Anda di halaman 1dari 18

ABSTRAK

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR TINGKAT TINGGI SISWA PADA


MATERI FISIKA KELAS X SMA DI BANDARLAMPUNG

Oleh

Nur Faizah Akmala

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan berpikir tingkat tinggi

siswa pada materi Fisika kelas X SMA di Bandarlampung. Jenis penelitian yang

dipakai adalah penelitian kuantitatif yang diujikan kepada 456 responden yang

berada di Bandarlampung dengan menggunakan instrumen tes yang telah di uji

validitas untuk mengetahui layak tidaknya instrumen yang digunakan.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan persentase kemampuan berpikir

tingkat tinggi siswa pada materi Fisika kelas X SMA di Bandarlampung

terkategori rendah dengan nilai rata-rata sebesar 4,4. Selanjutnya digolongkan

berdasarkan indikator kemampuan berpikir tingkat tinggi yaitu pada level berpikir

C4 (menganalisis) terkategori cukup tinggi dengan nilai rata-rata 6,5, C5

(mengevaluasi) , dan C6 (mencipta) terkategori rendah dengan nilai rata-rata 2,8

dan 2,9. Selanjutnya menggunakan uji Independent sampel T-Test untuk

menentukan berbedaan nilai rata-rata yang dimiliki siswa laki-laki dan perempuan

ii
Nur Faizah Akmala
yaitu mendapatkan hasil sebesar 0,63 > 0,05 dan dinyatakan tidak terdapat

perbedaan antara laki-laki dan perempuan dalam kemampuan berpikir tingkat

tinggi siswa pada materifisika kelas X SMA di Bandarlampung,

Kata kunci: Analisis, Hukum Newton, Kemampuan Berpikir Tingkat Tinggi,

Fisika SMA

iii
ABSTRAK

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN FLIPPED


CLASSROOM PADA MATERI GETARAN HARMONIS

Oleh

Yeni Apriyanti

Hasil penelitian pendahuluan yang telah dilakukan di SMA N 1 Seputih Raman


mengungkapkan bahwa perangkat pembelajaran flipped classroom dibutuhkan
untuk meningkatkan kemandirian belajar, hasil belajar, dan membantu peserta didik
untuk mengatasi kesulitan-kesulitan belajar yang dialaminya. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui validitas perangkat pembelajaran flipped classroom pada materi
getaran harmonis oleh ahli dan praktisi, serta mendeskripsikan kemenarikan,
kemudahan, dan kemanfaatan dari perangkat pembelajaran flipped classroom pada
materi getaran harmonis. Desain pengembangan yang digunakan dalam penelitian
ini adalah ADDIE yang terdiri dari lima tahapan yaitu analisis, desain,
pengembangan, implementasi, evaluasi. Pada penelitian ini tahapan yang dilakukan
hanya sampai pada tahap pengembangan. Hasil penelitian yang diperoleh dari uji
validasi ahli yaitu rata-rata skor produk 3,60 dengan kualifikasi sangat valid, hasil
uji praktisi diperoleh rata-rata skor 3,28 dengan kualifikasi sangat valid, dan hasil
uji 1-1 menunjukkan rata skor kemenarikan, kemudahan, dan kemanfaatan secara
berturut-turut yaitu 3,26, 3,28, dan 3,22 dengan kaulifikasi sangat menarik, sangat
mudah, dan bermanfaat. Kesimpulan dari hasil penelitian pengembangan ini adalah
perangkat pembelajaran flipped classroom pada materi getaran harmonis layak
untuk digunakan dalam pembelajaran fisika.

Kata kunci: ADDIE, flipped classroom, perangkat pembelajaran, getaran harmonis.


ABSTRAK

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN CREATIVE


PROBLEM SOLVING UNTUK MENINGKATKAN
KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF DALAM
PEMECAHAN MASALAH FISIKA
PADA SISWA SMA

Oleh

CAHAYA SUKMA PUTRI

Kemampuan berpikir kreatif menjadi salah satu keterampilan yang harus

dilatihkan dan dimiliki oleh setiap siswa di abad 21 sekarang. Penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran creative

problem solving (CPS) terhadap peningkatan kemampuan berpikir kreatif dalam

pemecahan masalah fisika siswa pada materi karakteristik gelombang mekanik.

