Anda di halaman 1dari 8

UJI KORELASI

A..Pengertian Korelasi

Korelasi adaalah istilah statistika yang menunjukkan adanya hubungan antara dua
variabel atau lebih serta besarnya hubungan tersebut tanpa memperhatikan variabel
mana yang menjadi peubah. Hal ini berarti bahwa korelasi tidak menunjukkan
hubungan sebab akibat akibat suatu hubungan. Apabila dipahami sebagai suatu
hubungan sebab akibat, hal itu bukan karena koefisien korelasinya diketahui melainkan
karena rujukan teori atau logika yang memaknai hasil perhitungan. Oleh karena itu
analisis korelasional mensyaratkan acuan teori yang mendukung adanya hubungan
sebab akibat dalam variabel-variabel yang dianalisa hubungannya.
Analisis korelasional bertujuan untuk mengetahui kekuatan atau keeratan hubungan
antara dua variabel. Dalam melakukan analisis korelasional
langkah awal yang perlu dilakukan adalah mengidentifikasi variabel yang hendak di
korelasikan. Identifikasi dilakukan untuk menentukan posisi variabel apakah sebgai
variabel X (pengaruh) dan variabel Y (terpengaruh). Hubungan yang hendak diuji juga
harus didasarkan pada landasan teoritik dan logika yang kuat. Artinya hubungan yang
diuji harus benar-benar logis dan masuk akal.

B. Manfaat Korelasi

Ada beberapa manfaat dalam mempelajari korelasi yakni sebagai penentuan


adanya hubungan serta besarnya hubungan antara variabel dapat diketahui, sebab
koefisien korelasi merupakan ukuran yang dapat menjelaskan besar kecilnya hubungan.
Dengan mengetahui adanya hubungan, maka prediksi terhadap variabel lainnya dapat
dilakukan dengan bantuan garis regresi.

C. Arah Korelasi

Korelasi mempunyai kemungkinan pengujian hipotesis dua arah. Dikatakan


korelasi searah jika koefisien korelasi ditemukan positif, sebaliknya dikatakan tidak
searah jika koefisien korelasinya ditemukan negatif.
1. Korelasi Positif

Korelasi positif terjadi jika antara dua variabel atau lebih berjalan paralel atau
searah yang berarti jika variabel X mengalami kenaikan maka variabel Y juga
mengalami kenaikan.

Contoh Korelasi Positif

 Jika dilakukan penambahan pupuk (X), maka produksi tanaman akan


meningkat (Y)
 Semakin luas lahan yang ditanami coklat (X) maka produksi coklat akan
meningkat

Korelasi positif terdiri atas beberapa macam, yaitu sebagai berikut:


a. Korelasi positif maksimal

Korelasi positif maksimal atau korelasi positif sempurna


yaitu jika pencaran titik yang terdapat pada peta korelasi, apabila dihubungkan
antara satu dengan yang lainnya akan membentuk satu garis lurus yag condong ke
arah kanan.
b. Korelasi positif tinggi atau kuat

Korelasi positif tinggi atau kuat yaitu jika pencaran titik yangterdapat pada
peta korelasi sedikit atau beberapa mulai menjauhi garislurus, terpencar atau
berada di sekitar garis lurus tersebut dengankecondongan arah ke kanan.

c. Korelasi positif rendah atau korelasi positif kecil

Korelasi positif rendah atau korelasi kecil yaitu jika pencaran titik yang
terdapat pada peta korelasi semakin jauh terpencar atau menyebar menjauhi garis
lurus dengan kecondongan arah kekanan.

2. Koefisien Negatif

Koreasi negatif terjadi jika antara dua variabel atau lebih berlawanan
berarti jika variabel X mengalami kenaikan maka variabel Y mengalami
penurunan atau sebaliknya.

Contoh Korelasi Negatif

 Apabila harga barang (X) meningkat maka kemungkinan permintaan terhadap


barang tersebut mengalami penurunan.
Korelasi negative juga terdiri atas beberapa macam, yaitu sebagai berikut :

a. Korelasi negatif maksimal

Korelasi negatif maksimal atau korelasi negatif sempurna yaitu


jika pencaran titik yang terdapat pada peta korelasi, apabila dihubungkan antara
satu dengan yang lainnya akan membentuk satu garis lurus yang condong ke arah
kiri.

b. Korelasi negatif tinggi atau kuat

Korelasi negatif tinggi atau kuat yaitu jika pencaran titik yang terdapat pada
peta korelasi sedikit atau beberapa mulai menjauhi garis lurus, terpencar atau
berada di sekitar garis lurus tersebut dengan kecondongan arah ke kiri.

c. Korelasi negatif rendah atau korelasi negatif kecil

Korelasi negatif rendah atau korelasi negatif kecil yaitu jika pencaran titik
yang terdapat pada peta korelasi semakin jauh terpencar atau menyebar menjauhi
garis lurus dengan kecondongan arah kekanan.

