Anda di halaman 1dari 6

Penerapan Model Think ....

(Purwan Aksoro) 1

PENERAPAN MODEL THINK PAIR SHARE (TPS) SEBAGAI UPAYA


MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X MATA
PELAJARAN MIKROKONTROLLER DI SMK NEGERI 2 PURWOKERTO
MODEL THINK PAIR SHARE AN EFFORT TO IMPROVE MOTIVATION AND LEARNING
OUTCOMES OF STUDENTS GRADE X SUBJECTS MICKOCONTROLLER IN SMK N 2
PURWOKERTO

Oleh: Purwan Aksoro, Universitas Negeri Yogyakarta

Aksoro93@gmail.com

Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penerapan model pembelajaran Think Pair Share dalam (1)
peningkatan Motivasi siswa dan (2) peningkatan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Mikrokontroller di Kelas
X SMK Negeri 2 Purwokerto. Jenis penelitian yang dilakukan yaitu penelitian tindakan kelas yang menggunakan
model spiral Kemmis & Taggart. Penelitian yang dilakukan terdiri atas dua siklus dimana setiap siklus meliputi
perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Penelitian dilaksanakan di SMK Negeri 2 Purwokerto. Subjek
penelitian yaitu siswa kelas X Audio Video yang berjumlah 33 siswa. Objek dalam penelitian ini yaitu peningkatan
motivasi siswa pada mata pelajaran Mikrokontroller. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
dokumentasi, dan catatan lapangan. Metode yang digunakan dalam analisis data yaitu metode analisis deskriptif
kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase rata - rata motivasi siswa pada pra tindakan 3,12%.
pertemuan pertama siklus I meningkat dengan rata – rata sebesar 12,5%. Selanjutnya persentase motivasi tersebut
meningkat pada pertemuan kedua siklus I sebesar 45,16%. Pada pertemuan pertama siklus II, persentase motivasi
siswa sebesar 75%. Pada pertemuan kedua siklus II, persentase motivasi siswa sebesar 96,88%. Hasil belajar siswa
pada pre-test rata – rata 69,35. Pada pertemuan kedua siklus I rata – rata nilai yaitu 80,16. Pada pertemuan kedua
siklus II rata – rata nilai yaitu 85,16. Bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif Think Pair Share dapat
meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa kelas X Audio Video pada mata pelajaran mikrokontroller.

Kata kunci: Mikrokontroller, motivasi, Think Pair Sahre

Abstract
This study aims to determine the application of learning model Think Pair Share in (1) an increase in student
motivation and (2) improving student learning outcomes in subjects Microcontroller in Class X SMK Negeri 2
Purwokerto. Type of research is classroom action research which uses a spiral model Kemmis & Taggart.
Research carried out consisted of two cycles with each cycle consisting of planning, action, observation,
and reflection. The research was conducted at SMK Negeri 2 Purwokerto. The research subject is class X
Audio Video totaling 33 students. The object of this research is increased motivation of students on
subjects Microcontroller. Data collection methods used are observation, documentation, and field notes.
The method used in the data analysis is qualitative descriptive analysis method. The results showed that
the percentage average motivation of student in the pre-action 3.12%. The first meeting of the first cycle
increased with the average of 12.5%. Furthermore, the increased motivation presentation at the second
meeting of the first cycle of 45.16%. At the first meeting of the second cycle, the percentage of student
motivation by 75%. At the second meeting of the second cycle, the percentage of student motivation by
96.88%. The results of students in pre-test average 69.35. At the second meeting of the first cycle of the
average value is 80.16. At the second meeting of the second cycle of the average value is 85.16. Whereas
the use of cooperative learning model Think Pair Share can improve motivation and learning outcomes of
students of class X Audio Video on subjects microcontroller.

