PEMERINTAHAN
BAB II
EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD
TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA
PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN
kondisi daerah dan capaian pembangunan Kabupaten Muara Enim secara umum sampai
saat ini. Gambaran umum menjadi pijakan awal penyusunan rencana pembangunan dua
puluh tahun kedepan melalui pemetaan secara objektif kondisi daerah dari aspek geografi
dan demografi, kesejahteraan masyarakat, pelayanan umum, serta daya saing daerah.
Provinsi Sumatera Selatan, terletak antara 4°-6° Lintang Selatan dan 104°-106° BujurTimur,
dengan luas wilayah sekitar 9.140,5 km². Wilayah Kabupaten Muara Enim
tahun 2012 secara administratif terdiri dari 22 kecamatan, 310 desa dan 16 kelurahan
dengan jumlah penduduk Kabupaten Muara Enim pada tahun 2012 lebih kurang sebanyak
731.410 jiwa, yang terdiri dari laki-laki 371.110 jiwa dan perempuan 360.300 jiwa. Dengan
luas wilayah yang tersebar tersebut, merupakan suatu tantangan tersendiri dalam
Rencana Kerja Pembangunan Daerah inilah yang menjadi salah satu instrumen
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-1
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Ogan Ilir, Ogan Komering Ulu, Kota
Palembang dan Kota Prabumulih.
Sebelah Selatan berbatasan dengan Kabupaten Ogan Komering Ulu Selatan dan
Kabupaten Kaur Provinsi Bengkulu.
Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Musi Rawas, Kota Pagaralam dan
Kabupaten Lahat.
Kabupaten Muara Enim terdiri dari 20 kecamatan. Kecamatan yang memiliki luas
wilayah terbesar adalah Kecamatan Lubai yaitu seluas 984,72 km2 (10,80 persen) dari total
luas wilayah Kabupaten Muara Enim. Selanjutnya, Kecamatan Gunung Megang seluas
666,40 km2 (7,30 persen) dari luas wilayah Kabupaten Muara Enim, Kecamatan Gelumbang
seluas 644,2 km2 (7 persen) dan Kecamatan Rambang Dangku seluas 628,24 km2 atau (6,9
persen) sedangkan kecamatan yang memiliki luas wilayah terkecil adalah Kecamatan
Kelekar dengan persentase luas (1,7 persen) dari luas wilayah Kabupaten Muara Enim.
(Lihat Tabel 2.1)
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-2
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Topografi Kabupaten Muara Enim cukup beragam mulai dari dataran rendah sampai
dengan dataran tinggi. Sebagian besar kecamatan terletak di daerah dataran rendah dengan
ketinggian kurang dari 100 meter di atas permukaan laut (dpl) yang meliputi 20 (dua puluh)
kecamatan, dengan cakupan luas mencapai 7.058,41 km² (77,22 persen) dari luas
Kabupaten Muara Enim. Lima kecamatan lainnya berada pada ketinggian lebih dari 100
meter di atas permukaan laut (m dpl), yaitu Kecamatan Lawang Kidul (100-500 m dpl),
Kecamatan Tanjung Agung (500-800 m dpl), Kecamatan Semende Darat Tengah (1000 m
dpl), Kecamatan Semende Darat Laut (500-1000 m dpl) dan Kecamatan Semende Darat Ulu
(>1000 m dpl). Untuk lebih jelasnya, tinggi rata-rata, luas daerah dan jumlah desa/kelurahan
menurut kecamatan di Kabupaten Muara Enim Tahun 2013 dapat dilihat pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1
Tinggi Rata-Rata, Luas Daerah dan Jumlah Desa/Kelurahan Menurut Kecamatan di Kabupaten
Muara Enim
Persentase
Luas
Tinggi Rata- dari Luas Jumlah Desa/
No. Nama Kecamatan Daerah
Rata dpl (m) 2 Kabupaten Kelurahan
(km )
(% )
1 Semende Darat Laut 500 – 1.000 274,75 3,0 10
2 Semende Darat Ulu > 1.000 466,60 5,1 10
3 Semende Darat Tengah 1.000 419,93 4,6 12
4 Tanjung Agung 500 – 800 539,97 5,9 26
5 Rambang 10 – 25 522,62 5,7 13
6 Lubai 28 – 100 984,72 10,8 10
7 Lawang Kidul 100 – 500 380,84 4,2 7
8 Muara Enim 25 - 100 203,80 2,2 16
9 Ujan Mas 25 – 100 268,70 2,9 8
10 Gunung Megang 25 – 100 666,40 7,3 13
11 Benakat 26 – 100 288,52 3,2 6
12 Rambang Dangku 25 – 100 628,24 6,9 26
13 Lembak 12 – 25 388,07 4,2 10
14 Sungai Rotan 11 – 25 296,14 3,2 19
15 Gelumbang 10 – 25 644,20 7,0 23
16 Muara Belida 10 – 25 176,00 1,9 8
17 Kelekar 10 – 25 151,00 1,7 7
18 Belimbing 25-100 289,7 n.a 10
19 Belida Darat 11-25 136,97 n.a 10
20 Lubai Ulu 10-25 485,82 n.a 11
Sumber: BPS Kabupaten Muara Enim, Tahun 2013
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-3
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 2.2
Klasifikasi, Persentase Luas Wilayah dan Sebaran Jenis Tanah di Kabupaten Muara Enim
Luas
No. Jenis Tanah Wilayah Daerah Sebaran/Kecamatan
(%)
1. Alluvial 26,03 Tanjung Agung, Muara Enim, Gelumbang, Kelekar,
Lembak, dan Sungai Rotan.
2. Regosol 2.63 Semende
3. Podsolik Merah Kuning 42,23 Tanjung Agung, Muara Enim, Gelumbang, Lawang
Kidul, Kelekar, dan Lembak
4. Latosol 7,64 Tanjung Agung, Lawang Kidul, dan Semende
5. Andosol 5.54 Tanjung Agung, Lawang Kidul, dan Semende
6. Asosiasi Gley 6,79 Gelumbang, Kelekar, Lembak, dan Sungai Rotan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-4
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Pemanfaatan lahan di Muara Enim terbagi menjadi 2 (dua) kelompok besar, yaitu
Kawasan Lindung dan Kawasan Budidaya. Kawasan lindung adalah kawasan yang
ditetapkan dengan fungsi utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup
sumber daya alam, sumber daya buatan dan nilai sejarah serta budaya bangsa guna
karena adanya faktor-faktor limitasi yang menjadi kriteria (lereng, jenis tanah, curah hujan,
ketinggian; serta zona bahaya gunung api, zona kerentanan gerakan tanah, dan zona
konservasi air potensial sangat tinggi). Secara keseluruhan, pola spasial pemanfaatan ruang
kawasan lindung tersebar terutama di bagian utara dan selatan Kabupaten Muara Enim.
dibudidayakan atas dasar kondisi potensi sumber daya alam, manusia dan buatan.
Termasuk dalam kawasan budidaya ini adalah kawasan pertanian, kawasan permukiman
dan industri. Pola pemanfaatan ruang kawasan budidaya secara spasial mengarah pada
bagian wilayah barat-timur, mencakup wilayah yang berdasarkan analisis daya dukung lahan
tergolong sangat tinggi, dan tinggi, baik untuk pengembangan kawasan budidaya
penduduk Muara Enim juga tergantung pada sektor ini. Hal ini dapat terlihat dari luas wilayah
Kabupaten Muara Enim 83,22 persennya (760.654 Ha) merupakan lahan pertanian.
dibedakan menjadi lahan sawah dan lahan bukan sawah. Lahan bukan sawah sendiri
dibedakan atas lahan untuk bangunan, ladang, hutan, kolam, perkebunan dan lahan lainnya.
Fenomena yang terjadi di Kabupaten Muara Enim menunjukkan bahwa luas lahan
sawah lambat laun semakin berkurang dari tahun ke tahun sejalan dengan banyaknya
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-5
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
kesejahteraan petani khususnya maupun masyarakat pada umumnya. Hal ini diupayakan
melalui peningkatan produksi pangan baik kuantitas maupun kualitasnya. Lahan pertanian di
Secara umum luas panen dan produksi padi pada tahun 2012 di Kabupaten
Muara Enim mengalami sedikit peningkatan dibandingkan tahun sebelumnya, untuk luas
panen dibanding tahun sebelumnya mengalami kenaikan sebesar 7,67 persen sedangkan
untuk produksinya mengalami peningkatan sebesar 5,26 persen. Apabila dilihat berdasarkan
dimana tempat padi tersebut ditanam maka hasilnya bervariasi, seperti luas panen padi
sawah di Kabupaten Muara Enim pada tahun 2012 mengalami penurunan yang cukup
signifikan yaitu sebesar 12,41 persen dibanding tahun 2011, yaitu dari 13.257 Ha pada
tahun 2011 turun menjadi 11.612 Ha pada tahun 2012.
Begitu juga dengan hasil produksi padi sawah, turun sebesar 16,96 persen
dibanding tahun 2011, yaitu dari 82.245 ton pada tahun 2011 menjadi 68.298 ton pada
tahun 2012. Penurunan produksi ini disebabkan selain perubahan fungsi lahan juga banyak
dipengaruhi oleh faktor perubahan musim yang tidak menentu. Sebaliknya untuk padi ladang
baik luas panen maupun produksinya justru mengalami peningkatan, dari dari 14.395 Ha
menjadi 17.957 Ha atau naik sebesar 24,74. Sedangkan produksinya dari 51.398 ton
menjadi 62.394 ton atau naik sekitar 21,39 persen.
Sementara itu, dari hasil produksi tanaman palawija terlihat bahwa terjadi
penurunan produksi hampir seluruh tanaman palawija, kecuali kacang tanah, dikarenakan
adanya penurunan luas panen.
produksi sayur-sayuran sebagian besar komoditas mengalami penurunan pada tahun 2012,
seperti kentang, tomat, bawang daun, buncis, kangkung, bayam, kacang panjang, terung
dan cabai.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-6
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
adalah komoditi karet, sawit dan kopi. Pada tahun 2012 ketiga komoditas tersebut
mengalami peningkatan produksi dibanding tahun sebelumnya, selain itu jumlah keluarga
Produksi perikanan pada tahun 2012 di Muara Enim berjumlah 8.254 ton yang
berasal dari perairan budi daya sebesar 4.164,9 ton dan perairan umum sebesar 4.089,37
ton. Selama periode tahun 2009-2012 produksi ikan di Kabupaten Muara Enim selalu
ikan perkapita Kabupaten Muara Enim pada periode 2009 sampai 2012 juga selalu
mengalami peningkatan. Peningkatan daya serap konsumsi ikan sangat terbuka lebar
produksinya mempunyai potensi yang besar untuk meningkat di masa yang akan datang.
bencana banjir, longsor, gunung api, gempa, tsunami, badai, kebakaran hutan dan puting
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-7
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
b. Kondisi Demografi
Penduduk Kabupaten Muara Enim pada tahun 2013 berjumlah 576.144 jiwa, terdiri
dari laki-laki 370.772 jiwa dan perempuan 360.300 jiwa dengan rasio jenis kelamin (sex ratio)
sebesar 103. Dengan demikian, terdapat 103 penduduk laki-laki untuk setiap 100 penduduk
perempuan dan kepadatan penduduk (density) mencapai 80 jiwa per km2. Apabila
dibandingkan dengan jumlah penduduk tahun 2008 yang berjumlah 660.906 jiwa, maka
pertumbuhan penduduk dari tahun 2008 sampai dengan 2011 sebesar 10,67 persen,
dengan rata-rata pertumbuhan setiap tahunnya sebesar 2,9 persen. Pertumbuhan penduduk
tersebut diikuti dengan peningkatan tingkat kepadatan penduduk dari 72 jiwa per kilometer
persegi selama tahun 2008 menjadi 80 jiwa per kilometer persegi pada tahun 2011.
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk, Kepadatan Penduduk, Luas Daerah Berdasarkan Kecamatan
Di Kabupaten Muara Enim
Jumlah Kepadatan
Luas Daerah
No. Kecamatan Penduduk Penduduk
(Km²) 2
(per km )
1. Semende Darat Laut 274,75 13.160 48
2. Semende Darat Ulu 466,60 16.130 35
3. Semende Darat Tengah 419,93 9.884 24
4. Tanjung Agung 539,97 38.287 71
5. Rambang 522,62 28.044 54
6. Lubai 984,72 53.858 55
7. Lawang Kidul 380,84 64.180 169
8. Muara Enim 203,80 62.851 308
9. Ujan Mas 268,70 23.691 88
10. Gunung Megang 666,40 57.565 86
11. Benakat 288,52 8.944 31
12. Rambang Dangku 628,24 51.492 82
13. Gelumbang 644,20 54.936 85
14. Lembak 388,07 31.576 81
15. Sungai Rotan 296,14 30.612 103
16. Muara Belida 176,00 7.750 44
17. Kelekar 151,00 9.574 63
18 Belimbing 289,7 26.080 77
19 Belida Darat 136,97 12.287 80
20 Lubai Ulu 485,82 28.103 78
2012 8.213 629.004 77
2011 9.140,50 731.410 80
2010 9.140,50 716.676 78
2009 9.140,50 668.341 73
2008 9.140,50 660.906 72
Sumber: Muara Enim dalam Angka 2013, BPS (diolah)
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-8
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Kepadatan penduduk tertinggi ada di Kecamatan Muara Enim yaitu 267 penduduk
per kilometer persegi, diikuti Kecamatan sebanyak 171 penduduk dan Kecamatan Lawang
Kidul sebanyak 159 penduduk. Namun sebaran penduduk menurut kecamatan di wilayah
Kabupaten Muara Enim tidak merata. Kecamatan dengan jumlah penduduk terbanyak
adalah Lawang Kidul, dan Muara Enim. Ketiga kecamatan tersebut dihuni oleh sekitar 26,75
persen penduduk Kabupaten Muara Enim. Sementara kecamatan dengan jumlah penduduk
paling sedikit adalah Muara Belida (1,4 persen) dan Kelekar (1,2 persen). (Lihat Tabel 2.3)
Apabila dilihat dari kelompok umur, selama tahun 2008-2011, usia produktif (15 – 64
mencapai 32 persen dan penduduk usia lebih dari 65 tahun sekitar 4 persen. Perkembangan
kepadatan penduduk dan jumlahnya berdasarkan jenis kelamin dan kelompok umur di
Kabupaten Muara Enim tahun 2008 - 2011 dapat dilihat pada Tabel 2.4.
Tabel 2.4
Kepadatan Penduduk serta Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Tahun 2008 – 2011
bekerja menurut lapangan usaha/sektor ekonomi, selama tahun 2008-2011 sebagian besar
penduduk Kabupaten Muara Enim bekerja pada sektor pertanian. Namun penyerapan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-9
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
dengan peningkatan penyerapan tenaga kerja terutama dalam sub sektor pertambangan dan
perdagangan masing-masing sebesar 4,29 persen dan 11,76 persen pada tahun 2011.
Persentase penduduk Kabupaten Muara Enim yang bekerja menurut lapangan usaha
Tabel 2.5
Persentase Penduduk Kabupaten Muara Enim yang Bekerja Menurut Sektor Tahun 2008-2011
Tahun (%)
SEKTOR
2008 2009 2010 2011*
A. SEKTOR PRIMER 73,19 72,58 69,85 64,72
- Sektor Pertanian 71,14 71,42 69,85 64,72
B. SEKTOR SEKUNDER 5,31 5,79 6,7 9,75
- Sektor Pertambangan dan Penggalian 2,05 1,16 2,39 4,29
- Sektor Industri Pengolahan 1,07 2,43 2,01 2,16
- Sektor Listrik, gas dan Air Bersih 0,96 0,57 0,89 0,23
- Sektor Bangunan 1,23 1,63 1,41 3,07
C. SEKTOR TERSIER 23,55 22,79 23,45 25,53
- Sektor Perdagangan 9,8 8,32 8,6 11,76
- Sektor Angkutan 3,4 4,66 3,73 2,98
- Sektor Bank, LKBB, Persewaan, Bangunan, Jasa Perusahaan 0,9 0,3 0,7 0,69
- Sektor Jasa-jasa 9,44 9,51 10,42 10,1
Sumber: LKPJ AMJ Kabupaten Muara Enim Tahun 2012
Dilihat dari jenjang pendidikan yang ditamatkan, komposisi penduduk menunjukkan semakin
tidak/belum tamat Sekolah Dasar (SD) semakin menurun menjadi sebesar 16,01 persen,
sedangkan yang tamat SD mencapai 38,91 persen. Sementara itu, penduduk yang tamat
SMP, SMA, dan Perguruan Tinggi masing-masing meningkat menjadi sebesar 19,98 persen,
21,40 persen, dan 3,70 persen. Untuk lebih jelasnya, persentase penduduk Kabupaten
Muara Enim umur 15 tahun ke atas menurut pendidikan yang ditamatkan pada tahun 2008 -
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-10
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 2.6
kesejahteraan Kabupaten Muara Enim, ditinjau dari sisi kesejahteraan dan pemerataan
Fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi adalah fokus pertama dari 3 fokus
pada aspek kesejahteraan masyarakat. Fokus ini berusaha melihat kondisi ekonomi makro
sebuah wilayah yang diukur dengan beberapa indikator, yaitu pertumbuhan PDRB, laju
inflasi, PDRB per kapita, Indeks Gini, pemerataan pendapatan versi Bank Dunia dan
1. Pertumbuhan PDRB
Indikator umum yang digunakan untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi suatu
daerah adalah dengan melihat perkembangan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
daerah yang bersangkutan, baik dengan minyak dan gas (migas) maupun tanpa migas.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-11
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Data mengenai pertumbuhan PDRB Kabupaten Muara Enim tahun 2008 sampai
2010 didapat dari buku Data Sosial Ekonomi Kabupaten Muara Enim. Data tersebut
dilengkapi dengan data laju PDRB Sumatera Selatan sebagai bahan analisis perbandingan
kemajuan ekonomi Kabupaten Muara Enim dengan provinsi dimana Kabupaten Muara Enim
berada.
Tabel 2.7
PDRB Sumatera Selatan dan Muara Enim Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008 - 2010
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-12
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
pembentukan PDRB. Untuk Kabupaten Muara Enim, terdapat tren pergeseran sektor
ekonomi utama dari sektor primer ke sektor tersier. Hal ini ditunjukkan dari menurunnya laju
pertumbuhan PDRB sektor pertanian dari 8,39% pada tahun 2008 menjadi 7,25% pada
tahun 2010. Sebaliknya sektor perdagangan, hotel dan restoran terus menunjukkan tren
pertumbuhan meningkat, begitu pula dengan sektor pengangkutan dan komunikasi serta
2. Laju Inflasi
harga dari sekelompok barang dan jasa yang berpengaruh terhadap kemampuan daya beli
masyarakat. Informasi mengenai laju inflasi berguna bagi pemerintah untuk memonitor harga
barang dan jasa dan mengambil kebijakan khusus apabila diperlukan. Rumus untuk
Data terkait laju inflasi diperoleh dari buku Data Sosial Ekonomi Kabupaten
Muara Enim. Dalam buku tersebut data yang disajikan adalah mengenai Inflasi Sektoral
PDRB Menurut Lapangan Usaha Tahun 2008 – 2010 baik untuk Provinsi Sumatera Selatan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-13
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 2.8
Inflasi Sektoral PDRB Sumatera Selatan dan Muara Enim Menurut Lapangan Usaha
Tahun 2008 – 2010 (dalam persen)
Lapangan Usaha 2008 r) 2009*) 2010**)
A. Sumatera Selatan
1. Pertanian 9,88 0,62 6,85
2. Pertambangan dan Penggalian 22,19 -16,38 16,63
3. Industri Pengolahan 18,80 2,22 8,80
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 3,92 2,92 3,09
5. Bangunan 12,17 3,91 5,21
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 15,43 6,75 6,86
7. Pengangkutan & Komunikasi 5,96 -1,27 0,83
8. Keu, Persewaan & Jasa Perusahaan 10,27 4,19 3,55
9. Jasa-jasa 15,70 14,50 8,82
PDRB dengan Migas 15,76 -1,31 8,97
PDRB Tanpa Migas 11,89 5,66 6,31
B. Muara Enim
1. Pertanian 9,63 0,90 4,54
2. Pertambangan dan Penggalian 17,85 -10,08 7,42
3. Industri Pengolahan 8,38 4,53 2,82
4. Listrik, Gas dan Air Bersih 8,25 5,03 3,98
5. Bangunan 11,82 3,86 0,92
6. Perdagangan, Hotel & Restoran 15,51 6,72 2,91
7. Pengangkutan & Komunikasi 10,49 0,74 0,80
8. Keu, Persewaan & Jasa Perusahaan 10,62 3,42 4,59
9. Jasa-jasa 15,12 17,10 6,24
PDRB dengan Migas 14,90 -4,54 5,71
PDRB Tanpa Migas 10,36 6,10 4,37
Sumber: Data Sosial Ekonomi Kabupaten Muara Enim Tahun 2011
Setelah mengkaji data laju inflasi sektoral di Muara Enim dapat disimpulkan bahwa
secara umum inflasi adalah sebuah hal yang tidak bisa dihindari. Setiap tahun selalu terjadi
peningkatan harga-harga di Kabupaten Muara Enim, namun nilainya tidak pernah lebih
besar dari laju inflasi di Provinsi Sumatera Selatan. Hal ini menunjukkan bahwa inflasi masih
PDRB per kapita dapat diukur menggunakan 2 macam pendekatan, yaitu PDRB
atas harga berlaku dan atas harga konstan. PDRB atas harga berlaku berguna untuk
menunjukkan nilai PDRB per kepala atau satu orang penduduk, sedangkan PDRB per kapita
harga konstan berguna untuk mengetahui pertumbuhan nyata ekonomi perkapita penduduk
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-14
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Sama seperti data perekonomian sebelumnya, data PDRB per kapita juga diperoleh
dari buku Data Sosial Ekonomi Kabupaten Muara Enim. Buku tersebut menyediakan data
PDRB per kapita menurut harga berlaku dan harga konstan untuk Provinsi Sumatera Selatan
dan Kabupaten Muara Enim seperti ditunjukkan oleh tabel dibawah ini.
