Anda di halaman 1dari 16

PENGELOLAAN PESERTA DIDIK DAN PENGELOLAAN KURIKULUM

DOSEN PENGAMPU : Dr. Irwandy, M.pd

DISUSUN OLEH
KELOMPOK 7 :
PEBRINI GINTING (2182131007)
KEREN LUBER (2182131017)

PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS


FAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
2020

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat dan
Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini untuk
memenuhi tugas mata kuliah MANAJEMEN PENDIDIKAN dalam bentuk maupun
isinya sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu
acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca.
Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah ilmu pengetahuan dan
pengalaman bagi para pembacanya, sehingga saya dapat memperbaiki bentuk maupun isi
makalah ini sehingga kedepannya dapat menjadi lebih baik lagi.
Sekiranya laporan yang telah disusun ini dapat berguna bagi saya sendiri maupun
orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan
kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik dan saran yang membangun
dari pembaca demi perbaikan makalah ini di waktu yang akan datang.

Medan, 09 Oktober 2020

Kelompok 7

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
LATAR BELAKANG
RUMUSAN MASALAH
TUJUAN
BAB 2 PEMBAHASAN
KONSEP KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN
KARAKTERISTIK KEPEMIMPINAN PEMBELAJARAN
BAB 3 PENUTUP
KESIMPULAN
SARAN
DAFTAR PUSTAKA
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mencapai tujuan pendidikan yang berkualitas diperlukan manajemen pendidikan
yang dapat memobilisasi segala sumber daya pendidikan. Manajemen pendidikan itu
terkait dengan manajemen peserta didik yang isinya merupakan pengelolaan dan juga
pelaksanaannya. Fakta-fakta dilapangan ditemukan sistem pengelolaan anak didik masih
menggunakan cara-cara konvensional dan lebih menekankan pengembangan kecerdasan
dalam arti yang sempit dan kurang memberi perhatian kepada pengembangan bakat
kreatif peserta didik. Padahal Kreativitas disamping bermanfaat untuk pengembangan diri
anak didik juga merupakan kebutuhan akan perwujudan diri sebagai salah satu kebutuhan
paling tinggi bagi manusia.
Perkembangan anak didik yang baik adalah perubahan kualitas yang seimbang baik fisik
maupun mental. Tidak ada satu aspek perkembangan dalam diri anak didik yang dinilai
lebih penting dari yang lainnya. Oleh karena itu, teori kecerdasan majemuk yang
dikembangkan oleh psikolog asal Amerika Serikat, Gardner dinilai dapat memenuhi
kecenderungan perkembangan anak didik yang bervariasi.
Penyelenggaraan pendidikan saat ini harus diupayakan untuk memberikan pelayanan
khusus kepada peserta didik yang mempunyai kreativitas dan juga keberbakatan yang
berbeda agar tujuan pendidikan dapat diarahkan menjadi lebih baik.
Muhibbin Syah menjelaskan bahwa akar kata dari pendidikan adalah “didik” atau
“mendidik” yang secara harfiah diartikan memelihara dan memberi latihan. Sedangkan
“pendidikan”, merupakan tahapan-tahapan kegiatan mengubah sikap dan perilaku
seseorang atau sekelompok orang melalui upaya pelatihan dan pengajaran. Hal ini
mengindikasikan bahwa pendidikan tidak dapat lepas dari pengajaran. Kegiatan dari
pengajaran ini melibatkan peserta didik sebagai penerima bahan ajar dengan maksud
akhir dari semua hal ini sesuai yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tentang
sisdiknas tahun 2003; agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kecerdasan, akhlak
mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.
Dalam pendidikan, peserta didik merupakan titik fokus yang strategis karena
kepadanyalah bahan ajar melalui sebuah proses pengajaran diberikan. Sebagai seorang
manusia menjadi sebuah aksioma bahwa peserta didik mempunyai kelebihan dan
kekurangannya masing-masing, mereka unik dengan seluruh potensi dan kapasitas yang
ada pada diri mereka dan keunikan ini tidak dapat diseragamkan dengan satu aturan yang
sama antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain, para pendidik dan
lembaga sekolah harus menghargai perbedaan yang ada pada diri mereka. Keunikan yang
terjadi pada peserta didik memang menimbulkan satu permasalahan tersendiri yang harus
diketahui dan dipecahkan sehingga pengelolaan murid (peserta didik) dalam satu
kerangka kerja yang terpadu mutlak diperhatikan.
Oleh karena itu, manajemen pengelolaan peserta didik harus dipahami oleh orang-orang
yang bekerja di dunia pendidikan, baik itu tenaga pendidik maupun tenaga kependidikan
yang kesehariannya berinteraksi dengan anak-anak. Maka sesuai dengan uraian di atas
penulis menyusun makalah mengenai ” PENGELOLAAN PESERTA DIDIK “.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan pengelolaan peserta didik ?
2. Apa saja dasar pengelolaan peserta didik ?
3. Apa tujuan dan fungsi dari pengelolaan peserta didik ?
4. Apa saja prinsip dalam pengelolaan peserta didik ?
5. Seperti apa pendekatan manajemen dalam pengelolaan peserta didik ?
6. Bagaimana ruang lingkup pengelolaan peserta didik ?
7. Apa saja rekrutmen peserta didik dalam pengelolaan siswa baru ?
8. Seperti apa pembinaan peserta didik dalam pengelolaan peserta didik ?
9. Apa saja layanan-layanan khusus dalam pengelolaan peserta didik ?
10. Seperti apa peranan guru dalam pelayanan peserta didik ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian pengelolaan peserta didik.
2. Untuk mengetahui apa saja dasar dari pengelolaan peserta didik.
3. Untuk mengetahui tujuan dan fungsi dari pengelolaan peserta didik.
4. Untuk mengetahui prinsip pengelolaan peserta didik.
5. Untuk mengetahui pendekatan manajemen dalam pengelolaan peserta didik.
6. Untuk mengetahui ruang lingkup dalam pengelolaan peserta didik.
7. Untuk mengetahui rekrutmen peserta didik dalam pengelolaan siswa baru.
8. Untuk mengetahui pembinaan peserta didik dalam pengelolaan peserta didik.
9. Untuk mengetahui layanan-layanan khusus dalam pengelolaan peserta didik.
10. Untuk mengetahui peranan guru dalam pelayanan peserta didik.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Pengelolaan Peserta Didik
Dalam bahasa Indonesia, makna siswa, murid, pelajar dan peserta didik merupakan
sinonim (persamaan), semuanya bermakna anak yang sedang berguru (belajar dan
bersekolah), anak yang sedang memperoleh pendidikan dasar dari sutu lembaga
pendidikan. Peserta didik adalah subjek utama dalam pendidikan. Dialah yang belajar
setiap saat.Dalam pengertian umum, anak didik adalah setiap orang yang menerima
pengaruh dari seseorang atau sekelompok orang yang menjalankan kegiatan
pendidikan.sedangkan dalam arti sempit anak didik adalah anak (pribadi yang belum
dewasa) yang diserahkan kepada tanggung jawab pendidik.
Dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional),
dijelaskan bahwa yang dimaksud peserta didik adalah “anggota masyarakat yang
berusaha mengembangkan diri melalui proses pembelajaran yang tersedia pada jalur,
jenjang, dan jenis pendidikan tertentu”
Dari uraian tersebut di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud peserta didik
adalah individu manusia yang secara sadar berkeinginan untuk mengembangkan potensi
dirinya (jasmani dan ruhani) melalui proses kegiatan belajar mengajar yang tersedia pada
jenjang atau tingkat dan jenis pendidikan tertentu. Peserta didik dalam kegiatan
pendidikan merupakan obyek utama (central object), yang kepadanya lah segala yang
berhubungan dengan aktivitas pendidikan dirujukkan.
Menurut Kenezevich (Rusdiana, 2015:181) mengartikan bahwa pengelolaan peserta
didik adalah suatu layanan yang memusatkan perhatian, pengaturan, pengawasan dan
layanan siswa dikelas di luar kelas, seperti pengenalan, pendaftaran, layanan individual
seperti pengembangan keseluruhan kemampuan minat, kebutuhan sampai matang
disekolah.Dalam hal ini pengelolaan peserta didik merupakan suatu penataan atau
pengaturan segala aktivitas yang berkaitan dengan peserta didik, yaitu dari mulai
masuknya peserta didik sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu
sekolah atau suatu lembaga. Dengan demikian pengelolaan peserta didik itu bukanlah
dalam bentuk pencatatan/ pengelolaan data peserta didik saja, melainkan meliputi aspek
yang lebih luas, yang secara operasional dapat dipergunakan untuk membantu kelancaran
upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di
sekolah.
Jadi, menurut Rusdiana (2015: 181) pengelolaan peserta didik juga diartikan sebagai
usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik masuk sekolah hingga
lulus sekolah. Hal yang diatur secara langsung adalah segi-segi yang berkenaan dengan
psesrta didik secara tidak langsung. Pengaturan terhadap segi-segi lain selain pesrrta
didik dimaksudkan untuk memberikan layanan yang sebaik mungkin kepada pesrta didik.

