Anda di halaman 1dari 33

PAPER

ANALISIS DAN DESKRIPSI HASIL PERHITUNGAN UJI KORELASIONAL

( MATA KULIAH STATISTIKA EKONOMI )

DOSEN PENGAMPU:

Fachruddiansyah Muslim, S.Pd., M.Pd

DISUSUN OLEH :

Nadya Agustin Dwi Putri

NIM. A1A119047

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS JAMBI

2021
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ...........................................................................................................................ii


BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
1.1.Latar Belakang ..............................................................................................................1
1.2.Rumusan Masalah .........................................................................................................1
1.3.Tujuan Penulisan ...........................................................................................................2
1.4. Manfaat Penulisan ........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
2.1 Pengertian Korelasi........................................................................................................3
2.2 Arah Korelasi.................................................................................................................3
2.3 Peta Korelasi..................................................................................................................4
2.4 Angka Korelasi..............................................................................................................7
2.5 Teknik Analisis Korelasi................................................................................................9
2.6 Langkah-langkah Teknik Analisis Korelasi.................................................................26
2.7 Rancangan Teknik Analisis Korelasi..........................................................................28
BAB III PENUTUP................................................................................................................30
3.1 KESIMPULAN.................................................................................................................30
3.2 SARAN..............................................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................31

i
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Dalam kehidupan tidak ada manusia yang bisa hidup sendiri, pasti tergantung
atau berhubungan dengan yang lain. Baik itu berhubungan dengan sesama manusia,
maupun dengan alam sekitar.

Misalnya: Kalau kita ingin hidup sehat banyak faktor yang berkaitan/
berpengaruh, antara lain: lingkungan rumah, jam istirahat, jam kerja, cuaca dll.

Konsep pemikiran tentang hubungan adalah untuk menjawab pertanyaan tentang


apakah kemunculan suatu gejala akan diikuti oleh gejala-gejala lain, atau lebih spesifik
apakah perubahan suatu variabel akan diikuti oleh perubahan variabel lain. Perubahan
suatu variabel diikuti oleh perubahan variabel lain menandakan adanya hubungan
(korelasi) antar variabel.

1.2 Rumusan Masalah


2. Bagaimana menjelaskan konsep korelasi ?

3. Bagaimana menjelaskan macam-macam korelasi ?

4. Apakah perbedaannya dari setiap macam-macam korelasi ?

5. Bagaimana menjelaskan teknik-teknik korelasi?

6. Bagaimana menjelaskan langkah - langkah teknik analisis korelasi?

7. Bagaimana menjelaskan rancangan teknik analisis korelasi?

8. Bagaimana menjelaskan kelebihan dan kekurangan teknik korelasi ?

1
1.3 Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisannya adalah Pembelajar mampu:


1. Menjelaskan konsep korelasi
2. Menjelaskan macam-macam korelasi dan perbedaannya
3. Menjelaskan teknik-teknik korelasi.
4. Menjelaskan langkah - langkah teknik analisis korelasi
5. Menjelaskan rancangan teknik analisis korelasi
6. Menjelaskan kelebihan dan kekurangan teknik korelasi.

1.4 Manfaat Penulisan


Adapun setelah disusunnya makalah ini, kami berharap dapat bermanfaat bagi
pembaca sebagaimana yang kami jadikan tujuan. Yakni memberikan informasi dan
pengetahuan tentang Analisis Korelasi, mengetahui beberapa masalah terkait dengan
penggolongan dan macam-macamnya, serta terpenuhinya tugas mandiri mata kuliah
Statistika Ekonomi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Korelasi

Kata “ korelasi” berasal dari bahasa inggris correlation. Dalam bahasa indonesiA
sering diterjemahkan dengan ; “ hubungan” atau “ saling hubungan” atau “ hubungan
timbal balik”. Dalam ilmu statistik istilah”korelasi” diberi pengertian sebagai hubungan
antardua variabel atau lebih”

Selain itu, Korelasi juga dapat diartikan sebagai salah satu teknik statistik yang
digunakan untuk untuk mencari hubungan antara dua variabel atau lebih yang sifatnya
kuantitatif. Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam salah satu teknik
pengukuran asosiasi / hubungan (measures of association).

2.2 Arah Korelasi

Hubungan antar variabel itu jika ditilik dari segi arahnya, dapat dibedakan
menjadi dua macam, yaitu hubungan yang sifatnya satu arah yang disebut korelasi positif
dan hubungan yang sifatnya berlawanan arah yang disebut korelasi negatif.

Disebut korelasi positif, jika dua variabel (atau lebih) yang berkorelasi, berjalan
paralel; artinya bahwa hubungan antardua variabel (atau lebih) itu menunjukkan arah
yang sama.

Contoh : kenaikan harga BBm yang diikuti dengan kenaikan ongkos angkutan. Disebut
korelasi negatif, jika dua variabel (atau lebih) yang berkorelasi itu berjalan dengan arah
yang berlawanan, bertentangan, atau berkebalikan.

Contoh : makin meningkatnya kesadaran hukum di kalangan masyarakat diikuti dengan


makin menurunnya angka kejahatan atau angka pelanggaran.

3
Bagan korelasi

Korelasi Positif Korelasi Negatif

Var X Var Y Var X Var Y

2.3 Peta Korelasi

Arah hubungan variabel yang kita cari korelasinya, dapat kita amati melalui
sebuah peta atau diagram yang dikenal dengan nama Peta Korelasi. Menurut Sudijono
(1987), Ciri yang terkandung pada peta korelasi itu adalah:

1. Jika korelasi antara variabel X dan variabel Y merupakan korelasi positif maksimal,
atau korelasi positif tertinggi, atau korelasi positif sempurna, maka pencarian titik
yang terdapat pada peta korelasi apabila dihubungkan antara satu dengan yang lain,
akan membentuk satu buah garis lurus yang condong ke arah kanan.

Diagram Korelasi Positif Maksimal

2. Jika korelasi antara variabel X dan variabel Y merupakan korelasi negatif maksimal
atau korelasi negatif tertinggi atau korelasi negatif sempurna maka pencaran titik yang
terdapat pada peta korelasi akan membentuk satu garis lurus dengan yang condong ke
arah kiri.