Model penelitian kuasi eksperimen dengan pretest-posttest control grup design,

serta sampel penelitian yaitu 60 siswa kelas XI SMAN 4 Bandarlampung dipilih

dengan teknik stratified random sampling. Pengaruh model CPS terhadap

peningkatan kemampuan berpikir kreatif pemecahan masalah dapat dilihat dari

hasil analisis N-gain dan effect size, hasil menunjukkan bahwa pada kedua kelas

mengalami peningkatan berkategori sedang dengan N-gain kelas A sebesar 0,39

dan kelas B sebesar 0,47, serta besar pengaruhnya berkategori sedang dalam yang

dapat dilihat dari hasil analisis effect size sebesar 0,50.

Kata kunci: creative problem solving, kemampuan berpikir kreatif, pemecahan

masalah.
ABSTRAK

EFEKTIVITAS MODEL FLIPPED CLASSROOM PADA


PEMBELAJARAN FISIKA DITINJAU DARI
SELF EFFICACY DANPENGUASAAN
KONSEP SISWA

Oleh

Pipit Apriyanah

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas model Flipped classroom

pada pembelajaran Fisika ditinjau dari self efficacy dan penguasaan konsep siswa.

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 16 Bandarlampung dengan sampel

penelitian adalah kelas X MIA1 sebagai kelas eksperimen dan X MIA2 sebagai

kelas kontrol. Desain penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah

Pretest-Posttest Control Group Design. Hasil penelitian uji ANCOVA pada self

efficacy adalah menunjukkan nilai Fhitung > Ftabel (15,28 > 4,09) dan pada tes uji

ANCOVA penguasaan konsep adalah menunjukkan nilai Fhitung > Ftabel (15,49 >

4,09) , maka dapat dinyatakan bahwa terdapat perbedaan rata-rata self efficacy dan

penguasaan konsep siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol yang artinya

menerapkan model Flipped Classroom pada proses pembelajaran memberikan

pengaruh yang signifikan terhadap self efficacy dan penguasaan konsep siswa

dibandingkan dengan pembelajaran yang menggunakan model konvensional.


Pipit Apriyanah

Penerapan model pembelajaran Flipped Classroom yaitu dengan memberikan

pekerjaan rumah terlebih dahulu berupa video pembelajaran yang berisi materi

yang akan diajarkan, dan kegiatan di kelas berupa diskusi dan tanya jawab

mengenai materi yang telah dipelajari siswa di rumah. Kesimpulan dari penelitian

ini adalah model pembelajaran Flipped Classroom dapat meningkatkan self

efficacy dan kemampuan penguasaan konsep siswa, hal ini ditunjukkan dengan

adanya perbedaan rata-rata N-Gain self efficacy pada kelas eksperimen 0,75

dengan kategori tinggi dan kelas kontrol 0,61 dan N-gain penguasaan konsep pada

kelas eksperimen 0,70 dengan kategori tinggi dan kelas kontrol 0,43 dengan

kategori sedang.

Kata kunci: Flipped Classroom, Self Efficacy, Penguasaan Konsep

iii
ABSTRAK

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI


MENGGUNAKAN STRATEGI REACT UNTUK
MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
FISIKA SISWA SMA

Oleh

Dwi Esti Kusumandari

Penguasaan konsep siswa dalam proses pembelajaran merupakan salah satu

parameter keberhasilan dari proses pembelajaran itu sendiri, namun kenyataannya

masih banyak siswa yang belum berhasil menguasai konsep yang didapatkan dari

sekolah. Hal tersebut ditunjukkan dengan hasil belajar siswa yang masih banyak

dibawah rata-rata. Salah satu mata pelajaran yang dianggap sulit dalam

pemahaman konsepnya yaitu fisika. Rendahnya penguasaan konsep siswa dapat

disebabkan oleh strategi pembelajaran yang digunakan, oleh karena itu

dibutuhkan inovasi dalam penggunaan model pembelajaran sehingga hasil belajar

siswa dapat meningkat. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui

pengaruh implementasi model pembelajaran inkuiri menggunakan strategi REACT

terhadap hasil belajar fisika siswa SMA dan perbedaan peningkatan hasil belajar

fisika antara kelas yang menerapkan model pembelajaran inkuiri

ii
Dwi Esti Kusumandari
menggunakan strategi REACT dengan kelas yang menggunakan model DI.

Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 1 Pringsewu, pada semester genap tahun

ajaran 2017/2018, dengan desain penelitian pretest posttest control group. Hasil

penelitian menunjukkan bahwa implementasi model pembelajaran inkuiri

menggunakan strategi REACT berpengaruh signifikan terhadap hasil belajar fisika

siswa SMA, dengan nilai signifikansi 0,000. Kelas yang mengimplementasikan

model pembelajaran inkuiri menggunakan strategi REACT menunjukkan

peningkatan hasil belajar lebih tinggi daripada kelas yang menggunakan model

DI, dengan N-gain kelas yang mengimplementasika model pembelajaran inkuiri

menggunakan strategi REACT 1,298 kali lebih besar dari N-gain kelas yang

menggunakan model DI.

Kata kunci: hasil belajar, inkuiri, strategi REACT

iii
ABSTRAK

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KINERJA


(PERFORMANCE ASSESSMENT) PRAKTIKUM PADA
MATA PELAJARAN FISIKA DI SMA

Oleh

Oki Sukmawa

Belum semua guru menggunakan instrumen asesmen kinerja (performance

assessment) dalam kegiatan praktikum siswa. Guru masih menggunakan asesmen

secara tertulis atau tes diakhir kegiatan pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa

hanya diperoleh dari aspek kognitif tanpa melihat proses belajar yang dilakukan

siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen asesmen kinerja

(performance assessment) praktikum mata pelajaran fisika di SMA serta

mendeskripsikan kelayakan instrumen dari segi konstruksi, substansi, dan

bahasa/budaya. Desain pengembangan menggunakan metode Research and

Devolepment dengan langkah-langkah (1) analisis potensi dan masalah, (2)

pengumpulan informasi dan data, (3) desain produk awal, (4) validasi desain

produk, (5) revisi desain produk. Hasil analisis data menunjukan skor penilaian

kelayakan instrumen menurut validator. Skor kelayakan aspek konstruksi sebesar

3,63 yang berarti secara kualitas sangat layak, kelayakan aspek substansi sebesar

3,38 yang berarti sangat layak, dan kelayakan aspek bahasa/budaya sebesar 3,89
Oki Sukmawa
yang berarti sangat layak. Apabila dirata-ratakan menjadi 3,63 atau secara kualitas

sangat layak sehingga intrumen dapat digunakan.

Kata kunci: Instrumen asesmen kinerja, performance assessment, praktikum


ABSTRAK

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN


FISIKA MENGGUNAKAN METODE EKSPERIMEN DAN
DEMONSTRASI MATERI ELASTISITAS DENGAN
SCIENTIFIC APPROACH

Oleh

Jivi Anggesta

Observasi di lapangan menunjukkan bahwa pembelajaran fisika belum berjalan

baik dan kurang optimal. Hal ini disebabkan oleh proses pembelajaran yang

diterapkan di sekolah masih berjalan secara monoton, hanya dilakukan

perpindahan ilmu pengetahuan dari guru ke siswa saja. Penelitian ini bertujuan

untuk mengetahui perbedaan rata-rata hasil belajar aspek kognitif siswa pada

pembelajaran fisika menggunakan scientific approach dengan metode eksperimen

dan demonstrasi. Proses scientific approach meliputi: Mengamati, Menanya,

Mengumpulkan informasi/ eksperimen dan Mengkomunikasikan. Hasil belajar

siswa dapat ditingkatkan dan lebih baik menggunakan pembelajaran scientific

approach dengan metode eksperimen dan demonstrasi. Hasil belajar diukur dari

nilai N-gain hasil evaluasi pretest dan posttest,

Desain eksperimen pada penelitian ini menggunakan bentuk Pre-Eksperimental

Design dengan tipe One-Group Pretest-Posttest Design. Teknik analisis data hasil
Jivi Anggesta
belajar menggunakan skor N-gain dan pengujian hipotesis menggunakan uji

