Anda di halaman 1dari 7

CRITICAL BOOK REPORT

STATISTIK PENDIDIKAN TEORI DAN PRAKTIK DALAM PENDIDIKAN

BAB I

PENDAHULUAN

LATAR BELAKANG

BUKU 1

Penelitian ilmiah adalah aktivitas yang bertujuan untuk mengetahui hubungan


antara satu fenomena dengan fenomena yang lain. Hasil pengukuran terhadap
fenomena yang diteliti dalam penelitian ilmiah disebut variabel penelitian. Karena
itu hubungan antara satu fenomena dengan fenomena yang lain disebut juga
dengan hubungan antara satu variabel dengan variabel lain. Hubungan antara satu
variabel dengan variabel lain disebut korelasi. Dengan kata lain korelasi
merupakan istilah yang digunakan untuk mengukur kekuatan hubungan antar
variabel.

Jika penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara satu atau lebih
variabel dengan variabel lain, teknik analisa yang digunakan adalah analisa
korelasi. Analisis korelasi adalah suatu analisis statistik yang mengukur tingkat
asosiasi atau hubungan antara dua variabel yaitu variabel bebas (independent
variable) dengan variabel terikat (dependent variable).

BUKU 1

Identitas buku

Judul Buku : Statistik Pendidikan (Teori Dan Praktik Dalam Pendidikan)

Penulis : Dr. Rusydi Ananda, M.Pd Muhammad Fadhli, M.Pd

Editor : Syarbaini Saleh, S.Sos, M.Si


Penerbit : CV. Widya Puspita Jln. Keadilan/ Cemara, Lorong II Barat No. 57
Sampali Medan CP: 081397477666 - 081361699291

e-mail: cv.widyapuspita@gmail.com

Cetakan Pertama : Januari 2018

Penata Letak : Muhammad Fadhli, M. Pd

Desain Sampul : Pusdikra Advertising

ISBN : 978-602-51022-2-6

BAB II

PEMBAHASAN

a. Pengertian Analisi korelasi

Supardi (2013) menjelaskan analisa korelasi merupakan suatu bentuk analisis


inferensial yang digunakan untuk mengetahui derajat atau kekuatan hubungan,
bentuk atau hubungan kausal dan hubungan timbal balik diantara variabel-variabel
penelitian. Selain itu analisis ini dapat juga digunakan untuk mengetahui besarnya
pengaruh suatu varibel bebas atau beberapa variabel bebas secara bersama
terhadap variabel terikat melalui analisis koefisien determinasi.

Analisa korelasi pada garis besarnya dibedakan kepada dua, yaitu:

1. Korelasi antara dua variabel (bivariate correlation) misalnya hubungan antara


rambu-rambu lalu lintas dengan kecelakaan lalu lintas.

2. Korelasi antara tiga variabel atau lebih (multivariate correlation) misalnya


hubungan antara kecerdasan dan motif belajar dengan prestasi belajar.

b. Arah Korelasi

Dilihat dari segi arahnya, korelasi dibedakan antara dua macam, yaitu:

1. Korelasi searah atau korelasi positif (+) Yaitu apabila dua variabel atau lebih
berkorelasi secara paralel, kenaikan satu variabel disertai dengan kenaikan pada
variabel yang lain atau penurunan nilai satu variabel disertai dengan penurunan
pada variabel yang lain. Misalnya, kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM),
diikuti kenaikan ongkos-ongkos angkutan. Sebaliknya jika harga BBM turun, maka
ongkos angkutan menjadi turun. Dalam dunia pendidikan misalnya, terdapat
korelasi positif antara nilai-nilai belajar matematika dengan nilai hasil belajar
Fisika, Kimia, Biologi dan sebagainya.