Keywords: Microcontroller, Motivation, Think Pair Share


2 Jurnal Pendidikan Teknik Elektronika Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
PENDAHULUAN diterapkanlah model pembelajaran Think Pair
Awal masuk ke SMK siswa mungkin Share (TPS).
perlu menyesuaikan dengan lingkungannya yang Model pembelajaran TPS ini siswa
baru. Dilingkungan yang baru ini siswa sangat cenderung untuk saling membantu antar siswa,
beragam tingkah lakunya. Dari segi berpikir, ada dengan saling membantu ini untuk siswa yang
siswa yang sangat pintar, sedang, dan kurang tidak bisa mengerjakan tidak akan minder dan
pintar. Dari segi tingkah laku ada yang sangat akan menjadi lebih termotivasi lagi dalam
baik, baik, dan kurang baik. Setelah melakukan pembelajaran. Dengan termotivasinya siswa,
observasi di SMK N 2 Purwokerto pada kelas X materi akan bisa tersampaikan dengan baik dan
pada mata pelajaran mikrokontroller, nilai siswa juga akan bagus. Menurut
keberagaman tentang cara berpikir dan tingkah Wlodkowsky (dalam Prasetya dkk, 1985)
laku sangat terlihat sekali. Dalam cara berpikir motivasi merupakan suatu kondisi yang
apa bila dikasih PR ada siswa yang mengerjakan menyebabkan atau menimbulkan perilaku tertentu
di rumah dan ada yang di sekolah, kemudian saat dan yang memberi arah dan ketahanan pada
pembahsan materi terutama mata pelajaran tingkah laku tersebut. Dari teori tersebut apabila
mikrokontroller banyak yang tertidur terutama siswa memiliki motivasi yang kuat, maka dalam
bagian belakang, yang memperhatikan yaitu yang pembelajaran akan menjadi lebih semangat dan
duduk di depan, karna yang duduk di depan lebih terarah sehingga pembelajaran akan berjalan
dekat dengan guru. dengan baik.
Awal semester yang ujianya dilakukan
Dengan diterapkanya model TPS ini yang
pada bulan Desember, di SMK N 2 Purwokerto
mengutamakan saling membantu ini siswa akan
yaitu kelas X mata pelajaran mikrokontroller
menjadi termotivasi lagi, sehingga siswa yang
siswa mendapat nilai yang kurang. Ini di buktikan
kesulitan dalam belajar lebih termotivasi lagi
dengan hasil dari nilai yang diberikan oleh guru.
dalam pembelajaran sehingga nilai yang didapat
Dari nilai KKM yang telah ditentukan oleh
menjadi bagus.
sekolah yaitu 75. Pelajaran mikrokontroller
merupakan pelajaran yang tidak mudah setiap
METODE PENELITIAN
siswa harus menguasai atau minimal memahami
Jenis Penelitian
logika dan algoritma.
Penelitian ini menggunakan pendekatan
Pemecahan masalah untuk mata pelajaran
Penelitian Tindakan kelas (PTK). Menurut Saur
mikrokontroller yang tidak mudah agar bisa
(2014:19), penelitian tindakan kelas adalah
diserap dengan baik oleh siswa perlu di terapkan
penelitian yang dilakukan oleh pendidik/calon
model pembelajaran yang bisa membantu siswa
pendidik di dalam kelasnya secara
agar banyak berlatih mengerjakan soal dan bisa
kolaboratif/partisipatif untuk memperbaiki kinerja
memahami materi dengan baik. Setelah
pendidik menyangkut kualitas proses
mengetahui permasalahan tersebut maka
pembelajaran, dan meningkatkan hasil belajar
Penerapan Model Think .... (Purwan Aksoro) 3
peserta didik, baik dari aspek akademik maupun tindakan yang dilakukan peneliti meliputi 4 tahap
nonakademik, melalui tindakan reflektif dalam yaitu, perencanaan, tindakan, observasi, dan
bentuk siklus (daur ulang). Prosedur penelitian refleksi.
tindakan kelas menurut Kemmis dan Mc Taggart
(1998: 30) adalah sebagai berikut. Data, Intrumen, dan Teknik Pengumpulan
Data
Teknik pengumpulan data menggunakan
lembar observasi, tes, dan dokumentasi. Lembar
observasi digunakan sebagai pedoman untuk
memperoleh data selama melakukan pengamatan
motivasi siswa dalam kelas pembelajaran
mikrokontroller. Tes digunakan untuk
memperoleh data hasil belajar siswa selama
penelitian. Dokumentasi dilakukan untuk
memperoleh data langsung dari tempat penelitian,
berupa foto dan catatan lapangan.
Gambar 1. Siklus PTK Menurut Kemmis dan
Taggart (1998: 30) Teknik Analisis Data
Teknik analisis data deskriptif kualitatif

