Anda di halaman 1dari 5

Gambaran Umum Wilayah Kabupaten Bandung Barat

Kabupaten Bandung Barat  adalah kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia.


Kabupaten ini merupakan pemekaran dari Kabupaten Bandung. Kabupaten Bandung Barat
merupakan bagian timur dari Kabupaten Bandung Barat. Secara geografis Kabupaten
Bandung Barat terletak di antara 60º 41’ s/d 70º 19’ Lintang Selatan dan 107º 22’ s/d 108º
05’ Bujur Timur, dengan luas wilayah 1,305.77 km2.
Berdasarkan data, luas wilayah Kabupaten Bandung Barat yaitu, dengan batas wilayah
sebagai berikut :
 Sebelah Barat : Berbatasan dengan Kecamatan Campaka, Kecamatan
Cibeber,Kecamatan Bojongpicung, Kecamatan Ciranjang dan
Kecamatan Mande (Kabupaten Cianjur).
 Sebelah Utara : Berbatasan dengan Kecamatan Cikalong Kulon (Kabupaten
Cianjur);Kecamatan Maniis, Darang, Bojong &, Kecamatan
Wanayasa (Kab. Purwakarta);Kec. Sagalaherang, Jalancagak
& Cisalak (Kab. Subang), dan Kab. Sumedang;
 Selebah Timur : berbatasan dengan Kecamatan Cilengkrang, Kec. Cimenyan,
Kecamatan Margaasih, Kecamatan Soreang (Kabupaten
Bandung); Kecamatan Cidadap, Kecamatan Sukasari (Kota
Bandung); Kec. Cimahi Utara, Kec. Cimahi Tengah, dan
Kecamatan Cimahi Selatan (Kota Cimahi);
 Sebelah Selatan : berbatasan dengan Kecamatan Ciwidey dan Rancabali
(Kabupaten Bandung); Kecamatan Pagelaran (Kabupaten
Cianjur);
Luas wilayah di Kabupaten Bandung Barat adalah 1.305,77 km2. Berikut merupakan
tabel luas wilayah per kecamatan di kabupaten bandung barat:
Kecamatan Luas Wilayah
Rongga 113,12
Gununghalu 160,64
Sindangkerta 120,47
Cililin 77,79
Cihampelas 46,99
Cipongkor 19,96
Batujajar 32,04
saguling 51,46
Cipatat 126,05
Padalarang 51,4
Ngamprah 36,01
Parongpong 45,15
Kecamatan Luas Wilayah
Lembang 95,56
Cisarua 55,11
Cikalong Wetan 112,93
Cipeundeuy 101,09
Total 1.305,77
Kabupaten Bandung Barat memiliki 16 Kecamatan dan 165 Desa. Kabupaten
Bandung Barat bukan merupakan daerah pesisir, melainkan daerah perbukitan dan dataran
rendah sehingga memiliki lahan yang subur dan berpotensi di sektor pertanian.Secara
umum, Kabupaten Bandung Barat memiliki potensi dalam sektor pertanian, dengan 130 689
Ha. Penggunaan lahan untuk lahan pertanian masih cukup besar baik untuk lahan pertanian
Holtikultura maupun untuk pertanian lainnya. Dari total 16 Kecamatan yang ada di
Kabupaten Bandung Barat, Kecamatan terluas di Kabupaten Bandung Barat adalah
Kecamatan Gununghalu dan kecamatan yang memiliki luas terkecil adalah Kecamatan
Batujajar.