Independent Sample T Test,

Berdasarkan rerata N-gain hasil belajar siswa pada kedua kelas eksperimen

tersebut. Berdasarkan hasil perhitungan diketahui rerata N-gain pada kelas

eksperimen sebesar 0,72 (kategori tinggi) dengan rincian: 23 siswa (77%)

memperoleh kategori tinggi dan 7 siswa (23%) memperoleh kategori sedang. Ada-

pun kenaikan skor rata-rata hasil belajar siswa sebesar 63%. Sedangkan pada

kelas demonstrasi, diketahui rerata N-gain sebesar 0,59 (kategori sedang) dengan

rincian: 6 siswa (20%) memperoleh kategori tinggi, 22 siswa (73%) memperoleh

kategori sedang dan 2 siswa (7%) memperoleh kategori rendah. Adapun kenaikan

skor rata-rata hasil belajar siswa sebesar 40%.

Kata kunci: scientific approach, eksperimen, demonstrasi, hasil belajar


ii

ABSTRAK

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA ANTARA


PENERAPAN PEMBELAJARAN REMEDIAL OLEH
TUTOR SEBAYA DENGAN PENUGASAN

Oleh
Nengah Sara Dwi Saputri

Dilaksanakannya penelitian ini dilatarbelakangi oleh fakta bahwa pelaksanaan

pembelajaran remedial di SMA Negeri 1 Kotagajah tidak terlaksana sebagaimana

mestinya, sehingga mengakibatkan hasil belajar fisika rendah dan ketika diberikan

tes remedial tetap rendah. Tetap rendahnya hasil belajar fisika ini disebabkan oleh

kurang tepatnya pembelajaran remedial yang digunakan oleh guru dalam

memberikan pembelajaran. Pembelajaran remedial oleh tutor sebaya dan

pembelajaran remedial dengan penugasan merupakan salah satu metode dalam

menerapkan rembelajaran remedial bagi siswa yang belum tuntas dalam

belajarnya. Metode tesebut dapat dijadikan sebagai pilihan dalam melaksanakan

pembelajaran remedial. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh

pembelajaran remedial oleh tutor sebaya terhadap hasil belajar fisika siswa,

mengetahui pengaruh penerapan pembelajaran remedial dengan penugasan

terhadap hasil belajar fisika siswa dan untuk mengetahui perbedaan hasil belajar

fisika siswa setelah diterapkan pembelajaran remedial oleh tutor sebaya dengan

penugasan. Metode penelitian yang digunakan adalah quasi eksperiment. Dalam


Nengah Sara Dwi Saputri
penelian ini menggunakan dua kelas eksperimen sehingga desain penelitian yang

digunakan adalah the static group pretest-posttest design. Sampel dalam

penelitian ini dipillih menggunakan teknik purposive sampling, dipilih sebanyak

dua kelas dari populasi siswa kelas XI MIA SMA Negeri 1 Kotagajah semester

ganjil tahun pelajaran 2016/2017 yaitu kelas XI MIA 1 dan XI MIA 2 sebagai

sampel. Hasil pengolahan data hasil belajar fisika siswa pada kelas eksperimen

tutor sebaya atau kelas yang diterapkan pembelajaran remedial oleh tutor sebaya

diperoleh nilai N-gain 0,585 dengan kategori sedang, sedangkan pada kelas

eksperimen penugasan atau kelas yang diterapkan pembelajaran remedial dengan

penugasan diperoleh nilai N-gain 0,192 dengan kategori rendah. Dari perolehan

nilai N-gain untuk masing-masing kelas eksperimen tersebut, terlihat adanya

perbedaan antara kedua kelas eksperimen. Penerapan pembelajaran remedial oleh

tutor sebaya lebih baik terhadap hasil belajar fisika siswa dibandingkan penerapan

pembelajaran remedial dengan penugasan. Berdasarkan pengujian hipotesesis

menggunakan Independent Sample T Test diperoleh kesimpulan bahwa ada

pengaruh pembelajaran remedial oleh tutor sebaya terhadap hasil belajar fisika

siswa, ada pengaruh pembelajaran remedial dengan penugasan terhadap hasil

belajar fisika siswa dan terdapat perbedaan hasil belajar fisika siswa setelah

diterapkan pembelajaran remedial oleh tutor sebaya dengan penugasan.

