BAB
II
berdasarkan
pengukuran
pada
Peta
Rupa
Bumi
Utara,
Berbatasan
dengan
Kecamatan
Cisaga
Timur,
Berbatasan
dengan
Kecamatan
Lakbok
II - 1
BAB II
Secara geografis Kota Banjar terletak diantara 1082800 1084000 Bujur Timur dan 071930 - 072630 Lintang Selatan
(berdasarkan Peta Rupa Bumi Bakosurtanal). Kota Banjar adalah
salah satu kota yang berada di Provinsi Jawa Barat dengan
ketinggian antara 20 sampai dengan 500 meter di atas permukaan
laut serta beriklim tropis dan menjadi salah satu kawasan andalan
(yaitu kawasan yang mampu berperan mendorong pertumbuhan
ekonomi bagi kawasan tersebut dan kawasan sekitarnya).
Sebagian besar wilayah Kota Banjar berada pada ketinggian kurang
dari 100 mdpl yaitu mencapai 87,10 persen dan sisanya sebesar
12,90 persen berada di ketinggian 100-500 mdpl. Kecamatan yang
wilayahnya berada di ketinggian 100 hingga 500 mdpl diantaranya
Kecamatan Pataruman yaitu seluas 11,83 km2 atau sekitar 21,89
persen
dari
luas
wilayah
kecamatan
tersebut.
Sedangkan
kompleks
perbukitan
yang
utama,
dan
sejumlah
II - 2
BAB II
Rejasari
dan
Kelurahan
Bojongkantong
Kecamatan
Langensari);
Bukit di sebelah selatan PT Alba (Desa Batulawang).
Perbukitan minor di Kecamatan Banjar antara lain adalah :
Pasir Riunggunung (Desa Binangun);
Pasir Batugending/Pasir Semir (Desa Binangun);
Bukit di sebelah selatan Kampung Pamongkoran (Desa Binangun);
Pasir Tugel/Pasir Pugag (Desa Balokang dan Desa Cibeureum).
Sementara bukit minor di Kecamatan Langensari bagian barat
adalah Bukit-bukit di perbatasan Desa Rejasari dengan Desa
Sinartanjung,
dan
Bukit
di
Kampung
Bojongsari
(Kelurahan
Bojongkantong).
Selain perbukitan tersebut di atas, bentang morfologi/topografi
yang cenderung merupakan kelerengan atau kemiringan yang
cukup signifikan adalah bentang memanjang dengan kelerengan
sampai sekitar 30 % yang relatif paralel dengan Sungai Ciseel
Sungai Cikembang Sungai Cimaragas, yang terletak di Desa-Desa
Binangun,
Neglasari,
morfologi/topografi
dan
Kelurahan
selanjutnya
adalah
Situbatu.
Bentangan
kompleks
lahan
II - 3
BAB II
Desa
Mekarharja,
Desa
Raharja,
Kelurahan
Purwaharja
di
Kecamatan Purwaharja;
Babakan)
Pasir
dan
Jengkol,
sebagian
Pasir
perbukitan
Leutik,
Pasir
minor
Gembok,
(Pasir
dan
perbukitan Mandalareh-Cadasgantung);
Endapan lahar, yaitu di sebelah barat komplek Gunung Babakan,
pada morfologi bergelombang di Kecamatan Purwaharja bagian
barat;
Formasi Tapak, terdiri dari batupasir kehijauan kasar (bawah),
batupasir dengan sisipan napal (atas), yaitu di bagian barat dan
selatan wilayah Kota Banjar di Kecamatan Banjar dan Kecamatan
Pataruman pada morfologi perbukitan minor dan bergelombang.
II - 4
BAB II
sistem
hidrologi/aliran
air
tersebut
adalah
gugusan
Sistem
Ciseel-Cikembang-Cimaragas,
yaitu
arah
aliran
di
sebelah
selatan,
yang
areanya
Kelurahan
II - 5
BAB II
tentang
titik-titik
wilayah
rawan
bencana
dan
yang
memberikan
perlindungan
kawasan
kawasan resapan
II - 6
BAB II
anak
sungainya.
Sempadan
situ
terdiri
atas
dan
II - 7
BAB II
dengan
pusat,
lembaga
Pemerintah
pemerintah
Provinsi
baik
maupun
Situs
Rajegwesi
di
Desa
Sinartanjung
Kecamatan
Pataruman;
Tugu/Menara
Pompa
Air
di
Kompleks
Pasar
Banjar
Patroman;
Gedong
Opat
di
Kelurahan
Hegarsari
Kecamatan
Pataruman; dan
II - 8
BAB II
Muktisari,
Kelurahan
Purwaharja,
Kelurahan
Desa
Sinartanjung
Bagian
Selatan,
Desa
Selatan,
Desa
Balokang
Bagian
Selatan
dan
Bojongkantong
kawasan
perumahan
kepadatan
tinggi
terdiri atas :
II - 9
BAB II
penanganan
persampahan)
dan
penyediaan
ruang
menyediakan
prasarana
dan
sarana
umum
dengan
menyediakan
prasarana
dan
sarana
umum
dengan
sumur/
kolam
resapan
bagi
setiap
menyediakan
prasarana
dan
sarana
umum
dengan
sumur/
kolam
resapan
bagi
setiap
II - 10
BAB II
Pengembangan kawasan
berikut :
Kecamatan
Pataruman,
kawasan
arahan
membuat
Kajian
Lingkungan
Hidup
Strategis
untuk
daya
tampung
lingkungan
hidup,
prakiraan
lain :
II - 11
BAB II
Cibeureum,
Desa
Balokang,
dan
Kelurahan
Purwaharja.
pasar tradisional;
pengembangan
kegiatan
pasar
agro
di
Kecamatan
Rencana
pengembangan
pusat
perbelanjaan
modern,
meliputi :
II - 12
dengan
kawasan
sekitarnya
dan
wajib
BAB II
memperhatikan
kepentingan
semua
pelaku
sektor
di Jalan
(convention
Kelurahan
Mekarsari
meningkatkan
dan
center)
dan
di
Desa
Kelurahan
mengarahkan
Langensari,
Banjar
untuk
pengembangan
jasa
Kawasan
peruntukan
perkantoran
pemerintahan,
meliputi :
pengembangan
kawasan
peruntukan
perkantoran
peningkatan
kawasan
peruntukan
perkantoran
di
kawasan
lainnya
peruntukan
dengan
perumahan
memperhatikan
atau
akses
pelayanan.
Rencana pengembangan kawasan peruntukan perkantoran,
meliputi :
II - 13
BAB II
Banjar,
Purwaharja
Pataruman,
dan
Situ
Kecamatan
Mustika
Purwaharja
di
Kelurahan
dan
Situ
Purwaharja
Leutik
di
Desa
Waterpark
di
pengembangan
dan
peningkatan
dan
pengembangan
kawasan
peruntukan
sektor
informal
diarahkan melalui :
menempatkan
sektor
informal
di
lokasi
yang
direncanakan;
mengoptimalkan
fungsi
pasar
untuk
mengakomodir
II - 14
BAB II
pelataran
parkir
depan
alun-alun
Kota
Banjar
di
Kecamatan Banjar;
pengembangan
kawasan
peruntukan
ruang
mengoptimalkan
pemanfaatan
RTNH
untuk
kegiatan
mengembangkan
RTNH
di
kawasan
komersial,
kantor
Kecamatan,
Puskesmas
Pataruman,
Sekolah
kantor
Kecamatan,
Puskesmas
Purwaharja
di
pengungsi;
meningkatkan
kapasitas
kelembagaan
dan
aparatur
II - 15
BAB II
menyediakan
prasarana
sarana
penunjang
proses
evakuasi bencana.
Penyediaan ruang dan jalur evakuasi bencana secara rinci
diatur dalam Peraturan Walikota sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
Kawasan peruntukan pertanian, meliputi :
kawasan peternakan.
pertanian
tanaman
pangan
Rencana
mempertahankan
pertanian
lahan
basah
sawah
beririgasi; dan
dan
Kelurahan
Bojongkantong
untuk
desa
Karyamukti,
Sukamukti,
Binangun,
dan
Desa
Kawasan
peruntukan
perikanan
kawasan
peruntukan
perikanan budidaya.
Rencana kawasan peruntukan perikanan budidaya .
Pengembangan
kawasan
pendidikan
berupa
rencana
II - 16
BAB II
rencana
peningkatan
Puskesmas
Non
DTP
menjadi
pengembangan
prasarana
dan
sarana
peribadatan
II - 17
BAB II
Rencana
Pengurangan
bencana lainnya;
Pengurangan
dan
pengendalian
pemanfaatan
ruang
bagi
Kecamatan
Banjar; Dan
II - 18
BAB II
Kawasan
rawan
terdapat di Kelurahan
kawasanpenanggulangankebakaran di kota;
II - 19
BAB II
kawasan
penanggulangan
kebakaran
di
bangunan
gedung
II - 20
BAB II
itu,
distribusi
penduduk
menurut
kecamatan,
II - 21
BAB II
Gambar 2.3
Perkembangan Kelahiran dan kematian Penduduk
Kota Banjar Tahun 2009-2013
menurun
ditiap
generasinya,
sehingga
upaya-upaya
relatif
tersendat
semenjak
era
reformasi.
Upaya
yang
menanggulangi
serius
angkatan
pemerintah
kerja
baru
terutama
agar
dalam
tidak
rangka
berimplikasi
II - 22
BAB II
Domestik
Regional
Bruto
(PDRB) dan
laju
pertumbuhan
(dalam milyar)
No
2009
Sektor
(Rp)
Pertanian
Industri Pengolahan
Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan
Restoran
Penganggkutan dan
Komunikasi
Keuangan, Sewa dan Jasa
Perusahaan
6
7
8
9
Jasa-jasa
PDRB
2010
%
(Rp)
2011
%
(Rp)
2012
%
(Rp)
2013
%
(Rp)
143.2
149.5
153.9
148.6
147.8
20.11
19.94
19.49
17.88
16.87
4
0
6
6
0
2.05
0.29
2.15
0.29
2.11
0.25
2.00
0.24
2.08 0.24
101.1
106.2
82.53 11.59 86.66 11.56 92.23 11.93
12.17
12.13
8
7
7.27
1.02
7.67
1.02
8.05
1.02
8.42
1.01
8.78 1.00
37.89
5.32 40.70
5.43 43.85
5.55 47.01
5.65 51.47 5.88
237.0
253.8
293.3
313.6
33.28
33.85 40.70 34.06
35.28
35.81
3
1
5
3
50.63
7.11 52.37
6.98 38.11
6.92 58.94
7.09 62.92
7.18
45.95
6.45 47.49
6.33 47.49
6.40 53.68
6.46 58.90
6.50
105.6
109.4
109.4
118.2
126.0
14.83
14.60
14.37
14.22
14.39
3
8
8
4
3
712.2 100.0 749.8 100.0 789.9 100.0 831.4 100.0 100.0 100.0
1
0
5
0
6
0
8
0
0
0
Selama periode 2009-2013, PDRB atas dasar harga konstan tahun 2000
bergerak dari 712,21 milyar rupiah pada tahun 2009 menjadi sebesar
875,90 milyar rupiah atau mengalami pertumbuhan sebesar 5,34
persen di tahun 2013.
Tabel 2.2
Pertumbuhan PDRB ADHB dan ADHK
Tahun 2012 2013 Kota Banjar
No
1
2
3
4
5
6
Sektor
Pertanian
Pertambangan & Penggalian
Industri Pengolahan
Listrik, Gas dan Air Bersih
Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan Restoran
2012
Hb
Hk
%
%
3,55
-3,46
5,99
0,06
12,60
7,33
8,29
4,52
11,77
7,19
10,89
9,02
2013
Hb
Hk
%
%
10,16
-0,58
11,19
3,38
9,67
5,03
11,41
4,35
14,74
9,49
10,89
6,92
II - 23
BAB II
7
8
9
11,03
9,10
10,10
9,65
7,89
6,12
4,18
5,26
11,01
10,55
12,79
12,33
6,75
6,01
6,59
5,34
(dalam milyar)
No
2009
Sektor
(Rp)
Pertanian
Industri Pengolahan
Konstruksi
Perdagangan, Hotel dan
Restoran
Penganggkutan dan Komunikasi
Keuangan, Sewa dan Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa
6
7
8
9
274.66
PDRB
2010
%
17.24
4.84
0.30
187.37
11.76
(Rp)
2011
%
303.73 17.16
5.37
0.30
206.01 11.64
(Rp)
2012
%
(Rp)
2013
%
(Rp)
0.28
0.27
6.481
0.27
232.03 11.91
261.26
12.23
286.519
11.94
331.47 17.01
5.50
16.07
378.127
15.76
16.28
1.02
18.03
1.02
19.05
0.98
20.63
0.97
22.987
0.96
109.07
6.85
121.69
6.88
135.48
6.95
151.43
7.09
173.755
7.24
537.29
33.73
609.99 34.47
672.52 34.51
141.72
34.90
850.969
35.46
112.19
7.04
119.15
6.73
127.64
6.55
24.79
6.63
157.318
6.56
93.58
5.87
100.39
5.67
108.92
5.59
118.83
5.56
131.360
5.47
347.89
2,136.
56
11.53
100.0
0
392.387
2.399.9
06
16.35
100.0
0
257.59 16.17
1,592.8 100.0
8
0
Rp.2.399,90 milyar
II - 24
343.24
4
5.83
BAB II
seperti
yang
terlihat
dalam
Tabel
2.4
menunjukkan
pertumbuhan yang cukup tinggi. PDRB per kapita Kota Banjar Atas
Dasar Harga Berlaku tumbuh sekitar 28,47 persen per tahun pada
periode 2009 2013 yang ditunjukkan dengan adanya kenaikan yang
terus menerus tiap tahun dari Rp.9,48 juta di tahun 2009 menjadi Rp.
13,2 juta rupiah di tahun 2013.
Tabel 2.4
PDRB perkapita Kota Banjar
Tahun 2009 2013 (Rupiah)
Tahun
(1)
2009*)
2010*)
2011*)
2012*)
2013**)
PDRB Perkapita
ADH Berlaku
ADH Konstan
(2)
(3)
9.482.538
4.239.876
10.102.587
4.281.007
10.928.06
4.430.452
11.867.837
4.618.575
13.213.381
4.822.530
*) angka perbaikan
**) angka sementara
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Banjar
(dengan
anggapan
tidak
ada
perubahan
harga/inflasi),
II - 25
BAB II
Menurut data Susenas 2009 - 2011, dilihat menurut laju angka propinsi
jumlah penduduk miskin Kota Banjar secara agregat cenderung
berfluktuatif yaitu dari 14,6 ribu orang pada tahun 2009, dan
bertambah lagi di tahun 2010 menjadi sebanyak 14,8 ribu orang dan
berkurang lagi pada tahun 2011 sebesar 14,6 ribu orang. Masih
banyaknya jumlah penduduk miskin selama periode tahun 2011 seiring
bertambahnya jumlah penduduk dan dipengaruhi dengan harga-harga
kebutuhan pokok selama periode tersebut yang fluktuatif yang
digambarkan oleh inflasi umum sebesar 4,17 persen. Akibatnya
penduduk yang tergolong hampir miskin namun penghasilannya
berada di sekitar garis kemiskinan ada yang yang bergeser dari posisi
semula . Namun secara relatif selama periode tahun 2009 2012
terjadi penurunan persentase penduduk miskin dari 8,64 persen pada
tahun 2009 dan terus menurun menjadi 8,47 persen pada tahun 2010,
8,21 persen pada tahun 2011, 7,80 persen pada tahun 2012 dan 7,11
persen pada tahun 2013.
Tabel 2.5
Jumlah Penduduk Miskin di Kota Banjar
Tahun 2009 - 2013
Tahun
(1)
2009
2010
2011
2012*
2013*
Penduduk Miskin
Jumlah
Persen
(Orang)
(2)
(3)
14.643
8,64
14.863
8,47
14.655
8,21
14.000
7,80
12.800
7.11
sebesar 193.305 perkapita per bulan di tahun 2010, pada tahun 2011
menjadi sebesar 189.658, tahun 2012 sebesar 234.687 dan tahun 2013
menjadi sebesar 250.311, hal tersebut mengindikasikan bahwa telah
terjadi perubahan harga rata-rata barang komoditas kebutuhan pokok
minimum pembentuk garis kemiskinan (2.100 kilokalori perkapita per
hari; Widia Karya Pangan dan Gizi 1978), yang sejatinya harus terus
dipantau dan dikendalikan oleh pemerintah Kota Banjar.
Persoalan kemiskinan bukan hanya sekedar berapa jumlah dan
persentase penduduk miskin. Dimensi lain yang perlu diperhatikan
adalah tingkat kedalaman dan keparahan dari kemiskinan. Selain harus
II - 26
BAB II
sekaligus
keparahan
harus
dari
bisa
mengurangi
kemiskinan.
Tingkat
tingkat
kedalaman
kedalaman
dan
kemiskinan
diindikasikan oleh Indeks Kedalaman Kemiskinan (Proverty Gap IndexP1) yang merupakan ukuran rata-rata kesenjangan pengeluaran
masing-masing penduduk miskin terhadap garis kemiskinan. Semakin
tinggi nilai indeks, semakin jauh rata-rata pengeluaran penduduk dari
garis
kemiskinan.
Kemudian
tingkat
keparahan
kemiskinan
yang
memberikan
gambaran
mengenai
penyebaran
kembali
pada
tahun
2013
menjadi
1,33.
Hal
tersebut
tersebut
mengindikasikan
bahwa
ketimpangan
rata-rata
II - 27
BAB II
Tahun
[1]
Garis
Kemiskinan
(Rp)
[2]
Indeks
Kedalaman
Kemiskinan
[3]
Indeks
Keparahan
Kemiskinan
[4]
2009
2010
2011
179.144
193.305
189.658
0,86
1,21
1,24
0,15
0,25
0,26
2012*
234.687
0,80
0,13
2013*
250.311
1,33
0,31
II - 28
BAB II
Sejalan dengan capaian AMH, rata-rata lama sekolah di Kota Banjar juga
mengalami perkembangan positif. Rata-rata lama sekolah Kota Banjar
pada tahun 2012 adalah 8,07. Hal ini berarti bahwa rata-rata penduduk
Kota Banjar usia 15 tahun ke atas hanya menempuh pendidikan sampai
kelas 2 SMP. Keadaan tersebut masih jauh dari target program pendidikan
dasar 9 tahun. Program kejar paket A dan B harus terus digalakkan untuk
mencapai target tersebut. Kesabaran dan keuletan sangat dibutukan
untuk memotivasi dan menumbuhkan kembali minat belajar penduduk
usia lanjut.
Gambar 2.6 Rata-rata Lama Sekolah Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas
di Kota Banjar Tahun 2008-2012
8.08
8.07
8.07
8.06
8.04
8.02
8.02
8.03
8.00
7.98
7.96
8.01
2008
2009
2010
2011
2012
II - 29
BAB II
Jenjang
Pendidika
n
2011
2012
2011
2012
2011
2012
SD
SLTP
SLTA
PT
95.33
98.89
82.25
18.78
102.43
105.29
72.20
10.34
106.46
103.17
61.42
7.95
106.20
75.86
79.51
12.26
100.63
100.40
70.48
13.51
104.38
89.40
75.57
11.21
Laki-laki
Perempuan
Pada tahun 2012 hanya APK SD dan SMA yang mengalami peningkatan
dibandingkan keadaan APK SD dan SMA pada tahun 2011. Nilai APK SD
mencapai 104,38 persen pada tahun 2012. Sementara pada tahun 2011
nilai APK SD 100,63, sedangkan APK SMA mencapai 75,57 persen pada
tahun 2012.
Penurunan nilai APK SMP dan APK PT pada tahun 2012 menunjukkan
bahwa penduduk yang bersekolah di SMP dan PT semakin tepat
bersekolah sesuai kelompok usianya dibandingkan periode sebelumnya.