Penggunaan lahan Eksisting


Penggunaan lahan di Kabupaten Bandung Barat dilihat dari sisi penggunaan lahan di wilayah
Kabupaten Bandung Barat, penggunaan lahan untuk budidaya pertanian merupakan
penggunaan lahan terbesar yaitu 66.500,294 ha, sedangkan yang termasuk kawasan lindung
seluas 50.150,928 ha, budidaya non peratanian seluas 12.159,151 ha dan lainnya seluas
1.768,654 ha.
Kabupaten Bandung Barat memiliki lahan yang subur serta banyaknya aliran sungai
menyebabkan sebagain besar dari luas tanahnya digunakan untuk sektor pertanian. Luas
wilayah lindung di daerah Kabupaten Bandung Barat terkait dengan isu kawasan bandung
utara, disamping itu dilihat dari kondisi fisik geografis posisi wilayah Kabupaten Bandung
Barat dinilai kurang menguntungkan, hal ini dikarenakan terdiri dari banyak cekungan yang
berbukit-bukit dan di daerah-daerah tertentu sangat rawan dengan bencana alam.
Beberapa tahun kebelakangan ini penggunaan lahan untuk permukiman, pariwisata dan
industri secara kasat mata menunjukkan peningkatan yang signifikan. Pembangunan
perumahan atau permukiman terus dilaksanakan guna memenuhi kebutuhan penduduk
terhadap perumahan. Namun pembangunan tersebut sebagain dilaksanakan pada lahan
pertanian yang berpotensi sehingga terjadi alih fungsi lahan. Untuk mencegah hal ini pada
masa yang akan datang penataan ruang dan lahan agar mempertimbangkan lahan potensi
pertanian atau lahan serapan air tetap dipertahankan.
Meski demikian, sejumlah upaya pengembangan wisata alam terus dilakukan pemerintah
daerah setempat. Sebut saja di antaranya wisata alam Curug Malela di Gunung Halu yang
baru-baru ini direvitalisasi. Selain itu, ada Situ Ciburuy yang romantis di Padalarang, dan
Situs Gua Pawon di Cipatat.
Potensi wisata lainnya adalah Curug Walet di Kecamatan Rongga, dan masih banyak lagi.
Pendek kata, kabupaten ini tak hanya populer oleh pesona Gunung Tangkuban Parahu yang
ikonik dan kawasan wisata Lembang.
Kondisi Fisik Wilayah Kabupaten Bandung Barat
Ketinggian Kabupaten Bandung Barat secara umum berkisar 0 – 2000 meter di atas
permukaan air laut. Persentase ketinggian terbesar adalah 500 – 1000 mdpl, yaitu seluas
59.614,15 Ha atau sebesar 46,68% dari luas Kabupaten Bandung Barat, sedangkan
ketinggian terkecil yaitu 1500 – 2000 mdpl dengan luas 10.480,39 Ha atau sebesar 8,10%
dari luas Kabupaten Bandung Barat. Dari data ketinggian tempat Kabupaten Bandung Barat
memiliki karakteristik kemiringan yang bervariasi diantaranya terdapat lima kelas
kemiringan lereng kemiringan lereng yang paling dominan di Kabupaten Bandung Barat
adalah kemiringan lereng 8-15 % atau Kelas II dengan luas 33522 Ha (25,72%) dari luas
Kabupaten Bandung Barat dan kemiringan lereng dengan kelas V memiliki luas wilayah
terkceil yaitu 8193 Ha. Kabupaten Bandung Barat didominasi oleh kemiringan lereng yang
sangat terjal (>40%), di Kecamatan Gununghalu sebagai kecamatan yang mempunyai
kemiringan lereng sangat terjal terluas 13.480 ha.
Adapun kemiringan lereng datar (0-8%) merupakan kemiringan lereng dengan luas
dominan kedua. Kecamatan Batujajar adalah kecamatan dengan luas lereng datar (0-8%)
terluas 4.899 ha. Kemiringan lereng 8-15% cenderung untuk berada di beberapa kecamatan
saja. Berdasarkan kemiringan lereng dan beda tinggi serta kenampakan di lapangan
morfologi Kabupaten Bandung Barat dikelompokkan menjadi empat satuan morfologi, yaitu
morfologi pedataran, landai, perbukitan dan morfologi pegunungan.
Iklim di Kabupaten Bandung Barat menurut klasifikasi iklim Junghun. Junghuhn telah
membuat klasifikasi iklim di Indonesia terutama di pulau jawa untuk keperluan perkebunan
yaitu menurut ketinggian tempat (altitude) di atas permukaan laut. Berdasarkan kriteria dan
klasifikasi iklim Junghuhn (dalam Rafi’i, 1995:195) di Kabupaten Bandung Barat adalah
termasuk ke dalam zone iklim panas sampai dengan zona iklim sejuk, karena ketinggian
Kabupaten Bandung Barat secara umum berkisar 0 – 2000 meter di atas permukaan air laut.
Zone agroklimat di Kabupaten Bandung Barat termasuk ke dalam zone agroklimat B1, B2,
dan B3. Zone agroklimat B1, B2 dan B3 mempunyai bulanbulan basah selama 7 sampai 9
bulan berturut-turut dan bulan kering kurang dari 2 bulan (Zone B1) atau bulan kering
antara 2 – 3 bulan (Zone B2) atau bulan kering lebih dari 3 bulan (Zone B3). Berdasarkan
kondisi bulan-bulan basah tersebut, maka pada wilayah yang mempunyai zone agroklimat
B1, B2 dan B3, peruntukannya bagi sawah tadah hujan bisa dilakukan selama 2 kali tanam
dalam setahun.
Curah hujan rata-rata tahunan di Wilayah Kabupaten Bandung Barat < 1500 – 4500
mm/tahun Curah hujan yang paling dominan di Kabupaten Bandung Barat adalah 2500 –
3000 mm/tahun dengan luas 61426,75 Ha (47%) dari luas Kabupaten Bandung Barat dan
Curah hujan 4000 – 4500 mm/tahun memiliki luas wilayah terkceil yaitu 41 Ha (0,03%).
Wilayah-wilayah yang mempunyai curah hujan kurang dari 1500 mm/tahun adalah wilayah
dataran yaitu sebagian Kecamatan Batujajar dan Padalarang. Wilayah-wilayah yang
mempunyai curah hujan 1500-2000 mm/tahun adalah sebagian Kecamatan Batujajar,
Cihampelas, Ngamprah, Padalarang dan Parongpong. Wilayah-wilayah yang mempunyai
curah hujan 2000-2500 mm/tahun adalah sebagian Kecamatan Lembang, Parongpong,
Cisarua, Ngamprah, Cipatat, Cipongkor, Sindangkerta. Wilayah-wilayah yang mempunyai
curah hujan 2500-3000 mm/tahun sebagian Kecamatan Lembang, Parongpong, Cisarua,
Cikalongwetan, Cipeundeuy, Cipatat, Rongga, Gununghalu dan Sindangkerta. Curah hujan
tertinggi terjadi di daerah pegunungan di bagian utara Kabupaten Bandung Barat (3000-
3500 mm/tahun) terdapat di sebagian wilayah Kecamatan Cikalong Wetan dan Cipeundeuy.
Tanah terbentuk secara alami yaitu hasil pelapukan dan pengendapan batuan bahan-
bahan organik. Tanah yang subur banyak dimanfaatkan penduduk untuk kegiatan pertanian
yang berguna untuk memenuhi kebutuhan hidup manusia. Persebaran jenis tanah di
Wilayah Kabupaten Bandung Barat, di dominasi oleh tanah Alluvial, Andosol, Latosol,
podsolik merah kuning, dan Regosol.

