BAB II
GAMBARAN UMUM DAN KONDISI WILAYAH
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-2
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-3
2.1.1.3 Topografi
Karakteristik topografi di wilayah Kabupaten Banyumas identik dengan kondisi ketinggian
lahan dan kemiringan lahan. Wilayah Kabupaten Banyumas berdasarkan ketinggian lahan dapat
diuraikan sebagai berikut:
1. Dataran rendah dengan ketinggian 0 – 25 meter di atas permukaan laut (dpl) memiliki luas
26.724,4 ha atau 20,13% dari luas wilayah Kabupaten Banyumas. Wilayah yang berada pada
ketinggian ini meliputi Kecamatan Jatilawang, Kecamatan Kebasen, Kecamatan Rawalo,
Kecamatan Tambak, sebagian Kecamatan Kalibagor, sebagian Kecamatan Karanglewas,
sebagian kecamatan Kemranjen, sebagian Kecamatan Sokaraja, dan sebagian Kecamatan
Sumpiuh.
2. Dataran perbukitan dengan ketinggian >25 - 100 meter dpl memiliki luas 42.310,30 ha atau
31,87% dari luas wilayah Kabupaten Banyumas. Wilayah yang berada pada ketinggian ini
meliputi Kecamatan Kembaran, Kecamatan Lumbir, Kecamatan Patikraja, Kecamatan
Purwojati, Kota Purwokerto, Kecamatan Wangon, sebagian Kecamatan Kalibagor, sebagian
Kecamatan Kedungbanteng, sebagian Kecamatan Karanglewas, sebagian Kecamatan
Somagede, sebagian Kecamatan Sumbang, dan sebagian Kecamatan Sokaraja.
3. Dataran tinggi dengan ketinggian >100 – 500 meter dpl memiliki luas 40.385,3 ha atau 30,42%
dari luas wilayah Kabupaten Banyumas. Wilayah yang berada pada ketinggian ini meliputi
Kecamatan Ajibarang, Banyumas, sebagian Kecamatan Baturraden, sebagian Kecamatan
Cilongok, sebagian Kecamatan Pekuncen, dan sebagian Kecamatan Somagede.
4. Dataran dengan ketinggian >500 – 1000 meter dpl memiliki luas 17.364,9 ha atau 13,08% dari
luas wilayah Kabupaten Banyumas. Wilayah yang berada pada ketinggian ini meliputi sebagian
Kecamatan Gumelar, sebagian Kecamatan Kedungbanteng, sebagian Kecamatan Pekuncen,
sebagian Kecamatan Cilongok, sebagian Kecamatan Baturraden dan sebagian Kecamatan
Sumbang.
5. Dataran dengan ketinggian >1000 meter dpl memiliki luas 5.974,1 ha atau 4,50% dari luas
wilayah Kabupaten Banyumas. Wilayah yang berada pada ketinggian ini meliputi sebagian
Kecamatan Baturraden, sebagian Kecamatan Cilongok, sebagian Kecamatan Pekuncen dan
sebagian Kecamatan Sumbang.
Kondisi ketinggian lahan di wilayah Kabupaten Banyumas secara terinci dapat dilihat pada
gambar berikut ini:
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-4
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-5
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-6
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-7
2.1.1.4 Geologi
Kondisi geologi Kabupaten Banyumas secara stratigrafi dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Endapan Aluvial/Aluvium merupakan formasi endapan aluvial atau aluvium menempati porsi
yang cukup besar di wilayah selatan Kabupaten Banyumas dengan wilayah penyebarannya
meliputi di Kecamatan Kemranjen, Kecamatan Sumpiuh, Kecamatan Tambak, Kecamatan
Rawalo, Kecamatan Jatilawang dan Kecamatan Wangon dengan luasnya sebesar 31.744
hektar.
b. Endapan Gunung Api merupakan formasi endapan gunung api dapat dipisahkan menjadi tiga
kelompok satuan batuan yaitu:
Endapan Lahar Gunung Api, terdiri dari bahan-bahan tak mengeras mengandung bongkah-
bongkah batuan gunung api bergaris tengah 10 – 15 cm bersusun andesit sampai basalt
meliputi daerah landai dan datar yang tersebar dari Ajibarang ke arah timur Pasirkidul
sampai Sumbang 31.376 hektar.
Endapan Lava Gunung Slamet, merupakan aliran lava andesit berongga rongga yang
berasal dari Gunung Slamet terutama di lereng timur yang tersebar dari Baturraden ke arah
utara hingga Gunung Slamet 4.960 hektar .
Batuan gunung api tak terurai, terdiri dari breksi, lava, lapili dan tufa dari gunung api dan
pusat-pusat erupsi di sebelah barat membentuk dataran dan bukit-bukit tinggi yang tertutup
oleh tanah berwarna abu-abu tua sampai coklat dan kuning kemerahan yang tersebar
secara luas dari Pekuncen sampai Baturraden ke arah Utara sampai perbatasan dengan
Kabupaten Brebes 17.584 hektar.
c. Formasi Tapak terdiri dari batupasir berbutir kasar berwarna kehijauan dan konglomerat di
beberapa tempat terdapat breksi. Di bagian atas terdiri dari batupasir gampingan dan napal
berwarna hijau yang mengandung pecahan moluska dan berumur Pliosen Tengah sampai
Pliosen Atas. Formasi ini terletak di pegunungan sebelah selatan Kalibagor dan Gebangsari
seluas 17.584 hektar .
