Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

ANALISIS REGRESI TERAPAN

“ANALISIS KORELASI”

OLEH

KELOMPOK 9

DEVI YUNITA SARI (A1I121043)

SINAR INTAN (A1I121070)

SYAFITRI DIVA PERTIWI (A1I121075)

YASMIN (A1I121079)

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS HALU OLEO

KENDARI

2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat, karunia, taufik serta hidayh-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini yang berjudul “Analisis Korelasi” dengan tepat pada waktunya.

Kami berterima kasih kepada Ibu Hasnawati, S.Si. M.Si., selaku dosen
mata kuliahAnalisis Regresi Terapan yang telah memberikan tugas ini kepada
kami. Kami menyadari sepenuhnya bahwa didalam makalah ini masih terdapat
banyak kekurangan dan jauh dari kata sempurna.

Kami juga berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan juga
kami sebagai penulis. Sebelumnya kami memohon maaf apabila terdapat
kesalahan kata-kata yang kurang berkenan dan kami memohon kritik, saran dan
usulan yang membangun dari bapak dan teman-teman sekalian demi perbaikan
makalah ini di waktu yang akan datang, mengingat tidak ada sesuatu yang
sempurna tanpa saran yang membangun.

Kendari, 1 Maret 2023

Penyusun

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii

DAFTAR ISI ................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

A. Latar Belakang .................................................................................... 1


B. Rumusan Masalah ............................................................................... 1
C. Tujuan ................................................................................................. 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................... 3

A. Pengertian Korelasi dan Analisis Korelasi ........................................... 3


B. Korelasi Product Moment Pearson....................................................... 4
C. Koefisien Determinasi ......................................................................... 5
D. Pengujian Hipotesis ............................................................................. 6
E. Contoh Soal dan Data pada Analisis Korelasi ...................................... 7

BAB III PENUTUP ....................................................................................... 10

A. Kesimpulan ......................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................... 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 11

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak analisis statistika bertujuan untuk mengetahui apakah ada


hubungan antara dua atau lebih peubah. Bila hubungan demikian ini dapat
dinyatakan dalam bentuk rumus matematik, maka kita akan dapat
menggunakannya untuk keperluan peramalan.

Kata “korelasi” berasal dari bahasa inggris yaitu “correlation” yang dalam
bahasa indonesia artinnya hubungan atau saling hubung atau hubungan timbale
balik. Dalam dunia statistik pendidikan korelasi adalah hubungan antara dua
variable atau lebih yang sifatnnya kuantitatif. Lambang yang digunakan korelasi
adalah r xy artinnya korelasi antara variable x dan variable y. Nilai korelasi berkisar
antara 0 (nol) sampai dengan 1.00 artinya nilai korelasi paling rendah adalah nol
dan paling tinggi adalah 1.00.

Hubungan antara variable itu jika ditilik dari segi arahnya, dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu hubungan yang sifatnya satu arah dan
hubungan yang sifatnya berlawanan arah. Hubungan yang sifatnya searah diberi
nama korelasi positif, sedangkan yang berlawanan arah disebut korelasi negative.
disebut korelasi positif, jika dua variable (atau lebih) yang berkolerasi berjalan
parallel, artinya bahwa hubungan antara dua variable (atau lebih) itu menunjukan
arah yang sama. jadi apabila variable x mengalami kenaikan atau pertambahan
akan diikuti pula dengan kenaikan atau pertambahan, akan diikuti pula dengan
kenaikan atau pertambahan pada variable y atau sebaliknya, penurunan dan
pengurangan pada variable x akan akan diikuti pula dengan penurunan dan
pengurangan pada variable y.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pada makalah ini yaitu:

1
1. Pengertian Korelasi dan Analisis Korelasi?
2. Apa yang dimaksud dengan Korelasi Product Moment Pearson?
3. Apa yang dimaksud dengan Koefisien Determinasi?
4. Bagaimana pengujian Hipotesis (Uji t) pada analisis korelasi?
5. Bagiaman contoh soal dan data pada analisis korelasi?

