BAB IV
tempuh 45 menit dan jarak ke Ibukota Provinsi Jawa Barat 108 Km.
Desa Pusparaja mempunyai luas wilayah 653,87 Ha, terdiri dari
Tabel 4.1
Data Administratif Rukun Tetangga Desa Pusparaja
No Dusun Jumlah RT
1 Maleer 3
2 Babakan 4
3 Pasanggrahan 5
4 Tanjung 5
41
Jumlah 17
Sumber : Kepala Desa Pusparaja
Gambar 4.1
Peta Administrasif Kabupaten Tasikmalaya
43
Gambar 4.2
Peta Administrasif Kecamatan Cigalontang
44
vulkanik.
Secara Fisiografi van Bemmelen (1970:16) dalam Panduan
Gambar 4.4
Fisiografi Provinsi Jawa Barat
1) Dataran rendah aluvial Jakarta
Dataran rendah Jakarta lebarnya 40 Km, mulai dari
3) Zone Bandung
Zone Bandung adalah depresi antar montana yang
semacam pulau yang terdiri atas lapisan tertier. Lebar zone ini
diatas.
c) Seksi Karangnunggal, yaitu bagian yang paling timur
Puncak tertinggi dari Seksi ini tentu ada juga pada masa
49
merupakan pulau.
b. Kondisi Geomorfologis
Menurut Suharni dan Palangan (2014:2) Geomorfologi
berasal dari bahasa Yunani yaitu geo berarti bumi, morphe berarti
suatu tempat dan waktu tertentu. Cuaca dan iklim berbeda dalam
adalah keadaan atmosfer pada daerah yang lebih luas dalam kurun
waktu yang panjang. Dengan kata lain iklim adalah rata-arat cuaca
dalam periode waktu yang panjang dan daerah yang lebih luad
kering dan bulan basah dari tiap-tiap tahun kemudian baru diambil
perhitungan jumlah bulan kering dan basah adalah dari tahun 1921
dihilangkan
Kondisi iklim di wilayah Kecamatan Cigalontang termasuk
Tasikmalaya dari tahun 2012 sampai tahun 2016 dapat dilihat pada
Tabel 4.2
Data Curah Hujan Kecamatan Cigalontang
Kabupaten Tasikmalaya
Tahun
Jumlah Rata-rata
No Bulan 2012 2013 2014 2015 2016 (mm) (mm)
1 Januari 69 273 258 275 144 1.019 203,8
2 Februari 118 379 325 191 262 1.275 255
3 Maret 219 241 338 247 403 1.448 289,6
4 April 415 593 524 155 313 2.000 400
5 Mei 157 236 509 154 77 1.133 226,6
6 Juni 72 234 258 217 58 839 167,8
7 Juli 43 11 423 95 107 679 135,8
8 Agustus 3 2 215 65 18 303 60,6
9 September 4 10 172 63 244 493 98,6
52
Q=
Keterangan :
Bulan basah curah hujan > 100 mm
Bulan kering curah hujan < 60 mm
Bulan lembap curah hujan 60 -100 mm
rata bulan kering dan jumlah rata-rata bulan basah, yaitu rata-rata
berikut.
1) Iklim A, kategori sangat basah dengan nilai : 0
17,4 %
Gambar 4.5
Grafik Curah Hujan Kecamatan Cigalontang
permukaan air tanah (sumur) dan sungai atau saluran air serta mata
air yang terdapat di desa tersebut. Pasokan air yang ada di Desa
waktu.
Jenis tanah yang mendominasi permukaan tanah di Desa
dan bom.
Menurut Darmawidjaya 1990 dalam Putinella (2014 :124)
makro.
Menurut Munnir dalam Helmy 2014 penggunaan tanah
Tabel 4.3
Penggunaan lahan di Desa Pusparaja Kecamatan Cigalontang
Kabupaten Tasikmalaya
57
Gambar 4.6
Penggunaan lahan di Desa Pusparaja Kecamatan Cigalontang
Kabupaten Tasikmalaya
Gambar 4.7
Komposisi Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin
59
Dari Tabel 4.4 dan Gambar 4.7 di atas dapat dihitung Sex
produktif.
60
adalah :
1) Kelompok usia (0-15) dikatakan belum produktif yang
orang
3) Kelompok usia (65 tahun keatas) dikatakan tidak produktif
Kepadatan =
61
= = 6,87=7
rumus :
penduduk.
