Anda di halaman 1dari 62

ANALISA KORELASI

PERTEMUAN 9
PEGANTAR ANALISIS KORELASI
 Penelitian ilmiah adalah aktivitas yang bertujuan untuk mengetahui
hubungan antara satu fenomena dengan fenomena yang lain.
 Hasil pengukuran terhadap fenomena yang diteliti dalam penelitian
ilmiah disebut variabel penelitian.
 Karena itu
 hubungan antara satu fenomena dengan fenomena yang lain
disebut juga dengan hubungan antara satu variabel dengan variabel
lain.
 Hubungan antara satu variabel dengan variabel lain disebut
korelasi.
 Dengan kata lain korelasi merupakan istilah yang digunakan untuk
mengukur kekuatan hubungan antar variabel.
Jika penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
satu atau lebih variabel dengan variabel lain, teknik analisa
yang digunakan adalah analisa korelasi.
 Analisis korelasi adalah suatu analisis statistik yang
mengukur tingkat asosiasi atau hubungan antara dua variabel
yaitu variabel bebas (independent variable) dengan variabel
terikat (dependent variable)..
Supardi (2013) menjelaskan analisa korelasi merupakan suatu
bentuk analisis inferensial yang digunakan untuk mengetahui
derajat atau kekuatan hubungan, bentuk atau hubungan
kausal dan hubungan timbal balik diantara variabel-variabel
penelitian.
Analisa korelasi pada garis besarnya dibedakan
kepada dua, yaitu:
1. Korelasi antara dua variabel (bivariate correlation)
misalnya hubungan antara rambu-rambu lalu lintas
dengan kecelakaan lalu lintas.
2. Korelasi antara tiga variabel atau lebih (multivariate
correlation) misalnya hubungan antara kecerdasan
dan motif belajar dengan prestasi belajar.
Statistik mempersiapkan bermacam-macam teknik
analisa korelasi yang dapat digunakan untuk mengetahui
apakah terdapathubungan antara dua variabel.
Sekalipun hasil menunjukkan adanya hubungan antara
dua variabel atau lebih, peneliti tidak bisa secara
langsung menarik kesimpulan bahwa antar variabel
tersebut bersifat sebab-akibat (kausal).
Menurut Walter R. Bog dan Meredith D, Gall, penelitian
korelasi tidak dapat digunakan untuk meneliti hubungan
sebab akibat antara satu variabel dengan variabel yang
lain.
Arah Korelasi

