Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

LANGKAH LANGKAH PENYUSUNAN PERENCANAAN


PEMBELAJARAN

Dosen Pengampu

Dr. Tengku Ratna Soraya, M. Pd

DISUSUN OLEH :

Kelompok 3

Fitri Afriani (2183131008) Pebrini Ginting (2182131007)

Putri Intan Jaya (2182131005) Raka Wildan Sima


(2182131013)

Reguler B - 2018

PENDIDIKAN BAHASA PRANCIS

FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN


2018/2019

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan kualitas sumberdaya manusia sebagai rangkaian upaya untuk


mewujudkan manusia seutuhnya dan masyarakat Indonesia seluruhnya serta untuk kesejahteraan
bangsa mencakup pengembangan manusia, baik sebagai insan maupun sebagai sumberdaya
pembangunan.

Manusia sebagai insan menjadi perhatian karena dalam peningkatan sumberdaya,


manusia menjadi dasar dari kehidupan dirinya. Tentunya keberhasilan membangun manusia
sebagai insan seutuhnya akan menentukan keberhasilan membangun manusia pada sisi lainnya,
yaitu pelaku dalam membangun diri dan lingkungannya.

Dari berbagai bentuk pengembangan kualitas sumberdaya manusia, pendidikan dapat


dikatakan sebagai katalisator utama pengembangan sumberdaya manusia. Berkenaan
perbincangan pendidikan, dalam konteks ke Indonesiaan, maka hal tersebut identik dengan
pendidikan formal di sekolah yang paradigma, pendekatan, bentuk, pengelolaan, kurikulum dan
manajemennya dari pemerintah.

Meskipun telah dilakukan upaya peningkatan pendidikan oleh pemerintah dengan


melakukan perubahan paradigma dan kurikulum, namun perubahan tersebut dari masa ke masa
masih belum memberikan hasil yang memuaskan.

Dalam sebuah kutipan Adang Rukhiyat tentang survey mutu pendidikan Internasional,
Indonesia setia menempati peringkat bawah. Human Development Index (HDI) memposisikan
Indonesia di peringkat 102 dari 106 negara yang disurvey. Sementara PERC (The Political
Economic Risk Consultation) menempatkan sistem pendidikan Indonesia pada peringkat ke-12
dari 12 negara yang disurvey, satu peringkat di bawah Vietnam.
Dengan melihat data tersebut, maka diperlukan upaya keras untuk meningkatkan kualitas
pendidikan di Indonesia. Upaya terkecil yang dapat dilakukan oleh satuan pendidikan adalah
dengan membuat perencanaan pendidikan atau pembelajaran. Dengan adanya perencanaan yang
strategis akan dengan mudah mengukur dan mencapai tujuan yang diimpikan. Tentunya dalam
membuat perencanaan pembelajaran tersebut harus melihat dan melibatkan komponen-
komponen yang ada dalam lingkungan pendidikan.

B. Tujuan Makalah

Makalah sederhana ini bertujuan untuk:

1. Mengetahui pengertian perencanaan pembelajaran

2. Mengetahui manfaat dan fungsi perencanaan pembelajaran

3. Mengetahui prinsip-prinsip perencanaan pembelajaran

4. Mengetahui kriteria penyusunan perencanaan pembelajaran

5. Mengetahui langkah-langkah penyusunan perencanaan pembelajaran


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perencanaan Pembelajaran

Memahami definisi Perencanaan Pembelajaran dapat dikaji dari kata-kata yang


membangunnya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia bahwa perencanaan adalah proses,
cara, perbuatan merencanakan (merancangkan), sementara pembelajaran adalah proses, cara,
perbuatan menjadikan orang atau makhluk hidup belajar.