D. Bentuk Korelasi

1. Korelasi Linear

Suatu korelasi dikatakan linear jika semua titik (x,y) pada diagram pencar
mendekati bentuk garis lurus dan jika arah perubahan kedua variabel sama.

Jika X naik, maka Y juga naik.

2. Korelasi Non Linear

Suatu korelasi dikatakan linear jika semua titik (x,y) pada diagram pencar tidak
membentuk garis lurus.

3. Korelasi Negatif

Suatu korelasi dikatakan negative jika arah perubahan variabel tidak sama.

Jika X naik, Y turun.


E. Cara Mengetahui Ada Tidaknya Korelasi

Teknik untuk mengetahui ada atau tidaknya korelasi antara 2 variabel dapat
dilakukan melalui beberapa cara,yaitu membuat diagram pencar dan menghitung
koefisien korelasi.

1. Diagram Pencar (Scatter Plot)

Untuk menunjukkan ada tidaknya hubungan (korelasi) antara 2 variabel (X dan


Y) yaitu dengan menggunakan diagram pencar. Diagram pencar adalah sebaran
nilai-nilai dari variabel – variabel pada sumbu x dan y. Tujuan dari diagram
pencar ini adalah untuk mengetahui apakah titik-titik koordinat pada sumbu x dan
y, adan apa pola yang terbentuk dari sebaran tersebut. Dari diagram pencar tersebut
dapat dibuat sebuah garis yang kira-kira membagi dua titik-titik koordinat pada
kedua sisi garis. Dari garis tersebut dapat diketahui korelasi antara kedua variabel.
Jika garis mengarah keatas berarti korelasi positif, jika arah garis menurun berarti
korelasi negatif. Jika tidak dapat dibuat sebuah garis maka tidak ada korelasi,dan
jika titik-titik tepat melalui garisnyaberarti korelasi sempurna

Manfaat Diagram Pencar

 Membantu menunjukkan apakah terdapat hubungan yang bermanfaat antara


dua variabel
 Membantu menetapkan tipe persamaan yang menunjukkan hubungan antara
dua variabel tersebut

Berbagai bentuk diagram pencar


2. Koefisien Korelasi

Koefisien korelasi adalah indeks atau bilangan yang digunakan


untuk mengukur keeratan (kuat, lemah, atau tidak ada) hubungan antar variabel.
Koefisien korelasi dari suatu perhitungan berkisar antara +1 dan -1

a. Koefisien korelasi yang bertanda (+) atau sama dengan +1 menunjukkan


arah korelasi yang positif. Artinya kedua variabel mempunyai hubungan yang
kuat.

b. Korelasi yang bertanda (-) menunjukan arah hubungan yang negatif.


Artinya kedua variabel memiliki hubungan yang tidak kuat.
c. Koefisien korelasi bernilai 0, menunjukan tidak adanya hubungan antara
variabel satu dengan variabel lainnya.

F. Standar Error Estimasi

Dalam menggunakan persamaan korelasi untuk melakukan suatu perkiraan,


terdapat satu pertanyaan penting mengenai seberapa kuat hubungan antar variable
bebas dan terikatnya; atau dengan kata lain, seberapa besar derajat ketergantungannya
(dependability) hasil perkiraan tersebut.

Ukuran yang mengindifikasi derajat variasi sebaran data di sekitar garis dapat
menunjukkan seberapa besar derajat keterikatan perkiraan yang diperoleh dengan
menggunakan persamaan tersebut. Ukuran ini dinamakan sebagai standar error estimasi.
Dalam definisi yang lebih tepat standar error estimasi estimasi (sy,x) adalah deviasi
standar yang memberikan ukuran penyebaran nilai-nilai yang teramati di sekitar garis,
dirumuskan sebagai berikut:

G. Analisis Korelasi Product Moment

Korelasi product moment merupakan pengukuran parametrik yang akan


menghasilkan koefisien korelasi yang berfungsi untuk mengukur kekuatan hubungan
linear antar dua variabel. Jika hubungan dua variabel tidak linier, maka koefisien
korelasi product moment tersebut tidak mencerminkan kekuatan hubungan dua
variabel yang sebdang diteliti, meskipun kedua variabel mempunyai hubungan
kuat. Korelasi product moment dilambangkan dengan ”p” jika diukur dalam populasi,
dan dilambangkan dengan “r” jika diukur dalam sampel. Korelasi
product moment memiliki jarak antara -1 sampai dengan +1. Jika koefisien korelasi
adalah -1 maka kedua variabel yang diteliti mempunyai hubungan linier sempurna
negatif. Jika koefisien korelasi adalah +1 maka kedua variabel yang dapat diteliti
mempunyai hubungan linier sempurna positif. Sedangkan jika koefisien korelasi
menunjukan angka 0, maka tidak terdapat hubungan antara dua variabel yang dikaji.

Data yang digunakan dalam korelasi product moment sebaiknya


memenuhi persyaratan sebagai berikut :

1. Berskala interval.

2. Variabel X dan Y harus bersifat independen satu dengan yang lainnya.

3. Variabel harus kuantitatif simetris.

Anda mungkin juga menyukai