APK SMP turun dari 100,40 persen pada tahun 2011 menjadi 89,10 persen
pada tahun 2012. APK PT turun dari 13,51 persen pada tahun 2011
menjadi 11,21 persen pada tahun 2012.
Namun jika dilihat menurut jenis kelaminnya, APK SMP dan APK PT
menunjukkan
gerak
berbeda.
APK
SMP
jenis
kelamin
perempuan
mengalami penurunan, sesuai dengan APK SMP total. APK SMP penduduk
perempuan turun dari 103,17 persen pada tahun 2011 menjadi 75,86
persen pada tahun 2012. APK SMP penduduk laki-laki naik dari 98,89
persen pada tahun 2011 menjadi 105,29 persen pada tahun 2012. Pada
APK PT, hanya APK PT penduduk laki-laki yang mengalami penurunan.
APK PT penduduk laki-laki turun dari 18,78 persen pada tahun 2011
menjadi 10,34 persen pada tahun 2012. Sementara APK PT penduduk
perempuan menunjukkan peningkatan dari 7,95 persen pada tahun 2011
menjadi 12,26 persen pada tahun 2012. Peningkatan tersebut berarti
II - 30
BAB II
Laki-laki
2011
91.19
81.58
60.44
13.82
2012
91.01
83.21
61.23
8.55
Laki-Laki +
Perempuan
2011
2012
92.89
94.59
80.44
75.50
54.78
60.15
9.85
8.92
Perempuan
2011
94.75
78.37
50.41
6.87
2012
97.93
68.94
58.89
9.36
APM SD pada tahun 2012 mencapai 94,59 persen. APM SD sebesar 94,59
persen berarti hanya sekitar 95 dari 100 penduduk berusia 7-12 tahun
yang bersekolah di SD. Sementara sisanya sudah menginjak jenjang
pendidikan SMP atau belum bersekolah, putus sekolah dan alasan lainya
yang
menyebabkan
mereka
tidak
bersekolah.
Keadaan
tersebut
pengelola
sekolah
mengenai
pelaksanaan
peraturan
usia
minimum masuk SD, yaitu 7 tahun. Apabila hal ini terus meningkat maka
II - 31
BAB II
II - 32
BAB II
Dari gambar 2.7 terlihat bahwa mayoritas penduduk usia 10 tahun ke atas
Sumber: Susenas 2011-2012, Badan Pusat
Statistik
berpendidikan
SD ke bawah, lebih dari 55 persen, baik pada tahun 2011
II - 33
BAB II
Kota
Banjar.
Sementara
angka
kedua
didapatkan
dari
AKB*
AKB
2007
2008
2009
2010
2011
2012
21.53
18.18
19.43
17.54
16.92
14.06
35.02
31.50
28.94
n/a
27.33
22.67
Rata-rata Umur
Perkawinan
Pertama
21.74
21.22
20.98
20.63
21.67
23.93
juga
bisa
diartikan
bahwa
tingkat
kesejahteraan
dan
II - 34
melahirkan,
semakin
tinggi
pula
pemahamannya
terhadap
BAB II
keadaan
tahun
2011,
angka
harapan
hidup
Kota
Banjar
perubahan/kemajuan
yang
dicapai
akan
cenderung
semakin
0,27
poin,
terjadi
peningkatan
lebih
dari
50
persen
II - 35
BAB II
seiring
dengan
semakin
tingginya
kebutuhan
hidup
dibandingkan tahun 2011 yang mencatat paritas daya beli sebesar Rp.
578.360,-. Kenaikan paritas daya beli ini diperkirakan dipengaruhi oleh
semakin membaiknya kondisi ekonomi penduduk. Keadaan tersebut
sudah selaras dengan peningkatan riil PDRB per Kapita. Semakin baik
keadaan ekonomi masyarakat maka kualitas hidup masyarakat pun akan
terdorong meningkat.
Gerak indeks daya beli yang tercipta mengikuti nilai paritas daya beli.
Selama periode 2008-2012, peningkatan tertinggi terjadi pada tahun 2009
yang mencapai 0,78 poin, dari 62,18 pada tahun 2008 menjadi 62,96
pada tahun 2009. Peningkatan terendah terjadi pada tahun 2011, yang
meningkat 0,61 poin. Sementara pada tahun 2012 terjadi peningkatan
sebesar 0,62 poin dari 64,33 pada tahun 2011 menjadi 64,95 pada tahun
2012.
Gambar 2.10 Indeks Daya Beli dan Perubahannya
di Kota Banjar Tahun 2008-2012
II - 36
BAB II
poin
selama
setahun
dibandingkan
keadaan
tahun
2011.
Peningkatan tertinggi sebesar 1,04 poin setahun terjadi pada tahun 2008
dibandingkan tahun 2007.
Gambar 2.11 IPM, Peningkatan IPM dan Reduksi Shortfall IPM Kota Banjar
Tahun 2008 2012
II - 37
BAB II
terbesar
Tabel : 2.10
Banyaknya Penduduk Pencari Kerja Menurut Jenis Kelamin
Di Kota Banjar Tahun 2011 2013
2011
Kecamatan
[1]
01 Banjar
02
Purwaharj
a
03 Pataruman
II - 38
2012
2013
LakiLaki
[2]
Perempuan
[3]
513
453
580
456
521
442
410
341
335
291
371
333
488
435
519
455
531
444
Laki-Laki
[4]
Perempu
Perempu
Laki-Laki
an
an
[5]
[6]
[7]
BAB II
04
Langensar
i
Jumlah
309
338
363
290
1 720
1 567
1 797
1 492
356
335
1779
1554
terdidik
relatif
lebih
selektif
mencari
lowongan
kerja
dan
Laki-Laki
Perempua
n
Jumlah
[1]
[2]
[3]
[4]
89
87
176
296
1.077
80
235
2
-
238
909
88
213
1
-
534
1.986
168
466
3
-
1.779
1.797
1.720
1.906
1.554
1.492
1.567
1.964
3.333
3.289
3.287
3 .70
01 Tidak Tamat SD
02 SD/Sdrjt
03
04
05
06
07
08
Tingkat
Pendidikan
SLTP/Sdrjt
SLTA/Sdrjt
D1-D3
S1
S2
Lain-lain
Jumlah
2012
2011
2010
Sampai saat ini, sub sektor pekerjaan yang sangat diminati oleh para
pencari kerja terdidik adalah jasa pemerintahan. Cukup banyak lulusan
pendidikan tinggi menggantungkan cita-citanya agar dapat bekerja
sebagai
II - 39
BAB II
Capaian Pembangunan
Jumlah
Jumlah
Jumlah
Jumlah
grup kesenian
gedung kesenian
klub olahraga
gedung olahraga
2009
2010
2011
2012
2013
19
-
21
-
21
1
116
1
116
1
Pada tahun 2013 perkembangan seni di kota Banjar cukup signifikan yakni
sebanyak 116 jumlah grup kesenian yang tersebar diberbagai kecamatan
yakni 41 grup seni terdapat di kecamatan Banjar, 9 grup seni terdapat di
kecamatan Purwaharja, 33 grup seni yang berada di kecamatan Pataruman
dan 33 grup seni yang berada di kecamatan Langensari
Tabel 2.13
Perkembangan Seni, Budaya dan Olahraga Tahun 2013
Menurut Kota/Kecamatan kota Banjar
No
1
2
3
4
Kabupaten/Kota/Keca
matan*)
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Kecamatan
Jumlah
Banjar
Purwaharja
Pataruman
Langensari
Jumlah
grup
kesenian
Jumlah
gedung
kesenian
41
9
33
33
116
Jumlah
klub
olahraga
Jumlah
gedung
olahraga
1
-
Banjar
dapat
menunjang
peran
serta
masyarakat
dalam
II - 40
BAB II
Pendidikan
diharapkan
dapat
meningkatkan
kompetensi
Jenjang Pendidikan
Ratarata
Tahun
2008
2009
2010
2011
2012
21.304
22.584
19.489
21.223
19.69
1
22.061
22.789
19.736
21.555
20.39
3
96,57
99,10
98,75
98,46
96,56
10.973
9.940
10.488
8.850
10.33
8
11.985
11.185
11.840
9.628
9.556
91,56
88,87
88,58
91,92
108,1
8
4.651
5.143
6.600
5.582
10.73
3
9.358
9.455
10.408
9.316
9.841
109,0
49,7
54,40
63,42 59,92
6
Angka Partisipasi Sekolah (APS) di Kota Banjar Tahun 2008-2012
98,36
91,10
58,70
APS 100 persen merupakan kondisi ideal yang ingin dicapai, terutama
untuk pendidikan dasar 9 tahun (SD dan SMP). Apabila APS kurang dari 100
persen maka selisih angka tersebut menunjukkan persentase penduduk yang
tidak bersekolah pada setiap kelompok umur.
II - 41
BAB II
umum
berdasarkan
kelompok
usia
sekolah.
Tidak
menutup
II - 42
BAB II
Tabel 2.15
Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah
Tahun 2008 s.d .2012 Kota Banjar
No
Jenjang Pendidikan
2008
2009
2010
2011
2012
1
1.1
1.2
SD/MI
Jumlah Gedung Sekolah
Jumlah penduduk kelompok usia 712 thn
Rasio
88
22.061
89
22.789
250,69
256,06
91
19.73
6
216,8
8
91
21.55
5
236,8
7
91
20.39
3
224,0
9
16
11.985
16
11.185
16
9.628
17
9.556
749,06
699,06
16
11.84
0
740,0
0
1.3
2
2.1
2.2
2.3
3
3.1
3.2
3.3
SMP/MTs
Jumlah Gedung Sekolah
Jumlah penduduk kelompok usia
13-15 thn
Rasio
SMA/MA/SMK
Jumlah Gedung Sekolah
Jumlah penduduk kelompok usia
16-18 thn
Rasio
15
9.358
623,87
15
9.455
630,33
16
10.40
8
650,5
0
16,62
15
9.316
621,0
7
562,1
2
17
9.841
578,8
8
Tabel 2.16
Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah Tahun 2012
Menurut Kabupaten/Kota/Kecamatan Kota Banjar
SD/MI
No
Kabupaten/Kota/Keca
matan*)
(1)
(2)
Jumlah
jumlah
gedun
pendud
g
Rasio
uk usia
sekola
7-12 th
h
(3)
Kecamatan Banjar
26
Kecamatan Purwaharja
11
Kecamatan Pataruman
38
Kecamatan langensari
38
Jumlah
113
(4)
5.514
2.125
6.127
5.758
19.524
(5=3/
4)
1:
212
1:
193
1:
161
1:
152
1:
173
SMP/MTs
Jumla
h
jumlah
gedun pendudu
Rasio
g
k usia 13sekola
15 th
h
(8=6/
(6)
(7)
7)
1:
11
2.918
265
1:
5
996
199
1:
9
2.837
317
1:
4
3.019
755
29
9.770
1:
337
Adapun
untuk
menunjang
terselenggaranya
pencapaian
jenjang
II - 43
BAB II
tahun 2009 dari jumlah murid tingkat SD/MI sebanyak 20.082 orang guru
yang membidangi sesuai dengan tingkat pedidikan sebanyak 1.307
dengan perbandingan rasio 1:15 ini menunjukan penanganan akan
kebutuhan pendidikan cukup baik pada rombel di ruang kelas yang ratarata 1 orang guru bidang. Dan pada tahun 2013 ketersedian guru sebagai
tenaga pengajar menunjukan peningkatan yang cukup memadai yakni
sebanyak 1.204 guru dengan perbandingan rasio 1:16 pada tingkatan
jumlah murid sebanyak 19.295 orang siswa. Untuk jenjang SMP/MTs tidak
jauh berbeda dengan tingkat SD/MI dimana untuk tahun 2009 jumlah guru
sebanyak 751 orang dengan jumlah siswa 10.049 orang pada kisaran rasio
1:14 menjadi 703 orang guru pada tahun 2013 dengan jumlah siswa
10.651 pada rasio 1:15.
Tabel 2.17
Jumlah Guru dan Murid Jenjang Pendidikan Dasar
Tahun 2009 s.d .2013 Kota Banjar
NO
1
1.1.
1.2.
1.3.
2
2.1.
2.2.
2.3.
Jenjang Pendidikan
SD/MI
Jumlah Guru
Jumlah Murid
Rasio
SMP/MTs
Jumlah Guru
Jumlah Murid
Rasio
2009
2010
2011
2012
2013
1.307
20.082
1 : 15
1.270
19.986
1 : 15
1.285
20.104
1 : 16
1.270
19.691
1 : 16
1.204
19.295
1 : 16
751
10.049
1 : 14
763
10.352
1 : 14
715
10.270
1 : 14
747
10.338
1 : 14
703
10.651
1 : 15
Kabupaten/Kota/Keca
matan*)
(1)
(2)
Kecamatan Banjar
Kecamatan Purwaharja
Kecamatan Pataruman
II - 44
Jumlah
Guru
Jumlah
Murid
(3)
(4)
325
5.855
108
1.902
397
5.987
Rasi
o
(5=3/
4)
1:
18
1:
18
1:
15
SMP/MTs
Jumla
Rasi
h
o
Murid
(8=6/
(6)
(7)
7)
261
3.820
1:
15
52
765
1:
15
163
2.229
1:
14
Juml
ah
Guru
BAB II
374
5.551
1.204
19.295
Kecamatan langensari
Jumlah
1:
15
1:
16
227
3.837
1:
17
703
10.65
1
1:
15
b. Kesehatan
Di sektor kesehatan pemerintah Kota Banjar menunjukan keseriusannya
dalam
memberikan
pelayanan
kesehatan
pada
masyarakat
dengan
Uraian
2009
1.
2.
Jumlah posyandu
189
Jumlah balita
14.760
3. Rasio
86,31
Sumber : Dinas Kesehatan kota Banjar
Secara
keseluruhan
penyebaran
2010
2011
2012
2013
192
14.373
76,04
196
14.503
73,19
199
14.093
71,90
209
14.095
66,80
posyandu
di
tingkat
Kecamatan-
penduduk
Pataruman
dan
sebanyak
Kecamatan
22,334
orang.
Langensari
Adapun
di
masing-masing
kecamatan
49
dan
53
Posyandu yang ada dapat melayani Kesehatan balita sebanyak 4.247 dan
3.885 orang dari jumlah penduduk 57.410 orang dan 53. 904 orang, dari
data tersebut dengan rasio rata-rata di atas 50% dengan jumlah tenaga
Medis yang cukup sesuai dengan bidang nya maka pelayanan kesehatan
di Kota Banjar dapat dikatakan cukup Baik dan ini dapat dilihat dari
berbagai penghargaan di bidang Kesehatan yang dapat di peroleh oleh
Pemerintah
Kota
Banjar
seperti
MDGs
Kesehatan
Ibu
dan
Anak
II - 45
BAB II
No
(1)
1
2
3
4
Kecamatan
(2)
Kecamatan Banjar
Kecamatan Purwaharja
Kecamatan Pataruman
Kecamatan Langensari
Jumlah
Jumlah posyandu
(3)
82
25
49
53
209
Jumlah balita
(4)
4.704
1.889
4.247
3.885
14.095
Rasio
(5=4/3)
57,36
75,56
86,67
73,30
66,80
Tabel 2.21
Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu
Tahun 2009 s.d 2013 Kota Banjar
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Uraian
Jumlah Puskesmas
Jumlah Poliklinik
Jumlah Pustu
Jumlah Penduduk
Rasio Puskesmas persatuan
penduduk
Rasio Poliklinik persatuan
penduduk
Rasio Pustu persatuan
penduduk
2009
9
26
9
183.04
6
20,33
2010
10
46
9
185.04
3
18,504
2011
10
56
9
197.33
8
17,51
2012
10
68
9
203.51
2
20,351
2013
10
68
9
187.18
3
18,781
7,040
4,022
3,127
2,992
2,992
20,338
20,560
19,461
22,612
20,798
Tabel 2.22
Jumlah Puskesmas, Poliklinik dan Pustu
Menurut Kecamatan Tahun 2013 Kota Banjar
Puskesmas
Juml
Rasio
ah
Poliklinik
Juml
Rasio
ah
(7=6/
(6)
3)
N
o
Kecamatan
Jumlah
Pendu
duk
(1
)
(2)
(3)
(4)
(5=4/3)
53.939
17.976
36
22.344
11.172
57.410
53.490
187.18
3
1
2
3
4
Kecamatan
Banjar
Kecamatan
Purwaharja
Kecamatan
Pataruman
Kecamatan
Langensari
Jumlah
Pustu
Juml
Rasio
ah
(8)
(9=8/3)
1.498
17.976
5.586
11.172
19.136
21
2.733
19.136
26.745
7.641
53.490
10
18.781
68
2.992
20.798
Tabel 2.23
II - 46
BAB II
Uraian
2009
2010
2011
2012
2013
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Jumlah Penduduk
183.046
185.043
197.157
203.512
187.183
7. Rasio
183.046
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Banjar
185.043
197.157
203.512
187.183
Tabel 2.24
Jumlah Rumah Sakit
menurut Kecamatan tahun 2013 Kota Banjar
NO
1
2
3
4
Kecamatan
RS
Jiwa/Par
u dan
Rumah
penyaki
Sakit
t
Jumlah Umum
khusus
Pendu (Pemerin
lainnya
tah)
duk
milik
pemerin
tah
Rasi Jml Ras
Jmlh
o
h
io
Kecamatan Banjar
Kecamatan
Purwaharja
Kecamatan
Pataruman
Kecamatan
Langensari
Rumah
Sakit Rumah Rumah
AD/AU/ Sakit
Sakit
AL/POL Daerah Swasta
RI
Total
53.939
22.344
57.410
53.490
57.4
10
187.18
57.4
1
3
10
Sumber : Dinas Kesehatan Kota Banjar
Jumlah
26.9
69
57.4
10
84.3
79
Tabel 2.25
Jumlah Dokter Tahun 2009 s.d 2013 Kota Banjar
No
1
2
3
Uraian
Jumlah Dokter
Jumlah Penduduk
Rasio
2009
71
183.046
2,578
2010
69
185.043
2,681
2011
73
197.157
2,339
2012
73
203.512
2,787
2013
73
187.183
2,636
Tabel 2.26
Jumlah Dokter Menurut Kecamatan Tahun 2013 Kota Banjar
No
(1)
1
2
3
4
Kecamatan
(2)
Banjar
Purwaharja
Pataruman
Langensari
Jumlah
Penduduk
(3)
53.939
22.344
57.410
53.490
Jumlah Dokter
Rasio
(4)
38
3
44
3
(5=4/3)
1.419
7.448
1.305
17.830
II - 47
BAB II
Jumlah
187.183
88
2.127
Tabel 2.27
Jumlah Tenaga Medis Tahun 2009 s.d 2013 Kota Banjar
No
1
2
3
Uraian
Jumlah Tenaga Medis
Jumlah Penduduk
Rasio
2009
456
183.046
2010
431
185.043
2011
410
197.157
2012
410
203.512
2013
410
187.183
401
429
480
496
456
Tabel 2.28
Jumlah Tenaga Medis Menurut Kecamatan Tahun 2013 Kota Banjar
No
Kecamatan
Jumlah
Penduduk
Jumlah Tenaga
Medis
Rasio
(1)
(2)
(3)
(4)
(5=4/3)
53.939
109
494
22.344
13
1.718
57.410
272
211
53.490
20
2.674
414
452
Kecamatan Banjar
Kecamatan
2
Purwaharja
Kecamatan
3
Pataruman
Kecamatan
4
Langensari
Jumlah
Sumber : Dinas Kesehatan
c.