2. Korelasi berlawanan arah atau korelasi negatif (-) Yaitu apabila dua variabel
atau lebih berkorelasi secara berlawanan arah, kenaikan nilai satu variabel disertai
dengan penurunan nilai variabel lainnya. Misalnya meningkatnya kesadaran
hukum dikalangan masyarakat diikuti dengan menurunnya jumlah kejahatan yang
dilakukan anggota masyarakat, atau sebaliknya. Penurunan hasil belajar siswa
dalam bidang studi seni suara disertai dengan peningkatan hasil belajar bidang
studi matematika, kimia, biologi, dan sebagainya.

c. Angka korelasi

Angka korelasi atau coeffcient of correlation adalah angka (koefisien) yang dapat
dijadikan sebagai petunjuk untuk mengetahui tinggi rendahnya, kuat lemahnya
atau besar kecilnya korelasi antara variabel yang sedang diselidiki. Besarnya angka
korelasi berkisar antara 0 (nol) sampai dengan ±1,00. Ini berarti bahwa angka
korelasi tidak bisa lebih dari +1,00. Apabila dalam suatu perhitungan diperoleh
angka korelasi lebih besar dari 1,00 hal itu merupakan petunjuk adanya kesalahan
dalam perhitungan.

Tanda + (plus) atau – (minus) di depan angka korelasi merupakan petunjuk arah
korelasi. Bila di depan angka korelasi bertanda plus (+), misalnya; rxy = +0,325 ini
berarti bahwa korelasi antara x dan y merupakan korelasi searah atau korelasi
positif. Sebaliknya apabila di depan angka korelasi bertanda minus (-) misalnya;
rxy = -0,785 ini berarti korelasi antara variabel x dan y merupakan korelasi
berlawanan arah atau korelasi negatif.

D. Korelasi Product Moment (Product Moment Correlation)

Product Moment Correlation adalah salah satu teknik korelasi yang digunakan
untuk mengetahui hubungan antara dua variabel. Teknik korelasi ini
dikembangkan oleh Karl Pearson. Disebut Product Moment Correlation, karena
angka korelasinya merupakan hasil perkalian atau product dari moment-moment
variabel yang dikorelasikan (Product of the Moment). Teknik korelasi ini
digunakan bila berhadapan dengan kenyataan bahwa:

a) Sampel diambil secara acak (random)

b) Dua variabel yang akan dicari korelasinya, terdiri dari dua gejala interval atau
ratio.

c) Regresinya merupakan regresi linier/garis lurus.

Terdapat tiga kemungkinan hipotesis yang diuji yaitu:

a) Hipotesis uji dua pihak. Ho : ρ = 0 H1 : ρ ≠ 0


b) Hipotesis satu pihak, uji pihak kanan. Ho : ρ ≤ 0 H1 : ρ > 0
c) Hipotesis satu pihak, uji pihak kiri. Ho : ρ ≥ 0 H1 : ρ < 0

Angka (koefisien) korelasi Product Moment dapat diperoleh dengan berbagai


macam cara sebagai berikut:
1. R xy = € xy
N.Sdx.Sdy
Ket :
Rxy = Angka korelasi antara variabel X dan Y
€xy = Jumlah dari hasil perkalian antara deviasi skor-skor pada variabel X (x)
dengan deviasi skor-skor pada variabel Y (y)
Sdx = Standard deviasi dari variabel X
Sdy = Sandard deviasi dari variabel Y
N = Number of cases

E. Korelasi Rank/ Spearman


Teknik korelasi Rank/Spearman digunakan apabila data yang diteliti
merupakan data ordinal. Berbeda halnya dengan korelasi Pearson (product
moment) yang didasarkan atas hubungan linier maka korelasi Rank/Spearman
tidak memperhatikan hubungan linier antara kedua variabel yang dicari
korelasinya.

f. Korelasi Kendal Tau


Korelasi Kendal Tau digunakan untuk menganalisis korelasi antara data ordinal
dengan data ordinal
g. Korelasi Phi
Teknik korelasi phi digunakan apabila dua variabel yang sedang diselidiki
korelasi terdiri dari variabel deskrit dan masingmasing hanya terdiri dari dua
kategori misalnya laki-lakiperempuan, hidup-mati, lulus-tidak lulus, dan lain-
lain. Apabila diambil dari variabelnya bukan variabel deskrit dan peneliti ingin
menganalisanya dengan teknik korelasi phi.
H. Korelasi Kontigensi
Teknik Korelasi Kontigensi (KK) digunakan untuk menyelidiki hubungan
antara dua variabel yang masing-masing variabel dinyatakan dalam bentuk
kualitatif.
I. Korelasi Serial

Jika gejala satu berskala “ordinial” dan yang satu lagi “Interval”, maka
perhitungan korelasinya menggunakan teknik korelasi serial.