Tabel 2.9
PDRB per Kapita Tahun 2008 - 2010
No. Uraian 2008r) 2009*) 2010**)
A. Sumatera Selatan
1 PDRB atas dasar harga berlaku
- dengan migas 133.664.987 137.331.848 157.772.133
- tanpa migas 89.100.922 98.907.507 112.449.335
2 PDRB atas dasar harga konstan
- dengan migas 58.065.455 60.452.944 63.735.999
- tanpa migas 44.763.105 47.029.273 50.294.815
B. Muara Enim
1 PDRB atas dasar harga berlaku
- dengan migas 17.927.942 17.923.618 19.958.937
- tanpa migas 9.696.596 10.932.952 12.246.044
2 PDRB atas dasar harga konstan
- dengan migas 7.714.277 8.079.324 8.510.649
- tanpa migas 4.804.098 5.105.150 5.478.644
Sumber: Data Sosial Ekonomi Kabupaten Muara Enim Tahun 2011
Keterangan: r) Angka revisi
*) Angka sementara
**) Angka sangat sementara
Dari data PDRB per kapita dapat dipahami bahwa nilai PDRB Kabupaten
Muara Enim secara keseluruhan (harga konstan) mengalami peningkatan. Pencapaian ini
dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat seperti tergambar pada data PDRB per kapita
Kabupaten Muara Enim telah berhasil mencatatkan prestasi positif, hal tersebut sebaiknya
tidak lantas membuat pemerintah berpuas diri karena apabila dibandingkan dengan PDRB
per kapita Provinsi Sumatera Selatan, laju pertumbuhan PDRB per kapita Kabupaten
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-15
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
4. Indeks Gini
koefisien ini berada pada rentang nol (pemerataan sempurna) hingga satu (ketimpangan
sempurna). Indeks atau Koefisien Gini merupakan indikator yang digunakan untuk menilai
tingkat pemerataan distribusi pendapatan. Cara menghitung Koefisien Gini adalah dengan
Data tentang Indeks Gini Kabupaten Muara Enim diperoleh dari Data Sosial
Ekonomi Kabupaten Muara Enim tahun 2011. Buku tersebut hanya menyediakan hasil akhir
analisis data Indeks Gini tanpa menjelaskan terlebih dahulu proses analisisnya, seperti data
rata-rata pengeluaran per kapita, total pengeluaran seluruh penduduk sebulan dan proporsi
Tabel 2.10
Indeksi Gini Kabupaten Muara Enim Tahun 2008 - 2010
Indikator 2008 2009 2010
Indeks Gini 0,28 0,27 0,30
Sumber: BPS Sumatera Selatan dalam Data Sosial Ekonomi Kabupaten Muara Enim Tahun 2011
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-16
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Berdasarkan tabel Indeks Gini diatas, diketahui bahwa Indeks Gini Kabupaten
Muara Enim berada pada kelompok ketimpangan rendah, yaitu < 0,3. Hanya saja apabila
dicermati lebih lanjut terdapat tren yang mencemaskan dimana pada tahun yang lebih baru
nilainya bergerak naik menuju ketimpangan sedang (0,28 pada tahun 2008 menjadi 0,30
pada tahun 2010). Data ini seperti mengkalibrasi data PDRB per kapita menurut harga
berlaku yang menyebutkan bahwa kenaikan PDRB dialami oleh seluruh masyarakat.
Nyatanya, masih ada sekelompok kecil masyarakat yang belum turut menikmati hasil
pembangunan. Hal ini tentu menjadi kesadaran pemerintah bahwa tugas melayani
Pemerataan pendapatan versi Bank Dunia adalah analisis ekonomi makro yang
yaitu 40% penduduk berpendapatan rendah, 40% penduduk berpendapatan menengah dan
20% berpendapatan tinggi. Dari data tersebut akan dapat dihitung tingkat ketimpangan
Bank Dunia telah disediakan oleh BPS pada pelaksanaan Susenas 2008-2010. Hasil
perhitungan data pemerataan pendapatan untuk Kabupaten Muara Enim adalah sebagai
berikut:
Tabel 2.11
Pemerataan Pendapatan Versi Bank Dunia Tahun 2008 - 2010
Indikator 2008 2009 2010
1 2 3 4
1. 40 persen terendah 25,45 26,37 26,23
2. 40 persen menengah 39,25 41,06 39,48
3. 20 persen tertinggi 35,30 32,57 34,30
Sumber: BPS Sumatera Selatan dalam Data Sosial Ekonomi Kabupaten Muara Enim Tahun 2011
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-17
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
1. Jika proporsi jumlah pendapatan dari penduduk yang masuk kategori 40 persen
terendah terhadap total pendapatan seluruh penduduk kurang dari 12 persen
dikategorikan ketimpangan pendapatan tinggi
2. Jika proporsi jumlah pendapatan dari penduduk yang masuk kategori 40 persen
terendah terhadap total pendapatan seluruh penduduk antara 12-17 persen
dikategorikan ketimpangan pendapatan sedang/menengah
3. Jika proporsi jumlah pendapatan dari penduduk yang masuk kategori 40 persen
terendah terhadap total pendapatan seluruh penduduk lebih dari 17 persen
dikategorikan ketimpangan pendapatan rendah
pada tahun 2008, 2009 dan 2010 proporsi jumlah pendapatan dari penduduk yang masuk
adalah sebesar 25,45, 26,37 dan 26,23, maka Muara Enim tergolong dalam kabupaten
dengan ketimpangan pendapatan rendah. Fakta ini sejalan dengan data PDRB per kapita
menurut harga berlaku yang menyatakan bahwa kemajuan daerah dirasakan oleh seluruh
lapisan masyarakat, namun berkebalikan dengan data Indeks Gini yang menyatakan bahwa
menggambarkan rasio penduduk yang hidup berkecukupan dan yang tidak menurut standar
tertentu yang berlaku secara nasional. Rumus untuk menghitung indikator ini adalah:
Data tentang persentase penduduk diatas garis kemiskinan diperoleh dari buku
Data Sosial Ekonomi Kabupaten Muara Enim tahun 2011. Dalam buku tersebut disajikan
persentase penduduk yang berada diatas dan dibawah garis kemiskinan pada tahun 2008,
2009 dan 2010. Data yang dimaksud dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-18
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 2.12
Persentase Penduduk Diatas Garis Kemiskinan Tahun 2008 - 2010
Tahun (%)
No Keterangan
2008 2009 2010
1 Penduduk miskin 17,98 15,96 14,51
2 Penduduk diatas garis kemiskinan 82,02 84,04 85,49
Sumber: Indikator Sosial Ekonomi Kabupaten Muara Enim Tahun 2011
Dari Tabel 2.12 diketahui bahwa dari tahun ke tahun persentase penduduk yang
tergolong dalam kelas penduduk diatas garis kemiskinan menunjukkan tren meningkat. Pada
tahun 2008 persentase penduduk pada kelas tersebut adalah 82,02%. Pada tahun 2009
jumlahnya meningkat 2,02% menjadi 84,04%. Pada tahun 2010 jumlahnya kembali
lapangan kerja baru. Penyerapan tenaga kerja membuat penduduk yang semula berada
pada kategori miskin “naik kelas” ke golongan penduduk diatas garis kemiskinan. Kenaikan
C. Kesejahteraan Masyarakat
berbagai urusan pemerintahan yang terkait. Dari berbagai macam urusan penyelenggaraan
1. Pendidikan
Angka melek huruf merupakan proporsi penduduk berusia 15 tahun keatas yang
dapat membaca dan menulis dalam huruf latin atau lainnya. Manfaat perhitungan angka
melek huruf digunakan untuk mengukur keberhasilan program pemberantasan buta huruf,
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-19
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
yang khususnya ada di wilayah perdesaan. Angka melek huruf dapat dihitung dari membagi
jumlah penduduk usia 15 tahun keatas yang dapat membaca dan menulis dengan jumlah
penduduk usia 15 tahun keatas kemudian dikalikan dengan seratus. Berikut adalah rumus
Data angka melek huruf Kabupaten Muara Enim tahun 2008 hingga 2010 adalah
Tabel 2.13
Angka Melek Huruf Kabupaten Muara Enim Tahun 2008-2010
Indikator Angka Melek Huruf (%)
2008 98,80
2009 98,81
2010 98,82
Sumber: Indikator Sosial Ekonomi Kabupaten Muara Enim Tahun 2011
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa angka melek huruf di Kabupaten
Muara Enim dari tahun 2008 sampai 2010 mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Laju
peningkatan angka melek huruf adalah 0,01%. Pada tahun 2008 angka melek huruf bernilai
98,80%. Selanjutnya pada tahun 2009 dan 2010 angka melek huruf Kabupaten Muara Enim
Semakin tinggi angka melek huruf, maka semakin tinggi kemampuan menyerap
informasi dari berbagai media. Angka melek huruf masyarakat yang tinggi akan
di Kabupaten Muara Enim. Dengan angka melek huruf yang tinggi, Kabupaten Muara Enim
mempunyai SDM berpendidikan dalam jumlah besar yang potensial untuk mendukung gerak
pembangunan.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-20
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Angka lama sekolah adalah angka yang menunjukkan lamanya bersekolah dari
masuk sekolah dasar sampai sampai dengan tingkat pendidikan terakhir yang ditempuh.
Namun jumlah tahun bersekolah ini tidak mengindahkan kasus-kasus tidak naik kelas, putus
sekolah yang kemudian melanjutkan kembali, dan masuk sekolah dasar diusia yang lebih
muda atau lebih tua. Menghitung angka rata-rata lama sekolah dapat dikonversikan
langsung dari jenjang pendidikan dan kelas tertinggi yang pernah diduduki seseorang.
Menghitung rata-rata jumlah tahun sekolah di tingkat kabupaten, dapat digunakan rumus
berikut:
Rata-rata lama sekolah di Kabupaten Muara Enim tahun 2008 hingga tahun 2010
meningkat. Pada tahun 2008 angka rata-rata lama sekolah adalah 7,3; pada tahun 2009
angka rata-rata lama sekolah adalah 7,35; dan pada tahun 2010 rata-rata lama sekolah
adalah 7,4. Peningkatan rata-rata lama sekolah pada tahun 2008 hingga 2010 adalah 0,05.
Meskipun peningkatan setiap tahunnya hanya sebesar 0,05, peningkatan rata-rata lama
suatu wilayah. Pada tahun 2008-2010 nilai rata-rata lama sekolah berkisar pada 7,30 hingga
7,40 yang artinya rata-rata penduduk di Kabupaten Muara Enim bersekolah sampai 7 tahun
4 bulan atau SLTA. Rata-rata lama sekolah penduduk yang 7 tahun 4 bulan menunjukkan
bahwa penduduk di Muara Enim belum memenuhi target nasional yaitu wajib
belajar 12 tahun.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-21
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
disuatu tingkat pendidikan. Angka partisipasi kasar merupakan perbandingan jumlah siswa
pada tingkat pendidikan SD/ SLTP/SLTA dibagi dengan jumlah penduduk berusia 7 hingga
18 tahun atau rasio jumlah siswa. Berikut rumus untuk menghitung angka partisipasi kasar:
Angka partispasi kasar merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur
daya serap penduduk usia sekolah dimasing-masing jenjang pendidikan. Dari tabel
menunjukkan nilai APK pada tahun 2009 dan 2010, nilai APK pada jenjang pendidikan SD
menurun pada tahun 2010, sedangkan pada jenjang pendidikan SLTP dan SLTA meningkat.
Tabel 2.14
SD 121,17 114,60
SLTP 80,74 85,23
SLTA 63,77 65,17
Sumber: Indikator Sosial Ekonomi Kabupaten Muara Enim 2011
mendapat perhatian. Perununan nilai APK dapat menghambat program pemerintah nasional
yang masih sekolah ataupun tidak sekolah lagi, menurut pendidikan tertinggi yang telah
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-22
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
pendidikan disuatu daerah, selain itu berguna untuk melakukan perencanaan penawaran
tenaga kerja, terutama melihat kualifikasi menurut pendidikan tertinggi yang telah
Angka pendidikan yang Ditamatkan tertinggi tahun 2008, 2009 dan 2010 ada pada
jenjang pendidikan SD yaitu 39,19, 39,01 dan 40,22. Pada tingkat pendidikan kurang dari
sekolah dasar, persentasenya menurun setiap tahunnya. Pada tingkat pendidikan SD, SMP,
SMA, dan Perguruan Tinggi Sederajat, APT Kabupaten Muara Enim meningkat setiap
tahunnya. Lebih jelasnya mengenai data APT Kabupaten Muara Enim dapat dilihat pada
tabel berikut.
Tabel 2.15
Persentase Penduduk Usia 15 tahun Keatas Menurut Pendidikan Tertinggi yang Ditamatkan
Kabupaten Muara Enim Tahun 2008-2010
Tingkat Pendidikan 2008 2009 2010
Dari data yang ada mengenai angka pendidikan tertinggi yang ditamatkan di
Kabupaten Muara Enim tahun 2008 sampai 2010. Diketahui pada tahun 2008 hingga
tahun 2010 persentase tertinggi ada pada tingkat pendidikan SD. Pada tahun 2008, 2009
dan 2010 APT SD adalah 39,19; 39,01 dan 40,22% dapat diinterpretasikan bahwa pada
tahun 2008 hingga 2010 sebagian besar penduduk hanya tamat SD.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-23
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Angka partisipasi murni adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan
dengan jenjang pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama.Angka partisipasi
murni fungsinya hampir sama dengan APK, hanya saja APM merupakan indikator yang lebih
baik karena APM melihat partisipasi penduduk kelompok usia standar dijenjang pendidikan
yang sesuai dengan standar tersebut. Angka partisipasi murni diperoleh dari rumus sebagai
berikut:
Muara Enim Tahun 2009 dan 2010 bersumber dari buku indikator sosial ekonomi tahun 2011
Tabel 2.16
Angka Partisipasi Murni (APM) Menurut Jenjang Pendidikan Kabupaten Muara Enim
Tahun 2009 dan 2010
Tingkat Pendidikan 2009 2010
SD 95,80 97,41
SLTP 58,24 61,75
SLTA 44,84 43,07
Sumber: Indikator Sosial Ekonomi Kabupaten Muara Enim 2011
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-24
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Dari data diatas diketahui bahwa secara umum semakin tinggi tingkat pendidikan,
maka angka partisipasi semakin menurun. Dilihat dari segi tingkat pendidikan, Angka
Partisipasi Murni SD dan SLTP mengalami peningkatan dari tahun 2009 ke tahun 2010
berturut-turut sebesar 1,61 dan 3,51. Namun pada jenjang pendidikan SLTA, pada
depan, dimana APM yang tinggi menunjukkan tingkat intelektualitas angkatan kerja pada
beberapa tahun mendatang, selepas para pelajar meninggalkan bangku sekolah. Angka
Partisipasi Murni SLTP dan SLTA berturut-turut sebesar 61,75 dan 43,07, maka Kabupaten
Muara Enim diperkirakan akan kekurangan sumber daya manusia yang kompeten untuk
dapat menjadi perhatian bersama dalam penanganannya. Dalam jangka pendek, intervensi
pemerintah diperlukan agar anak usia diatas 15 tahun mendapat pendidikan pada tingkat
yang lebih tinggi, dengan kata lain program wajib belajar 12 tahun terpenuhi. Dalam jangka
panjang, intervensi pemerintah diperlukan agar tersedia angkatan kerja dengan knowledge,
2. Kesehatan
Angka harapan hidup adalah rata-rata tahun hidup yang akan dijalani oleh bayi yang
baru lahir pada suatu tahun tertentu. Angka harapan hidup berguna untuk mengevaluasi
meningkatkan derajat kesehatan pada khususnya. Angka harapan hidup dapat diketahui
Angka harapan hidup pada Kabuaten Muara Enim hanya diketahui pada tahun 2007
dan 2010. Pada tahun 2007 angka harapan hidup bernilai 67,09 dan pada tahun 2010 angka
harapan hidup bernilai 67,49. Dari tahun 2007 ke 2010 angka usia harapan hidup bayi
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-25
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Angka harapan hidup Kabupaten Muara Enim pada tahun 2007 adalah 67,09 hal ini
menunjukkan bahwa bayi-bayi yang lahir pada tahun 2007 usianya dapat mencapai 67
tahun, tidak jauh berbeda dengan tahun 2007, tahun 2010 bayi-bayi yang dilahirkan usianya
berkisar antara 67 hingga 68 tahun. Meskipun peningkatan ini tidak terlalu tinggi, namun
Muara Enim.
Persentase balita gizi buruk adalah persentase balita dalam kondisi gizi buruk
terhadap jumlah balita. Keadaan tubuh anak bayi dilihat dari berat badan menurut umur. Gizi
buruk adalah kondisi terparah dari kekurangan gizi menahun. Persentase balita gizi buruk
Tabel 2.17
Persentase Balita Gizi Buruk di Kabupaten Muara Enim tahun 2009-2012
Tahun
No Status Gizi
2009 2010 2011 2012
1 Gizi Sangat Kurang (%) 1.14 1.2 0.75 0.65
Sumber: LKPJ AMJ Kabupaten Muara Enim Tahun 2012
Dari data tersebut diketahui bahwa angka balita gizi buruk di Kabupaten
Muara Enim terus menurun. Pada tahun 2009 nilai gizi buruk 1,14. Angka tersebut kemudian
naik pada tahun 2010 menjadi 1,2. Pada tahun 2011 hingga tahun 2012 persentase nilai
balita gizi buruk terus menurun dengan selisih 0,45 (2010-2011) dan 0,1 (2011-2012).
yang baik dari Pemerintah Daerah/kualitas kesehatan masyarakat yang baik. Dengan
melihat data persentase gizi buruk Kabupaten Muara Enim yang setiap tahunnya terus
menurun, maka hal itu adalah hal yang positif dan baik bagi perkembangan Kabupaten
Muara Enim. Penurunan persentase nilai gizi juga menggambarkan keberhasilan program
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-26
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
pemerintah yang berkaitan dengan perbaikan gizi. Keberhasilan ini hendaknya dapat
dipertahankan oleh aparat pemerintah daerah yang menangani urusan kesehatan dengan
melanjutkan program terkait pelayanan kesehatan balita dan mendorong inisiatif kegiatan
3. Ketenagakerjaan
penyerapan tenaga kerja. Atau dapat jugadidefinisikan perbandingan jumlah penduduk yang
bekerja terhadap jumlah angkatankerja. Jika yang tersedia adalah angka pengangguran,
maka angka yang digunakan adalah (1 - angka pengangguran). Rumus untuk menghitung
Data rasio penduduk yang bekerja bersumber dari data indikator sosial ekonomi
tahun 2011 yang diolah. Rasio penduduk yang bekerja dari tahun 2008 sampai tahun 2010
mengalami sedikit penurunan. Tahun 2008 rasio penduduk yang bekerja adalah 0,225, dan
Tabel 2.18
Rasio Penduduk yang bekerja tahun 2008-2010 Kabupaten Muara Enim
Indikator 2008 2009 2010
Penduduk Bekerja 72.09 70.42 72.86
Angkatan Kerja 321.041 319.24 356.46
Rasiopenduduk bekerja 0.225 0.221 0.204
Sumber: Indikator Sosial Ekonomi Kabupaten Muara Enim 2011
Kabupaten Muara Enim dari kesempatan kerja yang ada memperoleh kesempatan kerja,
tahun 2010 menurun menjadi 20,4% penduduk muara enim mendapatkan kesempatan
bekerja dan 79,6% sedang mencari pekerjaan atau pengangguran. Penurunan kesempatan
bekerja, perlu mendapatkan perhatian pemerintah, seperti pembukaan lapangan kera baru.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-27
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Pelayanan publik atau pelayanan umum merupakan segala bentuk jasa pelayanan,
baik dalam bentuk barang publik maupun jasa publik yang menjadi tanggungjawab
perkembangan kinerja yang dilakukan oleh pemerintah daerah Kabupaten Muara Enim, baik
a. Urusan Wajib
umum, penyelenggaraan pelayanan dasar Kabupaten Muara Enim masih perlu ditingkatkan.