Sementara Herbert Simon mendefinisikan perencanaan adalah sebuah proses pemecahan


masalah, yang bertujuan adanya solusi dalam suatu pilihan. Bintoro Cokroamijoyo menyebut
perencanaan adalah proses mempersiapkan kegiatan secara sistematis yang akan dilakukan utuk
mencapai tujuan tertentu. Sedang Hamzah B. Uno menjelaskan perencanaan sebagai suatu cara
yang memuaskan untuk membuat kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai
langkah yang antisipatif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga kegiatan tersebut
mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Jadi, perencanaan dapat diartikan sebagai suatu proses
pemecahan masalah dengan mempersiapkan secara sistematis yang akan dilakukan untuk
mencapai tujuan tertentu.

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa perencanaan pembelajaran


sebagai suatu proses kerjasama, tidak hanya menitikberatkan pada kegiatan guru atau kegiatan
siswa saja, akan tetapi guru dan siswa secara bersama-sama berusaha mencapai tujuan
pembelajaran yang telah ditentukan.

Dari pengertian perencanaan dan pembelajaran yang telah diuraikan di atas, maka juga
dapat disimpulkan pengertian dari perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan
keputusan hasil berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yaitu
perubahan tingkah laku serta rangkaian kegiatan yang harus dilakukan sebagai upaya pencapaian
tujuan tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. Hasil dari
proses pengambilan keputusan tersebut adalah tersusunnya dokumen yang dapat dijadikan acuan
dan pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran.

Dari pengertian tersebut, maka dapat diketahui bahwa perencanaan pembelajaran mempunyai
karakteristik sebagai berikut:

1. Perencanaan pembelajaran merupakan hasil dari proses berpikir, artinya suatu perencanaan
pembelajaran tidak disusun sembarangan tetapi dengan mempertimbangkan segala aspek yang
mungkin dapat berpengaruh, dan segala sumber daya yang tersedia yang dapat mendukung
keberhasilan proses pembelajaran.

2. Perencanaan pembelajaran disusun untuk mengubah perilaku siswa sesuai dengan tujuan
yang hendak dicapai. Sehingga ketercapaian tujuan merupakan fokus utama dalam perencanaan
pembelajaran.

3. Perencanaan pembelajaran berisi tentang rangkaian kegiatan yang harus dilaksanakan


untuk mencapai tujuan. Perencanaan pembelajaran dapat berfungsi sebagai pedoman dalam
mendesain pembelajaran sesuai dengan kebutuhan.

B. Manfaat dan Fungsi Perencanaan Pembelajaran

Perencanaan pembelajaran memainkan peranan penting dalam pelaksanaan pembelajaran


yang meliputi rumusan tentang apa yang akan diajarkan pada siswa, bagaimana cara
mengajarkannya, dan seberapa baik siswa dapat menyerap semua bahan ajar ketika siswa telah
menyelesaikan proses pembelajarannya.

Perencanaan tersebut sangat penting bagi guru karena kalau tidak ada perencanan yang
baik, tidak hanya siswa yang akan tidak terarah dalam proses belajarnya tapi guru juga tidak
akan terkontrol, dan bisa salah arah dalam proses belajar yang dikembangkannya pada siswa.

Berkaitan dengan fungsi perencanaan pembelajaran, mungkin pendapat Oemar Hamalik


bisa dijadikan sebagai acuan, yakni;
1. Memberi guru pemahaman yang lebih luas tentang tujuan pendidikan sekolah, dan
hubungannya dengan pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai tujuan tersebut.

2. Membantu guru memperjelas pemikiran tentang sumbangan

pengajarannya terhadap pencapaian tujuan pendidikan.

3. Mengurangi kegiatan yang bersifat trial and error dalam mengajar dengan adanya
organisasi kurikuler yang baik, metode yang tepat dan hemat waktu.

4. Murid-murid akan menghormati guru yang dengan sungguh-sungguh mempersiapkan diri


untuk mengajar sesuai dengan harapan-harapan mereka.

5. Memberikan kesempatan bagi guru-guru untuk memajukan pribadinya dan


perkembangan profesionalnya.

6. Membantu guru memiliki perasaan percaya diri pada diri sendiri dan

jaminan atas diri sendiri.