4
Diagram Korelasi Negatif Maksimal

3. Jika korelasi antara variabel X dan variabel Y termasuk korelasi positif yang tinggi
atau kuat, maka pencaran titik yang terdapat pada peta korelasi sedikit atau beberapa
mulai menjauhi garis lurus, yaitu titik-titik tersebut terpencar atau berada di sekitar
garis lurus tersebut dengan kecondongan ke arah kanan.

Diagram Korelasi Positif Tinggi

4. Jika korelasi antara variabel X dan variabel Y termasuk korelasi negatif yang tinggi
atau kuat, maka pencaran titik yang terdapat pada peta korelasi itu sedikit menjauhi
garis lurus dengan kecondongan ke arah kiri.

5
Diagram Korelasi Negatif Tinggi

5. Korelasi positif atau korelasi negatif yang menunjukkan korelasi yang rendah atau
kecil, maka pencaran titik yang terdapat pada peta korelasi akan semakin jauh tersebar
atau menjauhi dari garis lurus

Diagram Korelasi Positif Lemah

6
Diagram Korelasi negatif Lemah

2.4 Angka Korelasi

1. Pengertian

Sejauhmana tinggi-rendah, kuat-lemah, atau besar-kecilnya suatu korelasi dapat


diketahui dengan melihat angka korelasi hasil perhitungan yang dinamakan Angka
Indeks Korelasi atau Koefisien Korelasi. Angka Indeks Korelasi adalah suatu angka
yang dapat dijadikan petunjuk untuk mengetahui seberapa besar kekuatan korelasi di
antara variabel yang sedang dikorelasikan.

2. Lambangnya

Angka indeks korelasi biasanya diberi lambang dengan huruf tertentu. Misalnya rxy
sebagai lambang koefisien korelasi pada teknik korelasi Product Moment. Lambang
(Rho) sebagai simbol koefisien korelasi pada teknik korelasi Tata Jenjang. Lambang
(Phi) sebagai simbol koefisien korelasi Phi untuk variabel diskirt murni, Lambang C
atau KK sebagai koefisien korelasi pada teknik korelasi Kontigensi, dan lain – lain.

3. Besarnya

7
Besarnya angka indeks korelasi berkisar antara – 1,00 sampai dengan 1,00. Hasil
korelasi yang sempurna sebesar - 1,00 dan 1,00. Bila tidak ada korelasi maka angka
indeks korelasi menunjukkan angka 0. Apabila hasil perhitungan korelasi lebih dari ±
1,00, maka hal ini menunjukkan telah terjadi kesalahan dalam perhitungan. Untuk
memudahkan melakukan interpretasi, mengenai kekuatan hubungan antara dua
variabel, penulis memberikan kriteria sebagai berikut.(Sarwono : 2006)

0 : tidak ada korelasi antara dua variabel

0 – 0,25 : korelasi sangat lemah

0,25 – 0,5 : korelasi cukup

0,5 – 0,75 : korelasi kuat

0,75 – 0,99 : korelasi sangat kuat

1 : korelasi sempurna

4. Tandanya

Bila angka indeks korelasi bertanda minus (-) berarti korelasi tersebut mempunyai
arah korelasi negatif. Tanda – yang terdapat di depan angka indeks korelasi tidak
dapat diartikan bahwa korelasi antara variabel itu besarnya kurang dari nol, karena
angka indeks korelasi yang paling kecil adalah nol. Bila angka indeks korelasi diberi
tanda plus (+) atau tidak diberi tanda apapun menunjukkan arah korelasi tersebut
adalah korelasi positif. Hal yang perlu diingat bahwa tanda + dan – di depan angka
indeks korelasi itu bukanlah tanda aritmatika.

5. Fungsi dan Sifat hubungan


Hubungan antara dua variabel dapat dinyatakan dalam dua fungsi yaitu fungsi
matematis dan fungsi statistic. Dalam fungsi matematis, bila terjadi perubahan pada
suatu variabel selalu diikuti perubahan pada variabel lainnya.
Angka indeks korelasi yang diperoleh dari proses perhitungan itu bersifat relatif, yaitu
angka yang fungsinya melambangkan indeks hubungan antar variabel yang dicari
korelasinya. Jadi, angka indeks korelasi itu bukanlah angka yang bersifat eksak atau
angka yang merupakan ukuran pada skala linier yang memiliki unit-unit yang sama
besar. Misalkan angka indeks korelasi antara variabel X dan variabel Y sebesar 0,80 (r xy

8
= 0,80), dan angka indeks korelasi antara variabel Y dan variabel Z sebesar 0,20 (ryz =
0,20). Hal ini tidak dapat dikatakan bahwa r xy sebesar 4 kali ryz.

2.5 Teknik Analisis Koresional


1. Pengertian
Teknik analisis korelasi ialah teknik analisis statistik mengenai hubungan antardua
variabel atau lebih.
2. Tujuannya
Teknik analisis korelasional memiliki tiga macam tujuan, yaitu :
1) Ingin mencari bukti (berlandasan pada data yang ada), apakah memang benar
antara variabel yang satu dan variabel yang lain terdapat hubungan atau korelasi.
2) Ingin menjawab pertanyaan apakah hubungan antar variabel itu ( jika memang ada
ubungannya ) termasuk hubungan yang kuat, cukupan, ataukah lemah.
3) Ingin memperoleh kejelasan dan kepastian ( secara matematik ) apakah hubungan
antar variabel itu merupakan hubungan yang berarti atau menyakinkan ( signifikan
) ataukah hubungan yang tidak berarti atau tidk meyakinkan.

3. Penggolongannya

Teknik analisis korelasional dapat dibedakan menjadi dua golongan yaitu teknik
analisis korelasional bivariat dan teknik analisis korelasional multivariat.

1) Teknik Analisis Koresional Bivariat ialah teknik analisis korelasi yang


mendasarkan diri pada dua buah variabel. Contoh : Korelasi antara prestasi belajar
dalam bidang studi Agama Islam (Variabel X) dan sikap keagaman siswa
(Variabel Y).

2) Teknik Analisis Koresional Multivariat ialah teknik analisis korelasi yang


mendasarkan diri pada lebih dari dua variabel. Contoh : Korelasi antara sikap
Keagaman Siswa (Variabel X1) dengan Suasana Keagaman di lingkungan
Keluarga (Variabel X2), Lingkungan Keagamaan Siswa di Masyarakat (Variabel
X3), Tingkat Pengetahuan Agama Orang Tua Siswa (Variabel X4, dan Prestasi
Belajar Siswa dalam bidang studi Agama Islam (Variabel X5).