Jumlah Penduduk
Jumlah penduduk di kabupaten bandung barat adalah sejumlah 1.788.336 jiwa dan laju
pertumbuhan penduduk adalah 0,07%.
Laju
Jumlah
Kecamatan Pertumbuhan
Penduduk
Penduduk (%)
Rongga 60.666 0,15
Gununghalu 79.175 0,14
Sindangkerta 73.458 0,11
Cililin 95.470 0,06
Cihampelas 132.659 0,07
Cipongkor 99.991 0,11
Batujajar 107.835 0,07
saguling 33.820 0,08
Cipatat 140.301 0,04
Padalarang 181.359 0,03
Ngamprah 177.690 0,05
Parongpong 113.005 0,08
Lembang 197.640 0,07
Cisarua 79.154 0,06
Cikalong Wetan 128.106 0,09
Cipeundeuy 88.007 0,07
Total 1.788.336 0,07
Berdasarkan tabel jumlah penduduk diatas, Kecamatan lembang merupakan
kecamatan yang bpaling banyak jumlah penduduknya yaitu sebanyak 1.788.336 jiwa dengan
laju pertumbuhan 0,07%. Sedangkan Kecamatan saguling merupakan kecamatan yang
jumlah penduduknya paling sedikit dibandingkan dengan kecamatan yang lainnya yaitu
sebanyak 33.820 jiwa.

Pertumbuhan Ekonomi
Selama periode 2017-2021, perekonomian Kabupaten Bandung Barat menunjukkan
trend yang relative baik, walaupun pada tahun 2020 mengalami pertumbuhan minus. Pada
periode 2017-2021 perekonomian Kabupaten Bandung Barat mengalami fluktuasi, yakni
tahun 2017-2019 sebesar 5,21; 5,50 dan 5,05 persen. Sedangkan tahun 2020 mengalami
kontraksi pertumbuhan sebesar 2,41 persen negatif dibanding tahun 2019. Kemudian di
tahun 2021 pertumbuhan ekonomi mengalami percepatan kembali sebesar 3,46 persen.
Nilai pertumbuhan ekonomi tahun 2021 ini secara umum dikarenakan adanya penurunan
kasus Covid-19 yang menyerang Indonesia. Peningkatan volume ekonomi tersebut
tercermin baik dari sisi produksi (supply side) maupun sisi permintaan akhir (demand side).
Dari sisi produksi, percepatan pertumbuhan ekonomi tertinggi terjadi pada kategori Jasa
Perusahaan yang sebesar 20,09 persen. Dari sisi permintaan akhir, percepatan pertumbuhan
ekonomi Kabupaten Bandung Barat terjadi pada komponen Pengeluaran Konsumsi Lembaga
Non Profit yang melayani Rumahtangga (PK-LNPRT), yang meningkat sebesar 6,15 persen.
Pada periode tahun 2017-2021 PDRB Kabupaten Bandung Barat atas dasar harga Berlaku
meningkat cukup signifikan, yakni sebesar 40.204,40 miliar Rupiah (2017); 43.807,71 miliar
Rupiah (2018); 47.180,08 miliar Rupiah (2019); 46.478,90 miliar Rupiah (2020) dan
48.764,31 miliar Rupiah (2021). Peningkatan pada periode 2017-2021 ini dipengaruhi baik
oleh perubahan harga maupun perubahan volume. Pada 2021 mengalami peningkatan
PDRB dibandingkan 2020, dikarenakan adanya pengurangan kasus Covid-19 dibandingkan
tahun 2019. Peningkatan PDRB sisi produksi diikuti oleh peningkatan PDRB dari sisi
permintaan akhir atau PDRB pengeluaran.

Anda mungkin juga menyukai