struktur digambarkan sebagai suatu rangkaian
hubungan antara satu orang dan orang lain dalam suatu organisasi.
c) Kedudukan garis dan staf. Organisasi garis menegaskan struktur
pengambilan keputusan, jalan permohonan, dan saluran
komunikasi resmi untuk melaporkan informasi dan mengeluarkan
instruksi, perintah, dan petunjuk pelaksana.
Bentuk atau skema struktur organisasi formal dapat berbentuk
pyramidal, mendatar, atau melingkar. Skeme-skema di bawah ini
adalah contoh skema struktur organisasi.

2. Organisasi Informal
Sulit mendefinisikan organisasi informal akan tetapi keberadaan
dan karakteristiknya sangat akrab di tengah-tengah masyarakat kita.
Karakteristik organisa informal ini adalah adanya norma perilaku,
tekanan untuk menyesuaikan diri, dan adanya kepemimpinan informal.
Norma perilaku adalah standar perilaku yang diharapkan menjadi
perilaku bersama yang ditetapkan oleh kelompok dalam sebuah
kesepakatan sosial sehingga sanksinya pun berupa sangsi sosial.
Norma perilaku dalam organisasi informal tidak tertulis sebagaimana
organisasi formal, tetapi menjadi kesepakatan bersama diantara orang-
orang atau anggota kelompok/ organisasi.
Tekanan untuk menyesuaikan diri akan muncul apabila seseorang
akan bergabung dengan suatu kelompok informal. Tergabungnya
seseorang dalam kelompok informal bukan semata-mata fisik,
melainkan melibatka sosio-emosionalnya sehingga menjadi satu
kesatuan dan saling memiliki di antara anggota.
Kepemimpinan informal dalam organisasi informal menjadi salah
satu komponen yang sangat kuat mempengaruhi orang-orang di dalam
organisasi, bahkan dimungkinkan melebihi kepemimpinan dalam
organisasi formal. Pemimpin informal munculdari kelompok dan
membimbing serta mengarahkan melalui persuasi dan pengaruh.
Kepemimpinan semacam ini dapat dilihat dalam kepemimpinan adat
suku tertentu, kelompok, agama, dan lain-lain.
3. Organisasi Penyelenggara Pendidikan Nasional
Pendidikan yang diselenggarakan di Indonesia terorganisasi
sebagaimana dapat dilihat dalam skema berikut.
D. Asas-asas dan Prinsip pengorganisasian
 Asas Pengorganisasian:
1. Asas Pembagian Tugas
2. Asas keseimbangan wewenang dan tanggung jawab
3. Asas disiplin
4. Asas kesatuan komando
5. Asas mengutamakan kepentingan umum
6. Asas keadilan
7. Asas inisiatif
8. Asas kesatuan dan kebersamaan
 Prinsip-prinsip pengorganisasian:
1. Tujuan organisasi sebagai acuan dalam proses menstrukturkan
kerja sama
2. Kesatuan tujuan, sasaran-sasaran unit kerja harus bermuara pada
tujuan organisasi
3. Kesatuan komando: struktur organisasi harus dapat
menggambarkan sumber kewenangan yang berhak menentukan
kebijakan
4. Span of control : harus memperhatikan batas kemampuan manajer
dalam mengkoordinasikan unit kerja yang ada
5. Pelimpahan wewenang: keterbatasan kemampuan manajer dalam
mengkoordinasikan unit kerja yang ada
6. Keseimbangan wewenang dan tanggung jawab, makin berat
tanggung jawab yang diberikan makin besar wewenang yang
dilimpahkan
7. Bertanggung jawab: meskipun sudah melimpahkan tanggung
jawab kepada staf, manajer tetap bertanggung jawab kepada apa
yang dilimpahkannya
8. Pembagian kerja: manajer harus dapat membagi habis semua
pekerjaan yang ada
9. The right-man on the right place : menetapkan personalia yang
sesuai dengan fungsi dan tugasnya
10. Hubungan kerja: merupakan rangkaian hubungan fungsional
(horizontal) dan hubungan tingkat kewenangan (vertikal)
11. Efisiensi: struktur organisasi mengacu pada pencapaian hasil yang
optimal
12. Koordinasi: rangkaian kerja sama perlu dikoordinasikan,
diintegrasikan, disederhanakan dan disinkrinisasikan.
Dengan demikian dapat ditegaskan disini, bahwa dalam proses
pengorganisasian, semua sumber daya organisasi diorganisir dan
digerakkan sesuai fungsi dan kewenangan masing-masing.
Di samping hal itu berbicara tentang manajemen lembaga pendidikan
tidak terlepas dari unsur-unsur yang membentuk budaya lembaga itu
sendiri. Salah satunya adalah lingkungan sekolah yang terdiri atas
lingkungan internal sekolah, misalnya tempat belajar mengajar, peran
penting dari keberadaan para pendidik dan anak didik atau ada guru dan
murid, para karyawan sekolah, alat-alat, dan fasilitas sekolah,
perpustakaan sekolah, dan aktivitas pembelajaran. Semua itu secara
keseluruhan terlibat langsung dalam suasana interaktif yang membentuk
kultur lembaga pendidikan. Adapun lingkungan lembaga pendidikan yang
bersifat eksternal adalah yang keberadaanya di luar lembaga, misalnya
lingkungan masyarakat, hubungan struktural sekolah dengan pemerintah
dan interaksi pihak lembaga dengan keluarga seluruh anak didik .

Anda mungkin juga menyukai