B. Dasar Pengelolaan Peserta Didik


Dasar Hukum pengelolaan peserta didik diantaranya :
1. Pertumbuhan Undang-undang Dasar 1945 alinea keempat yang mengamanatkan
mencerdaskan kehidupan bangsa.
2. Batang tubuh undang-undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 sampai ayat 5.
3. Undang-undang nomor. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional yang
menyatakan :
1) Setiap warga Negara mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan
yang bermutu (pasal 5 ayat 1).
2) Setiap warga Negara yang berusia tujuh sampai lima belas tahun wajib mengikuti
pendidikan dasar (pasal 6 ayat 1).
3) Masyarakat berhak berperan serta dalam perencanaan, pengawasan, dan evaluasi
program pendidikan (pasal 8).
4) Warga egara yang belainan pisik atau mental berhak memperoleh pendidikan luar
biasa (pasal 8 ayat 1).
5) Setiap peserta didik pada setiap satuan pendidikan berhak mendapatkan pelayanan
pendidikan sesuai dengan bakat, minat, dan kemampuannya (pasal 12 ayat 16).

C. Tujuan dan Fungsi


Menurut Rusdiana (2015: 182) tujuan umum pengelolaan peserta didik adalah mengatur
kegiatan peserta didik agarkegiatan–kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar
disekolah, lebih lanjut proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan lancar, tertib dan
teratur sehingga dapat memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan sekolah dan tujuan
pendidikan secara keseluruhan. Tujuan khusus manajemen peserta didik adalah sebagai
berikut :
1. Meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan psikomoto peserta didik.
2. Menyalurkan dan mengembangkan kemampuan umum ( kecerdasan ), bakat dan
minat peserta didik.
3. Menyalurkan aspirasi harapan dan memenuhi kebutuhan peserta didik.
Dengan terpenuhinya 1,2 dan 3 di atas diharapkan peserta didik dapat mencapai
kebahagiaan dan kesejahteraan hidup yang lebih lanjut dapat berjalan dengan baik dan
tercapai cita-cita mereka. Sedangkan fungsi pengelolaan kelas peserta didik adalah
sebagai wahana bagi peserta didik untuk mengembangkan diri seoptimal mungkin, baik
yang berkenaan dengan segi individualnya, sosial, segi aspirasi, kebutuhan dan potensi
peserta didik. Fungsi manajemen peserta didik secara khusus :
1. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan individualitas peserta didik, ialah
agar mereka dapat mengembangkan potensi-potensi individualitasnya tanpa banyak
hambatan. Potensi-potensi bawaan tersebut meliputi : kemampuan umum (kecerdasan),
kemampuan khusus (bakat), dan kemampuan lainnya.
2. Fungsi yang berkenaan dengan pengembangan fungsi sosial peserta didik ialah agar
peserta didik dapat mengadakan sosialisasi dengan sebayanya, dengan orang tua, dan
keluarganya, dengan lingkungan sosial sekolahnya dan lingkungan sosial masyarakatnya.
Fungsi ini berkaitanj dengan hakikat peserta didik sebagai mahluk sosial.
3. Fungsi yang berkenaan dengan penyaluran aspirasi dan harapan peserta didik ialah
agar peserta didik tersalur hobi, kesenangan dan minatnya.
4. Fungsi yang berkenaan dengan pemenuhan kebutuhan dan kesejahteraan peserta
didik ialah agar peserta didik sejahtera dalam kehidupannya.