Pendidikan
penduduk terutama usia muda. Proporsi penduduk muda di Indonesia semakin menurun
menurunnya jumlah anak-anak yang masuk sekolah dasar. Rumus untuk menghitung angka
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-28
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Data angka partisipasi sekolah yang bersumber dari Indikator Sosial Ekonomi
Kabupaten Muara Enim Tahun 2011 dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.19
Angka Partisipasi Sekolah (APS) Menurut Kelompok Umur dan Jenis Kelamin Kabupaten
Muara Enim 2008-2010
2008 2009 2010
Umur
L P L+P L P L+P L P L+P
Angka partisipasi sekolah dasar adalah pada jenjang umur 7-12 tahun dan 13-15
tahun atau pada tingkat pendidikan SD dan SLTP. Angka partisipasi sekolah menengah
pada usia 16-18 tahun atau pada tingkat pendidikan SLTA. Pada setiap tingkat pendidikan
atau kelompok umur, nilai dari angka partisipasi sekolah terus meningkat dari tahun ke
tahun. Angka partisipasi sekolah dasar meningkat sebesar 0,47 sedangkan pada jenjang
Semakin tinggi APS maka pada suatu jenjang pendidikan, maka semakin banyak
menyerap penduduk pada umur kelompok pendidikan tersebut. Di Kabupaten Muara Enim,
diketahui bahwa untuk tingkat pendidikan yang lebih tinggi, nilai APS lebih rendah. Meski
terjadi peningkatan dari tahun ke tahun, nilai APS yang masih rendah pada tingkat
melalui berbagai program pendidikan menjadi penting dalam rangka meningkatkan kualitas
pendidikan.
Rasio ketersediaan sekolah adalah jumlah sekolah tingkat pendidikan dasar dan
menengah per 10.000 jumlah penduduk usia pendidikan dasar. Rasio ini mengindikasikan
kemampuan untuk menampung semua penduduk usia pendidikan dasar dan menengah.
Rumus untuk menghitung Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah Dasar Dan
Menengah berdasar pada lampiran 1 Permendagri 54 tahun 2010 adalah sebagai berikut:
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-29
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Sekolah Dasar
Sekolah Menengah
Tidak ada data yang dapat digunakan untuk menghitung Rasio Ketersediaan
Sekolah/Penduduk Usia Sekolah Dasar Dan Menengah. Namun data dapat disubstitusi
dengan data yang ada yang bersumber dari Indikator Sosial Ekonomi Kabupaten
Muara Enim tahun 2011, yaitu data mengenai Rasio Penduduk Usia Sekolah dasar dan
Tabel 2.20
Rasio Murid-Sekolah Di Kabupaten Muara Enim 2008-2010
Indikator 2008 2009 2010
SMP meningkat setiap tahunnya. Pada tahun 2008 rasionya adalah 200,07, tahun 2009 dan
2010 nilainya meningkat berturut-turut menjadi 201,31 dan 205,43. Berbeda dengan tren di
tingkat SD dan SMP, pada tingkat pendidikan SLTA rasio murid-sekolah pada tahun 2008-
Semakin rendah rasio berarti semakin baik kondisi pelayanan pendidikan sebuah
daerah. Rasio murid-sekolah yang rendah memiliki arti bahwa penambahan jumlah murid
diikuti dengan penambahan jumlah sekolah. Meninjau bahwa nilai rasio murid-sekolah di
kapasitas sekolah oleh pemerintah daerah Muara Enim kurang mampu mengikuti kecepatan
penambahan murid. Hal ini tentu disayangkan mengingat minat masyarakat yang besar
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-30
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
pemerintah harus memiliki sebuah cetak biru (blueprint) pelayanan pendidikan yang antara
Rasio guru terhadap murid adalah jumlah guru tingkat pendidikan menengah per
1.000 jumlah murid pendidikan menengah. Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga
pengajar. Selain itu juga untuk mengukur jumlah ideal murid untuk satu guru agar tercapai
mutu pengajaran. Menghitung rasio guru tehadap murid dengan rumus berdasarkan
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 adalah sebagai berikut:
Sekolah Dasar
Sekolah Menengah
Tidak ada data yang dapat digunakan untuk menghitung Rasio Guru Terhadap
Murid Sekolah Dasar Dan Menengah. Namun data dapat disubstitusi dengan data yang ada
yang bersumber dari Indikator Sosial Ekonomi Kabupaten Muara Enim tahun 2011. Data
tersebut hampir sama dengan data pada indikator IKK hanya saja datanya mengenai Rasio
Tabel 2.21
Rasio Murid-Guru Di Kabupaten Muara Enim 2008-2010
Indikator 2008 2009 2010
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-31
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rasio Guru Terhadap Murid Sekolah pada tingkat SD mengalami penurunan setiap
tahunnya. Pada tahun 2010 Rasio Guru Terhadap Murid Sekolah pada jenjang SLTP
mengalami penurunan sebesar 3.94 sedangkan, pada tingkat SLTA turun sebesar 0,84. Dari
nilai rasio tersebut diketahui bahwa setiap 10.000 siswa terdapat 14-17 guru.
antara guru dan murid. Ketimpangan guru dan murid tersebut seharusnya dikurangi oleh
Kesehatan
dapat memperoleh pelayanan kesehatan secara merata dan murah. Tujuan tersebut
diharapkan akan mencapai derajat kesehatan yang baik, yang pada gilirannya akan
wilayah dalam cakupannya untuk memenuhi pelayanannya kepada penduduk. Tujuan agar
pelayanan dapat terpenuhi sesuai dengan standar pelayanan. Rasio puskesmas dan pustu
Pada rumus diatas untuk mengetahui rasio puskesmas dan pustu pada 1000 penduduk,
namun data yang tersedia merupakan data rasio puskemas dan pustu per 10.000 penduduk.
Tabel 2.22
Rasio Fasilitas Kesehatan Terhadap 10.000 penduduk Tahun 2008-2010
Rasio per 10.000 Penduduk
Fasilitas Kesehatan
2008 2009 2010
Puskesmas 0,33 0,33 0,33
Puskesmas Pembantu 1,66 1,62 1,49
Sumber: Dinas Kesehatan Muara Enim dan BPS Muara Enim, data diolah
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-32
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Data diatas menunjukkan nilai rasio puskesmas tahun 2008-2010 tidak mengalami
perubahan. Sedangkan rasio puskesmas pembantu pada tahun 2008 hingga 2010
mengalami penurunan. Berturut-turut laju penurunan rasio puskesmas pembantu
adalah 0,04 (2008-2009) dan 0,13 (2009-2010).
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melalui tenaga medis profesional yang
terorganisasi serta sarana kedokteran yang permanen menyelenggarakan pelayanan
kesehatan, asuhan keperawatan yang bekesinambungan, diagnosis serta pengobatan
penyakit yang diderita oleh pasien. Rasio rumah sakit per satuan penduduk dapat dihitung
dengan rumus.
tahun 2012 diketahui jumlah penduduk di Kabupaten Muara Enim adalah 748.857 jiwa,
dengan jumlah rumah sakit di Kabupaten Muara Enim ada 3 buah. Dari data diatas dapat
dihitung nilai rasio rumah sakit per satuan penduduk dan diketahui nilai rasio rumah sakit per
Rasio rumah sakit per satuan penduduk adalah jumlah rumah sakit per 1000
penduduk. Rasio ini mengukur ketersediaan fasilitas rumah sakit berdasarkan jumlah
penduduk. Nilai rasio rumah sakit per satuan penduduk dirasa nilainya terlalu kecil, sehingga
pelayanan kesehatan tetap optimal dalam melayani penduduk Kabupaten Muara Enim.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-33
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Menghitung rasio dokter dan rasio tenaga medis per satuan penduduk bermanfaat
untuk mengetahui kebutuhan tenaga kesehatan yang ada di Kabuapaten Muara Enim
dibandingkan dengan jumlah penduduk. Rasio Dokter dan Tenaga Medis Per Satuan
dan
Dari rumus yang ada untuk mengitung rasio dokter ataupun tenaga medis, dihitung
per 1000 penduduk. Namun data LKPJ tahun 2012 berisikan rasio dokter dan tenaga medis
per 10.000 penduduk, sedikit berbeda dengan yang diarahkan oleh Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 54 Tahun 2010 dengan rumus yang dihitung per 1000 penduduk.
Tabel 2.23
Rasio Dokter dan Tenaga Kesehatan Terhadap 10.000 penduduk Tahun 2008-2010
Rasio Per 10.000 Penduduk
Tenaga Kesehatan
2008 2009 2010
Dokter 1,03 1,33 1,41
Perawat 6,23 8,35 11,22
Bidan 5,40 7,48 7,97
Sumber: Dinas Kesehatan Muara Enim dan BPS Muara Enim, data diolah
Dari Tabel 2.23 diketahui bahwa rasio dokter dari tahun 2008 hingga 2010 terus
meningkat. Pada tahun 2008-2009 mengalami laju peningkatan sebesar 0,3 dan 0,08 pada
tahun 2009-2010. Sedangkan pada tenaga medis perawat peningkatan rasio tahun 2008-
2009 berturut-turut 2,12 dan 2,87. Pada tenaga kesehatan bidan peningkatan rasio tenaga
kesehatan sebesar 2,08 dan 0,49. Pada tahun 2010 dari 10.000 penduduk di Kabupaten
Muara Enim terdapat 1,41 dokter; 11,22 perawat dan 7,97 bidan.
2.500 penduduk. Berdasarkan fakta yang ada, di Indonesia jumlah dokter dan dokter
spesialis belum memenuhi kebutuhan sesuai rasio jumlah penduduk Indonesia. Selain itu
distribusi dokter di Indonesia belum merata serta perlu ditingkatkan kualitasnya. Oleh karena
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-34
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
desa dan atau kelurahan tergantung jumlah penduduknya. Cakupan puskesmas dan
Data yang bersumber dari LKPJ tahun 2012, diketahui Kabupaten Muara Enim
terdiri dari 25 kecamatan, 310 desa dan 16 kelurahan, terdapat 25 puskesmas dan 113
pustu. Sehingga dari data tersebut dapat dihitung dan diketahui nilai cakupannya. Cakupan
untuk puskesmas adalah 100%, sedangkan cakupan untuk pustu adalah 34,7%.
Semakin tinggi nilai cakupan pelayanan suatu fasilitas, maka daya layannya
semakin baik. Cakupan puskesmas bernilai 100%, yang berarti menunjukkan bahwa
puskesmas mampu melayani wilayah pelayanannya secara maksimum. Pada puskesmas
pembantu nilai cakupannya 34,7%, hal ini menunjukkan bahwa puskesmas pembantu belum
mampu secara maksimal dalam melayani wilayah pelayanannya. Cakupan pelayanan pustu
perlu ditingkatkan salah satu caranya dengan menambah jumlah pustu.
Pekerjaan Umum
Proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik adalah panjang jalan dalam
kondisi baik dibagi dengan panjang jalan secara keseluruhan baik nasional, provinsi dan
kabupaten/kota. Informasi mengenai proporsi panjang jalan dalam kondisi baik dapat
digunakan untuk mengidentifikasi kualitas jalan dari keseluruhan panjang jalan. Rumus
menghitung proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik adalah berikut.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-35
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Data untuk menghitung proporsi panjang jalan dalam kondisi baik diperoleh dari
Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Akhir Masa Jabatan (LKPJ) 2012. Diketahui
jumlah panjang total jalan adalah 1.235,81 km, dan jalan dalam kondisi baik adalah
558,32 km. Data panjang jalan dalam kondisi baik diperoleh dari penjumlahan data jalan
baru, perbaikan jalan dan pemeliharaan yang terdapat pada dokumen LKPJ. Dari data yang
diperoleh, diketahui proporsi panjang jaringan jalan dalam kondisi baik adalah 0,452.
Panjang jalan di Kabupaten Muara Enim dalam kondisi baik sebesar 45% dan sisanya atau
55% kondisi jalan di Kabupaten Muara Enim dalam kondisi buruk.
Semakin tinggi nilai proporsi panjang jaringan jalan akan memberikan dampak yang
baik bagi penduduknya ataupun bagi daerah itu sendiri. Kondisi jalan yang 45% dalam
kondisi baik dirasa kurang untuk sebuah daerah. Pembangunan wilayah akan terhambat
karena tidak didukung oleh infrastruktur jaringan jalan yang memadai/dipengaruhi oleh akses
jaringan jalan yang rusak. Pada periode pemerintahan 5 tahun mendatang, isu peningkatan
Rasio jaringan irigasi adalah perbandingan panjang jaringan irigasi terhadap luas
lahan budidaya. Panjang jaringan irigasi meliputi jaringan primer, sekunder dan tersier. Hal
ini mengindikasikan ketersediaan saluran untuk kebutuhan budidaya pertanian. Rumus yang
digunkan untuk menghitung rasio jaringan irigasi berdasarkan Permendagri 54/2010 yaitu:
Data mengenai jaringan irigasi saat ini yang dimiliki kurang lengkap untuk
menggambarkan rasio jaringan irigasi. Dari LKPJ tahun 2012, diketahui bahwa Dinas
Pekerjaan Umum bidang ke Binamargaan dan Pengairan dari tahun 2008-2011 melakukan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-36
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Drainase berfungsi untuk mengontrol kualitas air tanah dalam kaitannya dengan
salinitas. Drainase merupakan salah satu cara untuk membuang kelebihan air yang tidak
diinginkan pada suatu daerah. Selain itu tujuan dari drainase adalah salah satu unsur dari
prasarana kota dalam rangka menuju kehidupan kota yang aman, nyaman, bersih dan sehat.
Rumus untuk menghitung drainase dalam kondisi baik berdasarkan Peraturan Menteri
Data untuk menghitung drainase dalam kondisi baik tidak cukup lengkap. Dari
Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan tahun 2012, hanya diketahui
Perumahan
Rumah tangga pengguna air bersih adalah persentase rumah tangga yang
memanfaatkan air bersih untuk memenuhi kebutuhan hidup anggota rumah tangga. Rumus
untuk menghitung rumah tangga pengguna air bersih berdasarkan Permendagri Nomor 45
Data yang bersumber dari Indikator Sosial Ekonomi tahun 2011 menunjukkan tabel
Rumah Tangga Pengguna Air Bersih Kabupaten Muara Enim Tahun 2008-2010, berikut
tabelnya.
Tabel 2.24
Rumah Tangga Pengguna Air Bersih
Fasilitas Perumahan 2008 2009 2010
Rumah Tangga Pengguna Air Bersih 82,24 82,74 82,81
Sumber: Indikator Sosial Ekonomi Kabupaten Muara Enim Tahun 2011
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-37
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rumah tangga pengguna air bersih di Kabupaten Muara Enim dari tahun 2008-2010
mengalami peningkatan sebesar 0,5%, dan selanjutnya pada tahun 2009-2010 meningkat
sebesar 0,07%.
menunjukkan bahwa penduduk di Kabupaten Muara Enim semakin menyadari pentingnya air
bersih bagi kesehatan. Peningkatan pengguna air bersih di Kabupaten Muara Enim
diharapkan terus meningkat, semakin banyaknya warga yang menggunakan air bersih akan
Muara Enim.
memanfaatkan listrik sebagai penerangannya. Rumah tangga pengguna listrik dapat dihitung
dengan rumus yang ada pada lampiran 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54
Data Rumah Tangga Pengguna Listrik Kabupaten Muara Enim tahun 2008-2010
Tabel 2.25
Rumah Tangga Pengguna Listrik
Fasilitas Perumahan 2008 2009 2010
Rumah Tangga Pengguna Listrik (%) 86,68 88,05 92,45
Sumber: Indikator Sosial Ekonomi Kabupaten Muara Enim Tahun 2011
meningkat cukup tinggi. Pada tahun 2008 rumah tangga pengguna listrik 86,68%,
tahun 2009 rumah tangga pengguna listrik 88,05 dan pada tahun 2010 rumah tangga
pengguna listrik di Kabupaten Muara Enim 92,45%. Peningkatan persentase sebesar 1,37%
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-38
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Peningkatan rumah tangga pengguna listrik cukup signifikan terjadi pada tahun
2008-2009. Peningkatan ini menunjukkan bahwa rumah tangga di Kabupaten Muara Enim
semakin maju dan sejahtera,dengan banyak rumah tangga telah menggunakan listrik.
tersedianya pasokan listrik yang cukup untuk penduduk di Kabupaten Muara Enim secara
merata.
sanitasi/jamban sendiri disetiap rumah atau dengan kata lain tidak menggunakan jamban
bersama serta memiliki tangki septik sendiri. Indikator mengenai rumah tangga ber-sanitasi
Tabel 2.26
Rumah Tangga Ber-Sanitasi
Fasilitas Perumahan 2008 2009 2010
Rumah Tangga mempunyai Jamban Sendiri dengan
36,65 46,13 51,76
Tangki Septik
Sumber: Indikator Sosial Ekonomi Kabupaten Muara Enim Tahun 2011
Data rumah tangga bersanitasi setiap tahunnya meningkat dari tahun 2008-2010.
Peningkatan rumah tangga bersanitasi cukup tinggi, tahun 2008-2009 meningkat sebesar
9,48% dan 5,63% pada tahun 2009-2010. Indikator Rumah Tangga Ber-Sanitasi erat
masyarakat Kabupaten Muara Enim semakin sadar akan pentingnya kesehatan dengan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-39
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Perencanaan Pembangunan
Keempat dokumen diatas ada di Kabupaten Muara Enim dan telah di PERDA -kan.
Kabupaten Muara Enim No. 8 tahun 2008 dan berlaku mulai tahun 2005 hingga tahun 2025.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Kabupaten Muara Enim yang lalu telah di-
PERDA-kan dengan Perda No 25 Tahun 2008. Berlaku pada tahun 2008-2013, dan saat ini
sedang disusun RPJMD yang baru. Rencana Kerja Pemerintah Daerah disusun setelah
RPJMD disahkan dan berlaku selama satu tahun. Pada dasarnya RKPD dibuat dengan
mengacu pada RPJMD. Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD dapat diketahui
Indikator Penjabaran Program RPJMD kedalam RKPD belum dapat dihitung karena
data RKPD tidak tersedia ketika dokumen ini disusun. Namun berdasarkan hasil diskusi
dengan beberapa perwakilan SKPD, diketahui bahwa dalam menyusun Rencana Kerja
(Renja) SKPD yang menjadi input bagi RKPD, SKPD menggunakan dokumen RPJMD
sebagai referensi utama. Secara kualitatif dapat disimpulkan bahwa RKPD telah
mengakomodir muatan RPJMD.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-40
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Perhubungan
daratan menjadi transportasi utama di Kabupaten Muara Enim. Jenis transportasi utama di
Kabupaten Muara Enim adalah Kereta Api dan angkutan jalan raya. Sehingga jalan raya
merupakan faktor terpenting dalam pergerakan roda ekonomi Kabupaten Muara Enim.
Tabel 2.27
Jumlah Sarana Perhubungan di Kabupaten Muara EnimTahun 2008-2010
Sarana Perhubungan 2008 2009 2010
1 2 3 4
Terminal 4 4 4
Stasiun Kereta Api 1 1 1
Jumlah Bis 53 77 79
Jumlah Truk 1,148 1,305 885
Sumber: Indikator Sosial Ekonomi Kabupaten Muara Enim Tahun 2011
Terminal dan Stasiun Kereta Api di Kabupaten Muara Enim dari tahun 2008-2010
tidak mengalami perubahan. Dari RPJMD Kabupaten Muara Enim menyebutkan bahwa
kereta api banyak dimanfaatkan menjadi sarana angkutan batubara dari Tanjung Enim ke
Tarahan. Apabila dibandingkan, kereta api untuk mengangkut batubara lebih sering daripada
mengangkut penumpang.
2. Pemasangan Rambu-Rambu
Rambu-rambu lalulintas dan ketertiban lalulintas merupakan salah satu tugas dari
Dinas Perhubungan. Selain pemasangan rambu-rambu juga diperlukan perawatan secara
berkala. Dengan demikian rambu-rambu dapat mengatur lalu lintas dalam jangka waktu yang
lama. Lampiran 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 menyebutkan
rumus untuk mengetahui persentase pemasangan rambu-rambu sebagai berikut:
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-41
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Data yang bersumber dari LKPJ tahun 2012 belum dapat dihitung nilai dari
Perhubungan yang berkaitan dengan rambu-rambu lalu lintas dari tahun 2008-2010 sebagai
berikut:
1. Terpenuhinya pembuatan marka jalan, parkir dan zebra cross sepanjang 4.000
meter.
2. Terpenuhinya pengadaan/ pembuatan warning text dan warning light sebanyak
5 buah.