d. Formasi Kumbang terdiri dari breksi, lava andesit, tufa dan di beberapa tempat terdapat breksi
batuapung dan tufa pasiran. Formasi ini berumur Miosen Tengah sampai Pliosen Tengah dan
menempati bukit-bukit antikilin di sebelah selatan Kota Banyumas seluas 96 hektar.
e. Formasi Halang merupakan penyebaran formasi halang menempati areal yang sangat luas
memanjang pegunungan lipatan, mulai dari daerah Lumbir hingga Banyumas. Terdiri dari
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-8
perselingan batupasir, batulempung, napal dan tufa, dengan sisipan breksi dipengaruhi oleh
turbid fan pelengseran bawah laut. Formasi batuan mempunyai kisaran umur Miosen Tengah
hingga Pliosen Atas seluas 40.343,56 hektar.
f. Anggota Batugamping Formasi Halang merupakan anggota batugamping formasi halang
menempati porsi yang relatif kecil dan penyebarannya di wilayah Kecamatan Banyumas dan
Kecamatan Kebasen seluas 144 hektar.
g. Anggota Breksi Formasi Halang merupakan anggota breksi formasi halang terdiri dari breksi
gunung api dengan komponen basal dan sebagian andesit yang bersisipan dengan batupasir
seluas 10.080 hektar .
h. Formasi Rambatan merupakan formasi yang terdiri dari batupasir gampingan bersisipan napal,
batu lempung dan breksi, umumnya berstruktur turbidit. Penyebaran formasi ini di Kabupaten
Banyumas tidak begitu luas, yaitu di sebelah selatan Kabupaten Banyumas dan mempunyai
kisaran umur Miosen Bawah-Tengah seluas 2.016 hektar.
Kondisi geologi Kabupaten Banyumas dengan bermacam-macam formasi secara spesifik
dapat dilihat pada gambar 2.4
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-9
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-10
2.1.1.5 Hidrologi
Sumberdaya air yang dapat diidentifikasi di wilayah Kabupaten Banyumas meliputi: curah
hujan, air permukaan dan dan air tanah. Kondisi curah hujan akan dijelaskan dalam sub
klimatologi. Air permukaan yang ada di wilayah Kabupaten Banyumas berasal dari sungai dan
mata air. Sungai-sungai yang ada di wilayah Kabupaten Banyumas mempunyai debit (Q) sebesar
45.456.342 m3/hari atau 16.591.564.830 m3/tahun yang berasal dari sungai besar, seperti Sungai
Serayu, Tajum, Kranji, Pelus, Banjaran, Logawa serta sungai-sungai kecil lainnya. Untuk lebih
jelas mengenai sungai-sungai yang ada di wilayah Kabupaten Banyumas beserta debit (Q) air
rata-rata dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-11
Tabel 2.2
Debit Air Sungai di Kabupaten Banyumas
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-12
Sedangkan air permukaan yang berasal dari mata air mempunyai debit (Q) sebesar
974.462 liter/detik/tahun. Mata air yang adi wilayah Kabupaten Banyumas adalah sebagai
berikut:
1. Mata air Kawungcarang, Gandatapa dan Kepetek di Kecamatan Sumbang
2. Mata air Kedungpete, Kaliraga dan Baturraden di Kecamatan Baturraden
3. Mata air Pugak di Kecamatan Banyumas
4. Mata air Sikampret dan Sirah di Kecamatan Karanglewas
5. Mata air Cideng, Rancah dan Legok di Kecamatan Pekuncen
6. Mata air Pancasan di Kecamatan Ajibarang
7. Mata air Karangtengah di Kecamatan Cilongok
Kabupaten Banyumas termasuk dalam Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu dan DAS Ijo
dan DAS Bengawan. Ketiga DAS ini mencakup beberapa sungai dan anak sungai yang ada di
wilayah Kabupaten Banyumas. Daerah Aliran Sungai (DAS) Serayu terbagi dalam beberapa sub
DAS dan sub-sub DAS, yaitu sub DAS Tajum, sub DAS Logawa dan sub DAS Serayu Ilir. Dari
tiap-tiap sub DAS terbagi lagi menjadi sub-sub DAS, yaitu :
Sub DAS Tajum terbagi dalam sub-sub DAS Tajum Hulu, sub-sub DAS Trenggulun, sub-sub
DAS Datar, sub-sub DAS Tajum Hilir, sub-sub DAS Lopasir dan sub-sub DAS Cihaur
Sub DAS Logawa terbagi dalam sub-sub DAS Banjaran, sub-sub DAS Pelus dan sub-sub DAS
Mengaji
Sub DAS Serayu Hilir terbagi dalam sub-sub DAS Gawe
Daerah Aliran Sungai (DAS) Ijo terbagi dalam sub DAS Ijo dengan sub-sub DAS Kecepak
dan sub-sub Gamping, sedangkan DAS Bengawan terbagi dalam sub DAS Bengawan dengan
sub-sub DAS Kaliwedi dan sub-sub DAS Bangsa.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-13
TABEL 2.3
JENIS TANAH DI KABUPATEN BANYUMAS
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-14
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-15
2.1.1.7 Iklim
Kondisi klimatologi wilayah Kabupaten Banyumas mempunyai iklim tropis basah seperti
umumnya wilayah-wilayah di Indonesia. Rata-rata suhu udara bulanan 26,3ºC, dengan suhu
minimum tercatat 24,4ºC dan suhu maksimum 30,9ºC. Sedangkan curah hujan di wilayah
Kabupaten Banyumas pada tahun 2000 rata-rata sebesar 2.750 mm/tahun. Angka ini
menunjukkan bahwa di wilayah Kabupaten Banyumas memiliki curah hujan yang cukup tinggi.