D. Prinsip Pengelolaan Peserta Didik


Yang dimaksudkan dengan perinsip ialah sesuatu yang harus dipedomani dalam
melaksanakan tugas. Jika sesuatu tersebut sudah tidak dipedomani lagi, maka akan
tanggal sebagai suatu perinsip. Perinsip pengelolaan peserta didik mengandung arti
bahwa dalam rangka mengelola peserta didik, prinsip-prinsip yang disebutkan dibawah
ini haruslah selalu dipegang dan dipedomani. Adapun prinsip-prinsip pengelolaan peserta
didik menurut Rusdiana (2015:182) tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pengelolaan peserta didik dipandang sebagai bagian dari keseluruhan pengelolaan
sekolah. Oleh karena itu ia harus mempunyai tujuan yang sama atau mendukung terhadap
tujuan pengelolaan secara keseluruhan. Ambisi sektoral pengelolaan peserta didik tetap di
tempatkan dalam kerangka pengelolaan sekolah. Ia tidak boleh di tempatkan di luar
sistem pengelolaan sekolah.
2. Segala bentuk kegiatan pengelolaan peserta didik harus lah mengemban misi
pendidikan dan dalam rangka mendidik peserta didik. Segala bentuk kegiatan baik yang
ringan atau yang berat maupun yang di sukai atau yang tidak disukai oleh pesertaa didik
harus diarahkan untuk mendidik peserta didik dan bukan untuk yang lainnya.
3. Kegiatan-kegiatan pengelolaan peserta didik haruslah diupayakan untuk
mempersatukan peserta didik yang mempunyai aneka ragam latar belakang dan
perbedaan. Perbedaan pada peserta didik tidak diarahkan bagi munculnya konflik di
antara mereka melainkan mempersatukan serta saling memahami dan menghargai.
4. Kegiatan pengelolaan peserta didik harus dipandang sebagai upaya pengaturan
terhadap pembimbingan peserta didik. Membimbing memerlukan kesediaan dari pihak
yang di bombing yaitu pesrta didik.
5. Kegiatan pengelolaan pengolahan peserta didik haruslah mendorong dan memacu
kemandirian peserta didik. Prinsip kemandirian akan bermanfaat bagi peserta didik tidak
hanya di sekolah, tetapi juga ketika sudah terjun ke masyarakat. Hal ini mengandung
arti bahwa keberuntungan peserta didik harus sedikit demi sedikit dihilangkan melalui
kegiatan pengelolaan peserta didik.
6. Apa yang diberikan kepada peserta didik dan yang selalu diupayakan oleh kegiatan
pengelolaan peserta didik haruslah fungsional bagi kehidupan peserta didik, bak
disekolah maunpun untuk masa depan.
7. Aktivitas peserta didik hendaknya mempertimbangkan hal berikut:
a) Atas dasar penelusuran minat dan kemampuan, serta pola jenis karir dalam
masyarakat.
b) Aktivitas pengelolaan dilaksanakan secara demokrastis.
c) Peserta didik dipandang sebagai orang orang yang memiliki potensi.
d) pembinaan dilakukan secara berkesinambungan.
e) Tidak menambah beban biaya bagi orang tua.
f) Pengelolaan dilaksanakan secara terpadu.
g) Kegiatan dilaksanakan atas azas kerja sama.
h) Perlu adanya deskripsi, pembagian tugas yang jelas.
i) Setiap saat dievaluasi secara komprehensif.
E. Pendekatan Pengelolaan Peserta Didik
Menurut Yeager ( Rusdiana, 2015:184) ada dua pendekatan yang digunakan dalam
pengelolaan peserta didik. Pertama pendekatan kuantitatif (the quantitative approach).
Pendekatan ini lebih menitik beratkan pada segi-segi administratif dan birokratif lembaga
pendidikan. Dalam pendekatan demikian, peserta didik diharapkan banyak memenuhi
tuntutan-tuntutan dan harapan-harapan lembaga pendidikan ditempat peserta didik
tersebut berada. Asumsi pendekatan ini adalah, bahwa peserta didik akan dapat matang
dan mencapai keinginannya, makala dapat memenuhi aturan-aturan, tugas-tugas, dan
harapan-harapan yang diminta oleh lembaga pendidikannya.
Wujud pendekatan ini dalam manajemen peserta didik secara oprasional adalah :
mengharuskan kehadiran secara mutlak bagi peserta didik di sekolah, memperketat
presensi, penuntutan disiplin yang tinggi, menyelesaikan tugas-tugas yang diberikan
kepadanya. Pendekatan demikian, memang teraksentuasi pada upaya agar peserta didik
menjadi mampu.
Kedua, kualitatif (the qualitative approach). Pendekatan ini lebih memberikan perhatian
kepada kesejahteraan peserta didik. Jika pendekatan kuantitatif di atas diarahkan agar
peserta didik mampu, maka pendekatan kualitiatif ini lebih di arahkan agar peserta didik
senang. Asumsi dari pendekatan ini adalah, jika peserta didik senang dan sejahtera, maka
mereka dapat dipelajari dengan baik serta senang juga untuk mengembangkan diri
mereka sendidi di lembaga pendidikan seperti sekolah.pendekatan ini juga menekankan
perlunya penyediaan iklim yang kondusif dan menyenangkan bagi pengembangan diri
secara optimal.
Diantara kedua pendekatan tersebut, tentu dapat diambil jalan tengahnya, atau sebutlah
dengan pendekatan padu. Dalam pendekatan padu demikian, peserta didik diminta untuk
memenuhi tuntutan-tuntutan birokratik dan administratif sekolah disatu pihak, tetapi di
sisi lain sekolah juga menawarkan insentif-insentif lain yang dapat memenuhi kebutuhan
dan kesehateraannya. Disatu pihak siswa diminta untuk menyelesaikan tugas-tugas berat
yang berasal dari lembaganya, tetapi disisi lain juga disediakan iklim yang kondusif
untuk menyelesaikan tuganya atau jika dikemukakan dengan kalimat terbalik, penyediaan
kesejahtraan, iklim yang kondusif, pemberian layanan-layanan yang andal adalah dalam
rangka mendisiplinkan peserta didik penyelesaian tugas-tugas peserta didik.