4. Cara mencari korelasi pada teknik analisis korelasional bivariat

9
Sebagaimana dikemukakan oleh borg dan gall dalam bukunya educational research
terdapat 10 macam teknik perhitungan korelasi yang termasuk dalam teknik analisis
korelasional bivariat yaitu :

1) Teknik Korelasional Produk Momen (Product Moment Correlation)


2) Teknik Korelasional Tata Jenjang (Rank Different Correlation atau Rank Order
Correlation)
3) Teknik korelasional Koefisien Phi (Phi Coeffisient Correlation)
4) Teknik Korelasional Kontingensi (Contingency Coefficient Correlation)
5) Teknik Korelasional Poin Biserial (Point Biserial Correlation)
6) Teknik Korelasinal Biserial (Biserial Correlation)
7) Teknik Korelasional Kendall Tau (Kendall’s Tau Correlation)
8) Teknik Korelasional Rasio (Correlation Ratio)
9) Teknik The Widespread Correlation
10) Teknik Korelasional Tetrakorik (Tetrachoric Correlation)

A. Teknik Korelasi Product Moment

1. Pengertiannya

Product moment correlation – atau lengkapnya product of the moment correlation


– adalah salah satu teknik untuk mencari korelasi antar dua variabel yang kerap
kali digunakan.

2. Penggunaannya

Teknik korelasi product moment kita pergunakan apabila kita berhadapan dengan
keyataan berikut ini :

1) Variabel yang kita korelasikan berbentuk gejala atau data yang bersifat
kontinu.
2) Sampel yang diteliti mempunyai sifat homogen, atau setidak – tidaknya
mendekati homogenya.
3) Regresinya merupakan regresi linear

3. Lambangnya

10
Kuat lemah atau tinggi rendahnya korelasi antardua variabel yang sudah kita teliti
dapat diketahui dengan melihat besar kecilnya angka indeks korelasi, yang pada
teknik korelasi product moment diberi lambang “r” ( sering disebut”r” product
moment). Angka indeks korelasi Product Moment ini diberi indeks dengan huruf
kecil dari huruf – huruf yang dipergunakan untuk dua buah variabel yang sedang
dicari korelasinya. Jadi apabila variabel pertama diberi lambang x dan variabel
kedua diberi lambang y, maka angka indeks korelasinya dinyatakan dengan
lambang 𝑟𝑥𝑦 .

4. Cara Mencari Angka Indeks Korelasi Product Moment

Ada berapa macam cara yang dapat dipergunakan untuk mencari angka indeks
korelasi produk moment yaitu : Apabila data yang dihadapi adalah data tunggal
yamg number of casesnya < 30 :

1) Dengan cara menghitung deviasi standarnya lebih dahulu


2) Dengan cara yang lebih tingkat, yaitu tanpa menghitung deviasi standarnya
3) Dengan cara memperhitungkan skor – skor aslinya atau ukuran – ukuran
kasarnya
4) Dengan cara memperhitung mean 9 yaitu mencari nalia rata – rata hitung dari
variabel yang dicari korelasinya )
5) Dengan cara memperhitungkan selisih dviasi dan variabel yan dikerolesasikan,
terhadap meannya
6) Dengan cara memperhitungkan selisih dari masing – masing skor aslinya atau
angka kasarnya.
5. Cara Memberikan Interprestasi terhadap Angka Indeks Korelasi “r” Product
Moment
Terhadap angka indeks korelasi yang telah diperoleh dari perhitungan (proses
komputasi ) kita dapat memberikan interpretasi atau penafsiran tertentu. Dalam
hubungan ini ada dua macam cara dapat kita tempuh yaitu :
1) Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product moment
secara kasar atau dengan sederhana.
2) Memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi “r” product moment
dengan jalan berkorealitasi ( berkonsultasi ) pada tabel nilai “r” product
moment.

11
Prosedur yang kita lalui, yakni :
a. Merumuskan (membuat) hipotesis alternatif (Ha) dan hipotesis nihil atau
hipotesis nol (H₀).
b. Menguji kebenaran atau kepalsuan dari hipotesis yang telah kita ajukan di atas
tadi. (maksudnya : manakah yang benar Ha atau H₀).

6. Contoh Cara Mencari (Menghitung) dan Memberikan Interpretasi terhadap Angka


Indeks Korelasi “r” Product Moment

A. Cara Mencari (menghitung) dan memberikan interpretasi terhadap angka


indeks korelasi “r” product moment untuk data tunggal dimana N < 30 dengan
terlebih dahulu memperhitungkan Deviasi Standarnya

1. Rumus

∑𝑥𝑦
𝑟𝑥𝑦 =
𝑁𝑆𝐷𝑥 𝑆𝐷𝑦

Dimana : 𝑟𝑥𝑦 = angka indeks korelasi antara variabel X dan variabel Y

∑𝑥𝑦 = jumlah dari hasil perkalian antara deviasi skor – skor variabel
x dari skor – skor variabel

𝑆𝐷𝑥 = deviasi standar dari variabel x

𝑆𝐷𝑦 = deviasi standar dari variabel y

N = number of cases

2. Langkahnya
1) Menyiapkan tabel kerja atau tabel perhitungan yang terdiri dari 8
kolom. Kolom 1 : Subjek penelitian, kolom 2 : skor variabel x, kolom 3
: skor variabel y, kolom 4 : deviasi skor x terhadap mean grupnya
(Mx), kolom 5 : deviasi skor y terhadap mean grupnya (My), kolom 6 :
hasil perkalian deviasi x dan deviasi y, kolom 7 : hasil pengkuadratan
deviasi x, kolom 8 : hasil pengkuadratan deviasi y.
2) Menghitung mean dari variabel x dan y dengan rumus :
∑𝑋 ∑𝑌
𝑀𝑥 = 𝑀𝑦 =
𝑁 𝑁

12
3) Menghitung deviasi standar variabel x dan y dengan rumus :
∑𝑋 ∑𝑌
𝑆𝐷𝑥 = √ 𝑁 𝑆𝐷𝑦 = √ 𝑁