C. Tujuan

Berdasarkan rumusan masalah di atas maka tujuan yang akan dicapai


dalam pembuatan makalah ini adalah:

1. Untuk mengetahui pengertian Korelasi dan Analisis Korelasi


2. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Korelasi Product Moment
Pearson
3. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan Koefisien Determinasi
4. Untuk mengetahui bagaimana pengujian Hipotesis (Uji t) pada analisis
korelasi
5. Untuk mengetahui bagiaman contoh soal dan data pada analisis korelasi

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Korelasi dan Analisi Korelasi

1. Pengertian Korelasi

(Moh Hariadi: 132: 2009) Kata “Korelasi” berasal dari bahasa inggris
yaitu “Correlation” yang dalam bahasa Indonesia artinnya hubungan atau saling
hubung atau hubungan timbal balik. Dalam dunia statistik pendidikan korelasi
adalah hubungan antara dua variable atau lebih yang sifatnnya kuantitatif.
Lambang yang digunakan korelasi adalah r xy artinnya korelasi antara variable X
dan variable Y. Nilai korelasi berkisar antara 0 (nol) sampai dengan 1.00 artinya
nilai korelasi paling rendah adalah nol dan paling tinggi adalah 1.00.

(Husaini Usman: 197: 2006) Korelasi adalah istilah statistic yang


menyatakan derajat hubungan linear antara dua variable atau lebih, yang
ditemukan oleh Karl Pearson pada awal 1900 oleh itu terkenal dengan sebutan
korelasi pearson product moment (PPM) Korelasi adalah salah satu teknik analisis
statistic yang paling banyak digunakan oleh para peneliti, karena peneliti pada
umumnya tertarik terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi dan mencoba untuk
menghubungkannya. Misalnnya kita ingin menghubungkan antara tinggi badan
dan berat badan, antara umur dengan tekanan darahnya, antara motivasi dengan
prestasi belajar atau bekerja dan seterusnya. Hubungan antara dua variable
didalam teknik korelasi bukanlah dalam arti hubungan sebab akibat melainkan
hanya hubungan searah saja

2. Pengertian Analisis Korelasi

(Darwyan Syah: 91: 2007) Dalam kegiatan statistik khususnya statistik


Dinferensial, analisis korelasi merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih,
yaitu antara variable bebas dan variable terikat. Hubungan korelasi terdiri atas dua
jenis yakni bivariate dan multivariate correlation. Bevariated correlation yaitu

3
analisis terhadap hubungan antara dua variable, satu varaiabel bebas dengan satu
variable terikat, sedangkan multivariate correlation yaitu analisis hubungan antara
lebih dua variable bebas.

Variabel yang dikorelasikan dalam analisis korelasional adalah hubungan


antara dua variable yang terdiri dependend variable terikat atau varaibel yang
dipengaruhi dan independend variabel yang mempengaruhi atau disebut juga
variable bebas.

Analisis korelasi merupakan bentuk analisis inferensial yang digunakan


untuk mengetahui derajad atau kekuatan hubungan, bentuk atau hubungan kausal
dan hubungan timbale balik diantara variabel-variabel penelitian. Selain itu,
analisis ini dapat digunakan untuk mengetahui besarnya pengaruh suatu variabel
bebas atau beberapa variabel bebas secara bersama terhadap variabel terikat
melalui analisis koefisien determinasi.

Apabila terdapat hubungan antar variabel maka perubahan-perubahan yang


terjadi pada salah satu variabel akan mengakibatkan terjadinya perubahan pada
variabel lainnya. Dari analisis korelasi ini, dapat diketahui hubungan antar
variabel tersebut, yaitu merupakan suatu hubungan kebetulan atau memang
hubungan yang sebenarnya. Jenis statistika uji hipotesis korelasi meliputi korelasi
sederhana (bivariat), korelasi ganda, dan korelasi parsial yang akan dibahas pada
bab selanjutnya.