3. Pemeliharaan rambu-rambu lalu lintas sebanyak 140 unit, dan RPPJ sebanyak 9 unit.
Lingkungan Hidup
Penanganan sampah saat ini bukan masalah yang mudah. Pertumbuhan penduduk
yang meningkat drastis dan semakin banyaknya masyarakat yang konsumtif menjadi salah
satu faktor pendukung semakin meningkatnya volum sampah. Di Kota-kota besar sampah
penanganan sampah diketahui dari Lampiran 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54
Tahun 2010.
yang ditangani dan jumlah produksi sampah. Namun karena ketersedian data yang minim
pada penyusunan awal dokumen ini, maka belum dapat dihitung persentase penanganan
sampah di Kabupaten Muara Enim. Usaha yang telah dilakukan oleh pemerintah kaitannya
dengan penanganan sampah adalah dengan penyediaan Bak Sampah yang berjumlah
200 unit.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-42
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
progam dan didukung oleh penduduknya dapat menghindarkan Kabupaten Muara Enim dari
berkaitan dengan sampah terus ditingkatkan agar tercipta Kabupaten Muara Enim yang
Syarat-syarat air minum menurut Kementerian Kesehatan adalah tidak berasa, tidak
berbau, tidakberwarna, dan tidak mengandung logam berat. Walaupun air dari sumber alam
dapat diminum olehmanusia, terdapat resiko bahwa air ini telah tercemar oleh bakteri
(misalnya Escherichia coli) atauzat-zat berbahaya. Dari Lampiran 1 Permendagri Nomor 54
tahun 2010 Kabupaten Muara Enim dapat diketahui rumusnya.
Belum tersedia data mengenai penduduk berakses air minum, oleh karena itu
perhitungan persentase penduduk berakses air minum belum dapat diketahui nilainya. Data
yang dapat menggambarkan mengenai penduduk yang berakses air minum adalah data
yang bersumber dari LKPJ Akhir Masa Jabatan Kabupaten Muara Enim Tahun 2012 yang
merupakan laporan dari Dinas Pekerjaan Umum. Program yang dilakukan oleh Pemerintah
PU adalah pembangunan 13 jaringan air minum dan optimalisasi 3 jaringan air minum
Semakin tinggi penduduk yang berakses air minum, maka kondisi penduduk di
suatu daerah semakin sejahtera. Air minum merupakan kebutuhan utama makhluk hidup.
Muara Enim. Pembangunan daerah dan peningkatan kesejahteraan akan berjalan baik
Muara Enim.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-43
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
diketahui nilainya dengan menghitung data terkait pencemaran status mutu air dengan
rumus yang ada pada Lampiran 1 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010.
Data terkait dengan Pencemaran Status Mutu air belum dapat diperoleh pada saat
penyusunan dokumen ini. Data mengenai status mutu air dapat disubstitusi dengan data
yang juga mampu menggambarkan kondisi mutu air dan pencemarannya di Kabupaten
Muara Enim. Laporan LKPJ Masa Akhir Jabatan, Dinas Lingkungan Hidup memiliki program
yang telah terlaksana yang kaitannya dengan pencemaran. Kegiatan tersebut adalah:
Semakin tinggi pencemaran status mutu air, maka semakin rendah kualitas air
didaerah tersebut. Pencemaran Status Mutu Air jangka panjangnya akan berakibat lebih
parah, dapat menyebabkan terjadinya krisis air bersih yang akan diikuti penurunan kulitas
bersama dan terkoordinasi seecara baik, dengan tujuan penanggulangan pencemaran dapat
Analisis mengenai dampak lingkungan kajian mengenai dampak besar dan penting
untuk pengambilan keputusan suatu usaha dan/atau kegiatan yang direncanakan pada
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-44
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
tentang Analisis Mengenai Dampak Lingkungan). Hal-hal yang dikaji dalam proses AMDAL:
sebagai pelengkap studi kelayakan suatu rencana usaha dan/atau kegiatan. Cakupan
pelaksanaan Amdal, terbatas pada jumlah perusahaan wajib Amdal yang telah diawasi. Data
jumlah seluruh perusahaan wajib AMDAL belum diketahui, sehingga belum dapat dihitung
cakupan pengawasan terhadap pelaksanaan amdal. Jumlah perusahaan yang telah selesai
dokumen Amdal dalam kurun waktu 2008 hingga 2013 berjumlah 21 dokumen, dan
18 dokumen untuk UPL/UKL.Badan Lingkungan Hidup dan pemerintah bekerja sama agar
Kartu Tanda Penduduk merupakan kartu identitas di Indonesia. Saat ini di Indonesia
mulai diganti KTP yang lama dengan e-KTP (Kartu Tanda Penduduk Elektronik).
Berdasarkan Lampiran Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 rumus untuk
Rasio penduduk ber-KTP per satuan penduduk pada tahun 2008-2011 dan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-45
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 2.28
Persentase Rasio Penduduk Ber-KTP per Satuan Penduduk
No Uraian 2008 2009 2010 2011
1 Wajib KTP (Orang) 463.834 507.618 515.793 545.589
2 Sudah memiliki KTP (Orang) 278.301 304.571 368.780 432.989
3 Rasio Penduduk ber KTP/Satuan 60% 60% 71,49% 79,36%
Penduduk
Sumber: LKPJ Akhir Masa Jabatan Tahun 2012
Rasio penduduk ber-KTP/ satuan Penduduk pada tahun 2008 dan 2009 nilainya
tetap yaitu 60%. Tahun berikutnya 2010 dan 2011 nilainya terus meningkat, berturut-turut
nilainya 71,49% dan 79,36%. Laju rasio penduduk ber –KTP tahun 2009-2010 meningkat
Semakin tinggi rasio penduduk yang memiliki KTP, maka semakin tinggi capaian
Dinas Pencatatan Sipil Kabupaten Muara Enim. Nilai rasio penduduk Ber-KTP per Satuan
Pentingnya akta kelahiran adalah akta yang dibuat berdasarkan laporan kelahiran
yang disampaikan dalam batas waktu selambat-lambatnya 60 (enam-puluh) hari kerja bagi
WNI dan 10 (sepuluh) hari kerja bagi WNA sejak tanggal kelahiran bayi. Akta kelahiran
mempunyai manfaat yang besar serta kegunaan dari sebuah akte kelahiran ini di kemudian
hari. Rumus untuk menghitung kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk berdasarkan
Hasil kinerja Dinas Pencatatan Sipil Kabupaten Muara Enim mencatat pada
laporannya LKPJ AMJ tahun 2012 mengenai data kepemilikan akta kelahiran pada tabel
berikut:
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-46
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 2.29
Pencapaian Pelayanan Akta Kelahiran Muara Enim Tahun 2009-2011
1 2008 11.361
2 2009 8.315
3 2010 6.558
4 2011 7.598
Sumber: LKPJ AMJ Tahun 2012 Kabupaten Muara Enim
Data untuk mendukung perhitungan kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk
dirasa tidak memadai untuk melakukan perhitungan. Data yang hampir sama untuk
mensubstitusi adalah data pencapaian pelayanan akta kelahiran di Muara Enim perhitungan
kepemilikan akta kelahiran per 1000 penduduk diperoleh dari LKPJ AMJ tahun 2012.
dengan angka kelahiran pada tahun tersebut. Melihat pentingnya akta kelahiran dimasa
mendatang, penduduk sudah semakin cerdas untuk membuat akta kelahiran bagi anak-
anaknya. Sosialisasi ke daerah-daerah perdesaan menjadi salah satu cara yang dapat
1. Rasio Akseptor KB
Keluarga Berencana adalah gerakan untuk membentuk keluarga yang sehat dan
sejahtera dengan membatasi kelahiran. Itu bermakna adalah perencanaan jumlah keluarga
dengan pembatasan yang bisa dilakukan dengan penggunaan alat-alat kontrasepsi atau
penanggulangan kelahiran seperti kondom, spiral, IUD, dan sebagainya. Untuk menghitung
Berikut data mengenai Rasio akseptor KB Kabupaten Muara Enim Tahun 2008-
2011, dengan sumber data Laporan Keterangan Pertanggung Jawaban Akhir Masa Jabatan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-47
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 2.30
Rasio Akseptor KB Kabupaten Muara Enim Tahun 2008-2012
Rasio akseptor KB dari tahun ketahun mengalami penurunan nilai. Pada tahun 2008
dengan nilai rasio 77,94% terus menurun hingga tahun 2011 dengan nilai rasio 75,54%.
Penurunan nilai rasio dipengaruhi oleh pasangan pengguna KB.
dalam rangka mewujudkan NKKBS (Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi
Data cakupan KB Aktif dapat dihitung dari diatas dan data yang diperoleh dari
laporan LKPJ Akhir Masa Jabatan Kabupaten Muara Enim Tahun 2012 adalah sebagai
berikut.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-48
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 2.31
Cakupan Peserta KB Aktif Kabupaten Muara Enim Tahun 2008-2011
Tahun
URAIAN 2008 2009 2010 2011
Peserta KB Aktif 108.637 113.224 128.395 133.385
Jumlah Pus 139.382 146.376 166.425 176.584
Cakupan Peserta KB Aktif (%) 77,94 77,35 77,14 75,53
Sumber: LKPJ AMJ Kabupaten Muara Enim Tahun 2012
tahunnya. Penurunan paling banyak cakupan peserta KB aktif terjadi pada tahun 2010
ke 2011 menurun sebanyak 1,61%. Meskipun jumlah peserta KB aktif meningkat setiap
tahunnya, jumlah PUS juga meningkat semakin banyak sehingga nilai cakupan peserta KB
aktif menurun.
Ketenagakerjaan
Tenaga kerja adalah modal dasar bagi bergeraknya roda pembangunan. Komposisi
dan jumlah tenaga kerja akan mengalami perubahan seiring dengan perubahan penduduk.
Pada urusan Ketenagakerjaan indikator yang dijelaskan adalah Tingkat Partisipasi Angkatan
Keterlibatan penduduk dalam kegiatan ekonomi diukur dengan porsi penduduk yang
masuk ke dalam pasar kerja (bekerja atau mencari pekerjaan) disebut sebagai Tingkat
berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 adalah dengan rumus
berikut:
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-49
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Data tingkat partisipasi angkatan kerja bersumber dari indikator sosial ekonomi
Tabel 2.32
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Kabupaten Muara Enim Tahun 2008-2011
Jenis Kelamin Jumlah
Tahun
Laki-laki Perempuan L+P TPAK
bersumber dari data indikator sosial ekonomi tahun 2011 Kabupaten Muara Enim. Nilai
TPAK diatas dihitung per 1000 penduduk. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja Tahun 2011
mengalamin penurunan pada tahun 2008-2009 dengan nilai penurunan 1,81. Meningkat
Pada tahun 2010 nilai tingkat partisipasi angkatan kerja menunjukkan dari 1000
penduduk terdapat 356 angkatan kerja. Data tersebut menunjukkan bahwa semakin
Peningkatan tingkat partisipasi angkatan kerja diiringi dengan ketersediaan lapangan kerja
Pengangguran adalah orang yang masuk dalam angkatan kerja (15 sampai 64
tahun) yang sedang mencari pekerjaan dan belum mendapatkannya. Pengangguran terbuka
adalah penduduk yang tidak mau bekerja karena mengharapkan pekerjaan yang lebih baik
atau penduduk yang mau bekerja tetapi tidak memperoleh pekerjaan. Untuk mengetahui
tingkat pengangguran terbuka dapat diketahui dari rumus pada Lampiran 1 Peraturan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-50
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 2.33
Tingkat Pengangguran Terbuka Penduduk Usia 15 Tahun Keatas Menurut Jenis Kelamin
Kabupaten Muara Enim Tahun 2008 – 2010
Jenis Kelamin Jumlah
Tahun
Laki-laki Perempuan L+P Penganggur
2008 6,68 5,92 6,37 20.46
2009 5,71 4,93 5,40 17.271
2010 3,37 8,77 5,61 20.01
Sumber: Indikator Sosial Ekonomi Kabupaten Muara Enim Tahun 2010
Nilai pengangguran terbuka pada tahun 2008 adalah 20,46%, kemudian turun
sebesar 3,19% menjadi 17,27% pada tahun 2009, yang kemudian mengalami peningkatan
kembali pada tahun 2010 sebesar 2,74 menjadi 20,01%. Tingkat pengangguran terbuka
menunjukkan bahwa pada tahun 2010 penduduk yang menganggur karena mengharapkan
pekerjaan yang lebih layak ataupun belum mendapatkan pekerjaan sebesar 20,01% dari
angkatan kerja.
Semakin tinggi nilai pengangguran terbuka, akan menjadi beban bagi daerah.
kerja baru, yang kemudian dapat mengurangi jumlah pengangguran. Peningatan softskill
Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang atau badan hukum
gerakan ekonomi rakyat yang berdasar atas azas kekeluargaan. Koperasi Aktif adalah
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-51
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
koperasi yang dalam dua tahun terakhir mengadakan RAT (Rapat Anggota Tahunan) atau
Tabel 2.34
Persentase Koperasi Aktif Kabupaten Muara Enim Tahun 2009-2012
URAIAN 2009 2010 2011 2012
Persentase koperasi aktif setiap tahunnya mengalami peningkatan dari tahun 2009
hingga 2012. Peningkatan cukup tinggi terjadi pada tahun terakhir 2011 ke 2012, nilai
Semakin besar nilai persentase koperasi aktif, maka akan semakin besar pelayanan
penunjang yang dimiliki daerah dalam menggerakkan perekonomian melalui koperasi. Saat
ini ekonomi daerah sudah banyak yang berazaskan koperasi. Azas koperasi dipilih karena
tujuan dari koperasi yang bertujuan untuk mesejahterakan anggota. Dengan demikian
Usaha kecil adalah peluang usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-52
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik
langsung maupun tidak langsung dengan usaha kecil atau usaha besar dengan jumlah
Data jumlah UKM yang bersumber dari LKPJ Tahun 2012 Kabupaten Muara Enim.
Tabel 2.35
Jumlah UKM Kabupaten Muara Enim Tahun 2009-2012
Usaha Kecil
Tahun (unit) Usaha Menengah (unit)
2009 2.229 6
2010 2.329 7
2011 2.379 7
2012 2.379 7
Sumber: LKPJ Kabupaten Muara Enim Tahun 2012
Jumlah usaha kecil setiap tahun hampir selalu mengalami peningkatan. Pada
tahun 2009 ke 2010 dalam satu tahun peningkatan usaha kecil meningkat hampir 100 usaha
kecil dan 1 usaha mikro. Kemudian pada tahun berikutnya meningkat lagi sebesar 50 usaha
kecil. Pada tahun yang sama, jumlah usaha menengah tidak bertambah. Tahun berikutnya
Semakin banyak jumlah UKM non BPR/LKM akan menunjukkan semakin besar
kapasitas pelayanan pendukung yang dimiliki daerah dalam meningkatkan ekonomi daerah
melalui UKM. Jumlah UKM non BPR/LKM yang berjumlah ribuan dirasa dapat
dioptimalkan dan meminimalisir barang-barang yang didatangkan dari luar daerah. Peran
melalui berbagai penyaluran dana pengembangan UKM dan promosi ke berbagai daerah
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-53
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Penanaman Modal
Penanaman modal dalam negeri (PMDN) adalah penggunaan modal dalam negeri
modal asing (PMA) merupakan penanaman modal asing secara langsung yang dilakukan
menurut atau berdasarkan ketentuan perundang - undang di Indonesia, dalam arti bahwa
pemilik modal secara langsung menanggung resiko dari penanaman modal tersebut. Jumlah
nasional dengan banyaknya investor PMA berskala nasional yang aktif berinvestasi di
Kabupaten Muara Enim Tahun 2012 menyebutkan capaian kinerja yang diperoleh urusan
penanaman modal dari tahun 2008 hingga 2012. Capaian kinerja urusan penanaman modal
adalah berikut.
pelayanan penunjang yang dimililiki daerah berupa ketertarikan investor untuk meningkatkan
investasinya di daerah. Jumlah investasi di Kabuapaten Muara Enim diharapkan dapat terus
meningkat dengan demikian pendapatan daerah juga terus meningkat, namun peningkatan
Kebudayaan
Pembangunan bidang seni, budaya dan olahraga sangat terkait erat dengan kualitas hidup
manusia dan masyarakat. Hal ini sesuai dengan 2 (dua) sasaran pencapaian pembangunan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-54
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
bidang sosial budaya dan keagamaan yaitu (i) untuk mewujudkan masyarakat Indonesia
yang berakhlak mulia,bermoral, beretika, berbudaya dan beradab serta (ii) mewujudkan
bangsa yang berdaya saing untuk mencapai masyarakat yang lebih makmur dan sejahtera.
Kabupaten Muara Enim yaitu adat perkawinan Dusun Tanjung Enim, kegiatan ini diikuti oleh
33 peserta. Selain itu Wisata Candi Bumi Ayu di Kecamatan juga menarik wisatawan
untuk datang.
pemerintah daerah dan kunjungan wisata dari penduduk di Kabupaten Muara Enim. Dengan
demikian hal-hal yang terkait dengan kebudayaan akan semakin berkembang dan akan
umum pemeliharaan ketentraman dan ketertiban masyarakat. Satuan ini memiliki peran
penting dalam ketertiban masyarakat secara luas. Menghitung rasio Linmas per 10.000
penduduk menggunakan rumus dibawah ini sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri
Muara Enim tahun 2012 menyebutkan jumlah linmas yang dilatih pada periode 2008-2012
adalah 40 Kades atau Lurah. Diketahui jumlah penduduk Kabupaten Muara Enim
tahun 2011 adalah 731.410 jiwa sehingga dapat dihitung rasio linmas per 10.000 penduduk
di kabupaten Muara Enim. Nilai dari rasio jumlah Linmas Per 10.000 penduduk adalah 0,55.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-55
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rasio jumlah linmas menggambarkan kapasitas pemda untuk memelihara ketentraman dan
demokratif sehingga tercipta kehidupan strata sosial yang interaktif. Semakin besar rasio
jumlah linmas maka akan semakin besar ketersediaan linmas yang dimiliki pemerintah
Indeks kepuasan Layanan Masyarakat adalah data dan informasi tentang tingkat
kepuasan masyarakat yang diperoleh dari hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif
pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhan. Data indeks
pemerintah (LAKIP).
Dari hasil LAKIP Kabupaten Muara Enim diperoleh data mengenai indeks
Tabel 2.36
Indeks Kepuasan Masyarakat Kabupaten Enim Tahun 2012
Urutan SKPD Nilai IKM
I Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil 72,70
II Rumah Sakit Umum Daerah HM Rabain 75,83
III Kantor Pelayanan Perizinan Terpadu 73,51
IV Pusat Kesehatan Masyarakat (Dinas Kesehatan) 72,70
Sumber: LAKIP Kabupaten Muara Enim Tahun 2012
Dari data diatas diketahui bahwa nilai IKM di beberapa SKPD di Kabupaten
Muara Enim seperti Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil, RSUD HM Rabain, Kantor
Pelayanan Perizinan Terpadu, dan Pusat Kesehatan Masyarakat (Dinas Kesehatan). Dari
Keempat SKPD di Kabupaten Muara Enim IKM tertinggi ada pada RSUD HM. Rabain. Rata-
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-56
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Semakin tinggi nilai IKM maka semakin baik pula pelayanan yang diberikan instansi
Muara Enim, namun dilihat dari rata-rata nilai IKM di empat SKPD bernilai 73,69 dirasa perlu
peningkatan pelayanan. Peningkatan nilai IKM disuatu instansi/ SKPD dapat dilakukan
sesuai tahapan evaluasi. Evaluasi penting guna mengetahui kekurangan yang ada pada
SKPD sehingga kurang dalam melayani masyarakat. Setelah evaluasi maka perlu dilakukan
Ketahanan Pangan
pangan dengan ketersediaan yang cukup, tersedia setiap saat di semua daerah, mudah
memperoleh, aman dikonsumsi dan harga yang terjangkau. Hal ini diwujudkan dengan
adanya sub sistem ketersediaan, sub sistem distribusi dan sub sistem konsumsi. Rumus
Permendagri 54/2010 tidak dapat dilakukan karena data rata-rata jumlah ketersediaan
pangan utama per tahun belum tersedia. Sebagai substitusi, digunakan data program yang
mendukung terwujudnya ketahanan pangan. Data yang tersedia bersumber dari Laporan
Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan (LKPJ) tahun 2012 sebagai berikut.
Tersedianya buku Neraca Bahan Makanan (NBM) dan buku Analisis Ketersediaan
dan Pola Konsumsi Pangan untuk Kabupaten Muara Enim.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-57
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tersedianya data pemantauan dan analisis akses harga pangan pokok selama
12 bulan dalam 5 kecamatan, yaitu Kecamatan Lawang Kidul, Muara Enim,
Semende Darat Laut dan Kecamatan Gelumbang.
pangan daerah yang kemudian mendukung ketahanan pangan nasional. Program lain yang
dapat dilakukan untuk mewujudkan ketahanan pangan adalah dengan menggunakan bibit
Statistik
seperti.
