DISUSUN OLEH:
1
2
1.4. Manfaat
1) Menambah informasi tentang faktor faktor yang mempengaruhi besarnya
proses laju evaporasi
2) Menambah pengetahuan tentang tipe-tipe evaporator yang biasanya
digunakan dalam industri
3) Mampu memahami desain evaporator efek tunggal dan efek multiple
4) Menambah informasi tentang prinsip dan cara kerja evaporator
5) Mampu memahami rekompresi uap yang ada di evaporator
6) Menambah pengetahuan tentang proses evaporasi pada power plant
7) Menambah wawasan tentang pengaplikasian evaporator
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Evaporasi
2.1.1. Pengertian Evaporasi
Evaporasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses operasi dimana suatu
larutan akan dipisahkan berdasarkan sifat volatilitas. Evaporasi dilakukan dengan
menguapkan sebagian dari pelarut, sehingga didapatkan larutan zat cair pekat
yang konsentrasinya lebih tinggi. Dalam evaporasi, sisa penguapan adalah zat cair
yang sangat viskos dan bukan zat padat. Selain itu, evaporasi juga berbeda dengan
destilasi, karena uapnya komponen tunggal. Meskipun uap tersebut merupakan
campuran, pada proses evaporasi ini hanya berlangsung untuk pemekatan larutan,
bukan pembuatan zat padat atau kristal. Selama proses evaporasi, harus diberikan
kalor untuk menyediakan energi yang diperlukan untuk mengubah komponen
volatil menjadi fase gas (Setyawan dan Sujati ,2017).
Tujuan penguapan adalah untuk memekatkan larutan yang terdiri dari zat
terlarut yang tidak mudah menguap dan zat yang mudah menguap. Dalam
sebagian besar penguapan, pelarutnya adalah air. Penguapan dilakukan dengan
menguapkan sebagian pelarut untuk menghasilkan larutan pekat dari cairan
kental. Penguapan berbeda dari pengeringan karena residunya adalah cairan
terkadang cairan yang sangat kental dan bukan padat.(Mc Cabe, dkk, 1993).
Cairan kental akan menjadi produk utama dalam penguapan dan uapnya
terkondensasi lalu dibuang. Air yang mengandung mineral sering diuapkan untuk
memberikan produk yang bebas dari kandungan padatan digunakan untuk umpan
boiler, untuk persyaratan proses khusus, atau untuk konsumsi manusia.Teknik ini
sering disebut destilasi air, tetapi secara teknis itu adalah penguapan. Proses
penguapan skala besar telah dikembangkan dan digunakan untuk memperoleh
kembali air yang dapat diminum dari air laut. Di sini air yang terkondensasi
adalah produk yang diinginkan (Mc Cabe, dkk, 1993).
Metode penguapan yang paling umum digunakan dalam industri adalah
proses evaporasi vakum, hal ini dapat terjadi karena dalam kondisi tersebut suhu
3
4
normal diatur sesuai dengan keinginan serta dalam kondisi vakum sehingga akan
menjaga kandugan produk tidak hilang atau rusak dengan tujuan utamanya untuk
tidak mengubah kandungan dari suatu produk tersebut, proses penguapan vakum
dengan pemanasan dapat menguapkan lebih banyak uap air daripada proses yang
dilakukan secara konvensional dalam waktu yang sama (Nisa, 2018).
2.1.2 Faktor yang mempengaruhi Evaporasi
Beberapa faktor yang mempengaruhi besarnya proses laju evaporasi atau
penguapan, yaitu pantulan sinar matahari, kondisi suatu wilayah, karena semakin
rendah daerah itu maka semakin panas dan menyebabkan penguapan semakin
besar, kandungan unsur kimia yang terkandung di dalam air, luas dari penampang
dan kedalaman permukaan, kelembaban,karena semakin lembab maka semakin
kecil juga penguapannya. Proses evaporasi bisa juga dipengaruhi oleh faktor
lainnya seperti musim,keadaan kondisi geografis wilayah tersebut, rentang waktu
dan masih banyak lagi yang bisa mempengaruhi laju evaporasi,evaporasi bisa
dikatakan proses yang cukup rumit untuk dilakukan perhitungan dan pengukuran.
