Anda di halaman 1dari 24

E – Metodologi dan Program Kerja

E Metodologi

E-4 GAMBARAN UMUM


E-4.1 Geografis, Administrasi, dan Kondisi Fisik
E-4.1.1 Batasan Geografis
Kabupaten Takalar merupakan salah satu wilayah kabupaten di Provinsi Sulawesi Selatan yang
terlatak pada bagian selatan. Letak astronomis Kabupaten Takalar berada pada posisi 5O3’ – 5O38’
Lintang Selatan dan 119O22’ – 119O39’ Bujur Timur, dengan luas wilayah kurang lebih 566,51 Km2.
Secara administrasi Kabupaten Takalar memiliki wilayah berbatasan dengan:
 Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Gowa
 Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Gowa dan Kabupaten Jeneponto
 Sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Makassar
 Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Flores
E-4.1.2 Batasan Administrasi
Wilayah administrasi Kabupaten Takalar hingga tahun 2006 terdiri atas 7 kecamatan, tahun 2007
mengalami pemekaran wilayah menjadi 9 kecamatan, dan pada tahun 2019 mengalami pemekaran
menjadi 10 kecamatan. Dua wilayah kecamatan hasil pemekaran adalah Kecamatan Sanrobone yang
dimekarkan dari Kecamatan Mappakkasunggu, Kecamatan Galesong yang dimekarkan dari
Kecamatan Galesong Utara dan Galesong Selatan, dan Kecamatan Kepulauan Tanakeke dimekarkan
dari Kecamatan Sanrobone.
Sumber data dari BPS Kabupaten Takalar, menunjukkan wilayah kecamatan terluas adalah Kecamatan
Polombangkeng Utara dengan luas kurang lebih 212,25 Km2, atau sekitar 37,47% dari luas wilayah
Kabupaten Takalar, sedangkan kecamatan yang memiliki luasan terkecil adalah Kecamatan Galesong
Utara dengan luas wilayah kurang lebih 15,11 Km2 atau sekitar 2,67% dari luas Kabupaten Takalar.
Secara rinci luas masing-masing kecamatan di Kabupaten Takalar, diuraikan pada tabel di bawah ini.
Tabel E-4-1 Nama, Luas wilayah perkecamatan dan jumlah kelurahan di Kabupaten Takalar
No Kecamatan Luas (Km) Persentase (%) Jumlah Desa/Kelurahan Ibu Kota
1
Mangarabombang 100,5 17,74 12 Mangadu
2
Mappakasunggu 15,12 2,67 9 Cilallang
3
Sanrobone 29,36 5,18 6 Sanrobone
4
Kepulauan Tanakeke 30,15 5,32 5 Maccini Baji
5
Polombangkeng 88,07 15,54 10 Bulukunyi
Selatan
6 Pattalassang 25,31 4,47 9 Pattalassang
7 Polombangkeng Utara 212,25 37,47 18 Palleko
8 Galesong Selatan 24,71 4,36 12 Bonto Kassi
9 Galesong 25,93 4,58 14 Galesong Kota
10 Galesong Utara 15,11 2,67 10 Bonto Lebang
Jumlah 566,51 100 100
Sumber: Kabupaten Takalar dalam Angka Tahun 2021

Penyusunan RDTR di Sekitar Kawasan Industri Takalar


E – Metodologi dan Program Kerja

Gambar E-4-1 Peta Administrasi Kabupaten Takalar


Sumber: Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, 2018

E-4.2 Kondisi Fisik Dasar Wilayah


E-4.2.1 Kondisi Topografi dan Kemiringan Lereng
Berdasarkan kondisi topografi Wilayah Kabupaten Takalar berada pada ketinggian 0 – 1000 meter
diatas permukaan laut (mdpl), dengan bentuk permukaan lahan relatif datar, bergelombang hingga
perbukitan. Sebagian besar wilayah Kabupaten Takalar merupakan daerah dataran dan wilayah pesisir
dengan ketinggian 0

– 100 mdpl, yaitu sekitar 86,10% atau kurang lebih 48,778 Km2. Sedangkan selebihnya merupakan
daerah perbukitan dan berada pada ketinggian diatas 100 mdpl, yaitu sekitar 78,73 Km 2 (tabel 1.2),
kondisi sebagian besar terdapat pada Kecamatan Polobangkeng Utara dan Polombangkeng Selatan.
Sumber data yang diperoleh dan hasil analisa GIS, menujukkan keadaan topografi dan kelerengan
Kabupaten Takalar sangat bervariasi, yang secara umum berada pada kisaran 0 - 2%, 2 - 15%, 15 -
30%, 30 – 40% dan > 40%.
Kondisi topografi tersebut memiliki potensi untuk pengembangan beberpa kegiatan perkeonomian
masyarakat seperti pertanian, perikanan, perkebunan, peruntukan lahan permukiman dan sarana
prasarana sosial ekonomi lainnya. Wilayah Kecamatan Polombangkeng Utaran dan Wilayah
Kecamatan Polombangkeng Selatan selain memiliki wilayah dataran dan sebagian kecil wilayahnya
perbukitan. Wilayah ini memiliki lereng dengan kemiringan 15-40% yang luasnya kurang lebih 78,73
Km2 atau 13% dari luas wilayah kabupaten. kondisi tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat setempat
untuk perkembangan perkebunan.
Kemiringan lereng dan garis kontur merupakan kondisi fisik topografi suatu wilayah yang sangat
berpengaruh dalam kesesuaian lahan dan banyak mempengaruhi penataan lingkungan alami. Untuk

Penyusunan RDTR di Sekitar Kawasan Industri Takalar


E – Metodologi dan Program Kerja

kawasan terbangun, kondisi topografi berpengaruh terhadap terjadinya longsor dan terhadap
konstruksi bangunan.
Kemiringan lereng merupakan salah satu faktor utama yang menentukan fungsi kawasan, untuk
diarahkan sebagai kawasan lindung atau kawasan budidaya. Penggunaan lahan untuk kawasan
fungsional seperti persawahan, ladang dan kawasan terbangun membutuhkan lahan dengan
kemiringan dibawah 15%, sedangkan lahan dengan kemiringan diatas 40% akan sangat sesuai untuk
penggunaan perkebunan, pertanian tanaman keras dan hutan. Karakteristik tiap kemiringan lereng
diuraikan sebagai berikut :
 Kelerengan 0% - 5% dapat digunakan secara intensif dengan pengelolaan kecil.
 Kelerengan 5% - 10% dapat digunakan untuk kegiatan perkotaan dan pertanian, namun bila terjadi
kesalahan dalam pengelolaannya masih mungkin terjadi erosi.
 Kelerengan 10% - 30% merupakan daerah yang sangat mungkin mengalami erosi, terutama bila
tumbuhan pada permukaannya ditebang, daerah ini masih dapat dibudidayakan namun dengan
usaha lebih.
 Kelerengan > 30% merupakan daerah yang sangat peka terhadap bahaya erosi, dan kegiatan di
atasnya harus bersifat non budidaya. Apabila terjadi penebangan hutan akan membawa akibat
terhadap lingkungan yang lebih luas.
 Kelerengan 10% - 30% merupakan daerah yang sangat mungkin mengalami erosi, terutama bila
tumbuhan pada permukaannya ditebang, daerah ini masih dapat dibudidayakan namun dengan
usaha lebih.
 Kelerengan > 30% merupakan daerah yang sangat peka terhadap bahaya erosi, dan kegiatan di
atasnya harus bersifat non budidaya. Apabila terjadi penebangan hutan akan membawa akibat
terhadap lingkungan yang lebih luas.
E-4.2.2 Kondisi Struktur Geologi
Struktur geologi Kabupaten Takalar dipengaruhi oleh formasi camba, terobosan, gunung api cindako,
formasi tonasa dan endapan aluvium. Masing masing formasi batuan tersebut memiliki karakteristik
yang membentuk struktur tanah dan batuan, antara lain :
 Formasi Terobosan, terbentuk atas batuan basal
 Formasi Camba terbentuk atas sendimen laut berselingan
 Formasi Tonasa terbentuk atas batuan gamping
 Formasi Gunung Api–Cindako, terbentuk atas batuan lava-breksi-tufa-konglomerat dan terutama
lava
 Endapan alivium dan pantai, terbentuk atas kerikil, pasir, lempung, dan lumpur
Jenis batuan atau geologi Kabupaten Takalar terdiri dari; Vulcanic (batuan Vulkanik), batuan ini
merupakan batuan tertua yang telah mengalami perubahan, sebagian besar batu kapur terbentang
sepanjang pantai perbatasan Takalar dengan Jeneponto. Gunung Api Baturape – Cindako merupakan
batuan vulkanik basal yang terdiri dari lava dan batuan piroklastik yang bersilangan dengan tufa dan
batu pasir. Batuan ini tersebar luas di wilayah pegunungan dan daerah dataran (jelasnya lihat gambar
1.6). Lapisan batuan ini memiliki porositas dan permeabilitas yang rendah. Batuan Instrusif terdiri atas
batuan basal mulai dari dolerit, diorit, gabbro hingga diabase.
E-4.2.3 Kondisi Jenis Tanah
Keadaan jenis tanah Kabupaten Takalar secara umum termasuk dalam golongan stadium dewasa
dengan tekstur permukaan halus, umunya kondisi tanah tersebut dipengaruhi fromasi pada
pegunungan Bawakaraeng dan Lompobattang. Tatanan statigrafi pada umumnya terdiri dari endapan
Aluvium, Miosen tengah-akhir serta Eosen akhir-Miosen tengah dengan sedikit terobosan Andesit.
Endapan Aluvium terdiri dari lempung, pasir, lumpur, kerikil dan bongkah batuan yang tidak padu

