Anda di halaman 1dari 50

II-1

BAB II
GAMBARAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH

2.1 Kondisi Umum Kabupaten Banyumas


Gambaran umum dan kondisi wilayah Kabupaten Banyumas secara lengkap akan
dijelaskan terinci meliputi profil geografi, profil demografi, profil ekonomi dan profil sosial
budaya dan profil sarana prasarana Cipta Karya.
2.1.1 Profil Geografi
2.1.1.1 Letak Geografis
Secara geografis wilayah Kabupaten Banyumas terletak diantara 108º39’17” BT -
109º27’15” BT dan diantara 7º15’05” LS - 7º37’10” LS. Secara administratif Kabupaten
Banyumas dibatasi oleh:
 Sebelah Utara : Kabupaten Tegal dan Kabupaten Pemalang
 Sebelah Selatan : Kabupaten Cilacap
 Sebelah Barat : Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Brebes
 Sebelah Timur : Kabupaten Purbalingga, Kabupaten Banjarnegara dan Kabupaten
Kebumen
Luas wilayah Kabupaten Banyumas adalah 132.759,56 Ha dengan jarak bentang terjauh
dari Barat ke Timur 96 Km, dan dari Utara ke Selatan sejauh 46 Km. Secara administratif
wilayah Kabupaten Banyumas meliputi 27 Kecamatan dengan 301 desa dan 30 kelurahan.
2.1.1.2 Administrasi
Wilayah Kabupaten Banyumas merupakan wilayah administrasi Kabupaten di Provinsi Jawa
Tengah yang terletak pada posisi yang strategis, yaitu berada pada persimpangan
perhubungan lintas daerah yaitu dari Jawa Barat pada lintas selatan menuju Yogyakarta,
Cilacap dan daerah Pegunungan Dieng atau sebaliknya serta dari Jawa Barat dari lintas Utara
lewat Kabupaten Tegal menuju Cilacap, daerah Pegunungan Dieng dan Yogyakarta. Untuk
lebih jelas mengenai orientasi wilayah Kabupaten Banyumas dalam lingkup Provinsi Jawa
Tengah dan wilayah administrasi Kabupaten Banyumas dapat dilihat pada gambar berikut ini:

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-2

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-3

2.1.1.3 Topografi
Karakteristik topografi di wilayah Kabupaten Banyumas identik dengan kondisi ketinggian
lahan dan kemiringan lahan. Wilayah Kabupaten Banyumas berdasarkan ketinggian lahan dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Dataran rendah dengan ketinggian 0 – 25 meter di atas permukaan laut (dpl) memiliki luas
26.724,4 ha atau 20,13% dari luas wilayah Kabupaten Banyumas. Wilayah yang berada pada
ketinggian ini meliputi Kecamatan Jatilawang, Kecamatan Kebasen, Kecamatan Rawalo,
Kecamatan Tambak, sebagian Kecamatan Kalibagor, sebagian Kecamatan Karanglewas,
sebagian kecamatan Kemranjen, sebagian Kecamatan Sokaraja, dan sebagian Kecamatan
Sumpiuh.
2. Dataran perbukitan dengan ketinggian >25 - 100 meter dpl memiliki luas 42.310,30 ha atau
31,87% dari luas wilayah Kabupaten Banyumas. Wilayah yang berada pada ketinggian ini
meliputi Kecamatan Kembaran, Kecamatan Lumbir, Kecamatan Patikraja, Kecamatan
Purwojati, Kota Purwokerto, Kecamatan Wangon, sebagian Kecamatan Kalibagor, sebagian
Kecamatan Kedungbanteng, sebagian Kecamatan Karanglewas, sebagian Kecamatan
Somagede, sebagian Kecamatan Sumbang, dan sebagian Kecamatan Sokaraja.
3. Dataran tinggi dengan ketinggian >100 – 500 meter dpl memiliki luas 40.385,3 ha atau 30,42%
dari luas wilayah Kabupaten Banyumas. Wilayah yang berada pada ketinggian ini meliputi
Kecamatan Ajibarang, Banyumas, sebagian Kecamatan Baturraden, sebagian Kecamatan
Cilongok, sebagian Kecamatan Pekuncen, dan sebagian Kecamatan Somagede.
4. Dataran dengan ketinggian >500 – 1000 meter dpl memiliki luas 17.364,9 ha atau 13,08% dari
luas wilayah Kabupaten Banyumas. Wilayah yang berada pada ketinggian ini meliputi sebagian
Kecamatan Gumelar, sebagian Kecamatan Kedungbanteng, sebagian Kecamatan Pekuncen,
sebagian Kecamatan Cilongok, sebagian Kecamatan Baturraden dan sebagian Kecamatan
Sumbang.
5. Dataran dengan ketinggian >1000 meter dpl memiliki luas 5.974,1 ha atau 4,50% dari luas
wilayah Kabupaten Banyumas. Wilayah yang berada pada ketinggian ini meliputi sebagian
Kecamatan Baturraden, sebagian Kecamatan Cilongok, sebagian Kecamatan Pekuncen dan
sebagian Kecamatan Sumbang.
Kondisi ketinggian lahan di wilayah Kabupaten Banyumas secara terinci dapat dilihat pada
gambar berikut ini:

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-4

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-5

Sedangkan berdasarkan kemiringan tanahnya wilayah Kabupaten Banyumas


diklasifikasikan sebagai berikut:
1. Kemiringan 0 – 2% meliputi areal seluas 42.629,09 ha atau 32,11 % dari luas wilayah
Kabupaten Banyumas. Wilayah dengan kemiringan ini meliputi Kota Purwokerto, Kecamatan
Sokaraja, Kecamatan Kembaran, bagian selatan Kabupaten Banyumas antara lain Kecamatan
Tambak, Kecamatan Sumpiuh, Kecamatan Kemranjen, Kecamatan Kebasen, Kecamatan
Rawalo, Kecamatan Kalibagor bagian timur, sebagian Kecamatan Patikraja, dan disekitar
Sungai Serayu.
2. Kemiringan >2 – 8% meliputi areal seluas 19.940,49 ha atau 15,02 % dari luas wilayah
Kabupaten Banyumas. Wilayah dengan kemiringan ini adalah sebagian Kecamatan Pekuncen,
Kecamatan Cilongok, Kecamatan Karanglewas, Kecamatan Sumbang, Kecamatan Wangon
sebelah selatan.
3. Kemiringan >8 – 15% meliputi areal seluas 13.979,58 ha atau 10,53 % dari luas wilayah
Kabupaten Banyumas. Wilayah ini meliputi sebagian Kecamatan Ajibarang, Kecamatan
Pekuncen, Kecamatan Cilongok dan Kecamatan Kalibagor.
4. Kemiringan >15 – 25% meliputi areal seluas 16.820,64 ha atau 12,67 % dari luas wilayah
Kabupaten Banyumas. Wilayah ini meliputi Kecamatan Gumelar, Kecamatan Lumbir,
Kecamatan Wangon bagian utara, Kecamatan Pekuncen bagian barat, Kecamatan Sumbang
bagian timur.
5. Kemiringan >25 - 40% meliputi areal seluas 13.740,61 ha atau 10,35 % dari luas wilayah
Kabupaten Banyumas. Wilayah ini meliputi sebagian Kecamatan Rawalo, Kecamatan
Kemranjen, Kecamatan Gumelar, Kecamatan Wangon, Kecamatan Kedungbanteng dan
Kecamatan Baturraden.
6. Kemiringan >40% meliputi areal seluas 25.649,15 ha atau 19,32% dari luas wilayah Kabupaten
Banyumas. Wilayah ini meliputi Lereng Gunung Merak, sebagian Kecamatan Sumpiuh,
Kecamatan Tambak, Kecamatan Somagede.
Jenis kemiringan di Kabupaten Banyumas yang bervariatif menunjukkan kondisi area
yang layak sebagai lahan budidaya maupun area yang harus dijaga sebagai kawasan lindung.
Kondisi kemiringan yang bervariatif di wilayah Kabupaten Banyumas dapat dilihat pada gambar
berikut ini:

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-6

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-7

2.1.1.4 Geologi
Kondisi geologi Kabupaten Banyumas secara stratigrafi dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Endapan Aluvial/Aluvium merupakan formasi endapan aluvial atau aluvium menempati porsi
yang cukup besar di wilayah selatan Kabupaten Banyumas dengan wilayah penyebarannya
meliputi di Kecamatan Kemranjen, Kecamatan Sumpiuh, Kecamatan Tambak, Kecamatan
Rawalo, Kecamatan Jatilawang dan Kecamatan Wangon dengan luasnya sebesar 31.744
hektar.
b. Endapan Gunung Api merupakan formasi endapan gunung api dapat dipisahkan menjadi tiga
kelompok satuan batuan yaitu:
 Endapan Lahar Gunung Api, terdiri dari bahan-bahan tak mengeras mengandung bongkah-
bongkah batuan gunung api bergaris tengah 10 – 15 cm bersusun andesit sampai basalt
meliputi daerah landai dan datar yang tersebar dari Ajibarang ke arah timur Pasirkidul
sampai Sumbang 31.376 hektar.
 Endapan Lava Gunung Slamet, merupakan aliran lava andesit berongga rongga yang
berasal dari Gunung Slamet terutama di lereng timur yang tersebar dari Baturraden ke arah
utara hingga Gunung Slamet 4.960 hektar .
 Batuan gunung api tak terurai, terdiri dari breksi, lava, lapili dan tufa dari gunung api dan
pusat-pusat erupsi di sebelah barat membentuk dataran dan bukit-bukit tinggi yang tertutup
oleh tanah berwarna abu-abu tua sampai coklat dan kuning kemerahan yang tersebar
secara luas dari Pekuncen sampai Baturraden ke arah Utara sampai perbatasan dengan
Kabupaten Brebes 17.584 hektar.
c. Formasi Tapak terdiri dari batupasir berbutir kasar berwarna kehijauan dan konglomerat di
beberapa tempat terdapat breksi. Di bagian atas terdiri dari batupasir gampingan dan napal
berwarna hijau yang mengandung pecahan moluska dan berumur Pliosen Tengah sampai
Pliosen Atas. Formasi ini terletak di pegunungan sebelah selatan Kalibagor dan Gebangsari
seluas 17.584 hektar .
d. Formasi Kumbang terdiri dari breksi, lava andesit, tufa dan di beberapa tempat terdapat breksi
batuapung dan tufa pasiran. Formasi ini berumur Miosen Tengah sampai Pliosen Tengah dan
menempati bukit-bukit antikilin di sebelah selatan Kota Banyumas seluas 96 hektar.
e. Formasi Halang merupakan penyebaran formasi halang menempati areal yang sangat luas
memanjang pegunungan lipatan, mulai dari daerah Lumbir hingga Banyumas. Terdiri dari

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-8

perselingan batupasir, batulempung, napal dan tufa, dengan sisipan breksi dipengaruhi oleh
turbid fan pelengseran bawah laut. Formasi batuan mempunyai kisaran umur Miosen Tengah
hingga Pliosen Atas seluas 40.343,56 hektar.
f. Anggota Batugamping Formasi Halang merupakan anggota batugamping formasi halang
menempati porsi yang relatif kecil dan penyebarannya di wilayah Kecamatan Banyumas dan
Kecamatan Kebasen seluas 144 hektar.
g. Anggota Breksi Formasi Halang merupakan anggota breksi formasi halang terdiri dari breksi
gunung api dengan komponen basal dan sebagian andesit yang bersisipan dengan batupasir
seluas 10.080 hektar .
h. Formasi Rambatan merupakan formasi yang terdiri dari batupasir gampingan bersisipan napal,
batu lempung dan breksi, umumnya berstruktur turbidit. Penyebaran formasi ini di Kabupaten
Banyumas tidak begitu luas, yaitu di sebelah selatan Kabupaten Banyumas dan mempunyai
kisaran umur Miosen Bawah-Tengah seluas 2.016 hektar.
Kondisi geologi Kabupaten Banyumas dengan bermacam-macam formasi secara spesifik
dapat dilihat pada gambar 2.4