7. Sebagai acuan untuk melaksanakan proses belajar mengajar di kelas agar dapat berjalan
lebih efektif dan efisien.

Sementara itu juga ada yang menjabarkan kegunaan atau fungsi perencanaan pembelajaran
sebagai berikut:

1. Fungsi kreatif

Pembelajaran dengan menggunakan perencanaan yang matang akan dapat memberikan


umpan balik yang dapat menggambarkan berbagai kelemahan yang ada sehingga akan dapat
meningkatkan dan memperbaiki program.

2. Fungsi Inovatif

Suatu inovasi pasti akan muncul jika direncanakan karena adanya kelemahan dan
kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Kesenjangan tersebut akan dapat dipahami jika kita
memahami proses yang dilaksanakan secara sistematis dan direncanakan dan diprogram secara
utuh.
3. Fungsi selektif

Melalui proses perencanaan akan dapat diseleksi strategi mana yang dianggap lebih
efektif dan efisien untuk dikembangkan. Fungsi selektif ini juga berkaitan dengan pemilihan
materi pelajaran yang dianggap sesuai dengan tujuan pembelajaran.

4. Fungsi Komunikatif

Suatu perencanaan yang memadai harus dapat menjelaskan kepada setiap orang yang
terlibat, baik guru, siswa, kepala sekolah, bahkan pihak eksternal seperti orang tua dan
masyarakat. Dokumen perencanaan harus dapat mengkomunikasikan kepada setiap orang baik
mengenai tujuan dan hasil yang hendak dicapai dan strategi yang dilakukan.

5. Fungsi prediktif

Perencanaan yang disusun secara benar dan akurat, dapat menggambarkan apa yang akan
terjadi setelah dilakukan suatu tindakan sesuai dengan program yang telah disusun. Melalui
fungsi prediktifnya, perencanaan dapat menggambarkan berbagai kesulitan yang akan terjadi,
dan menggambarkan hasil yang akan diperoleh.

6. Fungsi akurasi

Melalui proses perencanaan yang matang, guru dapat mengukur setiap waktu yang
diperlukan untuk menyampaikan bahan pelajaran tertentu, dapat menghitung jam pelajaran
efektif.

7. Fungsi pencapaian tujuan

Mengajar bukanlah sekedar menyampaikan materi, tetapi juga membentuk manusia yang
utuh yang tidak hanya berkembang dalam aspek intelektualnya saja, tetapi juga dalam sikap dan
ketrampilan. Melalui perencanaan yang baik, maka proses dan hasil belajar dapat dilakukan
secara seimbang.

8. Fungsi kontrol dan evaluatif

Mengontrol keberhasilan siswa dalam mencapai tujuan merupakan bagian yang tidak
dapat dipisahkan dalam suatu proses pembelajaran. Melalui perencanaan akan dapat ditentukan
sejauh mana materi pelajaran telah dapat diserap oleh siswa dan dipahami, sehingga akan dapat
memberikan balikan kepada guru dalam mengembangkan program pembelajaran selanjutnya.

C. Prinsip-prinsip Pembuatan Perencanaan Pembelajaran

Seorang guru yang ingin melibatkan diri dalam suatu kegiatan perencanaan, harus
mengetahui prinsip-prinsip perencanaan, seperti yang dikemukakan oleh Sagala (Hermawan,
2007) yang meliputi :

1. Menetapkan apa yang akan dilakukan oleh guru, kapan dan bagaimana cara
melakukannya dalam implementasi pembelajaran.

2. Membatasi sasaran atas dasar tujuan intruksional khusus dan menetapkan pelaksanaan
kerja untuk mencapai hasil yang maksimal melalui prosess penentuan target pembelajaran.

3. Mengembangkan alternatif-alternatif yang sesuai dengan strategi pembelajaran.

4. Mengumpulkan dan menganalisis iniformasi yang penting untuk mendukung kegiatan


pembelajaran.

5. Mempersiapkan dan mengkomunikassikan rencana-rencana daan keputusan-keputusan


yang berkaitan dengan pembelajaaran kepada pihak yang berkepentingan.