3) Kepadatan penduduk Agraris
Gambar 4.8
Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Dari data monografi di atas dapat disimpulkan bahwa
mencapai 50%.
d. Komposisi penduduk berdasarkan tingkat pendidikan
Pendidikan merupakan bagian hal yang paling penting bagi
Tasikmalaya.
Tabel 4.6
Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Jumlah
No Tingkat pendidikan Persentase
penduduk
1 Belum sekolah 576 34%
2 Tidak tamat SD 909 13,5%
3 Tamat SD Sederajat 1885 31%
4 Tamat SMP Sederajat 533 12%
5 Tamat SMA Sederajat 523 7%
6 Tamat Diploma I/II 10 0,2%
7 Tamat Diploma III 13 0,3%
8 Tamat S1 42 1%
9 Tamat S2 5 0,1%
Jumlah 4496 100%
Sumber: Profil Desa Pusparaja Tahun 2016
Gambar 4.9
Komposisi Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
64
Tabel 4.7
Komposisi penduduk berdasarkan mata pencaharian
Gambar 4.10
Diagram Mata Pencaharian Masyarakat di Desa Pusparaja
tempat lain.
66
Gambar 4.11
Jalan aspal
Gambar 4.12
Sarana dan prasarana sosial
di bawah ini:
a) Sarana Pendidikan, untuk sarana pendidikan terdapat
luar daerah.
68
(20) buah.
c) Sarana dan Prasarana Kesehatan yang ada di Desa
disana.
b. Keadaan Fasilitas Ekonomi
Fasilitas ekonomi dalam hal ini adalah berbagai fasilitas
Tabel 4.10
Fasilitas Perekonomian di Desa Pusparaja
No Jenis Bangunan Jumlah Persentase
1 Warung 56 91,80
2 Toko 4 6,55
3 Koperasi 1 1,65
Jumlah 61 100
Sumber : Hasil penelitian penulis tahun 2017
69
Gambar 4.13
Fasilitas Perekonomian di Desa Pusparaja
terdiri dari keluarga pelaku mobilitas non permanen baik itu ibu, anak
70
Kabupaten Tasikmalaya.
a. Kepala Desa
Kepala Desa Pusparaja Kecamatan Cigalontang bernama
Permanen
Berikut adalah responden yang merupakan keluarga pelaku
Tabel 4.11
Responden (Keluarga Pelaku Mobilitas)
Hubungan Jenis
Kekerabatan Kelamin
Nama
No dengan Alamat
Responden
Pelaku
Mobilitas
1 Imas Istri P Sukarame
2 Eka Anak P Sukarame
3 Ernawati Istri P Sukarame
4 Syifa Istri P Sukarame
71
Hubungan Jenis
Kekerabatan Kelamin
Nama
No dengan Alamat
Responden
Pelaku
Mobilitas
5 Kokom Istri P Sukarame
6 Epon Istri P Sukarame
7 Kesin Istri P Saungseel
8 Herna Anak P Saungseel
9 Dwi Anak P Saungseel
10 Tati Istri P Saungseel
11 Siti Istri P Saungseel
12 Listi Anak P Tanjung
13 Nandi Anak L Tanjung
14 Ocin Istri P Tanjung
15 Teti Istri P Tanjung
16 Dede Anak L Tanjung
17 Sumi Istri P Tanjung
18 Iip Anak L Tanjung
19 Andi Anak L Tanjung
20 jejen Anak L Tanjung
21 Iis Istri P Tanjung
22 Odah Istri P Tanjung
23 Ai Istri P Tanjung
24 Nana Istri P Nagrak
25 Omay Istri P Nagrak
26 Lilis Istri P Nagrak
27 Maya Istri P Nagrak
28 Esih Istri P Pancaksuji
29 Ibut Istri P Pancaksuji
30 Sri Anak P Pancaksuji
31 Yati Istri P Pancaksuji
Sumber : Hasil Penelitian Penulis Tahun 2017
istrinya.
2) Jenis Kelamin
72
Gambar 4.14
Jenis Kelamin Responden
Berdasarkan Tabel 4.12 dan Gambar 4.14 dapat
ini kebanyakan perempuan yang terdiri dari anak, ibu dan istri
3) Usia
Berikut ini adalah karakteristik responden berdasarkan
sebagai pedagang.
c. Pelaku Mobilitas Non Permanen
1) Pelaku Mobilitas berdasarkan Usia
Berdasarkan data yang diperoleh diatas usia sangat
dengan persentase 10 %.