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-9

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-10

2.1.1.5 Hidrologi
Sumberdaya air yang dapat diidentifikasi di wilayah Kabupaten Banyumas meliputi: curah
hujan, air permukaan dan dan air tanah. Kondisi curah hujan akan dijelaskan dalam sub
klimatologi. Air permukaan yang ada di wilayah Kabupaten Banyumas berasal dari sungai dan
mata air. Sungai-sungai yang ada di wilayah Kabupaten Banyumas mempunyai debit (Q) sebesar
45.456.342 m3/hari atau 16.591.564.830 m3/tahun yang berasal dari sungai besar, seperti Sungai
Serayu, Tajum, Kranji, Pelus, Banjaran, Logawa serta sungai-sungai kecil lainnya. Untuk lebih
jelas mengenai sungai-sungai yang ada di wilayah Kabupaten Banyumas beserta debit (Q) air
rata-rata dapat dilihat dalam tabel berikut ini:

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-11

Tabel 2.2
Debit Air Sungai di Kabupaten Banyumas

No Nama Sungai/ Bendung Debit Rata-rata


(M3/ hari)
1. Dewana 24.022
2. Kalibakal 44.758
3. Banjaran Bd. Kemancing 14.763
4. Banjaran Bd. Karangnangka 52.708
5. Banjaran Bd. Banjaran 211.738
6. Sengon 37.365
7. Pelus Bd. Sokawera 20.078
8. Pelus Bd. Pandak 205.101
9. Pelus Bd. Kertadirjan 14.763
10. Pelus Bd. Arca 356.922
11. Petarangan 28.299
12. Gumelar 67.504
13. Berem 58.506
14. Sogra 66.406
15. Logawa 212.482
16. Menyawak 18.072
17. Kali Bener 195.361
18. Sumpiuh 91.085
19. Taman 57.232
20. Bengawan 169.076
21. Kranji Bd. Pakembaran 10.713
22. Kranji Bd. Banjaran 405.129
23. Pangkon 58.006
24. Kaliwungu 8.805
25. Wedi 6.402
26. Apa 26.593
27. Kawung 86.084
28. Piasa 96.042
29. Tajum 1.304.391
30. Datar 168.860
31 Serayu (Bendung Gerak) 41.339.076
Jumlah Debit Sungai dalam 1 hari 45.456.342
Jumlah Debit Sungai dalam 1 tahun 16.591.564.830
Sumber: Neraca Sumberdaya Alam Spasial Daerah Kabupaten Banyumas Tahun 2007

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-12

Sedangkan air permukaan yang berasal dari mata air mempunyai debit (Q) sebesar
974.462 liter/detik/tahun. Mata air yang adi wilayah Kabupaten Banyumas adalah sebagai
berikut:
1. Mata air Kawungcarang, Gandatapa dan Kepetek di Kecamatan Sumbang
2. Mata air Kedungpete, Kaliraga dan Baturraden di Kecamatan Baturraden
3. Mata air Pugak di Kecamatan Banyumas
4. Mata air Sikampret dan Sirah di Kecamatan Karanglewas
5. Mata air Cideng, Rancah dan Legok di Kecamatan Pekuncen
6. Mata air Pancasan di Kecamatan Ajibarang
7. Mata air Karangtengah di Kecamatan Cilongok
Kabupaten Banyumas termasuk dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu dan DAS Ijo
dan DAS Bengawan. Ketiga DAS ini mencakup beberapa sungai dan anak sungai yang ada di
wilayah Kabupaten Banyumas. Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu terbagi dalam beberapa sub
DAS dan sub-sub DAS, yaitu sub DAS Tajum, sub DAS Logawa dan sub DAS Serayu Ilir. Dari
tiap-tiap sub DAS terbagi lagi menjadi sub-sub DAS, yaitu :
 Sub DAS Tajum terbagi dalam sub-sub DAS Tajum Hulu, sub-sub DAS Trenggulun, sub-sub
DAS Datar, sub-sub DAS Tajum Hilir, sub-sub DAS Lopasir dan sub-sub DAS Cihaur
 Sub DAS Logawa terbagi dalam sub-sub DAS Banjaran, sub-sub DAS Pelus dan sub-sub DAS
Mengaji
 Sub DAS Serayu Hilir terbagi dalam sub-sub DAS Gawe
Daerah Aliran Sungai (DAS) Ijo terbagi dalam sub DAS Ijo dengan sub-sub DAS Kecepak
dan sub-sub Gamping, sedangkan DAS Bengawan terbagi dalam sub DAS Bengawan dengan
sub-sub DAS Kaliwedi dan sub-sub DAS Bangsa.

2.1.1.6 Jenis Tanah


Berdasarkan hasil penelitian Lembaga Penelitian Tanah (LPT) Bogor tahun 1983 dapat
diketahui jenis tanah di Kabupaten Banyumas terdapat 7 jenis tanah, yaitu Aluvial, Glei Humus
Rendah, Regosol, Litosol, Andosol, Latosol dan Podsolik. Jenis tanah ini menurunkan 17 macam
tanah dengan urutan klasifikasi yang diuraikan dalam tabel 2.3. Sedangkan jenis tanah di wilayah
Kabupaten Banyumas dapat dijelaskan pada gambar 1.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-13

TABEL 2.3
JENIS TANAH DI KABUPATEN BANYUMAS

NO. JENIS TANAH MACAM TANAH


1 Aluvial Aluvial Hidromorf
Aluvial Kelabu
Aluvial Kelabu Tua
Aluvial Kelabu Kuningan
Aluvial Coklat Kekelabuan
2 Glei Humus Rendah Glei Humus Rendah
3 Regosol Regosol Kelabu
Regosol Coklat
4 Litosol Litosol
5 Andosol Andosol Coklat
Andosol Coklat Kekuningan
6 Latosol Latosol Coklat Tua Kemerahan
Latosol Coklat Kemerahan
Latosol Coklat
Latosol Merah Kekuningan
7 Padsolik Padsolik Merah Kekuningan
Padsolik Kuning
Sumber : Bappeda Kabupaten Banyumas Tahun 2007

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-14

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-15

2.1.1.7 Iklim
Kondisi klimatologi wilayah Kabupaten Banyumas mempunyai iklim tropis basah seperti
umumnya wilayah-wilayah di Indonesia. Rata-rata suhu udara bulanan 26,3ºC, dengan suhu
minimum tercatat 24,4ºC dan suhu maksimum 30,9ºC. Sedangkan curah hujan di wilayah
Kabupaten Banyumas pada tahun 2000 rata-rata sebesar 2.750 mm/tahun. Angka ini
menunjukkan bahwa di wilayah Kabupaten Banyumas memiliki curah hujan yang cukup tinggi.
Tingginya curah hujan ini didukung oleh kondisi geografi wilayah Kabupaten Banyumas yaitu
terletak di lereng Gunung Slamet.
Beberapa daerah yang mempunyai curah hujan tinggi adalah Kecamatan Baturraden
dengan stasiun penakar hujan Baturraden yaitu 4.292 mm/tahun, Kecamatan Sumpiuh dengan
stasiun penakar hujan di Desa Kebokura 5.683 mm/th, stasiun penakar hujan di Desa Bogangin
3.633 mm/th dan stasiun otomatis di Desa Sumpiuh 3.671 mm/th, Kecamatan Cilongok dengan
stasiun penakar hujan di Desa Cikidang 4.323 mm/th. Berdasarkan curah hujan, Kabupaten
Banyumas memiliki tipe iklim (Schmid dan Ferguson), yaitu:
a. Tipe A dengan nilai Q antara 0% - 14,3%, meliputi sekitar puncak Gunung Slamet dan
Kranggan dengan curah hujan sangat tinggi yaitu antara 4000 – 5000 mm/tahun
b. Tipe B nilai Q antara >14,3% - 33,3%, meliputi wilayah Kaki Gunung Slamet dan sebagian
besar lembah Serayu dengan curah hujan antara 3000 – 4000 mm/tahun
c. Tipe C dengan nilai Q antara >33,3% - 60% meliputi lembah Serayu, Pegunungan Serayu
Selatan dan daerah pantai Selatan dengan curah hujan antara 2000 – 3000 mm/tahun.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-16

Tabel 2.4
Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Kabupaten Banyumas Diperinci Dari Tiap Stasiun
Penakaran Hujan Tahun 2007

No Tempat Stasiun Ketinggian Jumlah Rata-rata


Hujan (dpl) Curah Hari Hujan Curah Hari Hujan
Hujan (hari) Hujan (hari)
(mm) (mm)
1. Kebasen 20 - - - 103
2. RSU Banyumas 30 2988 103 332 122
3. Krumput 250 2489 130 249 129
4. Kebokura 15 5683 130 568 125
5. Bongangin 50 3633 166 363 127
6. Baturraden 300 4292 123 477 130
7. Bojongsari 68 1701 90 340 181
8. Sokaraja 37 2893 102 413 109
9. Sumbang 160 2967 133 270 178
10. Cilongok 233 4323 182 432 174
11. Pekuncen 250 2934 132 368 149
12. Jatilawang 21 1843 115 368 85
13. Wangon 30 2151 105 239 78
14. Lumbir 51 2239 68 373 93
15. Karanglewas 28 2953 140 369 206
16. Sumpiuh 18 3671 160 334 147
17. Kalibagor 10 - - - 97
Jumlah 1571 46760 1879 5493 212
Rata-rata 92,41 2750,56 125,26 323,11 14,13
Sumber: Kabupaten Banyumas Dalam Angka Tahun 2007

Kondisi klimatologi Kabupaten Banyumas secara terperinci dapat dilihat pada gambar
berkut ini:

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-17

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-18

2.1.2 Profil Demografi


Profil Demografi akan menguraikan kondisi karakteristik penduduk Kabupaten Banyumas
terkait dengan jumlah penduduk berdasarkan jenis kelaminnya, jumlah penduduk dilihat dari
tingkatan umurnya, jumlah penduduk berdasarkan mata pencahariannya.
2.1.2.1 Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Struktur Umur
Jumlah penduduk pada tahun 2006 sebesar 1.714.573 jiwa dengan jumlah penduduk
berjenis kelamin laki-laki sebesar 867.845 jiwa dan berjenis kelamin perempuan sebesar 847.088
jiwa. Sedangkan jumlah penduduk Kabupaten Banyumas pada tahun 2007 sebesar 1.752.846 jiwa
dengan jumlah penduduk berjenis kelamin laki-laki sebesar 886.865 jiwa dan jumlah penduduk
berjenis kelamin perempuan sebesar 865.991 jiwa. Struktur penduduk berdasarkan jenis kelamin
di Kabupaten Banyumas dapat dilihat pada tabel di bawah ini:

Tabel 2.5
Jumlah Penduduk Tahun 2006-2007 Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin

No Kecamatan Jumlah Penduduk


Tahun 2006 Tahun 2007
Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah
1. Lumbir 26735 26017 52752 26426 25713 52.129
2. Wangon 40976 39258 80234 43704 41964 85668
3. Jatilawang 32880 31698 64578 35976 34688 70664
4. Rawalo 26713 25868 52581 28538 27804 56342
5. Kebasen 31853 30616 62469 33497 32408 65905
6. Kemranjen 36201 35086 71287 37391 36458 73849
7. Sumpiuh 29346 28566 57912 29781 29044 58825
8. Tambak 26836 26410 53246 26256 25851 52107
9. Somagede 18225 17985 36210 18785 18665 37450
10. Kalibagor 27032 26171 53203 27324 26638 53962
11. Banyumas 26189 25626 51815 26649 26130 52779
12. Patikraja 28487 27775 56262 29075 28391 57466
13. Purwojati 17930 17278 35208 18836 18234 37070
14. Ajibarang 48721 47072 95793 50401 48871 99272
15. Gumelar 26122 25036 51158 28122 27261 55383
16. Pekuncen 37362 35873 73235 39434 37869 77303
17. Cilongok 54919 53370 108289 59536 57866 117402

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-19

No Kecamatan Jumlah Penduduk


Tahun 2006 Tahun 2007
Laki-laki Perempuan Jumlah Laki-laki Perempuan Jumlah
18. Karanglewas 29355 28191 57546 30369 29125 59494
19. Kedungbanteng 29449 28309 57758 28708 27865 56573
20. Baturraden 25279 24699 49978 25483 24928 50411
21. Sumbang 38207 37620 75827 40100 39319 79419
22. Kembaran 37549 37011 74560 38041 36714 74755
23. Sokaraja 42311 41926 84237 42586 42360 84946
24. Purwokerto 39148 38237 77385 37531 36772 74303
Selatan
25. Purwokerto 27365 27824 55189 26755 27154 53909
Barat
26. Purwokerto 34072 34661 58733 32025 32291 64316
Timur
27. Purwokerto 28223 28905 57128 25536 25608 51144
Utara
Jumlah 867485 847088 1714573 886865 865991 1752846
Sumber: BKCK. Kabupaten Banyumas Tahun 2007

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Kabupaten Banyumas
pada tahun 2006 sebesar 1.714.573 jiwa dengan jumlah penduduk perempuan sebesar 847.088
jiwa dan jumlah penduduk laki-laki sebesar 867.485 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk pada tahun
2007 sebesar 1.752.846 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 886.865 jiwa dan jumlah
penduduk perempuan sebesar 865.991 jiwa. Pertumbuhan jumlah penduduk Kabupaten
Banyumas sebesar 0,02.

Peningkatan jumlah penduduk berdasarkan pertumbuhan penduduk dapat diuraikan


dengan proyeksi jumlah penduduk tahun 2009 - 2013 terdapat peningkatan sebesar 221.143 jiwa.
Proyeksi jumlah penduduk pada tahun 2009 - 2013 dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-20

Tabel 2.6
Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013

Proyeksi Penduduk
No Kecamatan 2009 2010 2011 2012 2013
1 Lumbir 54235 55320 56426 57555 58706
2 Wangon 89129 90912 92730 94584 96476
3 Jatilawang 73519 74989 76489 78019 79579
4 Rawalo 58618 59791 60986 62206 63450
5 Kebasen 68568 69939 71338 72764 74220
6 Kemranjen 76832 78369 79937 81535 83166
7 Sumpiuh 61202 62426 63674 64948 66247
8 Tambak 54212 55296 56402 57530 58681
9 Somagede 38963 39742 40537 41348 42175
10 Kalibagor 56142 57265 58410 59578 60770
11 Banyumas 54911 56009 57130 58272 59438
12 Patikraja 59788 60983 62203 63447 64716
13 Purwojati 38568 39339 40126 40928 41747
14 Ajibarang 103283 105348 107455 109604 111796
15 Gumelar 57620 58773 59948 61147 62370
16 Pekuncen 80426 82035 83675 85349 87056
17 Cilongok 122145 124588 127080 129621 132214
18 Karanglewas
61898 63136 64398 65686 67000
19 Kedungbanteng 58859 60036 61236 62461 63710
20 Baturraden 52448 53497 54566 55658 56771
21 Sumbang 82628 84280 85966 87685 89439
22 Kembaran
77775 79331 80917 82536 84186
23 Sokaraja 88378 90145 91948 93787 95663
24 Purwokerto
Selatan 77305 78851 80428 82037 83677
25 Purwokerto
Barat 56087 57209 58353 59520 60710
26 Purwokerto
Timur 66914 68253 69618 71010 72430
27 Purwokerto
Utara 53210 54274 55360 56467 57596
Jumlah 1823661 1860134 1897337 1935284 1973989
Sumber: Hasil Perhitungan Tahun 2008

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-21

Perkembangan jumlah penduduk Kabupaten Banyumas berdasarkan kelompok usia


dapat dilihat pada tabel 2.33. Dari tabel tersebut dapat diketahui bahwa penduduk
Kabupaten Banyumas pada kelompok usia 0 - 14 tahun cukup tinggi. Pada tahun 2006,
jumlah penduduk kelompok usia 0 - 14 tahun adalah sebesar 407.899 (26,28%).
Sedangkan jumlah penduduk kelompok usia 65 tahun keatas (lanjut usia) mempunyai
persentase yang relatif kecil dibandingkan dengan kelompok usia produktif, yaitu hanya
sebesar 111.249 jiwa atau 7,17%. Dari tabel 2.5 juga dapat diketahui rasio beban
ketergantungan (dependency ratio). Pada tahun 2006 dependency ratio Kabupaten
Banyumas adalah sebesar 50,25%, yang berarti setiap 100 orang produktif (usia 15 - 64
tahun) akan menanggung sekitar 50 orang yang dianggap belum produktif (usia di
bawah 0 - 14 tahun) dan tidak produktif (65 tahun ke atas).
Tabel. 2.7
Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Banyumas
Berdasarkan kelompok Usia
Jumlah Kelompok Usia Beban
Tahun
% 0 – 14 15 – 64 65 + Ketergantungan
Jumlah 93.420
2002 53,55
% 28,68 65,13 6,19
Jumlah 390.505 1.023.900 110.496
2003 48,93
% 25,61 67,15 7,25
Jumlah 418.940 1.016.056 103.289
2004 51,4
% 27,23 66,05 6,71
Jumlah 416.745 1.026.748 101.806
2005 50,5
% 26,97 66,44 6,59
Jumlah 407.899 1.033.104 111.249
2006 50,25
% 26,28 66,56 7,17
Sumber: Kabupaten Banyumas Dalam Angka Tahun 2006b(Diolah)

Permasalahan kependudukan dan catatan sipil umumnya adalah tingginya angka


kepadatan penduduk di mana peningkatan kepadatan penduduk perlu diantisipasi
dengan perencanaan tata ruang yang tepat seperti perluasan pengembangan wilayah
perkotaan, karena beberapa permasalahan perkotaan akan semakin bertambah besar,
seperti; seperti banjir, kesemrawutan pedagang kaki lima, kesemrawutan angkutan kota

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-22

dan sebagainya, belum optimalnya koordinasi pelaksanaan kebijakan administrasi


kependudukan, kurang optimalnya pelayanan administrasi kependudukan dan
pencatatan sipil, kurangnya pemahaman masyarakat terhadap arti pentingnya manfaat
tertib administrasi kependudukan dan pencatatan sipil.

2.1.2.3 Struktur Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan


Struktur penduduk berdasarkan tingkat pendidikan menunjukan besarnya jumlah
penduduk yang telah menyelesaikan sekolah dasar dapat diindikasikan partisipasi penduduk untuk
mendapatkan pendidikan sangat tinggi. Berikut ini jumlah penduduk berdasarkan tingkat
pendidikan dapat dijelaskan pada tabel berikut ini:

Tabel 2. 8
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan

No Jenis Pendidikan Jenis Kelamin Jumlah


Laki-laki Perempuan
1. Tidak/ Belum Sekolah 127728 126848 254574
2. Tidak Tamat SD/ Sederajat 130115 140875 270990
3. Tamat SD/ Sederajat 332895 346848 679743
4. SLTP/ Sederajat 133446 120626 254072
5. SLTA/ Sederajat 131172 103148 234320
6. Diploma I/ II 3780 4995 8775
7. Akademi/ Diploma III/ S. Muda 8806 8518 17324
8. Diploma IV/ Strata I 17307 13379 30686
9. Strata II 1465 679 2144
10. Strata III 153 65 218
Jumlah 886865 865981 1752846
Sumber: BKCK. Kabupaten Banyumas

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-23

2.1.2.4 Struktur Penduduk Berdasarkan Mata Pencaharian/ Tingkat Kesejahteraan


Struktur penduduk berdasarkan mata pencaharian dan tingkat kesejahteraan dapat dijelaskan pada tabel berikut ini:
Tabel 2.9
Jumlah Penduduk Kawasan Perencanaan Menurut Mata pencaharian

Buruh Tani Buruh Buruh PNS/


No Kecamatan Petani Tani Ikan Pengusaha Industri Bangunan Pedagang Pengangkutan ABRI Pensiunan Lain-lain
1 Lumbir 11,378 4,415 - 2,069 692 831 734 310 357 - -
2 Wangon 18,342 - 72 - 4,658 - 7,511 1,717 - - 13,680
3 Jatilawang 20,518 11,214 9 1,666 1,742 1,846 1,657 2,777 799 - -
4 Rawalo 10,474 9,553 19 235 3,765 2,586 1,512 599 644 - -
5 Kebasen 8,061 11,208 - 163 1,172 1,599 934 185 499 - -
6 Kemranjen 17,877 15,909 45 667 1,989 1,700 2,903 501 1,403 - -
7 sumpiuh 11,049 5,808 - 468 1,730 1,886 1,309 542 831 - -
8 Tambak 4,214 9,010 - 151 1,305 1,870 2,038 456 573 - 5,477
9 Somagede 7,315 4,213 - 472 1,598 752 515 408 519 - -
10 Kalibagor 5,114 5,753 14 170 985 352 2,525 577 967 - -
11 Banyumas 10,899 6,253 1 136 2,492 2,836 2,201 554 1,563 958 11,512
12 Patikraja 10,786 9,107 116 1,182 1,584 8,943 3,868 1,175 2,789 - -
13 Purwojati - - - - - - - - - - -
14 Ajibarang 11,500 7,389 635 1,835 5,984 1,572 3,157 483 864 - -
15 Gumelar 8,646 10,416 - 1,261 - 560 805 568 581 - -
16 Pekuncen 11,701 12,040 - 506 1,285 1,172 1,657 606 722 - -
17 Cilongok 9,144 11,284 - 3,483 5,896 2,646 2,565 677 941 - -
18 Kedungbanteng 9,428 9,642 - 95 1,480 1,456 3,365 437 1,284 - -
19 Sumbang - - - - - - - - - - -
Jumlah 186,446 143,214 911 14,559 38,357 32,607 39,256 12,572 15,336 958 30,669
Sumber : Kecamatan Dalam Angka dan Sumber Pendukung Lainnya

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-24

2.1.3 Profil Ekonomi


Untuk melihat struktur perekonomian Kabupaten Banyumas secara umum, dapat
diketahui dari indikator perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Berikut akan
diuraikan pertumbuhan PDRB dan kontribusi sektor PDRB selama lima tahun terakhir (tahun
2002-2006) berdasarkan atas harga berlaku dan harga konstan.
Hasil perhitungan PDRB atas dasar harga berlaku dapat menjelaskan besamya peran
masing-masing sektor ekonomi. Apabila diurutkan, maka sektor unggulan pertama adalah
Pertanian, kemudian sektor industri dan sektor Jasa. Berdasarkan hal tersebut, maka dapat
diketahui bahwa ketiga sektor yaitu sektor Pertanian, sektor industri dan sektor Jasa
merupakan andalan utama Kabupaten Banyumas saat ini karena kontribusinya cukup besar.
Besarnya PDRB atas dasar harga berlaku untuk masing-masing sektor dapat dilihat pada tabel
berikut ini