Kedua dokumen diatas ada di Kabupaten Muara Enim, disusun oleh Badan Pusat
Statistik. Penyusunan kedua buku tersebut penting kaitannya dengan keberadaan data yang
dengan berbagai media. Begitu pula dengan informasi, semakin majunya tekhnologi
memperoleh informasi, Pemerintah Kabupaten Muara Enim memiliki situs resmi dengan
Kabupaten Muara Enim dan seluruh dunia dengan mudah mengakses situs Kabupaten
Muara Enim.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-58
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Website yang dimiliki oleh Pemerintah Kabupaten Muara Enim dari segi tampilan
sudah interaktif dan menarik, dan dari segi update informasi sudah up to date. Diharapkan
Perpustakaan
masyarakat, yang disusun menurut sistem tertentu, yang bertujuan untuk meningkatkan
perpustakaan dihitung berdasarkan jumlah perpustakaan umum yang dapat diakses secara
Data jumlah perpustakaan di Kabupaten Muara Enim tahun 2012 ditunjukkan oleh
Tabel 2.37
Jumlah Perpustakan di Kabupaten Muara Enim Tahun 2012
sekolah, namun jumlah perpustakaan untuk masyarakat cukup banyak terletak di desa atau
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-59
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
daerah untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat umum dalam memberikan bahan
pelayanan pendidikan.
Buku adalah jendela dunia merupakan pepatah lama, namun sangat berarti. Oleh
masyarakat seperti dengan mengadakan perpustakaan keliling atau taman baca masyarakat
(TBM).
a. Urusan Pilihan
diselengarakan oleh pemerintah daerah yang berkaitan dengan pelayanan dasar. Secara
umum, penyelenggaraan pelayanan dasar Kabupaten Muara Enim masih perlu ditingkatkan.
manusia untuk menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta
untuk mengelola lingkungan hidupnya. Indikator yang digunakan untuk mengetahui urusan
pilihan bagian pertanian salah satunya dengan melihat Kontribusi sektor pertanian dari
PDRB. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah total nilai produksi barang dan jasa
yang diproduksi dalam wilayah tertentu dan dalam waktu tertentu (satu tahun). Dalam hal ini
yang termasuk dengan sektor pertanian adalah tanaman pangan, palawija, kehutanan dan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-60
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB Kabupaten Muara Enim diperoleh dari
buku Data Sosial Ekonomi Kabupaten Muara Enim. Buku tersebut menyediakan data
kontribusi setiap sektor terhadap PDRB Kabupaten Muara Enim seperti ditunjukkan oleh
Tabel 2.38
Kontribusi Sektor Pertanian Terhadap PDRB Kabupaten Muara Enim Tahun 2010-2011
Tanpa Migas Rata-rata
Sektor
2008 2009 2010* 2011** 2008-2011
Pertanian 29,07 27,6 27,57 26,87 27,78
Sumber: Indikator Sosial Ekonomi Kabupaten Muara Enim Tahun 2011
Kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB dari tahun 2008 hingga 2011 mengalami
penurunan setiap tahunnya. Penurunan paling besar terjadi pada tahun 2008 ke 2009
sebesar 1,47%, pada tahun berikutnya penurunan terjadi dengan nilai yang kecil. Rata-rata
dari tahun 2008-2011 kontribusi sektor pertanian sebesar 27,78%. Penurunan sektor
pertanian ini seharusnya menjadi perhatian pemerintah daerah, agar penurunan tidak terjadi
mineral, batubara, panas bumi, migas. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah total
nilai produksi barang dan jasa yang diproduksi dalam wilayah tertentu dan dalam waktu
tertentu (satu tahun). Rumus menghitung kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB
dari buku Data Sosial Ekonomi Kabupaten Muara Enim. Buku tersebut menyediakan data
kontribusi setiap sektor terhadap PDRB Kabupaten Muara Enim seperti ditunjukkan oleh
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-61
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 2.39
Kontribusi Sektor Pertambangan dan Penggalian Terhadap PDRB Kabupaten Muara Enim
Tahun 2010-2011
Kontribusi pertambangan terhadap PDRB dari tahun 2008 hingga 2011 mengalami
peningkatan setiap tahun. Peningkatan terjadi secara perlahan setiap tahun peningkatan
rata-rata setiap tahun meningkat 0,9%. Rata-rata dari tahun 2008-2011 kontribusi sektor
PDRB, akan tetapi peningkatan sektor pertambangan sebaiknya didukung oleh pemerintah
Perdagangan adalah kegiatan tukar menukar barang atau jasa atau keduanya.
Pariwisata adalah industri jasa, berkaitan dengan transportasi, tempat tinggal, makanan,
minuman, dan jasa lainnya seperti bank, asuransi, keamanan. Pariwisata menawarkan
tempat istrihat, budaya, petualangan. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah total
nilai produksi barang dan jasa yang diproduksi dalam wilayah tertentu dan dalam waktu
tertentu (satu tahun). Rumus menghitung kontribusi sektor perdagangan dan pariwisata
Kontribusi sektor perdagangan dan pariwisata terhadap PDRB Kabupaten Muara Enim
diperoleh dari buku Data Sosial Ekonomi Kabupaten Muara Enim. Buku tersebut
menyediakan data kontribusi setiap sektor terhadap PDRB Kabupaten Muara Enim seperti
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-62
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 2.40
Kontribusi Sektor Perdagangan, Hotel, dan Restoran Terhadap PDRB Kabupaten Muara Enim
Tahun 2010-2011
Tanpa Migas Rata-rata
Sektor
2008 2009 2010* 2011** 2008-2011
Perdagangan, Hotel dan Restoran 10,69 10,72 10,74 10,8 10,74
Sumber: Indikator Sosial Ekonomi Kabupaten Muara Enim Tahun 2011
Kontribusi sektor perdagangan dan pariwisata terhadap PDRB dari tahun 2008
hingga 2011 mengalami peningkatan setiap tahun. Peningkatan terjadi secara gradasi tipis
setiap tahun peningkatan rata-rata setiap tahun meningkat 0,3%. Rata-rata dari tahun 2008-
2011 kontribusi sektor perdagangan dan pariwisata sebesar 10,74%. Peningkatan sektor
perdagangan dan pariwisata sebaiknya didukung oleh pemerintah, dengan cara perbaikan
infarstruktur perdagangan dan pariwisata sehingga warga dan wisatawan yang datang
semakin banyak dan sektor perdagangan dan pariwisata menyumbang PDRB lebih besar.
Sub bab aspek daya saing daerah berisi penjelasan tentang kesiapan daerah untuk
maju dan berkembang. Penilaian terhadap kesiapan daerah tersebut dilakukan terhadap
berinvestasi dan sumber daya manusia. Pada saat laporan ini dibuat, data mengenai
indikator-indikator pada fokus kemampuan ekonomi daerah belum didapat sehingga belum
a. Fasilitas Wilayah/Infrastruktur
Fokus fasilitas wilayah/infrastruktur adalah fokus pertama dari 3 fokus yang dibahas
pada aspek daya saing daerah. Fokus ini berusaha melihat sejauh mana upaya penyediaan
sarana-prasarana yang sudah dilakukan pemerintah daerah untuk menarik sektor usaha
agar mau menyelenggarakan kegiatan ekonomi di Muara Enim. Kesiapan tersebut diukur
dari 5 sub fokus, yaitu perhubungan, penataan ruang, kelembagaan, lingkungan hidup,
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-63
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Perhubungan
Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan dihitung untuk mengetahui tingkat
ketersediaan sarana jalan dapat memberi akses tiap kendaraan. Rasio panjang jalan per
Menghitung rasio panjang jalan menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54
Panjang jalan di Kabupaten Muara Enim diketahui pada tahun 2010 sepanjang
1.370,74 Km. Kendaraan yang diketahui jumlahnya pada tahun 2010 adalah Bus dan Truk
dengan jumlah berturut-turut adalah 964 unit. Sehinggga dapat dihitung rasio panjang jalan
Nilai rasio 1,4 menunjukkan bahwa sarana jalan di Kabupaten Muara Enim masih
cukup tersedia untuk meberi akses kepada kendaraan. Perhitungan yang sudah dilakukan
terbatas pada data jumlah kendaraan bis dan truk, kendaraan pribadi seperti mobil dan
motor karena tidak ada datanya sehingga belum dapat dilakukan perhitungan. Kedepannya
Muara Enim agar tercipta trasnportasi yang nyaman dan tertib di Kabupaten Muara Enim.
Penataan Ruang
Luas wilayah produktif adalah persentase realisasi luas wilayah produktif terhadap
luas rencana kawasan budidaya sesuai dengan RTRW. Menghitung luas wilayah produktif
menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 rumusnya sebagai berikut.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-64
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Luas wilayah produktif diasumsikan bahwa wilayah produktif yang dimaksud adalah
wilayah pertanian. Sehingga dapat dilakukan perhitungan untuk mengetahui luas wilayah
produktif dari data yang bersumber dari RTRW Kabupaten Muara Enim. Luas wilayah
produktif adalah 36.539 Ha dengan total wilayah 591.961 Ha, setelah dihitung dengan rumus
Luas wilayah produktif di Kabupaten Muara Enim tidak mencapai 10%. Luas wilayah
ini dipengaruhi oleh berbagai faktor yang salah satunya adalah faktor bencana, dapat dilihat
pada sub bab berikutnya mengenai wilayah kebanjiran yang nilanya mencapai 30%. Peran
sektor pertanian yang memberikan kontribusi cukup besar pada PDRB diharapkan
Luas wilayah industri adalah persentase realisasi luas kawasan Industri terhadap
luas rencana kawasan budidaya sesuai dengan RTRW. Menghitung luas wilayah industri
menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 rumusnya sebagai berikut.
Kabupaten Muara Enim tahun 2012-2032. Luas wilayah industri adalah 9.600 Ha dengan
total wilayah 591.961 Ha, setelah dihitung dengan rumus diatas diketahui luas wilayah
Luas wilayah industri tidak terlalu luas di Kabupaten Muara Enim. Dari perhitungan,
kedepannya sektor industri tidak menjadi sektor utama pengembangan ekonomi daerah.
Namun pengembangan sektor industri diharapakan akan memberikan dampak positif bagi
daerah, karena sektor industri akan menyerap cukup banyak tenaga kerja, sehingga akan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-65
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Luas wilayah kebanjiran adalah persentase luas wilayah banjir terhadap luas
rencana kawasan budidaya sesuai dengan RTRW. Menghitung luas wilayah kebanjiran
menurut Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 rumusnya sebagai berikut.
Kabupaten Muara Enim tahun 2012-2032. Luas wilayah industri adalah 182.156 Ha dengan
total wilayah 591.961 Ha, setelah dihitung dengan rumus diatas diketahui luas wilayah
Luas wilayah kebanjiran cakupannya cukup luas di Kabupaten Muara Enim. Apabila
luas kebajiran di Kabupaten Muara Enim terus meluas, akan memberikan dampak negatif
bagi pengembangan daerah. Sehingga diperlukan penanganan oleh pemerintah agar tidak
Iklim Berinvestasi
Fokus iklim berinvestasi adalah fokus kedua dari 3 fokus pada aspek daya saing
Muara Enim dalam rangka mendukung investasi riil masuk. Terdapat 2 indikator yang
tersedia untuk menilai tingkat iklim investasi, yaitu angka kriminalitas dan jumlah demo.
Penjelasan akan dua hal tersebut akan dijabarkan pada paragraf di bawah ini.
1. Angka Kriminalitas
Angka Kriminalitas adalah rata-rata kejadian kriminalitas dalam satu bulan pada
tahun tertentu. Artinya dalam satu bulan rata-rata terjadi berapa tindak kriminalitas untuk
berbagai kategori seperti curanmor, pembunuhan, pemerkosaan, dan sebagainya. Indikator
ini berguna untuk menggambarkan tingkat keamanan masyarakat, semakin rendah tingkat
kriminalitas, maka semakin tinggi tingkat keamanan masyarakat.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-66
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel angka kriminalitas di Kabupaten Muara Enim Tahun 2012 disajikan pada tabel
berikut ini.
Tabel 2.41
Angka Kriminalitas Di Kabupaten Muara Enim Tahun 2011 dan 2012
Tahun
No Uraian Satuan
2011 2012
1 Curat 226 201 Kasus
2 Curas 150 80 Kasus
3 Curanmor 139 112 Kasus
4 Anirat 112 69 Kasus
5 Pembunuhan 22 10 Kasus
6 Perkosaan / Cabul 11 5 Kasus
7 Pemerasan 4 2 Kasus
8 Penyelundupan 0 0 Kasus
9 Penculikan 0 1 Kasus
10 Judi - - Kasus
11 Aniaya Ringan - - Kasus
12 Kenakalan Remaja - - Kasus
Jumlah 664 480 Kasus
Sumber: LKPJ AMJ Kabupaten Muara Enim Tahun 2011
Dari tabel diatas diketahui bahwa jumlah angka kriminal di Kabupaten Muara Enim
mengalami penurunan. Penurunan ini merupakan kabar baik bagi pemerintah dan
penduduknya. Penurunan ini diharapkan setiap tahunnya sehingga penduduk merasa aman
dan nyaman.Kondisi ini seharunya didukung oleh berbagai pihak seperti pemerintah daerah
2. Jumlah Demo
Jumlah demonstrasi adalah jumlah demonstrasi yang terjadi dalam periode 1 (satu)
tahun. Unjuk rasa atau demonstrasi ("demo") adalah sebuah gerakan protes yang dilakukan
sekumpulan orang di hadapan umum. Unjuk rasa biasanya dilakukan untuk menyatakan
pendapat kelompok tersebut atau penentang kebijakan yang dilaksanakan suatu pihak atau
dapat pula dilakukan sebagai sebuah upaya penekanan secara politik oleh kepentingan
kelompok.
Jumlah demo atau unjuk rasa yang terjadi di Kabupaten Muara Enim pada
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-67
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
tahun 2011 terjadi sebanyak 19 dan pada tahun 2012 terjadi sebanyak 21. Jumlah demo ini
meningkat dikarenakan masyarakat yang kurang setuju dengan kebijakan yang dibuat oleh
pemerintah, atau hanya sebagai orasi untuk menyampaikan aspirasi kepada pemimpin.
Kegiatan demo yang terjadi di Kabupaten Muara Enim sebaiknya diawasi, dengan
tujuan agar tidak terjadi kerusuhan. Selain itu sebagai pemimpin alangkah baiknya
mendengerkan aspirasi penduduknya sehingga pembangunan yang dilaksanaan akan
berjalan seirama.
Fokus sumber daya manusia adalah fokus terakhir pada aspek daya saing daerah.
Fokus ini berusaha melihat kesiapan sumber daya manusia dalam rangka mendukung
agenda pembangunan daerah. Indikator yang digunakan dan tersedia untuk mengukur hal
tersebut adalah indikator rasio ketergantungan.
Tabel angka kriminalitas di Kabupaten Muara Enim Tahun 2012 disajikan pada tabel berikut
ini.
Tabel 2.42
Rasio Ketergantungan Kabupaten Muara Enim Tahun 2008-2010
Rasio Ketergantungan 2008 2009 2010
DR 53,47 52,63 56,68
Sumber: Indikator Sosial Ekonomi Kabupaten Muara Enim Tahun 2011
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-68
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Dilihat dari data tahun 2008 hingga 2010 nilai angka ketergantungan di Kabupaten
Muara Enim nilainya diatas 50%. Menunjukkan bahwa usia produktif di Kabupaten Muara
Enim menanggung usia yang belum produktif dan tidak produktif lagi. Dengan nilai angka
membuka lapangan kerja baru sehingga pembangunan daerah tidak terhamabat oleh angka
2.2 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Tahun 2012 dan Realisasi
RPJMD
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) berdasarkan urusan, kewenangan dan tanggung jawab
setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah Lingkup Pemerintah Kabupaten Muara Enim. Dalam
dalam program dan kegiatan sebagaimana dituangkan dalam APBD Kabupaten Muara Enim
Tahun Anggaran 2012 dengan mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13
Tahun 2006 yang disempurnakan dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21
Tahun 2011.
mempedomani Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 65 Tahun 2007 Tentang Pedoman
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah dan Rancangan Peraturan Kepala Daerah
Daerah, Pemerintah Kabupaten Muara Enim menyampaikan LKPJ Bupati Tahun Anggaran
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-69
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Muara Enim.
Anggaran 2012, dikelompokkan ke dalam 26 Urusan Wajib yang dilaksanakan oleh 52 SKPD
dan 8 Urusan Pilihan yang dilaksanakan oleh 7 SKPD, dengan total belanja daerah
a. URUSAN WAJIB
Dinas Pendidikan Kabupaten Muara Enim. Pada tahun anggaran 2012 dialokasikan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-70
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-71
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-72
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
c. Beberapa kegiatan yang tidak terlaksana sesuai dengan target capaian kinerja
sebesar 85 % pada tahun anggaran 2012, diantaranya :
1). Kegiatan penyediaan jasa komunikasi, sumber daya air dan listrik semula
dialokasikan dana sebesar Rp. 53.880.000,- terealisasi sebesar
Rp. 38.926.460,- atau 72,25 % hal ini disebabkan karena dibayarkan sesuai
dengan tagihan dan penghematan terhadap pemakaian air, listrik dan telpon.
4). Kegiatan Pengadaan Meubiler sekolah SD dan SMP dengan dana sebesar
Rp. 2.853.209.250,- yang direncanakan sebanyak 6.700 buah, tidak dapat
direalisasikan dikarenakan adanya perubahan harga kayu jati sehingga terjadi
perubahan volume, dan telah dilakukan perubahan satuan pada APBD/P.
Setelah akan dilaksanakan proses lelang, mengingat jumlah volume yang
banyak dengan waktu yang singkat, pekerjaan tersebut tidak dapat dilakukan
proses lelangnya.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-73
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
perjalanan dinas peserta pelatihan guru sebanyak 100 orang namun dalam
pelaksanaannya yang mengikuti hanya 65 orang sehingga dana yang
direalisasikan sesuai dengan kebutuhan.
9). Kegiatan Penambahan Ruang Kelas Sekolah SMA dan SMK yang berjumlah
12 sekolah atau 31 lokal dengan dana sebesar Rp. 4.598.375.301,- terealisasi
sebanyak 8 sekolah atau 15 lokal dengan dana sebesar Rp. 2.645.120.000,-
atau sebesar 57,52% dan sebanyak 4 sekolah dengan dana sebesar
Rp. 1.857.125.301,- tidak dapat direalisasikan dikarenakan waktu tidak
mencukupi mengingat kegiatan tersebut dianggarkan pada APBD/P 2012.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-74
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
13). Kegiatan Lomba Guru dan siswa Berprestasi tingkat SD, SMP, SMA dan SMK
Negeri dan Swasta dengan dana sebesar Rp. 171.106.500,- terealisasi
sebesar Rp. 134.591.500,- atau sebesar 78,66% hal ini disebabkan karena
semula direncanakan peserta sebanyak 675 orang, namun setelah dilakukan
seleksi yang memenuhi persyaratan hanya 555 orang sehingga dana yang
direalisasikan sesuai dengan kebutuhan.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-75
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
17). Kegiatan pelatihan bagi pendidik untuk memenuhi standar kompetensi dengan
dana sebesar Rp. 174.352.500,- terealisasi Rp. 133.252.500,- atau 76,43%.
Hal ini disebabkan biaya transport yang semula dianggarkan sebesar
Rp. 600.000,- perorang direalisasikan menjadi Rp. 300.000,- perorang untuk
100 orang sehingga dana yang tersedia direalisasikan sesuai dengan
kebutuhan.
18). Kegiatan Pembinaan Kelompok kerja guru (KKG) dengan dana sebesar
Rp. 154.500.000,- terealisasi sebesar Rp. 128.420.000,- atau 83,12%.
Semula kegiatan ini mengundang narasumber dari LPMP Sumsel, namun
dalam pelaksanaannya narasumber tersebut tidak hadir sehingga bantuan
biaya transport, Penginapan dan honor untuk Narasumber tidak
direalisasikan.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-76
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
d. Secara umum capaian kinerja pembangunan pendidikan sampai tahun 2012 dapat
digambarkan melalui beberapa indikator sebagai berikut :
Angka Partisipasi Kasar Kabupaten (APK) Muara Enim pada tahun 2011
untuk jenjang pendidikan SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA masing-masing
sebesar 115,09%; 85,36% dan 65,31% pada tahun 2012 meningkat menjadi
115,26%; 85,80% dan 69,64%. Sedangkan Angka Partisipasi Murni (APM)
pada tahun 2011 untuk jenjang pendidikan SD/MI, SMP/MTs dan SMA/MA
masing-masing sebesar 97,68%; 62,11% dan 45,86% pada tahun 2012
menjadi 98,03%; 61,02% dan 47,09%.
Angka rata-rata lama sekolah Kabupaten Muara Enim pada tahun 2011
sebesar 7,51 tahun dan pada tahun 2012 menjadi 7,74 tahun.