Tingginya curah hujan ini didukung oleh kondisi geografi wilayah Kabupaten Banyumas yaitu
terletak di lereng Gunung Slamet.
Beberapa daerah yang mempunyai curah hujan tinggi adalah Kecamatan Baturraden
dengan stasiun penakar hujan Baturraden yaitu 4.292 mm/tahun, Kecamatan Sumpiuh dengan
stasiun penakar hujan di Desa Kebokura 5.683 mm/th, stasiun penakar hujan di Desa Bogangin
3.633 mm/th dan stasiun otomatis di Desa Sumpiuh 3.671 mm/th, Kecamatan Cilongok dengan
stasiun penakar hujan di Desa Cikidang 4.323 mm/th. Berdasarkan curah hujan, Kabupaten
Banyumas memiliki tipe iklim (Schmid dan Ferguson), yaitu:
a. Tipe A dengan nilai Q antara 0% - 14,3%, meliputi sekitar puncak Gunung Slamet dan
Kranggan dengan curah hujan sangat tinggi yaitu antara 4000 – 5000 mm/tahun
b. Tipe B nilai Q antara >14,3% - 33,3%, meliputi wilayah Kaki Gunung Slamet dan sebagian
besar lembah Serayu dengan curah hujan antara 3000 – 4000 mm/tahun
c. Tipe C dengan nilai Q antara >33,3% - 60% meliputi lembah Serayu, Pegunungan Serayu
Selatan dan daerah pantai Selatan dengan curah hujan antara 2000 – 3000 mm/tahun.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-16
Tabel 2.4
Jumlah Curah Hujan dan Hari Hujan Kabupaten Banyumas Diperinci Dari Tiap Stasiun
Penakaran Hujan Tahun 2007
Kondisi klimatologi Kabupaten Banyumas secara terperinci dapat dilihat pada gambar
berkut ini:
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-17
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-18
Tabel 2.5
Jumlah Penduduk Tahun 2006-2007 Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-19
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa jumlah penduduk Kabupaten Banyumas
pada tahun 2006 sebesar 1.714.573 jiwa dengan jumlah penduduk perempuan sebesar 847.088
jiwa dan jumlah penduduk laki-laki sebesar 867.485 jiwa. Sedangkan jumlah penduduk pada tahun
2007 sebesar 1.752.846 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebesar 886.865 jiwa dan jumlah
penduduk perempuan sebesar 865.991 jiwa. Pertumbuhan jumlah penduduk Kabupaten
Banyumas sebesar 0,02.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-20
Tabel 2.6
Proyeksi Jumlah Penduduk Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
Proyeksi Penduduk
No Kecamatan 2009 2010 2011 2012 2013
1 Lumbir 54235 55320 56426 57555 58706
2 Wangon 89129 90912 92730 94584 96476
3 Jatilawang 73519 74989 76489 78019 79579
4 Rawalo 58618 59791 60986 62206 63450
5 Kebasen 68568 69939 71338 72764 74220
6 Kemranjen 76832 78369 79937 81535 83166
7 Sumpiuh 61202 62426 63674 64948 66247
8 Tambak 54212 55296 56402 57530 58681
9 Somagede 38963 39742 40537 41348 42175
10 Kalibagor 56142 57265 58410 59578 60770
11 Banyumas 54911 56009 57130 58272 59438
12 Patikraja 59788 60983 62203 63447 64716
13 Purwojati 38568 39339 40126 40928 41747
14 Ajibarang 103283 105348 107455 109604 111796
15 Gumelar 57620 58773 59948 61147 62370
16 Pekuncen 80426 82035 83675 85349 87056
17 Cilongok 122145 124588 127080 129621 132214
18 Karanglewas
61898 63136 64398 65686 67000
19 Kedungbanteng 58859 60036 61236 62461 63710
20 Baturraden 52448 53497 54566 55658 56771
21 Sumbang 82628 84280 85966 87685 89439
22 Kembaran
77775 79331 80917 82536 84186
23 Sokaraja 88378 90145 91948 93787 95663
24 Purwokerto
Selatan 77305 78851 80428 82037 83677
25 Purwokerto
Barat 56087 57209 58353 59520 60710
26 Purwokerto
Timur 66914 68253 69618 71010 72430
27 Purwokerto
Utara 53210 54274 55360 56467 57596
Jumlah 1823661 1860134 1897337 1935284 1973989
Sumber: Hasil Perhitungan Tahun 2008
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-21
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-22
Tabel 2. 8
Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Pendidikan
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-23
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-24
Tabel 2.10
PDRB Menurut Sektor / Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Berlaku
Tahun
No Sektor
2002 2003 2004 2005 2006
1. Pertanian 898.746.494 1.023.715.465 1.122.272.029 1.265.760.363 1.457.203.665
2. Penggalian 53.497.083 62.182.151 71.080.811 80.841.488 90.451.557