Untuk mengetahui tingkat keeratan linear antara kedua variabel yang


nilainya dipengaruhi oleh skala atau satuan pengukuran pada X dan Y dengan
menggunakan rumus r menghasilkan koefisien korelasi akan diperoleh
kemungkinan pancaran data yang diwakilinya sebagai berikut:

a) Nilai korelasi yang bernilai antara -1 dan 1 yang menunjukkan korelasi


sempurna.
b) Tanda r yang menunjukkan korelasi positif atau negative, yang
menunjukkan hubungan kedua peunah variabel.
c) Besarnya nilai r menunjukkan keeratan hubungan linear antara dua peubah

4
B. Korelasi Product Moment Pearson

Korelasi product moment pearson, atau dengan simbol (r), ini paling
populer dan sering digunakan oleh mahasiswa dan peneliti. Korelasi ini
dikemukakan oleh Karl Pearson tahun 1900. Fungsi dari korelasi ini adalah untuk
mengetahui derajat hubungan dan kontribusi variabel bebas (independent) dengan
variabel terikat (dependent).

Teknik analisis korelasi product moment pearson ini termasuk teknik


statistik parametrik yang menggunakan data interval dan ratio dengan persyaratan
tertentu. Sebagai contoh adalah ketika data dipilih secara acak (random),
kemudian datanya berdistribusi normal, data yang dihubungkan berpola linier dan
data yang dihubungkan mempunyai pasangan yang sama sesuai dengan subjek
yang sama. Jika semua syarat itu terpenuhi, maka korelasi ini bisa digunakan,
namun jika salah satu tidak terpenuhi, maka analisis ini tidak bisa dilakukan.
Adapun rumus dari korelasi product moment pearson adalah sebagai berikut:

𝑛 ∑ 𝑋𝑌 − (∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑛 ∑ 𝑋 2 − (∑ 𝑋)2 }{𝑛 ∑ 𝑌 2 − (∑ 𝑌)2 }

Korelasi product moment pearson ini dilambangkan (r) dengan ketentuan


bahwa nilai r tidak lebih dari harga (-1 < r < 1). Apabilah nilai r = -1 artinya
korelasinya negatif sempurna, jika r = 0 artinya tidak ada korelasi dan apabila
nilai r = 1 berarti korelasinya sangat kuat. Sedangkan arti harga r akan
dikonsultasikan dengan tabel interpretasi nilai r sebagai berikut:

Interpretasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan


0,80 − 1,000 Sangat Kuat
0,60 − 0,799 Kuat
0,40 − 0,599 Cukup Kuat
0,20 − 0,399 Rendah

5
0,00 − 0,199 Sangat Rendah

C. Koefisien Determinasi (R)

Setelah diujikan pada korelasi product moment pearson, kemudian nilai r


itu sendiri bisa digunakan untuk menyatakan besar kecilnya sumbangan variabel
X terhadap Y, artinya pada koefisien determinasi ini bisa digunakan untuk
mengetahui seberapa besar variabel Y di pengaruhi oleh variabel X yang di ujikan
pada data tersebut.

Koefisien determinasi bisa dinyatakan sebagai seberapa besar kemampuan


semua variabel bebas (X) dalam menjelaskan varians dari variabel terikatnya (Y).
Secara sederhana, koefisien determiasi ini dihitung dengan mengkuadratkan nilai
korelasi nya (r), sehingga dapat di rumuskan sebagai berikut:

KD = R = r2x 100%

Keterangan:

KD (R) = Nilai Koefisien Determinasi

r = Nilai Koefisien Korelasi

Penggunakan R Square (R Kuadrat) sering menimbulkan permasalahan,


yaitu bahwa nilainya akan selalu meningkat dengan adanya penambahan variabel
bebas dalam suatu model. Hal ini akan menimbulkan bias, karena jika ingin
memperoleh model dengan R tinggi, seorang penelitian dapat dengan
sembarangan menambahkan variabel bebas dan nilai R akan meningkat, tidak
tergantung apakah variabel bebas tambahan itu berhubungan dengan variabel
terikat atau tidak.