187.183
Pekerjaan Umum
Panjang jalan di Kota Banjar dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013
bertambah 3,5 Km, penambahan panjang jalan dilakukan dengan melihat
perkembangan pembangunan di Kota Banjar yang terus mengalami
peningkatan
seiring
dengan
pertambahan
jumlah
penduduk
dan
II - 48
Kondisi Jalan
Kondisi Baik
Kondisi Sedang Rusak
Kondisi Rusak
Kondisi Rusak Berat
2009
180,8
6
42,25
12,52
53,31
16.82
196,86
31,26
16,52
2013
187,8
0
43,68
16,06
BAB II
NO
5.
Kondisi Jalan
2009
244,0
4
2013
247,5
4
Tabel 2.30
Rasio Jaringan Irigasi
Tahun 2009 2013 Kota Banjar
N
Jaringan Irigasi
o
1. Jaringan primer
2. Jaringan Sekunder
3. Jaringan Tersier
4. Irigasi Desa
5. Luas lahan budidaya
6. Rasio
2009
5.562,00
32.394,0
0
39.952,9
5
15.133,4
5
3.343,48
27,83
Panjang Jaringan
2010
2011
2012
5.562,00 5.562,00 5.562,00
32.394,0 32.394,0 32.394,0
0
0
0
39.952,9 39.952,9 39.952,9
5
5
5
15.133,4 15.133,4 15.133,4
5
5
5
3.343,84 3.318,97 3.335,97
27,82
28,03
27,89
2013
5.562,00
32.394,0
0
39.952,9
5
15.133,4
5
3.335,97
27,89
Panjang jaringan irigasi (primer, sekunder dan jaringan tersier) pada tahun
2009 2013 tidak mengalami perubahan, demikian pula dengan jaringan
irigasi pedesaan. lahan budidaya di Kota Banjar adalah lahan sawah yang
terdiri dari sawah teknis, sawah yang dialiri oleh irigasi desa dan sawah
tadah hujan.
Tahun 2009 dari luas lahan budidaya
sawah
285,96 Hektar dan Lahan Sawah tadah hujan seluas 1.155,49 Hektar.
Adanya penurunan luasan lahan pertanian berigasi teknis sebesar 18,24
hektar yang berubah fungsi menjadi sawah tadah hujan di daeah irigasi
Rawa Onom.
Tahun 2010 luas lahan budidaya tidak mengalami perubahan, baik
pertanian beririgasi teknis, irigasi desa, ataupun sawah tadah hujan.
Tahun 2011 luas lahan budidaya mengalami penurunan sebanyak 24, 87
Ha dari 3.318,97 Hektar menjadi 3.335,97 Hektar, ini terjadi pada sawah
tadah
hujan,
sedangkan
tahun
2012
lahan
budidaya
mengalami
(2)
(3)
Sekund
Tersier
er
(4)
(5)
Total
Luas
Panjang lahan
Jaringan budida
Irigasi
ya
Irigasi
Desa
(6)
(7=3+4+
(8)
Rasio
(9=8/7)
II - 49
BAB II
Banjar
Pataruman
Purwaharja
Langensari
Jumlah
5.562,0
0
5+6)
4.725,30 4.725,30
515,62
9,16
22,07
12.964,0
300,00 13.264,00 548,86
24,17
0
19.430,0 33.405,0
3.658,70 56.493,75 1.430,61 39,49
0
5
5.562, 32.394, 39.952, 15.133, 93.042,4 3.335,9
94,89
00
00
95
45
0
7
-
Rasio jaringan irigasi di Kota Banjar tahun 2013 secara total adalah sebesar
94,89 %. Rasioterbesar terdapat di Kecamatan Langensari sebesar 39,49 %
dan rasio terendah terdapat di Kecamatan Banjar sebesar 9,16 %.
Jaringan irigasi primer di Kota Banjar hanya terdapat di Kecamatan
Pataruman, yaitu sepanjang 5.562,00 meter atau sebesar 5,98 % dari total
panjang irigasi yang ada di Kota Banjar. Jaringan irigasi sekunder memiliki
panjang 32.394,00
sepanjang
12.964,00
meter
dan
Kecamatan
Langensari
sepanjang
Tabel 2.32
Rasio Tempat Ibadah
Tahun 2012 - 2013 Kota Banjar
Tahun 2012
No
Bangunan tempat
Ibadah
(1)
(2)
Jumlah
(unit)
(3)
Tahun 2013
Jumlah
Rasio
pemeluk
(4)
(5=4/3
)
Jumla
h
(unit)
Jumla
h
pemel
uk
Rasio
(6)
(7)
(8=7/8
)
1.
Mesjid
316
356
2.
Gereja
10
10
3.
Pura
4.
Vihara
5.
Kelenteng
6.
Lain-Lain
319
327
Jumlah
II - 50
Tabel 2.34
Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi
Tahun 2009 2013 Kota Banjar
No
Uraian
2009
21.077
46.325
3. Persentase
45,52
1.
2010
22.82
6
46.43
9
49,1
5
2
0
1
3
2011
2012
34,661
27.639
27.639
47,333
47,355
47,355
73,23
58,37
58,37
Tabel 2.35
Persentase Rumah Tinggal Bersanitasi
Menurut Kecamatan Tahun 2013 Kota Banjar
No
Kecamatan
Jumlah rumah
tinggal
(1)
(2)
(3)
Jumlah
rumah
tinggal
berakses
sanitasi
(4)
Persentas
e
(5=4/3)
1.
Kecamatan Banjar
13.563
8.187
60,36
2.
Kecamatan Pataruman
14.659
9.044
61,70
3.
Kecamatan Purwaharja
6.023
3.295
54,71
4.
Kecamatan Lagensari
13.110
7.113
54,26
Jumlah
47.355
27.639
58,37
Tabel 2.36
Rasio Tempat Pemakaman Umum Per Satuan Penduduk
Tahun 2008 2013 Kota Banjar
Tahun 2008
No
Uraian
J
u
m
l
a
h
Lu
as
Tempat pemakaman
umum (TPU)
1
1
8
617
.20
0,1
5
M2
Tempat Pemakaman
bukan umum (TPBU)
1
1
.
6
3
6
261
.62
7,6
8
M2
Tempat pemakaman
khusus (TPK)
Tahun 2013
D
a
y
a
T
a
m
p
u
n
g
3
0
1.
1
7
2
ji
w
a
5
1.
8
2
1
ji
w
a
J
u
m
l
a
h
Lua
s
1
1
8
617.
200,
15
M2
1
1
.
6
3
6
261.
627,
68
M2
D
a
y
a
Ta
m
p
u
n
g
3
0
1.
1
7
2
ji
w
a
5
1.
8
2
1
ji
w
a
Lain-Lain
Jumlah Tempat
Pemakaman
Jumlah penduduk
(jiwa)
1
1
.
7
5
4
1
8
0
.
0
4
6
1
1
.
7
5
4
2
0
3
.
5
1
2
dengan
beberapa
tahun
luas
ke
cukup
depan.
untuk
Untuk
menampung
beberapa
kebutuhan
lokasi
tingkat
sampai
hunian
Uraian
2009
Jumlah TPS
Jumlah Daya Tampung
TPS
Jumlah Penduduk
Rasio Daya Tampung
TPS thd Jumlah
penduduk
2010
2011
2
0
1
3
2012
4
4
4
6
6
9.336
3
11.369 M312.124 M312.504 M 12.504 M3
M3
183.046 185.043 197.338 203.512 203.512
5,1
6,1
6,1
6,1
6,1
Table 2.39
Rasio Tempat Pembuangan Sampah terhadap Jumlah Penduduk
Menurut Kecamatan Tahun 2013 Kota Banjar
TPS
No
Kecamatan
(1)
1.
(2)
Kecamatan Banjar
Kecamatan
Pataruman
Kecamatan
Purwaharja
Kecamatan
Lagensari
Jumlah
2.
3.
4.
Jumlah
Penduduk
(jiwa)
Jumlah
(unit)
(3)
53.939
(4)
3
Jumlah
Daya
Tampung
(Ton)
(5)
7.146 M3
(6=5/3)
12,34
57.410
3.630 M3
5,81
22.344
1.152 M3
4.77
53.490
576 M3
0,97
187.183
10
12.504 M3
23,99
Rasio
kebutuhan
sarana
pendukung
persampahan
akan
mengalami
peningkatan sehingga pemerintah kota dalam hal ini dinas teknis akan
memiliki tanggungjawab dan tugas yang besar dalam menyelesaikan
permasalahan di sektor persampahan tersebut.
Sejalan dengan menigkatnya timbulan sampah tiap tahunnya, pemerintah
telah menambah kapasitas dan jumlah sarana persampahan, antara lain
jumlah Tempat Pembuangan Sementara (TPS) bertambah menjadi 10 unit
pada tahun 2013 dari 4 unit pada tahun 2008. Kapasitas daya tampung
TPS juga mengalami peningkatan sebesar 74,66 persen dari tahun 2008
sampai dengan tahun 2013.
Permasalahan yang dihadapi pada saat ini dalam pengelolaan sampah di
Kota Banjar adalah masih melekatnya budaya atau perilaku masyarakat
terhadap pegelolaan sampah yang bersifat apatis sehingga masih menjadi
tanggung jawab Pemerintah semata, diantaranya
partisipasi masyarakat
(permukimaan
perkotaan
dan
permukimaan
Permukiman
pedesaan),
( 28,5%), di
Pataruman)
sedangkan
di
Kecamatan
Banjar dan
Langensari
dan
jalan
lingkungan.
Sedangkan
untuk
program
permukiman
dan
33%.
(tidak
layak
karena
sumur
gali
tidak
terlindungi),
padat,
terpencarnya
tidak
lokasi
teratur,
kawasan
cenderung
permukiman
kumuh
di
pusat
menyebabkan
kota,
sukarnya
pengembangan
standar
infrastruktur
berbeda,
terdapat
dan
Uraian
Rumah tangga pengguna air bersih
Rumah tangga pengguna listrik
Rumah tangga ber-Sanitasi
Lingkungan pemukiman kumuh
Rumah layak huni
Jumlah (%)
27,45
93,87
2,16
70,05
e. Penataan ruang
Ruang terbuka hijau adalah area memanjang/jalur dan/atau mengelompok,
yang penggunaannya lebih bersifat terbuka, tempat tumbuh tanaman, baik
yang tumbuh secara alamiah maupun yang sengaja ditanam, dari sifatnya
ruang terbuka hijau bisa dibedakan menjadi ruang terbuka hijau privat
(memiliki batas waktu tertentu untuk mengaksesnya dan kepemilikannya
bersifat pribadi, contoh halaman rumah tinggal), ruang terbuka hijau semi
privat (ruang
kepemilikannya
oleh
pemerintah
dan
bisa
diakses
langsung
oleh
Tabel 2.41
Rasio Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah
Tahun 2009 s.d 2013 Kota Banjar
N
o
Uraian
1. Luas Ruang
Terbuka Hijau
2.
Luas wilayah
2009
2010
2011
2012
2.315,29
2.315,29
2.315,29
2.315,29
2
0
1
3
2.315,29
Kecamatan
Luas
Wilayah
(1)
(2)
(3)
Luas
wilayah
ber
HPL/HGB
(4)
Luas
Ruang
Terbuka
Hijau
(5)
Rasio
Ruang
Terbuka
Hijau
(6=5/4)
602,91
0,2294
1.
Banjar
2.623,84
2.
Pataruman
5.405,66
N/A
N/A
694,02
0,1283
1.826,74
N/A
430,68
0.2357
3.340,99
N/A
587,68
0,1759
13.197,23
N/A
2.315,29
0,1754
3.
4.
Purwaharja
Lagensari
Jumlah
Sumber : Kantor Dinas Cipta Karya, Tata Ruang, Kebersihan, dan LH Kota
Banjar,
Tahun 2013
Uraian
2009
2010
2011
2012
1.
2.
16.981
45.068
17.460
46.439
17.889
47.353
18.319
48.146
2
0
1
3
18.319
48.146
0,3767
0,3760
0,3778
0,3808
0,3808
3.
Sumber : Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Kota Banjar, Tahun
2013
Tabel 2.44
Rasio Bangunan ber-IMB per Satuan Bangunan
Menurut Kecamatan Tahun 2013 Kota Banjar
No
Jumlah
Bangunan
ber-IMB
(4)
5.581
5.775
2.121
4.842
Jumlah
Bangunan
Kecamatan
(1)
1.
2.
3.
4.
Rasio
bangunan
ber-IMB
(5=4/3)
0,3805
0,3801
0,3807
0,3808
(2)
(3)
Kecamatan Banjar
14.669
Kecamatan Pataruman
15.192
Kecamatan Purwaharja
5.571
Kecamatan Lagensari
12.714
Jumlah
48.146
18.319
0,3808
Sumber : Badan Penanaman Modal dan Perijinan Terpadu Kota Banjar, Tahun 2013
f. Perencanaan Pembangunan
Penyelarasan
secara
terpadu
dokumen
perencanaan
pembangunan
nasional yaitu RPJM Nasional 2010-2014, RPJMD Provinsi Jawa Barat 20092013 dengan RPJMD Kota Banjar tahun 2009-2013 untuk menyelesaikan
permasalahan dan isu strategis sebagaimana diamanatkan Undang-undang
No. 25 tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
dan Undang-undang No. 32 tahun 2004 sebagaimana telah diubah
terakhirkali dengan Undang-undang No. 12 tahun 2008 tentang Pemerintah
Daerah, perlu semakin ditingkatkan. Penyusunan Rencana Pembangunan
Jangka
Menengah
Daerah
harus
mengacu
pada
penataan
ruang
dari
arahan
inpres
No.3
tahun
2010
tentang
Program
Indikator
200
8
200
9
201
0
201
1
201
2
201
3
Ketersediaan
dokumen
perencanaan
pembangunan daerah
1) RPJPD yang telah ditetapkan
dengan Perda
2) RPJMD yang telah ditetapkan
dengan Perda
3) RKPD yang telah ditetapkan Perwal
Penjabaran Program RPJMD ke dalam
RKPD
yang
diamanatkan
oleh
Pemerintah
Pusat
kepada
5.185 orang untuk penumpang Kereta Api. Pada tahun 2011 penumpang
Bis mengalami penurunan dan pada tahun 2012-2013 kembali mengalami
peningkatan,
sedangkan
untuk
penumpang
Kereta
Api
mengalami
2009
2010
2011
2012**)
1.404.96
2
1.431.53
5
1.267.04
1
1.364.76
4
2
0
1
3
*
*
)
1.364.76
4
126.819*
132.004*
110.645*
79.853*
46.207*
1.531.7
1.563.5
1.377.6
81
39
86
Sumber : UPTD Terminal DISHUB dan BDA Tahun 2013
***)
Penjumlahan penumpang dari stasiun banjar dan Langensari
1.444.6
17
1.300.9
71
No
1.
2.
3.
4.
Uraian
2009
Jumlah penduduk
2010
87
2011
86
2012
45
2013
45
279
185.04
3
279
197.33
8
279
279
Total
Jumlah
Izin
Trayek
(7=4+5
+6)
Rasio
Izin
Traye
k
(8=7/
3)
0,0009
1
0,0066
2
0,0005
1
0,0009
9
0,001
49
Kecamatan
Jumlah
Pendu
duk
(1
)
(2)
(3)
Perdesaan
(4)
(5)
53.9
49
39
57.4
2. Pataruman
148
10
22.3
3. Purwaharja
29
44
53.4
4. Langensari
53
90
187.1
Jumlah
279
83
Sumber : UPTD Terminal Dishub Kota Banjar
1. Banjar
49
148
29
53
279
Tabel 2.49
Jumlah Uji Kir Angkutan Umum
Tahun 2009 s.d 2013 Kota Banjar
2009
Angkutan
Umum
No
Mobil
penumpang
umum
2010
Jml
Jm
19
Jml
2011
Jml
94.
Jml
2012
Jml
73.6
Jml
2013
Jm
Jml
%
79.9
84
19
16
25
233 92. 254 211 83.0 257 186 72.3 251 211
84
25
21
15
117 75. 170 121 71.1 182 106 58.5 196 125
64
19
12
20
20
Mobil bus
Mobil
barang
Kereta
gandengan
Kereta
tempelan
19
68.
68.4
47.3
2
0
18
144 78. 199 145 72. 127 127 60. 225 149
66
14
Jumlah
Mo
bil
pen
um
pan
g
um
um
Jmlh
Jmlh
Mo
bil
bus
Jmlh
Jmlh
Mobil
bara
ng
Jmlh
Jmlh
Jmlh
% Jmlh
(
(
2
)
K
e
c
.
B
a
n
j
a
r
K
e
c
Kere
ta
gand
enga
n
Keret
a
temp
elan
Jmlh
Jmlh
h
A
n
g
k
u
t
a
n
Jmlh
%
(
(
(
(10)
(16)
(19)
7
0
495
639
.
P
a
t
a
r
u
m
a
n
K
e
c
.
P
u
r
w
a
h
a
r
j
a
K
e
c
.
L
a
n
g
e
n
s
a
r
i
J
u
m
l
a
h
100
84 251211 84
196125
202
100
154
149
2
0
0
9
Uraian
Jumlah pelabuhan
laut
Jumlah pelabuhan
udara
Jumlah terminal
bis
Jumlah
2010
2011
2012
2013
h. Lingkungan Hidup
Pengelolaan persampahan di Kota Banjar dilakukan dengan tahapan
pengembangan persampahan yang terdiri dari dua zona,
yaitu zona I
peningkatan
(TPS-TPA)
cakupan
pelayanan
hingga
minimal
70%
pemilahan
dan
pengelolaan
sampah
berbasis
RT,
pengangkutan
Uraian
2009
2010
2011
2012
152.245
,65
152.245
,65
100
153.906
,63
153.906
,63
100
164.13
2,8
164.13
2,8
100
169.267
,93
169.267
,93
100
2
0
1
3
169.267
,93
169.267
,93
100
Tabel 2.53
Jumlah Volume Sampah dan Produksi Sampah
Menurut Kecamatan Tahun 2013 Kota Banjar
No
Kecamatan
Jumlah sampah
yang ditangani
Jumlah volume
produksi sampah
Persent
ase
(1
)
(2)
(3)
(4)
(5=4/3)
48.0625,47
48.0625,47
100
51.714,99
51.714,99
100
20.017,46
20.017,46
100
49.451,37
49.451,37
100
164.132,8
164.132,8
100
Kecamatan
Banjar
Kecamatan
2.
Pataruman
Kecamatan
3.
Purwaharja
Kecamatan
4.
Langensari
Jumlah
1.
Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirta Anom Kota Banjar setiap
tahunnya
mengalami
peningkatan.
Dengan
bertambahnya
jumlah
penduduk dan kebutuhan air minum di Kota Banjar, Perusahaan Daerah Air
Minum (PDAM) Tirta Anom Kota Banjar telah mengembangan pengelolaan
air minum dengan sistem Ultra Filtrasi yang didanai APBN, APBD I & APBD
II.
Tabel 2.54
Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan
Uraian
Jumlah penduduk yang
mendapatkan akses air
minum
Jumlah penduduk
Persentase penduduk
berakses air bersih
2
0
1
3
2009
2010
2011
2012
46.908,
4
48.203,
7
52.782
55.862
55.862
183.046
185.043
197.338
203.512
187.183
25,35
26,05
26,75
27,45
29,84
Tabel 2.55
Proporsi Jumlah Penduduk yang Mendapatkan Akses Air Minum
dan Jumlah Penduduk Menurut Kecamatan Tahun 2013Kota Banjar
N
o
Kecamatan
(1
(2)
)
1. Kecamatan Banjar
Kecamatan
2.
Purwaharja
Kecamatan
3.
Pataruman
Kecamatan
4.