Penyusunan RDTR di Sekitar Kawasan Industri Takalar


E – Metodologi dan Program Kerja

(lepas). Endapan ini berasal dari hasil desintegrasi batuan yang lebih tua. Struktur tanah yang terbentuk
meliputi jenis tanah entisol, inceptisol, molisol, dan ultisol.
Morfologi dataran rendah dan pantai terdapat di sebelah barat, memanjang dari utara ke selatan dan
pada umumnya diisi oleh endapan sedimen Sungai dan pantai berpotensi pengembangan pertanian
dan perikanan (tambak). Sedangkan morfologi perbukitan dengan ketinggian ± 50 – 200 meter dari
permukaan laut yang berada pada bagian tengah ke arah Timur dan Selatan pada umumnya wilayah
perbukitan yang berpotensi untuk pengembangan perkebunan.
E-4.2.4 Klimatologi
Kondisi iklim wilayah Kabupaten Takalar dan sekitarnya secara umum ditandai dengan jumlah hari
hujan dan curah hujan yang relatif tinggi, dan sangat dipengaruhi oleh angin musim. Pada dasarnya
angin musim di Kabupaten Takalar dipengaruhi oleh letak geografis wilayah yang merupakan
pertemuan Selat Makassar dan Laut Flores, kondisi ini berdampak pada putaran angin yang dapat
berubah setiap waktu, hal terutama terjadi pada Kecamatan Mangarabombang, sehingga pada
beberapa kawasan di wilayah ini mengalami kekeringan terutama pada musim kemarau.
Berdasarkan hasil pengamatan stasiun hujan di Kabupaten Takalar, menunjukkan suhu udara
minimum rata-rata 22,2OC hingga 20,4OC pada bulan Februari – Agustus dan suhu udara maksimum
mencapai 30,5OC hingga 33,9OC pada bulan September – Januari. Tingkat curah hujan dan jumlah hari
hujan dalam periode empat tahun terakhir mengalami perubahan intensitas curah hujan setiap
tahunnya, dengan rerata terbesar terjadi pada tahun 2007 yang mencapai 107 hh dengan curah hujan
555,42 mmHg. Dalam kurun waktu tersebut, jumlah hari hujan terendah terjadi pada tahun 2004 yaitu
88 Hari hujan, sedangkan curah hujan terendah terjadi pada tahun 2006 dengan rerata intensitas curah
hujan menacapai 192 mmHg. Secara rinci jumlah hari hujan dan intensitas curah hujan tiga tahun
terakhir, diuraikan pada tabel 1.4 dan tabel 1.5. Hasil pengamatan dari Stasiun Hujan BPP Pattalassang
426 A, BPP 423 D Pattallassang, dan Stasiun Hujan Lassang 426 F, memperlihatkan rerata jumlah hari
hujan pada tahun terakhir berkisar antara 8 – 9 hari hujan setiap bulan, dengan rerata intensitas curah
hujan berkisar antara 166 – 216 mmHg perbulan. Dari hasil pengamatan tersebut dapat diuraikan
bahwa musim hujan di wilayah ini berawal pada Bulan November dan berakhir pada Bulan Mei,
sedangkan musim kemarau dimulai pada Bulan Juni hingga Bulan September.

E-4.3 Kondisi Sumber Daya Air


Potensi sumberdaya air di Kabupaten Takalar selain dipengaruhi oleh kondisi klimatologi wilayah, juga
dipengaruhi oleh beberapa aliran sungai yang melintas pada beberapa kawasan. Potensi sumberdaya
air tersebut dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kegiatan pertanian dan sumber air baku untuk
kebutuhan lainnya.
E-4.3.1 Potensi Air tanah
Potensi air tanah dapat dimanfaatkan sebagai air baku untuk berbagai kepentingan kegiatan
masyarakat, baik untuk kebutuhan konsumsi maupun untuk menunjang kegiatan ekonomi mayarakat.
Potensi air tanah yang terdapat di Kabupaten Takalar ditunjang oleh keberadaan aliran sungai. Selain
itu potensi air di Kabupaten Takalar juga dipengaruhi oleh Wilayah Aliran Sungai (WAS) Jeneberang,
yang sebagian besar dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian dan sumber air bersih (DAM Bili-Bili).
Potensi air tanah sebagian besar yang dimanfaatkan oleh masyarakat untuk kebutuhan rumah tangga
(konsumsi dan MCK) diperoleh dari pemanfaatan sumur tanah dangkal dan sumur bor. Kedalaman air
tanah di Kabupaten Takalar cukup bervariasi, pada wilayah pesisir sebagian besar kedalaman air tanah
berkisar antara 3– 5 meter, sedangkan pada daerah perbukitan berkisar antara 7 – 10 meter. Kondisi

Penyusunan RDTR di Sekitar Kawasan Industri Takalar


E – Metodologi dan Program Kerja

tersebut memiliki filtrasi air tanah yang rendah sampai sedang, sehingga untuk kebutuhan konsumsi
diperlukan pengolahan sesuai dengan standar kesehatan untuk memperoleh air bersih yang higienis.
E-4.3.2 Pengembangan Air Tanah
Pengembangan dan pengolahan air tanah di Kabupaten Takalar memerlukan kajian lebih lanjut untuk
memperoleh kualitas dan kebutuhan secara kuantitas untuk masing-masing sektor kegiatan
masyarakat. Pada intinya kebutuhan mendasar untuk pengembangan sumberdaya air diperuntukan
untuk menunjang kegiatan pertanian, sehingga dibutuhkan cadangan sumber air yang cukup besar.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh pemerintah Kabupaten Takalar dan pemerintah Provinsi Sulawesi
Selatan untuk memenuhi kebutuhan air baku, diantaranya pengendalian sumberdaya air melalui
pembuatan bendungan/ DAM/embung, sistem jaringan irigasi dan sistem jaringan air bersih. Untuk
implementasi pengendalian pengelolaan sumberdaya air diperlukan pengawasan melalui instansi
teknis terkait untuk mencegah terjadinya krisis kebutuhan pelayanan akan air baku.
Beberpa hal mendasar menjadi permasalahan potensi air adalah terjadinya kekurangan air pada
beberapa kawasan seperti di Kecamatan Mangarabombang, hal disebabkan oleh kurang optimalnya
sistem pengedalian air di kawasan ini, sehingga pada musim kemarau mengalami kekurangan air. Hal
tersebut selain dipengaruhi oleh putaran musim dan iklim juga dipengaruhi oleh kondisi topografi yang
bergelombang, sehingga mengalami kesulitan dalam hal penyediaan air baku secara gravitasi.
E-4.3.3 Pengembangan Bendung dan Embung
Salah satu upaya pengelolaan sumberdaya air di Kabupaten Takalar adalah pengembangan
bendungan dan embung. Sejauh ini telah dibangun 5 buah bendungan yang diperuntukkan untuk
memenuhi kebutuhan air bagi lahan pertanian, yakni bendungan Kampili Bissua, Pammukkulu,
Je’nemarrung, Je’netallasa, Je’nemaeja.
Untuk kebutuhan cadangan air, tersedia bangunan embung di Kecamatan Mangarabombang, yang
bertujuan untuk memenuhi kebutuhan air baku pada Desa Laikang dan sekitarnya. Namun demikian
bangunan embung tersebut masih kurang berfungsi optimal, olah karena hanya berfungsi untuk
menampung air hujan, sehingga pada kondisi tertentu tidak dapat berfungsi dengan baik. Hal tersebut,
memerlukan penanganan untuk memperoleh suplai air baku, salah satu diantaranya diperlukan area
peresapan air melalui kegiatan penghijauan disekitar bangun embung.

Gambar E-4-2 Bendungan Pammukkulu Gambar E-4-3 Bendungan Kampili

E-4.4 Karakteristik Fisik Pantai


Dalam suatu wilayah pesisir terdapat satu atau lebih ekosistem dan sumberdaya pesisir. Ekosistem
pesisir ada yang secara terus menerus tergenangi air dan ada pula yang tergenangi air sesaat.

Penyusunan RDTR di Sekitar Kawasan Industri Takalar


E – Metodologi dan Program Kerja

Sedangkan berdasarkan sifatnya, ekosistem pesisir dapat dibedakan atas ekosistem yang bersifat
alamiah dan ekosistem buatan. Yang termasuk dalam ekosistem alamiah adalah hutan mangrove,
terumbu karang, padang lamun, pantai berpasir, pantai berbatu, estuaria. Sedangkan ekosistem buatan
terdiri dari tambak, sawah pasang surut, kawasan pariwisata, kawasan industri dan kawasan
pemukiman.