Oleh karena itu, banyak peneliti yang menyarankan untuk menggunakan


Adjusted R Square. Interpretasinya sama dengan R Square, akan tetapi nilai
Adjusted R Square dapat naik atau turun dengan adanya penambahan variabel

6
baru, tergantung dari korelasi antara variabel bebas tambahan tersebut dengan
variabel terikatnya. Nilai Adjusted R Square dapat bernilai negatif, sehingga jika
nilainya negatif, maka nilai tersebut dianggap 0, atau variabel bebas sama sekali
tidak mampu menjelaskan varians dari variabel terikatnya.

D. Pengujian Hipotesis (Uji t)

Setelah hasil korelasi (r) kemudian di lanjutkan dengan R atau determinasi,


maka langkah selanjutnya adalah dengan pengujian signifikasi. Hal ini berguna
apabila peneliti ingin mencari makna hubungan atau korelasi antara variabel X
terhadap variabel Y. Adapun untuk rumus uji nya adalah dengan uji t, yaitu
sebagai berikut:

𝑟√𝑛 − 2
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
√1 − 𝑟 2

Keterangan:

𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = Nilai t

r = Nilai Koefisien Korelasi

n = Jumlah Sampel

E. Contoh Soal dan Data Pada Analisis Korelasi


1. Jika diketahui data sebagai berikut:

No Motivasi (X) Prestasi (Y)

1 54 24

2 64 18

3 74 26

4 68 32

7
5 70 38

6 82 20

7 64 12

8 86 46

9 52 40

10 80 34

11 64 26

12 80 42

13 74 36

14 62 42

15 82 30

16 46 16

17 76 12

18 52 14

19 60 20

20 78 24

Pertanyaannya adalah:
a) Hitunglah nilai r atau korelasi product moment pearson dalam data
tersebut di atas?
b) Bagaimana nilai koefisien determisinya? Nilai R!

8
Motivasi Prestasi
N0 XY X2 Y2
(X) (Y)

1 54 24 1296 2916 576

2 64 18 1152 4096 324

3 74 26 1924 5476 676

4 68 32 2176 4624 1024

5 70 38 2660 4900 1444

6 82 20 1640 6724 400

7 64 12 768 4096 144

8 86 46 3956 7396 2116

9 52 40 2080 2704 1600

10 80 34 2720 6400 1156

11 64 26 1664 4096 676

12 80 42 3360 6400 1764

13 74 36 2664 5476 1296

14 62 42 2604 3844 1764

15 82 30 2460 6724 900

16 46 16 736 2116 256

17 76 12 912 5776 144

18 52 14 728 2704 196

19 60 20 1200 3600 400

9
20 78 24 1872 6084 576

∑𝑋 ∑𝑌 ∑ 𝑋𝑌 ∑ 𝑋2 ∑ 𝑌2
Jml
= 1368 = 552 = 38572 = 96152 = 17432

c) Ujilah hipotesis, apakah ada hubungan yang signifikan antara


motivasi dan presetasi dalam data di atas! Lengkap dengan
langkah-langkah hipotesis yang baik!
Penyelesaian:
a) Gunakan tabel penolong dalam menentukan nilai r atau korelasi
product moment pearson, seperti berikut ini:
Dari tabel di atas, maka bisa diselesaikan melalui rumus berikut
ini:

𝑛 ∑ 𝑋𝑌−(∑ 𝑋)(∑ 𝑌)
𝑟𝑥𝑦 =
√{𝑛 ∑ 𝑋 2 −(∑ 𝑋)2 }{𝑛 ∑ 𝑌 2−(∑ 𝑌)2}

20 × 38572 − (1368)(552)
𝑟𝑥𝑦 =
√{20 × 96152 − (1368)2 }{20 × 17432 − (552)2 }

16.324
𝑟𝑥𝑦 = 47621,42

𝑟𝑥𝑦 = 0,34

Karena nilai dari 𝑟𝑥𝑦 didapatkan adalah 0,34 maka sesuai dengan
tabel interpretasi korelasi, tergolong rendah, sehingga bisa
disimpulkan variable motivasi terhadap prestasi mempunyai
hubungan yang rendah.

