Anda di halaman 1dari 2

BAB 4

HASIL PENGAMATAN

Sampel limbah cangkang telur yang diperoleh dari limbah rumah tangga.
Cangkang telur adalah limbah yang belum banyak dimanfaatkan oleh manusia.
Limbah cangkang telur yang digunakan merupakan limbah baru yang belum
menghasilkan bau busuk. Cangkang telur yang telah dijemur, kemudian ditumbuk
dan disaring, lalu diaktivasi pada suhu 200C selama 2 jam. Proses pengeringan
bertujuan untuk menghilangkan molekul air yang terkandung di dalam serbuk
cangkang telur. Cangkang telur mengandung sekitar 98 % CaCO3 (calcium
carbonat) dan memiliki 10.000 - 20.000 pori-pori sehingga diperkirakan dapat
menyerap suatu solute dan dapat digunakan sebagai adsorben. Kandungan
terbesar cangkang telur adalah kalsium karbonat, dimana kalsium karbonat ini
termasuk ke dalam adsorben polar.
Proses adsorpsi ukuran partikel sangat berpengaruh maka dari itu ukuran
partikel terlebih dahulu dihaluskan dengan tujuan memperbesar permukaan
kontak adsorber dengan limbah yang akan diadsorpsi. Ukuran pori dan luas
permukaan adsorben merupakan hal yang sangat penting dalam adsorpsi. Luas
permukaan adsorben dapat diperbesar dengan cara pengecilan ukuran partikelnya.
Semakin kecil ukuran partikel akan memperluas permukaan adsorben sehingga
ketersediaan sisi aktif adsorben akan meningkat. Bertambahnya sisi-sisi aktif dari
permukaan adsorben dapat memungkinkan adsorpsi terjadi di lebih banyak tempat
pada permukaan adsorben. Pori-pori alami cangkang telur merupakan zat yang
sangat memungkinkan untuk dijadikan adsorben. Lapisan spons dan mammillary
membentuk matriks yang terbentuk dari serat-serat protein yang berikatan dengan
kalsit (kalsium karbonat), mewakili 90% dari material cangkang telur.
Proses yang terjadi selama adsorpsi yaitu perpindahan massa dari cairan ke
permukaan butir, difusi dari permukaan butir ke dalam butir melalui pori.
Lamanya proses adsorpsi ditentukan berdasarkan kapasitas adsorpsinya selama
rentang waktu tertentu. Kapasitas adsorpsi dapat mencapai nilai maksimum, maka
lamanya proses adsorpsi tersebut diambil sebagai waktu optimum adsorpsi.
Adsorpsi sudah mencapai nilai maksimum ketika waktu kontak tidak memberikan
perubahan yang signifikan terhadap pengurangan zat warna pada air. Waktu
adsorpsi maksimum menyebabkan kapasitas adsorpsi cenderung semakin
menurun ketika jumlah adsorben yang berikatan dengan adsorbat sudah dalam
keadaan jenuhnya. Penambahan waktu adsorpsi yang berlebih akan menyebabkan
terjadinya proses desorpsi atau pelepasan kembali antara adsorben dan adsorbat.

Anda mungkin juga menyukai