Gambar E-4-4 Pantai Topejawa Gambar E-4-5 Pantai Bintang Galesong

E-4.5 Hydro-Oceanografi
Kabupaten Takalar ditinjau dari sudut oceanografi memiliki daerah perairan atau atau laut. Hal ini dapat
dilihat pada daerah bagian barat dan selatan, serta wilayah pulau-pulau terhampar pesisir pantai
sepanjang kurang lebih 95,8 Km. Panjang pantai Daerah pesisir pantai tersebut cukup potensial bila
dimanfaatkan sebagai wilayah pengembangan perikanan laut karena memiliki bermacam-macam hasil
laut, seperti udang, ikan cakalang, kepiting dan hasil-hasil laut lainnya seperti rumput laut yang dewasa
ini telah diusahakan oleh para nelayan.
Gelombang merupakan salah satu parameter oceanografi fisika yang sangat mempengaruhi kondisi
pantai. Gelombang sebagai parameter yang sangat penting dalam suatu survey pantai dimana
penyebab pembentuknya adalah akibat angin, letusan gunung api bawah laut, peristiwa tsunami dan
akibat pergerakan tata surya. Data hasil pengukuran di lokasi survey pada wilayah pesisir Kabupaten
Takalar yaitu berkisar antara 5,63 m/det – 20,25 m/det.
Pengukuran arah dan kecepatan arus pada daerah survey pantai dimaksudkan untuk memperoleh
informasi lebih jauh tentang dampak hembusan angin dan diasumsikan arah arus mengikuti (searah)
dengan pola sebaran angin. Di samping itu untuk mengetahui kemungkinan arus turbulensi dan pola
arus menyebabkan proses sedimentasi pada daerah tersebut. Hasil pengukuran arus pada wilayah
survey yaitu berkisar antara 0,13– 0,93 m/det dengan arah 200 – 310, sedangkan arus yang terjadi
dipantai umumnya adalah arus susur pantai.
Analisis pasang surut dimaksudkan untuk mengatahui tipe pasang surut yang terjadi dalam suatu lokasi
tertentu dalam sehari semalam. Dari hasil pengamatan pasang surut yang dilakukan menunjukkan
bahwa daerah survey memiliki tipe pasang surut campuran, yaitu tipe diurnal dan semidiurnal.
Pengukuran ini dilakukan untuk mengetahui kemiringan pantai terhadap lautan. Dari hasil hasil dan
pengamatan yang dilakukan, kelandaian pantai pada wilayah Kabupaten Takalar secara umum untuk
lokasi survey adalah kelandaian kerkisar antara 43,3 % – 60% ini menunjukkan bahwa daerah survey
memiliki pantai yang terjal.
Wilayah pesisir pantai Kabupaten Takalar yang panjangnya sekitar 95,8 km kenampakan garis muka
pantainya umumnya adalah laut terbuka, namun ada beberapa kawasan yang berbentuk teluk,
utamanya di Kecamatan Mangarabombang. Kondisi kenampakan garis muka pantai Kabupaten

Penyusunan RDTR di Sekitar Kawasan Industri Takalar


E – Metodologi dan Program Kerja

Takalar sangat dipengaruhi oleh besarnya arus ombak dan gelombang dimana keberadaanya
dipengaruhi oleh laut lepas (Laut Flores) serta pengaruh sendimentasi di sekitar muara sungai.

E-4.6 Kependudukan dan Keternagakerjaan


Penduduk merupakan salah satu unsur utama dalam pembentukan suatu wilayah, karakteristik
penduduk merupakan faktor yang berpengaruh terhadap pengembangan atau pembangunan suatu
wilayah dengan mempertimbangkan pertumbuhan penduduk, komposisi struktur kepedudukan serta
adat istiadat dan kebiasaan penduduk. Dengan demikian karakteristik penduduk sangat diperlukan
dalam penyusunan Rencana Tata Ruang (RTR).
E-4.6.1 Kependudukan
Pada tahun 2020, penduduk Kabupaten Takalar diproyeksikan berjumlah 300.853 jiwa. Dalam kurun
waktu dua tahun terakhir, pertumbuhan penduduk Takalar mengalami perlambatan dari 0,99 persen di
tahun 2019 menjadi 0,94 persen di tahun 2020.
Tabel E-4-2 Jumlah Penduduk Kabupaten Takalar Berdasarkan Jenis Kelamin Tahun 2020
Kecamatan Jenis Kelamin Jumlah (Jiwa) Luas Wilayah Kepadatan
Laki-Laki Perempuan (Km2) (Jiwa/Km2)
Mangarabombang 20.099 20.986 41.085 100,5 409
Mappakasunggu 4.552 4.909 9.461 15,12 626
Sanrobone 7.339 7.918 15.257 29,36 520
KepulauanTanakeke 3.509 3.475 6.984 30,15 232
Polombangkeng Selatan 13.977 15.260 29.237 88,07 332
Pattallassang 19.095 20.180 39.275 25,31 1.552
Polombangkeng Utara 24.445 25.810 50.255 212,25 237
Galesong Selatan 13.237 13.748 26.985 24,71 1.092
Galesong 20.287 20.716 41.003 25,93 1.581
Galesong Utara 20.429 20.882 41.311 15,11 2.734
Jumlah (Jiwa) 146.969 153.884 300.853 566,51
Sumber: Kabupaten Takalar dalam Angka Tahun 2021

Kepadatan penduduk Kabupaten Takalar dalam kurun waktu 2019 hingga 2020, nampak terus
mengalami peningkatan. Kecamatan dengan kepadatan penduduk tertinggi berada di Galesong Utara,
yakni sekitar 2.734 jiwa/km2. Sedangkan kecamatan dengan tingkat kepadatan terendah adalah
Polombangkeng Utara yakni 237 jiwa/km2.
Tabel E-4-3 Struktur Penduduk Kabupaten Takalar Tahun 2020
KelompokUmur JenisKelamin/Sex
Laki-Laki Perempuan
0-4 13.876 13.371
5-9 12.318 11.887
10-14 13.205 12.295
15-19 12.447 12.043
20-24 12.249 12.128
25-29 12.948 12.977
30-34 11.882 12.189
35-39 10.536 11.502
40-44 10.156 11.366
45-49 9.275 10.401
50-54 8.218 9.227
55-59 6.982 7.842
60-64 5.250 5.974
65-69 3.436 4.025
70-74 2.001 2.698
75+ 2.190 3.959

Penyusunan RDTR di Sekitar Kawasan Industri Takalar


E – Metodologi dan Program Kerja

KelompokUmur JenisKelamin/Sex
Laki-Laki Perempuan
Jumlah 146.969 153.884
Sumber: Kabupaten Takalar dalam Angka Tahun 2021

Struktur Penduduk Kabupaten Takalar Tahun 2020

70-74
60-64
50-54
40-44
30-34
20-24
10-14
0-4
-0.1 -0.05 0 0.05 0.1 0.15

Perempuan Laki-Laki

Gambar E-4-6 Struktur Penduduk Kabupaten Takalar Tahun 2020


Komposisi penduduk Kabupaten Takalar menurut kelompok umur dan jenis kelamin menunjukan
bahwa penduduk laki-laki terbanyak berada pada kelompok usia muda yakni kelompok umur 5-9 tahun,
sedangkan penduduk perempuan terbanyak pada kelompok 15 -19 tahun.
E-4.6.2 Ketenagakerjaan
Pada tahun 2019, jumlah angkatan kerja di Kabupaten Takalar mencapai 138.952 orang. Angkatan
kerja merupakan penduduk berusia 15 tahun ke atas yang berkerja, atau memiliki pekerjaan tetapi
sementara tidak bekerja, dan pengangguran. Sebanyak 44,54 persen angkatan kerja belum penah
bersekolah dan tidak/belum/tamat SD, persentase ini mengalami penurunan jika dibandingkan tahun
2018 yaitu 51,19 persen. Kualitas pendidikan yang semakin meningkat diharapkan mampu
mempermudah angkatan kerja dalam memperoleh pekerjaan sehingga dapat menurunkan angka
pengangguran.
Tabel E-4-4 Jumlah Penduduk Berumur 15 Tahun Ke atas Menurut
Jenis Kegiatan Selama Seminggu yang Lalu dan Jenis Kelamin di Kabupaten Takalar Tahun 2020
Kegiatan Utama Jenis Kelamin/Sex Jumlah
Laki-Laki Perempuan
I. Angkatan Kerja/Economically Active 84.865 58.558 143.423
1. Bekerja/Working 81.515 55.938 137.453
2. Pengangguran Terbuka/Unemployment 3.350 2.620 5.970
II. Bukan Angkatan Kerja/Economically Inactive 23.396 61.577 84.973
1. Sekolah/Attending School 5.422 6.374 11.796
2. Mengurus Rumah Tangga/Housekeeping 9.743 51.040 60.783
3. Lainnya/Others 8.231 4.163 12.394
Jumlah/Total 108.261 120.135 228.396
Sumber: Kabupaten Takalar dalam Angka Tahun 2021

Pada tahun 2020, pengangguran di Kabupaten Takalar berjumlah 5.973 jiwa. Salah satu penyebabnya
karena adanya kemarau panjang yang menyebabkan pekerja di sektor pertanian berhenti bekerja.