B. Cara mencari (menghitung dan memberikan interpretasi terhadap angka indeks


korelasi “r” product moment untuk data tunggal dimana N < 30, dengan tidak
mencari deviasi standarnya

1. Rumus

∑𝑥𝑦
𝑟𝑥𝑦 =
√(∑𝑥2 )(∑𝑦2 )
Dimana :

𝑟𝑥𝑦 = angka indeks korelasi antara variabel X dan variabel Y

∑𝑥 2 = jumlah deviasi skor x setelah terlebih dahulu dikuadratkan

∑𝑦 2 = jumlah deviasi skor y setelah terlebih dahulu dikuadratkan

2. Langkahnya
1) Menyiapkan tabel kerja atau tabel perhitungan seperti pada A sub 2a,
2) Mencari deviasi skor x terhadp Mx dan skor y terhadap My dengan
rumus : x = X – Mx , y = Y – My
3) Menghitung angka indeks korelasi dengan rumus pada nomor 1.

C. Cara mencari (menghitung) angka indeks korelasi “r” product moment di


mana N < 30, dengan mendasarkan diri pada skor aslinya atau angka kasarnya

1. Rumus

𝑁∑𝑋𝑌 − (∑𝑋)(∑𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√𝑁∑𝑋2 − (∑𝑋2 )(𝑁∑𝑌2 − (∑𝑌2 )

Dimana :

𝑟𝑥𝑦 = angka indeks korelasi antara variabel X dan variabel Y

N = number of cases

13
∑𝑋𝑌 = jumlah hasil perkalian antara skor x dan skor y

∑𝑋 = jumlah seluruh skor x

∑𝑌 = jumlah seluruh skor y

2. Langkah
1) Menyiapkan tabel kerja atau tabel perhitungan yang terdiri dari 6 kolom.
Kolom 1, 2 dn 3 sama seperti sebelumnya sedangkan kolom 4 : hasil
perkalian deviasi x dan deviasi y, kolom 5 : hasil pengkuadratan deviasi
x, kolom 6 : hasil pengkuadratan deviasi y.
2) Menghitung angka indeks korelasi dengan rumus pada nomor 1.

D. Cara mencari (menghitung) Angka Indeks Korelasi “r” Product Moment di


mana N < 30, dengan memperhitungkan Meannya

1. Rumus

∑𝑋𝑌 − 𝑁. 𝑀𝑥. 𝑀𝑦
𝑟𝑥𝑦 =
2 2
√∑𝑋2 − 𝑁. 𝑀𝑥) (∑𝑌2 − 𝑁. 𝑀𝑦)

Dimana :

𝑟𝑥𝑦 = angka indeks korelasi antara variabel X dan variabel Y

N = number of cases

∑𝑥 2 = jumlah deviasi skor x setelah terlebih dahulu dikuadratkan

∑𝑦 2 = jumlah deviasi skor y setelah terlebih dahulu dikuadratkan

Mx = mean dari skor variabel x

My = mean dari variabel y

𝑀𝑦 2 = kuadrat dari mean skor variabel y

2. Langkah

1) Menyiapkan tabel kerja atau tabel perhitungan seperti pada C sub 2a.

2) Menghitung mean dari variabel x dan y dengan rumus :

14
∑𝑋 ∑𝑌
𝑀𝑥 = 𝑀𝑦 =
𝑁 𝑁

3) Menghitung angka indeks korelasi dengan rumus pada nomor 1.

B. Teknik Korelasi Tata Jenjang (= Teknik korelasi Rank Order = Rank Order
Correlation = Rank Difference Correlation)

1. Pengertian

Teknik korelasi tata jenjang dalam dunia statistik dikenal sebagai teknik analisis
koelasional yag paling sederhana jika dibandingkan dengan teknik analisis
korelasinal lainnya.

2. Penggunaanya

Teknik ini akan efektif digunakan apabila subjek yang dijadikan sampel dalam
penelitian N antara 10 – 29. Selain itu, teknik ini juga digunakan untuk mencari
koefisien korelasi antara data ordinal dan data ordinal lainnya. Teknik ini dapat
digunakan untuk data interval, tetapi sebelumnya telah diubah menjadi data
ordinal.

3. Lambangnya

Pada teknik ini, angka indeks korelasi dilambangkan dengan huruf ρ (baca: rho)
dengan angka indeks korelasi berkisar antara 0,00 sampai dengan +1,00.

4. Rumusnya

Rumus korelasi ini dikembangkan oleh Charles Spearman.

6 ∑𝐷2 6 ∑𝐷2
ρ=1− atau ρ=1−
𝑁 (𝑁2 − 1) (𝑁3 − 𝑁)

Keterangan:
ρ = angka indeks korelasi tata jenjang 1dan 6 = bilangan konstan
D = perbedaan antara pasangan jenjang, D = R1 – R2
N = Jumlah individu dalam sampel

15
Langkah penggunaan rumus ini sama dengan yang ditempuh oleh rumus-rumus
korelasi poduct moment. Namun penggunaannya, rumus ini dibedakan antara
penggunaan untuk data ordinal dan untuk data interval yang telah berubah menjadi
data ordinal, akan tetapi bentuk rumusnya tetap seperti itu, perbedaannya adalah
pada tabel kerja yang digunakan.

5. Cara memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi tata jenjang

Untuk memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi tata jenjang,


terlebih dahulu kita rumuskan hipotesis alternatif dan hipotesis nol – nya

6. Contoh cara mencari menghitung dan memberikan interpretasi terhadap angka


indeks korelasi tata jenjang. Ada tiga macam cara mencari ( menghitung )
Rho,yaitu :

1) Cara mencari ( menghitung ) dan memberikan interpretasi terhadap angka


indeks korelasi tata jenjang, yang tidak terdapat urutan yang kembar.

2) Cara mencari ( menghitung ) dan memberikan interpretasi terhadap angka


indeks korelasi tata jenjang, yang tidak terdapat urutan yang kembar dua.

3) Cara mencari ( menghitung ) dan memberikan interpretasi terhadap angka


indeks korelasi tata jenjang, yang tidak terdapat urutan yang kembar tiga atau
lebih dari tiga.