Peningkatan Angka Melek Huruf di Kabupaten Muara Enim pada tahun 2012
meningkat menjadi 98,87% dibandingkan tahun 2011 sebesar 98,82%.
e. Kondisi umum pendidikan yang berkaitan dengan jumlah sekolah, rasio guru dan
siswa, serta angka siswa putus sekolah dapat digambarkan pada tabel
dibawah ini:
Tabel 4.1
Jumlah Sekolah, Rasio Guru Dan Siswa
Serta Angka Siswa Putus Sekolah Tahun 2012
Jumlah Putus
Tingkat / Jenis Siswa Guru Rasio Guru
No Sekolah sekolah
Pendidikan (Orang) (Orang) terhadap Siswa
(Unit) (Orang)
1 SD SD 464 98.759 548 5.125 1 : 20
2 MI 48 6.119 7 460 1 : 14
3 Paket A non PNS - 420 - 50 1:9
1 SMP SMP 126 31.247 440 1.916 1 : 17
2 MTs 34 4.903 0 509 1 : 10
3 Paket B non PNS - 1.165 - 130 1:9
1 SMA SMA 42 15.873 87 1.040 1 : 16
2 SMK 16 8.095 2 630 1 : 13
3 MA 18 2.138 27 204 1 : 11
4 Paket C non PNS - 910 - 140 1:7
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-77
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Urusan wajib Kesehatan diselenggarakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah Dinas
Kesehatan, RSUD dr. H.M. Rabain Muara Enim dan RSUD Talang Ubi Kabupaten
Muara Enim. Pada tahun anggaran 2012 alokasi belanja untuk membiayai urusan
a. Dinas Kesehatan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-78
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-79
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-80
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-81
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 4.3
Indikator Makro Pembangunan Daerah
Bidang Kesehatan Tahun 2009 – 2012
Angka harapan hidup tahun 2012 masih diolah oleh BPSTahun 2012,
mortalitas bayi terlapor 69 kasus kematian. Jumlah ini meliputi 66 kasus
kematian neonatal (0-28 hari) dan 3 kasus kematian post neonatal (29 hari - <
1 tahun). Penyebab kematian dari faktor eksternal secara umum disebabkan
antara lain: Anemia Gizi kronis pada ibu hamil yang bermula dari asupan gizi
pada masa anak dan remaja yang kurang maksimal; dan Keterlambatan
keluarga mengambil keputusan untuk merujuk ke Rumah Sakit.
Jumlah kematian bayi yang tercantum pada Tabel 4.3 merupakan kontribusi
lebih dari 70% pada usia neonatal. Kematian bayi pada usia tersebut adalah
karena prematuritas murni (berat bayi lahir rendah = BBLR). Kondisi ini
mengakibatkan bayi menjadi sangat rentan terhadap penyakit dan infeksi.
Sedangkan kematian bayi pada usia post-neonatal sebagian besar
disebabkan penyakit karena faktor dari lingkungan luar yang tidak sehat
seperti diare.
Jika dikonversi ke dalam bentuk angka indeks, jumlah kematian bayi yang
dilaporkan di kabupaten Muara Enim tahun 2012 adalah 4,13 per 1.000
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-82
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
kelahiran hidup. Angka ini masih lebih rendah apabila dibandingkan dengan
angka kematian bayi secara nasional (30 per 1.000 kelahiran hidup). Adanya
perbaikan persepsi pada sistem pencatatan dan pelaporan serta penelusuran
kasus (audit) kematian bayi menyebabkan data kematian bayi yang
dilaporkan semakin akurat.
Kematian ibu maternal di kabupaten Muara Enim pada tahun 2012 berjumlah
19 orang dari 16.727 kelahiran hidup. Kematian maternal tersebut umumnya
disebabkan oleh perdarahan (31.57%) disamping penyebab lain seperti :
hipertensi, partus lama dan infeksi. Faktor eksternal yang menjadi penyebab
kematian ibu umumnya diakibatkan keterlambatan keluarga mengambil
keputusan untuk merujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih lengkap. Jumlah
kematian ibu tahun 2012 menunjukkan tren meningkat dibanding tahun lalu.
Jumlah kematian ibu tahun 2012 dalam konversi angka kematian ibu (AKI)
adalah 113,59 per 100.000 kelahiran hidup. Adanya perbaikan dalam sistem
pencatatan dan pelaporan, faktor migrasi penduduk serta fluktuasi kelahiran
hidup menjadi faktor penyebab perubahan pencapaian AKI. Namun
peningkatan dan penurunan kasus kematian ibu tersebut tidak melebihi target
penurunan AKI nasional pada tahun 2012 yaitu 180 per 100.000 kelahiran
hidup.
Persentase Keluarga yang memanfaatkan akses air bersih pada tahun 2012
meningkat 0,23% dari tahun 2011. Kondisi yang tidak jauh berbeda terjadi
pada pengguna jamban Keluarga, peningkatan terus terjadi sejak tahun 2009.
Sementara itu, sarana pembuangan Air limbah mengalami penurunan 1,50%
pada tahun 2012. Penurunan ini terjadi karena peningkatan jumlah penduduk
dengan peningkatan jumlah keluarga yang menjadi parameter tidak dalam
proporsi yang sama tiap tahunnya.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-83
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
- Bidan Teladan I tingkat Provinsi Sumatera Selatan atas nama Eva Norita
(desa Air Asam Puskesmas Beringin)
- Paramedis Teladan II tingkat Provinsi Sumatera Selatan atas nama Marlina
(perawat pada Puskesmas Air Itam)
- Juru Imunisasi Teladan II tingkat Provinsi Sumatera Selatan atas nama Eva
Susanti (jurim pada Puskesmas Beringin)
- Juara III Lomba Balita Sehat Tingkat Provinsi Sumatera Selatan kategori
usia 24-59 bulan atas nama Lusita Aprilia Hasan (perwakilan dari
Puskesmas Muara Enim)
- Juara I Lomba Sekolah Sehat tingkat Provinsi Sumatera Selatan kategori
Sekolah Menengah Atas jatuh pada SMA Bukit Asam Kecamatan Lawang
Kidul
- Juara III Lomba Sekolah Sehat tingkat Provinsi Sumatera Selatan kategori
Sekolah Menengah Pertama jatuh pada SMP Negeri 2 Kecamatan Lawang
Kidul
Tabel 4.4
10 Kasus Penyakit Terbanyak di Kabupaten Muara Enim
Tahun 2012 *)
Jumlah Persentase
NO Nama Jenis Penyakit
kunjungan (%)
1 Saluran Pernapasan Bagian Atas ( ISPA ) 58.271 37,51
2 Diare ( Termasuk tersangka colera ) 18.472 11,89
Penyakit Tulang Belulang, Radang sendi (termasuk
3 18.088 11,64
reumatik)
4 Tekanan Darah Tinggi 16.626 10,70
5 Penyakit Kulit dan Jaringan Sub Kutan 15.531 9,999
6 Penyakit Rongga Mulut 9.690 6,24
7 Penyakit Lain pada Saluran Pernapasan Bawah 9.028 5,81
8 Kecelakaan dan Ruda Paksa 7.220 4,65
9 Typoid 4.784 3,08
10 Penyakit Mata dan Adneksa 4.780 3,07
11 Penyakit Lainya 9.470 6,10
Jumlah 155.332 100
Sumber : Dinas Kesehatan Kabupaten Muara Enim, Tahun 2012
*) angka sementara
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-84
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-85
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-86
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-87
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 4.5
Penilaian Tingkat Pemanfaatan, Mutu dan Efisiensi
Pelayanan di RSUD Dr. H. Mohamad Rabain Tahun 2008 – 2012
VARIABEL 2008 2009 2010 2011 2012
Hari Perawatan 38.829 39.063 41.709 51.166 52.565
Pasien Keluar Hidup+Mati) 9.069 9.793 10.152 12.161 13.818
Standar
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-88
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 4.6
Kunjungan Pasien Rawat Inap Menurut Segmen Pasar
di RSUD dr. H. Mohamad Rabain Tahun 2008 – 2012
Tahun
Segmen Pasar Rata²/Th
2008 2009 2010 2011 2012
ASKES 1.375 1.501 2.003 2.489 1.878 1.849
Umum 3.517 681 1.566 2.003 3.075 2.168
Maskin(Jamkesmas/Jamsoskes) 3.455 5.447 5.466 6.281 8.216 5.773
Asuransi Lain 764 1.036 1.117 1.388 649 990
Total 9.069 9.793 10.152 12.161 13.818 10.788
1 Kab. Muara Enim 6.652 67,9 6.854 67,5 7.503 61,7 8.883 64,28
2 Luar Kab Muara Enim 3.141 32,1 3.298 32,5 4.658 38,3 4.935 35,71
Kunjungan pelayanan rawat jalan dari tahun 2009 sampai dengan 2012
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-89
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 4.8
Kunjungan Pasien Rawat Jalan Menurut Segmen Pasar
di RSUD dr. H. Mohamad Rabain Tahun 2010 - 2012
TAHUN
SEGMEN PASAR Rata2/Th
2008 2009 2010 2011 2012
ASKES 9.136 11.131 15.656 17.251 16.056 13.846
Umum 6.748 9.382 11.731 13.420 13.597 10.976
Maskin (Jamkesmas/Jamsoskes) 5.925 7.177 15.413 16.162 18.618 12.659
5) Kegiatan capaian kinerja yang dibawah 85% pada tahun anggaran 2012,
yaitu:
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-90
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-91
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Pendukung pelayanan rumah sakit (dana BLUD) dengan dana sebesar Rp.
4.064.545.000,- terealisir sebesar Rp. 3.260.708.000,- atau 80,22%.
Kegiatan ini merupakan kegiatan dari dana BLUD (Swadaya) sehingga
sangat tergantung dari pendapatan rumah sakit. Pada tahun 2012 realisasi
pendapatan rumah sakit melebihi target yang ditetapkan tetapi realisasi
pendapatan tersebut tercapai pada akhir tahun, sehingga kegiatan
pendukung ini tidak bisa terlaksana secara maksimal.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-92
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-93
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 4.9
kunjungan rawat jalan, rawat inap, ugd
poli gigi, kebidanan, laboratorium
tahun 2010 s/d 2012
JUMLAH
NO JENIS KUNJUNGAN
TAHUN 2010 TAHUN 2011 TAHUN 2012
01 RAWAT JALAN 14.910 15.319 16.066
UGD 2.039 3.596 4.944
POLI GIGI 2.408 2.076 1.912
POLI ANAK 3.435 3.697 2.710
POLI UMUM 4.515 4.439 3.533
POLI PENYAKIT DALAM 1.830 584 1.891
POLI KEBIDANAN 683 927 1.056
02 LABORATORIUM 9.617 12.206 22.454
03 APOTEK 72.688 56.307 71.819
04 FISIOTHERAPI 450 572 802
05 RAWAT INAP
PASIEN MASUK 2.078 2.783 2.318
PASIEN KELUAR HIDUP 2.054 2.777 2.302
PASIEN KELUAR MATI 24 6 16
Sumber : RSUD Talang Ubi tahun 2012
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-94
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 4.10
Kunjungan Rawat Jalan Pasien RSUD Talang Ubi
Berdasarkan cara Pembayaran Tahun 2012
Tahun 2010 s/d 2012 dapat dilihat pada tabel 3 dibawah ini :
Tabel 4.11
Capaian Indikator Kinerja Pelayanan
RSUD Talang Ubi Tahun 2010 s/d 2012
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-95
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-96
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-97
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
kesejahteraan tahunan).
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-98
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
air lainnya, program pengembangan kinerja pengelolaan air minum dan air
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-99
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-100
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-101
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-102
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Limbah
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-103
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-104
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
keuangan, diantaranya :
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-105
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-106
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-107
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Dinas Perhubungan. Pada tahun anggaran 2012 total alokasi belanja untuk
berikut :
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-108
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-109
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-110
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-111
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 4.12
Peringkat Kinerja Perusahaan Peserta PROPER Tingkat Pusat
Tahun 2011-2012
1 PT. Tanjung Enim Lestari Industri pulp Hijau (nomor urut 105 dari 119 Keputusan
perusahaan) Menteri
2 PT. Medco E & P Indonesia Blok Eksploitasi Migas Hijau (nomor urut 109 dari 119 Lingkungan
Hidup Republik
South Sumatera Extension perusahaan)
Indonesia Nomor
3 PT. Pertamina EP Region Eksploitasi Migas Hijau (nomor urut 110 dari 119 : 237 Tahun 2012
Sumatera Field Prabumulih perusahaan)
4 PT. Pertamina EP ADERA Eksploitasi Migas Hijau (nomor urut 112 dari 119
perusahaan)
5 PT. Bukit Asam (Persero) Tbk Pertambangan Hijau (nomor urut 100 dari 106
Batubara perusahaan)
6 PT. PLN (Persero) sektor Bukit PLTU Biru (nomor urut 723 dari 771
Asam perusahaan)
7 PT. Pertamina Pertagas area Eksploitasi Migas Biru (nomor urut 726 dari 771
Sumatera Bagian Selatan perusahaan)
8 JOB Pertamina Golden Spike Eksploitasi Migas Biru (nomor urut 728 dari 771
Indonesia,Ltd perusahaan)
9 PT. KSO Pertamina EP-Benakat Eksploitasi Migas Biru (nomor urut 730 dari 771
Barat Petroleum perusahaan)
10 PT. Medco E&P Indonesia – Eksploitasi Migas Biru (nomor urut 731 dari 771
Lematang Aset perusahaan)
11 PT. Pertamina EP Region Eksploitasi Migas Biru (nomor urut 732 dari 771
Sumatera Field pendopo perusahaan)
12 PT. Pertamina EP Unit Bisnis EP Eksploitasi Migas Biru (nomor urut 733 dari 771
Limau perusahaan)
Tabel 4.13
Peringkat Kinerja Perusahaan Peserta PROPER
Tingkat Provinsi Sumatera Selatan Tahun 2011-2012
3 PTPN VII Unit Usaha Sungai Perkebunan dan Pabrik CPO Biru
Lengi
4 PT. Suryabumi Arolanggeng Perkebunan dan Pabrik CPO Biru
5 PT. Cipta Futura Perkebunan dan Pabrik CPO Biru
6 PT. Lingga Djaja Industri Crumb Rubber Biru
7 PT. Pertamina Region Sumatera Eksploitasi Migas Biru (-)
Area Pendopo
8 PT. PLN (Persero) Sektor PLTU Biru (-)
Pembangkitan Bukit Asam
9 PT. Bumi Sawindo Permai Perkebunan dan Pabrik CPO Biru (-)
Sumber : BLH Provinsi Sumatera Selatan, 2012
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-112
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Urusan wajib kependudukan dan catatan sipil diselenggarakan oleh Satuan Kerja
Perangkat Daerah Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil. Pada Tahun
Anggaran 2012 dialokasi dana sebesar Rp.5.912.829.631,90,- terealisasi sebesar
Rp.5.686.402.433,- atau 96,17% dengan perincian belanja sebagai berikut :
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-113
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel. 4.15
Jumlah Wajib KTP, Orang yang sudah punya KTP,
orang yang sudah punya Akta Kelahiran dan jumlah Kepala Keluarga
di Kabupaten Muara Enim, melalui Program SIAK Tahun 2011 dan E-KTP
Tahun 2012
Jumlah
No Uraian 2011 2012
(SIAK) (E-KTP)
1 2 3 4
1. Wajib KTP (orang) 545.589 516.933
2. Sudah memiliki KTP (orang) 432.989 402.258
3. Wajib KTP yang punya KTP (%) 79,36 77,82
4. Sudah punya akta kelahiran (orang) 325.050 339.353
5. Jumlah Kepala Keluarga (KK) 194.411 191.188
6. KK Yang telah memiliki Kartu Keluarga 129.386 150.316
7. KK yang telah punya Kartu Keluarga (%) 64,88 78,63
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Muara Enim Tahun 2012
Pada tabel diatas dapat dijelaskan bahwa ada masa peralihan dari program
SIAK ke Program E-KTP setelah dilakukan Sinkronisasi Data Base SIAK ke
Data Base E-KTP diperoleh data seperti tabel tersebut diatas.
Tabel 4.16
Pelayanan Pencatatan Perkawinan secra gratis
di Kabupaten Muara Enim Tahun 2012
Target Akta Prosentase
No Kecamatan Realisasi Ket
Nikah (%)
1 Semende Darat Ulu 50 50 100
2 Semende Darat Tengah 50 77 154
3 Semende Darat Laut 50 50 100
4 Tanjung Agung 50 29 58
5 Lawang Kidul 50 23 46
6 Muara Enim 50 30 60
7 Ujan Mas 50 59 118
8 Benakat 50 60 120
9 Gunung Megang 50 49 98
10 Talang Ubi 50 70 140
11 Tanah Abang 50 50 100
12 Penukal 50 16 32
13 Penukal Utara 50 50 100
14 Abab 50 50 100
15 Rambang Dangku 50 71 142
16 Rambang 50 50 100
17 Lubai 50 50 100
18 Lembak 50 57 114
19 Gelumbang 50 60 120
20 Sungai Rotan 50 65 130
21 Muara Belida 50 35 70
22 Kelekar 50 50 100
Jumlah 1.100 1,101 100,09
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Muara Enim Tahun 2012
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-114
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa pada tahun 2012 Dinas
Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Muara Enim telah melayani
pencatatan perkawinan secara gratis kepada 1.101 pasangan suami isteri
dari keluarga kurang mampu dari target 1.100 pasang terealisasi 1.101
pasang atau 100,89%.
Tabel 4.17
Pelayanan Pembuatan Akta Kelahiran gratis
bagi anak umur 0 s/d 4 tahun 2011 dan pembuatan
akta kelahiran gratis untuk semua umur di Tahun 2012
2011 2012
No Kecamatan
(Orang) (Orang)
1 Semende Darat Ulu 299 441
2 Semende Darat Tengah 258 196
3 Semende Darat Laut 274 226
4 Tanjung Agung 713 967
5 Lawang Kidul 1.438 1.563
6 Muara Enim 1.406 1.895
7 Ujan Mas 958 852
8 Benakat 310 204
9 Gunung Megang 838 1.528
10 Talang Ubi 1.143 1.704
11 Tanah Abang 472 703
12 Penukal 510 641
13 Penukal Utara 408 362
14 Abab 560 625
15 Rambang Dangku 975 668
16 Rambang 349 642
17 Lubai 617 1.056
18 Lembak 570 432
19 Gelumbang 1.192 1.204
20 Sungai Rotan 397 208
21 Muara Belida 304 33
22 Kelekar 281 228
Jumlah 14.272 16.378
Sumber : Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil Kabupaten Muara Enim Tahun 2012
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-115
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
berikut :
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-116
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-117
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Peserta KB Baru
Pencapaian Peserta KB Baru Tahun 2012 sebanyak 49.037 peserta
atau 124,74% dari Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM) sebesar
39.311. ini berarti adanya kenaikan jika dibandingkan dengan tahun
2011 sebanyak 48.015 dari target 41.591 adanya kenaikan 6.424
akseptor atau 13.38% secara rinci dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 4.18
PENCAPAIAN PESERTA KB BARU TAHUN 2011-2012
PENCAPAIAN
TARGET % PB / TARGET
NO KECAMATAN PESERTA KB BARU
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-118
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 4.19
PENCAPAIAN PESERTA KB BARU PADA TAHUN 2012
BERDASARKAN MIX KONTRASEPSI
Target pada
No Mix Kontrasepsi Pencapaian %
Tahun 2012
(1) (2) (3) (4) (5) (4/3x100)
1 IUD 843 815 96,68
2 MOW 172 120 69,77
3 MOP 54 54 100,00
4 Kondom 3.035 2.677 88,20
5 Implant 3.827 4.988 130,34
6 Suntikan 12.208 22.209 181,92
7 Pil 19.172 18.174 94,79
Jumlah 39.311 49.037 124,74
Sumber : BKB-PP Kabupaten Muara Enim Tahun 2012
Tabel 4.20
PESERTA KB AKTIF TAHUN 2011-2012
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-119
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 4.21
PESERTA KB AKTIF S/D TAHUN 2012 BERDASARKAN MIX KONTRASEPSI
Peserta KB Pria
pria sebanyak 5.898 peserta atau 4,28 % terdiri dari peserta KB MOP
Kontap KB Pria tahun 2012 sebanyak 54 peserta. Bila dilihat dari jumlah
peserta KB pria dari 6.132 (4,60%) peserta pada tahun 2011 menjadi
5.898 peserta 4,28 % pada tahun 2012. Dari peserta KB aktif MOP
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-120
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 4.22
PENCAPAIAN PESERTA KB AKTIF PRIA
MENURUT KECAMATAN MUARA ENIM S.D DESEMBER 2012
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-121
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 4.23
JUMLAH KELOMPOK BKB, BKR DAN BKL
PER KECAMATAN MUARA ENIM TAHUN 2011 DAN 2012
BKB BKR BKL
NO KECAMATAN DES DES DES DES DES DES
2011 2012 2011 2012 2011 2012
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
Untuk urusan wajib Sosial diselenggarakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-122
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
kesejahteraan tahunan).