Penyusunan RDTR di Sekitar Kawasan Industri Takalar


E – Metodologi dan Program Kerja

E-4.7 Perekonomian
PDRB mencerminkan seluruh nilai barang dan jasa yang dihasilkan oleh suatu wilayah tertentu dan
dalam waktu tertentu (satu tahun). Dari angka PDRB dapat dianalisis beberapa indicator perekonomian
seperti pertumbuhan ekonomi, struktur ekonomi, dan PDRB per kapita.
PDRB Kabupaten Takalar setiap tahunnya terus mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2019
nilai PDRB atas dasar harga berlaku mencapai Rp10.175,35 miliar meningkat dibanding tahun 2018
(Rp9.324,82 miliar). Sementara itu, nilai PDRB atas dasar harga konstan (2010=100) pada tahun 2109
sebesar Rp6.616,3 miliar, meningkat 6,87 persen dibanding tahun sebelumnya.
Tabel E-4-5 Produk Domestik Regional Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha di
Kabupaten Takalar (Miliar Rupiah) Tahun 2016–2020
Lapangan Usaha/Industry Tahun
2016 2017 2018 2019 2020
A Pertanian, Kehutanan, dan 3.916,65 4.326,52 4.686,07 5.033,40 5.019,28
Perikanan/Agriculture, Forestry, and
Fishing
B Pertambangan dan Penggalian/Mining and 140,25 154,29 166,02 178,39 185,98
Quarrying
C Industri Pengolahan/ 420,7 453,86 467,91 527,48 518,24
D Pengadaan Listrik dan Gas/ 6,94 9,3 10,19 11,52 11,49
E Pengadaan Air; Pengelolaan Sampah, 3,28 3,62 3,89 4,08 4,52
Limbah, dan Daur Ulang/Water Supply;
Sewerage, Waste Management, and
Remediation Activities
F Konstruksi/Construction 555,21 623,88 686,89 755,31 749,41
G Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi 881 999,49 1.135,58 1.260,83 1.264,65
Mobil dan Sepeda Motor/Wholesale and
Retail Trade; Repair of Motor Vehicles and
Motorcycles
H Transportasi dan Pergudangan/ 210,01 221,45 246,15 271,98 265,67
I Penyediaan Akomodasi dan Makan 22,08 26,57 30,24 33,56 31,99
Minum/Accommodation and Food Service
Activities
J Informasi dan Komunikasi/ Information and 276,23 312,17 337,51 369,24 410,77
Communication
K Jasa Keuangan dan Asuransi/ Financial 130,23 141,64 153,32 165,68 177,11
and Insurance Activities
L Real Estat/Real Estate Activities 424,06 473,81 504,09 538,85 540,02
M, Jasa Perusahaan/Business Activities 0,45 0,48 0,54 0,59 0,58
N
O Administrasi Pemerintahan, Pertahanan, 544,31 572,81 635,96 724,1 734,49
dan Jaminan Sosial Wajib/Public
Administration and Defence; Compulsory
Social Security
P Jasa Pendidikan/Education 102,06 112,86 124,36 134,24 141,35
Q Jasa Kesehatan dan Kegiatan 99,27 106,6 113,65 123,53 142,38
Sosial/Human Health and Social Work
Activities
R,S Jasa Lainnya/Other Services Activities 17,6 19,67 22,44 24,56 22,38
,T,
U
Produk Domestik Regional Bruto/Gross 7.750,36 8.559,00 9.324,82 10.157,35 10.220,31
Regional Domestic Product
Sumber: Kabupaten Takalar dalam Angka Tahun 2021

Ciri perekonomian Takalar dapat ditunjukkan oleh kontribusi masing-masing sektor terhadap total
PDRB sebagai gambaran dari struktur ekonomi di Takalar. Sektor yang mempunyai kontribusi terbesar

Penyusunan RDTR di Sekitar Kawasan Industri Takalar


E – Metodologi dan Program Kerja

terhadap perekonomian Takalar masih tetap sektor pertanian yaitu 49,55 persen. Besarnya kontribusi
tersebut ditopang oleh sub sektor perikanan.

Struktur Perekonomian Kabupaten Takalar


1% 1% 0%

0% Pertanian, Kehutanan, dan


7% Perikanan/Agriculture,
2% Forestry, and Fishing
5%

0% 4%
3% 49%
Pertambangan dan
12% Penggalian/Mining and
Quarrying

7%
0% 5%
0% 2%

Gambar E-4-7 Struktur Perekonomian Kabupaten Takalar Tahun 2020


PDRB per kapita secara nominal terus mengalami peningkatan. PDRB per kapita atas dasar harga
berlaku pada tahun 2019 mencapai Rp34,01 juta per tahun. Peningkatan pada pendapatan ini masih
dipegaruhi oleh peningkatan harga/ inflasi.

E-4.8 Sarana dan Prasarana


E-4.8.1 Sarana
A. Sarana Pendidikan
Pendidikan merupakan salah satu pondasi dalam kemajuan suatu bangsa, semakin baik kualitas
pendidikan yang diselenggarakan oleh suatu bangsa. Hal ini perlu didukung oleh ketersediaan sarana
yang mencukupi dan kualitasnya memadai. Di bawah ini merupakan ketersediaan sarana pendidikan
di KabupatenTakalar pada tahun 2020.
Tabel E-4-6 Sarana Pendidikan Kabupaten Takalar Tahun 2020
Kecamatan Jumlah Sarana Pendidikan
SD SMP SMA SMK PT
Mangarabombang 12 7 2 1 -
Mappakasunggu 4 2 1 - -
Sanrobone 6 2 1 1 -
KepulauanTanakeke 5 5 2 – -
PolombangkengSelatan 10 4 2 - -
Pattallassang 9 5 6 2 2
PolombangkengUtara 17 10 7 1 -
GalesongSelatan 12 6 3 1 -
Galesong 14 7 4 1 -
GalesongUtara 10 4 3 2 -
Jumlah (Jiwa) 99 52 31 9 2
Sumber: Kabupaten Takalar dalam Angka Tahun 2021

Berdasarkan hasil pendataan Potensi Desa (Podes), pada tahun 2020 terdapat 99 SD, 52 SMP, 31
SMA, 9 SMK, dan 2 perguruan tinggi. Kecamatan dengan ketersediaan sarana pendidikan terlengkap

Penyusunan RDTR di Sekitar Kawasan Industri Takalar


E – Metodologi dan Program Kerja

yaitu Kecamatan Pattallassang, sedangkan kecamatan dengan ketersediaan sarana pendidikan paling
sedikit yaitu Kecamatan Mappakasunggu.
B. Sarana Kesehatan
Sarana kesehatan merupakan salah satu faktor penting dalam menunjang derajat kesehatan
masyarakat. Ketersediaan fasilitas kesehatan seperti rumah sakit dan puskesmas dalam pelayanan
kesehatan penduduk menjadi suatu keharusan. Berdasarkan hasil pendataan Potensi Desa (Podes),
pada tahun 2020 terdapat 2 Rumah Sakit Umum, 4 Poliklinik, 16 Puskesmas, 56 Pustu, dan 23 Apotek.
Selain itu, data jumlah tenaga kesehatan di Kabupaten Takalar mengalami peningkatan dibandingkan
dengan tahun 2018. Pada tahun 2019, terdapat 42 dokter, 174 perwat, 186 bidan, 21 tenaga farmasi,
dan 27 ahli gizi.
Tabel E-4-7 Sarana Kesehatan Kabupaten Takalar Tahun 2020
Kecamatan Sarana Kesehatan
RS RSB Poliklinik Puskesmas Puskesmas Pembantu Apotek
Mangarabombang - - 1 2 7 1
Mappakasunggu - - - 1 3 1
Sanrobone - - - 1 3 1
KepulauanTanakeke - - - 1 5 -
PolombangkengSelatan - - - 2 6 2
Pattallassang 2 - - 1 3 6
PolombangkengUtara - - - 3 14 2
GalesongSelatan - - - 2 5 1
Galesong - - 2 1 5 5
GalesongUtara - - 1 2 5 4
Jumlah (Jiwa) 2 - 4 16 56 23
Sumber: Kabupaten Takalar dalam Angka Tahun 2021

C. Sarana Peribadatan
Sarana peribadatan di Kabupaten Takalar terdiri dari masjid dan mushala Hal tersebut menggambarkan
bahwa Kabupaten Takalar memiliki masyarakat dengan kepercayaan yang homogen. Apabila dilihat
dari jumlah sarana peribadatan, Kabupaten Karawang didominasi oleh masyarakat yang memiliki
agama kepercayaan Islam. Berdasarkan tabel di bawah, di Kabupaten Takalar hanya tersedia sarana
peribadatan agama muslim yaitu masjid dan mushola dengan total 437 dan 68 unit.
Tabel E-4-8 Sarana Peribadatan Kabupaten Takalar Tahun 2020
Kecamatan Sarana Peribadatan
Masjid Mushola Gereja Protestan Gereja Katholik Pura Vihara
Mangarabombang 45 3 - - - -
Mappakasunggu 42 - - - - -
Sanrobone 35 - - - - -
Kepulauan Tanakeke ... ... ... ... ... ...
Polombangkeng Selatan 70 18 - - - -
Pattallassang 58 11 - - - -
Polombangkeng Utara 61 9 - - - -
Galesong Selatan 20 1 - - - -
Galesong 50 5 - - - -
Galesong Utara 56 21 - - - -
Takalar 437 68 - - - -
Sumber: Kabupaten Takalar dalam Angka Tahun 2021

E-4.8.2 Prasarana
A. Listrik

Penyusunan RDTR di Sekitar Kawasan Industri Takalar


E – Metodologi dan Program Kerja

Penggunaan listrik oleh masyarakat semakin meningkat dari tahun ke tahun baik di wilayah perkotaan
maupun perdesaan. Hal ini terlihat dari jumlah energi listrik yang disalurkan oleh PLN semakin
meningkat. Pada tahun 2020, sebanyak 155.952.989 kwH listrik disalurkan kepada pelanggan baik
golongan rumah tangga, sosial, bisnis, industri, pemerintah, dan lainnya. Jumlah kwH ini mengalami
peningkatan sekitar 15 persen dibanding tahun 2019.
Tabel E-4-9 Daya Terpasang, Produksi, dan Distribusi Listrik PT. PLN (Persero) pada Cabang/Ranting
PLN Menurut Kecamatan di Kabupaten Takalar, 2020
Kecamatan Daya Produksi Listrik Terjual Dipakai Susut/Hilang
Terpasang Listrik (KWh) (KWh) Sendiri (KWh) (KWh)
(KW)
Mangarabombang ... ... ... ... ...
Mappakasunggu ... ... ... ... ...
Sanrobone ... ... ... ... ...
Kepulauan ... ... ... ... ...
Tanakeke
Polombangkeng ... ... ... ... ...
Selatan
Pattallassang ... ... ... ... ...
Polombangkeng ... ... ... ... ...
Utara
Galesong Selatan ... ... ... ... ...
Galesong ... ... ... ... ...
Galesong Utara ... ... ... ... ...
Takalar 106.395,00 208.753.286,00 155.952.989,0 103.374,00 7,61
0
Sumber: Kabupaten Takalar dalam Angka Tahun 2021