Langensari
Jumlah
Jumlah
Pendudu
k
Jumlah Penduduk
yang mendapatkan akses air
minum
Persent
ase
(3)
(4)
(5=4/3)
53.939
23.245
43,09
22.344
12.372
55,37
57.410
17.635
30,07
53.490
2.610
4,88
187.183
55.862
29,84
i. Pertanahan
Pembangunan urusan pertanahan mencakup administrasi pertanahan,
penataan penguasaan, pemilikan, penggunaan dan pemanfaatan tanah,
penyelesaian
informasi
konflik-konflik
pertanahan.
pertanahan,
Pembangunan
dan
pengembangan
pertanahan
diarahkan
sistem
untuk
1.416 petak pada tahun 2008 menjadi sebanyak 1.525 petak pada tahun
2013.
j.
utama
dalam
pembangunan.
Keberadaan
penduduk
yang
dengan
peningkatan
kapasitas
SDM
dalam
rangka
kepemilikan
KTP
pada
penduduk
wajib
KTP
mengalami
Tabel 2.56
Kinerja Pelayanan Bidang Kependudukan dan Catatan Sipil Kota Banjar
Tahun 2009 s.d 2013
Indikator
2009
2010
2011
2012
2013
Ket
Rumusan
indikator tidak
berkorelasi
dengan unsurunsur
pembilangdan
penyebut pada
rumusan
perhitungannya
Rasio penduduk
berKTP per satuan
penduduk
Tidak dapat
dilakukan
perhitungan atas
perumusan
karena antar
pembilang dan
penyebut tidak
berkorelasi
sehingga hasil
tidak
terdefinisikan
Data tidak ada
karena tidak
terklasifikasi
dalam aplikasi
data base
kependudukkan
Rasio pasangan
berakte nikah
Kepemilikan KTP
Kepemilikan akta
kelahiran per 1000
penduduk
95,00%
94,95%
92,42%
85,97%
Indikator
2009
2010
2011
2012
2013
Ket
86,5
Data bayi lahir
7%
yang mambuat
akta kelahiran
adalah
merupakan
jumlah penduduk
Kota Banjar dan
luar Kota Banjar
yang lahir diKota
Banjar
90,65
%
104,02
%
84,22%
86,57
%
Ketersediaan
database
kependudukan
skala provinsi
Tidak
ada
Tidak
ada
Tidak
ada
Tidak
ada
Tidak
ada
Tidak ada
Ketrsediaan
database
kependudukkan
skala kab/kota
Sudah
Ada
Sudah
Ada
Sudah
Ada
Sudah
Ada
Sudah
Ada
Sudah Ada
Penerapan KTP
Nasional berbasis
NIK
Belum
Belum
Belum
Belum
Belum
Sudah Sebagian
Indikator
Persentase partisipasi perempuan di lembaga
pemerintah
Partisipasi perempuan di lembaga swasta
Rasio KDRT
Persentase jumlah tenaga kerja dibawah umur
Partisipasi angkatan kerja perempuan
Penyelesaian pengaduan perlindungan perempuan
dan anak dari tindakan kekerasan
%
6,62
93,38
0,15
0,00
40,00
100,00
masalah
terkait
kesehatan
reproduksi.
Program
Keluarga
unmet need
(kebutuhan keluarga
Indikator
Rata-rata jumlah anak per keluarga
Rasio akseptor KB
Cakupan peserta KB aktif
Keluarga Pra Sejahtera dan
Keluarga Sejahtera
4.
%
0.78
83.53
83.53
52.15
m. Sosial
Dalam Undang-undang Nomor 11 tahun 2009 tentang Kesejahteraan Sosial
yang
dimaksud
kesejahteraan
sosial
adalah
kondisi
terpenuhinya
kebutuhan material, spiritual, dan sosial warga negara agar dapat hidup
layak dan mampu mengembangkan diri, sehingga dapat melaksanakan
fungsi sosialnya. Penyelenggaraan Kesejahteraan sosial adalah upaya yang
terarah,
terpadu,
dan
berkelanjutan
yang
dilakukan
Pemerintah,
atau
gangguan
tersebut
dapat
berupa
kemiskinan,
perubahan
lingkungan
secara mendadak.
Penyandang
masalah
tahun
2013
terjadi
penurunan
angka
ditemukannya
kasus
Uraian
200
9
2010
2011
2012
2013
1.
2.
Panti Jompo
3.
Panti Rehabilitasi
1.
127
48
22
22
22
2.
Anak Terlantar
539
333
235
235
235
3.
16
16
16
4.
61
69
5.
Anak Jalanan
22
6.
782
1.042
997
997
997
7.
8.
1.486
1.391
1.418
1.418
9.
Penyandang Cacat
790
1.518
1.253
1.253
12
23
1.41
8
1.25
3
24
24
24
11. Pengemis
26
21
20
20
20
II.
No
Uraian
Tahun
200
9
2010
2012
2013
80
48
48
48
48
22
19
17
17
17
7.120
5.829
5.597
5.597
1.155
1.179
1.182
1.182
20
23
5.59
7
1.18
2
22
22
22
23
64
1.216
414
366
366
366
1.
91
91
94
94
94
2.
15
17
16
16
16
3.
24
25
25
25
25
4.
103
24
11
11
11
5.
Dunia Usaha
12. Gelandang
13. Waria
14. Bekas Warga Binaan Lembaga
Kemasyarakatan (BWBLK)
15. Korban Penyalahgunaan Npza
2011
n. Ketenagaakerjaan
Dengan semakin besarnya komposisi penduduk usia produktif (15-64
tahun) di Kota Banjar membutuhkan perhatian yang serius dari pemerintah
terutama dalam rangka menanggulangi angkatan kerja baru agar tidak
berimplikasi membludaknya jumlah pengangguran.
Dinas Sosnaker Kota Banjar mencatat, jumlah pencari kerja yang terdaftar
terus menunjukkan peningkatan dari tahun ke tahun. Di tahun 2009
misalnya jumlah pencari kerja di Kota Banjar baru tercatat sebanyak 3.783
orang dan berkurang di tahun 2010 menjadi 3.780 orang dan menurun lagi
di tahun 2011 menjadi sebanyak 3.287 orang, sedikit bertambah di tahun
2012 menjadi 3.289 orang.
yang kompeten dan sesuai dengan bidang keahlian yang dimiliki. Karena
terdapat kecenderungan biasanya pencari kerja terdidik relatif lebih selektif
mencari
lowongan
kerja
dan
memerlukan
proses
panjang
dalam
Tahun
2011
135.4
27
2012
139.9
59
2013
133.52
5
222
756
2.062
91
156
202
664
2.075
55
293
176
534
1.986
168
466
3
Uraian
1.
2.
2009
127.81
6
2010
129.44
0
274
779
2.128
602
191
640
2.146
893
Uraian
2
0
0
8
2009
2010
2011
1
2
KUD
3
3
3
3
Non KUD
128
149
153
156
Jumlah
131
152
156
159
Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Banjar
2012
3
160
163
Kecamatan
Banjar
Pataruman
KUD
Non KUD
Jumlah
1
1
65
44
66
45
No
Kecamatan
KUD
3
4
Purwaharja
Langensari
Jumlah
Sumber: Dinas Perindustrian, Perdagangan
Non KUD
Jumlah
1
27
0
24
3
156
dan Koperasi Kota Banjar
28
24
163
Nama KUD
[1]
Sehat
Cukup
Sehat
Kurang
Sehat
Tidak
Sehat
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
01 Banjar
Waluya
02 Purwaharja
Bagja*)
03 Pataruman
Berkah
04 Langensari
1
2
2
1
1
-
2
1
1
1
Jumlah
2012
2011
2010
Dari tiga KUD yang ada di Kota Banjar, jumlah anggotanya tercatat
sebanyak 5.878 orang dengan jumlah karyawan sebanyak 26 orang.
Sedangkan untuk jenis non KUD, pada tahun 2013 populasinya tercatat
sebanyak 160 buah dengan jumlah anggota non KUD tercatat sebanyak 19.
104 anggota dan melibatkan karyawan sebanyak 384 orang.
Tabel 2.64
Jumlah Populasi, Anggota, Karyawan dan Manager Menurut Jenis KUD
di Kota Banjar Tahun 2013
Jenis
Jumlah
Populasi
Anggota
Karyawan
Manager
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
5 878
26
160
19.104
384
01 KUD
02 Non KUD
Jumlah
159
23 874
428
2012
159
23 874
428
2011
156
22 819
494
2010
152
22 021
605
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota Banjar
2
3
2
9
Volume usaha KUD mencapai Rp.956,5 juta dengan perolehan SHU sebesar
Rp. 3,75 juta. Sedangkan nilai Volume Usaha Non KUD tercatat sebesar Rp.
81,6 milyar dengan nilai SHU sebesar Rp. 1,15 milyar.
Tabel 2.65
Banyaknya Volume Usaha dan Sisa Hasil Usaha (SHU) Menurut Jenis Koperasi
di Kota Banjar Tahun 2013
Volume Usaha
(Rp.)
Jenis
[1]
[2]
988.236.252
52.002.651.376
01 KUD
02 Non KUD
1.719.900.1
75
1.
2012
82.563.929.906
157.795.685
1
2011
52.160.614.695
3.49.676.411
1 28.5
2010
61.924.985.815
Sumber : Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi Kota 486.523
Banjar
Jumlah
52.990.887.628
Sementara untuk sektor Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), selama
lima tahun dari tahun 2008 sampai dengan tahun 2012 mengalami
perkembangan 29,35 persen atau bertambah 1.322 usaha baru dari 4.505
di tahun 2008 menjadi 5.827 di tahun 2012. Jika dilihat perkembangan
berdasarkan skala usahanya, maka skala usaha menengah merupakan
skala usaha yang paling tinggi perkembangannya yang mencapai 40
persen, dari 45 di tahun 2008 meningkat 18 usaha baru menjadi 63 pada
tahun 2012. Kemudian disusul oleh skala usaha kecil yang mengalami
pertumbuhan sebesar 37,72 persen dari 676 di tahun 2008 menjadi 931
pada tahun 2012 atau mengalami pertumbuhan 255 usaha dan kemudian
skala usaha mikro yang mengalami pertumbuhan paling kecil, meskipun
jumlah usahanya besar, tercatat mengalami pertumbuhan sebesar 27,72
persen dari tahun 2008 ke tahun 2012.
Tabel 2.66
Perkembangan UMKM di Kota Banjar
Tahun 2008 2012
No
1
2
3
Skala Usaha
Mikro
Kecil
Menengah
2
0
2009
0
8
3.784 3.907
676
748
45
48
2010
4.259
815
53
2011
4.833
931
60
2012
4.833
931
63
Jumlah
4.505
4.703
5.127
5.824
5.827
No
1
2
3
4
Kecamatan
Mikro
Banjar
Pataruman
Purwaharja
Langensari
Jumlah
Kecil
1.964
1.280
894
695
4.833
285
245
73
328
931
Menenga
h
34
19
3
7
63
Pertumbuhan UMKM, baik itu dari skala mikro, kecil ataupun menengah
memang mutlak harus terjadi tiap tahunnya, mengingat dampaknya yang
berbanding
lurus
dengan
penyerapan
tenaga
kerja,
peningkatan
perizinan
dan
kenyamanan
berinvestasi
harus
terus
Grafik 2.1
Realisasi Investasi PMA dan PMDN di Kota Banjar
Tahun 2008-2013
2013
132,390,683,809
2012
119,775,005,137
2011
79,154,281,749
2010
70,832,414,880
2009
2008
139,459,118,048
1,700,000,000
Sumber : Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Banjar
Selama kurun waktu 2008 sampai dengan tahun 2013, tahun 2009
merupakan tahun yang paling banyak menyerap realisasi investasi PMA
dan PMDN di Kota Banjar hingga mencapai Rp.132,39 milyar, hal tersebut
disebabkan kondisi perekonomian yang mulai pulih/membaik semenjak
krisis ekonomi yang melanda dunia pada tahun 2008. Hampir seluruh
daerah mengalami pertumbuhan negatif, di Kota Banjar saja tercatat
realiasi investasi hanya Rp.1,7 milyar pada tahun 2008.
Jika dilihat realisasi investasi berdasarkan sektor dari tahun 2008 sampai
dengan tahun 2012, sektor perdagangan dan jasa merupakan sektor
unggulan di Kota Banjar, tercatat realisasinya mencapai Rp.299,4 milyar,
kemudian disusul oleh sektor industri dan kesehatan yang masing-masing
berjumlah Rp.62,5 milyar dan Rp.33,5 milyar.
Tabel 2.68
Realisasi Investasi PMA dan PMDN di Kota Banjar Menurut Sektor
Tahun 2008-2012
No
1
Sektor
Perdagangan dan
Jasa
Industri
Koperasi
4
5
6
Perhotelan
Restoran
Jasa Angkutan
2009
2010
Tahun
2011
114,321,280,8
09
22,522,700,00
0
300,000,000
60,314,287,8
54
8,804,350,00
0
1,321,777,02
6
0
0
0
50,448,244,8
43
24,318,200,0
00
4,336,836,90
6
0
0
0
0
836,000,000
0
2012
2013
74,330,933,84
3
6,379,000,000
0
116,803,905,6
48
13,186,000,00
0
448,778,161
1,952,000,000
0
3,376,000,000
0
0
1,802,000,000
7
8
Peternakan
Kesehatan
1,479,137,239
0
Total
139,459,118
,048
0
0
0
0
70,832,414,
880
79,154,281,
749
0
33,512,071,29
4
119,775,005
,137
0
150,000,000
132,390,683,
809
Sumber : Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perizinan Terpadu Kota Banjar
q. Kebudayaan
Ragam kesenian tradisional terorganisir yang berada di Kota Banjar antara
lain
kesenian
karawitan
berupa
degung,
kliningan,
calung,
anguk,
Organisasi Kesenian
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
2009
Degung
Calung
Anguk
Lingkungan Seni
Tulis Pantun
Wayang Kulit
Wayang Golek
Teater Modern
Orkes Melayu
Pongdut
Elektrun
Keroncong
Qasidah
Entertainment
Teater
5
8
1
2
1
1
3
10
3
2
1
1
Tahun
2010 2011
2012
5
8
13
5
7
2
5
8
13
5
7
2
6
10
13
6
1
4
23
11
1
4
3
1
1
6
21
9
2
2
1
6
31
12
4
2
4
2
1
201
3
9
9
2
3
1
7
23
10
1
10
2
program
yaitu
peningkatan
peran
serta
kepemudaan,
kemandirian
bagi
pemuda
dengan
harapan
pemuda
tidak
hanya
pengakuan
positif
dari
masyarakat
akan
meningkatkan
untuk
melakukan
hal
yang
bermakna
dalam
pelayanan
kemampuan
dan
pengetahuan
yang
diperlukan
untuk
daerah dari tahun 2009 dan 2010 dilaksanakan 9 kali pembinaan politik
daerah sedangkan pada tahun 2013 telah dilaksanakan 12 kali kegiatan
pembinaan politik daerah.
satu
wujud
dan
upaya
bersama
antara
pemerintah
dengan
FKDM,
baik
tingkat
Kecamatan
maupun
Kelurahan
dapat
dalam
mengantisipasi
dan
menanggulangi
berbagai
2009
2010
Tahun
2011
2012
2013
2
kegiatan
2
kegiatan
2
kegiatan
2
kegiatan
2
kegiatan
9 kali
9 kali
9 kali
10 kali
10 kali
11
11
11
12
12
Kegiatan
Pembinaan
terhadap LSM,
Ormas dan OKP
Pembinaan Politik
Daerah
Jumlah
Sumber : PMPDKPOL
Dalam tahun 2013 akan dilaksanakan Pemilihan Kepala Daerah Kota Banjar
baik langsung maupun tidak langsung akan berimplikasi terhadap jalannya
pemerintahan di Kota Banjar. Demikian halnya dengan ketentraman dan
ketertiban di masyarakat dapat terjadi perubahan yang cukup mencolok,
maka
disinilah
masyarakat
peran
Kota
dan
Banjar
fungsi
untuk
Linmas
menjaga
yang
bersinergi
lingkungan
dengan
masing-masing.
Tahun (%)
2008
2009
2010
2011
2012
0,0058%
0,0058%
0,01%
0,01%
0,01%
Sumber : PMPDKPOL
ini
melalui
pelaksanaan
otonomi
daerah
telah
diserahkan
kewenangan
tersebut,
bagi
daerah
lainnya
untuk
mengembangkan
kualitas
dalam
mengatasi
berbagai
persoalan.
Diantaranya
dengan
penduduk
diharapkan
menjadi
motor
penggerak
dalam
daerah
di
Kota
Banjar,
sangat
ditentukan
oleh
kualitas
5
6
Indikator
Rasio jumlah Polisi
Pamong Praja per
10.000 penduduk
Jumlah Linmas per
Jumlah 10.000
Penduduk
Rasio Pos
Siskamling per
jumlah
desa/kelurahan
Sistem informasi
Pelayanan Perijinan
dan adiministrasi
pemerintah
Penerbitan PERDA
Cakupan patroli
petugas Satpol PP
Tingkat
penyelesaian
pelanggaran K3
(ketertiban,
ketentraman,
keindahan) di
Kabupaten
Petugas
Perlindungan
Masyarakat
(Linmas) di
Kabupaten
2008
2009
2010
2011
2012
8,18
8,46
8,10
8,31
9,23
58,82
58,12
57,50
53,91
55,27
195
24
195
24
195
24
195
24
195
24
Ada,
berupa
Software
untuk
pembuatan
IMB, IPPt,
HO dan
SIUP
a/n
Ada,
berupa
Software
untuk
pembuatan
IMB, IPPt,
HO dan
SIUP
a/n
12
Ada,
berupa
Software
untuk
pembuatan
IMB, IPPt,
HO dan
SIUP
11
Ada,
berupa
Software
untuk
pembuata
n IMB, IPPt,
HO dan
SIUP
16
100 %
100 %
100 %
100 %
100 %
a/n
a/n
12
11
16
Ada, berupa
Software
untuk
pembuatan
IMB, IPPt,
HO dan
SIUP
Cakupan pelayanan
bencana kebakaran
kabupaten
a/n
30 %
26,5 %
46,9%
a/n
10
Tingkat waktu
tanggap (response
time rate) daerah
layanan Wilayah
Manajemen
Kebakaran (WMK)
a/n
69,2 %
50%
63,6 %
a/n
11
Cakupan sarana
prasarana
perkantoran
pemerintahan desa
yang baik
a/n
15 desa
dalam
kondisi baik
dari 17
desa
15 desa
dalam
kondisi baik
dari 17
desa
16 desa
dalam
kondisi
baik dari
17 desa
17 desa
dalam
kondisi
baik dari
17 desa
12
Indeks Kepuasan
Layanan
Masyarakat
a/n
a/n
IKM
IKM
IKM
pelayanan
perlindungan
terhadap
masyarakat
baik
yang
yaitu:
(a)
Ketersediaan
pangan
melalui
upaya
peningkatan
peningkatan
kuantitas
dan
kualitas
konsumsi
pangan;
(d)
Uraian
2009
2010
Tahun
2011
2012
2013
Regulasi
ketahanan
pangan
Walikota
Banjar
No
520/Kpts.161-Juk/2008
tentang
Banjar
No
521/Kpts.75-Distan/2010
tentang
tentang
regulasi
dalam
ketersediaan
pangan
adanya
Keputusan
Tim Koordinasi Beras Miskin (Raskin) Tingkat Kota dan Tingkat Kecamatan.
v. Pemberdayan Masyarakat dan Desa
Pemberdayaan Masyarakat dan Desa sebagai upaya untuk meningkatkan
kemandirian masyarakat dalam bidang pembangunan kawasan perdesaan
dilakukan dengan melibatkan Kader Pemberdayaan Masyarakat (KPM) dan
Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Desa/Kelurahan (LPMD/K).