b) Koefisien Determinasi (R)


R = r2 = 0,342 = 0,11
= 0,11 × 100%
= 11 %

10
Artinya adalah sebanyak 11 % variabel prestasi dipengaruhi oleh
variebel motivasi, namun sisanya adalah 89 % dipengaruhi oleh
variabel lain yang belum didefinisikan.

c) Uji Hipotesis (Uji t)


Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut
:
(1) Menentukan uji hipotesis
Ho: ρ = 0 (Tidak ada hubungan/ korelasi yang signifikan
antara motivasi dan prestasi) Ha: ρ ≠ 0 (Ada hubungan/
korelasi yang signifikan antara motivasi dan prestasi)
(2) Taraf signifikan
α = 0,05 atau 5%
(3) Menentukan statistika uji
𝑟√𝑛 − 2
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 =
√1 − 𝑟 2

(4) Menentukan daerah penolakan/ kriteria uji


Ho ditolak jika: t hitung (mutlak) > t (α; n-2)
(5) Perhitungan
𝑟 = 0,34
0,34√20 − 2
𝑡=
√1 − 0,342
𝑡 = 1,62
(6) Kesimpulan
Ho diterima jika t hitung (mutlak) < t. tabel (α; n-2)
t hitung = 1,62
t tabel = 2,101
Karena t hitung < dari t tabel maka Ho di terima, artinya
hubungan/ korelasi tidak signifikan antara motivasi dan
prestasi.

11
2. Seorang Engineer ingin mempelajari apakah adanya pengaruh Suhu
Ruangan terhadap Jumlah Cacat yang dihasilkan dan juga ingin
mengetahui keeratan serta bentuk hubungan antara dua variabel tersebut.
Engineer tersebut kemudian mengambil data selama 30 hari terhadap rata-
rata (mean) suhu ruangan dan Jumlah Cacat Produksi seperti dibawah ini

Tanggal Rata-rata Suhu Ruangan Jumlah Cacat


1 24 10
2 22 5
3 21 6
4 20 3
5 22 6
6 19 4
7 20 5
8 23 9
9 24 11
10 25 13
11 21 7
12 20 4
13 20 6
14 19 3
15 25 12
16 27 13
17 28 16
18 25 12
19 26 14
20 24 12
21 27 16
22 23 9
23 24 13
24 23 11
25 22 7
26 21 5
27 26 12
28 25 11
29 26 13
30 27 14

12
Penyelesaian :

Pertama-tama hitunglah X², Y², XY dan totalnya seperti tabel dibawah ini :

Rata-rata
Tanggal Jumlah
Suhu X2 Y2 XY
Cacat(Y)
Ruangan (X)
1 24 10 576 100 240
2 22 5 484 25 110
3 21 6 441 36 126
4 20 3 400 9 60
5 22 6 484 36 132
6 19 4 361 16 76
7 20 5 400 25 100
8 23 9 529 81 207
9 24 11 576 121 264
10 25 13 625 169 325
11 21 7 441 49 147
12 20 4 400 16 80
13 20 6 400 36 120
14 19 3 361 9 57
15 25 12 625 144 300
16 27 13 676 169 351
17 28 16 576 256 448
18 25 12 729 144 300
19 26 14 529 196 364
20 24 12 576 144 288
21 27 16 729 256 432
22 23 9 529 81 207
23 24 13 576 169 312
24 23 11 529 121 253
25 22 7 484 49 154
26 21 5 441 25 105
27 26 12 676 144 312
28 25 11 625 121 275
29 26 13 676 169 338
30 27 14 729 196 378
Total 699 282 16487 3112 6861

13
a. Kemudian hitunglah Koefisien Korelasi berdasarkan rumus korelasi
dibawah ini:

r= nΣxy – (Σx) (Σy)


√{nΣx² – (Σx)²} {nΣy2 – (Σy)2}

r= (30. 6861) – (699) (282)