B. Air
Perusahaan Daerah Air Minum di Takalar mengalami peningkatan jumlah pelanggan pada tahun 2019
yaitu menjadi 20.150 pelanggan. Pelanggan rumah tangga jauh lebih banyak dibanding pemerintah,
sosial, ataupun industri. Sejalan dengan bertambahnya jumlah pelanggan, volume air yang tersalurkan
juga meningkat menjadi 3,57 juta m3. Jika dilihat dari rata-rata pemakaian air terbanyak selama 2019,
pelanggan rumah tangga lebih banyak menggunakan air yakni 82,36 persen atau sebanyak 3,07 juta
m3. Sedangkan pelanggan sosial hanya mengonsumsi air 0,15 juta m3
Tabel E-4-10 Jumlah Pelanggan dan Air yang Disalurkan Menurut Kecamatan di Kabupaten Takalar, 2020
Kecamatan Pelanggan Air Disalurkan (m3) Nilai (Rp)
Mangarabombang 3.217 549.700 2.041.822.300
Mappakasunggu 1.903 308.557 1.185.420.750
Sanrobone 2.058 357.569 1.361.264.450
Kepulauan Tanakeke ... ... ...
Polombangkeng Selatan 2.294 418.402 1.402.039.800
Pattallassang 5.763 1.141.543 4.659.790.460
Polombangkeng Utara 2.418 478.455 1.754.734.250
Galesong Selatan 2.041 298.663 1.155.653.600
Galesong 836 137.890 523.171.600
Galesong Utara 1.345 248.153 948.317.900
Takalar 21.875 3.938.932 15.032.215.110
Sumber: Kabupaten Takalar dalam Angka Tahun 2021

Penyusunan RDTR di Sekitar Kawasan Industri Takalar


E – Metodologi dan Program Kerja

Gambar E-4-8 Persentase Pelanggan PLN Tahun 2019


C. Jalan
Transportasi merupakan penunjang mobilitas manusia, barang dan jasa, serta pendukung
pengembangan wilayah dan hubungan antar daerah. Terdapat tiga jenis transportasi, yaitu darat, air,
dan udara, akan tetapi di Kabupaten Takalar hanya terdapat transportasi darat dan air.
Tabel E-4-11 Panjang Jalan Menurut Jenis Permukaan Jalan di Kabupaten Takalar (km) Tahun 2018–2020
Permukaan 2018 2019 2020
Aspal 685,04 715,39 357,273
Kerikil 206,513
Tanah 39,1
Lainnya 69,45 34,1 151,604
Jumlah 754,49 754,49 754,49
Sumber: Kabupaten Takalar dalam Angka Tahun 2021

Tabel E-4-12 Panjang Jalan Menurut Kondisi Jalan di Kabupaten Takalar (km), 2018–2020
Kondisi Jalan 2018 2019 2020
Baik/Good 355,29 411,164 411,164
Sedang/Moderate 135,4 75,803 75,803
Rusak/Damage 109,97 28,333 28,333
Rusak Berat/Severely Damage 153,83 239,19 239,19
Jumlah/Total 754,49 754,49 754,49
Sumber: Kabupaten Takalar dalam Angka Tahun 2021

Salah satu prasarana transportasi darat adalah jalan. Panjang jalan di Kabupaten Takalar pada tahun
2019 sekitar 839,67 km, yang terdiri dari 754,49 km jalan kabupaten; 56,80 km jalan provinsi, serta
27,38 km jalan negara. Pada tahun 2018, persentase panjang jalan aspal di Kabupaten Takalar
semakin meningkat yakni 90,80 persen menjadi 94,82 persen. Selain itu, jalan dengan kondisi yang
baik juga mengalami peningkatan menjadi 54,50 persen. Sedangkan jalan dalam kondisi sedang 10,05
persen, kondisi rusak 3,76 persen dan jalan dengan kondisi rusak berat mencapai 31,70 persen.

E-4.9 Tinjauan Kebijakan Kabupaten Takalar


E-4.9.1 Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Takalar Tahun 2012-2031
Berdasarkan Peraturan Daerah Kabupaten Takalar Nomor 6 Tahun 2012 tentang Rencana Tata Ruang
Wilayah Kabupaten Takalar Tahun 2012-2031 untuk rencana pola ruang dan rencana struktur ruang
Kabupaten Takalar sebagai berikut.

Penyusunan RDTR di Sekitar Kawasan Industri Takalar


E – Metodologi dan Program Kerja

Tabel E-4-13 Arahan Pemanfaatan Ruang Kabupaten Takalar


Arahan Penjelasan
Pemanfaatan
Ruang
Rencana Pusat-pusat kegiatan
Struktur 1. Pusat-pusat kegiatan merupakan bagian dari pusat kegiatan di kawasan
Ruang perkotaan di sekitarnya berdasarkan rencana sistem pusat permukiman
Kawasan Perkotaan Mamminasata
2. Pusat kegiatan di kawasan perkotaan sekitarnya di Kawasan Perkotaan Takalar,
Kabupaten Takalar, terdiri atas:
 pusat pemerintahan kabupaten dan/atau kecamatan;
 pusat perdagangan dan jasa skala regional;
 pusat pelayanan pendidikan tinggi;
 pusat pelayanan olah raga;
 pusat pelayanan kesehatan;
 pusat kegiatan industri manufaktur;
 pusat kegiatan industri perikanan;
 pusat pelayanan sistem angkutan umum penumpang dan angkutan barang;
 pusat kegiatan transportasi laut regional;
 pusat kegiatan pertahanan dan keamanan negara;
 pusat kegiatan pariwisata; dan
 pusat kegiatan pertanian

Sistem jaringan transportasi darat


Sistem jaringan transportasi darat terdiri atas:
a. sistem jaringan jalan.
Jaringan jalan
 jaringan jalan arteri primer yang merupakan sistem jaringan jalan nasional
yang ada di Kabupaten Takalar meliputi: 1) rencana pengembangan jalan
Trans Sulawesi ruas Maros-Makassar-Sungguminasa-Takalar; dan 2)
rencana pengembangan jalan Lingkar Luar dan/atau By pass
Mamminasata
 jaringan jalan arteri sekunder yang merupakan sistem jaringan jalan
nasional yang ada di Kabupaten Takalar meliputi: Rencana pengembangan
jalan yang menghubungkan Kawasan Perkotaan Sungguminasa dengan
Kawasan Perkotaan Takalar;
 jaringan jalan kolektor primer K1 yang merupakan sistem jaringan jalan
nasional yang ada di Kabupaten Takalar meliputi: 1) ruas Jl. Batas Kab.
Gowa-Batas Kota Takalar sepanjang 5,975 Km; 2) ruas Jl. Diponegoro
sepanjang 1,436 Km; 3) ruas Jl. Sudirman sepanjang 2,265 Km; 4) ruas
Batas Kota Takalar-Batas Kota Jeneponto sepanjang 45,786 Km; dan 5)
ruas Jl. A. Yani sepanjang 1,821 Km.
 jaringan jalan kolektor primer K2 yang merupakan sistem jaringan jalan
provinsi yang ada di Kabupaten Takalar meliputi: 1) ruas Batas Kota
Makassar – Bonto Ramba sepanjang 22,45Km; 2) ruas Bonto Nompo
Selatan – Pattalassang sepanjang 8,15 Km; dan 3) ruas Panciro –
Galesong – Pattalassang sepanjang 39,30 Km
 jaringan jalan kolektor primer dan jaringan jalan lokal yang merupakan
sistem jaringan jalan kabupaten yang ada di Kabupaten Takalar, terdiri
atas: 1) jalan kolektor primer (K4); dan 2) jalan lokal primer.
lalu lintas dan angkutan jalan
 jaringan prasarana lalu lintas dan angkutan jalan berupa terminal yang
meliputi:
1) terminal penumpang yang terdiri atas: a) terminal penumpang tipe C
yang berfungsi melayani kendaraan umum untuk angkutan kota dan/atau
angkutan perdesaan yaitu Terminal Pattallassang di Kecamatan

Penyusunan RDTR di Sekitar Kawasan Industri Takalar


E – Metodologi dan Program Kerja

Arahan Penjelasan
Pemanfaatan
Ruang
Pattalassang; dan b) rencana pembangunan terminal penumpang tipe C di
Kawasan Agropolitan Mallolo yang diintegrasikan dengan terminal barang.
2) terminal barang yang terdiri atas: a) terminal Pattalassang di Kecamatan
Pattalassang; dan b) terminal di Kawasan Industri Takalar di Kecamatan
Polombangkeng Utara.
 jaringan layanan lalu lintas dan angkutan jalan melliputi trayek angkutan
penumpang dan angkutan barang yang terdiri atas: 1) trayek angkutan
barang;
2) trayek angkutan penumpang antar kota antar provinsi (AKAP); 3) trayek
angkutan penumpang antar kota dalam provinsi (AKDP); dan 4) trayek
angkutan penumpang perdesaan
b. sistem jaringan transportasi sungai dan penyeberangan
 dikembangkan untuk kegiatan pariwisata di Pulau Tanakeke dan Pulau
Sanrobengi;
 Sistem jaringan transportasi penyeberangan berupa pelabuhan
penyebarangan yang merupakan simpul transportasi penyeberangan
adalah Pelabuhan Boddia di Kecamatan Galesong
c. sistem jaringan perkeretaapian
 Jaringan jalur kereta api merupakan jaringan jalur kereta api umum
antarkota yang meliputi:
a. Jaringan jalur kereta api lintas Barat Pulau Sulawesi Bagian Barat yang
menghubungkan Parepare – Makassar – Takalar – Bulukumba –
Watampone – Parepare;
b. jaringan jalur kereta api, yang menghubungkan pusat kegiatan kawasan
perkotaan dengan Bandar Udara Internasional Sultan Hasanuddin; dan
c. jaringan jalur kereta api dari kawasan industri Takalar dengan Pelabuhan
Utama Soekarno-Hatta