Tabel 2.10
PDRB Menurut Sektor / Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Berlaku

Tahun
No Sektor
2002 2003 2004 2005 2006
1. Pertanian 898.746.494 1.023.715.465 1.122.272.029 1.265.760.363 1.457.203.665
2. Penggalian 53.497.083 62.182.151 71.080.811 80.841.488 90.451.557
3. Industri 707.096.085 776.417.390 834.711.764 969.908.730 1.091.060.469
4. Listrik 47.651.954 65.218.503 73.789.141 82.525.854 88.682.746
5. Bangunan 348.622.965 386.065.305 445.020.853 534.732.651 629.796.026
6. Perdagangan 556.407.507 611.954.199 681.988.315 785.321.390 913.737.765
7. Pengangkutan 392.858.853 444.004.875 492.203.525 562.621.567 614.019.934
8. Keuangan,sewa 307.104.840 341.882.706 388.857.929 463.006.181 543.481.754
9. Jasa 605.725.664 654.474.071 725.316.131 836.086.113 999.785.619
PDRB 3.917.711.445 4.365.914.665 4.835.240.498 5.580.804.337 6.428.219.535
Jumlah
Penduduk 1.491.912 1.503.917 1.518.678 1.531.040 1.548.685
(Jiwa)
PDRB / Kapita 2.625.967 2.903.029 3.183.848 3.645.107 4.150.760
Sumber: Pendapatan Regional Kabupaten Banyumas 2006

Berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2006, diketahui bahwa sumbangan
tertinggi terhadap pembentukan PDRB lima tahun terakhir juga terdapat pada sektor Pertanian,

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-25

sektor industri dan Sektor Jasa. Secara rinci PDRB menurut Lapangan Usaha Atas Dasar
Harga Konstan Tahun 2000 dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.11
PDRB Menurut Sektor/Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006 (dalam ribuan)

Tahun
No Sektor
2002 2003 2004 2005 2006
1. Pertanian 758.787.772 769.284.399 787.619.381 800.977.116 814.815.101
2. Penggalian 44.467.182 46.626.375 48.377.052 50.357.987 52.684.405
3. Industri 555.090.514 578.401.051 602.635.190 617.386.776 637.418.512
4. Listrik 27.212.846 28.372.714 30.695.515 33.491.610 35.218.195
5. Bangunan 292.150.310 305.069.384 319.185.258 332.338.503 345.851.744
6. Perdagangan 467.123.145 485.074.709 506.180.247 525.396.984 560.700.320
7. Pengangkutan 330.576.403 347.139.828 367.730.771 379.241.054 395.613.431
8. Keuangan 252.352.652 267.628.303 282.793.660 298.619.249 319.089.156
9. Jasa 499.724.376 519.561.182 541.416.615 560.589.880 598.156.751
PDRB 3.227.485.200 3.347.157.945 3.486.633.689 3.598.399.159 3.759.547.615
Jumlah
1.491.912 1.503.917 1.518.678 1.531.040 1.548.685
Penduduk (Jiwa)
PDRB Per Kapita 2.163.321 2.225.627 2.295.835 2.350.297 2.427.574
Sumber: Pendapatan Regional Kabupaten Banyumas 2006

Berdasarkan PDRB atas dasar harga Konstan tahun 2006 juga dapat diketahui bahwa
struktur ekonomi Kabupaten Banyumas selama lima tahun terakhir, yaitu tahun 2002 - 2006
relatif tidak mengalami banyak perubahan. Sektor-sektor ekonomi yang mempunyai peranan
cukup besar dalam perekonomian dari tahun ke tahun tetap dimiliki oleh sektor pertanian,
industri, dan jasa. Walaupun memiliki proporsi kontribusi yang cukup besar dalam
perekonomian, sektor pertanian dan industri cenderung mengalami penurunan peran setiap
tahunnya. Apabila kedua sektor ini akan dipertahankan sebagai sektor unggulan, diperlukan
penanganan dan kebijakan khusus terhadap sektor pertanian dan sektor industri. Hubungan
keterkaitan antara sektor pertanian dengan sektor industri yaitu penurunan sektor pertanian
yang juga diikuti dengan penurunan sektor industri, menandakan keduanya tidak bersubstitusi,
penurunan sektor pertanian tidak dipindahkan ke sektor industri tetapi ke sektor lainnya.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-26

2.1.4 Profil Sosial dan Budaya

2.1.4.1 Kependudukan
Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Banyumas relatif rendah, terutama pada
tahun 2005 dan 2006 dimana laju pertumbuhan penduduk berturut-turut hanya 0,456% dan
0,449%. Dari tabel 2.31 diketahui laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2002 sampai dengan
tahun 2006 menunjukkan angka yang semakin menurun. Laju pertumbuhan penduduk tahun
2003 sebesar 1,029% atau bertambah 15.534 jiwa, tahun 2004 sebesar 0,878% atau
bertambah 13.384 jiwa, tahun 2005 sebesar 0,456% atau bertambah 7.014 jiwa, dan tahun
2006 sebesar 0,449% atau bertambah 6.953 jiwa. Dengan demikian rata-rata pertumbuhan
penduduk selama lima tahun dari tahun 2002-2006 hanya sebesar 0,703%. Hal ini
dikarenakan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat Kabupaten Banyumas akan arti
pentingnya program keluarga berencana dan tingkat pendidikan masyarakat yang semakin
membaik sehingga mempengaruhi usia perkawinan masyarakat yang bertambah dewasa.
Tabel 2.12
Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Banyumas
Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2002-2006

Tahun
No. Jenis Kelamin
2002 2003 2004 2005 2006
1. Laki-laki 753.138 761.151 767.988 771.075 775.056
2. Perempuan 756.229 763.750 770.297 774.224 777.196
3. Total 1.509.367 1.524.901 1.538.285 1.545.299 1.552.252
4. Laju
15.534 13.384 7.014 6.953
Pertumbuhan
(1,029%) (0,878%) (0,456%) (0,449%)
Penduduk
Sumber: Kabupaten Banyumas Dalam Angka Tahun 2006 (diolah)

Gambaran sosial ekonomi masyarakat dapat dilihat dari tingkat kepadatan penduduk
suatu wilayah. Atas dasar data di atas penyebaran penduduk Kabupaten Banyumas masih
terkonsentrasi di wilayah Kecamatan Purwokerto Timur, yaitu sebesar 10.662 dan yang
terendah adalah Kecamatan Purwojati dengan angka kepadatan penduduk sebesar 3.426.
Peningkatan kepadatan penduduk perlu diantisipasi dengan perencanaan tata ruang yang
tepat, karena penambahan infarstruktur yang tidak terencana dengan tepat dikhawatirkan akan
menimbulkan dampak yang tidak diinginkan di kemudian hari.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-27

Tabel 2.13
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Banyumas Tahun 2006

No. Kecamatan Jumlah Penduduk Kepadatan Penduduk


1 Lumbir 48.413 4.841
2. Wangon 72.137 6.011
3. Jatilawang 56.658 5.151
4. Rawalo 46.864 5.207
5. Kebasen 55.140 4.595
6. Kemranjen 65.533 4.369
7. Sumpiuh 55.747 3.982
8. Tambak 47.936 3.995
9. Somagede 35.603 3.956
10. Kalibagor 42.810 3.568
11. Banyumas 47.268 3.939
12. Patikraja 48.244 3.711
13. Purwojati 34.261 3.426
14. Ajibarang 87.641 5.843
15. Gumelar 48.682 4.868
16. Pekuncen 65.331 4.083
17. Cilongok 112.390 5.620
18. Karanglewas 53.678 4.129
19. Kedungbanteng 51.880 3.706
20. Baturraden 43.587 3.632
21. Sumbang 70.593 3.715
22. Kembaran 66.385 4.149
23. Sokaraja 72.979 4.054
24. Purwokerto
64.676 9.239
Selatan
25. Purwokerto
50.753 7.250
Barat
26. Purwokerto
63.971 10.662
Timur
27. Purwokerto
43.092 6.156
Utara
Jumlah 1.552.252
Sumber: Kabupaten Banyumas Dalam Angka, 2006

2.1.4.2 Kesehatan
Kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator sosial yang dapat digunakan
untuk melihat kemajuan pembangunan suatu daerah. Secara nasional kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan masih cukup tinggi. Hal ini diakibatkan masih kurang jumlah
sarana kesehatan yang ada dibandingkan dengan jumlah penduduk yang membutuhkannya.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-28

Pembangunan dibidang kesehatan bertujuan agar semua lapisan masyarakat dapat


memperoleh pelayanan kesehatan secara merata dan murah. Dengan tujuan tersebut
diharapkan akan tercapai derajat kesehatan masyarakat yang baik, yang pada gilirannya akan
meningkatkan produktifitas masyarakat yang bersangkutan.
Keberhasilan dalam penerapan hidup bersih dan sehat di masyarakat dapat diukur dari
berbagai indikator, dan tercermin dalam meningkatnya derajat kesehatan masyarakat. Adapun
capaian indikator tersebut menggunakan 2 indikator yaitu Indikator Kabupaten Sehat dan
Indikator Pelayanan Minimal (SPM).
a. Indikator Kabupaten Sehat

Kondisi indikator utama kesehatan Kabupaten Banyumas menunjukkan kondisi yang


fluktuatif. Hal tersebut dapat dilihat dari berbagai indikator seperti persentase Kunjungan
Ibu Hamil (KIH), angka kematian ibu, angka kematian bayi dan masalah gizi buruk.
Kunjungan Ibu Hamil dan masalah gizi buruk menunjukkan perkembangan yang semakin
baik dari tahun 2003 sampai dengan tahun 2007. Namun, Angka kematian ibu dan
angka kematian bayi masih menunjukkan kondisi yang masih perlu mendapatkan
perhatian, karena pada tahun 2007 justru menunjukkan peningkatan yang cukup
signifikan.
Tabel 2.14
Kondisi Kesehatan Keluarga dan Gizi Masyarakat

Indikator Tahun
No
Kesga dan Gizi 2003 2004 2005 2006 2007
1. Kunjungan ke- 84,04% 86,03% 80,96% 91,91% 93,52%
4 Bumil
2. Persalinan 93,11% 85,59% 86,68% 96,50% 98,06%
Nakes
3. Kematian Ibu 29 21 32 26 41
Angka 107.81/100.000 80.16/100.000 126.96/ 96.13/ 146/100.000
Kematian ibu KH KH 100.000KH 100.000KH KH
(AKI)
4. Kematian 216 257 62 280 270
Neonatal
Angka 8.03/1.000 KH 9.81/1.000 KH 2.46/1.000 10.35/1.000 10/1.000 KH
Kematian Bayi KH KH
(AKB)
5. Gizi Buruk 72 68 62 45 48
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-29

b. Indikator Kinerja Standar Pelayanan Minimal (SPM)


Keberhasilan pembangunan pada urusan kesehatan dapat dilihat dari
salah satu indikator keberhasilannya, yaitu kualitas pelayanan, yang terdiri dari
dua aspek, yaitu sarana kesehatan dan sumber daya aparatur kesehatan. Dua
aspek tersebut bertujuan untuk meningkatkan dan memelihara mutu pelayanan
kesehatan masyarakat. Untuk itu dalam rangka menuju Indonesia Sehat tahun
2010. Pemerintah kabupaten selalu berupaya untuk meningkatkan kuantitas
dan kualitas sarana dan prasarana kesehatan. Pemerintah kabupaten juga
senantiasa tanggap terhadap permasalahan yang ada sehingga mengutamakan
pelayanan dan kedekatan terhadap masyarakat. Untuk meningkatkan pelayanan
kesehatan Pemerintah Kabupaten Banyumas memantapkan keberadaan
puskesmas, revitalisasi posyandu serta pengembangan Badan Layanan Umum
Kesehatan.