3. Industri 707.096.085 776.417.390 834.711.764 969.908.730 1.091.060.469
4. Listrik 47.651.954 65.218.503 73.789.141 82.525.854 88.682.746
5. Bangunan 348.622.965 386.065.305 445.020.853 534.732.651 629.796.026
6. Perdagangan 556.407.507 611.954.199 681.988.315 785.321.390 913.737.765
7. Pengangkutan 392.858.853 444.004.875 492.203.525 562.621.567 614.019.934
8. Keuangan,sewa 307.104.840 341.882.706 388.857.929 463.006.181 543.481.754
9. Jasa 605.725.664 654.474.071 725.316.131 836.086.113 999.785.619
PDRB 3.917.711.445 4.365.914.665 4.835.240.498 5.580.804.337 6.428.219.535
Jumlah
Penduduk 1.491.912 1.503.917 1.518.678 1.531.040 1.548.685
(Jiwa)
PDRB / Kapita 2.625.967 2.903.029 3.183.848 3.645.107 4.150.760
Sumber: Pendapatan Regional Kabupaten Banyumas 2006
Berdasarkan PDRB atas dasar harga konstan tahun 2006, diketahui bahwa sumbangan
tertinggi terhadap pembentukan PDRB lima tahun terakhir juga terdapat pada sektor Pertanian,
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-25
sektor industri dan Sektor Jasa. Secara rinci PDRB menurut Lapangan Usaha Atas Dasar
Harga Konstan Tahun 2000 dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.11
PDRB Menurut Sektor/Lapangan Usaha
Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2006 (dalam ribuan)
Tahun
No Sektor
2002 2003 2004 2005 2006
1. Pertanian 758.787.772 769.284.399 787.619.381 800.977.116 814.815.101
2. Penggalian 44.467.182 46.626.375 48.377.052 50.357.987 52.684.405
3. Industri 555.090.514 578.401.051 602.635.190 617.386.776 637.418.512
4. Listrik 27.212.846 28.372.714 30.695.515 33.491.610 35.218.195
5. Bangunan 292.150.310 305.069.384 319.185.258 332.338.503 345.851.744
6. Perdagangan 467.123.145 485.074.709 506.180.247 525.396.984 560.700.320
7. Pengangkutan 330.576.403 347.139.828 367.730.771 379.241.054 395.613.431
8. Keuangan 252.352.652 267.628.303 282.793.660 298.619.249 319.089.156
9. Jasa 499.724.376 519.561.182 541.416.615 560.589.880 598.156.751
PDRB 3.227.485.200 3.347.157.945 3.486.633.689 3.598.399.159 3.759.547.615
Jumlah
1.491.912 1.503.917 1.518.678 1.531.040 1.548.685
Penduduk (Jiwa)
PDRB Per Kapita 2.163.321 2.225.627 2.295.835 2.350.297 2.427.574
Sumber: Pendapatan Regional Kabupaten Banyumas 2006
Berdasarkan PDRB atas dasar harga Konstan tahun 2006 juga dapat diketahui bahwa
struktur ekonomi Kabupaten Banyumas selama lima tahun terakhir, yaitu tahun 2002 - 2006
relatif tidak mengalami banyak perubahan. Sektor-sektor ekonomi yang mempunyai peranan
cukup besar dalam perekonomian dari tahun ke tahun tetap dimiliki oleh sektor pertanian,
industri, dan jasa. Walaupun memiliki proporsi kontribusi yang cukup besar dalam
perekonomian, sektor pertanian dan industri cenderung mengalami penurunan peran setiap
tahunnya. Apabila kedua sektor ini akan dipertahankan sebagai sektor unggulan, diperlukan
penanganan dan kebijakan khusus terhadap sektor pertanian dan sektor industri. Hubungan
keterkaitan antara sektor pertanian dengan sektor industri yaitu penurunan sektor pertanian
yang juga diikuti dengan penurunan sektor industri, menandakan keduanya tidak bersubstitusi,
penurunan sektor pertanian tidak dipindahkan ke sektor industri tetapi ke sektor lainnya.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-26
2.1.4.1 Kependudukan
Laju pertumbuhan penduduk Kabupaten Banyumas relatif rendah, terutama pada
tahun 2005 dan 2006 dimana laju pertumbuhan penduduk berturut-turut hanya 0,456% dan
0,449%. Dari tabel 2.31 diketahui laju pertumbuhan penduduk dari tahun 2002 sampai dengan
tahun 2006 menunjukkan angka yang semakin menurun. Laju pertumbuhan penduduk tahun
2003 sebesar 1,029% atau bertambah 15.534 jiwa, tahun 2004 sebesar 0,878% atau
bertambah 13.384 jiwa, tahun 2005 sebesar 0,456% atau bertambah 7.014 jiwa, dan tahun
2006 sebesar 0,449% atau bertambah 6.953 jiwa. Dengan demikian rata-rata pertumbuhan
penduduk selama lima tahun dari tahun 2002-2006 hanya sebesar 0,703%. Hal ini
dikarenakan semakin meningkatnya kesadaran masyarakat Kabupaten Banyumas akan arti
pentingnya program keluarga berencana dan tingkat pendidikan masyarakat yang semakin
membaik sehingga mempengaruhi usia perkawinan masyarakat yang bertambah dewasa.