2) Pelaku Mobilitas Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan hasil penelitian dari 31 responden, pelaku
Gambar 4.15
Tingkat Pendidikan Responden
Tabel 4.17
Jenis Pekerjaan Pelaku Mobilitas Non Permanen
di Daerah Tujuan
No Jenis Pekerjaan Jumlah Persentase
1 Tukang kredit 13 42 %
2 Tukang kacamata 8 26 %
3 Dagang 4 13 %
4 Pedagang roti 6 19 %
Jumlah 31 100
Sumber : Hasil Penelitian Penulis 2017
Berdasrkan Tabel 4.17 dapat disimpulkan bahwa
kepala keluarga yang terdiri dari anak, isri serta orang lain yang
berikut :
Tabel 4.18
Jumlah tanggungan keluarga
No Tanggungan keluarga Jumlah Persentase (%)
1 3 orang 11 36%
2 4 orang 8 27%
3 5 orang 6 20%
4 6 orang 5 17%
Jumlah 31 100
Sumber : Hasil Penelitian Penulis Tahun 2017
Gambar 4.16
Jumlah tanggungan keluarga
78
Gambar 4.17
Wawancara dengan responden
Menurut salah satu responden didapatkan informasi pada
Pada saat ini muncul organisasi baru di berbagai daerah di Bali yang
Gambar 4.18
Orgnisasi Bamus
Tasikmalaya.
3. Faktor-Faktor Geografis yang mempengaruhi masyarakat
suatu wilayah menuju kewilayah lain dengan tidak ada niatan menetap
Gambar 4.19
Sumber informasi tentang lowongan pekerjaan di daerah
tujuan
83
Gambar 4.20
Daerah tujuan mobilitas non permanen
luar daerah.
2) Pendapatan yang lebih tinggi
Berkaitan dengan mobilitas non permanen yang
Tabel 4.23
Tabel 4.23
Tingkat pendidikan pelaku mobilitas non permanen
No Pendidikan Pelaku Jumlah Persentase
Mobilitas
1 SD 17 57
2 SMP 10 33
3 SMA 3 10
Jumlah 31 100
Sumber : Hasil Penelitian Tahun 2017
perekonomian mereka.
Tabel 4.24
Hal yang melatarbelakangi masyarakat melakukan
mobilitas non permanen
No Alternatif jawaban Jumlah Persentase
(%)
1 Kurangnya lapangan 14 45 %
pekerjaan
2 Kesempatan 6 20 %
mendapatkan pekerjaan
lebih baik
3 Pendapatan di daerah 5 16 %
tujuan lebih tinggi
4 Meningkatkan 6 19 %
perekonomian
Jumlah 31 100
89
Gambar 4.22
Hal yang melatarbelakangi masyarakat melakukan
mobilitas non permanen
Berdasarkan Tabel 4.24 dan Gambar 4.22 dapat dilihat
Kabupaten Tasikmalaya
Dengan adanya mobilitas non permanen ke daerah tujuan dapat
Tabel 4.25
Perubahan mata pencaharian pada pelaku mobilitas
non permanen di Dusun Tanjung
Pelaku Mobilitas
Sebelum Sesudah
No Responden
Melakukan Melakukan
Mobilitas Mobilitas
1 Solihin Petani Tukang kredit
2 Wawan Buruh kasar Tukang kredit
3 Yaya Buruh tani Tukang kredit
4 Atoy Pedagang Pedagang roti
5 Ntar Petani Pedang roti
6 Ntis Petani Tukang kacamata
7 Oman Petani Tukang kredit
8 Jono Buruh kasar Tukang kacamata
9 Ojak Petani Tukang kredit
10 Rohim Buruh kasar Tukang kacamata
11 Ndut Petani Tukang kredit
12 Osim Petani Tukang kredit
13 Karyan Petani Tukang kredit
91
Pelaku Mobilitas
Sebelum Sesudah
No Responden
Melakukan Melakukan
Mobilitas Mobilitas
14 Nana Petani Pedagang cuanki
15 Asum Pedagang Tukang kredit
16 Mahyar Petani Tukang kredit
17 Udin Pedagang Tukang kredit
18 Mulyana Pedagang Pedagang roti
19 Heru Buruh kasar Tukang kacamata
20 Azis Buruh kasar Pedagang roti
21 Ardi Buruh kasar Pedagang cuanki