F. Ruang Lingkup Pengelolaan Peserta Didik


1. Perencanaan peserta didik termasuk di dalamnya ukuran kelas keadaan peserta didik
dan penggunaan kelas secara efektif Implementasi dalam pengaturan ruangan kelas di
usahakan harus memenuhi persyaratan
sebagai berikut :
a. Ukuran ruangan kelas 8 m x 7m
b. dapat mmberikan kebebasan gerak, berkomunikasi pandangan dan pendengaran
c. cukup cahaya dan sirkulasi
d. pengaturan perabot agar memungkinkan guru dan siswa dapat memungkinkan guru
dan siswa dapat bergerak leluasa
Lingkungan fisik tempat belajar mempunyai pengaruh penting terhadap hasil
pembelajaran langsung fisik yang menguntungkan dan memenuhi syarat minimal
mendukung intensitas proses pembelajaran dan mempunyai pengaruh positif terhadap
pencapaian tujuan pembelajaran.
Lingkungan fisik yang berpengaruh meliputi:
· Ruangan tempat belajar harus memungkinkan semua siswa dapat mengikuti proses
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
· Pengaturan tempat duduk harus memungkinkan terjadinya tatap muka sehingga
guru
dapat mengontrol tingkah laku siswa.
· Ventilasi dan pengaturan cahaya harus cukup menjamin kesehatan siswa sehingga
terciptanya suasana belajar yang nyaman.
· Pengaturan penyimpanan barang-barang harus memperhatikan dari segi keamanan
serta keberhargaannya bagi kelas. Sehingga tempat –empat khusus penyimpanan
tersedia dan rapih.
· Dalam pemberian materi atau bahan agar tentunya seorang guru perlu
memperhatikan karakteristik anak, perkembangan, bakat,minat serta potensi yang
dimiliki. Sehingga
memperoleh tujuan yang harus dicapai dan hasil yang luar biasa baik.
2. Penerimaan peserta didik termasuk didalamnya penentuan kebijakan penerimaan,
systempenerimaan, criteria prosedur dan pemecahan problem penerimaan siswa.
3. Orientasi peserta didik yang baru
· Implementasi :
Setiap tahun ajaran baru , sekolah disibukan oleh penerimaan siswa baru. Sebelum
kegiatan belajar dimulai kepala sekolah terlebih dahulu membentuk panitia untuk peserta
kegiatan berupa:
1. Pendaftaran
Jadwal penerimaan peserta didik tersebut di sebar luaskan kepada masyarakat, media
masa pengumuman sekolah, penyebaran browser, upen house, pameran dll.
2. Syarat Pendaftran
Syarat –syarat pendaftaran ditentukan oleh lembaga sesuai dengan ketentuan yang telah
ditetapkan
- mengisi formulir
- memberikan foto
- membayar administrasi
- dan persyaratan lain.

3. Seleksi
Seleksi silakukan apabila jumlah pendaftarannya melebihi daya tampung yang tersedia.
4. Pengumuman
Setelah dilalui apabila jumlah peserta didik baru, dilakukan sosialisasi aturan sekolah
yang wajib dipenuhi oleh peserta didik yang baru. Untuk mengetahui jumlah peserta
didik yang tepat, sekolah atau lembaga harus merujunya daftar mutasi peserta didik.
Daftar mutasi itu gigunakan untuk mencatat keluar masuknya perserta didik dalam setiap
bulan, semester maupun tahun. Hal itu karena jumlah peserta didik tidak tetap, ada
peserta didik pindakan adan ada yang keluar. Termasuk mereka yang melanjutkan
pendidikan pada jenjang berikutnya. Sehingga sekolah bisa mengetahui apakah masih
bisa menerima siswa mutasi atau tidak. Kemudian ketika penerimaan siswa sudah selesai
dengan daya tampung sekolah tersebut, sekolah mengandalkan orientasi berupa
pengenalan, baik itu guru kelasnya, kepala sekolah, mata pelajaran-pelajaran, cara belajar
tempat-tempat peting seperti perpustakaan, kamar mandi dsb.