Salah satu faktor penting dalam proses pengembangan sumber daya air, evaporasi
juga dapat mempengaruhi besarnya kapasitas dari suatu pompa untuk melakukan
irigasi, penggunaan untuk tanaman dan debit pada aliran sungai mengalir.
2.2. Evaporator
2.2.1. Pengertian Evaporator
Evaporator adalah alat penukar kalor yang memegang peranan penting
dalam siklus refrigerasi, dengan prinsip kerja mendinginkan media sekitar. Pada
evaporator terjadi proses penguapan dimana refrigerant mengalami perubahan dari
fasa cair menjadi fasa uap. Proses ini terjadi secara serentak dengan penyerapan
panas dari udara dan objek pendingin sekitar evaporator, sehingga kondisi suhu
udara dan objek pendingin mengalami penurunan.(Faozan, 2015).
Pada dasarnya, evaporator terdiri dari penukar panas tertutup dalam ruang
besar, penukar panas non kontak menyediakan sarana untuk mentransfer panas
dari uap bertekanan rendah ke produk. Produk di dalam ruang evaporasi disimpan
dalam ruang hampa udara. Kehadiran vakum menyebabkan perbedaan suhu antara
uap dan produk meningkat, dan produk mendidih pada suhu yang relatif rendah,
5
pelat datar dan lain-lain, ketiga media pemanas ini akan dibawa secara kontak
langsung dengan cairan penguapan. (shah dan Bhagchandani,2012).
dan menerima panas juga dari bleed point atau dari boiler secara langsung.
Pemilihan jumlah efek terkait erat dengan hubungan antara biaya tetap dan biaya
pengoperasian uap. Evaporator multi-efek dengan umpan paralel tidak harus
memiliki semua efek secara bersamaan dalam operasi dan karenanya dapat
disesuaikan jika permintaan untuk air suling bervariasi (Q.Kern,1983).
2.7.3. Evaporator transformator panas
Evaporator transformator panas adalah sistem efek tunggal dari satu atau
lebih shells yang menerima uap paralel dari pembuangan turbin tekanan tinggi
atau mesin bertekanan tinggi. Tujuan dari jenis evaporator ini untuk mengembun
uap dari boiler bertekanan tinggi yang telah melewati turbin bertekanan tinggi dan
masuk ke dalam evaporator. Kondensat kemudian dikembalikan langsung ke ketel
bertekanan tinggi dengan penambah tekanan, sehingga menjaga sirkuit bertekanan
tinggi tetap tertutup dan terus menerus disuplai dengan air dan uap ketel
bertekanan tinggi. Instalasi boiler bertekanan tinggi sangat dipengaruhi oleh sikuit
ini. Dengan kondensasi uap buangan dari turbin bertekanan tinggi yang sebagian
besar tidak dikembalikan ke sistem evaporator. (Q.Kern,1983).
2.7.4. Penyuling air mineral
Air laut mengandung sekitar tiga persen padatan menurut beratnya sekitar
34.000 ppm dibandingkan dengan 340 ppm dalam kandungan air tawar. Proses
untuk menguapkan hanya dapat dilakukan sekitar sepertiga dari umpan yang
masuk. Sisanya, akan mengandung sekitar 90 persen penguapan itu biasanya
sekitar 5 persen padatan atau 51.000 ppm, dibuang ke laut. Karena besarnya
proses blowdown, penggunaan dari sistem vakum dengan suhu penguapan rendah
ini sangatlah diinginkan, karena suhu rendah juga menguntungkan untuk tingkat
penskalaan yang rendah, tidak seperti evaporator dalam daya stasioner.
13
14