Pos Pelayanan Terpadu (Posyandu) adalah salah satu Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat (UKBM) yang bertujuan untuk memberikan
pelayanan
kesehatan
dasar
kepada
masyarakat
terutama
untuk
meningkatkan
peran
dan
fungsi
melalui
masyarakat,
revitalisasi
dan
Pemberdayaan
pendapatan
keluarga
yaitu
dalam
bentuk
pelatihan
beberapa
peran
dalam
meningkatkan
ketrampilan
dan
2009
2010
8
8
6
6
4.098
4.098
169
169
Kota Banjar
Tahun
2011
8
7
4.098
169
2012
8
7
6.064
199
2013
8
7
6.064
209
w. Statistik
Statistik menurut Undang-undang nomor 16 Tahun 2007 adalah data yang
diperoleh dengan cara pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan analisis
serta sebagai sistem yang mengatur keterkaitan antar unsur dalam
penyelenggaraan statistik. Dalam pemanfaatannya, statistik dibagi menjadi
3 kategori, yaitu: 1) statistik dasar, 2) statistik sektoral, 3) statistik khusus.
salah
satu
unsur
penunjang
dalam
pelaksanan
kegiatan
Selain
itu,
keberadaan
arsip
serta
keterbukaan
akses
tentang
pentingnya
penerapan
Teknologi
Informasi
dan
penyelenggaraanpemerintahan
government).
Melalui
yang
pengembangan
berbasis
elektronik
egovernment,
(e-
pemerintah
Informasi
Kepegawaian
(Simpeg),
Sistem
Pengadminstrasian
Perpustakaan
2009
2010
2011
2012
2013
62
16
11
5
5
7
7
113
75
16
11
6
5
7
7
127
6
85
15
11
6
4
6
6
139
6
79
6
11
6
3
6
2
113
6
79
6
11
6
3
6
2
113
Layanan Perpustakaan
Jumlah
15,000
10,000
5,000
-
15,000
10,000
5,000
-
Banjar
mencapai
4,76 ton
melambat
padi
sawah
kontribusinya terhadap
di
Kecamatan
produksi
padi
Langensari
paling
besar
yaitu
Kecamatan
Langensari
sebesar
3028
Ha,
mampu
menghasilkan
pertanian
lainnya
seperti
sayuran,
buah-buahan,
dibandingkan
keadaan
tahun
2012
yang
mencapai
Kecamatan
Banjar
sebanyak
319
ekor,
Kecamatan
Purwaharja
perkebunan
yang
terdapat
di
Kota
Banjar
meliputi
Tabel 2.76
Capaian Indikator Kinerja Urusan Pertanian
Kota Banjar Tahun 2009 - 2013
N
o
1.
Indikator
Produksi padi dan
palawija (ton)
Padi Sawah
Padi Gogo
Jagung
Kedelai
2009
2010
2011
2012
2013
40.608
235
3.405
388
53.353
274
2.391
200
46.065
164
3.313
858
41.396
290
3.149
137
44.937
376
1.470
36
N
o
Indikator
Kacang Tanah
Kacang Hijau
Ubi Kayu
Ubi Jalar
Talas
Gayong
Irut
Gembili
2.
3.
Produksi Sayur-Sayuran
Bawang Merah
Bawang Putih
Bawang Daun
Kentang
Kubis
Kembang Kol
Petsai
Wortel
Lobak
Kacang Merah
Kacang Panjang
Cabe Besar
Cabe Rawit
Jamur
Tomat
Terung
Buncis
Mentimun
Labu siam
Kangkung
Bayam
Melinjo
Petai
2009
2010
2011
394
293
4.876
646
231
184
56
31
371
28
3.295
2.075
6
24
24
31,85
204
567
5.038
977
78
180
48
25
542
128
3.793
689
28
16
-
669
138
1.327
1.954
2.827
626
1.947
881
1.091
30,11
441
480
45
4.292
388
2.207
1.088
13.466
6.186
227
3.541
297
234
0,32
12
1.225
16
3.861
391
4.738
1.269
1.177
1.303
392
2.594
194
275
1,77
3.504
627
1.665
461
956
471
3.266
7.465
166
289
34
3.965
394
1,65
909
657
2.304
771
1.355
560
-
Produksi Tanaman
Perkebunan (ton)
Aren
Cengkeh
Kelapa
Kopi
Kemiri
Kakao
Karet
Lada
Paneli
Jarak
Tembakau
4.
2012
820
14
100
101
10.733
10.367
218.640
32.300
188.425
8.259
964
18
111
101
10.883
10.690
287.85
8
32.524
202.60
7
12.800
4,40
0,80
2.063,4
1
9,36
1,01
21,14
70,30
18,90
4,41
5,92
15
0,2
0,48
1.872,1
1.044
28
85
103
11.016
10.830
195.45
5
28.624
227.91
3
10.714
1.256
1
44
104
11.020
10.840
195.500
2013
209
19
3031
553
49
21
310
2180
1.347
141
583
224,6
1.203
778
1.674
106
846
657
2.584
3.235
8,32
1,72
18,54
37,31
2,30
-
29.871
230.877
20.650
1.270
22
77
105
11.300
10.950
196.45
0
30.431
235.99
7
21.865
N
o
5
Indikator
2009
Produksi Daging
(ton/thn)
Sapi
Domba
Kambing
Ayam Buras
Ayam Ras Pedaging
Itik
2010
50,5
52,70
37
26,3
505
4,38
2011
49,3
52,50
37,5
26,75
705,3
4,29
2012
55,8
57
38
26,7
735
4,48
2013
58,6
58
39
27,3
742
5,32
56,6
53
38,7
27,9
74,3
8,07
b. Kehutanan
Luas hutan rakyat di Kota Banjar pada tahun 2013 mencapai 1.733,2 Ha
dengan 3 (tiga) jenis tanaman utama dan 1 jenis tanaman campuran
(lainnya). Tiga jenis tanaman utama tersebut yaitu Mahoni, albasi dan jati
dengan potensi kayu masing-masing 138,5 Ha, 691,85 Ha dan 94,5 Ha.
Kecamatan Banjar menjadi kecamatan
kegiatan
pembangunan
masyarakat.
Pembangunan
penyediaan
tenaga
listrik
maupun
memberikan
akses
Uraian
Andesit
Pasir
Tanah Liat
Nilai (Rp)
19.000
312.220
54.300
2.120.000.000
1.248.800.000
26.064.000.000
Tabel 2.78
Banyaknya Penjualan Tenaga Listrik (Kwh) di Kota Banjar Tahun 2012
Sosial
Rumah
Tangga
3
6.417.051
161.666.914
9.497.980
12.982.978
4.190.035
Jumlah
201.976.862
Sumber: PT. PLN Distribusi Jabar & Banten UPJ Banjar Kota
d. Pariwisata
Program
Pengembangan
dan
Promosi
Pariwisata
yang
dilaksanakan
40,000
20,000
TW-1
TW-2
TW-3
TW-4
Selama tahun 2013, Waterpark Kota Banjar menjadi tujuan wisata yang
paling diminati. Hal tersebut berdasarkan data pengunjung ke acara
tersebut
yang
dibandingkan
mencapai
dengan
90.458
tahun
orang,
2011
yang
naik
hampir
hanya
kali
mencapai
lipat
11.062
pengunjung.
Tabel 2.79
Perbandingan Jumlah Wisatawan Berdasarkan Objek Wisata
Tahun 2012 2013
2012
Wisman
Wisnus
27
45.041
32.407
9.135
2
90.458
29
177.041
Obyek Wisata
Hotel Melati
Kolam renang
Situ Mustika
Waterpark
Jumlah
2013
Wisman
Wisnus
29
38.900
32.407
9.135
2
90.458
31
170.900
Tabel 2.80
Data Kunjungan ke Kolam Renang dan Waterpark di Kota Banjar
Tahun 2012
Data Kunjungan Water Park dan Kolam Renang
100,000
80,000
60,000
Jumlah pengunjung
40,000
20,000
-
TAHUN 2011
TAHUN 2012
Tabel 2.81
Data Kunjungan ke Situ Mustika di Kota Banjar
Tahun 2012
Tahun 2012
Tahun 2011
8,800
8,850
8,900
8,950
9,000
9,050
9,100
9,150
9,200
Tabel 2.82
Distribusi Persentase Sektoral PDRB Atas Dasar Harga Berlaku
Kota Banjar Tahun 2009 2013 (persen)
Lapangan Usaha
2009
2010*)
2011*)
2012*
)
2013**)
[1]
[2]
[3]
[4]
[5]
[6]
A. Primer
1. Pertanian
2. Pertambangan dan
Penggalian
B. Sekunder
3. Industri Pengolahan
4. Listrik, Gas dan Air Bersih
5. Bangunan
C. Tersier
6. Perdagangan, Hotel &
Restoran
7. Pengangkutan dan
Komunikasi
8. Keuangan, Persewaan
dan Jasa Perusahaan
9. Jasa-jasa
17.55
17.24
0.30
17.47
17.16
0.30
17.29
17.01
0.28
16,34
16,07
0,27
19.63
11.76
1.02
6.85
62.82
33.73
19.54
11.64
1.02
6.88
62.99
34.47
19.84
11.91
0.98
6.95
62.87
34.51
20,28
12,23
0,97
7,09
63,38
34,90
7.04
6.73
6.55
6,63
5.87
5.67
5.59
5,56
16.17
16.12
16.22
16,28
*) angka perbaikan
**) angka sementara
Sumber : Badan Pusat Statistik Kota Banjar
Secara umum, dapat pula ditarik kesimpulan bahwa struktur ekonomi Kota
Banjar masih didominasi oleh kemajuan sektor perdagangan, hotel, dan
restoran, dan didukung peranan sektor pertanian, sektor jasa-jasa dan
sektor industri pengolahan. Keempat sektor tersebut, selama ini dianggap
sebagai tulang punggung perekonomian Kota Banjar karena memiliki
kontribusi paling besar terhadap PDRB Kota Banjar.
Menurut data hasil Survei Angkatan Kerja Nasional (SAKERNAS) tahun
2012, penduduk Kota Banjar yang berusia 15 tahun ke atas dan memiliki
mata pencaharian di sektor perdagangan tercatat cukup besar yaitu
sebesar 26,56 persen, kemudian disusul oleh sektor industri pengolahan
22,59 persen, sektor jasa-jasa 20,54 persen, dan sektor pertanian sebesar
10,03 persen. Banyaknya tenaga kerja yang terserap di sektor-sektor
utama tersebut selaras dengan besarnya kontribusi sektor-sektor tersebut
terhadap pembentukan PDRB Kota Banjar tahun 2012.
g. Perindustrian
Sektor Industri berdasarkan jenisnya dibedakan atas 4 golongan yaitu
industri besar, sedang, kecil dan rumah tangga. Menurut konsep BPS yang
dikategorikan industri besar yaitu industri yang memiliki tenaga kerja lebih
dari 100 orang, industri sedang yaitu industri yang mempunyai tenaga
kerja antara 20 sampai 99 orang, industri kecil yaitu industri yang memiliki
tenaga kerja 5 sampai 19 orang sedangkan industri rumah tangga adalah
industri yang memiliki tenaga kerja kurang dari 5 orang.
Data Dinas Perindustrian, Perda-gangan dan Koperasi Kota Banjar, industri
terbagi ke dalam 2 kategori yaitu industri formal dan non formal. Jumlah
industri formal pada tahun 2013 di Kota Banjar sebanyak 514 perusahaan
tersebar di 4 Kecamatan dan menyerap tenaga kerja sebanyak 6.898
orang. Kecamatan Banjar memiliki jumlah perusahaan industri formal
terbanyak, yaitu sebanyak 189 perusahaan dengan jumlah tenaga kerja
yang terserap sebanyak 1.322 orang. Sementara itu jumlah perusahaan
industri formal paling sedikit berada di Kecamatan Langensari hanya
sebanyak 67 perusahaan dengan serapan tenaga kerja hanya sebanyak
388 orang.
Jumlah Perusahaan Industri Non Formal di Kota Banjar tahun 2013
sebanyak 2.430 perusahaan yang menyerap tenaga kerja sebanyak 4.965
orang. Dari jumlah perusahaan Non Formal di Kota Banjar pada Tahun 2013
terbanyak berada di wilayah Kecamatan Banjar yaitu 1.172 peru-sahaan.
Perusahan Non Formal yang terdapat di Kota Banjar meliputi industri Gula
Merah, Genteng kera-mik, anyaman bambu, tahu, tempe, rangginang,
industri bata merah dan lain-lain.
h. Ketransmigrasian
Program transmigrasi kini pelaksanaannya dilandasi atas kebutuhan
daerah, diwujudkan dengan inisiatif daerah dan dilaksanakan daerah serta
difasilitasi oleh pusat yang dapat bermanfaat bagi daerah itu sendiri.
Perencanaan dan pelaksanaan program transmigrasi harus memberikan
tempat yang proporsional kepada daerah, baik daerah asal maupun daerah
tujuan transmigran melalui kerjasama antar daerah. Oleh karena itu, peran
pemerintah daerah sebagai pelaksana (rowing) sedangkan pemerintah
pusat sebagai fasilitator dan memberikan arahan (steering) maka dalam
pelaksanaan pembangunan transmigrasi dilakukan dengan pendekatan
demand side, dimana pembangunan transmigrasi disesuaikandengan
kebutuhan dan permintaan masyarakat dan pemerintah daerah setempat
yang melibatkan pemerintah provinsi dengan dukungan pemerintah
kabupaten/kota.
Pemerintah Kota Banjar sebagai daerah pengirim calon transmigran telah
bekerjasama dengan provinsi daerah penempatan dalam penyelenggaraan
transmigrasi. Dengan adanya kerjasama tersebut, diharapkan dapat
memudahkan
penyelenggaraan
transmigrasi
sehingga
permasalahan-
Kota
Banjar
telah
memberangkatkan
transmigran
total
Kecamatan
2009
1
1
7
1
10
Banjar
Purwaharja
Pataruman
Langensari
Kota Banjar
2013
6
10
16
yang
pada
tahun
2009
sebesar
228,98
milyar
rupiah
meningkat menjadi 369,07 milyar rupiah pada tahun 2013. Demikian pula
dengan nilai PMTB (Pembentukan Modal Tetap Bruto) yang telah mencapai
631,24 milyar rupiah pada tahun 2013, dari semula hanya 454,83 milyar
rupiah pada tahun 2009.
Tabel 2.84
Produk Domestik Regional Bruto Kota Banjar Tahun 2009 dan 2013
Menurut Penggunaan (Juta Rupiah)
Komponen Penggunaan
2013*)
[3]
896.096,33
1.386.444,52
[1]
Perubahan Stok
Ekspor Netto (ekspor-impor)
Total PDRB
484.474,45
20.459,35
27.608,04
8.872,15
228.980,49
369.074,65
85.178,53
104.314,79
454.830,53
631.242,57
233.520,85
280.087,07
7.513,45
6.482,49
(15.003,45)
(20.945,46)
17.557,07
(13.062,16
)
12.194,75
(14.813,16
)
712.214,3
3
875.901,
71
1.592.876
,70
2.399.906
,82
9.643,80
Hal yang sama juga terlihat pada nilai komponen PDRB penggunaan atas
dasar harga konstan 2000 dimana peningkatan juga terjadi di semua
komponen PDRB. Nilai konsumsi rumah tangga pada tahun 2009 sebesar
380,15 milyar rupiah, terus meningkat hingga tahun 2013 menjadi 484,47
milyar rupiah. Nilai konsumsi Lembaga Non Profit pada tahun 2009 sebesar
8,87 milyar rupiah menjadi 9,64 milyar rupiah pada tahun 2013. Nilai
konsumsi pemerintah di tahun 2009 sebesar 85,18 milyar rupiah dan pada
tahun 2013 menjadi sebesar 104,31 milyar rupiah. Sedangkan nilai PMTB
(Pembentukan Modal Tetap Bruto) pada tahun 2009 sebesar 233,52 milyar
rupiah meningkat menjadi 280,09 milyar rupiah pada tahun 2013.
Grafik 2.4.
Laju Pertumbuhan Komponen PDRB Kota Banjar Tahun 2009-2013
Menurut Penggunaan (Persen)
20
10
8.113.07
1
05.23
6.88
6.76
6.43
2.13
5.79
8.88
5.65
7.7
2009
-12.94
-10
2013
-20
-30
-31.5
-40
*) angka sementara
Sumber : BPS Kota Banjar
pertumbuhan
yang
berfluktuasi.
Pada
tahun
2013
Gambar 2.11
Peranan Komponen PDRB Kota Banjar Tahun 2013
ADHB Menurut Pngeluaran
Kons. Rmt
26.3
Kons. LNP
Kons. Pemernth
57.77
15.38
PMTB
Inventori
1.15
Ekspor
Impor
*) angka sementara
Sumber : BPS Kota Banjar
Berbeda dengan laju pertumbuhan, perkembangan peranan komponenkomponen penggunaan terhadap total PDRB Kota Banjar selam 5 tahun
terakhir tampak relatif stabil, baik atas dasar harga berlaku maupun
konstan.
Gambar
2.11
memperlihatkan
bahwa
kontribusi
terbesar
km
Selain itu juga terdapat fasilitas perbankan sebanyak 7 kantor bank umum,
meliputi Bank Jabar 1 unit, Mandiri 1 unit, BCA 1 unit, BNI 1 unit, BRI 1 unit,
BSM 1 unit, Danamon 1 unit.
2.1.4.3 Iklim Investasi
Badan Penanaman Modal dan Pelayanan Perijinan Terpadu (BPMPPT) Kota
Banjar bertugas melayani sebanyak 18 jenis perizinan dan menampilkan
profil dan potensi investasi yang menjanjikan di Kota Banjar. Cukup banyak
strategi dan promosi dilakukan oleh badan ini guna meningkatkan
pelayanan peijinan secara prima dan sekaligus mampu pula menarik
investasi seluas-luasnya bagi kemajuan pembangunan Kota Banjar.
Dengan gedung baru yang representatif, BPMPPT diharapkan mampu
memberikan beragam pelayanan secara baik dan cepat. Untuk mengurus
ijin reklame dan penyelenggaraan pameran misalnya, hanya membutuhkan
waktu 1 (satu) hari kerja. Sedangkan mengurus tanda daftar gudang hanya
membutuhkan waktu 3 hari kerja, kemudian untuk mengurus ijin gangguan
dan ijin usaha industri hanya membutuhkan waktu pengurusan selama 5
hari kerja. Waktu pengurusan perijinan yang terlama (sekitar 14 hari)
hanya pada 4 jenis layanan, yaitu: ijin usaha toko modern, IMB dan ijin
pengelolaaan limbah cair.
Tabel 2.85
Jenis Perijinan, Dasar Hukum dan Lamanya Waktu Penyelesaian Perijinan
Di BPMPPT Kota Banjar
No.
Jenis Perijinan
1.
Izin Peruntukan
Penggunaan Tanah (IPPT)
2.
3.
6.
7.
Dasar Hukum
Peraturan Daerah Kota Banjar No. 35
tahun 2004 Tentang Retribusi Izin
Peruntukan Penggunaan Tanah
Peraturan Daerah kota Banjar No 7
tahun 2011 tentang Retribusi Perijinan
Tertentu
Peraturan Daerah Kota Banjar No. 7
Tahun 2011 tentang Retribusi Perijinan
Tertentu
Peraturan Menteri Perdagangan RI No.
36/M-DAG/PER/9/2007
Tentang
Penerbitan
Surat
Izin
Usaha
Perdagangan dan Peraturan Menteri
Perdagangan
RI
no.
46/MDAG/PER/9/2009 tentang Perubahan
Atas Peraturan Menteri Perdagangan RI
no.36/M-DAG/PER/9/2007
tentang
Penerbitan Surat izin Perdagangan
Peraturan Daerah Kota Banjar no 38
tahun
2004
tentang
ketentuan
Pendaftaran Perusahaan
Peraturan Menteri Perdagangan RI no.
16/M-DAG/PER/3/2006
tentang
Penataan dan Pembinaan Pergudangan
Peraturan Daerah Kota Banjar no. 8
tahun
2004
tentang
ketentuan
Waktu
Penyelesaian
5 hari kerja
14 hari kerja
5 hari kerja
5 hari kerja
5 hari kerja
3 hari kerja
5 hari kerja
No.