4. Mengatur kehadiran, ketidak hadiran peserta didik disekolah.


Kehadiran siswa mengikuti pembelajaran di kelas tidak lebih rendah dari 90 % padasetiap
lainnya. Keutuhan ini dimaksudkan untuk menjaga keutuhan bakat dan stamina
intelektual siswa dalam mengikuti pelajaran baru dikelas, paling tidak dapat menguasai
bahan lama untuk kepentingan mempelajari bahan baru. Jka diketahui siswa tidak hadir
dikelas melebihi 10 % maka sekolah harus mencari sebab-sebabnya, apakah karena faktor
kesehatan, sosiologis, ekonomis, budaya, psikologis atau fasilitas lain yang
mempengaruhi motivasi belajar.
5. Mengatur pengelompokan peserta didik berdasarkan fungsi persamaan maupun
fungsi perbedaan.
Dalam kegiatan pembelajaran siswa dikelompok menjadi 3 kelompok yaitu:
a) Pembelajaran klasikal yang digunakan apabila materi pembelajaran tidk bersifat
fakta, atau formatif terutama di tujukan untuk memberikan informasi atau sebagai
pengantar dalam proses pembelajaran sehingga cederung metode ceramah dan Tanya
jawab akan banyak digunakan.
b) Pembelajaran kelompok digunakan apabila materi pembelajarannya lebih
mengembangkan konsep sub, pokok bahasan yang sekaligus mengembangkan aktivitas
dalam social, sikap nilai kerja sama , dan aktivitas dalam pemercahan masalah melalui
kelompok belajar siswa kegiatan guru akan lebih banyak mengawasi dan memantau
kelompok belajar, sehingga siswa dalam berkelompok harus berpartisifasi.
c) Kegiatan belajar individual artinya setiap anak yang belajar dikelas mengeejakan
atau melakukan kegiatan berlajar masing-masing. Kegiatan belajar tersebut mungkin
sama untuk setiap siswa, mungkin pula berbeda. Dalam pembelajaran individual untuk
mengerjakan tugasnya sesuai kemampuan yang mereka miliki implikasi dari
pembelajaran individual ini,guru harus banyak memberikan perhatian dan pelayanan
secara individual sebab setiap individu berda kemampuannya.
6. Mengatur evasluasi peserta didik
Implementasi :
Berdasarkan kurikulum standar nasional siswa menguasai pengetahuan minimal 75 %
artinya siswa yang telah mengetahui pengetahuan diatas 74 % dibolehkan untuk
melanjutkan studinya pada program selanjutnya. Adapun untuk mengetahui ketercapaian
kompetensi tersebut guru perlu melakukan penilaian secara terarah dan terprogram untuk
itu penilaian yang efektif harus diikuti oleh kegiatan analisis terhadap hasil penilaian dan
merumuskan umpan balik yang perlu dilakukan dalam perencanaan proses pembelajaran
berikutinya. Dengan demikian, rencana mengajar yang disiapkan guru untuk siklus
pembelajaran berikutnya harus didasarkan pada hasil dan umpan balik penilaian
sebelumnya. Jika ini dilakukan maka pembelajaran yang dilakukan sepanjang semester
dan tahunpelajaran merupakan merupakan rangkaian siklus pembelajaran yang saling
bersambung . pembelajaran secra tuntas dan pencapaian kompetensi akan dapat dijamin
apabila siklus pemelajaran yang satu terkait dengan siklus berikutnya. Agar tujuan
penilain tersebut tercapai guru harus menggunakan berbagai metode dan teknik penilaian
yang beragam sesuai dengan tujuan pembelajaran dan karakteristik pengalaman berlajar
yang dilakukan.
7. Mengatur Kendalikan kelas
Implementasi :
Berdasarkan kerikulum yang berlaku persyaratan kenaikan pada akhir tahun ajaran, jika
85 % dari jumlah siswa dalam satu kelas telah menguasai bahan pelajaran dengan tuntas.
Sehingga pada akhirnya kemajuan belajar yang diperlihatkan oleh besarnnya angka
keanikan tingkat itu menimal 95 %. Ketentuan ini dimaksudkan untuk mempertahankan
kualitas lulusan dan arus kenaikan tingkat kelas I ke kelas berikutnya secara merata
sehingga tidak terjadi penggelembungan kelas pada akhir tahun ajaran.
8. Mengatur peserta didik yang mutasi dan drop out.
Untuk siswa yang bermutasi karena alasan tertentu mungkin cara-cara pendaftaran sama
seperti pendaftaran awal namun ada ketentuan-ketentuan khusus yang harus dilaksanaan
baik dari pihak sekolah yang maun menerima siswa mutasi, seperti perizinan dari kepala
sekolah, dan administrasi tambahan lainnya dan sebagainya.
9. Mengatur kode etik pengadilan-pengadilan dan peningkatan disiplin.
Implementasi :
· Memberi teguran bila peserta didik menunjukan prilaku menyimpang atau
mengganggu. Sampai kan teguran itu dengan tegas dan jelas tertuju pada prilaku yang
mengganggu, menghindari ejekan dan peringatan yang besar dan menyakitkan.
· Memberikan penguatan , prilaku peserta didik yang positif maupun negative perlu
memperoleh penguatan.
· Memberikan tahukan akan anak dan kewajiban peserta didik.
· Memperhatian kebutuhan, keinginan dan dorongan peserta didik.
· Menciptakan suasana saling pengertian, menghormati dan rasa keterbukaan antara
guru dan peserta didik.
10. Mengatur layanan peserta didik.
Implementasi :
Mengatur pelayanan siswa mulai dari penerimaan siswa baru, pengembangan atau
pembinaan pembimbingan, penempatan untuk melanjutkan sekolah atau untuk memasuki
dunia kerja sehingga sampai pengurusan alumni.