Tabel 2.12
Perkembangan Jumlah Penduduk Kabupaten Banyumas
Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2002-2006
Tahun
No. Jenis Kelamin
2002 2003 2004 2005 2006
1. Laki-laki 753.138 761.151 767.988 771.075 775.056
2. Perempuan 756.229 763.750 770.297 774.224 777.196
3. Total 1.509.367 1.524.901 1.538.285 1.545.299 1.552.252
4. Laju
15.534 13.384 7.014 6.953
Pertumbuhan
(1,029%) (0,878%) (0,456%) (0,449%)
Penduduk
Sumber: Kabupaten Banyumas Dalam Angka Tahun 2006 (diolah)
Gambaran sosial ekonomi masyarakat dapat dilihat dari tingkat kepadatan penduduk
suatu wilayah. Atas dasar data di atas penyebaran penduduk Kabupaten Banyumas masih
terkonsentrasi di wilayah Kecamatan Purwokerto Timur, yaitu sebesar 10.662 dan yang
terendah adalah Kecamatan Purwojati dengan angka kepadatan penduduk sebesar 3.426.
Peningkatan kepadatan penduduk perlu diantisipasi dengan perencanaan tata ruang yang
tepat, karena penambahan infarstruktur yang tidak terencana dengan tepat dikhawatirkan akan
menimbulkan dampak yang tidak diinginkan di kemudian hari.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-27
Tabel 2.13
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Banyumas Tahun 2006
2.1.4.2 Kesehatan
Kesehatan masyarakat merupakan salah satu indikator sosial yang dapat digunakan
untuk melihat kemajuan pembangunan suatu daerah. Secara nasional kebutuhan masyarakat
terhadap pelayanan kesehatan masih cukup tinggi. Hal ini diakibatkan masih kurang jumlah
sarana kesehatan yang ada dibandingkan dengan jumlah penduduk yang membutuhkannya.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-28
Indikator Tahun
No
Kesga dan Gizi 2003 2004 2005 2006 2007
1. Kunjungan ke- 84,04% 86,03% 80,96% 91,91% 93,52%
4 Bumil
2. Persalinan 93,11% 85,59% 86,68% 96,50% 98,06%
Nakes
3. Kematian Ibu 29 21 32 26 41
Angka 107.81/100.000 80.16/100.000 126.96/ 96.13/ 146/100.000
Kematian ibu KH KH 100.000KH 100.000KH KH
(AKI)
4. Kematian 216 257 62 280 270
Neonatal
Angka 8.03/1.000 KH 9.81/1.000 KH 2.46/1.000 10.35/1.000 10/1.000 KH
Kematian Bayi KH KH
(AKB)
5. Gizi Buruk 72 68 62 45 48
Sumber: Dinas Kesehatan Kabupaten Banyumas
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-29
Tahun
Tahap Keluarga Sejahtera
2003 2004 2005 2006 2007
Pra Sejahtera 112.330 109.433 111.240 116.777 117.424
Sejahtera I 87.615 88.556 99.117 91.443 85.819
Sejahtera II 28.135 132.092 128.632 124.851 127.092
Sejahtera III 63.298 65.704 64.304 73.796 84.020
Sejahtera III+ 23.729 24.363 23.819 27.023 30.050
Sumber: BKCKB Kabupaten Banyumas
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-30
Kriteria yang ditetapkan BPS (Biro Pusat Statistik) tentang garis kemiskinan
ialah kemampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan makan 2.100 kalori perhari
perkapita. Mendasarkan pada kesepakatan antar Pemerintah Kabupaten/Kota di
Jawa Tengah tentang data kemiskinan. disebutkan bahwa angka kemiskinan
merujuk pada data yang dikeluarkan oleh BPS. Terkait dengan hal tersebut di atas.
maka BPS Kabupaten Banyumas mempublikasikan data keluarga miskin untuk
tahun 2006 berdasarkan 3 kriteria program Bantuan Langsung Tunai (BLT) yang
diberikan sebagai akibat kenaikan harga BBM kepada masyarakat penerima BLT.
yaitu Kepala Keluarga yang sangat miskin. Kepala Keluarga miskin dan hampir
miskin. Didalam program BLT tersebut. telah ditentukan yang jumlahnya 173.386 KK
dari 409.631 KK (42.33 % ) dengan rincian sebagai berikut:
Kepala Keluarga sangat miskin sebanyak 9.511 KK (2.39%)
Kepala Keluarga miskin sebanyak 81.356 KK (20.43 %)
Kepala Keluarga hampir miskin sebanyak 82.620 KK (20.74%)
Tabel 2.16
Jumlah Penduduk Miskin
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-31
2.1.4.4 Ketenagakerjaan
Pengangguran merupakan bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja dan
sedang aktif mencari pekerjaan, termasuk dalam kelompok menganggur ini adalah
mereka yang pernah bekerja atau sekarang sedang dibebastugaskan, tetapi sedang
menganggur dan aktif mencari pekerjaan. Jumlah pengangguran di Kabupaten
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-32
Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) adalah suatu besaran yang merupakan persentase dari
jumlah pencari kerja terhadap jumlah angkatan kerja. Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di
Kabupaten Banyumas tahun 2006 sebesar 8.36%, dengan jumlah pengangguran laki-laki lebih
banyak dibandingkan dengan perempuan (8.48% berbanding 8.14%). Data Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja tahun 2002 sampai dengan tahun 2006 sebagai berikut:
Tabel 2.19
Data Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
Tahun
No. Indikator
2002 2003 2004 2005 2006
1. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK)
Laki-laki 71,57 73,31 72,46 72,18 71,52
Perempu
41,71 42,02 39,15 41,28 39,94
an
Total 56,62 57,25 55,74 56,82 55,80
2. Tingkat Pengangguran Terbuka
Laki-laki 5,86 4,90 5,62 5,26 8,48
Perempu
4,34 5,85 3,86 4,55 8,14
an
Total 5,30 5,26 5,00 5,01 8,36
Sumber: Disnakertrans Kabupaten Banyumas Tahun 2008
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-33
Tingkat partisipasi angkatan kerja dari tahun 2002 hingga 2006 relatif tidak mengalami
perubahan, berkisar antara 55% hingga 57% secara berfluktuasi. Angka ini menggambarkan
rasio antara jumlah angkatan kerja terhadap jumlah tenaga kerja, sehingga terlihat dengan
jelas bahwa angkatan kerja laki-laki lebih besar jumlahnya bila dibandingkan dengan angkatan
kerja perempuan
Pemerintah Kabupaten Banyumas menginginkan adanya penurunan angka pengangguran
pada masa yang akan datang. Namun pada sisi lain dapat diketahui bahwa dengan adanya
kebijakan Pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak pada tahun 2005 sebanyak 2
(dua) kali. Kebijakan kenaikan BBM tersebut berdampak pada sektor industri dan sektor
ekonomi lainnya yang selanjutnya juga mempengaruhi jumlah penyerapan tenaga kerja yang
ada.