Jenis Perijinan
8.
9.
Waktu
Penyelesaian
Dasar Hukum
pemberian Surat Izin Usaha Industri
Peraturan Presiden RI no. 112 tahun
2007
dan
peraturan
Mentri
Perdagangan
RI
no.
53/MDAG/PER/12/2008 tentang Pedoman
penataan
dan
Pembinaan
Pasar
Tradisional, pusat perbelanjaan dan
Toko Modern
Peraturan Daerah Kota Banjar no. 7
tahun 2007 tentang Retribusi Ijin Usaha
Jasa Kontruksi
Peraturan Pemerintah RI No. 43 tahun
2008 tentang Air Tanah
Peraturan Pemerintah RI no. 43 Tahun
2008 tentang Air Tanah
Peraturan Daerah Kota Banjar no. 4
tahun 2005 tentang Pertambangan
Umum
Peraturan Daerah kota Banjar no. 4
tahun 2005 tentang Pertambangan
Umum
14 hari kerja
5 hari kerja
10.
11.
12.
13.
14.
Izin Penyelenggaraan
Pameran
1 hari kerja
15.
5 hari kerja
16.
Izin Trayek
5 hari kerja
17.
18.
Izin Reklame
1 hari kerja
4 hari kerja
5 hari kerja
5 hari kerja
14 hari kerja
1 hari kerja
pemerintah
daerah
propinsi
dan
kabupaten/kota
di
seluruh
Dengan
tingginya
tingkat
pendidikan
semakin
terbuka
untuk
pemerintah
dapat
menyiapkan
sarana
dan
prasarana
operasional
sekolah
(BOS)
perlu
didukung
dan
dilakukan
yang
dapat
membaca
dan
menulis
minimal
kata-kata/kalimat
angka
melek
huruf
Kota
Banjar
selama
periode
2009-2013
satu
indikator
yang
menunjukkan
sumber
daya
manusia
pembangunan
pencapaian
melalui
Indeks
keberhasilan
Pembangunan
sedikit
penurunan
terhadap
fokus
sasaran
kegiatan
pendidikan
masyarakat
Kota
Banjar,
utamanya
sinergitas
keberpihakan
antar
yang
berbagai
nyata
dari
sektor
di
pemerintah
bidang
dengan
kesehatan
dan
mengalokasikan
masyarakat
dalam
melakukan
perubahan
fundamental
pada
angka
harapan
hidup
dan
terus
menurunnya
angka
kebijakan
makro
nasional
ternyata
berdampak
terhadap
kebijakan fiskal, moneter serta inflasi (naik turunnya harga barang dan
jasa), merupakan faktor yang mempengaruhi terhadap naik turunnya daya
beli masyarakat. Oleh karena itu perlu ditingkatkan kinerja pembangunan
guna meningkatkan produktivitas dan nilai tambah sektor perekonomian
terutama yang berbasis ekonomi kerakyatan.
Dengan membaiknya fundamental ekonomi makro yang bisa dilihat dari
perkembangan laju pertumbuhan ekonomi (LPE) Kota Banjar yang terus
bergerak dinamis, cukup dapat meyakinkan berbagai kalangan bahwa
perekonomian Kota Banjar dapat segera bangkit setelah mendapat tekanan
kuat akibat dampak krisis ekonomi beberapa tahun lalu. Ketika krisis
ekonomi masih terjadi, kemampuan daya beli sebagian besar masyarakat
Kota Banjar relatif cukup tertekan, bahkan cenderung terjun bebas. Dengan
relatif stabilnya kondisi perekonomian dewasa ini ternyata berpengaruh
cukup baik terhadap kenaikan pada komponen kemampuan daya beli (PPP)
masyarakat selama periode tahun 2009 - 2012.
Walaupun
terlihat
adanya
perubahan
dengan
terus
membaiknya
kemampuan
daya
beli.
Oleh
karena
itu,
peran
nyata
RPJMD
pada
bagian
kerangka
pendanaan/penghitungan
kontribusi
sumber-sumber
pendapatan
terhadap
total
pendapatan dari tahun 2009 - 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.89
Tabel 2.89
Prosentase Sumber Pendapatan Daerah
Kota Banjar
No
1
1.1.
1.1.1.
1.1.2.
1.1.3.
1.1.4.
1.2.
1.2.1.
1.2.2.
1.2.3.
1.3.
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
Uraian
PENDAPATAN
Pendapatan Asli Daerah
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil pengelolaan keuangan Daerah Yang
Dipisahkan
Lain-Lain PAD yang sah
Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
Hibah
Dana Darurat
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah Lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan.. dari Provinsi atau
Pemerintah Daerah Lainnya
JUMLAH PENDAPATAN DAERAH
2011
(%)
Tahun
2012
(%)
2013
(%)
8,55
5,96
6,82
0,52
9,45
8,14
0,87
0,46
10,70
15,07
1,01
0,48
0,71
62,33
9,12
49,05
4,15
29,12
7,49
64,50
9,44
52,02
3,04
26,06
8,01
71,15
5,76
61,30
4,08
18,15
2,48
2,34
1,71
13,26
13,38
6,50
17,22
0,00
16,44
PENDAPATAN
1.
a.
b.
c.
d.
2.
a.
b.
c.
3.
a.
b.
c.
d.
e.
f.
Uraian
Pajak daerah
Retribusi daerah
Hasil pengelolaan keuangan
daerah yang dipisahkan
Lain-lain PAD yang sah
Dana Perimbangan
Dana bagi hasil pajak/bagi hasil
bukan pajak
Dana alokasi umum
Dana alokasi khusus
Lain-Lain Pendapatan
Daerah yang Sah
Hibah
Dana darurat
Bagi hasil pajak dari provinsi
dan dari pemda lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi
Khusus
Bantuan Keuangan dari provinsi
pemerintah daerah lainnya
Penerimaan cukai rokok
2009
Proporsi (%)
2010 2011 2012
2013
7,69
9,63
11,37
8,52
10.03
0.82
0.79
0.46
0,37
5,60
0,59
0,45
7,28
0,72
0,51
6,80
0,51
1,12
79,40
1,19
74,53
0,71
62,16
8,80
10,70
9,09
66.54
11.82
9,54
61,48
9,11
12,92
59,54
4,29
15,83
48,93
4,14
29,32
51.71
3.02
23,42
51,07
3,09
24,93
3,30
3,44
2,48
2,27
1,56
0,24
5,96
13,23
6,46
7,04
9,22
6,25
13,34
14,37
16,28
0,18
0,27
0,33
0,05
7.97
1,34
0,84
0,45
8,75
63,70
b. Penambahan
Pemerintah
jenis
Nomor
pungutan
97
Tahun
retribusi
2012
sesuai
Peraturan
tentang
Retribusi
g. Meningkatkan
keterampilan
dan
pengetahuan
serta
j.
kebijakan
tersebut
di
atas
dan
dengan
Uraian
PENDAPATAN
Pendapatan Asli Daerah
Pajak Daerah
Retribusi Daerah
Hasil pengelolaan keuangan Daerah Yang
Dipisahkan
No
1.1.4.
1.2.
1.2.1.
1.2.2.
1.2.3.
1.3.
1.3.1
1.3.2
1.3.3
1.3.4
1.3.5
Uraian
Lain-Lain PAD yang sah
Dana Perimbangan
Dana Bagi Hasil Pajak / Bagi Hasil Bukan
Pajak
Dana Alokasi Umum
Dana Alokasi Khusus
Lain-Lain Pendapatan Daerah yang Sah
Hibah
Dana Darurat
Dana Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan
Pemerintah Daerah Lainnya
Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus
Bantuan Keuangan dari Provinsi atau
Pemerintah Daerah Lainnya
8.829.388.507,00
77.812.464.000,00
43.118.000.000,00
Lebih
Perhitungan
Anggaran
Tahun
sebelumnya
dan
Uraian
Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Anggaran
Sebelumnya
Pelampauan penerimaan PAD
Pelampauan penerimaan Dana Perimbangan
Pelampauan penerimaan Lain-lain Pendapatan
Daerah Yang Sah
Sisa Penghematan Belanja atau akibat lainnya
Kewajiban kepada pihak ketiga sampai dengan akhir
tahun belum terselesaikan
Kegiatan lanjutan
Pencairan Dana Cadangan
Pencairan Dana Cadangan
Hasil PenjualanKekayaan Daerah yang Dipisahkan
Hasil penjualan perusahaan milik daerah/BUMD
Hasil penjualan aset milik pemerintah daerah yang
dikerjasamakan dengan pihak ketiga
Penerimaan Pinjaman Daerah
Penerimaan Pinjaman Daerah dari Pemerintah
Penerimaan Pinjaman Daerah dari pemerintah
daerah lain
Penerimaan Pinjaman Daerah dari lembaga
keuangan bank
Penerimaan Pinjaman Daerah dari lembaga
keuangan bukan bank
Penerimaan hasil penerbitan Obligasi daerah
Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman
No
5.1
6
6.1
6.2
6.3
6.4
6.5
Uraian
Penerimaan
Penerimaan
Penerimaan
Penerimaan
Penerimaan
lain
Penerimaan
bank
Penerimaan
bukan bank
Uraian
(1)
(2)
1
1.1.
PENDAPATAN
Pendapatan Asli Daerah
8.829.388.507
129.759.852.507,
00
129.759.852.50
7,00
655.914.596.138,
15
655.914.596.13
8,15
Retribusi Daerah
5.561.204.223,75
2.625.000.000,00
Dana Perimbangan
8.829.388.507
6.911.986.250,40
1.3.
51.959.775.000,0
0
459.096.778.157,
00
60.644.083.837,0
0
373.071.954.320,
00
25.380.740.000,0
0
Proyeksi RKPD
tahun 2015
(Rp)
(4)
655.914.596.13
8,15
67.057.965.474,
15
6.911.986.250,4
0
5.561.204.223,7
5
2.625.000.000,0
0
51.959.775.000,
00
459.096.778.15
7,00
60.644.083.837,
00
373.071.954.32
0,00
25.380.740.000,
00
Pajak Daerah
Proyeksi RPJMD
tahun 2015
(Rp)
(3)
655.914.596.138,
15
67.057.965.474,1
5
Penerimaan Pembiayaan
Pencairan Dana Cadangan
Hasil Penjualan Kek. Daerah yang
dipisahkan
Penerimaan Pinjaman Daerah
Pengembalian Utang
Selisih
(Rp)
Ket
(6)
(7)
No
Uraian
(1)
(2)
Penerimaan Piutang
Jumlah (b)
3
Proyeksi Silpa Riil
Saldo kas neraca daerah
Dikurangi:
Kewajiban kepada pihak ketiga
sampai dengan akhir tahun yang
belum terselesaikan
Kegiatan lanjutan
Jumlah (c)
Jumlah Kapasitas Keuangan Daerah (a) +
(b) + (c)
Proyeksi RPJMD
tahun 2015
(Rp)
(3)
Proyeksi RKPD
tahun 2015
(Rp)
(4)
0
655.914.596.138,
15
0
657.308.445.47
1
Selisih
(Rp)
Ket
(6)
(7)
655.914.596.13
8,15
kewajiban
Pemerintah
Daerah
yang
diakui
sebagai
Pegawai
merupakan
belanja
kompensasi,
dalam
yang
dihasilkan
dapat
terjangkau
oleh
masyarakat banyak;
d) Belanja Hibah digunakan untuk menganggarkan pemberian
hibah dalam bentuk uang, barang/jasa kepada pemerintah
daerah atau pemerintah daerah lainnya, dan kelompok
masyarakat/perorangan yang secara spesifik telah ditetapkan
peruntukannya;
e) Bantuan
Sosial,
yaitu
bantuan
sosial
organisasi
sebelumnya,
termasuk
pengembalian
atas
Belanja
Langsung,
merupakan
belanja
yang
Pegawai,
untuk
pengeluaran
honorarium
PNS,
menginformasikan
mengenai
rata-rata
No
Uraian
1.
3.
4.
5.
6.
Belanja Langsung
Pengeluaran Pembiayaan
1.
2.
2.
Proyeksi RKPD
tahun 2015
(Rp)
312.273.080.550,24
312.273.080.550,24
46.466.162.742,25
358.739.243.292,4
9
Keterangan
b.
wajib/mengikat (II)
Total
Pengeluaran
:358.739.243.292,49 (-)
belanja
: 297.175.352.845,66
: 327.101.947.801,27 (-)
:(29.926.594.955,91)
bawah target karena adanya perubahan bilangan pembagi untuk APK PAUD
NF, dari usia 4 6 tahun menjadi 2 6 tahun. Dinas Pendidikan akan
memperluas pemerataan layanan akses pendidikan anak usia dini pada tahun
2012 agar pencapaian APK PAUD NF sesuai target.
Wajib Belajar Pendidikan Dasar Sembilan Tahun. Pencapaian indikator
kinerja sasaranangka partisipasi kasar (APK) pada tingkat SD/MI berada pada
angka di bawah 100, disebabkan sebagian penduduk usia 12 tahun yang
telah memasuki jenjang sekolah di tingkat SMP/MTs, didahului dengan
kecenderungan masyarakat menyekolahkan anaknya pada usia 6 tahun di
sekolah dasar.
Dalam program wajar dikdas 9 tahun, telah dilaksanakan kegiatan-kegiatan
sebagai berikut:
Pembangunan Ruang Kelas Baru yang bersumber dari Dana APBD Kota
Banjar terbangunnya ruang kelas baru jenjang SD dan SMP sebanyak
8 ruang kelas .
jenjang pendidikan dasar tahun 2011 sampai dengan 2013, disajikan sebagai
berikut:
Indikator Sasaran
APK TK/RA
APK PAUD Non Formal
APK SD/MI
APM SD/MI
APK SMP/MTs
APM SMP/MTs
APK SDLB
APM SDLB
APK SMPLB
APM SMPLB
Capaian Capaian
Satuan
2011
2012
%
%
%
%
%
%
%
%
%
%
20,09
48,64
103,70
93,83
105,67
88,65
0,69
0,59
0,28
0,24
22,82
41,91
103,18
94,16
117,06
95,91
0,77
0,49
0,42
0,15
Capaian
2013
25,32
43,00
98,73
93,80
104,75
93,32
0,87
0,48
0,36
0,10
Target s.d
2013
21,00
54,00
103,15
92,00
94,00
80,00
0,67
0,67
0,25
0,25
Capaia
n
s.d
2013
120,57
79,63
95,71
107,39
111,44
116,65
129,85
75,00
144,00
40,00
Pencapaian RLS
RLS (Tahun)
8.60
8.40
8.20
8.00
7.80
7.60
2009 2010
2011 2012
2013
Satuan
%
%
%
Rencana
2,38
19,04
7,08
Realisasi
0,30
4,74
10,71
%
12,61
24,89
151,27
sebanyak 3 ruang.
Pembangunan
RKB
SMA/SMK
dari
APBD
Provinsi
Jawa
Barat,
terbangunnya RKB SMA Bina Putera, SMK Pasundan 2 dan SMK NU AlMaarif sebanyak 6 ruang (masing-masing 2 ruang);
BOS Provinsi SMA (APBD Provinsi), tersalurkannya dana BOS siswa SMA
di Kota Banjar sebanyak 3.059 siswa;
BOS Provinsi SMK (APBD Provinsi), tersalurkannya dana BOS siswa SMK
di Kota Banjar sebanyak 6.762 siswa;
Juli Desember
Juli Desember
Sosialisasi dan Monitoring BOS (APBD Kota Banjar) satu kegiatan untuk
25 sekolah.
Dengan sarana dan prasarana pendidikan yang lebih menjanjikan di
Satua
n
Capaia
n 2011
%
%
%
%
113,42
87,27
0,07
0,07
APK SMA/SMK/MA
APM SMA/SMK/MA
APK SMALB
APM SMALB
Target
s.d
2013
Capaian Capaia
2012
n 2013
113,83
89,08
0,13
0,09
98,79
81,55
0,10
0,01
91,99
73,47
0,13
0,13
Capaia
n
s.d
2013
107,39
111,00
76,92
7,69
Satuan
Rencana
Realisasi
Ruang
Lembag
a
%
30
30
100,00
100,00
82,68
82,68
91,07
79,65
87,46
100,00
82,83
82,83
100,00
62,07
62,07
64,00
37,93
59.27
100,00
94,22
94,22
Indikator Sasaran
Satuan
Rencana
Realisasi
100,00
100,00
100,00
58,33
83,33
142,86
60,00
42,31
70,52
terjadinya
perubahan
regulasi
angaran
dan
waktu pelaksanaanya
sangat
Indikator Sasaran
Prosentase bangunan SD/MI
dalam kondisi baik.
Prosentase SD/MI memiliki
perpustakaan.
Prosentase bangunan
SMP/MTs dalam kondisi baik.
Prosentase SMP/MTs memiliki
perpustakaan.
Prosentase SMP/MTs memiliki
laboratorium IPA.
Prosentase bangunan
SMA/MA/SMK dalam kondisi
baik.
Prosentase SMA/MA/SMK
memiliki perpustakaan.
Prosentase SMA/MA yang
memiliki Laboratorium
Kimia, Fisika, Biologi.
Prosentase SMK yang
Satua
n
Capaian Capaia
2011
n 2012
Capaia
Capaia Target s.d
n
n 2013
2013
s.d
2013
82,68
100,00
82,68
84,19
79,60
88,50
88,50
79,65
91,07
87,46
77,63
82,02
82,83
100,00
82,83
65,38
62,96
62,07
100,00
62,07
40,00
46,15
37,93
64,00
59,27
91,43
94,67
94,22
100,00
94,22
91,67
91,67
100,00
100,00
100,00
50,00
75,00
83,33
75,00
111,11
50,00
20,00
42,31
60,00
70,31
Satua
n
Indikator Sasaran
Capaian Capaia
2011
n 2012
Capaia
Capaia Target s.d
n
n 2013
2013
s.d
2013
Peningkatan
Mutu
Pendidik
dan
Tenaga
Kependidikan.
Dalam
oleh
Pemerintah
Pusat
kepada
Pemerintah
Kota
Capaia
n 2011
Capaia
n 2012
Capaian
2013
Target
s.d
2013
SD
46,63
90,17
87,55
100,00
Capaia
n
s.d
2013
87,55
SMP
40,08
82,65
81,82
100,00
81,82
SMA
38,26
69,61
72,54
100,00
72,54
SMK
20,78
81,59
74,69
100,00
74,69
Indikator Sasaran
Meningkatnya Guru
Bersertifikat.
Meningkatnya Guru
Bersertifikat.
Meningkatnya Guru
Bersertifikat.
Meningkatnya Guru
Bersertifikat.
Cakupan
pendidikan
Perkembangan
Rata-rat
masyarakat
Lama
Sekolah
melalui
(RLS)
jalur
pada
pendidikan.
setiap
tahunnya
masing 60 warga belajar untuk 3 kelompok dan 220 warga belajar dari
11 kelompok.
Penyelenggaraan Paket C
setara SMA
(APBD Kota
Banjar) untuk
BOS Paket C lanjutan I (APBD Kota Banjar) untuk 270 warga belajar
(APBN)
untuk 100
Satua
n
Capai
an
2011
Capaian
2012
8,20
8,50
Capai
an
2013*
)
8,11
99,05
99,12
99,12
10,00
Capaia
n
s.d
2013
81,10
100,00
99,12
Target
s.d
2013
2009
2010
2011
2012
2013
PAUD
SD
MI
SMP
MTs
SMA
SMK
MA
JUMLAH
62
16
11
5
5
7
7
113
75
16
11
6
5
7
7
127
6
85
15
11
6
4
6
6
139
6
79
6
11
6
3
6
2
113
6
79
6
14
4
5
6
7
127
cakupan PHBS di
rumah tangga.
cakupan rumah sehat.
cakupan PHBS di
Sekolah.