2.14.3 Kesejahteraan Sosial


Untuk menghitung tingkat kesejahteraan, Badan Koordinasi Keluarga Berencana
Nasional (BKKBN) melakukan program yang disebut sebagai Pendataan Keluarga setiap
setahun sekali yang dilakukan dengan tujuan untuk memperoleh data dasar kependudukan
dan keluarga dalam rangka program pembangunan dan pengentasan kemiskinan. Data
kemiskinan dilakukan lewat pentahapan keluarga sejahtera yang dibagi menjadi lima tahap,
yaitu: Keluarga Pra Sejahtera (sangat miskin), Keluarga Sejahtera I (miskin), Keluarga
Sejahtera II, Keluarga Sejahtera III, Keluarga Sejahtera III plus. Tabel berikut memberikan
gambaran kondisi kesejahteraan masyarakat Kabupaten banyumas menurut tahapan keluarga
sejahtera :
Tabel 2.15
Penduduk Menurut Tahapan Keluarga Sejahtera

Tahun
Tahap Keluarga Sejahtera
2003 2004 2005 2006 2007
Pra Sejahtera 112.330 109.433 111.240 116.777 117.424
Sejahtera I 87.615 88.556 99.117 91.443 85.819
Sejahtera II 28.135 132.092 128.632 124.851 127.092
Sejahtera III 63.298 65.704 64.304 73.796 84.020
Sejahtera III+ 23.729 24.363 23.819 27.023 30.050
Sumber: BKCKB Kabupaten Banyumas

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-30

Kriteria yang ditetapkan BPS (Biro Pusat Statistik) tentang garis kemiskinan
ialah kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan makan 2.100 kalori perhari
perkapita. Mendasarkan pada kesepakatan antar Pemerintah Kabupaten/Kota di
Jawa Tengah tentang data kemiskinan. disebutkan bahwa angka kemiskinan
merujuk pada data yang dikeluarkan oleh BPS. Terkait dengan hal tersebut di atas.
maka BPS Kabupaten Banyumas mempublikasikan data keluarga miskin untuk
tahun 2006 berdasarkan 3 kriteria program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang
diberikan sebagai akibat kenaikan harga BBM kepada masyarakat penerima BLT.
yaitu Kepala Keluarga yang sangat miskin. Kepala Keluarga miskin dan hampir
miskin. Didalam program BLT tersebut. telah ditentukan yang jumlahnya 173.386 KK
dari 409.631 KK (42.33 % ) dengan rincian sebagai berikut:
 Kepala Keluarga sangat miskin sebanyak 9.511 KK (2.39%)
 Kepala Keluarga miskin sebanyak 81.356 KK (20.43 %)
 Kepala Keluarga hampir miskin sebanyak 82.620 KK (20.74%)
Tabel 2.16
Jumlah Penduduk Miskin

Tahun Jumlah Penduduk Perubahan Persentase


Miskin (jiwa) (jiwa) Perubahan (%)
2002 336.800 - -
2003 322.773 -14,027 -4.16
2004 325.200 2,427 0.75
2005 173.514 -151,686 - 46.64
2006 173.386 128 0.07
Sumber: BKCKB Kabupaten Banyumas

Pada hakekatnya indikator pendataan Keluarga Sejahtera menggunakan


perumusan konsep "Keluarga Sejahtera" yang lebih luas daripada sekedar definisi
kemakmuran atau kebahagiaan. Undang-Undang No. 10 tahun 1992 menyebutkan
bahwa Keluarga Sejahtera adalah keluarga yang dibentuk berdasarkan perkawinan
yang sah, mampu memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan material yang layak,
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras
dan seimbang antar anggota, serta antara keluarga dengan masyarakat dan
lingkungannya.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-31

Masalah kemiskinan dan pengangguran merupakan salah satu faktor


penghambat pembangunan pada suatu daerah. Dengan adanya penduduk miskin
pada suatu wilayah, akan berdampak pada adanya penyandang masalah
kesejahteraan sosial (PMKS). Demikian juga di Kabupaten Banyumas, terdapat
beberapa penyandang masalah kesejahteraan sosial seperti tampak pada tabel
dibawah ini:
Tabel 2.17
Perkembangan Penyandang Masalah kesejahteraan Sosial
di Kabupaten Banyumas Tahun 2003-2007

Jenis Masalah Tahun


No.
Kesejahteraan Sosial 2003 2004 2005 2006 2007
1. Lanjut usia terlantar 2.078 2.952 3.220 3.256 4.252
2. Anak terlantar 1.493 1.860 2.121 3.220 2.350
3. Keluarga miskin 71.403 75.366 164.146 173.398 173.398
4. Penyandang cacat 3.531 5.430 7.768 7.775 8.573
5. Tuna susila 226 241 269 271 323
6. Gelandangan 105 97 70 57 107
7. Pengemis 16 182 187 147 291
8. Bekas narapidana 1.261 1.035 1.207 992 730
Jumlah 80.113 87.163 178.988 189.116 189.733
Sumber: Kabupaten Banyumas Dalam Angka 2006

Jumlah penyandang masalah kesejahteraan sosial yang terbesar adalah


keluarga miskin. Jumlah Keluarga Miskin Kabupaten Banyumas terus mengalami
kenaikan, dengan kenaikan yang paling tinggi adalah pada tahun 2005, yaitu
sebesar 117.80 % (88.780 keluarga). Kenaikan jumlah Keluara Miskin pada tahun
2005 dan 2006 merupakan dampak dari adanya kebijakan pemerintah menaikkan
harga bahan bakar minyak (BBM) sebanyak dua kali.

2.1.4.4 Ketenagakerjaan
Pengangguran merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja dan
sedang aktif mencari pekerjaan, termasuk dalam kelompok menganggur ini adalah
mereka yang pernah bekerja atau sekarang sedang dibebastugaskan, tetapi sedang
menganggur dan aktif mencari pekerjaan. Jumlah pengangguran di Kabupaten

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-32

Banyumas cenderung mengalami peningkatan. terutama pada tahun 2007 yaitu


sebanyak 13.757 orang (10.10%).
Tabel 2.18
Jumlah Pengangguran di Kabupaten Banyumas
No. Tahun Pengangguran (orang) Perubahan (%)
1. 2004 136.475 -
2. 2005 135.318 -0.84
3. 2006 136.178 0.63
4. 2007 149.935 10.10
Sumber: Disnakertrans Kabupaten Banyumas Tahun 2008

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah suatu besaran yang merupakan persentase dari
jumlah pencari kerja terhadap jumlah angkatan kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di
Kabupaten Banyumas tahun 2006 sebesar 8.36%, dengan jumlah pengangguran laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan perempuan (8.48% berbanding 8.14%). Data Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 sebagai berikut:

Tabel 2.19
Data Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Tahun
No. Indikator
2002 2003 2004 2005 2006
1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Laki-laki 71,57 73,31 72,46 72,18 71,52
Perempu
41,71 42,02 39,15 41,28 39,94
an
Total 56,62 57,25 55,74 56,82 55,80
2. Tingkat Pengangguran Terbuka
Laki-laki 5,86 4,90 5,62 5,26 8,48
Perempu
4,34 5,85 3,86 4,55 8,14
an
Total 5,30 5,26 5,00 5,01 8,36
Sumber: Disnakertrans Kabupaten Banyumas Tahun 2008

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-33

Tingkat partisipasi angkatan kerja dari tahun 2002 hingga 2006 relatif tidak mengalami
perubahan, berkisar antara 55% hingga 57% secara berfluktuasi. Angka ini menggambarkan
rasio antara jumlah angkatan kerja terhadap jumlah tenaga kerja, sehingga terlihat dengan
jelas bahwa angkatan kerja laki-laki lebih besar jumlahnya bila dibandingkan dengan angkatan
kerja perempuan
Pemerintah Kabupaten Banyumas menginginkan adanya penurunan angka pengangguran
pada masa yang akan datang. Namun pada sisi lain dapat diketahui bahwa dengan adanya
kebijakan Pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak pada tahun 2005 sebanyak 2
(dua) kali. Kebijakan kenaikan BBM tersebut berdampak pada sektor industri dan sektor
ekonomi lainnya yang selanjutnya juga mempengaruhi jumlah penyerapan tenaga kerja yang
ada.
Permasalahan pokok ketenagakerjaan di Kabupaten Banyumas adalah rendahnya kualitas dan
produktifitas tenaga kerja, terbatasnya kesempatan kerja yang tersedia dan masih banyaknya
para pencari kerja yang belum tertampung di lapangan kerja yang tersedia, belum optimalnya
informasi pasar kerja dan bursa kerja, rendahnya pengetahuan, pemahaman dan pelaksanaan
peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan.

2.2 Kondisi Prasarana Bidang Cipta Karya


2.2.1 Sub Bidang Air Minum
Penggunaan air bersih dengan memanfaatkan air tanah dangkal harus mendapat ijin
pemompaan dan sebaiknya dikelola oleh pemerintah melalui PDAM, hal ini sangat diperlukan
untuk menjaga keberadaan dan kualitas air tanah itu sendiri. Untuk sumber air dangkal hampir
terdapat diwilayah Kabupaten Banyumas baik perkotaan maupun pedesaan. Pemanfatan
sumber air secara berlebihan akan mengakibatkan berkurangnya suplai air pada musim
kemarau, oleh karena itu pananaman hutan kembali sangat diperlukan.
Kondisi saat ini pelayanan air bersih di wilayah Kabupaten Banyumas yang ditangani
oleh PDAM masih dalam cakupan daerah perkotaan, meliputi: Kota Purwokerto, Kota
Kecamatan Sokaraja, Kota Kecamatan Kalibagor, Kota Kecamatan Ajibarang, Kota Kecamatan
Banyumas, Kota Kecamatan Baturraden, Kota Kecamatan Sumbang, Kota Kecamatan
Wangon, Kota Kecamatan Kembaran, Kota Kecamatan Purwojati dan Kota Kecamatan
Cilongok. Daerah perkotaan memiliki jumlah penduduk total sebesar 551.598 Jiwa namun total
penduduk yang sudah terlayani sebesar 243.594 jiwa dengan penggunaan sambungan rumah

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-34

sebesar 37.274 unit dan kran umum sebanyak 130 unit. Penduduk perkotaan di Kabupaten
Banyumas memanfaatkan jaringan perpipaan dari PDAM untuk mendapatkan air bersih.
Kuantitas cakupan air bersih daerah perkotaan di wilayah Kabupaten Banyumas dapat
dijelaskan pada tabel berikut ini:

