3.1.1. Alat 1) Oven 2) Rotary evaporator 3) Cawan 4) Botol 5) Tensiometer 6) Gelas kimia 7) Gelas ukur 8) Spatula 9) Blender 10) Neraca analitik 3.2.2. Bahan 1) Daun matoa 100 gram 2) Pelarut metanol 5 liter
3.2. Prosedur Percobaan
1) Daun matoa ditimbang lalu dikeringkan. 2) Oven diatur temperaturnya 40oC, sampai daun kering. 3) Jumlah kehilangan air dihitung, ulangi sampai berat daun matoa tidak berubah lagi atau kering. 4) Blender hingga halus sampai berupa bubuk (seperti bubuk kopi). 5) Bubuk disimpan pada tempat tertutup, jangan kena kena sinar matahari. 6) Selanjutnya ambil bubuk daun matoa sebanyak 100 gr larutkan dalam 2 liter metanol selama 48 jam lalu saring. 7) Filtrat dimasukkan dalam rotary evaporator secara bertahap untuk memisahkan methanol sehingga didapatkan ekstrak pekat pada temperatur 60oC. 8) Ekstrak dikeringkan menggunakan oven, lakukan seperti tahap no.3 sampai kering, lalu ditimbang. 9) Produk disimpan dibotol yang gelap dan suhu ruangan 10) Proses diulangi seperti tahap no.6 (remaserasi) untuk bubuk daun matoa yang sudah diekstrak tadi, didiamkan selama 24 jam. Tujuannya untuk mengecek seluruh flavonoid, fenol, tannin sudah kita dapatkan. 3.3 Blok Diagram
Timbang daun matoa, kemudian oven 40oC hingga
kering
Hitung jumlah kehilangan air, ulangi sampai berat daun
matoa tidak berubah lagi
Blender halus sampai berupa bubuk dan simpan di tempat
tertutup dan terhindar dari sinar
Larutkan 100 gr bubuk daun matoa ke dalam 2 liter
methanol selama 48 jam, lalu disaring
Masukkan filtrate ke rotary evaporator secara bertahap
untuk mendapatkan ekstrak pekat pada 60oC
Keringkan ekstrak dengan oven, ulangi tahap 3 lalu
timbang
Simpan produk dalam botol gelap pada suhu ruangan
Ulangi tahap 6 untuk bubuk yang sudah diekstrak,
diamkan selama 24 jam
Gambar 3.1. Blok Diagram Prosedur Percobaaan Biopestisida