J. Korelasi Ganda

Korelasi ganda digunakan apabila penelitian bertujuan untuk mengetahui


hubungan dua atau lebih variabel independen dengan satu variabel dependen.
Dengan perkataan lain, variabel independen yang diteliti terdiri dari dua
variabel atau lebih. Korelasi ganda merupakan angka yang menunjukkan arah
dan kuatnya hubungan antara dua variabel secara bersama-sama atau lebih
dengan variabel yang lain yang disebut koefisien korelasi ganda dan biasanya
disimbolkan dengan R.

J. Korelasi Parsial

Korelasi parsial digunakan apabila peneliti ingin mencari kontribusi secara


murni dari variabel independen terhadap variabel dependen. Korelasi parsial,
biasa digunakan bersamaan dengan korelasi ganda. Jika korelasi ganda untuk
mengetahui hubungan dua variabel independen atau lebih secara bersamaan
dengan variabel dependen maka korelasi parsial digunakan untuk mengetahui
hubungan masing-masing variabel dengan variabel dependen.
Korelasi parsial pertama menyatakan hubungan antara variabel bebas pertama
dengan variabel terikat dengan menghilangkan pengaruh (hubungan) variabel
bebas kedua dengan variabel terikatnya. Korelasi parsial kedua menyatakan
hubungan antara variabel bebas kedua dengan variabel terikat dengan
menghilangkan pengaruh (hubungan) variabel bebas pertama dengan variabel
terikatnya. Melalui menghilangkan pengaruh tersebut maaka kontribusi
variabel pertama maupun kedua terhadap variabel terikatnya merupakan
konstribusi yang mendekati murni.

Koefisien korelasi parsial merupakan angka yang menunjukkan arah dan


kuatnya hubungan antara dua variabel atau lebih setelah satu variabel yang
diduga dapat mempengaruhi hubungan variabel tersebut dikendalikan untuk
dibuat tetap keberadaannya.

BAB III
KEKURANGAN DAN KELEBIHAN BUKU

BUKU 1
Kelebihan :
Menurut kelompok kami, Buku ini sangat bagus dibaca oleh pembaca baik
yang kuliah distatistika maupun kuliah di fakultas lain. karena buku ini sangat
dilengkapi dengan pengertian analisis korelasi , arah korelasi, angka korelasi ,
dan macam macam korelasi yang disertai dengan rumus dan contoh soal dari
setiap korelasi . Rumus dan contoh soal yang diberikan , penulis sangat
menjelaskan dengan sederhana dan jelas .
Buku ini juga dilengkapi gambar , dan diagram dari arah korelasi . dari segi
bahasa , bahasa yang digunakan dalam buku ini adalah bahasa yang sederhana
dan mudah di mengerti oleh pembaca .

Kekurangan :
Menurut kelompok kami , tidak ada kekurangan buku ini .
BAB IV

Kesimpulan

Korelasi merupakan hubungan antara dua kebijakan dimana kejadian yang satu
dapat mempengaruhi eksistensi kejadian yang lain . misalnya kejadian x
mempengaruhi kejadian y .
Koefisien korelasi adalah ukuran yang dipakai untuk mengetahui derajat
hubungan antara variabel-variabel (Sudjana, 2005: 367). Dalam analisis
statistika, menentukan ukuran korelasi merupakan hal yang penting karena hal
ini bisa mengetahui kekuatan dan arah hubungan antara variabel-variabel yang
diteliti

Anda mungkin juga menyukai