√{30. 16487 – (699)²} {30 .3112 – (282)2}

r= (205830) – (197118)
√{494610 – 488601} {93360 – 75924}

r= 8712
9118.13

r = 0.955

Jadi Koefisien Korelasi antara Suhu Ruangan dan Jumlah Cacat


Produksi adalah 0.955, berarti kedua variabel tersebut memiliki
hubungan yang ERAT dan bentuk hubungannya adalah Linear Positif.

b. Koefisien Determinasi (R)


R = r2 = 0.9552 = 0,90
= 0,90 × 100%
= 90 %

Artinya adalah sebanyak 90 % variabel prestasi dipengaruhi oleh variebel


motivasi, namun sisanya adalah 10 % dipengaruhi oleh variabel lain yang
belum didefinisikan.

c. Uji Hipotesis (Uji t)


Langkah-langkah dalam pengujian hipotesis adalah sebagai berikut :
(7) Menentukan uji hipotesis

14
Ho: ρ = 0 (Tidak ada hubungan/ korelasi yang signifikan antara
motivasi dan prestasi) Ha: ρ ≠ 0 (Ada hubungan/ korelasi yang
signifikan antara motivasi dan prestasi)

(8) Taraf signifikan


α = 0,05 atau 5%
(9) Menentukan statistika uji
𝑟 √𝑛−2
𝑡ℎ𝑖𝑡𝑢𝑛𝑔 = √1−𝑟 2

(10) Menentukan daerah penolakan/ kriteria uji


Ho ditolak jika: t hitung (mutlak) > t (α; n-2)
(11) Perhitungan
𝑟 = 0,90
0,90√30−2
𝑡=
√1−0,902

𝑡 = 10,925
(12) Kesimpulan
Ho diterima jika t hitung (mutlak) < t. tabel (α; n-2)
t hitung = 10,925
t tabel = 2,048
Karena t hitung > dari t tabel maka Ho di tolak, artinya ada
hubungan/ korelasi yang signifikan antara dua variabel.

15
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kata “Korelasi” berasal dari bahasa inggris yaitu “Correlation” yang


dalam bahasa Indonesia artinnya hubungan atau saling hubung atau hubungan
timbal balik. Dalam dunia statistik pendidikan korelasi adalah hubungan antara
dua variable atau lebih yang sifatnnya kuantitatif. Analisis korelasi merupakan
bentuk analisis inferensial yang digunakan untuk mengetahui derajad atau
kekuatan hubungan, bentuk atau hubungan kausal dan hubungan timbale balik
diantara variabel-variabel penelitian.

Korelasi product moment pearson, atau dengan simbol (r), ini paling
populer dan sering digunakan oleh mahasiswa dan peneliti. Korelasi ini
dikemukakan oleh Karl Pearson tahun 1900. Fungsi dari korelasi ini adalah untuk
mengetahui derajat hubungan dan kontribusi variabel bebas (independent) dengan
variabel terikat (dependent).Koefisien determinasi bisa dinyatakan sebagai
seberapa besar kemampuan semua variabel bebas (X) dalam menjelaskan varians
dari variabel terikatnya (Y). Secara sederhana, koefisien determiasi ini dihitung
dengan mengkuadratkan nilai korelasi nya (r).

B. Saran

Meskipun kami menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan makalah


ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu kami
perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan kami. Oleh karena itu
kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat Kami harapkan
sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.

16
DAFTAR PUSTAKA

Budiwanto, S. (2017). Metode Statistika: Untuk Mengolah Data Keolahragaan.


Metode Statistika, 1–233.

Korelasi, A. (2018). ( MIK 411 ) Analisis Korelasi. Mik 411, 1–15.

Pembelajaran, A. C. (2020). Pertemuan 12 analisis korelasi product momen


pearson. Analisis Korelasi Product Moment Pearson, 12.

Pertanian, F., Swadaya, U., & Jati, G. (2010). Analisis korelasi.

17

Anda mungkin juga menyukai