G. Rekrutmen Peserta Didik


Sebelum melangkah pada penerimaan siswa atau peserta didik, paling tidak ada satu
langkah, yaitu perencanaan kesiswaan. Dalam perencanaan kesiswaan meliputi hal-hal
berikut:
1. Rekrumentn Siswa Baru
Setiap tahun ajaran baru, sekolah disibukkan oleh penerimaan siswa yang baru. Sebelum
kegiatan ini dimulai, pengelola lembaga terlebih dahulu membentuk panitia yang terdiri
dari :
Ketua : Kepala Sekolah
Sekertaris : Salah seorang guru
Bendahara : Bendahara Sekolah
Seksi Pendaftaran : Maksimum 3 (tiga) orang guru
Adapun tugas dari panitia ini adalah mengadakan pendaftaran calon siswa, seleksi,
pendaftaran kembali siswa yang diterima dan melaporkan pertanggungjawaban
pelaksanaan penerimaan calon siswa baru kepada pengelola lembaga didik. Rekrutmen
ini mencakup:
a. Iklan (open house), open house biasanya dilakukan untuk memperkenalkan
sekolah serta sistem pembelajaran disekolah juga meliputi sarana dan prasarana. Ketika
open house berlangsung biasanya sekolah juga menyediakan formulir pendaftaran.
b. Pendaftaran, ini dilakukan untuk mengisi formulir pendaftaran.
c. Syarat-syarat pendaftaran diperlukan untuk mengetahui segala sesuatu yang
berkaitan dengan kondisi peserta didik, seperti:
1. Akte kelahiran anak
2. Formulir data anak yang meliputi, data wali murid , kalau memungkinkan data
orang –orang yang tinggal serumah dengan anak baik itu keluarga maupun pengasuh
3. Riwayat kesehatan anak, imunisasi, riwayat alergi makanan atau obat, dan lain-lain.