Sistem jaringan transportasi laut


Sistem jaringan transportasi terdiri atas:
a. tatanan kepelabuhanan;
Tatanan kepelabuhanan berfungsi sebagai tempat alih muat penumpang,
tempat alih barang, pelayanan angkutan untuk menunjang kegiatan pariwisata,
pelayanan angkutan untuk menunjang kegiatan perikanan, industri perkapalan,
dan pangkalan angkatan laut (LANAL) beserta zona penyangganya
merupakan Pelabuhan Pengumpan yaitu Pelabuhan Galesong di Kecamatan
Galesong
b. alur pelayaran
Alur pelayaran merupakan alur pelayaran regional yang menghubungkan
Pelabuhan Galesong dan pelabuhan pengumpan lainnya

Sistem Jaringan Prasarana Lainnya


a. Sistem jaringan energi
 Jaringan pipa minyak dan gas bumi meliputi jaringan pipa minyak dan gas
bumi yang dilayani oleh terminal subpusat distribusi di Kabupaten Gowa
 Pembangkit tenaga listrik meliputi:
a. pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) terdiri atas: 1) rencana
pembangunan PLTU Punaga 4 x 100 MW terdapat di Kecamatan
Mangarabombang; dan 2) rencana pembangunan PLTU Lakatong 3 x 20
MW terdapat di Kecamatan Mangarabombang.
b. pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD) Takalar terdiri atas: 1)
pembangunan PLTD Talasa II terdapat di Kecamatan Polombangkeng
Selatan dengan kapasitas 90 MW; dan 2) pembangunan PLTD Talasa III
terdapat di Kecamata Polombangkeng Selatan dengan kapasitas 40 MW.

Penyusunan RDTR di Sekitar Kawasan Industri Takalar


E – Metodologi dan Program Kerja

Arahan Penjelasan
Pemanfaatan
Ruang
 pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) yang
bersumber dari sungai yang debit dan kecepatan arus airnya mampu
mendukung fungsi mikro hidro
 jaringan transmisi tenaga listrik meliputi: a. saluran Udara Tegangan Tinggi
kapasitas 150 KV yang menghubungkan GI Sungguminasa dengan GI
Takalar, dan menghubungkan GI Jeneponto dengan GI Tallasa; dan b.
sebaran Gardu Induk (GI) yang meliputi GI Tallasa dengan kapasitas 20
MVA terdapat di Kecamatan Pattalassang
b. Sistem jaringan telekomunikasi dilayani oleh Sentral Telepon Otomat (STO)
Takalar di Kecamatan Pattalassang
c. Sistem jaringan sumber daya air
 Wilayah sungai strategis nasional yang ada di Kabupaten Takalar yaitu
Wilayah Sungai Jeneberang yang meliputi DAS Pamukkulu dan DAS
Gamanti
 Sumber air permukaan di Kabupaten Takalar meliputi:
a. air permukaan berupa sungai, yang terdiri dari Sungai Pamukkulu,
Sungai Gamanti, dan anak sungai lainnya;
b. air permukaan lainnya yang terdiri dari: 1) embung yang terdiri dari:
Embung Bonto Kadatto 1 dan Embung Bonto Kadatto 2 di Kecamatan
Polombangkeng Selatan, Embung Cikoang, Embung Laikang 1, Embung
Laikang 2, Embung Laikang 3, Embung Malelaya 1 dan Embung Malelaya
2 di Kecamatan Marabombang, Embung Lassang di Kecamatan
Polombangkeng Utara; dan 2) mata air yang tersebar di seluruh wilayah
Kabupaten Takalar.
 Bendungan, yaitu Bendungan Pamukkulu di Kecamatan Polombangkeng
Utara, Bendungan Kampili Bissua di Kecamatan Polombangkeng Utara,
Bendungan Jenemarrung di Kecamatan Polombangkeng Selatan,
Bendungan Jenetallasa di Kecamatan Polombangkeng Utara dan
bendungan Jenemaeja di Kecamatan Polombangkeng Utara
 Prasarana sumber daya daerah irigasi (DI) terdiri atas:
a. Daerah Irigasi (DI) kewenangan Pemerintah Pusat adalah DI Pamukkulu
dengan luas 5.204 (lima ribu dua ratus empat) hektar dan DI Bissua dengan
luas 10.758 (sepuluh ribu tujuh ratus lima puluh delapan) hektar;
b. Daerah Irigasi (DI) kewenangan Pemerintah Provinsi adalah DI
Jenemarrung dengan luas 1.052 (seribu lima puluh dua) hektar; dan
c. Daerah Irigasi (DI) kewenangan Pemerintah Kabupaten terdiri dari 11 DI
meliputi total luas 2.852 (dus ribu delapan ratus lima puluh dua) hektar
 Sistem jaringan air bersih ke kelompok pengguna terdiri dari:
a. IPA Pattalassang di Kecamatan Pattalassang dengan kapasitas
terpasang 35 (tiga puluh lima) Liter/Detik, dan kapasitas produksi 30 (tiga
puluh) Liter/Detik.
b. IPA Galesong di Kecamatan Galesong dengan kapasitas terpasang 20
(dua puluh) Liter/Detik, dan kapasitas 17,5 (tujuh belas koma lima)
Liter/Detik.
c. IPA Sanrobone di Kecamatan Sanrobone dengan kapasitas terpasang
20 (dua puluh) Liter/Detik, dan kapasitas 17,5 (tujuh belas koma lima)
Liter/Detik.
d. IPA Polombangkeng Utara di Kecamatan Polombangkeng Utara dengan
kapasitas terpasang 15 (lima belas) Liter/Detik, dan kapasitas 12,5 (dua
belas koma lima) Liter/Detik.
e. IPA Mangarabombang di Kecamatan Mangarabombang dengan
kapasitas terpasang 20 (dua puluh) Liter/Detik, dan kapasitas produksi17,5
(tujuh belas koma lima) Liter/Detik
d. Sistem prasarana pengelolaan lingkungan

Penyusunan RDTR di Sekitar Kawasan Industri Takalar


E – Metodologi dan Program Kerja

Arahan Penjelasan
Pemanfaatan
Ruang
 Persampahan
1. Lokasi TPST ditetapkan di Kawasan Perkotaan Takalar Kecamatan
Pattalassang
2. Lokasi TPA ditetapkan di Balang Kecamatan Polombangkeng Selatan.
 Sistem penyediaan air minum (SPAM) dilakukan melalui sistem jaringan
perpipaan dan bukan jaringan perpipaan.
1. Sistem jaringan perpipaan terdiri atas: a. unit air baku yang bersumber
dari Sungai Pappa dan Sungai Gamanti; b. unit produksi air minum
meliputi: IPA Pattalassang di Kecamatan Pattalassang dengan
kapasitas terpasang 35 (tiga puluh lima) Liter/Detik, dan kapasitas
produksi 30 (tiga puluh) Liter/Detik.; dan c. unit distribusi yang
menyalurkan air minum melalui pipa distribusi langsung ke rumah-
rumah, fasilitas umum dan fasilitas sosial
2. Sistem jaringan bukan jaringan perpipaan meliputi sumur dangkal,
sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil
tangki air, instalasi air kemasan, atau bangunan perlindungan mata air
diatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
 Sistem pembuangan air limbah terpusat meliputi Instalasi Pengolahan Air
Limbah (IPAL) beserta jaringan air limbah Galesong yang melayani
Kawasan Industri Takalar dan kawasan permukiman Galesong.
 Sistem saluran drainase primer dikembangkan melalui saluran
pembuangan utama meliputi Sungai Pappa, dan Sungai Gamanti
Rencana Pola Kawasan Lindung
Ruang a. Kawasan hutan lindung ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan
Polombangkeng Selatan dengan luasan kurang lebih 692 (enam ratus
Sembilan puluh dua) hektar
b. Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan bawahannya
merupakan kawasan resapan air ditetapkan di bagian hulu DAS Pappa
Kecamatan Polombangkeng Utara dan bagian hulu DAS Gamanti Kecamatan
Polombangkeng Utara
c. Kawasan perlindungan setempat terdiri atas
 Kawasan sempadan pantai ditetapkan di sepanjang pesisir pantai di
Kecamatan Galesong Utara, Kecamatan Galesong, Kecamatan Galesong
Selatan, Kecamatan Sanrobone, Kecamatan Mappakasunggu, dan
Kecamatan Mangarabombang
 Kawasan sempadan sungai ditetapkan di Sungai Pappa, dan Sungai
Gamanti
 Kawasan sekitar danau atau waduk ditetapkan di Bendungan Kampili
Bissua, Bendungan Pamukkulu, Bendungan Je’nemarrung, Bendungan
Je’netallasa, dan Bendungan Je’nemaeja
 Kawasan ruang terbuka hijau berupa Ruang Terbuka Hijau Kawasan
Perkotaan (RTHKP) yang ditetapkan menyebar dan seimbang dengan
memperhatikan fungsi ekologis, social budaya, estetika, dan ekonomi
dengan ketentuan RTH publik paling sedikit 20% (dua puluh persen) dan
RTH privat paling sedikit 10% (sepuluh persen) dari luas kawasan
perkotaan Kabupaten Takalar.
d. Kawasan suaka alam, pelestarian alam, dan cagar budaya
 Kawasan suaka margasatwa ditetapkan di Kawasan Suaka Margasatwa
Ko’mara berada di sebagian wilayah Kecamatan Polombangkeng Utara
dengan luasan kurang lebih 2.251 (dua ribu dua ratus lima puluh satu)
hektar