Satuan
Rencana
Realisasi
100,00
68,60
68,60
%
%
63,37
70,00
58,33
80,65
92,05
115,21
dalam
rumah
tersebut
tetap
segar,
(b)
membebaskan
udara
Indikator Sasaran
Prosentase ketersediaan
tenaga kesehatan di
Puskesmas.
Efisiensi Tingkat Hunian
Tempat Tidur (BOR).
Satu
an
Capaia
n 2011
Capaia
n 2012
Capaian
2013
Target
s.d
2013
50,00
75,00
64,16
100,00
Capaia
n
s.d
2013
64,16
74,41
95,20
79,00
85,99
91,29
efisiensi hunian
tempat tidur (Bed Occupancy Rate) dengan realisasi 91,29 % dengan ratarata lama tinggal 3 hari.
Pemerataan Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rujukan. Untuk mencapai
sasaran pemerataan layanan kesehatan, dilaksanakan program dan kegiatan
sebagai berikut:
penilaian
pembinaan
kinerja
kegiatan
pertemuan
akreditasi,
di 10 puskesmas, (c)
20 kegiatan,
perkesmas,
keswa,
kesja
pemantapan (DASIPENA)
dan
haji,
(d)
pembinaan
dan
Program
pencegahan
dan
penanggulangan
penyakit
tidak
obat
pada
gudang
farmasi,
puskesmas
dan
Program
peningkatan
peningkatan
dan
kesehatan
pembinaan
lansia,
kesehatan
dengan
lanjut
kegiatan
usia,
telah
Program
perbaikan
gizi
kegiatan pemantauan
penambahan
masyarakat,
dilaksanakan
dalam
posyandu
dari
129
menjadi
200
posyandu,
zat
gizi
mikro
lainnya,
revitalisasi
posyandu,
serta
mandiri 88,94 %, gizi buruk 0,36 % (balita gaizi buruk dan gizi
kurang tertangani sebanyak 35 kasus).
obat
makan
dan
minum
ke
25
apotek,
10
Program
upaya
kesehatan
masyarakat,
dengan
beberapa
kesehatan,
adanya
peneitian
dan
pengembangan
Satuan
Capai
an
2011
Capaia
n 2012
Capaia
n 2013
100,00
100,00
96,72
100,00
Capai
an
s.d
2013
96,72
%
Per
100.00
0
%
80,76
24
106.67
87
96,00
54,63
100,00
<100,00
96,00
54,63
93,90
100.00
91,78
95,00
96,61
%
%
%
80,70
79,00
81,50
100.00
96,25
100.00
78,89
80,25
61,43
80,00
80,00
90,00
87,53
100,31
68,26
58,60
36,00
38,88
80,00
48,60
Target
s.d
2013
Kependudukan
Pencapaian kepemilikan KTP cukup tinggi adalah dampak dari
diberlakukannya program
mencapai 4.792 atau target sampai 85,53% dari target yang diteapkan.
Secara keseluruhan penduduk yang telah memiliki Akta catatan Sipil adalah
63.895 jiwa atau 31,90% dari jumlah penduduk Kota Banjar.
Perbandingan Penerbitan KTP dan Akta Catatan Sipil
Tahun 2011 - 2013
140,000
120,000
100,000
80,000
Jumlah layanan
60,000
40,000
20,000
2011
2012
2013
sebanyak
5.591
lembar,
dapat
direalisasikan
sebanyak
4.792
lembar
(85,53%).
dan
sejahtera
(P2WKSS),
selama
lima
tahun
berturut-turut
Indikator Sasaran
Partisipasi pria dalam ber-KB
Cakupan akseptor KB.
Ketersediaan tenaga pendamping
kelompok bina keluarga.
Peningkatan
kualitas
Satuan
Orang
Orang
Orang
dan
Rencana
2.322
29.007
575
kuantitas
Realisasi
1.956
25.833
575
kesejahteraan
%
84,24
89,06
100,00
sosial
tidak
mencapai
target
yang
direncanakan
karena
prioritas
penanganan ditujukan pada PMKS anak jalanan dan anak nakal yang
berpotensi
menambah
permasalahan
sosial
lainnya.
Untuk
mengatasi
Satuan
Rencana
Realisasi
Orang
Orang
KK
Orang
Orang
Orang
Orang
Orang
741
93
181
51
10
10
10
2
9786
100
50
29
20
10
10
7
1.307
108,00
28,00
57,00
200,00
100,00
100,00
350,00
Orang
Orang
10
125
17
42
170,00
34,60
membantu
mempercepat
penanganan
terhadap
Indikator Sasaran
Partisipasi sosial potensi sumber
kesejahteraan sosial:
a). PSKS
Unit
Panti
Wahan
a
Peningkatan
upaya
revitalisasi
Rencan
a
Realisa
si
10
nilai-nilai
100,0
0
200,0
0
30,00
kebudayaan
dan
kearifan lokal
Berdasarkan
sasaran
strategis
tersebut,
telah
dilaksanakan
Fasilitasi
perkembangan
keragaman
budaya
daerah
(pasanggiri
Fasilitasi
penyelenggaraan
helaran
seni
tingkat
provinsi
yang
Pembinaan juru pelihara situs budaya yang ada di Kota Banjar (APBD
Kota Banjar).
Indikator Sasaran
Penggiat nilai-nilai tradisonal dan
budaya daerah yang dibina.
Seniman Kota Banjar yang dibina.
Satua
n
Orang
Rencan
a
50
Realisa
si
50
Grup
24
24
%
100,0
0
100,0
0
sebanyak 2
kegiatan.
kegiatan,
Perwasitan
Satuan
Unit
Rencana
1
Realisasi
1
%
100,00
upaya
meningkatkan
partisipasi
masyarakat
dalam
pemberdayaan masyarakat
diantaranya:
lomba desa/kelurahan,
Penyiapan
tenaga
kerja
siap
pakai,
dengan
menginformasikan
pencari kerja.
Penyebarluasan informasi pasar kerja melalui media elektronik (radio),
papan pengumuman
Banjar.
Pelayanan AK1, penyampaian alur penempatan
informasi lowongan
pekerjaan
(d).
Pelayanan antar kerja melalui peningkatan IPK dan bursa kerja online,
Pencari kerja
SD
176
SMP
534
SMA/SMK
1,986
Strata 1
(e).
466
Capaia
n 2011
Orang
2.209
Perlindungan
Tenaga
Indikator Sasaran
Tersalurkannya tenaga
kerja formal dan
informal
Peningkatan
Capaia
n 2012
Capaia
n 2013
Target
s.d
2013
Capai
an
s.d
2013
3.132
3.162
50
6.324
Kerja.
Sebagai
bagian
dari
Satua
n
Rencan
a
Realisa
si
100,00
60,00
60,00
Untuk
ketenagakerjaan,
meningkatkan
perlindungan
dan
pengawasan
untuk
indikator
fasilitasi
perlindungan
tenaga
kerja
terhadap
perjanjian kerja, mencapai 100 %, atau 25 PK paruh waktu dari target 25 PK.
Kepesertaan Jamsostek
5766
2011
1326
2012
2209
2013
dengan
Swasta)
telah
dilakukan
koordinasi
dengan
lembaga
Koperasi
dan
UMKM.
Untuk
menjadikan
Program
dengan
kegiatan:
Satua
n
%
Rencan
a
100
Realisa
si
100
Event
%
100,0
0
100,0
0
Jalan Dipenogoro
kegitan
pemantauan,
pembinaan
dan
pengawasan
pelaku
Melakukan
pengawasan
serta, penggunaan
Melakukan pendekatan
kemitraan dan
kegiatan
koordinasi
perencanaan
dan
pengembangan
400,000
200,000
-
Perbandingan
tiga
tahun
terakhir
atas
promosi
investasi
yang
Indikator Sasaran
Promosi potensi dan
peluang investasi Kota
Banjar.
Event
Capaia
n
s.d
2013
100,00
Targets.
d
2013
Infrastruktur
Peningkatan
Ketersediaan
Perumahan
dan
Sarana
Satua
n
%
Rencan
a
20
Realisa
si
20
20
20
%
100,0
0
100,0
0
dari target
225,11 km.
Realisasi Kondisi Infrastruktur
Indikator Sasaran
Peningkatan jalan dalam kondisi
baik.
Jembatan dalam kondisi baik.
Jaringan Irigasi dalam kondisi baik.
Untuk
meningkatkan
Satua
n
%
kualitas
Rencan
a
20,00
%
%
jalan
20,00
17,00
dan
Realisa
si
19,05
92,80
20,00
9,26
100,00
54,47
jembatan,
telah
Satuan
Target
Realisasi
Kegiatan
Satuan
Target
Realisasi
2. Pembangunan Jembatan
Citapen
3. Pembangunan Jalan Akses
ke Jembatan Cijolang
4. Pembangunan Jembatan
Gantung Panatasan Tahap II
11
11
100,00
900
800
89,00
120
120
100,00
5. Pembangunan Jembatan
Avoer Ds. Binangun Dsn.
Giri Mulya
6. Peningkatan Jalan
Sinartanjung
7. Peningkatan Jalan Sudiro
8. Peningkatan Jalan Akses
Langensari-Muktisari
9. Peningkatan Jalan
Purnomosidi Lanjutan
10.Peningkatan Jalan Sukahurip
Lanjutan
11.Pembangunan Jalan Akses
SMK 4 Batulawang
12.Peningkatan Jalan PatrolSogati (Banprov)
13.Peningkatan Jalan
Puloerang-Karangmalang
dalam rangka Kerangka
Kerja sama Kuningan
Summit (Banprov)
14.Peningkatan Jalan Sukamaju
15.Pembangunan Jalan
Binangun-Tepungkerta
16.Peningkatan Jalan Situbatu
Sub I.
17.Pembangunan Bangunan
Pelengkap Jembatan
Panatasan
18.Peningkatan Jalan
Sukarame
19.Pembangunan Jembatan
Babakansari Pananjung
unit
100,00
500
542
108,00
m
m
235
300
233
300
99
100,00
600
620
103,00
178
256
144,00
75
100
133,00
1400
1405
100,35
1300
1326
102,00
m
m
1500
1500
1400
1.176
93,00
78,00
2000
1621
81,00
unit
100,00
390
500
128,00
unit
100,00
516
516
100,00
m
m
m
700
300
1000
1100
300
1000
157,00
100,00
100,00
m
m
100
1100
100
1100
100,00
100,00
11)
12)
13)
14)
15)
16)
19)
20)
21)
22)
Satua
n
Capaian
2011
Capaian
2012
Capaia
n 2013
%
%
16,40
20,00
17,60
19,80
19,05
20,00
20,00
20,00
Capaia
n
s.d
2013
92,80
100,00
20,00
21,60
9,26
17,00
54,47
Targets.
d
2013
Program
pembangunan
infrastruktur
untuk
Kelurahan
Mekarsari
Program
pembangunan
infrastruktur
untuk
Kelurahan
Mekarsari
Program
pembangunan
infrastruktur
untuk
Kelurahan
Mukitisari
Indikator Sasaran
Persentase peningkatan
fasilitas infrastruktur
perdesaan.
Satuan
Rencana
Realisasi
20,00
20,00
100,00
Padi sawah
Satua
n
Ton
Jagung
Kedelai
Kacang tanah
Rambutan
Ton
Ton
Ton
Ton
Produksi Komoditas
Rencana
Realisasi
42.937,0
0
2.955,00
956,00
580,00
2.395,00
44.937,0
0
1.538,00
36,00
209,00
1.391,00
%
104,66
52,05
3.77
36,03
58,08
Satuan
M3
M3
M3
Rencana
1.609.800,0
0
627.000,00
2.900,00
Realisasi
1.700.154,0
0
635.000,00
2.916,00
%
105,61
101,28
100,55
Satuan
Ton
Ton
Ton
Ton
Ton
Rencana
569,00
101,00
751,00
560,00
97,50
Realisasi
570,00
99,30
675,00
499,00
92,70
%
10,18
98,32
89,88
89,11
95,08
Peningkatan
Satuan
Capaian
2011
Capaian
2012
Ton
Ton
Ton
Ton
Ton
54.118,00
2.100,00
397,00
410,00
4.621,00
41.686,00
3.149,00
137,00
542,00
1.049,00
44.937,00
1.538,00
36,00
209,00
1.391,00
M3
1.580.300
M3
M3
603.000
2.700
1.609.800,
00
627.000,00
2.900,00
1.700.541,0
0
635.000,00
2.916,00
Ton
Ton
Ton
Ton
Ton
559,00
94,00
737,00
550,00
98,00
569,00
101,00
751,00
560,00
97,50
570,00
99,30
675,00
499,00
92,70
Penerapan
Teknologi
Capaian
2013
Pertanian
dan
di
lahan
percontohan,
sebelum
dilakukan
pemasyarakatan
komoditas tersebut.
Indikator Sasaran
Display varietas yang sesuai
dengan lokalita:
a). Padi
Satuan
Rencana
Realisasi
Varietas
100,00
Indikator Sasaran
b). Kacang hijau
c). Kacang tanah
d). Kacang kedelai
Tersedianya Rumah Potong
Hewan dan Unggas.
Peningkatan
Satuan
Varietas
Varietas
Varietas
Unit
ketersediaan
Rencana
1
1
2
0
Realisasi
2
2
2
1
prasarana
%
200,00
200,00
100,00
-
pemasaran
hasil
dalam dokumen RPJMD Kota Banjar, sedangkan untuk otlet pemasaran akan
dilaksanakan untuk tahun anggara tahun 2014.
Indikator Sasaran
Satuan
Rencana
Realisasi
Lokasi
0,00
Lokasi
0,00
meningkatkan
ketahanan
pangan,
telah
dilaksanakan
program
Indikator Sasaran
Tercapainya ketahanan pangan pada
tingkat rumah tangga dan wilayah.
Teridentifikasinya potensi sumber daya dan
produksi pangan serta keragaman
konsumsi pangan masyarakat.
Teridentifikasinya cadangan pangan
masyarakat.
Satuan
Kampun
g KB
KK
Binaan
Desa
Kelpk.
Renca
na
Realis
asi
100,00
13
216,67
160,00
penahan tanah untuk menahan laju air hujan dan erosi tanah, sehingga
meningkatkan resapan air hujan yang dapat memperbaiki kualitas lingkungan
di 20 lokasi.
Indikator Sasaran
Meningkatnya upaya pelestarian
dan rehabilitasi daerah
tangkapan air.
Meningkatnya kelompok tani
dalam pengelolaan hutan
rakyat yang berazaskan
kelestarian hasil .
Satuan
Rencana
Realisasi
Lokasi
20
23
115,00
Kelompo
k
100,00
Pariwisata
Meningkatkan
jumlah
kunjungan
wisatawan.
Program
60,000
40,000
20,000
TW-1
TW-2
TW-3
TW-4
2012
Wisman
Wisnus
31
39.224
26.613
6.166
119.549
2013
Wisman
Wisnus
31
39.224
26.613
6.166
119.549
Jumlah
31
191.462
31
191.462
Data kunjungan kolam renang umum dan Water park selama 2012
dan 2013 sbb:
Data Kunjungan Water Park dan Kolam Renang
100,000
80,000
60,000
Jumlah pengunjung
40,000
20,000
-
TAHUN 2012
TAHUN 2013
2,000
4,000
6,000
8,000
10,000
Ikan
Indikator Sasaran
Produksi perikanan
budidaya di
masyarakat (Gurame,
Nila, Mas, Lele).
Satua
n
Capaian
2011
Ton
2.143,0
0
Capaian Capaian
2012
2013
Targets.
d
2013
2.247,5
6
2.363,8
0
2.266,4
8
Capaia
n
s.d
2013
104,29
Perdagangan
dan
Koperasi,
secara
periodik
melakukan
Indikator Sasaran
Terawasinya peredaran barang di
pasar.
Satuan
Komoditi
Rencana
12
Realisasi
12
%
100,00
Indikator Sasaran
Terfasilitasinya bantuan alat
produksi untuk IKM.
Satuan
IKM
Rencana
15
Realisasi
15
%
100,00
Tansmigrasi
Dalam tahun 2013, Pemerintah Kota Banjar telah melakukan
penjajagan
transmigran
Donggala
Sulawesi
dan
Kabupaten
Amaloha,
program
transmigrasi
regional,
telah
dilaksanakan
Pada
kegiatan
Jumlah Peminat
22 KK
25 KK
38 KK
23 KK
penempatan
calon
Jumlah Terseleksi
22 KK
25 KK
38 KK
23 KK
transmigran
ke
lokasi
Listrik
masuk
desa
se-Kota
Banjar
target
1.400
KK
dengan
Pengadaan dan pemeliharaan rutin PJU 200 titik dengan penyerapan 152
(76 %).
Pemasangan Penerangan Jalan Umum Lingkungan (Non PJU) Kec. BanjarKec. Purwaharja (Banprov) sebanyak 96 titik (100%).
Pemasangan Penerangan Jalan Perdesaan (Non PJU) Kec. Banjar dan Kec.
Pataruman 96 titik terpasang 96 titik (100 %).
Satuan
Rencana
Realisasi
22,00
19,40
97,00
produk
hukum
daerah
yang
memenuhi
aspek
Satuan
Rencana
Realisasi
19
19
100,00
rencana
kerja
rancangan
peraturan
perundang-undangan,
Nomor
Lembaran
Daerah
LD 2013 No.1
Seri A
Nomor 1
7 Jan. 2013
Nomor 2
4 Maret 2013
LD 2013 No.2
Nomor 3
4 Maret 2013
LD 2013 No.3
Nomor 4
8 Maret 2013
LD 2013 No.4
Nomor 5
8 Maret 2013
LD 2013 No.5
Nomor 6
13Mei 2013
LD 2013 No.6
Nomor 7
8 Juni 2013
LD 2013 No.7
Nomor 8
8 Juli 2013
LD 2013 No.8
Nomor 9
8 Juli 2013
LD 2013 No.9
Nomor
10
24 Juli 2013
LD 2013 No.10
Nomor
11
26 Juli 2013
LD 2013 No.11
Nomor
12
12 Nopember
2013
LD 2013 No.12
Uraian
Peraturan
Daerah
Tentang
Anggaran Pendapatan dan Belanjar
Daerah Tahun Anggaran 2013.
Peraturan
Daerah
Tentang
Penyelenggaraan Perpustakaan.
Peraturan Daerah Tentang Kelas
Jalan di Kota Banjar.
Peraturan
Daerah
Tentang
Penyelenggaraan Sarana Pelayanan
Kesehatan Swasta di Kota Banjar.
Peraturan
Daerah
Tentang
Pengendalian
Menara
Telekomunikasi
Peraturan
Daerah
Tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah
Kota Banjar Nomor 8 tahun 2008
tentang Penyertaan Modal Daerah
Pada PDAM Tirta Anom Kota Banjar.
Peraturan Daerah Tentang Kawasan
Tanpa Rokok.
Peraturan
Daerah
Tentang
Perubahan Atas Perda Nomor 4
tahun 2007 Tentang Tata Cara
Pemilihan,
Pencalonan,
Pengangkatan,
Pelantikan
dan
Pemberhentian Kepala Desa.
Peraturan
Daerah
Tentang
Perubahan Atas Perda Nomor 29
tahun 2006 Tentang Lembaga
Kemasyarakatan.
Peraturan
Daerah
Tentang
Pertanggungjawaban Pelaksanaan
APBD Tahun .
Peraturan
Daerah
Tentang
Perubahan APBD Tahun Anggaran
2013 .
Peraturan
Daerah
Tentang
Perubahan Atas Perda Nomot 6
Nomor
Lembaran
Daerah
Uraian
Nomor
13
12 Nopember
2013
LD 2013 No.13
Nomor
14
12 Nopember
2013
LD 2013 No.14
Nomor
15
12 Nopember
2013
LD 2013 No.15
Nomor
16
12 November
2013
LD 2013 No.16
Nomor
17
Nomor
18
26 November
2013
26 November
2013
LD 2013 No.17
Nomor
19
23 Desember
2013
LD 2013 No.19
Meningkatkan
Peran
LD 2013 No.18
Serta
Organisasi
Kemasyarakatan
dan
Dini
Masyarakat
dilakukan
oleh
Aprat
Kecamatan,
dengan
masyarakat.
