Oleh
siswa pada materi Fisika kelas X SMA di Bandarlampung. Jenis penelitian yang
dipakai adalah penelitian kuantitatif yang diujikan kepada 456 responden yang
berdasarkan indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi yaitu pada level berpikir
menentukan berbedaan nilai rata-rata yang dimiliki siswa laki-laki dan perempuan
ii
Nur Faizah Akmala
yaitu mendapatkan hasil sebesar 0,63 > 0,05 dan dinyatakan tidak terdapat
Fisika SMA
iii
ABSTRAK
Oleh
Yeni Apriyanti
Oleh
dilatihkan dan dimiliki oleh setiap siswa di abad 21 sekarang. Penelitian ini
hasil analisis N-gain dan effect size, hasil menunjukkan bahwa pada kedua kelas
dan kelas B sebesar 0,47, serta besar pengaruhnya berkategori sedang dalam yang
masalah.
ABSTRAK
Oleh
Pipit Apriyanah
pada pembelajaran Fisika ditinjau dari self efficacy dan penguasaan konsep siswa.
penelitian adalah kelas X MIA1 sebagai kelas eksperimen dan X MIA2 sebagai
kelas kontrol. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah
Pretest-Posttest Control Group Design. Hasil penelitian uji ANCOVA pada self
efficacy adalah menunjukkan nilai Fhitung > Ftabel (15,28 > 4,09) dan pada tes uji
ANCOVA penguasaan konsep adalah menunjukkan nilai Fhitung > Ftabel (15,49 >
4,09) , maka dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan rata-rata self efficacy dan
penguasaan konsep siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang artinya
pengaruh yang signifikan terhadap self efficacy dan penguasaan konsep siswa
pekerjaan rumah terlebih dahulu berupa video pembelajaran yang berisi materi
yang akan diajarkan, dan kegiatan di kelas berupa diskusi dan tanya jawab
mengenai materi yang telah dipelajari siswa di rumah. Kesimpulan dari penelitian
efficacy dan kemampuan penguasaan konsep siswa, hal ini ditunjukkan dengan
adanya perbedaan rata-rata N-Gain self efficacy pada kelas eksperimen 0,75
dengan kategori tinggi dan kelas kontrol 0,61 dan N-gain penguasaan konsep pada
kelas eksperimen 0,70 dengan kategori tinggi dan kelas kontrol 0,43 dengan
kategori sedang.
iii
ABSTRAK
Oleh
masih banyak siswa yang belum berhasil menguasai konsep yang didapatkan dari
sekolah. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil belajar siswa yang masih banyak
dibawah rata-rata. Salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit dalam
siswa dapat meningkat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui
terhadap hasil belajar fisika siswa SMA dan perbedaan peningkatan hasil belajar
ii
Dwi Esti Kusumandari
menggunakan strategi REACT dengan kelas yang menggunakan model DI.