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, KAT dan PMKS lainnya yaitu pada
kegiatan peningkatan kemampuan (Capacity Building), Petugas dan
Pendamping Sosial Pemberdayaan fakir Miskin, KAT dan PMKS dengan
alokasi dana sebesarRp.915.952.000,- terealisasi Rp.909.389.500,- atau
99,28 %. antara lain untuk membiayai Pendataan PMKS di 22 Kecamatan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-123
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-124
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-125
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Urusan wajib Tenaga Kerja diselenggarakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi yang juga melaksanakan urusan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-126
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-127
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
4) Jumlah Pencari Kerja Tahun 2011-2012 dan Data Tenaga Kerja berdasarkan
Tabel 4.26
Jumlah Pencari Kerja tahun 2011 – 2012
diterbitkan oleh Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi Kabupaten Muara Enim
Tabel 4.27
DATA TENAGA KERJA BERDASARKAN JABATAN / PROFESSION
TAHUN 2011-2012
No Jabatan / Profession Tahun 2011 Tahun 2012
1 Pertanian, Perternakan dan Perikanan 22 -
2 Pertambangan dan Penggalian 41 306
3 Industri Pengolahan 4 -
4 Listrik, Gas dan Air - 86
5 Bangunan - -
6 Perdagangan Besar - -
7 Angkutan, Perdagangan dan Komunikasi 58 4
8 Keuangan, Asuransi, Usaha Persewaan Bangunan - 175
9 Jasa Kemasyarakatan, Sosial dan Perorangan 124 12
10 Pemerintah Kabupaten Muara Enim - -
Jumlah / Total 249 583
Sumber : Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi, Tahun 2012
Urusan wajib Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah diselenggarakan oleh Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Dinas Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-128
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
yang diarahkan untuk membiayai belanja gaji dan tunjangan Pegawai Negeri
tahunan).
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-129
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-130
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-131
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 4.28
Perkembangan Kelembagaan dan Usaha Koperasi
Posisi 31 Desember 2012
TAHUN
No URAIAN SATUAN
2009 2010 2011 2012
1 Total Koperasi unit 466 480 482 503
Sumber: Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Muara Enim, Tahun 2012
Tabel 4.29
Perkembangan Usaha Mikro, kecil dan Menengah (UMKM)
Tahun 2009-2012
TAHUN
No URAIAN
2009 2010 2011 2012
Sumber: Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Muara Enim, Tahun 2012
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-132
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Untuk dana perkuatan permodalan terhitung sejak tahun 2008 s.d 2012,
dana bergulir yang diterima oleh koperasi dan UKM dalam Kabupaten
Muara Enim berikut jumlah koperasi dan sumber dana disajikan dalam
Tabel 4.30
Penyaluran dana Perkuatan Permodalan Koperasi dan UKM
Kabupaten Muara Enim Tahun 2005 s.d 2012
NO JUMLAH KOPERASI/UKM JUMLAH DANA (Rp) SUMBER DANA
Sumber: Dinas Koperasi dan UKM Kabupaten Muara Enim, Tahun 2012
Daerah (SKPD) Kantor Penanaman Modal. Pada tahun 2012 alokasi belanja
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-133
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-134
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-135
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
l. Urusan Wajib Kepemudaan dan Olah Raga, Kebudayaan dan Urusan Pilihan
Pariwisata
Urusan Wajib Kepemudaan dan Olah Raga, Urusan Wajib Kebudayaan dan
anggaran SKPD Dinas Pemuda, Olah raga, Kebudayaan dan Pariwisata sebesar
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-136
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-137
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
1. Bidang Pemuda
a) Pembinaan Organisasi Kepemudaan
Pemuda pelopor mendapat juara I di tingkat Provinsi dan dikirim ke Tingkat
Nasional meraih juara III An. Hanar Dono dari Kecamatan Tanah Abang
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-138
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
2. Bidang Olahraga
3. Bidang Kebudayaan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-139
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
4. Bidang Pariwisata
Pengunjung Hotel/ Penginapan di Kabupaten Muara Enim sebagai berikut:
Urusan wajib Kesatuan Bangsa dan Politik Dalam Negeri diselenggarakan oleh
Penanggulangan Bencana Daerah. Pada tahun anggaran 2012 alokasi dana untuk
berikut :
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-140
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-141
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-142
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Kesejahteraan Tahunan).
3) Realisasi Keuangan yang tidak mencapai 85% untuk urusan Wajib Badan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-143
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-144
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Keuangan
c. Sekretariat Daerah
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-145
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-146
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-147
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-148
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-149
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-150
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-151
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-152
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
e. Inspektorat Kabupaten
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-153
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
digunakan.
berikut :
Surat Menyurat
Dialokasikan anggaran sebesar Rp.10.440.000,- dan terealisasi
sebesarnRp.6.194.550,- atau 59,33%.Realisasi kegiatan ini sesuai
dengan kebutuhan dan memanfaatkan teknologi yang telah ada.
Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik
Dialokasikan anggaran sebesar Rp.74.410.000,- dan terealisasi
sebesarRp.55.847.711,- atau 75,43%. Kegiatan ini digunakan untuk
membiayai operasional kantor setiap bulannya yang realisasi
keuangan pembayaran disesuaikan dengan tagihan rekening yang
dikeluarkan PLN, PDAM dan Telkom setiap bulannya.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-154
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-155
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-156
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-157
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-158
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-159
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-160
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-161
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-162
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 4.31
Capaian Kinerja Perizinan Berdasarkan Jenis yang telah dikeluarkan
Tahun 2011 – 2012
Tahun Capaian
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-163
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-164
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-165
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-166
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-167
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-168
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-169
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Kegiatan workshop diikuti oleh guru (tutor yang telah dilatih di IPB
Bogor), Kepala Sekolah, Ketua Komite Sekolah dan Kepala UPTD
Diknas 22 Kecamatan dalam Kabupaten Muara Enim. Narasumber
yang hadir dan memberikan materi yaitu perwakilan dari Kantor
Ketahanan Pangan, Dinas Pendidikan, De Tara Foundation dan Jaring
Pendidikan Lingkungan (JPL) Indonesia. Dari Workshop ini dihasilkan
rekomendasi yaitu :
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-170
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-171
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-172
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-173
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Juara I Lomba LPM Tingkat Provinsi Sumatra Selatan atas nama Desa
Ujan Mas Lama.
Tabel 4.32
Anggaran dan Realisasi Dana Bantuan Langsung Masyarakat
Program PNPM Mandiri Pedesaan
Kabupaten Muara Enim tahun 2011-2012
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-174
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-175
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
a. Penyediaan jasa Komunikasi sumber daya Air dan Listrik dengan dana
sebesar Rp.51.300.000,- terealisasi sebesar Rp.37.336.366,- atau
72% hal ini direalisasikan sesuai dengan pemakaian dan sebagai
upaya penghematan.
b. Penyediaan peralatan dan perlengkapan kantor dengan dana sebesar
Rp. 10.376.000,- terealisasi Rp. 2.501.000,- atau 24,1 %. Kegiatan ini
untuk membiayai pembelian peralatan mesin fotocopy dan
perlengkapan komputer, dimana perlengkapan komputernya masih
bagus sehingga tidak direalisasikan.
c. Pendidikan dan pelatihan formal dengan dana sebesar
Rp. 45.000.000,- terealisasi Rp. 23.000.000,- atau 51,11 %. Hal ini
disebabkan pengiriman peserta pelatihan dilakukan secara selektif
hanya diperkenankan yang dilaksanakan oleh institusi pemerintah atau
lembaga non pemerintah yang bekerjasama/direkomendasikan dengan
departemen terkait.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-176
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 4.33
Rekapitulasi Jumlah Pepustakaan
Kabupaten Muara Enim Tahun 2012
JUMLAH PERPUSTAKAAN
No Nama perpustakaan Masyarakat Rumah KET
SD SMP SMA PT Instansi
Umum Ibadah
1 Perpustakaan Umum 1 Unit
2 Rumah Baca 4 Unit
3 Perpustakaan SD & MIN 175 Unit
4 Perpustakaan SLTP & MTS 78 Unit
5 Perpustakaan SLTA & 45 Unit
MAN
6 Perpustakaan Kelurahan & 126 Unit
Desa
7 Perpustakaan Karang 2 Unit
Taruna
8 Perpustakaan Masjid 4 Unit
9 Perpustakaan Perguruan 2 Unit
Tinggi
10 Perpustakaan Instansi 34 Unit
Sumber : Kantor Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Kabupaten Muara Enim, Tahun 2012
Tabel 4.34
Daftar Keadaan Koleksi Bahan Pustaka ( Buku )
Menurut Klasifikasi Tahun 2012
NO GOL KLASIFIKASI/KODE BUKU EKSEMPLAR
1 000-099 KARYA UMUM (515) 1.072
2 100-199 FILSAFAT (629) 1.283
3 200-299 AGAMA (1.259) 2.183
4 300-399 ILMU SOSIAL (3.341) 12.439
5 400-499 BAHASA (256) 552
6 500-599 ILMU MURNI(1.923) 2.808
7 600-699 TEKNOLOGI (4300) 13.604
8 700-799 KESENIAAN, HIBURAN, OLAH RAGA (377) 626
9 800-899 KESUSATRAAN (3.396) 10.636
10 900-999 GEOGRAFI DAN SEJARAH (287) 554
JUMLAH 45.384
KET : 2012 ada yang rusak 409 examplar
Sumber : Kantor Perpustakaan, Arsip, dan Dokumentasi Kabupaten Muara Enim, Tahun 2012
b. URUSAN PILIHAN
Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Perkebunan, Dinas Peternakan dan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-177
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
sebesar Rp. 20.709.221.580,- atau 96,31 % dan Belanja Langsung sebesar Rp.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-178
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-179
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-180
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
belanja bibit durian sebanyak 1000 batang (10 Ha) yang dialokasikan pada 7
Kecamatan meliputi: Kecamatan Lawang Kidul Desa Keban Agung ,
Kecamatan Muara Enim Desa Tg. Serian dan Desa Kepur masing-masing
100 batang (1 ha), Kecamatan Benakat Desa Pagar Jati dan Desa Badang
Bindu, Kecamatan Rambang Dangku Desa Siku, Kecamatan Lubai Desa
Beringin dan Kecamatan Kelekar Desa Menanti Selatan masing-masing 200
batang (2 ha), komoditi duku untuk Kecamatan Muara Enim 100 batang (1
ha),Kecamatan Ujan Mas 200 batang (2 ha) dan komoditi Alpokat untuk
Kecamatan Semendo Darat Laut sebanyak 200 batang (2 ha) dan belanja
bahan-bahan kimia.
Penelitian dan Pengembangan Teknologi Tepat Guna dialokasikan anggaran
sebesar Rp.376.510.000,- dengan realisasi anggaran sebesar
Rp.335.363.500,- atau setara dengan 89,07 % untuk membiayai pengadaan
Alat Pengelolaan Pupuk Organik (APPO) sebanyak 6 unit yang dialokasikan
di Kecamatan Semendo Darat Laut sebanyak 4 unit di Desa Penindaian dan
Desa Babatan masing-masing 2 Unit, Kecamatan Tanjung Agung Desa
Lesung Batu sebanyak 1 unit dan Kecamatan Muara Enim Desa Tanjung
Jati sebanyak 1 unit. Mengadakan pelatihan bagi kelompok tani di
Kecamatan Semendo Darat Laut sebanyak 4 kelompok terdiri dari 80 petani,
Kecamatan Tanjung Agung 1 kelompok terdiri 20 petani dan Kecamatan
Muara Enim 1 kelompok terdiri dari 20 petani.
Pengadaan Sarana Prasarana Teknologi Tepat Guna dialokasikan anggaran
sebesar Rp.2.887.500.000,- dengan realisasi sebesar Rp.2.745.756.000,-
atau setara dengan 95,09 % untuk membiayai pembelian hand traktor
sebanyak 72 unit yang dialokasikan di Balai Benih Induk Muara Enim
sebanyak 1 Unit, Kecamatan Semendo Darat Tengah 13 unit, Kecamatan
Semendo Darat Ulu 9 unit, Kecamatan Tanjung Agung 7 unit, Kecamatan
Muara Enim 5 unit, Kecamatan Ujan Mas 5 unit, Kecamatan Muara Belida 2
unit, Kecamatan Gunung Megang 1 unit, Kecamatan Lubai 2 unit,
Kecamatan Rambang Dangku 1 unit, Kecamatan Gelumbang 2 unit,
Kecamatan Tanah Abang 1 unit, Kecamatan Sungai Rotan 1 Unit.
Sebanyak 22 unit Hand Traktor dari dana DAK yang dialokasikan di 11
Kecamatan yang meliputi Kecamatan Semendo Darat Tengah 4 unit,
Kecamatan Semendo Darat Ulu, dan Kecamatan Tanjung Agung masing-
masing 3 unit, Kecamatan Muara Enim, Kecamatan Talang Ubi, Kecamatan
Sungai Rotan dan Kecamatan Muara Belida masing-masing 2 unit,
Kecamatan Semendo Darat Laut, Kecamatan Tanah Abang, Kecamatan
Lembak, dan Kecamatan Gelumbang masing-masing 1 unit.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-181
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
3). Capaian kinerja yang kurang dari 85%, yaitu sebagai berikut :
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-182
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Dari pelaksanaan kegiatan tersebut diatas dapat dilihat perkembangan sub. Sektor
Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Tahun 2011 – 2012 dapat dilihat
Tabel 4.35
Penggunaan Lahan Pertanian
Di Kabupaten Muara Enim Tahun 2011 dan 2012
Luas Areal (Ha)
No. Jenis Lahan
2011 2012
1. Lahan Sawah Irigasi 6.348 6.386
2. Lahan Sawah Tadah Hujan 6.068 5.507
3. Lahan Sawah Lebak 18.299 19.392
4. Lahan Ladang /Tegal/Huma 77.341 77.245
5. Lahan Pekarangan 28.509 25.419
Total 136.565 133.949
Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Muara Enim, Tahun 2012
Dari Tabel diatas dapat dijelaskan bahwa lahan sawah irigasi Tahun 2012
bertambah seluas 38 Ha,hal ini dikarenakan adanya dampak manfaat dari
kegiatan Rehabilitasi Jaringan Irigasi Tingkat Usaha Tani (JITUT) di Kecamatan
Gunung Megang, Kecamatan Tanjung Agung, dan Rehabilitasi Jaringan Irigasi
Desa (JIDES) di Kecamatan Semende Darat Tengah dan Kecamatan Semende
Darat Ulu.
Pada Lahan Sawah Tadah Hujan adanya pengurangan lahan seluas 561 Ha hal
ini dikarenakan di Kecamatan Sungai Rotan adanya alih fungsi lahan berupa
pengembangan Kelapa Sawit dan di Kecamatan Muara Enim Desa Saka Jaya dan
Kelurahan Muara Enim adanya Pembangunan Kolam Retensi.
Pada lahan sawah lebak adanya peningkatan penggunaan lahan seluas 1.093
Ha hal ini terjadi karena telah berfungsinya kegiatan Pengembangan Optimasi
lahan Pertanian Tahun 2011 di Kecamatan Muara Belida seluas 75 Ha,
Kecamatan Talang Ubi seluas 15 Ha dan kecamatan Gunung Megang
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-183
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 4.36
Luas Panen, Produksi dan Produktivitas
Di Kabupaten Muara Enim Tahun 2011 dan 2012
Produktivitas
Luas Panen (Ha) Produksi (Ton)
No. Komoditas (Kw/Ha)
2011 2012 2011 2012 2011 2012
1. Padi 45.838 49.357 222.131 237.703 48,46 48,16
2. Jagung 1.687 656 5.744 2.399 34,05 36.54
3. Kedelai 562 599 719 756 12,79 12,89
4. Kentang 32 31 359 349 112.19 112
5. Kubis 43 45 849 675 197.44 150
6. Cabe besar 676 330 2.258 1.613 33.40 30.55
7. Tomat 479 204 3.704 1.777 77.33 77,35
Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Muara Enim, Tahun 2012
Dari Tabel 4.31 dapat dijelaskan bahwa pada Tahun 2012 luas panen tanaman
padi seluas 49.357 Ha dengan Produksi sebanyak 237.703 ton, pada tahun 2011
luas panen padi 45.838 Ha adanya peningkatan produksi padi sebanyak 15.572
ton.
Pada komoditi jagung Tahun 2012 luas panen seluas 656 Ha mengalami
penurunan seluas 1031 Ha di bandingkan Tahun 2011 dengan produksi sebesar
2.399 ton pada Tahun 2012. Hal ini dikarenakan petani lebih berminat untuk
menanam jagung manis dengan alasan nilai jual jagung manis lebih tinggi dari
jagung pipilan dan hasil panen jagung manis langsung dapat dipasarkan dan
tidak memerlukan perlakuan khusus seperti jagung pipilan.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-184
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 4.37
Luas Panen, Produksi dan Produktivitas Buah-Buahan Unggulan
di Kabupaten Muara Enim Tahun 2012
Jumlah Produksi
No Komoditas Luas Panen (Ha)
(Ton)
1 Duku/Langsat/Kokosan 772 304,73
2 Durian 904 8,376
3 Jeruk Siam/Keprok 56 410,6
4 Nanas 448 2.936,14
5 Markisa/Konyal 6 65
6 Sawo 171 153,38
Sumber : Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Muara Enim, Tahun 2012
b. Dinas Perkebunan
1. Untuk Petani Aren diberikan bantuan Cetakan Aren untuk 100 Orang,
10 Buah Cetakan Dudukan Aren, 1 Buah Wajan dan 1 Buah Sentil
Besi yang berlokasi di Desa Tanjung Miring Kecamatan Sungai
Rotan, Desa Danau Rata Kecamatan Sungai Rotan, Desa Suka Cinta
Kecamatan Sungai Rotan, dan Desa Petar Dalam Kecamatan
Gelumbang.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-185
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
2. Untuk Petani Sawit diberikan alat Gerobak Sorong 100 buah di Desa
Sidomulyo, Desa Tanjung Terang dan Desa BulangKecamatan
Gunung Megang yaitu
3. Untuk Petani Kopi diberikan Terpal Jemur Kopi 100 Lembar dan
Mesin Pengupas Biji Kopi 10 Buah untuk Desa Bedegung, Desa
Paduraksa, Desa Padang Bindu dan Desa Indramayu Kecamatan
Tanjung Agung, Desa Pagar Agung, Pulau Panggung, dan Desa
Tanah Abang Kecamatan Semende Darat Laut, Desa Palak Tanah,
Muara Tenang dan Desa Kota Agung Kecamatan Semende Darat
Tengah dan Desa Tanjung Agung Kecamatan Semende Darat Ulu.
- Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Pertanian dialokasikan
anggaran sebesar Rp.120.078.000,- terealisasi Rp.117.361.500,- atau
97,74% untuk membiayai Pelaksanaan Pembinaan Penerapan
Teknologi Perkebunan di 21 Desa dan 1.713 Petani Peserta Revitalisasi
Perkebunan (Rev-Bun) dan Mitra Perkebunan (Mitra-Bun), antara lain :
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-186
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-187
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-188
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Dari beberapa kegiatan pada sub sektor perkebunan yang merupakan sub
sektor unggulan Kabupaten Muara Enim adalah komoditas tanaman karet
yang dikembangkan baik itu berbentuk perkebunan rakyat (PR), Perkebunan
Besar Negara (PBN), Perkebunan Besar Swasta (PBS). Komoditi karet dan
kelapa sawit pada akhir tahun 2012, luas areal perkebunan karet rakyat
mencapai 219.978 Ha dengan produksi sebesar 399.680 Ton. Sedangkan
komoditi kelapa sawit periode yang sama luas areal mencapai 25.107 Ha
dengan produksi sebesar 421.040 Ton. Peningkatan produksi karet dan
kelapa sawit tersebut tidak terlepas dari peran perkebunan rakyat,
perkebunan besar negara dan perkebunan besar swasta, untuk lebih rinci luas
areal dan produksi tanaman perkebunan Kabupaten Muara Enim
sebagaimana terlihat pada tabel berikut ini :
Tabel. 4.38
Luas Areal dan Produksi Perkebunan Menurut Pengusahaan
Di Kabupaten Muara Enim Tahun 2011 s/d 2012
KOMODITI/ LUAS AREAL (Ha) PRODUKSI (Ton)
NO
TAHUN PR PBN PBS JUMLAH PR PBN PBS JUMLAH
1 Karet
2011 220.256 4.009 221,70 224.486,70 399.680 12.027 665,10 138.243,32
2012 220.256 4.009 221,70 224.486,70 399.680 12.027 665,10 138.243,32
2 Kelapa Sawit
2011 25.107 9.461,72 60.212,70 94.781,42 421.040 189.234,40 1.088.040 1.698.314,40
2012 25.107 9.461,72 60.212,70 94.781,42 421.040 189.234,40 1.088.040 1.698.314,40
Sumber : Dinas Perkebunan Kabupaten Muara Enim 2012.
oleh penduduk Kabupaten Muara Enim, dapat dilihat pada Tabel di bawah ini :
Tabel. 4.39
Luas Areal dan Produksi Perkebunan Rakyat
Di Kabupaten Muara Enim Tahun 2011 s/d 2012
LUAS AREAL (Ha) PRODUKSI (Ton)
No KOMODITI
2011 2012 2011 2012
1. Karet 220.256 220.256 399.680 399.680
2. Kelapa sawit 25.107 25.107 421.040 421.040
3. Kopi 23.501 23.501 25.132 25.132
4. Kelapa 1.590 1.590 1.439 1.439
5. L ada 686 686 545 545
6. Kayu Manis 153 153 500 500
7. Kakao (Cokelat) 443 443 86 86
8. Kapuk 80 80 19 19
9. Aren 125 125 2 2
Sumber : Dinas Perkebunan Kabupaten Muara Enim, 2012
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-189
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel. 4.40
Perkembangan Kegiatan Program Revitalisasi Perkebunan
Kabupaten Muara Enim Yang Sudah Akad Kredit Tahun 2007 s/d 2012
Capaian
Tahun Bank Pelaksana
Luas (Ha) Petani (KK)
2007 132 66 BRI Cabang Muara Enim
BRI Cabang Muara Enim dan BRI Cabang
2008 460 328
Prabumulih.