Waktu dan Tempat Penelitian yaitu menggambarkan keterlaksanaan tindakan


Penelitian pengambilan data ini dalam pelaksanaan pembelajaran dan
dilaksanakan di SMK N 2 Purwokerto kelas X mendeskripsikan moyivasi siswa dalam kegiatan
pada mata pelajaran mikrokontroller di semester pembelajaran.
genap tahun ajaran 2015/2016 yang dimulai bulan Analisis data kualitatif yang digunakan
Maret 2016 sampai April 2016. dalam penelitian ini yakni menganalisis hasil
observasi motivasi siswa. Observasi yang
Target/Subjek Penelitian dilakukan adalah jenis observasi partisipasi, yang
Penelitian ini dilaksanakan di SMK N 2 artinya peneliti atau pengamat terlibat secara
Purwokerto kelas X TAV yang berada di langsung dalam kegiatan yang dilaksanakan oleh
Kabupaten Purwokerto yang berjumlah 31 siswa individu atau kelompok yang diamati. Observasi
kedisiplinan siswa, pengolahan data yang
Prosedur
Sebelum melaksanakan penelitian, dilakukan yaitu dengan menunjukan aspek yang

peneliti malakukan pengamatan awal ketika tercapai kemudian dibagi dengan jumlah

pembelajaran produktif di kelas X TAV. keseluruhan aspek.

Berdasarkan hasil pengamatan awal maka peneliti 1. menentukan presentase dan kriteria

dan guru berkolaborasi untuk menerapkan metode motivasi belajar, menggunakan rumus

pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share menurut (Sugiyono, 2001: 25). Presentase