Permasalahan pokok ketenagakerjaan di Kabupaten Banyumas adalah rendahnya kualitas dan
produktifitas tenaga kerja, terbatasnya kesempatan kerja yang tersedia dan masih banyaknya
para pencari kerja yang belum tertampung di lapangan kerja yang tersedia, belum optimalnya
informasi pasar kerja dan bursa kerja, rendahnya pengetahuan, pemahaman dan pelaksanaan
peraturan perundang-undangan di bidang ketenagakerjaan.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-34
sebesar 37.274 unit dan kran umum sebanyak 130 unit. Penduduk perkotaan di Kabupaten
Banyumas memanfaatkan jaringan perpipaan dari PDAM untuk mendapatkan air bersih.
Kuantitas cakupan air bersih daerah perkotaan di wilayah Kabupaten Banyumas dapat
dijelaskan pada tabel berikut ini:
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-35
Tabel 2.20
Cakupan Daerah Perkotaan di Wilayah Kabupaten Banyumas
Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa dari total jumlah penduduk perkotaan di Kabupaten Banyumas sebesar 551.598 jiwa, masyarakat
perkotaan yang sudah terlayani air bersih sebesar 243.594 jiwa atau sebesar 44,1 %. Sedangkan masyarakat perkotaan yang belum mendapatkan
pelayanan air bersih sebesar 308004 jiwa atau sekitar 55,9 %. Cakupan pelayanan air yang terbesar di Kota Purwokerto sedangkan cakupan
pelayanan air bersih terletak di Kota Kecamatan Sumbang. Isu strategis yang harus segera ditangani dalam penyediaan sarana dan prasarana air
bersih di daerah perkotaan menjadi tantangan PDAM untuk memberikan pelayanan secara optimal. Penyediaan air bersih di daerah perdesaan
dapat terlayani dengan pengadaan yang dilakukan secara individu dengan memanfaatkan sumber mata air maupun dengan sumur gali.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-36
Sistem pelayanan air bersih di perdesaan dengan menggunakan sumber mata air yang disalurkan
melalui jaringan utama dengan sistem grafitasi ditampung dalam reservoir yang didistribusikan ke
rumah tangga. Sedangkan jumlah total pelayanan air bersih di wilayah Kabupaten Banyumas dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.21
Jumlah Penduduk Kabupaten Banyumas Yang Dilayani Bidang Air Bersih Tahun 2006
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-37
Berdasarkan jumlah total pemanfaatan air baku di Kabupaten Banyumas harus digunakan seoptimal
mungkin karena keberadaannya sangat vital bagi kehidupan manusia dan makhluk lainnya. Air baku
ini pada umumnya dibagi dalam 3 kelompok yakni : air permukaan, air tanah dangkal dan air tanah
dalam.
Cakupan pelayanan air minum yang dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM)
Kabupaten Banyumas cenderung mengalami kenaikan. Pada tahun 2006 jumlah air yang disalurkan
mencapai 11.383.923 m3. Saat ini pelayanan air bersih telah dilakukan terhadap beberapa jenis
pelanggan, mulai dari rumah tangga, bisnis, tempat peribadatan, instansi pemerintah, dan lain-lain.
Mengingat kebutuhan akan air bersih merupakan kebutuhan pokok masyarakat luas, maka
peningkatan pelayanan air minum perlu dilakukan. Kebutuhan air bersih pada masa mendatang
menjadi tanggung jawab dan perhatian pemerintah untuk menjamin hak setiap orang dalam
mendapatkan air minum sebagai kebutuhan pokok minimal sehari-hari guna memenuhi kehidupan
yang sehat dan bersih.
Permasalahan pokok yang dihadapi berkaitan dengan air bersih adalah masih banyak
penduduk atau rumah tangga yang belum mendapatkan air bersih dan masih rendahnya kinerja
pelayanan air bersih, yaitu belum meratanya sistem jaringan air bersih dan masih minimnya
kapasitas air bersih, terutama pada musim kemarau yang berdampak terhadap penghentian
penyaluran air secara bergilir di beberapa wilayah Kabupaten Banyumas.