BRI Cabang Muara Enim dan BRI Cabang
2009 321 169
Prabumulih.
BRI Cabang Muara Enim dan BRI Cabang
2010 1.142 690 Prabumulih dan Bank Sum-Sel Babel
Cabang Muara Enim.
BRI Cabang Muara Enim dan BRI Cabang
2011 517,5 287
Prabumulih.
2012 121,5 64 BRI Cabang Muara Enim.
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-190
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-191
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 4.41
Pelaksanaan Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
Kabupaten Muara Enim Tahun 2011 dan 2012
No. Uraian Tahun 2011 Tahun 2012
1. Vaksinasi AI 394.141 dosis 396.791 dosis
2. Vaksinasi Rabies 9.220 dosis 9.785 dosis
3. Vaksinasi SE 997 ekor 1.019 dosis
4. Eliminasi 2.712 ekor 1.715 ekor
5. Penanggulangan Penyakit 1.562 ekor 1.391 ekor
Reproduksi
Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Muara Enim, Tahun 2012
Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Muara Enim, Tahun 2012
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-192
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-193
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-194
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 4.43
Populasi Ternak Dan Unggas Tahun 2011 – 2012
Populasi (ekor) Pertumbuhan (%)
No. Jenis Ternak
2011 2012
1. Sapi 16.821 18.071 1,07
2. Kerbau 3.450 3.732 1,08
3. Kambing 60.632 61.158 1,00
4. Domba 6.680 6.850 1,02
5. Babi 171 205 1,19
6. Ayam Ras Petelur 402.848 406.876 1,00
7. Ayam Ras Pedaging 5.015.503 5.353.354 1,06
8. Ayam Buras 1.518.673 1.533.860 1,01
9. Itik 184.948 185.873 1,00
Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Muara Enim, Tahun 2012
Tabel 4.44
Produksi Daging Dan Telur Tahun 2011 – 2012
Produksi (Ton)
Jenis Ternak Pertumbuhan (%)
2011 2012
Daging
- Sapi 988,04 997,92 1,00
- Kerbau 225,00 228,37 1,01
- Kambing 44,89 45,47 1,01
- Domba 12,89 13,00 1,00
- Ayam Pedaging 5.324,95 5.394,18 1,01
- Ayam Ras Petelur 135,37 136,72 1,00
- Ayam Kampung 1.374,22 1.387,96 1,00
- Itik 271,26 274,78 1,01
JUMLAH 8.376,62 8.478,4 1,01
Telur
- Ayam Ras Petelur 3.348,84 3.360,75 1,00
- Ayam Kampung 517,59 522,25 1,00
- Itik 1.685,60 1.692,62 1,00
JUMLAH 5.552,03 5.575,62 1,00
Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Muara Enim, Tahun 2012
Tabel 4.45
Luas Kebun Hijauan Makanan Ternak Tahun 2011 – 2012
Luas (ha)
No Uraian
2011 2012
1. Kebun HMT 240 265
2. Padang Pengembalaan 57 60
Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Muara Enim, Tahun 2012
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-195
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 4.46
Produksi Perikanan di Kabupaten Muara Enim
Tahun 2011 – 2012
Produksi Perikanan (Ton)
JUMLAH (Ton)
No. Tahun Perairan Umum Budidaya
1. 2011 4.028,93 3.985,26 8.014,19
2. 2012 4.089,37 4.164,90 8.254,27
Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Muara Enim, Tahun 2012
Tabel 4.47
Produksi Benih Tahun 2011 – 2012
Produksi (ekor)
No. Lokasi
2011 2012
I. Balai benih Ikan
- BBI Pandan Enim 11.500 12.500
- BBI Pagar Dewa 380.000 392.500
- BBUG Patra Tani 38.500 455.100
- Aqua Bisnis Bedegung 450.000 302.565
Jumlah 850.000 875.100
II. Unit Pembenihan Rakyat 3.400.000 3.415.000
Jumlah 3.400.000 3.415.000
Total 4.280.000 4.290.100
Sumber : Dinas Peternakan dan Perikanan Kab. Muara Enim, Tahun 2012
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-196
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-197
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-198
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-199
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-200
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Pagar Agung), Kecamatan Abab (Desa Karang Agung, Desa Betung Barat,
Desa Betung Timur, Desa Perambatan, Desa Pengabuan), Kecamatan
Tanah Abang (Desa Tanah Abang, Desa Lunas Jaya, Desa Muaradua,
Sedupi), Kecamatan Penukal (Desa Air Itam Barat, Desa Gunung Raja),
Kecamatan Talang Ubi (Desa Benakat Minyak, Desa Semangus, Desa
Talang Akar, Desa Handayani Mulya), Kecamatan Gunung Megang (Desa
Baru, Desa Pinang Belarik, Desa Ujan Mas Lama), Kecamatan Tanjung
Agung (Desa Seleman, Desa Bedegung, Desa Matas, Desa Pagar Jati,
Desa Lambur, Desa Embawang, Desa Sugih Waras, Desa Indramayu, Kel.
Pasar Tanjung Enim, Kel. Tanjung Enim, Desa Lingga, Desa Keban Agung,
Desa Tanjung Bulan), Kecamatan Semendo Darat Ulu (Desa Cahaya Alam,
Desa Pajar Bulan), Kecamatan Semendo Darat Tengah (Desa Rekimai
Jaya, Desa Palak Tanah), Kecamatan Semendo darat Laut (Desa Babatan,
Desa Penindaian, Desa Muara Danau).
Tabel 4.48
Pengembangan Usaha Agribisnis Perdesaan (PUAP)
Per Kecamatan Tahun 2008 – 2012
Tanjung Agung 5 - 1 6 1 13
Muara Enim 2 - 1 - - 3
Ujan Mas 1 - - 1 1 3
Gunung Megang 9 2 1 1 - 13
Rambang Dangku - 2 1 1 - 4
Talang Ubi 1 2 - 1 - 4
Penukal 2 - - - - 2
Abab 3 2 - - - 5
Lubai 5 - 1 1 - 6
Lembak 1 1 1 1 - 4
Kelekar 1 - 1 - - 2
Gelumbang 3 2 1 1 - 7
Sungai Rotan 3 - 1 - - 4
Benakat - - 1 2 - 3
SDU - - 1 1 - 2
SDL - - - - 2 2
SDT - - 1 1 - 2
Muara Belida - - 1 - - 1
Tanah Abang - - 1 3 - 4
Rambang - - 1 - - 1
Jumlah 36 11 15 20 4 86
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-201
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Capaian kinerja SKPD BP4K Kabupaten Muara Enim tahun 2012 dapat dilihat
dari perkembangan sebagai berikut :
GAPOKTAN berjumlah 285 pada tahun 2009 dengan jumlah kelompok tani
1.665 kelompok. Meningkat pada tahun 2010 menjadi 302 Gapoktan dengan
jumlah kelompok tani 1.725 kelompok. Pada tahun 2011 menjadi 302
Gapoktan dengan Jumlah Kelompok 1.781 Kelompok dan pada tahun 2012
menjadi 311 Gapoktan 2.088 kelompok tani. Adapun data kelompok tani dan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-202
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 4.49
Jumlah Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) dan Kelompok Tani
Di Kabupaten Muara Enim Tahun 2009- 2012
• Jumlah Kepala Keluarga (KK) Tani yang tergabung dalam kelompok tani di
pada tahun 2010 meningkat menjadi 46.029, dan pada tahun 2011 menjadi
48.328.dan pada tahun 2012 menjadi 52.085. Adapun sebaran KK Tani Per
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-203
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 4.50
Jumlah KK Tani Per Kecamatan Tahun 2009 – 2012
Jumlah KK Tani (KK)
No Kecamatan 2012
2009 2010 2011
1 Semende Darat Ulu 1461 1461 1534 1341
2 Semende Darat Tengah 1411 1471 1545 959
3 Semende Darat Laut 1432 1432 1504 1605
4 Tanjung Agung 3691 3691 3876 2073
5 Lawang Kidul 995 1175 1234 928
6 Muara Enim 2197 2337 2454 2588
7 Ujan Mas 1649 1649 1732 2213
8 Benakat 861 861 904 1075
9 Gunung Megang 3442 3442 3615 3214
10 Rambang Dangku 4658 4658 4891 5426
11 Talang Ubi 2248 2388 2508 2174
12 Penukal 1369 1409 1480 2175
13 Penukat Utara 1168 1168 1227 1575
14 Abab 957 1037 1089 1872
15 Tanah Abang 1526 1576 1655 2129
16 Lubai 2497 2583 2713 4066
17 Rambang 3199 3199 3359 4251
18 Gelumbang 2631 2770 2909 3333
19 Kelekar 793 793 833 259
20 Lembak 1237 1356 1424 2906
21 Sungai Rotan 3328 3418 3589 3303
22 Muara Belida 2145 2145 2253 2621
Jumlah 44.895 46.029 48.328 52.085
Sumber : BP4K Kab. Muara Enim, Tahun 2012
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-204
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 4.51
Jumlah dan Lokasi BP3K Tahun 2012
BP3K Bangunan Keterangan
Sri Tanjung Ada 3 Kecamatan (SDL, SDT, SDU)
Pandan Enim Ada 2 Kecamatan (Tj. Agung dan Lawang Kidul)
Ujan Mas Ada 2 Kecamatan (Muara Enim dan Ujan Mas)
Cinta Kasih Ada 3 Kecamatan (Gunung Megang, Belimbing dan Benakat)
Rambang Dangku Ada 1 Kecamatan (Rambang Dangku)
Talang Ubi Ada 1 Kecamatan (Talang Ubi)
Simpang Babat Ada 2 Kecamatan (Penukal dan Penukal Utara)
Tanah Abang Ada 2 Kecamatan (Tanah Abang dan Abab)
Sugih Waras Ada 1 Kecamatan (Rambang)
Beringin Ada 2 Kecamatan (Lubai dan Lubai Ulu)
4 Kecamatan (Gelumbang, Lembak, Kelekar dan Belido
Gelumbang Ada
Darat)
Sukarami Ada 2 Kecamatan (Sungai Rotan dan Muara Belida)
Sumber : BP4K Kab. Muara Enim, Tahun 2012
Muara Enim telah memiliki personil tenaga fungsional penyuluh pertanian dan
kehutanan sebanyak 258 orang yang terdiri dari penyuluh tanaman pangan,
Tabel 4.52
Data Penyuluh Pertanian, Perikanan dan Kehutanan (BP4K) Tahun 2012
(Orang)
BP3K / BP4K Pertanian Perikanan Hut Honorer THL Jumlah
Sri Tanjung 10 1 1 - 11 23
Pandan Enim 18 2 2 1 7 30
Ujan Mas 18 3 1 - 2 24
Cinta Kasih 13 2 3 1 5 24
Rambang Dangku 10 1 1 1 5 18
Talang Ubi 8 - 1 1 4 14
Simpang Babat 11 - 1 3 3 18
Beringin 12 1 1 3 3 20
Tanah Abang 5 - 1 1 3 10
Sugih Waras 8 - 1 - 1 10
Gelumbang 22 1 2 2 13 40
Sukarami 11 1 2 - 8 22
Jumlah 151 12 17 13 64 258
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-205
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
e. Kehutanan
(SKPD) Dinas Kehutanan. Pada Tahun Anggaran 2012 alokasi dana untuk
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-206
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-207
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-208
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-209
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 4.53
Realisasi Penerimaan DBH SDA Kehutanan dan Peran serta Masyarakat Badan Usaha
Bidang Kehutanan Tahun 2012
No. Uraian Kegiatan Realisasi ( Rp )
1 DBH SDA Kehutanan 2.554.895.484
2 Peran Serta Masyarakat dan Badan Usaha 908.560.196
3 SKAU 153.091.920
Jumlah 3.616.547.600
Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Muara Enim, 2012
Tabel 4.54
Realisasi Produksi Hasil Hutan Kayu Tahun 2012
No. Produksi Volume
1 Kayu Bulat HTI 600.515,13 M3
2 Kayu Gergajian IPHHK 2.395,8839 M3
3 Kayu Olahan Pulp 404.238,1930 Ton
4 Kayu Olahan Veneer 648,1617 M3
3
5 Kayu Olahan Slats 211,3700 M
Sumber : Dinas Kehutanan Kabupaten Muara Enim, 2012
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-210
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-211
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-212
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-213
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-214
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 4.56
Kawasan Hutan Wilayah Kabupaten Muara Enim
Berdasarkan Hasil Tim Penataan Batas
Jenis Kawasan Luas
Lokasi Keterangan
Hutan (Ha)
Hutan Suaka Alam 9,440 Isau-isau Kec. Tanjung Agung,
Kec. Semendo Darat Laut
Hutan Lindung 84,410 Bukit Jambul Asahan Kec. Lawang kidul.
Bukit Asam Kec. Semendo Darat Ulu
Kec. Semendo Darat Tengah,
Kec. Semendo darat Laut
Hutan Produksi 24,495 Suban Jeriji Kec. Rambang,
Terbatas Lubuk Batang Kec. Lubai
Hutan Produksi Tetap 182,015 Suban Jeriji, Benakat, Kec. Tanjung Agung
Semangus, Bukit Asam, Kec. Muara Enim
Air Empelu, Sungai Rotan, Kec. Ujan Mas
Muara Belida Kec. Gunung Megang
Kec. Benakat
Kec. Talang Ubi
Kec. Penungkal
Kec. Rambang
Kec. Sungai Rotan
Kec. Muara Belida
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-215
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Terjadi penurunan luas lahan kritis dimana pada tahun 2010 seluas
386.024,70Ha, menjadi 384.382,2 Ha pada tahun 2011, menjadi
310.611,77Ha pada tahun 2012 yang terdiri dari lahan dalam kawasan
hutan dan lahan budidaya. Untuk lebih jelasnya luas lahan kritis
berdasarkan fungsi kawasan dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 4,57
Luas Lahan Kritis Berdasarkan Fungsi Kawasan
Kerja Perangkat Daerah Dinas Pertambangan dan Energi. Pada Tahun 2012
alokasi dana untuk membiayai Urusan Pilihan Energi dan sumberdaya Mineral
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-216
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-217
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
2) Belanja Langsung
Anggaran Belanja Langsung Dinas Perindustrian dan Perdagangan
Kabupaten Muara Enim Tahun Anggaran 2012 sebesar Rp 6.546.727.900,-
terealisasi sebesar Rp 6.256.574.076,- atau 95,57%. Program dan kegiatan
Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Muara Enim meliputi :
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-218
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-219
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-220
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-221
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-222
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-223
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-224
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-225
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
3) Sampai dengan akhir tahun 2012 pasar/kalangan yang menjadi binaan Dinas
Perindustrian Perdagangan Kabupaten Muara Enim sebanyak
18 pasar/kalangan di 14 kecamatan. Jumlah pedagang kaki lima pasar inpres
mengalami penurunan. pada tahun 2011 sebanyak 1023 orang, Hal ini
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-226
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 4.58
Jumlah Pedagang Kaki Lima Pasar Inpres Tahun 2011 – 2012
Tahun
Kecamatan Keterangan
2011 2012
Muara Enim 387 354 UPTD Pasar Muara Enim
Lawang Kidul 230 239 UPTD Pasar Tanjung Enim
Talang Ubi 100 107 UPTD Pasar Talang Ubi
Tanah Abang 306 309 Pasar Tanah Abang
Jumlah 1023 1009
Sumber : Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Muara Enim, Tahun 2012
Tabel 4.59
Jumlah Pasar Tradisional Dan Jumlah Pedagang
Tahun 2011 – 2012
Jumlah
Jumlah Pasar Jumlah Los Jumlah Kios
Kecamatan Pedagang
2011 2012 2011 2012 2011 2012 2011 2012
Muara Enim 1 1 653 653 203 203 856 856
Lawang Kidul 1 1 467 467 165 165 632 632
Talang ubi 1 1 129 129 306 306 435 435
Tanah Abang 1 1 112 112 96 96 208 208
Jumlah 4 4 1.361 1.361 770 770 2.131 2.131
Sumber : Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Muara Enim, Tahun 2012
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-227
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
Tabel 4.60
Pasar Desa/Kalangan Tahun 2011–2012
Tahun
No Kecamatan
2011 2012
1 Semendo Darat Laut 4 4
2 Semendo Darat Ulu 3 3
3 Semendo Darat Tengah 3 3
4 Tanjung Agung 7 7
5 Lawang Kidul - -
6 Muara Enim 2 2
7 Ujan Mas 2 2
8 Gunung Megang 7 7
9 Benakat 2 2
10 Rambang Dangku 6 6
11 Rambang 4 4
12 Lubay 5 5
13 Talang Ubi 9 9
14 Tanah Abang 2 2
15 Penukal Utara 6 6
16 Penukal 6 6
17 Abab 5 5
18 Gelumbang 11 11
19 Lembak 6 6
20 Sungai Rotan 7 7
21 Muara Belida 1 1
22 Kelekar 5 5
Jumlah 103 103
Sumber : Dinas Perindustrian Dan Perdagangan Kabupaten Muara Enim, Tahun 2012
Tabel 4.61
Perkembangan Usaha Industri
Kabupaten Muara Enim Tahun 2011–2012
Unit Usaha Tenaga Kerja Modal Usaha (Rp)
Kelompok Industri
2011 2012 2011 2012 2011 2012
Industri Menengah 14 16 1.325 1.419 2.503.114.490
dan Besar 2.503.114.490.000
Industri Kecil Formal 615 638 2.291 2.360 17.908.405.915 281.875.397,16
Beberapa permasalahan yang dihadapi oleh KaBupaten Muara Enim dan menjadi
tantangan dalam mewujudkan Visi pembangunan Kabupaten Muara Enim 2013-2018 dapat
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-228
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
pertanian. Selain itu, adanya kompetisi antara sumber energi dan sumber pangan
2. Dalam konteks sosial dan ekonomi, dengan laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Muara Enim rata-rata 5,42 persen pada tahun 2012, masih belum menyelesaikan
pengangguran. Jumlah penduduk hingga tahun 2012 masih sebesar 13,21 persen dan
angka tingkat pengangguran terbuka sebesar 4,59 persen. Dengan kondisi tersebut,
pengurangan kemiskinan harus mendapatkan perhatian yang lebih besar. Hal lain yang
menjadi masalah adalah terbatasnya akses masyarakat miskin terhadap pelayanan dasar
pendidikan dan kesehatan yang merupakan isu utama yang harus segera diatasi dengan
Muara Enim.
dihadapkan dengan terjadinya perubahan tata guna lahan yang berpengaruh terhadap
kebutuhan akan lahan sedangkan lahan yang tersedia sangat terbatas. Dengan adanya
kebutuhan akan lahan tersebut memicu terjadinya alih fungsi lahan yang mengakibatkan
semakin luasnya lahan kritis. Selain itu, kerusakan lingkungan ini juga berpotensi
Muara Enim masih diperlukan peningkatan pelayanan jaringan transportasi antar dan intra
wilayah yang masih tebatas yang masih bisa diatasi dengan dukungan pembangunan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-229
BAB II–EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN
PEMERINTAHAN
infrastruktur transportasi (jalur kereta api, jalan dan jembatan) secara merata diseluruh
wilayah. Potensi sumberdaya alam di Kabupaten Muara Enim yang tinggi akan dapat
terbatasnya jaringan irigasi kapasitas dan ketersediaan sumberdaya energi (listrik dan
gas) juga menjadi permasalahan yang harus segera diatasi oleh Pemerintah Kabupaten
Muara Enim.
5. Dalam konteks permasalahan khusus, pola persebaran investasi untuk PMA dan PMDN
Kabupaten Muara Enim belum merata dan menunjukan ketimpangan yang cukup tinggi
Kabupaten Muara Enim harus segera diatasi sehingga tidak ada lagi wilayah kecamatan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Muara Enim Tahun 2014 II-230