pada mata pelajaran mikrokontroller. Rencana motivasi masing-masing siswa dapat


4 Jurnal Pendidikan Teknik Elektronika Edisi ... Tahun ..ke.. 20...
dihitung dengan menggunakan rumus pertama siklus I siswa masih malas dan beberapa
sebagai berikut: siswa masih tidak konsen dalam pembelajaran.
Hasil observasi motivasi siswa pada siklus I
pertemuan pertama menunjukan 4 responden
%= x 100%
yang telah termotivasi yaitu dengan rata – rata
75%. Pertemuan kedua 14 responden yang
2. Untuk mencari nilai rata – rata siswa
termotivasi.
dapat dihitung dengan menggunakan
Upaya yang dilakukan pada siklus II,
rumus :
pembelajaran berjalan lebih optimal. Pada siklus
II pertemuan pertama menunjukan 24 responden
X=
yang termotivasi. Pada pertemuan kedua
3. Indikator Keberhasil penelitian menunjukan 31 responden yang telah termotivasi.
Penelitian ini akan dihentikan jika Berdasarkan pemaparan tersebut 96,88%
sudah terlihat adanya peningkatan yang responden telah termotivasi dengan rata – rata
ditandai dengan tercapainya indikator motivasi yang telah ditentukan yaitu 75%.
keberhasilan sebagai berikut Berdasarkan hasil pemaparan diatas,
a) Pada aspek motivasi siswa lebih dari 75% menunjukan bahwa metode pembelajaran
siswa telah termotivasi dalam kooperatif Think Pair Share dapat meningkatkan
pembelajaran. motivasi siswa.
b) Pada aspek hasil belajar, menunjukan Pada pre-test sebelum melakukan metode
bahwa siswa telah memenuhi KKM yaitu pembelajaran Think Pair Share diperoleh nilai
75%. rata – rata siswa yaitu 72,41 dengan kriterian nilai
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ketuntasan 75, nilai ketuntasan siswa adalah
sebagai berikut
Tabel 1. Nilai ketuntasan siswa Pre-test
No Nilai Kategori Frekuensi Presentase
1 ≥ 75 Tuntas 20 64,52%
2 ˂ 75 Belum 11 35, 48%
Tuntas
Jumlah 31 100%
Gambar 2. Tingkat motivasi siklus I dan II
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui
Pada tahap pra-tindakan motivasi siswa bahwa siswa belum mencapai kategori tuntas
masih sangat rendah yaitu 1 responden yang sebab siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan
termotivasi. Pada siklus I terdapat beberapa aspek minimal hanya 20 siswa.
yang diamati belum maksimal, hal ini disebabkan Pada siklus I diperoleh nilai rata – rata
karena siswa belum terbiasa menggunakan siswa yaitu 80,16 dengan kriterian nilai
metode Think Pair Share. Pada pertemuan
Penerapan Model Think .... (Purwan Aksoro) 5
ketuntasan 75, nilai ketuntasan siswa adalah diharapkan yaitu nilai rata - rata siswa telah
sebagai berikut mencapai > 75.
Tabel 2. Nilai ketuntasan siswa siklus I
No Nilai Kategori Frekuensi Presentase SIMPULAN DAN SARAN
1 ≥ 75 Tuntas 27 87,10% Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan
2 ˂ 75 Belum 4 12,90%
pembahasan, maka kesimpulan dari penelitian
Tuntas
tindakan kelas ini adalah:
Jumlah 31 100%
1. Peningkatan motivasi terjadi pada
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui
pertemuan pertama siklus I, rata – rata
bahwa siswa sudah mencapai kategori tuntas
persentase motivasi siswa sebanyak
sebab siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan
12,50%, kemudian meningkat pada
minimal 27 siswa.
pertemuan kedua siklus I yaitu sebesar
Pada siklus II diperoleh nilai rata – rata
45,16 %. Pada pertemuan ketiga siklus II
siswa yaitu 85,16 dengan kriterian nilai
rata – rata persentasenya yaitu 75%,
ketuntasan 75, nilai ketuntasan siswa adalah
kemudian pada pertemuan keempat siklus
sebagai berikut
II naik menjadi 98,88%.
Tabel 3. Nilai ketuntasan siswa siklus II
2. Peningkatan hasil belajar siswa terjadi
No Nilai Kategori Frekuensi Presentase
pada siklus I yaitu 80,16, dan pada siklus
1 ≥ 75 Tuntas 30 93,75%
II meningkat kembali yaitu 85,16.
2 ˂ 75 Belum 2 6,25%
Kenaikan rata – rata hasil belajar juga
Tuntas
diikuti peningkatan persentase ketuntasan
Jumlah 32 100%
siswa dari pre-test, siklus I, dan siklus II.
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui
Pada pre-test siswa yang tuntas sebanyak
bahwa siswa sudah mencapai kategori tuntas
20 siswa atau 64,51% yang mencapai
sebab siswa yang memenuhi kriteria ketuntasan
KKM. Kemudian pada siklus I sebanyak
minimal 30 siswa.
27 siswa atau 87,09% siswa mencapai
Pada siklus I, nilai rata-rata siswa yaitu
KKM. Pada siklus II, sebanyak 30 siswa
80,16. Hasil belajar siswa menunjukan bahwa 27
atau 93,17% siswa mencapi KKM
siswa atau 87,10% yang berhasil mencapai
kriteria ketuntasan minimal. Pada siklus II, nilai Saran
rata - rata siswa adalah 85,16. Hasil belajar siswa Berdasarkan hasil penelitian dan
pada siklus II menunjukan bahwa 93,75% siswa pembahasan, maka kesimpulan dari penelitian
telah memenuhi kriteria ketuntasan minimal. Hal tindakan kelas ini adalah:
tersebut menunjukan bahwa terjadi peningkatan
1. Siswa mempelajari lebih dalam lagi
hasil belajar siswa. Peningkatan hasil belajar
mengenai model pembelajaran TPS ini
siswa pada siklus II telah sesuai dengan yang
sehingga nantinya dalam pembelajaran
6 Jurnal Pendidikan Teknik Elektronika Edisi ... Tahun ..ke.. 20...

Anda mungkin juga menyukai