d. Seleksi (placement test), hal inibiasanya dilakukan ketika daya tampung kelas
terbatas.
e. Pengumuman/ daftar ulang, ini dilakukan untuk mengumumkan hasil placement
test serta daftar ulang digunakan untuk kepastian siswa yang masuk, biasanya dengan
membayar uang sarana dan prasarana sekolah.
f. Masa Orientasi Siswa(MOS), sebelum peserta didik mengikuti pelajaran pada
sekolah yang baru diadakan masa orientasi. Adapun tujuan diadakannya orientasi bagi
calon peserta didik antara lain adalah :
1. Memperkenalkan nama-nama tempat di sekolah dan di kelas, kegunaan masing
masing tempat, serta pengenalan peraturan dan tata tertib sekolah.
2. Mengenalkan peserta didik dengan orang-orang yang berada di lingkungan sekolah
berserta tugasnya masing-masing.
3. Peserta didik dapat mengerti dan mentaati segala peraturan yang berlaku di sekolah.
4. Peserta didik dapat aktif dalam kegiatan sekolah,
5. Agar calon peserta didik merasa betah di sekolah, semua warga sekolah yang lama
harus bersikap ramah kepada calon peserta didik dan selalu siap membantu apabila
diperlukan.
2. Penempatan Siswa Baru
Sebelum siswa yang telah diterima mengikuti kegiatan belajar, terlebih dahulu perlu
ditempatkan dan dikelompokkan dalam kelompok belajarnya.
Menurut William A. Jeager yang diperhatikan dalam pengelompokkan belajar yaitu:
1. Fungsi integrasi yaitu dalam pengelompokkan siswa menurut umur, jenis
kelamin, dan sebagainya.
2. Fungsi perbedaan, yaitu dalam pengelompokkan siswa berdasarkan pada
perbedaan individu, misalnya: bakat, kemampuan, minat dan sebagainya.
Dasar-dasar pengelompokkan siswa ada lima macam, yaitu :
1. Friendship Grouping. Pengelompokkan siswa berdasarkan kesukaan di dalam
memilih teman diantaranya siswa itu sendiri.
2. Achievement Grouping. Pengelompokkan belajar dalam hal ini adalah campuran
antara anak yang berprestasi tinggi dan siswa yang berprestasi rendah.
3. Aptitude Grouping. Pengelompokkan siswa berdasarkan atas kemampuandan bakat
yang sesuai dengan apa yang dimiliki oleh peserta didik itu sendiri.
4. Attention or Interest Grouping. Pengelompokkan peserta didik berdasarkan atas
perhatian atau minat yang didasari oleh kesenangan peserta didik itu sendiri.
5. Intelligence Grouping. Pengelompokkan yang didasarkan atas hasil testintelegensi
yang diberikan kepada peserta didik.
Keberhasilan kemajuan belajar peserta didik serta prestasi yang ditempuh peserta didik,
memerlukan data otentik yang dapat dipercaya serta memiliki keabsahan. Karena
kemajuan peserta didik merupakan faktor yang sangat vital bagi kebutuhan
perkembangan berlangsungnya proses pendidikan.
Tinggi rendahnya kualitas pendidikan dipengaruhi oleh beberapa faktor. Salah satu faktor
pengaruh itu adalah penilaian yang dilakukan oleh para guru atau lembaga kependidikan.
Berarti pula bahwa penilaian-penilaian menurut keobjektifan dari penilai. Jadi, guru
sebagai pendidik berperan penting dalam kemajuan peserta didik dan juga dalam
pelayanan proses pembelajaran.
Peranan guru dalam pelayanan peserta didik:
1. Kehadiran peserta didik dan masalah-masalahnya
2. Penerimaan, orientasi, klasifikasi dan petunjuk bgi peserta didik baru tentang kelas
dan tata tertib sekolah.
3. Evaluasi dann pelaporan perkembangan peserta didik.
4. Program bagi peserta didik yang berkebutuhan khusus.
5. Pengendalian disiplin peserta didik.
6. Program bimbingan dan penyuluhan.
7. Program kesehatan dan keamanan.
8. Penyesuaian pribadi, sosial dan emosional peserta didik.
9. Pelayanan diarahkan kepada :
a. Perkembangan kreativitas, bakat dan minat anak.
b. Keikutsertaan dalam memiliki sekolah sebagai lembaga pendidikan di mata mereka
memperoleh pengetahuan, pengalaman, keterampilan secara langsung melalui proses
belajar mengajar.
c. Sikap mandiri serta disiplin diri, percaya diri bahwa dirinya memiliki potensi
positif yang dapat dikembangkan.
d. Pembentukan moral dan etika sebagai peserta didik, dan
e. Kebutuhan peserta didik dalam menghadapi kesulitan belajar.
10. Pelayanan yang memperhatikan kebutuhan peserta didik.
a) Penyesuaian bidang-bidang studi yang akan dipelajari;
b) Penyesuaian situasi sekolah sebagai lembaga yang membina pada proses
pendidikan.
c) Identifikasi terhadap pribadi
d) Kesulitan dalam mencerna materi pendidikan
e) Memilih bakat, minat dan kegemaran
f) Membantu menelaah situasi pendidikan pada tingkat yang lebih tinggi
g) Memberikan gambaran situasi pendidikan secara terpadu
h) Menentukan langkah apa yang harus ditempuh jika menemukan kesulitan belajar
i) Kesukaran penyesuaian diri dengan lingkungan, dan
j) Identifikasi hambatan fisik,mental dan emosi.
H. Pembinaan Peserta Didik
Keberhasilann pengajuan peserta didik serta prestasi yang ditmpuh peserta didik
memerlukan data otentik yang dapat dipercaya serta memiliki keabsahan.
1. Pencatatan dan Pelapotan Kemajuan Peserta didik
Pencatatan dan pelaporan disekolah sangat diperlukan sejak diterima disekolah itu sampai
merka tamat meninggalkan sekolah tersebut. Untuk itu diperlukan beberapa peralatan dan
perlengkapan yang dapat dipergunakan sebagai alat bantu dalam pencatatan pelaporan
tersebut.
a) Buku induk. Buku ini disebut buku pokok atau stanbuk.
b) Buku klapper. Pencatatan ini dapat diambil dari buku induk, tetapi penulisannya
disusun berdasarkan abjad.
c) Daftar prestasi. Daftar hadir peserta didiksangat penting sebab frekuensi kehadiran
setiap peserta didik dapat diketahui atau kontrol.
d) Daftar mutasi peserta didik. Untuk mengetahui keadaan jumlah peserta didik
dengan persis, sekolah harus mempunyai buku / daftar mutasi peserta didik.
e) Buku catatan peserta didik, ini lebih lengkap lagi tentang data setiap peserta didik
f) Daftar Nilai, ini dimiliki oleh guru bidang sudi khusus untuk mencatat hasil tes
setiap peserta didik pada bidang studi / mata pelajaraan tertentu
g) Legger , merupakan kumpulan nilai dari seluruh bidang studi untuk setiap peserta
didik.
Semua buku atau daftar tersebut saling melengaki dan berhubungan satu sama lain.
Dengan demikian diharapkan dapat tercatat semua aspek yang diperlukan mengenai
segala hal yang berhubungan dengan murid.
2. Organisasi Peserta Didik Intra Sekolah ( OSIS )
OSIS merupakan wadah untuk menampung dan menyalurkan serta mengembangkann
kreativitas peserta didik, baik melalui kegiatan kulikuler mauun ekstra kulikuler.
Dengan adanya organisasi ini diharapkan sekolah akan merupakan suatu wiatamandala
( lingkungan pendidikan ), yaitu lingkungan dengan suasana belajar mengajar yang
efektif dan efisien, yang tergamabar dalam hubungan yang harmonis antara guru dan
peserta didik, peserta didik dengan peserta didik, demikian pula guru dengan guru, dan
antara peserta didik dengan orang tua.
Adapun ada persyaratan yang harus ditempuh pengurus OSIS yaitu sebagai berikut:
1. Mempunyai tujuan OSIS
2. Melakukan pembinaan OSIS
3. Melskukan Stukturisasi OSIS
4. Mempunyai syarat pengurus OSIS
5. Melakukan perincian tugas perangkat OSIS.
I. Layanan-layanan Khusus yang Menjunjung Kelancaran Pengelolaan Peserta Didik
a. Bimbingan di Sekolah
Pelaksanaan pendidikan sekolah perlu melibatkan tiga komponen pokok yaitu program
instruksional yang baik, administrasi yang lancar dan bimbingan yang terarah serta adnya
saran/prasarana yang memadai fungsi bimbingan di sekolah ada 3 yaitu :
a) Fungsi penyaluran, yaitu membantu peserta didik dalam memilih jenis sekolah
lanjutannya, memilih program,memilih lapangan pekerjaan sesuai dengan bakat, minat,
kemampuan, dan cita-citanya.
b) Fungsi mengadaptasikan, yaitu membantu guru/tenaga edukatif lainnya untuk
menyesuaikan program pengajaran dengan minat, kemampuan, dan cita-cita peserta
didik.
c) Fungsi penyesuaian, yaitu membantu peserta didik dalam menyesuaikan diri dengan
bakat, minat, dan kemampuannya, untuk mencapai perkembangan yang optimal.
Tujuan umum bimbingan di sekolah :
a) Mengemangkan pengertian dan pemahaman diri.
b) Mengembangkan pengetahuan tentang jenjang pendidikan dan jenis pekerjaan serta
persyaratannya.
c) Mengembangkan pengetahuan tentang berbagai nilai dalam kehidupan keluarga dan
masyarakat.
d) Mengembangkan kemampuan dalam memecahkan masalah.
e) Mengembangkan kemampuan merencanakan masa depan dengan bertolak pada
bakat, minat, dan kemampuannya.
Tujuan khusus bimbingan di sekolah :
a) Mengatasi kesulitan dalam memahami dirinya.
b) Mengatasi kesulitan dalam memahami lingkungannya.
c) Mengatasi kesulitan dalam memahami berbagai nilai.
d) Mengatasi kesulitan dalam mengidentifikasikan kesulitan dan masalah
pemecahannya.
e) Mengatasi kesulitan dalam menyalurkan minat dan bakatnya dalam perencanaan
masa denpan, baik yang menyangkut pendidikan maupun pekerjaan yang tepat.
f) Mengatasi kesulitan dalam belajar dan hubungan sosial.