C. Teknik Korelasi Phi (Phi Coefficient Correlation)

1. Pengertiannya

Teknik korelasi phi adalah salah satu teknik analisis korelasional yang
dipergunakan apabila data yang dikorelasikan adalah data yang benar – benar
dikotomik ( terpisah atau dipisahkan secara tajam ) dengan istilah lain ; variabel
yang dikorelasikan itu adalah variabel diskrit murni ; misalnya : laki – laki –
perempuan, hidup – mati, lulus – tidak lulus, menjadi pengurus organisasi – tidak
menjadi pengurus organisasi mengikuti bimbingan tes – tidak mengikuti
bimbingan tes, dan seterusnya. Apabila variabelnya bukan merupakan variabel

16
diskrit, maka variabel tersebut terlebih dahulu harus diubah menjadi variabel
diskrit.

2. Lambangya

Besar kecil, kuat lemahnya, atau tingi rendahnya, korelasi antar dua variabel yang
kita selidiki korelasinya, pada teknik korelasi phi ini, ditunjukkan oleh besar
kecilnya angka indeks korelasi yang dilambangkan dengan huruf φ ( phi ) yang
besarnya berkisar antara 0,00 samapai dengan + 1,00.

3. Rumusnya
(𝑎𝑑−𝑏𝑐)
Rumus pertama : 𝜑=
√(𝑎+𝑏)(𝑎+𝑐)(𝑏+𝑑)(𝑐+𝑑)

Rumus ini kita pergunakan apabila dalam menghitung atau mencari 𝜑 kita
mendasarkan diri pada frekuensi dari masing – masing sel yang terdapat dalam
tabel kerja (tabel perhitungan).

𝛼𝛿−𝛽𝛾
Rumus kedua : 𝜑=
√(𝑝)(𝑞)(𝑝′ )(𝑞′)

Rumus ini kita pergunakan apabila dalam menghitung 𝜑 kita mendasarkan diri

pada nilai proporsinya.

χ2
Rumus ketiga : 𝜑= √
𝑁

Rumus ini kita pergunakan apabila dalam mencari 𝜑 kita terlebih dahulu
menghitung kai kuadrat (χ2 ); kai kuadrat itu diperoleh dengan rumus :

(𝑓0− 𝑓𝑡 )2
χ2 = ∑ dengan : 𝑓0 = frekuensi yang diperoleh dalam penelitian
𝑓𝑡

𝑓𝑡 = frekuensi secara teoritik

4. Cara memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi phi ( 𝜑 )

Pada dasarnya, phi merupakan product momen correlation. Oleh karena itu, dapat
diinterpretasikan dengan cara yang sama dengan “r” Product Moment dari

17
Pearson.
∑𝑥𝑦
𝑟𝑥𝑦 =
√(∑𝑥2 )(∑𝑦2 )

5. Contoh cara mencari (menghitung) angka indeks korelasi Phi

1) Cara mencari angka indeks korelasi phi dengan mendasarkan diri pada
frekuensi dari masing – masing sel yang terdapat dalam tabel kerja (tabel
(𝑎𝑑−𝑏𝑐)
perhitungan). 𝜑=
√(𝑎+𝑏)(𝑎+𝑐)(𝑏+𝑑)(𝑐+𝑑)

2) Cara mencari angka indeks korelasi phi dengan mendasarkan diri pada nilai
𝛼𝛿−𝛽𝛾
proporsinya. 𝜑=
√(𝑝)(𝑞)(𝑝′ )(𝑞′)

3) Cara mencari (menghitung) angka indeks korelasi phi dengan

χ2
memperhitungkan kai kuadradat. 𝜑= √
𝑁

4) Cara mencari ( menghitung ) angka indeks korelasi phi dalam keadaan khusus

𝛼𝛿 − 𝛽𝛾
𝜑=
√(𝑝)(𝑞)

D. Teknik Korelasi Koefisien Kontingensi

1. Pengertiannya
Teknik korelasi koefisien kontingensi adalah salah satu teknik analisis
korelasional bivariat, yang dua buah variabel yang dikorelasikan adalah berbentuk
kategori atau merupakan gejala ordinal. Misalnya : tingkat pendidikan, tinggi,
menengah, rendah : pemahaman terhadap ajaran Agama Islam: baik, cukup,
kurang, dan sebagainya.

2. Lambangnya

Kuat lemah, tinggi – rendah, atau besar – kecilnya korelasi antar dua variabel
yang sedang kita selidiki korelasinya, dapat diketahui dari besar – kecilnya angka

18
indeks korelasi yang disebut coefficient contingency, yang umumnya diberi
lambang dengan huruf C atau KK ( singkatan dari koefisien kontingensi).

3. Rumusnya

χ2
∁=
χ2 + 𝑁
(𝑓0 − 𝑓𝑡 )2
χ2 dapat diperoleh dengan menggunakan rumus : χ2 = ∑
𝑓𝑡

4. Cara memberikan interpretasi terhadap angka indeks korelasi kontingensi


Pemberian interpretasi terhadap angka indeks korelasi kontingensi C atau KK itu
adalah dengan jalan terlebih dahulu menubah harga C menjadi phi, dengan
𝐶
mempergunakan rumus : 𝜑=
√1−𝐶 2
Setelah harga 𝜑 diperoleh, selanjutnya kita konsultasikan dengan tabel nilai “r”
Product Moment dengan df sebesar N – nr. Jika angka indeks korelasi yang kita
peroleh dalam perhitungan (dalam hal ini adalah C yang telah diubah menjadi phi
dan dianggap “ 𝑟𝑥𝑦 “) itu sama dengan atau lebih besar daripada 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka
hipotesis nihil ditolak dan apabila lebih kecil daripada 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka hipotesis nihil
diterima atau disetujui.
5. Contoh cara mencari ( menghitung ) angka indeks korelasi kontingensi
Misalkan akan diteliti, apakah terdapat korelasi positif yang signifikan antara
semangat berolah – raga dan kegairahan belajar. Sejumlah 200 orang subjek
ditetapkan sebagai sampel penelitian. Hasil pengumpulan data menunjukan angka
sebagaimana tertera pada tabel dibawah ini.