Secara
sinergitas,
bertujuan
guna
dalam
mengantisipasi
permasalahan-permasalhan
yang
dan
muncul
menanggulangi
di
masyarakat,
berbagai
termasuk
Satuan
Rencana
Realisasi
100,00
100,00
%
100,00
Satua
n
%
Rencan
a
100,00
Realisa
si
100,00
100,00
100,00
%
100,0
0
100,0
0
aparatur
pemerintah
daerah
yang
memiliki
dilakukan
melalui
berbagai
macam
pendidikan
dan
pelatihan,
Satuan
Rencana
Realisasi
10,00
12,00
120,00
dilaksanakan
untuk
menjamin
adanya
Indikator Sasaran
Persentase ketersediaan sarana dan
prasarana pelayanan publik sesuai
kebutuhan.
Satua
n
%
Rencan
a
100,00
Realisa
si
100,00
%
100,0
0
sudah
melakukan
koordinasi
dengan
daerah
yang
berbatasan
(Kabupaten Ciamis, Jawa Barat dan Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah) untuk
penanganan pembangunan di wilayah perbatasan. Koordinasi tersebut belum
diformulasikan dalam nota kesepahaman (MoU), sehingga indikator sasaran
tersebut belum dapat diisi. Dalam program penataan daerah otonomi baru,
juga dilakukan studi banding ke luar wilayah Jawa Barat dan untuk menjalin
kerjasama pembangunan.
Indikator Sasaran
Koordinasi dengan pusat dan
Kab/Kota lain.
Terwujudnya
daerah
kelembagaan
Satua
n
Kali
dan
Rencan
a
18
Realisa
si
18
ketatalaksanaan
%
100,0
0
pemerintah
dokumen . Keberhasilan
pencapaian sasaran strategis ini didukung oleh program dan kegiatan yang
dilaksanakan sehingga mendorong tercapainya target dari inedikator kinerja
sasaran tersebut.
Indikator Sasaran
Satuan
Terselenggaranya audit
operasional sesuai dengan
pedoman standard audit.
Terselesaikannya tindak lanjut
dan pemutakhiran data.
Terselesaikannya penanganan
kasus/ pengaduan masyarakat.
Laporan Keuangan dengan opini
WTP.
Meningkatnya
kinerja
Rencana
Realisasi
LHP
65,00
53,00
81,53
72,00
72,00
100,00
100,00
100,00
100,00
Opini
WTP
pengelolaan
keuangan
daerah
yang
akuntabel
Pemerintah Kota Banjar mengelola anggaran untuk mewujudkan
visi dan misi yang dikampanyekan oleh Walikota dan Wakil Walikota terpilih.
Untuk mempertanggungjawabkan keuangan daerah, telah disiapkan berbagai
macam laporan untuk berbagai pihak sesuai dengan indikator yang telah
ditetapkan.
Perwujudan pertanggungjawaban dalam bentuk Laporan Keuangan
Pemerintah Daerah (LKPD) tahun 2011, telah dilakukan audit oleh Badan
Pemeriksa
Keuangan
Republik
Indonesia,
dengan
opini
Wajar
Tanpa
2011,
telah
dilakukan
evaluasi
oleh
Tim
Evaluasi
Kinerja
Satuan
Rencana
Nilai
Nilai
60
3,00
Realisasi
57,23*)
2,818*)
%
95,38
91,80
Melalui program perencanaan tata ruang, telah dilakukan kegiatankegiatan yang meliputi:
Indikator Sasaran
Persentase pemanfaatan ruang sesuai
RTRW.
Satua
n
%
Rencan
a
100,00
Realisa
si
100,00
%
100,0
0
sudahdiusahakan
dapat
diakomodasi
dalam
aspirasi masyarakat
musyawarah
perencanaan
Meningkatnya
ketersediaan
dan
Satua
n
%
Rencan
a
100,00
kualitas
Realisa
si
100,00
sarana
%
100,0
0
prasarana
perhubungan
Dalam
penyediaan
sarana
dan
prasarana
perhubungan,
Program
peningkatan
pelayanan
angkutan
mencakup
kegiatan
Program
pengendalian
pengadaan
dan
rambu-rambu
pengamanan
lalu
lintas,
lalau
lintas
pengadaan
mencakup
marka
jalan,
kendaraan bermotor
Satua
n
%
Rencan
a
100,00
Realisa
si
100,00
100,00
100,00
%
100,0
0
100,0
0
evaluasi
yang
dilakukan
Dinas
Kebersihan,
penilaian
kota
sehat/
Adipura
dengan
terlaksananya
Kecamatan di Kota
Banjar
b. Rehabilitasi infrastruktur ke-Ciptakaryaan
c. Perbaikan Drainase dan Trotoirisasi di Kecamatan Langensari
d. Perbaikan Drainase di kawasan Cibulan
e. Perbaikan
Drainase
dan
Trotoirisasi
Jalan
Tanjungsukur
jalan
Pangandaran
f.
penataan
penguasaan,
pemilikan,
penggunaan
dan
Indikator Sasaran
Cakupan pengawasan terhadap
pelaksanaan pengelolaan
lingkungan.
Penegakan hukum lingkungan.
Sumber mata air yang dipelihara.
Satua
n
%
Rencan
a
100,00
Realisa
si
100,00
%
Titik
100,00
1
%
100,0
0
200,0
0
Pemerintah
Kota
Banjar
melalui
Dinas
Kebersihan,
Pertamanan,
Pemakaman
dan
Lingkungan
Hidup
dilaksanakan
melalui
Program
g. Pemeliharaan bak container, bak Dump Truk Bak motor roda dan sampah
h. Pembangunan landasan container dan TPS pasar Banjar (Banprov)
i.
j.
yang harus disediakan dan dipelihara oleh Pemerintah Kota Banjar dan semua
stakeholder lingkungan. Upaya-upaya yang dilakukan oleh Pemerintah Kota
Banjar
meliputi
penataan
taman-taman
kota,
penggantian
tanaman
Satua
n
Titik
Rencan
a
100
Realisa
si
100
%
100,0
0
Indikator Sasaran
Persentase areal pemakaman umum
yang tertata.
Rencan
a
100
Realisa
si
25
%
25,00
telah dihasilkan
informasi Banjar Dalam Angka tahun 2012, serta telah dilakukan survei
penduduk miskin, tetapi indikator susesda tahun ini tidak dilaksanakan.
Dalam mendukung tersedianya data dan informasi statistik daerah,
telah dilaksanakan program pengembangan data/informasi, dengan kegiatan
sebanyak lima, meliputi kegiatan-kegiatan: Penyusunan Buku Banjar Dalam
Angka, Penyusunan Buku PDRB, Penyusunan Buku Indeks Pembangunan
Manusia (IPM), Pengembangan dan Penyebarluasan Data/ Informasi dan
Penyusunan Data Kemiskinan Kota Banjar.
Indikator Sasaran
Banjar Dalam Angka (BDA).
Survey Penduduk Miskin dan Indeks
Kemahalan Konstruksi (SPM dan
IKK).
Meningkatnya
kinerja
Satua
n
Dok.
Rencan
a
1
Realisa
si
1
Dok.
pengelolaan
kearsipan
daerah
%
100,0
0
100,0
0
yang
akuntabel
Dalam upaya menunjang kinerja pengelolaan arsip daerah, telah
dilaksanakan empat program yang meliputi:
a. Program perbaikan sistem administrasi kearsipan,
b. Program penyelamatan dan pelestarian dokumen/ arsip daerah,
c. Program pemeliharaan rutin/berkala sarana dan prasarana kearsipan,
serta
d. Program peningkatan kualitas pelayanan informasi,
Berdasarkan pelaksanaan program-program tersebut, diharapkan
seluruh SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Banjar dapat mengelola arsip
daerah secara benar.
Indikator Sasaran
SKPD yang menerapkan pengelolaan
arsip sesuai dengan standar.
Berkembangnya
penerapan
Satua
n
%
Rencan
a
100,00
teknologi
Realisa
si
100,00
informasi
%
100,0
0
dalam
manajemen pemerintahan
Untuk lebih memberikan kemudahan dalam pelayanan, Pemerintah
Kota Banjar telah mengimplementasikan teknologi informasi dalam beberapa
jenis layanan, yaitu:
a. Sistem informasi pelaporan keuangan daerah (SIMDA Keuangan)
b. Sistem informasi barang milik daerah (SIMDA BMD)
c. Sistem informasi penggajian (SIMDA Gaji)
d. Sistem informasi manajemen kependudukan (SIAK)
e. Sistem informasi kesehatan (SIK)
f.
Rencan
a
6,600
Satuan
Berita
Realisa
si
6,600
%
100,
00
dan
penguatan
kelembagaan
untuk
mewujudkan
secara
terencana,
sinergis,
dan
berkelanjutan.
Adapun
Urusan Wajib
a. Bidang Pendidikan
Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia dalam upaya
meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Sampai dengan tahun
2013 capaian indeks pendidikan sebesar 83,81 atau meningkat 1,17
poin dari capaian tahun 2010 sebesar 82,64 poin. Sementara untuk
mencapai sasaran pokok penduduk yang berkualitas dalam RPJPD Kota
Banjar dengan target capaian indeks pendidikan sebesar 93,6 tentunya
hal tersebut akan sulit untuk dicapai. Adapun beberapa permasalahan
terkait dengan pembangunan bidang pendidikan di Kota Banjar antara
lain:
1) Angka partisipasi sekolah (APS) SD/MI belum mencapai 100%,
capaian sampai dengan tahun 2013 sebesar 97,90%;
2) Angka partisipasi murni (APM) SD/MI/SDLB sampai dengan tahun
2013 baru mencapai 94,67% dan APM SMP/MTs/SMPLB mencapai
79,32, yang masih perlu didorong untuk mencapai target MDGs
dan Pendidikan Untuk Semua (Education for All) sebesar 100%;
3) Pada jenjang pendidikan menengah, APM SMA/MA/SMK tahun 2013
baru mencapai 72,50%;
4) Kualitas
siswa,
pendidik/tenaga
kependidikan
serta
sarana
sumberdaya
kesehatan
yang
masih
perlu
ditingkatkan;
4) Pelayanan kesehatan belum optimal;
5) Ancaman penyakit menular maupun penyakit yang tidak menular
masih terjadi;
6) Kesadaran masyarakat untuk melaksanakan Perilaku Hidup Bersih
dan Sehat (PHBS) masih kurang;
c. Bidang Pekerjaan Umum
Pelaksanaan urusan pekerjaan umum meliputi pengelolaan jalan,
jembatan, dan irigasi. Peningkatan kualitas dan kapasitas jalan dan
jembatan terus diupayakan untuk mendukung kelancaran arus lalu
lintas
dan
perkembangan
perekonomian
daerah.
Beberapa
Banjar;
3) Pelayanan sanitasi belum menjangkau seluruh masyarakat;
4) Rumah tidak layak huni masih cukup banyak;
5) Penyediaan tempat pemakaman umum bagi perumahan masih
kurang;
6) Pengelolaan sistem drainase belum memadai;
7) Rumah yang belum ber IMB masih cukup banyak.
e. Penataan Ruang
UU Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang diarahkan
untuk mewujudkan visi penataan ruang: yaitu ruang yang aman,
nyaman, produktif dan berkelanjutan. Adapun permasalahan terkait
pembangunan bidang penataan ruang adalah:
1) Rencana Detail Tata Ruang baru tersusun untuk 2 Kawasan, belum
mencakup seluruh wilayah Kota Banjar;
2) Pengendalian dan pengawasan terhadap pemanfaatan ruang
belum optimal;
3) Kesadaran
masyarakat
untuk
mengurus
perizinan
sebelum
pembangunan
pembangunan
daerah
yang
dapat
dimaksudkan
memenuhi
untuk
kebutuhan
provinsi.
Dengan
dilakukannya
proses
tersebut
diharapkan
optimalnya
sistem
pengendalian
dan
evaluasi
pembangunan.
g. Perhubungan
Sistem dan manajemen transportasi yang baik merupakan faktor
pendukung utama untuk mengembangkan kegiatan ekonomi daerah.
Oleh karena itu memelihara dan meningkatkan kualitas prasarana
transportasi agar tetap dalam kondisi mantap serta mengembangkan
sarana transportasi perdesaan dan perkotaan secara terpadu menjadi
penting. Beberapa permasalahan yang dihadapi pada urusan bidang
perhubungan antara lain :
1) Masih kurangnya fasilitas perlengkapan jalan dan masih tingginya
overloading angkutan barang yang melintasi jalan di Kota Banjar;
2) Sarana dan prasarana terminal masih perlu ditingkatkan;
3) Pengelolaan parkir belum berjalan secara optimal;
4) Belum efektifnya pelaksanaan uji kelayakan kendaraan bermotor,
masih terjadinya kasus pemalsuan buku kir.
h. Lingkungan Hidup
Beberapa permasalahan terkait dengan pembangunan bidang
lingkungan hidup, diantaranya:
1) Luas lahan TPA yang belum memadai dan cakupan pelayanan masih
sebesar 11,18%;
2) Sarana dalam mendukung pelaksanaan Operasional belum memadai
(sarana dan prasarana
tepat
guna
belum
ada
yang
menjadi
pelopor
dalam
penanganan sampah;
5) Belum adanya Norma/Piranti yang berbentuk Perda yang mengatur
tentang Pengelolaan Persampahan;
6) Budaya atau perilaku masyarakat terhadap sampah masih bersifat
apatis;
7) Kualitas udara dan air belum memenuhi baku mutu, masih ada
pencemaran;
8) Masih terdapat daerah rawan air di beberapa kelurahan dan desa
(Sebanyak 9 desa/kelurahan);
9) Adanya proses alih fungsi lahan terutama pada perkebunan dan
persawahan rakyat.
i. Pertanahan
Penatagunaan tanah meliputi pengaturan penggunaan tanah,
pemanfaatan tanah, dan penguasaan tanah. Kebijakan pemanfaatan
tanah di Kota Banjar dilakukan oleh pemerintah kota melalui proses
perizinan peruntukan penggunaan tanah. Adapun permasalahan dalam
bidang pertanahan, antara lain:
1) Masih banyak tanah yang belum bersertifikat;
2) Masih adanya kasus persengketaan kepemilikan tanah.
j. Kependudukan dan Catatan Sipil
Permasalahan utama dalam bidang kependudukan dan catatan
sipil di Kota Banjar antara lain:
1) Migrasi penduduk antar wilayah cukup tinggi;
2) Sarana dan prasarana pendukung sistem informasi administrasi
kependudukan masih terbatas;
3) Kesadaran masyarakat terhadap tertib administrasi kependudukan
masih kurang;
k. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
Permasalahan utama adalah (1) Kesetaraan gender; dan (2) Masih
rentan permasalahan trafficking dan kekerasan terhadap perempuan
dan anak.
l. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera
Perkembangan program keluarga berencana di Kota Banjar cukup
baik. Salah satu keberhasilan program Kampoeng KB ditandai dengan
meningkatnya prevalensi peserta KB (peserta aktif/pasangan usia
subur), tetapi masih ada beberapa permasalahan terkait dengan
pembangunan bidang keluarga berencana dan keluarga sejahtera,
diantaranya:
1) Kesadaran masyarakat terhadap perencanaan keluarga berencana
bidang
keluarga
berencana,
meliputi;
komunikasi,
Masalah
Kesejahteraan
Sosial
(PMKS)
adalah
peningkatan
jumlah
Penyandang
Masalah
merupakan
aspek
yang
mendasar
dalam
kerja.
Adapun
permasalahan
utama
terkait
bidang
ketenagakerjaan diantaranya:
1) Perluasan lapangan kerja belum sebanding dengan pertumbuhan
angkatan kerja;
penyerapan
tenaga
kerja,
peningkatan
pendapatan
masyarakat
dan
dunia
usaha
untuk
mematuhi
permasalahan
utama
dalam
pelaksanaan
bidang
hukum
masih
lemah
dan
belum
optimalnya
yang
mencakup
antara
lain
ketersediaaan
Masyarakat
dimaksudkan
guna
dapat
membangun
diri
dan
lingkungannya
secara
mandiri.
Permasalahannya adalah:
1) Teknologi Tepat Guna yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat
belum dimanfaatkan secara optimal;
2) Peran dan fungsi kelembagaan masyarakat belum optimal;
3) Peran
serta
masyarakat
dalam
pembangunan
di
kawasan
Perencanaan
Pembangunan
Nasional
disebutkan
bahwa
globalisasi
dengan
berbagai
perspektifnya.
Beberapa
Sumber
Daya
Manusia
(SDM).
Pelaksanaan
urusan
Perpustakaan,
yang
antara
lain
mengatur
kewajiban
a. Pertanian
yang
terkait
dengan
bidang
tanaman
pangan
dan
2)
3)
4)
Belum
adanya
terminal
bongkar
muat
komoditas
pertanian
tukar
menukar
kawasan
hutan
antara
Kementrian
Kecamatan
Purwaharja;
dan
belum
tersusunnya
7) Masih adanya kesalahan data statistik mengenai luas lahan kritis dan
potensi kritis di Kota Banjar. Jadi data yang rill di kota Banjar sama yang
terekap di Kehutanan Provinsi Jawa Barat sampai ke tingkat Kementrian
Kehutanan tidak sama. Dimana data di pusat sajian lahan kritis dan
potensi kritis lebih besar dari pada data rill di daerah.
ketenagalistrikan
diprioritaskan
baik
untuk
meningkatkan
d. Pariwisata
Program Pengembangan dan Promosi Pariwisata yang dilaksanakan
Pemerintah Kota Banjar meliputi fasilitasi promosi pariwisata nusantara di
dalam kota dan di luar daerah serta fasilitasi festival budaya dan pelestarian
cagar budaya. Adapun yang menjadi permasalahan dalam pengembangan
kepariwisataan di Kota Banjar antara lain:
1) Belum
adanya
daerah
wisata,
khususnya
daerah
agrowisata
e. Perikanan
f. Perdagangan
Sektor perdagangan, hotel dan restoran merupakan sektor yang
mendominasi struktur perekonomian Kota Banjar. Adapun yang menjadi
permasalahannya adalah:
1) Sarana prasarana perdagangan/distribusi masih terbatas;
2) Daya saing produk Kota Banjar masih perlu ditingkatkan;
3) Kelancaran distribusi bahan pokok / barang strategis belum optimal;
4) Kreativitas dan inovasi pelaku usaha dalam membaca peluang pasar
kurang optimal;
5) Perlindungan konsumen perlu ditingkatkan.
g. Perindustrian
Saat ini Kota Banjar selain menuju industrialisasi, ternyata Kota
Banjar mulai dibidik oleh investor sebagai sentral distributor, meskipun
pertumbuhannya tidak begitu signifikan tapi dari sektor persewaan
akan menambah nilai pertumbuhan LPE Kota Banjar, yang juga dapat
menyerap
banyak
tenaga
kerja.
Adapun
yang
menjadi
permasalahannya adalah :
1) Penguasaan dan penerapan teknologi bagi UMKM masih kurang;
2) Kualitas manajemen pengelolaan usaha bagi UMKM masih rendah;
3) Inovasi produk belum mampu mengimbangi kebutuhan pasar;
4) Akses permodalan bagi UMKM masih rendah;
5) Ketersediaan bahan baku industri masih terbatas;
h. Ketransmigrasian
Permasalahan utama adalah (1) Kesiapan tempat transmigran
tidak sesuai dengan yang diharapkan; (2) Kesiapan sumber daya
manusia yang dikirim menjadi transmigran