b. Perpustakaan Sekolah
Perpustakaan sekolah merupakan perangkat kelengkapan pendidikan dalam
mencapai tujuan umum pendidikan nasional. Perpustakaan sekolah diselenggarakan
disetiap sekolah. Penyelenggaraannya adalah guru yang ditunjuk oleh kepala sekolah,
baik sebagai ahli perpustakaan maupun guru yang ditugaskan diperpustakaan dan telah
mendapatka khusus/latihan sebelumnya. Layanan perpustakaan bertujuan untuk
menyajikan informasi untuk meningkatkan proses belajar mengajar serta rekreasi bagi
semua warga sekolah dengan menggunakan bahan pustaka. Secara oprasional layanan
perpustakaan terdiri dari layanan sirkulasi, referensi, dan bimbingan membaca.
c. Usaha Kesehatan Sekolah ( UKS )
Usaha kesehatan sekolah adalah usaha kesehatan masyarakat yang dijalankan di sekolah.
Sasaran utama UKS adalah untuk meningkatkan atau membina kesehatan murid dan
lingkungan hidupnya. Program UKS :
1. Mencapai lingkungan hidup yang sehat.
2. Pendidikan kesehatan.
3. Pemeliharaan kesehatan di sekolah.
d. Kantin Sekolah
Kantin atau warung sekolah perlu adanya di setiap sekolah supaya makanan yang di beli
peserta didik terjamin keberhasilannya dan cukup mengandung gizi.
e. Transfortasi Sekolah
Sarana angkutan bagi peserta didik merupakan salah satu menunjang untuk kelancaran
belajar mengajar. peserta didik akan merasa aman dan dapat masuk/pulang sekolah
dengan waktu yang tepat.
f. Asrama bagi peserta didik
Bagi peserta didik khususnya jenjang pendidikan menengah dan pendidikan, terutama
bagi mereka yang jauh orang tuanya diperlukan adanya asrama.

J. Peranan Guru Dalam Pelayanan Peserta Didik


Guru merupakan sumber daya manusia yang potensial bagi pengembangan kreatifitas
peserta didik dalam berbagai aspek. Partisipasi guru dalam penyelenggaraan peserta didik
menduduki teratas, artinya setiap guru harus memahami fungsi pelayanan terhadap
peserta didik. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam hal pelayanan peserta didik di
sekolah sebagai berikut :
a) Kehadiran peserta didik dan masalah-masalahnya.
b) Penerimaan, orientasi, klasifikasi, dan petunjuk bagi peserta didik baru tentang
kelas dan program study
c) Evaluasi dan pelaporan kemajuan peserta didik.
d) Program bagi peserta didik yang mempunyai kelainan seperti pengajaran perbaikan
dan pengajar luar biasa.
e) Pengendalian disiplin peserta didik.
f) Program bimbingan penyuluhan.
g) Program kesehatan dan pengamanan.
h) Penyesuaian pribadi, dan emosional peserta didik.
Partisipasi guru dalam pelayanan peserta didik sudah merupakan kewajiban dan
tanggung jawab secara formal. Pelayanan peserta didik perlu penanganan secara serius
karena peserta didik adalah warga sekolah yang menjadi tujuan akhir sebagai “output”
atau keluaran yang perlu diperhatikan kualitasnya/lulusannya. Proses belajar mengajar
berhasil dengan baik apabila seluruh komponen yang terlibat dalam proses tersebut dapat
dijadikan salah satu sumber informasi yang dapat dipertanggungjawabkan untuk menilai
proses belajar mengajar secara nyata.

BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengelolaan peserta didik adalah merupakan suatu penataan atau pengaturan segala
aktivitas yang berkaitan dengan peserta didik, yaitu dari mulai masuknya peserta didik
sampai dengan keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah atau suatu lembaga.
Dengan demikian pengelolaan peserta didik itu bukanlah dalam bentuk pencatatan/
pengelolaan data peserta didik saja, melainkan meliputi aspek yang lebih luas, yang
secara operasional dapat dipergunakan untuk membantu kelancaran upaya pertumbuhan
dan perkembangan peserta didik melalui proses pendidikan di sekolah. Dasar Hukum
pengelolaan peserta didik diantaranya :
1. Pertumbuhan Undang-undang Dasar 1945 alinea keempat yang mengamanatkan
mencerdaskan kehidupan bangsa.
2. Batang tubuh undang-undang Dasar 1945 pasal 31 ayat 1 sampai ayat 5.
3. Undang-undang nomor. 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
Tujuan umum pengelolaan peserta didik adalah mengatur kegiatan peserta didik agar
kegiatan–kegiatan tersebut menunjang proses belajar mengajar disekolah, fungsi
pengelolaan kelas peserta didik adalah sebagai wahana bagi peserta didik untuk
mengembangkan diri seoptimal mungkin. Adanya prinsip dan ruang lingkup dalam
pengelolaan peserta didik adalah untuk mewujudkan terciptanya proses kegiatan belajar
mengajar di sekolah secara keseluruhan untuk mencapai hasil yang optimal dan dengan
adanya strategi dalam penerimaan siswa baru dapat menjadi patokan dalam pengelolaan
peserta didik yang baik.

B. Saran
Dalam pengelolaan peserta didik, sangat perlu dikelola dengan baik. Banyak sekali
prosedur-prosedur yang harus di implementasikan dan diaplikasikan dengan cermat dan
teratur. Karena jika tidak di kelola dengan baik, maka akan mempengaruhi keberhasilan
proses pembelajaran, sehingga menjadi kurang optimal. Maka dari itu, sebagai guru kita
harus memperhatikan bagaimana pengelolaan peserta didik yang baik dan sesuai.

Daftar Pustaka

Ø Rusdiana (2015) Pengelolaan Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia


Unknown di 20.37

Anda mungkin juga menyukai