19
E. Teknik Korelasi Poin Biseral

1. Pegertian Dan Penggunanya


Teknik korelasi point biserial ( point biserial correlation ) adalah salah satu teknik
analisis korelasional bivariat yang biasa dipergunakan untuk mencari korelasi
antara dua variabel
Variabel 1 berbentuk variabel kontinum ( misalnya : skor hasil tes ) sedangkan
Variabel 2 berbentuk variabel diskrit murni ( misalnya betul atau salahnyacalon
dalam menjawab butir – butir soal tes ).
Teknik analisis koresional poin biseral ini juga dapat dipergunakan untuk menguji
validity item (validitas soal) yang telah diajukan dalam tes, dimana skor hasil tes
untuk tiap butir soal dikorelasikan dengan skor hasil tes secara totalitas.

2. Lambangnya

Angka indeks korelasi yang menunjukan keeratan hubungan antara variabel yang
satu dengan variabel yang lain, pada teknik korelasi ini dilambangkan dengan :
𝑟𝑝𝑏𝑖

3. Rumusnya

𝑀𝑝 − 𝑀𝑡 𝑝
𝑟𝑝𝑏𝑖 = √
𝑆𝐷𝑡 𝑞

Dimana :

𝑟𝑝𝑏𝑖 = angka indeks korelasi poin biseral

𝑀𝑝 = mean skor yang dicapai oleh peserta tes yang menjawab betul, yang sedang
dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan.

𝑀𝑡 = mean skor total, yang berhasil dicapai oleh seluruh peserta tes.

𝑆𝐷𝑡 = deviasi standar total (dari skor total)

P = proporsi peserta tes yang menjawab betul terhadap butir soal yang sedang
dicari korelasinya dengan tes secara keseluruhan.

20
4. Cara memberikan interpretasi terhadap angka indeks poin beserial

Untuk memberikan interpretasi terhadap 𝑟𝑝𝑏𝑖 , kita pergunakan tabel nilai “r”
product moment, dengan terlebih dahulu mencari df-nya ( df = N – nr ). Jika
𝑟𝑝𝑏𝑖 yang kita peroleh dalam perhitungan ternyata sama dengan atau lebih besar
daripada 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 , maka kita dapat mengambil kesimpulan bahwa kedua variabel
yang sedang kita cari korelasinya, ternyata secara signifikan memang berkorelasi.
Jika 𝑟𝑝𝑏𝑖 lebih kecil daripada 𝑟𝑡𝑎𝑏𝑒𝑙 berarti tidak ada korelasi yang signifikan

5. Contoh cara mencari ( menhitung ) angka indeks korelasi poin biserial

Sebagai salah satu contoh, misalnya dalam suatu penelitian yang antara lain
bertujuan untuk menuji validitas soal yang telah dikeluarkan dalam tes ( bila soal
yang dikeluarkan dalam tes tersebut berbentuk tes obkjektif ) sejumlah 10 orang
calon (testee) dihadapakan kepada 10 butir soal ; skor yang berhasil dicapai testee
adalah sebagai berikut : (catatan : pada contoh ini testee yang menjawab butir soal
dengan betul diberi skor 1, sedangkan tastee yang menjawab salah diberi skor
nol.

F. Teknik Korelasinal Biserial (Biserial Correlation)

1. Pengertian dan Penggunaannya


Korelasi biserial merupakan alat yang paling sering digunakan dalam dunia
pendidikan, dimana korelasi ini melihat hubungan antara skor atau hasil jawaban
pada masing-masing item pertanyaan yang diberikan dalam tes.Korelasi biserial
efektif diberikan pada tipe tes multiple choice atau pilihan berganda tetapi bisa
juga untuk tipe tes lainnya.Hasilnya para pendidik dapat mengetahui karaktristik
siswa dalam memberikan jawaban terhadap soal tes yang kita berikan.
Korelasi biserial dapat digunakan untuk melihat fenomena dalam pola jawaban
siswa, seringkali pengajar dihadapkan pada kenyataan bahwa siswa tertentu
akanmemberikan jawaban yang benar terhadap pertanyaan yang sulit dan
sebaliknya pada pertanyaan mudah ia akan memberikan jawaban yang salah.
Seperti halnya pada pengujian korelasi tentunya kita mengenal istilah koefisien
korelasi dan nilai signifikansi atau p-value. Prinsipnya sama saja, pada korelasi

21
biserial nilai koefisien yang besar dan positif akan mengindikasikan bahwa siswa
dapat menjawab dengan baik item pertanyaan tersebut, sebaliknya poin biserial
yang kecil mengindikasikan bahwa item pertanyaan tidak dapat dijawab dengan
baik oleh siswa.

G. Teknik Korelasional Kendall Tau (Kendall’s Tau Correlation)

1. Pengertian dan Penggunaanya

Korelasi Kendall Tau merupakan statistik nonparametrik. Korelasi ini digunakan


pada data sama seperti data yang digunakan pada korelasi spearman yaitu
sekurang-kurangnya data ordinal.

2. Lambangnya

Simbol yang biasa digunakan pada ukuran populasinya adalah (tau) dan ukuran
sampelnya adalah T .

3. Rumusnya

Formula T adalah sebagai berikut:

dimana:

S adalah total skor seluruhnya (grand total), yang merupakan jumlah skor urutan
kewajaran pasangan data pada salah satu variabel. Jika urutan ranking wajar diberi
skor +1, jika urutan ranking tdk wajar diberi skor –1.N adalah banyaknya
pasangan ranking.

22
Pada contoh ini, ranking pada variabel X yang diurutkan sehingga ranking pada
variabel Y mengikuti dan akan dicari nilai skor sebenarnya (S).