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-35

Tabel 2.20
Cakupan Daerah Perkotaan di Wilayah Kabupaten Banyumas

No Kecamatan Jumlah Sambungan Rumah Kran Umum Jumlah Cakupan


Penduduk (SR) Penduduk
(Jiwa) Jumlah Penduduk Jumlah Penduduk Yang Terlayani (%)
Terlayani Terlayani (Jiwa)
1 Kota Purwokerto 226.682 24.428 146568 51 7650 154218 66,91
2 Kota Kec.Sokaraja 26.999 955 5730 1 150 5880 21,59
3 Kota Kec. Kalibagor 15.672 530 3180 - 0 3180 20,29
4 Kota Kec. Ajibarang 59.190 3.981 23886 10 1500 25386 42,04
5 Kota Kec. Banyumas 17.396 1.052 6312 6 900 7212 39,73
6 Kota Kec. Baturraden 26.754 640 3840 4 600 4440 15,85
7 Kota Kec. Sumbang 22.895 260 1560 1 150 1710 7,25
8 Kota Kec. Wangon 64.470 3.317 19902 34 5100 25002 36,14
9 Kota Kec. Kembaran 24.610 468 2808 - 0 2808 11,41
10 Kota Kec. Purwojati 34.730 1.134 6804 17 2550 9354 24,49
11 Kota Kec. Cilongok 32.200 509 3504 6 900 4404 11,35
Jumlah 551.598 37.274 224094 130 19500 243594
Sumber: Bappeda Kabupaten Banyumas Tahun 2006

Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa dari total jumlah penduduk perkotaan di Kabupaten Banyumas sebesar 551.598 jiwa, masyarakat
perkotaan yang sudah terlayani air bersih sebesar 243.594 jiwa atau sebesar 44,1 %. Sedangkan masyarakat perkotaan yang belum mendapatkan
pelayanan air bersih sebesar 308004 jiwa atau sekitar 55,9 %. Cakupan pelayanan air yang terbesar di Kota Purwokerto sedangkan cakupan
pelayanan air bersih terletak di Kota Kecamatan Sumbang. Isu strategis yang harus segera ditangani dalam penyediaan sarana dan prasarana air
bersih di daerah perkotaan menjadi tantangan PDAM untuk memberikan pelayanan secara optimal. Penyediaan air bersih di daerah perdesaan
dapat terlayani dengan pengadaan yang dilakukan secara individu dengan memanfaatkan sumber mata air maupun dengan sumur gali.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-36

Sistem pelayanan air bersih di perdesaan dengan menggunakan sumber mata air yang disalurkan
melalui jaringan utama dengan sistem grafitasi ditampung dalam reservoir yang didistribusikan ke
rumah tangga. Sedangkan jumlah total pelayanan air bersih di wilayah Kabupaten Banyumas dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.21
Jumlah Penduduk Kabupaten Banyumas Yang Dilayani Bidang Air Bersih Tahun 2006

No Kecamatan Jumlah Rumah Rumah (Unit) Rumah Rumah Tangga


Penduduk Tangga Jumlah Rumah Tangga Yang Yang Belum
(KK) Sehat Terlayani Air Terlayani Air
Bersih (KK) Bersih (KK)
1 Lumbir 48,440 14,498 12,147 1,992 11,100 3,398
2 Wangon 71,155 20,757 16,714 8,103 11,792 8,965
3 Jatilawang 60,665 14,923 13,847 8,428 8,922 6,001
4 Rawalo 46,826 13,347 11,760 7,005 9,015 4,332
5 Kebasen 56,015 15,027 13,346 4,985 8,923 6,104
6 Kemranjen 65,283 16,393 16,300 8,030 12,150 4,243
7 Sumpiuh 54,320 13,403 12,887 6,698 10,995 2,408
8 Tambak 45,494 11,453 8,560 4,552 7,275 4,178
9 Somagede 78,113 9,892 8,727 3,945 5,504 4,388
10 Kalibagor 40,873 10,741 10,451 7,699 4,810 5,931
11 Banyumas 44,423 12,715 10,200 6,758 7,945 4,770
12 Patikraja 49,436 13,818 12,484 9,126 9,965 3,853
13 Purwojati 35,224 9,917 8,729 5,305 7,892 2,025
14 Ajibarang 92,722 25,765 21,947 9,854 15,989 9,776
15 Gumelar 50,395 14,257 14,119 9,077 7,816 6,441
16 Pekuncen 66,589 18,603 15,118 9,150 13,331 5,272
17 Cilongok 108,275 28,792 25,973 15,786 16,326 12,466
18 Karanglewas 53,317 14,817 13,020 5,946 9,306 5,511
19 Kedungbanteng 50,994 13,507 10,886 4,713 9,672 3,835
20 Baturraden 44,764 12,779 12,004 8,905 8,012 4,767
21 Sumbang 77,585 20,364 17,338 7,212 9,403 10,961
22 Kembaran 64,925 17,024 15,336 8,468 9,963 7,061
23 Sokaraja 74,761 19,281 15,782 10,014 11,625 7,656
24 Purwokerto Selatan 62,299 15,909 14,914 10,518 5,179 10,730
25 Purwokerto Barat 50,073 12,232 10,325 9,528 10,699 1,533
26 Purwokerto Timur 61,953 13,417 11,730 10,712 11,303 2,114
27 Purwokerto Utara 42,973 10,890 10,212 7,500 8,513 2,377
Jumlah 1,597,892 414,521 364,856 210,009 263,425 151,096
Sumber: Dinas Cipta Karya, Kebersihan dan Tata Ruang Kabupaten Banyumas Tahun 2006

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-37

Berdasarkan jumlah total pemanfaatan air baku di Kabupaten Banyumas harus digunakan seoptimal
mungkin karena keberadaannya sangat vital bagi kehidupan manusia dan makhluk lainnya. Air baku
ini pada umumnya dibagi dalam 3 kelompok yakni : air permukaan, air tanah dangkal dan air tanah
dalam.
Cakupan pelayanan air minum yang dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kabupaten Banyumas cenderung mengalami kenaikan. Pada tahun 2006 jumlah air yang disalurkan
mencapai 11.383.923 m3. Saat ini pelayanan air bersih telah dilakukan terhadap beberapa jenis
pelanggan, mulai dari rumah tangga, bisnis, tempat peribadatan, instansi pemerintah, dan lain-lain.
Mengingat kebutuhan akan air bersih merupakan kebutuhan pokok masyarakat luas, maka
peningkatan pelayanan air minum perlu dilakukan. Kebutuhan air bersih pada masa mendatang
menjadi tanggung jawab dan perhatian pemerintah untuk menjamin hak setiap orang dalam
mendapatkan air minum sebagai kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupan
yang sehat dan bersih.
Permasalahan pokok yang dihadapi berkaitan dengan air bersih adalah masih banyak
penduduk atau rumah tangga yang belum mendapatkan air bersih dan masih rendahnya kinerja
pelayanan air bersih, yaitu belum meratanya sistem jaringan air bersih dan masih minimnya
kapasitas air bersih, terutama pada musim kemarau yang berdampak terhadap penghentian
penyaluran air secara bergilir di beberapa wilayah Kabupaten Banyumas.
Tabel 2.22
Banyaknya Pelanggan Air Bersih
No. Tahun Jumlah Pelanggan Air yang Disalurkan (m3)
1. 2002 32.388 8.888.878
2. 2003 33.559 9.281.780
3. 2004 35.419 9.798.741
4. 2005 37.006 10.681.927
5. 2006 37.902 11.383.923
Sumber: PDAM Kabupaten Banyumas

Pembangunan sarana air bersih hingga saat ini di Kabupaten Banyumas khususnya
perdesaan sejak tahun 1993 sudah menangani sebanyak 117 lokasi. Pembangunan sarana air
bersih yang dilakukan bersumber dari dana APBN, APBD I dan APBD II, serta PABL MPR, SE AB,

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-38

DAK Air Bersih. Selama 3 tahun terakhir investasi Pemerintah Kabupaten Banyumas di bidang air
bersih sebesar Rp. 9.954.573.000 dengan target terlayani 87.558 jiwa maka nilai investasi air bersih
sebesar Rp. 113.690/ jiwa.
Potensi sumber mata air belum dimanfaatkan secara optimal dan belum tertangani secara
keseluruhan, namun banyak lokasi yang rawan air bersih tetapi belum ditemukan sumber mata air
yang dapat dimanfaatkan. Kendala untuk suplai air bersih dapat diupayakan dengan eksplorasi air
tanah dalam. Namun strategi tersebut membutuhkan dana besar dan rentan berdampak besar dan
penting terhadap kelestarian lingkungan.

2.2.2 Sub Bidang Sampah


Persampahan di Kabupaten Banyumas khususnya di wilayah perkotaan Purwokerto dikelola
oleh pemerintah, sedangkan di wilayah pedesaan umumnya lebih banyak dikelola oleh masyarakat
sendiri. Volume sampah perkotaan dari tahun ke tahun mengalami kenaikan sejalan dengan makin
bertambahnya jumlah dan aktivitas penduduk. Perkembangan jumlah penduduk di Kota Purwokerto
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.23
Jumlah Penduduk Kota Purwokerto Tahun 2001-2005

No Kecamatan Jumlah Penduduk (Jiwa)


2001 2002 2003 2004 2005
1 Purwokerto Selatan 61539 62393 63244 63984 64607
2 Purwokerto Utara 44452 45099 45553 46595 42274
3 Purwokerto Barat 49147 49456 50085 50776 50980
4 Purwokerto Timur 63149 63340 63781 64068 64263
Jumlah 220288 222290 224666 227427 224129
Sumber: BPS Kabupaten Banyumas Tahun 2005

Permasalahan persampahan yang utamanya terjadi di wilayah perkotaan Purwokerto antara


lain adalah berkaitan dengan masih rendahnya cakupan pelayanan persampahan, bertambahnya
volume sampah dan belum optimalnya tingkat kesadaran masyarakat tentang kebersihan.
Timbulan sampah perkotaan dapat ditentukan oleh beberapa faktor antara lain tersedianya sarana
dan prasarana yang dipergunakan penduduk dalam memenuhi kebutuhannya. Berdasarkan kondisi
eksisting dapat diketahui timbulan sampah perkapita permukiman Kota Purwokerto sebesar 2,4176
liter/orang/hari atau 0,4176 kg/orang/hari. Dengan penduduk Kota Purwokerto pada tahun 2006

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-39

sebesar 229.860 jiwa maka dapat diprediksi besarnya timbulan sampah kota yang harus dikelola
sebesar 555,703 m3/ hari. Untuk menangani timbulan sampah kota tersebut maka dilakukan upaya
dengan menambahkan berbagai sarana kebersihan, baik berupa gerobak sampah, kontainer, truck
kontainer, drum truck, dan sebagainya. Jumlah TPA yang pada tahun 2003 hanya ada 1 unit,
meningkat jumlahnya menjadi 4 unit pada tahun 2004. Kondisi persampahan di wilayah Kabupaten
Banyumas dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 2.24
Perkembangan Persampahan di Wilayah Kabupaten Banyumas

Tahun
No. Kondisi
2002 2003 2004 2005 2006
1. Volume sampah/hari (m3) 575 600 600 650 556
2. Sampah terangkut (m3) 500 535 535 590 282
3. Daerah Pelayanan (Ha) 3.858 3.858 3.858 3.858 4.722
4. TPA (buah) 1 1 4 4 4
Sumber: Banyumas Dalam Angka Tahun 2006

Pelayanan pengelolaan persampahan di Kota Purwokerto meliputi 27 Kelurahan. Salah satu


bentuk pelayanan persampahan dengan adanya sarana TPS, transfer depo dan kontainer.
Berdasarkan timbulan sampah Kota Purwokerto tahun 2006 sebesar 555,703 m 3/ hari, sedangkan
volume sampah yang masuk ke TPA sebesar 282 m3/ hari maka prosentase pelayanan sampah yang
masuk ke TPA mencapai 50,75%. TPA yang saat ini yang digunakan adalah TPA Gunung Tugel
yang berada Desa Kedung Randu Kecamatan Patikraja dengan luas 5,4 hektar dan memiliki daya
tampung sekitar 1,5 juta m3. Waktu rencana pemakaian tahun 1983-2003 dengan luas area yang
telah terpakai 3,5 hektar. Secara lokasi, TPA Gunungtugel berjarak 10 km dari pusat kota dan jarak
dari permukiman terdekat 100 m serta jarak dari badan air 250 m. TPA Gunungtugel didesain
sebagai sebuah TPA dengan sistem Controlled Landfill namun dalam prakteknya kondisi eksisting
menunjukan sistem open dumping yang memiliki resiko pencemaran air dan udara yang sangat
tinggi. Permasalahan atau kendala penanganan persamapahan di Kabupaten Banyumas antara lain:
1. Kurang efektifnya pengolahan sampah di TPA karena masih menggunakan teknik open dumping

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-40

2. Kurang berfungsinya sarana TPA, seperti sarana pengumpul lindi, pengumpul gas, pengolah
lindi dan drainase TPA.
1. Kurangnya SDM bagi pengoperasian TPA yang ideal
2. Tidak adanya SOP Pengelolaan TPA
3. Kurangnya alat berat bagi operasional TPA
4. Lokasi TPA yang dekat dengan permukiman menimbulkan dampak kesehatan dan pencemaran.