 Dilihat dari segi arahnya, korelasi dibedakan antara dua macam, yaitu:
1. Korelasi searah atau korelasi positif (+)
 Yaitu apabila dua variabel atau lebih berkorelasi secara paralel, kenaikan satu variabel
disertai dengan kenaikan pada variabel yang lain atau penurunan nilai satu variabel
disertai dengan penurunan pada variabel yang lain.
 Misalnya, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM), diikuti kenaikan ongkos-
ongkos angkutan. Sebaliknya jika harga BBM turun, maka ongkos angkutan menjadi
turun. Dalam dunia pendidikan misalnya, terdapat korelasi positif antara nilai-nilai
belajar matematika dengan nilai hasil belajar Fisika, Kimia, Biologi dan sebagainya.
2. Korelasi berlawanan arah atau korelasi negatif (-)
 Yaitu apabila dua variabel atau lebih berkorelasi secara berlawanan arah, kenaikan
nilai satu variabel disertai dengan penurunan nilai variabel lainnya.
 Misalnya meningkatnya kesadaran hukum dikalangan masyarakat diikuti dengan
menurunnya jumlah kejahatan yang dilakukan anggota masyarakat, atau sebaliknya.
Penurunan hasil belajar siswa dalam bidang studi seni suara disertai dengan
peningkatan hasil belajar bidang studi matematika, kimia, biologi, dan sebagainya.
C. Angka Korelasi
1. Angka korelasi atau coeffcient of correlation adalah angka (koefisien)
yang dapat dijadikan sebagai petunjuk untuk mengetahuitinggi
rendahnya, kuat lemahnya atau besar kecilnya korelasi antara variabel
yang sedang diselidiki.
2. Besarnya angka korelasi berkisar antara 0 (nol) sampai dengan ±1,00. Ini
berarti bahwa angka korelasi tidak bisa lebih dari +1,00. Apabila dalam
suatu perhitungan diperoleh angka korelasi lebih besar dari 1,00 hal itu
merupakan petunjuk adanya kesalahan dalam perhitungan.
3. Tanda + (plus) atau – (minus) di depan angka korelasi merupakan
petunjuk arah korelasi. Bila di depan angka korelasi bertanda plus (+),
misalnya; rxy = +0,325 ini berarti bahwa korelasiantara x dan y
merupakan korelasi searah atau korelasi positif.
4. Sebaliknya apabila di depan angka korelasi bertanda minus (-) misalnya;
rxy = -0,785 ini berarti korelasi antara variabel x dan y merupakan
korelasi berlawanan arah atau korelasi negatif.
JENIS-JENIS KORELASI
Korelasi Product Moment (Product Moment
Correlation)
KORELASI RANK/SPERMAN
KORELASI KENDAL
KORELASI PHIE
KORELASI SERIAL
KORELASI GANDA
KORELASI PARSIAL
1. Korelasi Product Moment (Product
Moment Correlation)
 Product Moment Correlation adalah salah satu teknik korelasi yang digunakan
untuk mengetahui hubungan antara dua variabel.
 Teknik korelasi ini dikembangkan oleh Karl Pearson. Disebut Product Moment
Correlation, karena angka korelasinya merupakan hasilperkalian atau product
dari moment-moment variabel yang dikorelasikan (Product of the Moment).
 Teknik korelasi ini digunakan bila berhadapan dengan kenyataan bahwa:
a) Sampel diambil secara acak (random)
b) Dua variabel yang akan dicari korelasinya, terdiri dari dua gejala interval atau
ratio.
c) Regresinya merupakan regresi linier/garis lurus. Terdapat tiga kemungkinan
hipotesis yang diuji yaitu:
a) Hipotesis uji dua pihak.
 Ho : ρ = 0
 H1 : ρ ≠ 0
Angka (koefisien) korelasi Product Moment dapat
diperoleh dengan berbagai macam cara sebagai
berikut:
 Untuk menghitung angka korelasi dengan rumus di atas,
diperlukan bantuan tabel kerja (Lihat Tabel 8.2) dengan
menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menghitung Mean dari masing-masing variabel Mx dan My.
2. Menghitung deviasi tiap-tiap nilai kedua variabel disebut X
untuk deviasi nilai-niai variabel X dan disebut Y untuk deviasi
nilai-nilai variabel Y. Ingat, jumlah deviasi harus sama dengan
nol (Ʃd = 0). Jika tidak, berarti terjadi kesalahan perhitungan.
3. Mengkuadratkan masing-masing deviasi dan menjumlahkannya,
untuk memperoleh standar deviasi variabel X dan Y (SDx SDy).
4. Memperkalikan tiap-tiap x dan y yang sebaris dan masukkan ke
dalam kolom xy. Kemudian jumlahkan untuk memperolehƩxy.
KORELASI RANK/SPERMAN
KORELASI KENDAL
Ftabel (2,27) pada  = 0,05 yaitu 3,35Hal ini berarti
Fhitung (7) > Ftabel (3,35), dengan demikian
dapatdinyatakan bahwa antara variabel X1 dan X2
secara bersama-sama mempunyai korelasi yang positif
dan signifikan terhadap variabel Y
K. Korelasi Parsial
 Korelasi parsial digunakan apabila peneliti ingin mencari kontribusi secara murni dari variabel
independen terhadap variabel dependen.
 Korelasi parsial, biasa digunakan bersamaan dengan korelasi ganda.
 Jika korelasi ganda untuk mengetahui hubungan dua variabel independen atau lebih secara
bersamaan dengan variabel dependen maka korelasi parsial digunakan untuk mengetahui
hubungan masing-masing variabel dengan variabel dependen.
 Korelasi parsial pertama menyatakan hubungan antara variabel bebas pertama dengan variabel
terikat dengan menghilangkan pengaruh (hubungan) variabel bebas kedua dengan variabel
terikatnya.
 Korelasi parsial kedua menyatakan hubungan antara variabel bebas kedua dengan variabel terikat
dengan menghilangkan pengaruh (hubungan) variabel bebas pertama dengan variabel terikatnya.
 Koefisien korelasi parsial merupakan angka yang menunjukkan arah dan kuatnya hubungan antara
dua variabel atau lebih setelah satu variabel yang diduga dapat mempengaruhi hubungan variabel
tersebut dikendalikan untuk dibuat tetap keberadaannya.
 Berdasarkan pada contoh perhitunngan pada pembahasan korelasi ganda di atas maka dapat
dilihat:
 rx1y = 0,392 r2x1y = 0,154
 rx2y = 0,405 r2x2y = 0,164
 rx1x2 = 0,263 r2x1x2 = 0,069
L. TUGAS

1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan korelasi positif dan


korelasi
negatif!
2. Jelaskan syarat yang harus dipenuhi dalam menggunakan
analisis
korelasi product moment
3. Data sebuah penelitian memiliki nilai korelasi r = 0,745
dengan
jumlah responden penelitian 40 siswa. Tentukan apakah korelasi
tersebut signifikan pada α = 0,05 dan tentukan koefisien
determinasinya.

Anda mungkin juga menyukai