22 Asep Buruh kasar Pedagang roti
23 Agus Buruh kasar Pedagang cuanki
24 Ade midra Sopir angkot Pedagang roti
25 Agung Buruh kasar Pedagang roti
26 Heri Buruh kasar Pedagang cuanki
27 Atang Sopir angkot Tukang kredit
28 Alan Buruh kasar Tukang kacamata
29 Jajang Buruh kasar Tukang kacamata
30 Sandi Buruh kasar Pedagang roti
31 Indra Buruh kasar Tukang kredit
Sumber : Hasil Penelitian Penulis tahun 2017
diperoleh setiap bulannya. Hal ini dapat dilihat pada Tabel 4.26
Tabel 4.26
Kriteria Pendapatan Pelaku Mobilitas
No Responden Pendapatan kriteria Pe.ndapatan kriteria
sebelum sesudah
melakukan melakukan
mobilitas mobilitas
1 Solihin ˂ Rp 1.000.000 Rendah ˃ Rp 3.500.000 Sangat
Tinggi
2 Wawan Rp 1.000.000- Rendah ˃ Rp 3.500.000 Sangat
Rp 1.500.000 Tinggi
3 Yaya ˂ Rp 1.000.000 Rendah ˃ Rp 3.500.000 Sangat
Sangat
Tinggi
4 Atoy Rp 1.000.000- Rendah ˃ Rp 3.500.000 Sangat
Rp 1.500.000 Tinggi
5 Ntar ˂ Rp 1.000.000 Rendah ˃ Rp 3.500.000 Sangat
Tinggi
6 Ntis ˂ Rp 1.000.000 Rendah ˃ Rp 3.500.000 Sangat
Tinggi
93
jumlah uang yang ditabungkan setiap bulannya oleh pelaku mobilitas non
permanen
Jumlah uang yang Jumlah
No persentase
ditabungkan keluarga
1 Rp.300.000-500.000 5 22 %
2 Rp.500.000- 7 30 %
1.000.000
3 Rp.1000.000- 11 48 %
1.500.000
Jumlah 23 100 %
Sumber : Hasil Penelitian tahun 2017
Berdasarkan Tabel 4.28 dapat diketahui bahwa 11 keluarga
Tabel 4.32
Peningkatan sarana penunjang hidup
Rumah Kendaraan
No Responden
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
1 Solihin Tidak memiliki Membangun Tidak memiliki Motor
rumah rumah
2 Wawan Rumah Memperbaiki Tidak memiliki Motor
3 Yaya Tidak memiliki Membangun Motor Mobil
rumah
4 Atoy Rumah Membangun Motor Mobil
rumah
5 Ntar Rumah diperbaiki Motor Motor 2
6 Ntis Tidak memiliki Membangun Tidak memiliki Motor 2
7 Oman Rumah Membangun Motor Mobil
rumah
8 Jono Rumah Diperbaiki Motor Motor 2
9 Ojak Rumah Diperbaiki Mmotor Motor 2
10 Rohim Rumah Membangun Motor Mobil
rumah
96
Rumah Kendaraan
No Responden
Sebelum Sesudah Sebelum Sesudah
11 Ndut Rumah Diperbaiki Tidak memiliki Motor
12 Osim Rumah diperbaiki Tidak memiliki Mobil
13 Karyan Rumah Diperbaiki Motor Mobil
14 Nana Rumah Diperbaiki Motor Mobil
15 Asum Rumah diperbaiki Tidak memiliki Motor
16 Mahyar Rumah Diperbaiki Tidak memiliki Motor
17 Udin Rumah Diperbaiki Tidak memiliki Motor
18 Mulyana Rumah Diperbaiki Motor Mobil
19 Heru Rumah Diperbaiki Tidak memiliki Motor 2
20 Azis Rumah Diperbaiki Motor Motor 2
21 Ardi Rumah Diperbaiki Tidak memiliki Motor
22 Asep Rumah Diperbaiki Tidak memiliki Motor
23 Agus Rumah Diperbaiki Tidak memiliki Motor 2
24 Ade Midra Rumah diperbaiki Motor Motor 2
25 Agung Rumah diperbaiki Diperbaiki Motor Mobil
26 Heri Tidak memiliki Membangun Tidak memiliki Motor
rumah
27 Atang Rumah Diperbaiki Tidak memiliki Motor
28 Alan Rumah Diperbaiki Tidak memiliki Motor
29 Jajang Tidak memiliki Membangun Tidak memiliki Motor
rumah
30 Sandi Rumah diperbaiki Motor Mobil
31 Indra Rumah Diperbaiki Motor Mobil
Sumber : Hasil Penelitian tahun 2017
kendaraan pribadi.