Jika prinsip-prinsip itu terpenuhi, secara teoretik perencanaan pembelajaran itu akan
memberi penegasan untuk mencapai tujuan sesuai scenario yang sudah disusun.

Sedangkan berdasarkan asumsi Jumhana, prinsip-prinsip yang harus dijadikan dasar


dalam merancang pembelajaran, baik untuk perencanaan pembelajaran yang masih bersifat
umum maupun perencanaan pembelajaran yang lebih spesifik adalah bahwa perencanaan
tersebut harus memenuhi unsur :

1. Ilmiah yaitu keseluruhan materi yang dikembangkan atau di rancang oleh guru termasuk
kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus dan rencana pelaksanaan dan pembelajaran, harus
benar dan dapat di pertanggung jawabkan secara keilmuan.
2. Relevan yaitu bahwa setiap materi memiliki ruang lingkup atau cakupan dan
sistematikanya atau urutan penyajianya.

3. Sistematis yaitu unsur perencanaan baik untuk perencanaan jenis silabus maupun
perencanaan untuk rencana pelaksanaan pembelajaran, anatara unsur yang satu dengan unsur
yang lainnya harus saling terkait, mempengaruhi, menentukan dan suatu dan suatu kesatuan yang
utuh untuk mencapan tujuan atau kompetensi.

4. Konsisten yaitu adanya hubungan yang konsisten antara kompetensi dasar. Indicator,
materi pokok pengalaman belajar, sumber belajar dan sistem penilaian.

5. Memadai yaitu cakupan indikator materi pokok, pengalaman, sumber belajar dan sistem
penilaian cukup untuk menunjang pencapaian kompetensi dasar.

6. Aktual dan kontekstual yaitu cakupan indicator, materi pokok, pengalaman belajaran
sumber belajar, dan sistem penilaian memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi dan seni
mutakhir dalam kehidupan nyata, dan pristiwa yang terjadi.

7. Fleksibel yaitu keseluruhan kompenen silabus maupun rencana pelaksanaan


pembelajraan harus dapat mengkomodasai keragaman peserta didik, pendidik, serta dinamika
perubahan yang terjadi yang di sekolah dan tuntutan masyarakat.

8. Menyeluruh yaitu komponen silabus rencana pelaksanaan pembelajaran harus mencakup


keseluruhan ranah kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).

D. Kriteria Penyusunan Perencanaan Pembelajaran

Dibawah ini dijelaskan beberapa kriteria penyususnan perencanaan pembelajaran:

1. Signifikansi

Bahwa perencanaan pembelajaran hendaknya bermakna agar prosespembelajaran berjala efektif


dan efisien.

2. Relevan
Bahwa perencanaan yang kita susun memiliki kesesuaian baikinternal maupun eksternal.

3. Kepastian

Bahwa perencanaan pembelajaran tidak lagi memuat pilihan – pilihan akan tetapi berisi langkah
– langkah pasti yang dapat dilakukan secara sistematis dimana guru menentukan langkah –
langkah yang sesuai dan dapa diimplementasikan.

4. Adaptibilitas

Perencanaan pembelajaran hendaknya bersifat lentur atau tidak kaku.

5. Kesederhanaan

Sederhana disini maksudnya bahwa perencanaan pembelajaran harus mudah diterjemahkan dan
mudah diimplementasikan tidak rumit.

6. Prediktif

Perencanaan dapat menggambarkan ”apa yang akan terjadi, seandainya...”

E. Langkah-langkah Penyusunan Perencanan Pembelajaran

1. Merumuskan Tujuan

Dalam merancang pembelajaran tugas guru yang utama dalah merumuskan tujuan
pembelajara khusus beserta materi pelajarannya. Rumusan tujuan pembelajaran menurut Bloom
(1956) harus mencakup 3 aspek :

a. Domain Kognitif.

b. Domain Afektik.

c. Domain Psikomotor.

2. Pengalaman Belajar
Memilih pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa sesuai dengan tjuan pembelajaran.
Belajar bukan hanya mencatat danmeghafal akan tetapi proses berpengalaman.

