NIM : 11170163000057
ANALISIS KORELASI
1. Ingin mencari bukti (berlandasan pada data yang ada), apakah memang benar antara variabel
yang satu dan variabel yang lain terdapat hubungan atau korelasi.
2. Ingin menjawab pertanyaan apakah hubungan antar variabel itu (jika memang ada
hubungannya ) termasuk hubungan yang kuat, cukupan, ataukah lemah.
3. Ingin memperoleh kejelasan dan kepastian (secara matematik) apakah hubungan antar variabel
itu merupakan hubungan yang berarti atau menyakinkan (signifikan) ataukah hubungan yang
tidak berarti atau tidak meyakinkan.
Arah korelasi hubungan antar variabel dari segi arah, dibedakan menjadi dua macam, yaitu :
B. Peta Korelasi
Merupakan arah hubungan variabel yang akan dicari korelasinya, dapat diamati melalui
sebuah peta atau diagram. Dalam peta korelasi, dapat dilihat pencaran titik atau momen dari
variabel yang sedang dicari korelasinya, maka dapat disebut juga sebagai Scatter Diagram
(Diagram Pencaran Titik).
1. Korelasi Positif Maksimal
Jika korelasi antara variabel X dan variabel Y merupakan korelasi positif
maksimal, atau korelasi positif tertinggi, atau korelasi positif sempurna, maka pencarian
titik yang terdapat pada peta korelasi apabila dihubungkan antara satu dengan yang lain,
akan membentuk satu buah garis lurus yang condong ke arah kanan.
C. Angka Korelasi
Angka Indeks Korelasi (Coefficient Of Correlation) merupakan tinggi – rendah, kuat –
lemah, atau besar kecilnya suatu korelasi yang dilihat melalui suatu angka (koefisien). Lambang
angka korelasi, diberikan lambing tertentu.
𝑟𝑥𝑦 = Koefisiensi korelasi antara variabel X dan variabel Y : dua variabel yang
dikorelasikan. x = X – M dan y = Y – M
∑ 𝑥𝑦 = Jumlah perkalian x dan y
1) Menentukan variabel.
2) Buatlah tabel penolong yang mengandung unsur-unsur atau faktor-faktor yang
diperlukan dalam perhitungan korelasi sesuai dengan kebutuhan tabel Korelasi
Product Moment dengan Simpangan.
Mahasiswa ke- X Y x y xy 𝒙𝟐 𝒚𝟐
1
2
dst
𝑁 ∑ 𝑋𝑖 𝑌𝑖 − (∑ 𝑋𝑖 )(∑ 𝑌𝑖 )
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑁 ∑ 𝑋𝑖 2 − (∑ 𝑋𝑖 )2 }{𝑁 ∑ 𝑌𝑖 2 − (∑ 𝑌𝑖 )2 }
Keterangan :
1) Jika jumlah kredit mata kuliah yang diambil mahasiswa merupakan variabel X,
maka indeks prestasi merupakan variabel Y
2) Buatlah tabel penolong yang mengandung unsur-unsur atau faktor-faktor yang
diperlukan dalam perhitungan korelasi sesuai dengan kebutuhan tabel Korelasi
Product Moment dengan ANGKA KASAR.
3) Menjumlahkan subyek penelitian
4) Menjumlahkan variabel X dan variabel Y
5) Mengalikan antara variabel X dan variabelY
6) Mengkuadratkan variabel X dan menjumlahkannya
7) Mengkuadratkan variabel Y dan menjumlahkannya
8) Menyelesaikan rumus Korelasi Product Moment dengan angka kasar untuk
mencari koefisien korelasinya
6 ∑ 𝐷2
𝜌 = 1−
𝑁(𝑁 2 − 1)
Atau
6 ∑ 𝐷2
𝜌=1−
(𝑁 3 − 𝑁)
Keterangan :
𝜌 = Angka indeks korelasi tata jenjang
6&1 = Bilangakn konstan (tidak boleh diubah – ubah)
𝐷 = Difference, yaitu perbedaan antara urutan skor pada variabel pertama (R1)
dan urutan skor pada variabel kedua (R2), jadi D = R1 – R2
N = Number of Cases, dalam hal ini adalah banyaknya pasangan yang sedang
dicari korelasinya
Bila lebih dari 20%, rumus koeksian harus digunakan :
∑ 𝑥2 + ∑ 𝑦 2 − ∑ 𝑑2
𝑟𝑘 =
2√∑ 𝑥 2 × ∑ 𝑦 2
Dengan
𝑁(𝑁 2 − 1) 𝑡(𝑡 2 − 1)
∑ 𝑥2 = − ∑
12 12
2 2
𝑁(𝑁 − 1) 𝑡(𝑡 − 1)
∑ 𝑦2 = − ∑
12 12
t = banyak anggota kembar pada suatu perkembaran
450
∅= = 0,327
1374,7427
Setelah nilai ∅ diketahui dan untuk menemukan arti koefisien korelasi Phi tersebut, maka
peneliti hendaklah membandingkan nilai ∅ yang didapat dengan tabel kontingensi yang
dicari, dari nilai chi-square. Dalam hal ini ruus yang dapat digunakan untuk menentulan
nilai chi-square itu yaitu :
𝑥2
∅ = √ 𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑥 2 = ∅2 𝑁
𝑁
(Yusuf, A. Muri. 2017 : 279 – 280)
𝑥2
∅= √
𝑁
Kelebihan :
Kemampuannya untuk menyelidiki hubungan antara beberapa variabel secara
bersama-sama (simultan).