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Pringsewu, pada semester genap tahun
ajaran 2017/2018, dengan desain penelitian pretest posttest control group. Hasil
peningkatan hasil belajar lebih tinggi daripada kelas yang menggunakan model
menggunakan strategi REACT 1,298 kali lebih besar dari N-gain kelas yang
iii
ABSTRAK
Oleh
Oki Sukmawa
secara tertulis atau tes diakhir kegiatan pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa
hanya diperoleh dari aspek kognitif tanpa melihat proses belajar yang dilakukan
pengumpulan informasi dan data, (3) desain produk awal, (4) validasi desain
produk, (5) revisi desain produk. Hasil analisis data menunjukan skor penilaian
3,63 yang berarti secara kualitas sangat layak, kelayakan aspek substansi sebesar
3,38 yang berarti sangat layak, dan kelayakan aspek bahasa/budaya sebesar 3,89
Oki Sukmawa
yang berarti sangat layak. Apabila dirata-ratakan menjadi 3,63 atau secara kualitas
Oleh
Jivi Anggesta
baik dan kurang optimal. Hal ini disebabkan oleh proses pembelajaran yang
perpindahan ilmu pengetahuan dari guru ke siswa saja. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil belajar aspek kognitif siswa pada
approach dengan metode eksperimen dan demonstrasi. Hasil belajar diukur dari
Design dengan tipe One-Group Pretest-Posttest Design. Teknik analisis data hasil
Jivi Anggesta
belajar menggunakan skor N-gain dan pengujian hipotesis menggunakan uji
Berdasarkan rerata N-gain hasil belajar siswa pada kedua kelas eksperimen
memperoleh kategori tinggi dan 7 siswa (23%) memperoleh kategori sedang. Ada-
pun kenaikan skor rata-rata hasil belajar siswa sebesar 63%. Sedangkan pada
kelas demonstrasi, diketahui rerata N-gain sebesar 0,59 (kategori sedang) dengan
kategori sedang dan 2 siswa (7%) memperoleh kategori rendah. Adapun kenaikan
ABSTRAK
Oleh
Nengah Sara Dwi Saputri
mestinya, sehingga mengakibatkan hasil belajar fisika rendah dan ketika diberikan
tes remedial tetap rendah. Tetap rendahnya hasil belajar fisika ini disebabkan oleh
pembelajaran remedial oleh tutor sebaya terhadap hasil belajar fisika siswa,
terhadap hasil belajar fisika siswa dan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar
fisika siswa setelah diterapkan pembelajaran remedial oleh tutor sebaya dengan
dua kelas dari populasi siswa kelas XI MIA SMA Negeri 1 Kotagajah semester
ganjil tahun pelajaran 2016/2017 yaitu kelas XI MIA 1 dan XI MIA 2 sebagai
sampel. Hasil pengolahan data hasil belajar fisika siswa pada kelas eksperimen
tutor sebaya atau kelas yang diterapkan pembelajaran remedial oleh tutor sebaya
diperoleh nilai N-gain 0,585 dengan kategori sedang, sedangkan pada kelas
penugasan diperoleh nilai N-gain 0,192 dengan kategori rendah. Dari perolehan
tutor sebaya lebih baik terhadap hasil belajar fisika siswa dibandingkan penerapan
pengaruh pembelajaran remedial oleh tutor sebaya terhadap hasil belajar fisika
belajar fisika siswa dan terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa setelah
Kata Kunci: hasil belajar, pembelajaran remedial, penugasan, dan tutor sebaya
ABSTRAK
Oleh
Oki Sukmawa
secara tertulis atau tes diakhir kegiatan pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa
hanya diperoleh dari aspek kognitif tanpa melihat proses belajar yang dilakukan
pengumpulan informasi dan data, (3) desain produk awal, (4) validasi desain
produk, (5) revisi desain produk. Hasil analisis data menunjukan skor penilaian
3,63 yang berarti secara kualitas sangat layak, kelayakan aspek substansi sebesar
3,38 yang berarti sangat layak, dan kelayakan aspek bahasa/budaya sebesar 3,89
Oki Sukmawa
yang berarti sangat layak. Apabila dirata-ratakan menjadi 3,63 atau secara kualitas
Oleh
Kartikatama Metro, yaitu selama ini belum digunakan m-learning dalam proses
dilakukan uji validasi oleh ahli desain dan ahli isi/materi dan dilakukan perbaikan
berdasarkan kritik dan saran yang diperoleh. Produk yang telah diperbaiki
kemudian diuji coba satu lawan satu kepada 3 orang siswa. Revisi kembali
dilakukan berdasarkan kritik dan saran oleh pengguna. Uji coba pemakaian
3,25 (menarik), skor kemudahan 3,28 (sangat mudah), dan skor kemanfaatan 3,32
ii
Rio Bagus Puranama
(bermanfaat). Revisi produk dilakukan berdasarkan kritik dan saran selama uji
android sebagai supelemen pembelajaran fisika pada materi usaha dan energi
yang telah teruji dan layak digunakan dengan kualitas menarik, mudah digunakan,
iii