3. Kegiatan Belajar Mengajar

Menentukan kegiatan belajar mengajar yang sesuai, pada dasarnya guru dapat merancang
melalui penedekatan kelompok atau individual.

4. Orang – orang Yang Terlibat

Perencanaan pembelajaran bertanggung jawab dalam menentukan orang yang akan


membantu dalam proses pembelajaran. Orang – orang yang terlibat dalam pembelajaran
khususnya yang berperan sebagai sumber belajar meliputi guru dan juga tenaga profesional.

5. Bahan dan Alat

Penyeleksian bahan dan alat juga merupakan bagian dari sistem perencanaan pembelajaran.

6. Fasilitas Fisik

Fasilitas fisik merupakan faktor yang juga akan berpengaruh terhadap keberhasilan
proses pembelajaran. Fasilitas fisik dapat digunakan melalui proses perencanaan yangmatang
melalui pengaturan secara profesional termasuk adanya sokongan finansial sesuai dengan
kebutuhan.

7. Perencaaan Evaluasi dan Pengembangan

Melalui evaluasi kita dapat melihat keberhasilan perencanaan pembelajaran dan


keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran. Evaluasi terhadap hasil belajar siswa akan
memberikan informasi :

a. Kelemahan dalam perencanaan pembelajaran

b. Kekeliruan mendiagnosis siswa tentang kesiapan mengikuti pengalaman belajar.

c. Kelengkapan tujuan pembelajaran khusus.


d. Kelemahan – kelemahan instrumen yang digunakan untuk mengukur kemampuan siswa
mencapa tujuan pembelajaran.
BAB III

KESIMPULAN

Dari pemaparan diatas penulis dapat mengambil kesimpulan sebagai berikut :

1. Pengertian dari perencanaan pembelajaran adalah proses pengambilan keputusan hasil


berpikir secara rasional tentang sasaran dan tujuan pembelajaran tertentu, yaitu perubahan
tingkah laku serta rangkaian kegiatan yang harus dilakukan sebagai upaya pencapaian tujuan
tersebut dengan memanfaatkan segala potensi dan sumber belajar yang ada. Hasil dari proses
pengambilan keputusan tersebut adalah tersusunnya dokumen yang dapat dijadikan acuan dan
pedoman dalam melaksanakan proses pembelajaran.

2. Perencanaan pembelajaran memainkan peranan penting dalam pelaksanaan pembelajaran


yang meliputi rumusan tentang apa yang akan diajarkan pada siswa, bagaimana cara
mengajarkannya, dan seberapa baik siswa dapat menyerap semua bahan ajar ketika siswa telah
menyelesaikan proses pembelajarannya yang diantaranya berfungsi membantu guru memperjelas
pemikiran tentang sumbangan pengajarannya terhadap pencapaian tujuan pendidikan.

3. Seorang guru yang ingin melibatkan diri dalam suatu kegiatan perencanaan, harus
mengetahui prinsip-prinsip perencanaan, seperti menetapkan apa yang akan dilakukan oleh guru,
kapan dan bagaimana cara melakukannya dalam implementasi pembelajaran.

4. Kriteria dalam penyusunan perencanaan pembelajaran antara lain: signifikansi, relevan,


kepastian, adaptibilitas, kesederhanaan, prediktif.

5. Langkah-langkah penyusunan perencanan pembelajaran antara lain: merumuskan tujuan,


pengalaman belajar, kegiatan belajar mengajar, orang-orang yang terlibat, bahan dan alat,
fasilitas fisik, perencaaan evaluasi dan pengembangan.
DAFTAR PUSTAKA

Hamalik, Oemar, Proses Belajar Mengajar, Jakarta : Bumi Aksara, 2006.

Hernawan, Belajar dan Pembelajaran, Bandung : Upi Press, 2007.

Http://andinurdiansah.blogspot.com/2011/11/langkah-langkah-penyusunan-perencanaan
-pembelajaran.html

Http://andinurdiansah.blogspot.com/2011/11/manfaat-dan-fungsi-perencanaan.html

Anda mungkin juga menyukai