Kata Kunci: hasil belajar, pembelajaran remedial, penugasan, dan tutor sebaya
ABSTRAK

PENGEMBANGAN INSTRUMEN ASESMEN KINERJA


(PERFORMANCE ASSESSMENT) PRAKTIKUM PADA
MATA PELAJARAN FISIKA DI SMA

Oleh

Oki Sukmawa

Belum semua guru menggunakan instrumen asesmen kinerja (performance

assessment) dalam kegiatan praktikum siswa. Guru masih menggunakan asesmen

secara tertulis atau tes diakhir kegiatan pembelajaran, sehingga hasil belajar siswa

hanya diperoleh dari aspek kognitif tanpa melihat proses belajar yang dilakukan

siswa. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan instrumen asesmen kinerja

(performance assessment) praktikum mata pelajaran fisika di SMA serta

mendeskripsikan kelayakan instrumen dari segi konstruksi, substansi, dan

bahasa/budaya. Desain pengembangan menggunakan metode Research and

Devolepment dengan langkah-langkah (1) analisis potensi dan masalah, (2)

pengumpulan informasi dan data, (3) desain produk awal, (4) validasi desain

produk, (5) revisi desain produk. Hasil analisis data menunjukan skor penilaian

kelayakan instrumen menurut validator. Skor kelayakan aspek konstruksi sebesar

3,63 yang berarti secara kualitas sangat layak, kelayakan aspek substansi sebesar

3,38 yang berarti sangat layak, dan kelayakan aspek bahasa/budaya sebesar 3,89
Oki Sukmawa
yang berarti sangat layak. Apabila dirata-ratakan menjadi 3,63 atau secara kualitas

sangat layak sehingga intrumen dapat digunakan.

Kata kunci: Instrumen asesmen kinerja, performance assessment, praktikum


ABSTRAK

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MOBILE LEARNING


BERBASIS ANDROID SEBAGAI SUPLEMEN PEMBELAJARAN
FISIKA SMA PADA MATERI USAHA DAN ENERGI

Oleh

Rio Bagus Purnama

Penggunaan media pembelajaran sebagai salah satu pendukung dalam proses

pembelajaran dengan baik adalah m-learning. Telah dilakukan penelitian untuk

mengembangkan media pembelajaran m-learning berbasis android sebagai

suplemen pembelajaran pada materi usaha dan energi. Tujuan pengembangan

untuk menghasilkan m-learning yang menarik, mudah, bermanfaat dan efektif

digunakan. Pengembangan ini diawali dengan menganalisis kebutuhan di SMA

Kartikatama Metro, yaitu selama ini belum digunakan m-learning dalam proses

pembelajaran hanya menggunakan metode konvensional. Hasil analisis kebutuhan

menghasilkan format m-learning yang akan dikembangkan. Tahap selanjutnya

dilakukan uji validasi oleh ahli desain dan ahli isi/materi dan dilakukan perbaikan

berdasarkan kritik dan saran yang diperoleh. Produk yang telah diperbaiki

kemudian diuji coba satu lawan satu kepada 3 orang siswa. Revisi kembali

dilakukan berdasarkan kritik dan saran oleh pengguna. Uji coba pemakaian

produk di lapangan dilakukan dengan 34 orang siswa diperoleh skor kemenarikan

3,25 (menarik), skor kemudahan 3,28 (sangat mudah), dan skor kemanfaatan 3,32

ii
Rio Bagus Puranama

(bermanfaat). Revisi produk dilakukan berdasarkan kritik dan saran selama uji

coba pemakaian. Jadi dapat disimpulkan bahwa dihasilkan m-learning berbasis

android sebagai supelemen pembelajaran fisika pada materi usaha dan energi

yang telah teruji dan layak digunakan dengan kualitas menarik, mudah digunakan,

bermanfaat, dan efektif sebagai media pembelajaran.

Kata kunci: android, pengembangan, m-learning, suplemen pembelajaran,


usaha dan energi.

iii

Anda mungkin juga menyukai