97
Gambar 4.23
Gambar rumah masyarakat sebelum diperbaiki
Gambar 4.24
Masyarakat yang sedang membangun rumah baru
dari hasil melakukan mobilitas non perman
C. Pembuktian Hipotesis
Hasil penelitian yang telah dilakukan di lapangan akan di
Tabel 4.33
Rangkuman Hasil Penelitian
Faktor-faktor geografis apasajakah yang mempengaruhi masyarakat
melakukan mobilits non permanen di Dusun Tanjung Desa Pusparaja
Kecamatan Cigalontang Kabupaten Tasikmalaya
Pembuktian
No Variabel Sub Variabel Hasil Analisis Hipotesis
Ya Tidak
1 Faktor Penarik Kesempatan Dalam hal kesempatan
mendapatkan mendapatkan pekerjaan
pekerjaan masyarakat Dusun Tanjung yang
melakukan mobilitas non
permanen mendapatkan
informasi lowongan pekerjaan
dari saudara dan dari media
sosial karena teknologi yang
semakin maju sehingga
informasi dapat diakses dengan
mudah. Daerah yang menjadi
tujuan masyarakat melakukan
mobilitas non permanen yaitu ke
Bali, Karawang, Subang,
Cikarang dan Jakarta. Kegiatan
Mobilitas non permanen yang
dilakukan oleh masyarakat
Dusun Tanjung sudah
berlangsung sebelum era krisis
moneter dan semakin meningkat
sejak tahun 1990-an sampai
sekarang. dari keseluruhan
pelaku mobilitas non permanen
di Dusun Tanjung Desa
Pusparaja adalah laki-laki.
Pendapatan Setelah masyarakat melakukan
yang lebih mobilitas non permanen dapat
tinggi diketahui adanya peningkatan
pendapatan yang awalnya
kurang dari Rp 1.000.000 dan
setelah melakukan mobilitas non
99
Pembuktian
No Variabel Sub Variabel Hasil Analisis Hipotesis
Ya Tidak
permanen pendapatannya
menjadi > Rp 3.500.000. Hal ini
sangat berpengaruh terhadap
tingkat pendapatan masyarakat
yang melakukan mobilitas non
permanen karena adanya
peningkatan pendapatan setelah
melakukan mobilitas non
permanen ke luar daerah Desa
Pusparaja Kecamatan
Cigalontang Kabupaten
Tasikmalaya.
2 Faktor Rendahnya Tingkat pendidikan masyarakat
Pendorong tingkat yang melakukan mobilitas non
pendidikan permanen sebagian besar adalah
lulusan SD hal tersebut
menunjukan rendahnya tingkat
pendidikan yang ada di Dusun
Tanjung Desa Pusparaja
Kecamatan Cigalontang
Kabupaten Tasikmalaya.
Rendahnya tingkat pendidikan
ini mengakibatkan masyarakat
Dusun Tanjung Desa Pusparaja
Kecamatan Cigalontang
memiliki keterbatasan dalam
bidang pekerjaan.
Terbatasnya Kurangnya peran pemerintah
keterampilan dalam meningkatkan
kerja keterampilan kerja masyarakat
di Dusun Tanjung
mengakibatkan terbatasnya
keterampilan yang dimiliki oleh
Masyarakat. Masyarakat di
Dusun Tanjung Desa Pusparaja
tidak pernah mengikuti
pendidikan non formal atau
kegiatan-kegiatan yang bersifat
pelatihan untuk memperoleh
keterampilan tertentu. Sehingga
dalam hal ini masyarakat hanya
mampu mengandalkan
kemampuan sendiri dalam hal
100
Pembuktian
No Variabel Sub Variabel Hasil Analisis Hipotesis
Ya Tidak
melakukan pekerjaan.