Mampu memberikan informasi tentang derajat (kekuatan) hubungan antara
variabel-variabel yang diteliti.
Kelemahan
Hasilnya cuma mengidentifikasi apa sejalan dengan apa, tidak mesti menunjukkan
saling hubungan yang bersifatkausal
Jika dibandingkan dengan penelitian eksperimental, penelitian korelasional itu
kurang tertib-ketat, karena kurang melakukan kontrol terhadapvariabel-
variabelbebas.
Pola saling hubungan itu sering tak menentu dan kabur
Sering merangsang penggunaannya sebagai semacam short-gun approach, yaitu
memasukkan berbagai data tanpa pilih-pilih dan menggunakan setiap interpretasi
yang berguna atau bermakna.
Interval/Rasio
a. Product Momen
b. Korelasi Parsial
Mengetahui hubungan antara variabel indpenden dengan variabel
dependen, dengan salah satu variabel independen dianggap tetap (dikendalikan).
Rumus :
𝑟𝑦𝑥1 − 𝑟𝑦𝑥2 𝑟𝑥1𝑦2
𝑅𝑦.𝑥1𝑥2 =
2 2
√1 − 𝑟𝑥1𝑦2 √1 − 𝑟𝑦𝑥2
2
√1 − 𝑟𝑥1𝑦2 − 2𝑟𝑦𝑥1 𝑟𝑦𝑥2 𝑟𝑥1𝑦2
𝑅𝑦.𝑥1𝑥2 = 2
1 − 𝑟𝑥1𝑦2
Ket :
𝑀 = Mean
Variabel Y
1 0
1 𝑝𝑎 𝑝𝑏 𝑝𝑋
Variabel X
0 𝑝𝑐 𝑝𝑑 1 − 𝑝𝑋
𝑝𝑌 1 − 𝑝𝑌
Tabel diatas memiliki elemen 𝑝𝑋 , 𝑝𝑦 , dan 𝑝𝑎 dengan 𝑝𝑋 dan 𝑝𝑦 merupakan peluang bersama
dari nilai positif kedua peubah. Untuk peluang marjinal yang memenuhi
0 < 𝑝𝑥 , 𝑝𝑦 < 1 dan peluang bersama 𝑝𝑎 memenuhi max (𝑝𝑥 + 𝑝𝑦 − 1,0) < 𝑝𝑎 <
min (𝑝𝑥 < 𝑝𝑦 ), koefisien korelasi tetrakorik (𝑟𝑡𝑐 ) didefinisikan sebagai solusi untuk
persamaan integral berikut (Ekstrom, 2009)
∅2 (𝑥, 𝑦, 𝑟𝑡𝑐 )
Keterangan :
∅(𝑥) = fungsi kepekatan peluang normal baku
∅2 (𝑥, 𝑦, 𝑟𝑡𝑐 ) = fungsi kepekatan peluang normal baku ganda (x,y) dengan koelasi
sebesar 𝑟𝑡𝑐 . nilai koefisien korelasi tetrakorik berada pada selang -1 hingga 1
DAFTAR PUSTAKA
Churchil, Gilbert A. 2005. Dasar – Dasar Riset Pemasaran Edisi-4. Jakarta : Erlangga
Isnaini, Kartika N. Analisis Koelasi Kanonik Terhadap Indikator Pencapaian Standar Pelayanan
Minimal Pendidikan Dasar dan Akreditasi Sekolah Tingkat SMP/MTS. Diakses dari
repository.ipb.ac.id pada tanggal 17 Mei 2020
Susanti, Dewi S., Yuana S., dan Nur S. 2019. Analisis Regresi dan Korelasi. Malang : CV IRDH
Yusuf, A.Muri. 2017. Metode Penelitian : Kuantitatif, Kualitatif, dan Penelitian Gabungan Edisi
Pertama. Jakarta : Kencana