Mencari nilai S (lihat ranking Y):

H. Teknik Korelasional Rasio (Correlation Ratio)


Interval/Rasio
1. Product Momen
2. Korelasi Parsial
3. Korelasi Ganda

23
Rumusnya korelasi ganda…
Angka yang menggambarkan arah dan kuatnya hubungan antara dua (lebih)
variabel secara bersama-sama dengan variabel lainnya

RyX1X2 =
r 2 yx1  r 2 yx 2  2ryx1ryx 2 rx1x 2
1  r 2 x1x 2
Di mana :
Ryx1x2 : korelasi antara X1 dan X2 bersama-sama dengan Y
ryx1 : korelasi product moment Y dengan X1
ryx2 : korelasi product moment Y dengan X2
rx1x2 : korelasi product meoment X1 dengan X2

36

Korelasi Parsial
Mengetahui hubungan antara variabel independen dengan variabel
dependen, dengan salah satu variabel independen dianggap tetap
(dikendalikan)

Rumusnya…
ryx1  ryx2 rx1x2
Ry.x1x2 =
1  r 2 x1x2 1  r 2 yx2

Korelasi parsial antara X1 dengan Y; dengan X2


dianggap tetap.
37

I. Teknik The Widespread Correlation

Sering terjadi dalam penelitian yang membutuhkan pengamatan seperti cenderung


memberikan nilai rata-rata dari pada menilai sangat baik atau sangat buruk.Sehingga
digunakan teknik the widespread correlation. Dengan Rumus :

24
J. Teknik Korelasional Tetrakorik (Tetrachoric Correlation)

Teknik korelasi tetrakorik digunakan apabila dua variabel yang dikorelasikan sama-
sama merupakan variabel dikotomi.Bedanya, pada korelasi tetrakorik data bersifat
dikotomi buatan, sedangkan pada korelasi phi data bersifat dikotomi murni.Mula-
mula datanya merupakan data kontenum yang sebenarnya dikelompokkan menjadi
dua kelompok yaitu:

a. Subjek yang menguasai materi

b. Subjek yang tidak menuasai materi

dengan rumus sebagai berikut :

1) Mencari nilai phi dengan rumus :


𝑎𝑑−𝑏𝑐
Ø = (𝑎+𝑏)(𝑐+𝑑)(𝑏+𝑑)

2) Menentukan besarnya korelasi tetrakorik dengan rumus :


rt : Sinus (Ø 90º)
3) Menentukan korelasi dan menguji korelasi tetrakorik dengan rumus :

r = korelasi tetrakorik x faktor koreksi x faktor koreksi

4) Tes signifikan dari koreksi tetrakorik digunakan teknik Chi kuadrat


diperoleh dari rumus X² = ز .N dengan derajat bebas (db) = 1. Rumus chi
kuadrat :
𝑁 ( 𝑎𝑑−𝑏𝑐 )2
X² = (𝑎+𝑏)(𝑐+𝑑)(𝑏+𝑑)

Keterangan :

25
X² : Chi kuadrat
N : Jumlah Sampel
A,b,c,d : Frekuensi tiap-tiap sampel tabel 2 x 2
5) Untuk menentukan diterima atau tidaknya hipotesa yang diajukan, diuji
dengan taraf signifikasi 5%.
Untuk mengetahui tingkat korelasi yang terjadi didasarkan pada koefisien
korelasi sebagai berikut :

a. 0,80 - 1,00 = korelasi yang sempurna

b. 0,60 - 0,80 = korelasi yang tinggi

c. 0,40 - 0,60 = korelasi yang sedang

d. 0,20 - 0,40 = korelasi yang rendah tapi ada

e. 0,00 - 0,20 = korelasi yang sangat rendah

(Winarno Surachman,1995:302)

2.6 Langkah-langkah Teknik Analisis Korelasi

Pada dasarnya, penelitian korelasi baik relasional, prediktif, maupun multivariat,


melibatkan perhitungan korelasii antara variabel yang kompleks (variabel kriteria)
dengan variabel lain yang dianggap mempuyai hubungan (variabel prediktor). Untuk
menguji hubungan tersebut, langkah-langkah yang ditempuh sama meski detail masing-
masing langkah untuk keduanya berbeda, terutama dalam pengumpulan dan analisis data.

1. Penentuan masalah
Sebagaimana dalam setiap penelitian, langkah awal yang harus dilakukan peneliti
adalahmenentukan masalah penelitian yang akan menjadi fokus studinya. Dalam
penelitian korelasional, masalah yang dipilih harus mempunyai nilai yang berarti
dalam pola perilaku fenomena yang kompleks yang memrlukan
pemahaman.Disamping itu, variabel yang dimasukkan dalam penelitian harus
didasarkan pada pertimbangan, baik secara teoritis maupun nalar, bahwa variabel
tersebut mempunyai hubungan tertentu.Hal ini biasanya dapat diperoleh berdasarkan
hasil penelitian yang terdahulu atau terdahulu.

26
2. Penentuan subyek
Subyek yang dilibatkan dalam penelitian ini harus dapat diukur dalam variabel-
variabel yang menjadi fokus penelitian.Subyek tersebut harus relatif homogen dalam
faktor-faktor di luar variabel yang diteliti yang mungkin dapat mempengaruhi variabel
terikat.Bila subyek yang dilibatkan mempunyai perbedaan yang berarti dalam faktor-
faktor tersebut, korelasi antar variabel yang diteliti menjadi kabur. Untuk mengurangi
heterogenitas tersebut, peneliti dapat mengklasifikasikan subyek menjadi beberapa
kelompok berdasarkan tingkat faktor tertentu dan, kemudian menguji hubungan antar
variabel penelitian untuk masing-masing kelompok.
3. Pengumpulan data
Berbagai jenis instrumen dapat digunakan untuk mengukur dan mengumpulkan data
masing-masing variabel, seperti angket, tes, pedoman interview dan pedoman
observasi, tentunya disesuaikan dengan kebutuhan.Data yang dikumpulkan dengan
instrumen-instrumen tersebut harus dalam bentuk angka. Dalam penelitian relasional,
pengukuran variabel dapat dilakukan dalam waktu yang relatif sama.
4. Analisis data
Pada dasarnya, analisis dalam penelitian korelasional dilakukan dengan cara
mengkorelasikan hasil pengukuran suatu variabel dengan hasil pengukuran variabel
lain. Dalam penelitian relasional, teknik korelasi bivariat, sesuai dengan jenis datanya,
digunakan untuk menghitung tingkat hubungan antara vaiabel yang satu dngan yang
lain.
Namun demikian, dapat pula digunakan analisis korelasi biasa bila hanya melibatkan
dua variabel.Bila melibatkan lebih dari dua variabel, misalnya untuk menentukan
apakah dua variabel prediktor atau lebih dapat digunakan untuk memprediksi variabel
kriteria lebih baik daripada bila digunakan secara sendiri-sendiri, teknik analisis
regresi ganda, multiple regresion atau analisis kanonik dapat digunakan.Hasil analisis
tersebut biasanya dilaporkan dalam bentuk nilai koefisien korelasi atau koefisien
regresi serta tingkat signifikansinya, disamping proporsi variansi yang disumbangkan
oleh variabel bebas terhadap variabel terikat.