Penyusunan RDTR di Sekitar Kawasan Industri Takalar


E – Metodologi dan Program Kerja

Arahan Penjelasan
Pemanfaatan
Ruang
 Kawasan pantai berhutan bakau ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Mangarabombang dengan luasan kurang lebih 6 (Enam)
hektar
e. Kawasan rawan bencana alam
 Kawasan rawan banjir ditetapkan di sebagian Kecamatan Pattalassang,
sebagian Kecamatan Sanrobone, dan sebagian Kecamatan
Mappakasunggu
 Kawasan rawan tanah longsor ditetapkan di Kecamatan Polombangkeng
Selatan, dan Kecamatan Polombangkeng Utara
f. Kawasan lindung geologi
 Kawasan rawan aberasi di sebagian Kecamatan Mangarabombang,
sebagian Kecamatan Mappakasunggu, sebagian Kecamatan Sanrobone,
sebagian Kecamatan Galesong Selatan, sebagian Kecamatan Galesong,
dan sebagian Kecamatan Galesong Utara
 Kawasan sempadan mata air di sebagian wilayah Kecamatan
Polombangkeng Utara dengan ketentuan: a. daratan di sekeliling mata air
yang mempunyai manfaat untuk mempertahankan fungsi mata air; dan b.
wilayah dengan jarak paling sedikit 200 (dua ratus) meter dari mata air.
g. Kawasan lindung lainnya
 Kawasan taman buru ditetapkan di Taman Buru Ko’mara berada di
sebagian wilayah Kecamatan Polombangkeng Utara dengan luasan
kurang lebih 1.633 (seribu enam ratus tiga puluh tiga) hektar
 Kawasan konservasi wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil ditetapkan di: a.
kawasan konservasi pulau kecil meliputi Pulau Tanakeke di Kecamatan
Mappakasunggu dan Pulau Sanrobenge di Kecamatan Galesong; b.
kawasan konservasi dan perlindungan ekosistem pesisir berupa kawasan
hutan pantai berhutan bakau di sebagian wilayah Kecamatan
Mangarabombang; c. kawasan konservasi dan perlindungan ekosistem
pesisir berupa kawasan perlindungan terumbu karang di kawasan pesisir
Mappakasunggu dan Mangarabombang; dan d. kawasan konservasi
maritim berupa permukiman nelayan di Kawasan Galesong Kecamatan
Galesong

Kawasan Budidaya
a. Kawasan peruntukan hutan produksi merupakan kawasan hutan produksi
dengan luasan kurang lebih 2.961 (dua ribu sembilan ratus enam puluh satu)
hektar ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Polombangkeng Utara
b. Kawasan peruntukan pertanian
 Kawasan peruntukan pertanian lahan basah ditetapkan di sebagian
Kecamatan Polombangkeng Utara, sebagian Kecamatan Polombangkeng
Selatan, sebagian Kecamatan Mappakasunggu, sebagian Kecamatan
Sanrobone sebagian Kecamatan Mangarabombang, sebagian Kecamatan
Galesong Selatan, sebagian Kecamatan Galesong dan sebagian
Kecamatan Galesong Utara dengan luasan kurang lebih 18.688 (delapan
belas ribu enam ratus delapan ratus delapan puluh delapan) hektar
 Kawasan peruntukan pertanian lahan kering ditetapkan di sebagian
Kecamatan Polombangkeng Utara, sebagian Kecamatan Polombangkeng
Selatan, sebagian Kecamatan Mappakasunggu, Sebagian Kecamatan
Sanrobone, sebagian Kecamatan Mangarabombang, sebagian
Kecamatan Galesong Selatan, sebagian Kecamatan Galesong dan
sebagian Kecamatan Galesong Utara dengan luasan kurang lebih 8.800
(delapan ribu delapan ratus) hektar

Penyusunan RDTR di Sekitar Kawasan Industri Takalar


E – Metodologi dan Program Kerja

Arahan Penjelasan
Pemanfaatan
Ruang
 Kawasan peruntukan pertanian hortikultura ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Polombangkeng Utara, sebagian Kecamatan Polombangkeng
Selatan, sebagian Kecamatan Pattalassang, sebagian Kecamatan
Mangarabombang dan sebagian Kecamatan Galesong Utara dengan
luasan kurang lebih 4.554 (empat ribu lima ratus lima puluh empat) hektar
 Kawasan peruntukan perkebunan merupakan kawasan perkebunan
dengan luasan kurang lebih 4.815 (empat ribu delapan ratus lima belas)
hektar, terdiri dari:
a. kawasan peruntukan perkebunan kapok ditetapkan di sebagian
Kecamatan Pattalassang, sebagian Kecamatan Galesong Utara, sebagian
Kecamatan Mappakasunggu, sebagian Kecamatan Sanrobone, sebagian
Kecamatan Mangarabombang, dan sebagian Kecamatan Galesong
Selatan;
b. kawasan peruntukan perkebunan tebu ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Polombangkeng Selatan dan sebagian wilayah
Polombangkeng Utara;
c. kawasan peruntukan perkebunan kelapa ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Pattalassang, sebagian Kecamatan Galesong Utara, sebagian
Kecamatan Mappakasunggu, sebagian kecamatan Sanrobone sebagian
Kecamatan Mangarabombang, dan sebagian Kecamatan Galesong
Selatan, sebagian Kecamatan Galesong;
d. kawasan peruntukan perkebunan kopi ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Polombangkeng Selatan dan Polombangkeng Utara; dan
e. kawasan peruntukan perkebunan kakao ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Polombangkeng Selatan dan Polombangkeng Utara
 Kawasan peruntukan peternakan ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Mangarabombang, sebagian wilayah Kecamatan
Mappakasungggu, sebagian Kecamatan Sanrobone, sebagian wilayah
Kecamatan Polombangkeng Selatan, sebagian wilayah Kecamatan
Polombangkeng Utara, dan sebagian wilayah Kecamatan Galesong
Selatan, sebagian Kecamatan Galesong, sebagian Kecamatan Galesong
Utara dengan luasan kurang lebih 2.808 (dua ribu delapan ratus delapan)
hektar
 Kawasan peruntukan pertanian tanaman pangan di Kabupaten Takalar
ditetapkan sebagai kawasan pertanian tanaman pangan berkelanjutan,
dengan luasan kurang lebih 18.688 (delapan belas ribu enam ratus
delapan puluh delapan) hektar
c. Kawasan peruntukan perikanan
 Kawasan peruntukan budidaya perikanan tangkap ditetapkan pada
wilayah perairan Laut Flores dan wilayah perairan Selat Makassar yang
meliputi sebagian wilayah Kecamatan Mappakasunggu, sebagian wilayah
Kecamatan Sanrobone, sebagian wilayah Kecamatan Mangarabombang,
sebagian wilayah Kecamatan Galesong Utara, sebagian wilayah
Kecamatan Galesong Selatan, dan sebagian Kecamatan Galesong
 Kawasan peruntukan budidaya perikanan merupakan budidaya perikanan
air payau, budidaya perikanan air laut dan budidaya perikanan air tawar
dengan luasan kurang lebih 4.914 (empat ribu sembilan ratus empat belas)
hektar terdiri dari:
a. Kawasan budidaya perikanan air laut komoditas rumput laut ditetapkan
di sebagian wilayah Kecamatan Mangarabombang, sebagian wilayah
Kecamatan Mappakasunggu, sebagian wilayah Kecamatan Sanrobone,
sebagian wilayah Kecamatan Galesong Selatan.
b. Kawasan budidaya perikanan air payau komoditas udang dan ikan
bandeng ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Mangarabombang,

