Anda di halaman 1dari 4

ANALISIS KORELASI

Secara umum, Korelasi merupakan teknik analisis yang termasuk dalam


salah satu teknik pengukuran asosiasi/hubungan (measures of association), yang
ditemukan oleh Karl Pearson pada awal 1900-an. Pengukuran asosiasi merupakan
istilah umum yang mengacu pada sekelompok teknik dalam statistik bivariat yang
digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antara dua variabel. Diantara
sekian banyak teknik-teknik pengukuran asosiasi, terdapat dua teknik korelasi
yang sangat populer sampai sekarang, yaitu Korelasi Pearson Product Moment
dan Korelasi Rank Spearman. Selain kedua teknik tersebut, terdapat pula
teknik-teknik korelasi lain, seperti Korelasi Kendall, Chi-Square, Phi Coefficient,
Goodman-Kruskal, Somer, dan Wilson.
Pengukuran asosiasi mengenakan nilai numerik untuk mengetahui tingkatan
asosiasi atau kekuatan hubungan antara variabel. Dua variabel dikatakan
berasosiasi jika perilaku variabel yang satu mempengaruhi variabel yang lain. Jika
tidak terjadi pengaruh, maka kedua variabel tersebut disebut independen.
Hubungan antara dua variabel di dalam teknik korelasi bukanlah dalam arti
hubungan sebab akibat (timbal balik), melainkan hanya merupakan hubungan
searah. Hubungan sebab akibat, misalnya : kemiskinan dengan kejahatan,
kebersihan dengan kesehatan. Perhatikan pola hubungan tersebut, misalnya
orang miskin jika terdesak dapat melakukan tindak kejahatan dengan membabi
buta, sebaliknya kejahatan juga dapat mengakibatkan orang jatuh miskin seperti
halnya pada kasus korupsi ketika harta yang dimiliki disita oleh negara. Jadi
tidak jelas mana yang sebab mana yang akibat. Kondisi ini berbeda dengan
hubungan searah (linier) dalam analisis korelasi. Misalnya : Meningkatnya
penggunaan mobil pribadi menyebabkan kemacetan lalu lintas, namun macetnya
lalu lintas belum tentu meningkatkan penggunaan mobil pribadi, demikian pula
untuk contoh kasus lainnya.

Korelasi Pearson Product Momen


Teknik korelasi Pearson product momen ini yang paling banyak dijumpai pada
penelitian sosial. Besarnya angka korelasi disebut koefisien korelasi dinyatakan
dalam lambang r.

Tujuan Korelasi
- Untuk menyatakan ada atau tidaknya hubungan yang signifikan antara
variabel yang satu dengan yang lainnya.
- Untuk menyatakan besarnya kontribusi variabel satu terhadap variabel
yang lain yang dinyatakan dalam prosentase. Dengan demikian r 2 disebut
sebagai koefisien determinasi/penentu.
Asumsi :
- Variabel yang dihubungkan memiliki data berdistribusi normal
- Variabel yang dihubungkan memiliki data linier
- Variabel yang dihubungkan memiliki data yang dipilih secara acak (random)
- Variabel yang dihubungkan memiliki pasangan sama dari subjek yang sama
pula (variasi skor variabel yang dihubungkan harus sama)
- Variabel yang dihubungkan memiliki data interval atau rasio.

Kelayakan nilai r
Nilai r berada pada interval -1≤ r ≤ +1. Untuk r =1, menyatakan hubungan positif
sempurna serta hubungan linier langsung. Sebaliknya jika r = -1, menyatakan
hubungan negatif sempurna dan hubungannya tidak langsung. Sedangkan r = 0,
menyatakan tidak ada hubungan antara kedua variabel.

Langkah-langkah menghitung nilai r menggunakan bantuan tabel biasa

1. Nyatakan hipotesis dalam bentuk pernyataan/kalimat:

H0 : Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dengan Y

H1 : Terdapat hubungan yang signifikan antara variabel X dengan Y

2. Tuliskan pernyataan tersebut dalam bentuk hipotesis statistik :


𝐻0 : 𝑟 = 0
𝐻1 : 𝑟 ≠ 0

3. Buatlah tabel penolong untuk menghitung nilai r


No.Resp 𝑋𝑖 𝑌𝑖 𝑥2 𝑦2 𝑥𝑦
1.
2.
3.

N
𝑋̅𝑖 𝑌̅𝑖 Σ𝑥 2 Σ𝑦 2 Σ𝑥𝑦
4. Cari r hitung dengan menggunakan rumus
Σ𝑥𝑦
𝑟𝑥𝑦 =
√(Σ𝑥 2 )(Σ𝑦 2 )
Atau
Σ(𝑋𝑖 − 𝑋̅𝑖 )(𝑌𝑖 − 𝑌̅𝑖 )
𝑟=
√Σ(𝑋𝑖 − 𝑋̅𝑖 )2 (𝑌𝑖 − 𝑌̅𝑖 )2

Atau
nΣXi − (ΣXi )(ΣYi )
𝑟=
√{nΣXi 2 − (ΣX i )2 }{nΣYi 2 − (ΣYi )2 }

5. Tetapkan taraf signifikansinya, misal 5%


6. Tentukan kriteria pengujian signifikansi korelasi
Jika –r tabel ≤ r hitung ≤ r tabel, maka H0 diterima atau korelasinya tidak
signifikan.
r hitung > r tabel = Ho ditolak artinya hubungan/korelasi signifikan
7. Tentukan db dengan rumus db = n-2
Dengan taraf signifikansi 5% (dua sisi) dan db = n-2, menggunakan Tabel r
kritis Pearson didapat nilai r tabel.

8. Buatlah kesimpulan

.
Latihan
1. Diketahui data tentang tinggi dan bobot orang dewasa :
Tinggi badan (cm) Bobot (kg)
170 65
160 60
165 60
160 55
175 69
180 75
Hitunglah dan tafsirkanlah koefisien korelasi bagi tinggi dan bobot orang
dewasa tsb (taraf signifikansi α =5%)
2. Suatu pengamatan terhadap persentase hasil reaksi kimia yang dilakukan
di laboratorium pada bernagai suhu tercatat sbb :
Hasil reaksi (%) Suhu (0ºC)
37 30
42 40
57 50
65 60
87 80
90 100
Adakah hubungan yang signifikan antara persentase reaksi kimia dengan
berbagai suhu tersebut? (taraf signifikansi α=5%)

3. Suatu survei ingin mengetahui hubungan antara usia dengan lama hari
rawat di RS X, survei dengan mengambil sampel 5 pasien dan hasilnya sbb :
Umur (tahun) 20 30 25 35 40
Lama dirawat 5 6 5 7 8
(hari)
Adakah hubungan yang signifikan antara usia dengan lama hari rawat di RS
X (taraf signifikansi α=5%)

Anda mungkin juga menyukai