27
2.7 Rancangan Teknik Analisis Korelasi

Teknik analisi korelasional mempunyai berbagai jenis rancangan, yaitu:

1. Korelasi Bivariat
Rancangan teknik analisis penelitian korelasi bivariat adalah suatu rancangan
penelitian yang bertujuan untuk mendeskripsikan hubungan antara dua
variabel.Hubungan antara dua variabel diukur.Hubungan tersebut mempunyai
tingkatan dan arah.
Tingkat hubungan (bagaimana kuatnya hubungan) biasanya diungkapkan dalam
angka antar -1,00 dan +1,00, yang dinamakan foefisien korelasi. Korelasi zero (0)
mengindikasikan tidak ada hubungan. Koefisien korelasi yang bergerak ke arah -1,00
atau +1,00, merupakan korelasi sempurna pada kedua ekstrem.
Arah hubungan diindikasikan olh simbol “-“ dan “+”. Suatu korelasi negatif berarti
bahwa semakin tinggi skor pada suatu variabel, semakin rendah pula skor pada
variabel lain atau sebaliknya. Korelasi positif mengindikasikan bahwa semakin tinggi
skor pada suatu variabel, semakin tinggi pula skor pada variabel lain atau sebaliknya.
2. Regresi dan Prediksi
Jika terdapat korelasi antara dua variabel dan kita mengetahui skor pada salah satu
variabel, skor pada variabel kedua dapat diprediksikan.Regresi merujuk pada seberapa
baik kita dapat membuat prediksi ini. Sebagaimana pendekatan koefisien korelasi baik
-1,00 maupun +1,00, prediksi kita dapat lebih baik.
3. Regresi Jamak (Multiple Regresion)
Regresi jamak merupakan perluasan regresi dan prediksi sederhana dengan
penambahan beberapa variabel.Kombinasi beberapa variabel ini memberikan lebih
banyak kekuatan kepada kita untuk membuat prediksi yang akurat.Apa yang kita
prediksikan disebut variabel kriteria (criterion variable). Apa yang kita gunakan untuk
membuat prediksi, variabel-variabel yang sudah diketahui disebut variabel prediktor
(predictor variables).
4. Analisis Faktor
Prosedur statistik ini mengidentifikasi pola variabel yang ada.Sejumlah besar variabel
dikorelasikan dan terdapatnya antarkorelasi yang tinggi mengindikasikan suatu faktor
penting yang umum.
5. Rancangan korelasional yang digunakan untuk menarik kesimpulan kausal

28
Terdapat dua rancangan yang dapat digunakan untuk membuat pernyataan-pernyataan
tentang sebab dan akibat menggunakan metode korelasional.Rancangan tersebut
adalah rancangan analisis jalur (path analysis design) dan rancangan panel lintas-akhir
(cross-lagged panel design).
Analisis jalur digunakan untuk menentukan mana dari sejumlah jalur yang
menghubungkan satu variabel dengan variabel lainnya.Sedangkan desain panel lintas
akhir mengukur dua variabel pada dua titik sekaligus.
6. Analisis sistem (System Analysis)
Desain ini melibatkan penggunaan prosedur matematik yang kompleks/rumit untuk
menentukan proses dinamik, seperti perubahan sepanjang waktu, jerat umpan balik
serta unsur dan aliran hubungan.

29
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Korelasi merupakan hubungan antara dua kejadian dimana kejadian yang satu
dapat mempengaruhi eksistensi kejadian yang lain. Adapun tujuannya adalah mengolah
data hasil dari penelitian korelasional untuk menguji ada tidaknya hubungan itu dan
mengungkapkan seberapa besar kekuatan hubungan antarvariabel yang dimaksud .
Terdapat 10 macam teknik perhitungan korelasi yang termasuk dalam teknik
analisis korelasional bivariat yaitu :
1. Teknik Korelasional Produk Momen (Product Moment Correlation)
2. Teknik Korelasional Tata Jenjang (Rank Different Correlation atau Rank Order
Correlation)
3. Teknik korelasional Koefisien Phi (Phi Coeffisient Correlation)
4. Teknik Korelasional Kontingensi (Contingency Coefficient Correlation)
5. Teknik Korelasional Poin Biserial (Point Biserial Correlation)
6. Teknik Korelasinal Biserial (Biserial Correlation)
7. Teknik Korelasional Kendall Tau (Kendall’s Tau Correlation)
8. Teknik Korelasional Rasio (Correlation Ratio)
9. Teknik The Widespread Correlation
10.Teknik Korelasional Tetrakorik (Tetrachoric Correlation

3.2 Saran

Paper ini kami susun agar memberikan manfaat yang besar bagi para pembaca.
Kami berharap makalah ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian sehingga dapat
memberikan lebih kejelasan bagi para pembaca tentang sub bab yang telah kami bahas.
Kemudian menurut hemat kami, makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Untuk itu
kami berharap kesedian bagi para pembaca untuk memberikan kritik dan saran yang
bersifat membangun, penulis harapkan semoga menjadi hasil yang terbaik dan lebih
sempurna di kemudian hari.

30
DAFTAR PUSTAKA

Abidin, Muhammad Zainal. 2008. Penelitian Korelasional. (artikel). Dalam


www.Muhammad Zainal Abidin Personal Blog.htm.di akses tanggal 13 Desember 2021.

Atmodjo, J. Tri. 2005. Modul Penelitian Korelasi (artikel). Jakarta: Fikom Universitas
Mercubuana Jakarta

Emzir.2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Kualitatif dan Kuantitatif. Jakarta: PT Raja


Grafindo Pergoda.

Nurgiantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra edisi ketiga.
Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Sukardi.2004. Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta: Bumi


Aksara.

Syamsuddin dan Vismaia S. Damaianti. 2009. Metodologi Penelitian Pendidikan Bahasa.


Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Shavelson, R. J. (1996). Statistical Reasoning for theBbehavioral Sciences.


Boston: Allyn and Bacon.
Sudijono, A. (2004). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers.
Sutrisno Hadi. (1987). Statistik. Jilid II. Yogyakarta: Fakultas Psikologi UGM.

31

Anda mungkin juga menyukai