2.2.3 Sub Bidang Air Limbah


Kondisi eksisting air limbah di wilayah Kabupaten Banyumas menunjukan sudah tersedia
sarana sanitasi yang mendukung kegiatan penduduk, terutama sudah adanya jamban keluarga yang
disediakan sendiri namun masih penyediaan sarana jamban keluarga kurang melayani seluruh
penduduk di wilayah Kabupaten Banyumas. Berdasarkan kondisi eksisting tingkat sanitasi penduduk
di wilayah Kabupaten Banyumas dapat dikategorikan rendah. Hal tersebut diperkuat dengan
minimnya sarana sanitasi dan masih belum tersedianya prasarana air limbah yang memadai dengan
tidak dalam satu saluran dengan prasarana drainase.
Jumlah penduduk Banyumas pada Tahun 2006 sebesar 1.597.892 jiwa dengan jumlah
rumah tangga sebesar 414.521 KK. Jumlah rumah tangga yang telah memiliki sarana sanitasi
sebesar 172.967 KK, sedangkan rumah tangga yang belum memiliki sarana sanitasi sebesar
241.554 KK. Kondisi tersebut terkait dengan jumlah rumah sehat di wilayah Kabupaten Banyumas
sebesar 210.009 unit. Kondisi sarana sanitasi yang telah tersedia di Kabupaten Banyumas yang
dikaitkan dengan jumlah permukiman sehat dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-41

Tabel 2.25
Jumlah Rumah Sehat dan Ketersediaan Sarana Sanitasi Kabupaten Banyumas Tahun 2006
Rumah Jamban Keluraga KK Dgn KK Yang Belum
No Kecamatan Jumlah KK Jumlah Rumah Sendiri MCK Umum Jamban KU Jamak Jamban Terlayani Jamban
Penduduk Sehat Kelurga Keluarga
1 Lumbir 48,440 14,498 12,147 1,992 2,002 - 191 - 2,680 11,818
2 Wangon 71,155 20,757 16,714 8,103 6,301 76 343 35 8,503 12,254
3 Jatilawang 60,665 14,923 13,847 8,428 6,793 93 79 44 6,994 7,929
4 Rawalo 46,826 13,347 11,760 7,005 6,890 - 38 - 7,088 6,259
5 Kebasen 56,015 15,027 13,346 4,985 5,677 - - - 6,934 8,093
6 Kemranjen 65,283 16,393 16,300 8,030 5,982 75 48 - 6,602 9,791
7 Sumpiuh 54,320 13,403 12,887 6,698 7,792 - - - 7,990 5,413
8 Tambak 45,494 11,453 8,560 4,552 6,825 20 26 425 6,761 4,692
9 Somagede 78,113 9,892 8,727 3,945 3,824 14 14 - 3,982 5,910
10 Kalibagor 40,873 10,741 10,451 7,699 3,413 - 10 - 3,423 7,318
11 Banyumas 44,423 12,715 10,200 6,758 5,486 1 137 - 5,431 7,284
12 Patikraja 49,436 13,818 12,484 9,126 7,158 6,198 115 - 8,227 5,591
13 Purwojati 35,224 9,917 8,729 5,305 3,451 10 2 - 4,884 5,033
14 Ajibarang 92,722 25,765 21,947 9,854 7,372 21 47 2 8,189 17,576
15 Gumelar 50,395 14,257 14,119 9,077 5,598 9 - - 6,125 8,132
16 Pekuncen 66,589 18,603 15,118 9,150 5,400 16 11 9 6,726 11,877
17 Cilongok 108,275 28,792 25,973 15,786 7,475 481 186 2,129 11,592 17,200
18 Karanglewas 53,317 14,817 13,020 5,946 4,532 2 164 - 5,384 9,433
19 Kedungbanteng 50,994 13,507 10,886 4,713 2,540 3 - 12 2,550 10,957
20 Baturraden 44,764 12,779 12,004 8,905 2,720 8 - 21 6,455 6,324
21 Sumbang 77,585 20,364 17,338 7,212 5,140 2 - 1 4,856 15,508
22 Kembaran 64,925 17,024 15,336 8,468 5,758 6 12 - 5,967 11,057
23 Sokaraja 74,761 19,281 15,782 10,014 4,956 - - 18 7,129 12,152
24 Purwokerto Selatan 62,299 15,909 14,914 10,518 5,349 63 93 18 5,607 10,302
25 Purwokerto Barat 50,073 12,232 10,325 9,528 4,918 11 - 2 5,319 6,913
26 Purwokerto Timur 61,953 13,417 11,730 10,712 7,202 35 57 - 9,178 4,239
27 Purwokerto Utara 42,973 10,890 10,212 7,500 8,400 10 4 - 8,391 2,499
Jumlah 1,597,892 414,521 364,856 210,009 148,954 7,154 1,577 2,716 172,967 241,554
Sumber: Dinas Cipta Karya, Kebersihan dan Tata Ruang Kabupaten Banyumas Tahun 2006

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-42

Berdasarkan kondisi pelayanan sarana dan prasarana air limbah dapat diketahui secara
umum jumlah rumah tangga yang sudah memanfaatkan sarana sanitasi, berupa jamban keluarga
sebesar 172.967 KK atau sekitar 41,7%. Sedangkan sarana jamban keluarga yang perlu
disediakan sebesar 58,3%.

2.2.4 Sub Bidang Drainase


Kondisi sarana dan prasarana drainase secara umum belum terlayani secara optimal di
Kabupaten Banyumas, baik berupa fisik maupun kondisi jaringan. Permasalahan drainase di
Kabupaten Banyumas merupakan permasalahan yang cukup serius, terutama bagi Kota
Purwokerto sebagai pusat pemerintahan dan perdagangan di Kabupaten Banyumas.
Kota Purwokerto berada pada Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu yang di dalamnya
terdapat beberapa anak sungai Serayu antara lain: Kali Jengok, Kali Bogor, Kali Banjaran yang
terletak di sebelah barat kota, sedangkan Kali Kranji, Kali Pelus dan Kali Bakal di sebelah timur
kota.
Sistem drainase Kota Purwokerto yang berfungsi sebagai saluran drainase makro
terutama adalah sungai-sungai tersebut. Aliran sungai membelah kota dari arah Utara ke Selatan
dan selanjutnya bermuara di sungai Serayu. Mengingat kondisi topografi dimana banyak saluran
drainase alami dengan kemiringan yang cukup untuk mengalirkan air. Kondisi prasarana drainase
di wilayah Kabupaten Banyumas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.26
Jumlah Prasarana Drainase Permukiman di Kabupaten Banyumas
Luas Jumlah Rumah Drainase (m )
Perumahan
No Kecamatan Wilayah Penduduk Tangga
(unit) Sal. Tanah Pasangan Panjang
(KM2) (Jiwa) (Unit)
1 Lumbir 102.66 48,440 14,498 13,128 77,850 890 78,740
2 Wangon 60.78 71,155 20,757 18,246 20,725 7,420 28,145
3 Jatilawang 48.16 60,665 14,923 15,033 23,217 22,360 45,577
4 Rawalo 49.64 46,826 13,347 11,840 35,972 1,700 37,672
5 Kebasen 54.00 56,015 15,027 13,972 13,808 10,170 23,978
6 Kemranjen 60.71 65,283 16,393 17,147 8,985 2,100 11,085
7 Sumpiuh 60.01 54,320 13,403 14,138 54,085 13,400 67,485
8 Tambak 52.02 45,494 11,453 11,282 32,597 8,575 41,172
9 Somagede 40.11 78,113 9,892 9,161 9,797 6,145 15,942
10 Kalibagor 35.37 40,873 10,741 8,469 24,540 2,920 27,460
11 Banyumas 38.09 44,423 12,715 10,582 22,423 7,221 29,644
12 Patikraja 43.23 49,436 13,818 12,306 46,629 17,423 64,052
13 Purwojati 37.86 35,224 9,917 13,584 147,070 1,300 148,370
14 Ajibarang 66.53 92,722 25,765 20,848 69,171 29,905 99,076

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-43

Luas Jumlah Rumah Drainase (m )


Perumahan
No Kecamatan Wilayah Penduduk Tangga
(unit) Sal. Tanah Pasangan Panjang
(KM2) (Jiwa) (Unit)
15 Gumelar 93.93 50,395 14,257 13,968 75,965 2,830 78,795
16 Pekuncen 92.70 66,589 18,603 16,589 80,954 9,742 90,696
17 Cilongok 105.34 108,275 28,792 30,617 121,610 28,865 150,475
18 Karanglewas 32.50 53,317 14,817 12,620 29,860 15,677 45,537
19 Kedungbanteng 60.24 50,994 13,507 19,100 36,776 15,957 52,733
20 Baturraden 45.53 44,764 12,779 10,974 4,905 26,487 31,392
21 Sumbang 52.23 77,585 20,364 18,125 17,141 9,256 26,397
22 Kembaran 25.92 64,925 17,024 16,663 1,500 12,896 14,396
23 Sokaraja 29.92 74,761 19,281 17,859 6,598 16,776 23,374
24 Purwokerto Selatan 13.76 62,299 15,909 7,718 - 15,710 15,710
25 Purwokerto Barat 7.40 50,073 12,232 6,464 - 11,220 11,220
26 Purwokerto Timur 8.42 61,953 13,417 14,181 - 20,763 20,763
27 Purwokerto Utara 9.01 42,973 10,890 7,469 - 38,679 38,679
Jumlah 1,326.07 1,597,892 414,521 382,083 962,178 356,387 1,318,565
Sumber: Dinas Cipta Karya, Kebersihan dan Tata Ruang Kabupaten Banyumas

Beberapa lokasi di Kota Purwokerto pada musim hujan sering timbul permasalahan adanya
genangan air (banjir) dari air hujan maupun luapan air sungai yang banyak terdapat di dalam kota.
Salah satu faktor penyebab genangan air/ banjir adalah kurangnya prasarana drainase kota.