Tabel 2.22
Banyaknya Pelanggan Air Bersih
No. Tahun Jumlah Pelanggan Air yang Disalurkan (m3)
1. 2002 32.388 8.888.878
2. 2003 33.559 9.281.780
3. 2004 35.419 9.798.741
4. 2005 37.006 10.681.927
5. 2006 37.902 11.383.923
Sumber: PDAM Kabupaten Banyumas
Pembangunan sarana air bersih hingga saat ini di Kabupaten Banyumas khususnya
perdesaan sejak tahun 1993 sudah menangani sebanyak 117 lokasi. Pembangunan sarana air
bersih yang dilakukan bersumber dari dana APBN, APBD I dan APBD II, serta PABL MPR, SE AB,
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-38
DAK Air Bersih. Selama 3 tahun terakhir investasi Pemerintah Kabupaten Banyumas di bidang air
bersih sebesar Rp. 9.954.573.000 dengan target terlayani 87.558 jiwa maka nilai investasi air bersih
sebesar Rp. 113.690/ jiwa.
Potensi sumber mata air belum dimanfaatkan secara optimal dan belum tertangani secara
keseluruhan, namun banyak lokasi yang rawan air bersih tetapi belum ditemukan sumber mata air
yang dapat dimanfaatkan. Kendala untuk suplai air bersih dapat diupayakan dengan eksplorasi air
tanah dalam. Namun strategi tersebut membutuhkan dana besar dan rentan berdampak besar dan
penting terhadap kelestarian lingkungan.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-39
sebesar 229.860 jiwa maka dapat diprediksi besarnya timbulan sampah kota yang harus dikelola
sebesar 555,703 m3/ hari. Untuk menangani timbulan sampah kota tersebut maka dilakukan upaya
dengan menambahkan berbagai sarana kebersihan, baik berupa gerobak sampah, kontainer, truck
kontainer, drum truck, dan sebagainya. Jumlah TPA yang pada tahun 2003 hanya ada 1 unit,
meningkat jumlahnya menjadi 4 unit pada tahun 2004. Kondisi persampahan di wilayah Kabupaten
Banyumas dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 2.24
Perkembangan Persampahan di Wilayah Kabupaten Banyumas
Tahun
No. Kondisi
2002 2003 2004 2005 2006
1. Volume sampah/hari (m3) 575 600 600 650 556
2. Sampah terangkut (m3) 500 535 535 590 282
3. Daerah Pelayanan (Ha) 3.858 3.858 3.858 3.858 4.722
4. TPA (buah) 1 1 4 4 4
Sumber: Banyumas Dalam Angka Tahun 2006
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-40
2. Kurang berfungsinya sarana TPA, seperti sarana pengumpul lindi, pengumpul gas, pengolah
lindi dan drainase TPA.
1. Kurangnya SDM bagi pengoperasian TPA yang ideal
2. Tidak adanya SOP Pengelolaan TPA
3. Kurangnya alat berat bagi operasional TPA
4. Lokasi TPA yang dekat dengan permukiman menimbulkan dampak kesehatan dan pencemaran.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-41
Tabel 2.25
Jumlah Rumah Sehat dan Ketersediaan Sarana Sanitasi Kabupaten Banyumas Tahun 2006
Rumah Jamban Keluraga KK Dgn KK Yang Belum
No Kecamatan Jumlah KK Jumlah Rumah Sendiri MCK Umum Jamban KU Jamak Jamban Terlayani Jamban
Penduduk Sehat Kelurga Keluarga
1 Lumbir 48,440 14,498 12,147 1,992 2,002 - 191 - 2,680 11,818
2 Wangon 71,155 20,757 16,714 8,103 6,301 76 343 35 8,503 12,254
3 Jatilawang 60,665 14,923 13,847 8,428 6,793 93 79 44 6,994 7,929
4 Rawalo 46,826 13,347 11,760 7,005 6,890 - 38 - 7,088 6,259
5 Kebasen 56,015 15,027 13,346 4,985 5,677 - - - 6,934 8,093
6 Kemranjen 65,283 16,393 16,300 8,030 5,982 75 48 - 6,602 9,791
7 Sumpiuh 54,320 13,403 12,887 6,698 7,792 - - - 7,990 5,413
8 Tambak 45,494 11,453 8,560 4,552 6,825 20 26 425 6,761 4,692
9 Somagede 78,113 9,892 8,727 3,945 3,824 14 14 - 3,982 5,910
10 Kalibagor 40,873 10,741 10,451 7,699 3,413 - 10 - 3,423 7,318
11 Banyumas 44,423 12,715 10,200 6,758 5,486 1 137 - 5,431 7,284
12 Patikraja 49,436 13,818 12,484 9,126 7,158 6,198 115 - 8,227 5,591
13 Purwojati 35,224 9,917 8,729 5,305 3,451 10 2 - 4,884 5,033
14 Ajibarang 92,722 25,765 21,947 9,854 7,372 21 47 2 8,189 17,576
15 Gumelar 50,395 14,257 14,119 9,077 5,598 9 - - 6,125 8,132
16 Pekuncen 66,589 18,603 15,118 9,150 5,400 16 11 9 6,726 11,877
17 Cilongok 108,275 28,792 25,973 15,786 7,475 481 186 2,129 11,592 17,200
18 Karanglewas 53,317 14,817 13,020 5,946 4,532 2 164 - 5,384 9,433
19 Kedungbanteng 50,994 13,507 10,886 4,713 2,540 3 - 12 2,550 10,957