Kurangnya Hal utama yang menyebabkan
lapangan masyarakat melakukan mobilitas
pekerjaan non permanen dikarenakan
kurangnya lapangan pekerjaan di
daerah asal, dimana
masyarakatnya kebanyakan
bermata pencaharian sebagai
petani dengan pendapatan yang
terbatas. Sehingga untuk
meningkatkan pendapatan dan
memenuhi segala kebutuhan
hidupnya masyarakat mulai
melakukan mobilitas non
permanen ke luar daerah dengan
mata pencaharian yang beragam
Sumber :Hasil penelitian penulis 2017
Tabel 4.34
Rangkuman Hasil Penelitian
Pengaruh Mobilitas Non permanenterhadap Perkembangan Sosial Ekonomi
Masyarakat di Dusun Tanjung Desa Pusparaja Kecamatan Cigalontang
Kabupaten Tasikmalaya
Pembuktian
No Variabel Hasil Analisis Hipotesis
Ya Tidak
1 Perubahan mata Daerah di Dusun Tanjung
pencaharian Masyarakatnya sangat bergantung
terhadap hasil pertanian hampir seluruh
masyarakat bermata pencaharian
sebagai petani padi, cabai, jagung dan
lain-lain. Untuk meningkatkan
pendapatan saat ini masyarakat banyak
yang melakukan mobilitas non
permanen ke luar daerah Dusun
Tanjung dengan mata pencaharian yang
beragam seperti menjadi tukang kredit,
tukang kacamata, pedagang roti, dan
pedagang cuanki. Sehingga masyarakat
tidak hanya bergantung terhadap hasil
pertanian karena mata pencahariannya
telah berubah.
3 Perubahan Status Dengan adanya mobilitas non
sosial permanen berpengaruh juga terhadap
perubahan status sosial masyarakat
Dusun Tanjung. Hal tersebut dapat
dilihat dari peningkatan pendapatan
masyarakat setiap bulannya yang
awalnya pendapatan tiap bulannya
kurang dari Rp 1.000.000 setelah
melakukan mobilitas non permanen
pengahasilannya mengalami
peningkatan menjadi lebih dari Rp
3.500.000
102
Pembuktian
No Variabel Hasil Analisis Hipotesis
Ya Tidak
4 Perubahan sarana Dengan adanya mobilitas non
penunjang hidup peramanen perekonomian masyarakat
menjadi meningkat sehingga
masyarakat mampu memenuhi segala
kebutuhan sehari-hari. Selain itu
masyarakat juga mampu memenuhi
kebutuhan sandang, pangan, dan papan.
Masyarakat Dusun Tanjung mampu
memenuhi kebutuhan hidupnya lebih
baik lagi setelah melakukan mobilitas
non permanen diantaranya dapat
memperbaiki rumah lebih bagus, dan
yang belum punya dapat membangun
rumah sendiri, masyarakat juga dapat
membeli lahan, membeli alat
transportasi mobil atau motor dan
perhiasan serta kebutuhan lainnya yang
dapat menunjang kehidupan.
a. Faktor penarik
Faktor penarik merupakan faktor yang menarik masyarakat
non permanen.
1) Kesempatan mendapatkan lapangan pekerjaan
Mobilitas non permanen yang dilakukan oleh masyarakat
permanen.
2) Pendapatan yang lebih tinggi
Menrut Samuelson dan Nordhaus (2003:264) dalam
meningkatkan perekonmian.
b. Faktor Pendorong
Faktor pendorong merupakan suatu hal yang mendorong
pekerjaan.
Desa Pusparaja merupakan salah satu Desa yang
kemampuan seseorang.
106
pemasarannya.
2) Terbatasnya keterampilan kerja
Banyak ahli berpendapat tentang definisi pelatihan.
pedagang roti.
dan buruh kasar tidak menentu, ada yang dalam satu bulan hanya
sekolah anaknya. Tidak jarang jarang para orang tua hanya mampu
permanen.
d. Peningkatan sarana penunjang hidup
Ketersediaan adalah kesiapan suatu sarana (tenaga, barang,
Tasikmalaya.
c. Sejak kapan penelitian ini dilakukan mengenai mobilitas non
permanen ? (when)
Untuk menjawab when pada penelitian ini, dilakukan pada bulan
(why)
Untuk menjawab why pada penelitian mobilitas non permanen ini,
gejala.
Berdasarkan penjelasan tentang pendekatan keruangan
daerah.
b. Pendekatan Kewilayahan
Mengkaji suatu fenomena geosfer dengan kombinasi
di Sekolah
Hasil penelitian yang penulis buat atau lakukan yaitu berhubungan
dan nonpermanen.
2) Mobilitas non permanen
Pada dasarnya tidak semua penduduk yang bergerak atau