2.2.5 Sub Bidang Tata Bangunan Lingkungan


Dalam identifkasi bidang Penataan Bangunan dan Lingkungan di wilayah Kabupaten
Banyumas sangat erat keterkaitannya dengan bangunan atau benda yang dikategorikan sebagai
cagar budaya ataupun bersejarah yang patut dipertahankan eksistensinya dan membutuhkan
dukungan segala pihak, terutama Pemerintah Kabupaten Banyumas. Bangunan dan Lingkungan
yang dikategorikan sebagai cagar budaya yang harus dilestarikan antara lain:

Tabel 2.27
Identifikasi Bangunan dan Lingkungan Tradisional/ Bersejarah Kabupaten Banyumas
No Bangunan/ Benda Lokasi Jenis Cagar Budaya Dukungan Pemda
1. Situs Prasejarah Cilongok Kec. Cilongok Situs
2. Situs Batur Agung Desa Baseh Kec. Kedung Banteng Situs
3. Situs Batu Menhir Desa Linggasari Kec. Kembaran Situs
4. Situs Watu Gatel Desa Karangmangu Kec. Situs
Baturraden
5. Situs Menhir Kec. Sumbang Situs

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-44

No Bangunan/ Benda Lokasi Jenis Cagar Budaya Dukungan Pemda


6. Candi Ronggeng Desa Gandatapa Kec. Sumbang Candi
7. Situs Watu Banteng Desa Kramat Kec. Kembaran Situs
8. Kawedanan Desa Plana Kec. Somagede Gedung
9. SMU 2 Purwokerto Jl. Gatot Subroto 69 Purwokerto Gedung
10. Kawasan Komplek Tangsi Jl. Palem Purwokerto Rumah Tinggal
Purwokerto
11. Pengadilan Militer II-11 Jl. Palem Purwokerto Gedung
12. SMP 1 Purwokerto Jl. Jend Sudirman Purwokerto Gedung
13. Kantor Pemkab Jl. Alun-alun Purwokerto Gedung
Banyumas
14. Rumah Dinas Pemkab Jl. Alun-alun Purwokerto Rumah Tinggal
15. Pendopo Kabupaten Jl. Alun-alun Purwokerto Bangunan
16. Rumah Tradisional Rejasari, Purwokerto Rumah Adat
17. Makam Syeh Pasir, Karanglewas Pemakaman
Magdumwali
18. Stasiun Purwokerto Jl. Stasiun Purwokerto Bangunan
19. Kelenteng Hok Tio Bio Jl. Vihara Purwokerto Bangunan
20. Kelenteng Hok Tio Bio Jl. Gatot Subroto Sokaraja Bangunan
Sokaraja
21. Kawasan Pecinan Jl. Gatot Subroto Sokaraja Rumah Tinggal
22. Kawasan Pecinan Jl. Pungkuran Banyumas
Sumber: Bappeda Kabupaten Banyumas Tahun 2008

Kejadian kebakaran di Provinsi Jawa Tengah terjadi setiap tahunnya, dimana kebakaran
tersebut disebabkan oleh faktor ulah manusia, alam, dan listrik. Berikut ini banyaknya kejadian
kebakaran di Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah dapat diuraikan pada tabel berikut ini

Tabel 2.28
Banyak Kejadian Kebakaran
Tahun 2003-2006 di Provinsi Jawa Tengah

No Kabupaten/Kota Kejadian
Kebakaran
1 Kab. Cilacap 11
2 Kab. Banyumas 45
3 Kab. Purbalingga 28
4 Kab. Banjarnegara 16
5 Kab. Kebumen 6

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-45

No Kabupaten/Kota Kejadian
Kebakaran
6 Kab. Purworejo 9
7 Kab. Wonosobo 22
8 Kab. Magelang 17
9 Kab. Boyolali 10
10 Kab. Klaten 11
11 Kab. Sukoharjo 8
12 Kab. Wonogiri 6
13 Kab. Karanganyar 2
14 Kab. Sragen 21
15 Kab. Grobogan 27
16 Kab. Blora 8
17 Kab. Rembang 5
18 Kab. Pati 6
19 Kab. Kudus 3
20 Kab. Jepara 1
21 Kab. Demak 12
22 Kab. Semarang 15
23 Kab. Temanggung 14
24 Kab. Kendal 14
25 Kab. Batang 3
26 Kab. Pekalongan 7
27 Kab. Pemalang 12
28 Kab. Tegal 6
29 Kab. Brebes 13
30 Kota Magelang 8
31 Kota Surakarta 6
32 Kota Salatiga 4
33 Kota Semarang 5
34 Kota Pekalongan 1
35 Kota Tegal -
Jumlah 382
Sumber: Jawa Tengah dalam Angka Tahun 2006

Pada tabel di atas dapat diketahui dengan jelas jumlah kejadian kebakaran pada
kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah. Untuk kejadian kebakaran yang paling banyak sering
terjadi adalah di Kabupaten Banyumas dengan jumlah kejadian sebanyak 45 kali kebakaran.
Sedangkan jumlah kejadian kebakaran paling sedikit atau tidak pernah mengalami kebakaran
adalah Kota Tegal. Berdasarkan data tersebut sudah selayaknya bangunan gedung di Kabupaten
Banyumas memiliki sistem pencegahan bahaya kebakaran.

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-46

2.2.6 Sub Pengembangan Permukiman


2.2.6.1 Jumlah Rumah dan Rumah Tangga
Rumah tangga yang ada di Kabupaten Banyumas belum seluruhnya memiliki rumah
tinggal sendiri, meski dimungkinkan juga ada rumah tangga/keluarga yang memiliki lebih dari satu
rumah tinggal. Back log rumah adalah jumlah kekurangan rumah yang didapat dari selisih antara
jumlah rumah tangga/keluarga dan jumlah rumah eksisting. Data mengenai jumlah rumah, jumlah
rumah tangga (KK), dan back log rumah dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.29
Jumlah Ketersediaan Rumah di Kabupaten Banyumas Tahun 2006
Jumlah Rumah Tangga
Jumlah Rumah Jumlah Rumah Tangga Yang Yang Belum Memiliki
No Kecamatan Tangga (KK) Sudah Memiliki Rumah (KK) Rumah (KK)
1 Lumbir 14475 12.972 1,503
2 Wangon 18622 16,482 2,140
3 Jatilawang 15158 15,029 129
4 Rawalo 13442 13,266 176
5 Kebasen 13934 13,760 174
6 Kemranjen 16976 15,066 1,910
7 Sumpiuh 12975 12,411 564
8 Tambak 11971 11,741 230
9 Somagede 9596 9,183 413
10 Kalibagor 13307 13,130 177
11 Banyumas 12817 12,318 499
12 Patikraja 14123 14,112 11
13 Purwojati 9736 9,344 392
14 Ajibarang 25737 24,527 1,210
15 Gumelar 14466 14,006 460
16 Pekuncen 19203 17,454 1,749
17 Cilongok 29918 29,515 403
18 Karanglewas 15215 12,146 3,069
19 Kedungbanteng 13700 13,525 175
20 Baturraden 11826 10,229 1,597
21 Sumbang 20606 18,329 2,277
22 Kembaran 18294 13,590 4,704
23 Sokaraja 20968 14,239 6,729
24 Purwokerto Selatan 15765 15,132 633
25 Purwokerto Barat 12785 10,006 2,779
26 Purwokerto Timur 14095 11,886 2,209
27 Purwokerto Utara 10770 8,505 2,265
Jumlah 420480 381,903 38,577
Sumber: Bappeda Kabupaten Banyumas Tahun 2007

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-47

Untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat, Pemerintah Kabupaten Banyumas perlu


menyediakan sarana perumahan yang layak. Hal tersebut dapat dilakukan dengan beberapa
kebijakan, misalnya mengembangkan pola kemitraan dengan pihak pengembang perumahan
untuk memenuhi kebutuhan perumahan bagi masyarakat menengah kebawah. Sedangkan untuk
pemenuhan kebutuhan perumahan bagi masyarakat menengah ke atas sudah dilakukan oleh
pengembang swasta.
Dilihat dari jenis dindingnya, sebagian besar rumah di Kabupaten Banyumas telah
menggunakan dinding tembok atau berupa gedung dan sebagian gedung, yaitu sebanyak 205.684
unit (57%). Sedangkan yang masih menggunakan dinding kayu dan bambu adalah sebanyak
152.423 (43%). Berikut kondisi permukiman berdasarkan ketersediaan air bersih dapat diuraikan
sebagai berikut:

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-48

Tabel 2.30
Kondisi Permukiman Berdasarkan Ketersediaan Sarana Air Bersih

Luas Luas Kondisi Sumber Air Minum (unit) rumah


Wilayah Permukiman Jumlah Rumah Rumah Sehat terlayani air
No Kecamatan (Ha) (Ha) (Unit) (Unit) sumur sungai/ bersih
ledeng pompa sumur gali waduk
1 Lumbir 10226 509 12,972 2122 30 15 3992 5605 9642
2 Wangon 6078 1041 19,913 8416 4384 17 5492 6137 16030
3 Jatilawang 4816 809 15,773 8649 335 49 9100 4925 14409
4 Rawalo 4964 773 12,819 6536 0 8 9068 5255 14331
5 Kebasen 5399 1542 14,373 4540 0 17 8310 2763 11090
6 Kemranjen 6071 787 17,076 9089 36 27 9086 3949 13098
7 Sumpiuh 6001 746 13,623 5780 0 7 7044 4615 11666
8 Tambak 5203 321 12,473 6247 0 22 6880 3305 10207
9 Somagede 4011 186 10,230 5448 31 16 4298 2772 7117
10 Kalibagor 3573 1025 13,130 6250 647 21 4995 6388 12051
11 Banyumas 3809 417 12,318 7942 2284 28 3942 3544 9798
12 Patikraja 4323 556 14,112 9145 82 12 6429 4270 10793
13 Purwojati 3786 826 9,344 3872 991 4 4824 2004 7823
14 Ajibarang 6653 581 24,527 18940 3884 27 4253 5668 13832
15 Gumelar 9395 870 14,006 4468 0 13 4371 6201 10585
16 Pekuncen 9270 917 17,454 10326 931 19 3902 4430 9282
17 Cilongok 10534 1130 29,515 16266 3200 10 7246 8508 18964
18 Karanglewas 3248 983 14,711 4656 1061 7 4393 4800 10261
19 Kedungbanteng 6022 537 12,932 5386 1009 19 3617 4891 9536
20 Baturraden 4553 341 11,808 8675 1496 30 5804 1903 9233
21 Sumbang 5342 576 19,888 10339 485 207 6544 6976 14212
22 Kembaran 2592 326 18,106 13220 1605 44 10122 5319 17090
23 Sokaraja 2992 592 19,061 10793 906 47 12105 5053 18111
24 Purwokerto Selatan 1375 922 17,369 11424 15322 14 3474 5893 24703
25 Purwokerto Barat 740 384 13,024 11854 4107 11 5295 893 10306

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-49

Luas Luas Kondisi Sumber Air Minum (unit) rumah


Wilayah Permukiman Jumlah Rumah Rumah Sehat terlayani air
No Kecamatan (Ha) (Ha) (Unit) (Unit) sumur sungai/ bersih
ledeng pompa sumur gali waduk
26 Purwokerto Timur 842 542 14,409 11679 9005 14 5294 1089 15402
27 Purwokerto Utara 901 477 10,818 9602 3878 14 6145 1096 11133
Jumlah 132759 18716 415,784 231664 55709 719 166005 118252 340685
Sumber: Bappeda Kabupaten Banyumas Tahun 2008

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-50

Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013

Anda mungkin juga menyukai