20 Baturraden 44,764 12,779 12,004 8,905 2,720 8 - 21 6,455 6,324
21 Sumbang 77,585 20,364 17,338 7,212 5,140 2 - 1 4,856 15,508
22 Kembaran 64,925 17,024 15,336 8,468 5,758 6 12 - 5,967 11,057
23 Sokaraja 74,761 19,281 15,782 10,014 4,956 - - 18 7,129 12,152
24 Purwokerto Selatan 62,299 15,909 14,914 10,518 5,349 63 93 18 5,607 10,302
25 Purwokerto Barat 50,073 12,232 10,325 9,528 4,918 11 - 2 5,319 6,913
26 Purwokerto Timur 61,953 13,417 11,730 10,712 7,202 35 57 - 9,178 4,239
27 Purwokerto Utara 42,973 10,890 10,212 7,500 8,400 10 4 - 8,391 2,499
Jumlah 1,597,892 414,521 364,856 210,009 148,954 7,154 1,577 2,716 172,967 241,554
Sumber: Dinas Cipta Karya, Kebersihan dan Tata Ruang Kabupaten Banyumas Tahun 2006
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-42
Berdasarkan kondisi pelayanan sarana dan prasarana air limbah dapat diketahui secara
umum jumlah rumah tangga yang sudah memanfaatkan sarana sanitasi, berupa jamban keluarga
sebesar 172.967 KK atau sekitar 41,7%. Sedangkan sarana jamban keluarga yang perlu
disediakan sebesar 58,3%.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-43
Beberapa lokasi di Kota Purwokerto pada musim hujan sering timbul permasalahan adanya
genangan air (banjir) dari air hujan maupun luapan air sungai yang banyak terdapat di dalam kota.
Salah satu faktor penyebab genangan air/ banjir adalah kurangnya prasarana drainase kota.
Tabel 2.27
Identifikasi Bangunan dan Lingkungan Tradisional/ Bersejarah Kabupaten Banyumas
No Bangunan/ Benda Lokasi Jenis Cagar Budaya Dukungan Pemda
1. Situs Prasejarah Cilongok Kec. Cilongok Situs
2. Situs Batur Agung Desa Baseh Kec. Kedung Banteng Situs
3. Situs Batu Menhir Desa Linggasari Kec. Kembaran Situs
4. Situs Watu Gatel Desa Karangmangu Kec. Situs
Baturraden
5. Situs Menhir Kec. Sumbang Situs
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-44
Kejadian kebakaran di Provinsi Jawa Tengah terjadi setiap tahunnya, dimana kebakaran
tersebut disebabkan oleh faktor ulah manusia, alam, dan listrik. Berikut ini banyaknya kejadian
kebakaran di Kabupaten/ Kota di Provinsi Jawa Tengah dapat diuraikan pada tabel berikut ini
Tabel 2.28
Banyak Kejadian Kebakaran
Tahun 2003-2006 di Provinsi Jawa Tengah
No Kabupaten/Kota Kejadian
Kebakaran
1 Kab. Cilacap 11
2 Kab. Banyumas 45
3 Kab. Purbalingga 28
4 Kab. Banjarnegara 16
5 Kab. Kebumen 6
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-45
No Kabupaten/Kota Kejadian
Kebakaran
6 Kab. Purworejo 9
7 Kab. Wonosobo 22
8 Kab. Magelang 17
9 Kab. Boyolali 10
10 Kab. Klaten 11
11 Kab. Sukoharjo 8
12 Kab. Wonogiri 6
13 Kab. Karanganyar 2
14 Kab. Sragen 21
15 Kab. Grobogan 27
16 Kab. Blora 8
17 Kab. Rembang 5
18 Kab. Pati 6
19 Kab. Kudus 3
20 Kab. Jepara 1
21 Kab. Demak 12
22 Kab. Semarang 15
23 Kab. Temanggung 14
24 Kab. Kendal 14
25 Kab. Batang 3
26 Kab. Pekalongan 7
27 Kab. Pemalang 12
28 Kab. Tegal 6
29 Kab. Brebes 13
30 Kota Magelang 8
31 Kota Surakarta 6
32 Kota Salatiga 4
33 Kota Semarang 5
34 Kota Pekalongan 1
35 Kota Tegal -
Jumlah 382
Sumber: Jawa Tengah dalam Angka Tahun 2006
Pada tabel di atas dapat diketahui dengan jelas jumlah kejadian kebakaran pada
kabupaten/kota di Provinsi Jawa Tengah. Untuk kejadian kebakaran yang paling banyak sering
terjadi adalah di Kabupaten Banyumas dengan jumlah kejadian sebanyak 45 kali kebakaran.
Sedangkan jumlah kejadian kebakaran paling sedikit atau tidak pernah mengalami kebakaran
adalah Kota Tegal. Berdasarkan data tersebut sudah selayaknya bangunan gedung di Kabupaten
Banyumas memiliki sistem pencegahan bahaya kebakaran.
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-46
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-47
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-48
Tabel 2.30
Kondisi Permukiman Berdasarkan Ketersediaan Sarana Air Bersih
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-49
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013
II-50
Rencana Program Investasi Jangka Menengah (RPIJM) Kabupaten Banyumas Tahun 2009-2013