Penyusunan RDTR di Sekitar Kawasan Industri Takalar


E – Metodologi dan Program Kerja

Arahan Penjelasan
Pemanfaatan
Ruang
sebagian wilayah Kecamatan Mappakasunggu, sebagian wilayah
Kecamatan Sanrobone, sebagian wilayah Kecamatan Galesong Selatan,
sebagian wilayah Kecamatan Galesong, dan sebagian wilayah Kecamatan
Galesong Utara; dan
c. Kawasan budidaya perikanan air tawar ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Mappakasunggu, sebagian Kecamatan Sanrobone, sebagian
Kecamatan Galesong Selatan, sebagian wilayah Kecamatan
Polombangkeng Selatan, sebagian wilayah Kecamatan Polombangkeng
Utara dan sebagian wilayah Kecamatan Mangarabombang
 Kawasan pengolahan ikan ditetapkan di Kawasan Pengolahan Ikan
Kecamatan Mappakasunggu, Kecamatan Sanrobone Kecamatan
Galesong, Kecamatan Galesong Utara, Kecamatan Galesong Selatan,
dan Kecamatan Mangarabombang dengan pusat pengolahan di
Kecamatan Galesong.
d. Kawasan peruntukan pertambangan
 Wilayah usaha pertambangan terdiri atas:
a. wilayah usaha pertambangan mineral logam komoditas tambang pasir
besi ditetapkan di sebagian wilayah Kecamatan Mangarabombang,
sebagian wilayah Kecamatan Mappakasunggu, dan sebagian Kecamatan
Sanrobone.
b. wilayah usaha pertambangan mineral batuan meliputi: komoditas
tambang kerikil berpasir alami ditetapkan di sebagian wilayah
Polombangkeng Utara, sebagian wilayah Kecamatan Polombangkeng
Selatan, sebagian wilayah Kecamatan Pattallassang dan sebagian wilayah
Kecamatan Mangarabombang
 Wilayah usaha pertambangan rakyat berupa wilayah usaha pertambangan
mineral batuan komoditas tambang kerikil berpasir alami ditetapkan di
sebagian wilayah Kecamatan Mangarabombang, sebagian wilayah
Kecamatan Pattallassang, sebagian wilayah Kecamatan Polombangkeng
Selatan, sebagian wilayah Kecamatan Pattalassang, dan sebagian
wilayah Kecamatan Polombangkeng Utara
 Kawasan peruntukan pertambangan minyak dan gas bumi merupakan
kawasan peruntukan pertambangan minyak Blok Karaengta yang berada
di wilayah perairan laut Selat Makassar
e. Kawasan peruntukan industri
 Kawasan peruntukan industri besar ditetapkan di Kawasan Industri Takalar
Kecamatan Galesong Utara, Kecamatan Polombangkeng Utara yang
merupakan pusat kegiatan industri manufaktur, dengan luasan kurang
lebih 100 (seratus) hektar
 Kawasan peruntukan industri sedang merupakan kawasan
pengembangan agroindustri dan minaindustri ditetapkan di sebagian
wilayah Kecamatan Polombangkeng Selatan, sebagian Kecamatan
Mappakasunggu, sebagian wilayah Kecamatan Mangarabombang,
sebagian wilayah Kecamatan Galesong Selatan, Kecamatan Galesong
Utara dan sebagian wilayah Kecamatan Polombangkeng Utara
 Kawasan peruntukan industri rumah tangga berupa kawasan industri
rumah tangga sebagai penunjang kegiatan industri besar, penunjang
kegiatan industri sedang dan penunjang kegiatan pariwisata ditetapkan di
sebagian Kecamatan Pattalassang, sebagian Kecamatan Galesong,
sebagian wilayah Kecamatan Polombangkeng Selatan, sebagian
Kecamatan Mappakasunggu, sebagian wilayah Kecamatan
Mangarabombang, sebagian wilayah Kecamatan Galesong Selatan dan
sebagian wilayah Kecamatan Polombangkeng Utara
f. Kawasan peruntukan pariwisata

Penyusunan RDTR di Sekitar Kawasan Industri Takalar


E – Metodologi dan Program Kerja

Arahan Penjelasan
Pemanfaatan
Ruang
 Kawasan peruntukan pariwisata budaya merupakan kawasan wisata
budaya dan religi, ditetapkan di:
a. sebagian wilayah Kecamatan Galesong Utara untuk kegiatan pesta
Assosso pa’rasanganta di Bonto Lebang;
b. sebagian wilayah Kecamatan Galesong untuk kegiatan pesta nelayan
Boddia;
c. sebagian wilayah Kecamatan Polombangkeng Selatan untuk kegiatan
pesta Lammang di Lantang;
d. sebagian wilayah Kecamatan Mappakasunggu untuk kegiatan pesta
Akkio Bunting, pesta Angngaru, pusta Qur’an Barakka, dan pesta Je’ne
Sappara; dan
e. sebagian wilayah Kecamatan Mangarabombang untuk kegiatan pesta
Maudu Lompoa di Cikoang.
 Kawasan peruntukan pariwisata alam merupakan kawasan wisata pantai,
dan laut serta wisata pegunungan ditetapkan di:
a. Pantai Lamankia, Pantai Puntondo, dan Pantai Punaga di Kecamatan
Mangarabombang;
b. Pantai Galumbaya, Pantai Paria Laut, Pulau Dayang-dayangan, dan
Pulau Tanakeke di Kecamatan Sanrobone
c. Pantai Gusunga di Kecamatan Galesong Utara;
d. Pantai Boe, dan Pulau Sanrobenge di Kecamatan Galesong ;
e. Pantai Gusunga di Kecamatan Galesong Utara; f. Gunung Buakkang di
Kecamatan Polombangkeng Selatan; dan
g. Taman buru Ko’mara, Suaka Margasatwa Ko’mara dan Barugaya di
Kecamatan Polombangkeng Utara.
 Kawasan peruntukan pariwisata buatan merupakan kawasan pariwisata
buatan yang akan dikembangkan di sebagian wilayah Kecamatan
Pattalassang, sebagian wilayah Kecamatan Galesong, sebagian wilayah
Kecamatan Mappakasunggu, sebagian wilayah Kecamatan Sanrobone
sebagian wilayah Kecamatan Mangarabombang, sebagian wilayah
Kecamatan Galesong Utara dan sebagian wilayah Kecamatan
Polombangkeng Utara.
g. Kawasan peruntukan permukiman
 Kawasan peruntukan permukiman perkotaan ditetapkan di sebagian
wilayah Kecamatan Pattalassang, sebagian wilayah Kecamatan
Galesong, dan sebagian wilayah Kecamatan Polombangkeng Utara
 Kawasan peruntukan permukiman perdesaan ditetapkan pada sebagian
wilayah Kecamatan Polombangkeng Utara, sebagian wilayah Kecamatan
Polombangkeng Selatan, sebagian wilayah Kecamatan Mappakasunggu,
sebagian wilayah Kecamatan Mangarabombang, sebagian wilayah
Kecamatan Galesong Selatan, sebagian wilayah Kecamatan Galesong,
sebagian wilayah Kecamatan Sanrobone, dan sebagian wilayah Galesong
Utara
h. Kawasan peruntukan lainnya
 Kawasan peruntukan pusat kegiatan pemerintahan ditetapkan di sebagian
wilayah Kecamatan Pattalassang
 Kawasan peruntukan pusat perdagangan dan jasa regional ditetapkan di
sebagian wilayah Kecamatan Pattalassang dan sebagian wilayah
Kecamatan Galesong
 Kawasan peruntukan pusat pendidikan tinggi ditetapkan di sebagian
wilayah Kecamatan Pattalassang; Sebagian wilayah Kecamatan Galesong
 Kawasan peruntukan pusat pelayanan olahraga ditetapkan di sebagian
wilayah Kecamatan Pattalassang

Penyusunan RDTR di Sekitar Kawasan Industri Takalar


E – Metodologi dan Program Kerja

Arahan Penjelasan
Pemanfaatan
Ruang
 Kawasan peruntukan pusat pelayanan kesehatan ditetapkan di sebagian
wilayah Kecamatan Mangarabombang, sebagian wilayah Kecamatan
Mappakasunggu, sebagian wilayah Kecamatan Sanrobone, sebagian
wilayah Kecamatan Polombangkeng Selatan, sebagian wilayah
Kecamatan Pattalassang, sebagian wilayah Kecamatan Polombangkeng
Utara, sebagian wilayah Kecamatan Galesong Selatan, sebagian wilayah
Kecamatan Galesong, dan sebagian wilayah Kecamatan Galesong Utara
 Kawasan peruntukan pertahanan dan keamanan yaitu kawasan yang
merupakan aset-aset pertahanan dan keamanan/TNI Negara Kesatuan
Republik Indonesia ditetapkan di sebagian wilayah Pattalassang, sebagian
wilayah Kecamatan Polombangkeng Utara, sebagian wilayah Kecamatan
Polombangkeng Selatan dan sebagian wilayah Kecamatan Galesong
Penetapan Kawasan Strategis Nasional
Kawasan Kawasan strategis nasional di wilayah Kabupaten Takalar adalah Kawasan
Strategis Strategis Nasional dengan sudut kepentingan ekonomi Kawasan Perkotaan
Mamminasata yang mencakup seluruh wilayah Kabupaten Takalar

Kawasan Strategis Provinsi


a. KSP dengan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi terdiri atas:
 kawasan lahan pangan berkelanjutan ditetapkan pada di sebagian
Kecamatan Polombangkeng Utara, sebagian Kecamatan Polombangkeng
Selatan, sebagian Kecamatan Mappakasunggu, sebagian Kecamatan
Mangarabombang, dan sebagian Kecamatan Galesong;
 kawasan pengembangan budidaya alternatif komoditas perkebunan
unggulan kopi robusta dan kakao ditetapkan di sebagian wilayah
Kecamatan Polombangkeng Selatan, sebagian wilayah Polombangkeng
Utara,
 kawasan pengembangan budidaya rumput laut ditetapkan di sebagian
wilayah Kecamatan Mangarabombang, sebagian wilayah Kecamatan
Mappakasunggu, sebagian wilayah Kecamatan Sanrobone, sebagian
wilayah Kecamatan Galesong Selatan,
 kawasan industri skala besar ditetapkan di Kawasan Industri Takalar di
Kecamatan Galesong Utara dan Kecamatan Polombangkeng Utara
b. KSP dengan sudut kepentingan pendayagunaan sumberdaya alam dan
teknologi tinggi adalah Kawasan Penambangan Minyak Blok Karaengta
ditetapkan di wilayah perairan Selat Makassar Kabupaten Takalar
c. KSP dengan sudut kepentingan fungsi dan daya dukung lingkungan hidup,
terdiri atas:
 kawasan wisata bahari Mamminasata dan sekitarnya ditetapkan di
sebagian wilayah Kecamatan Mangarabombang, sebagian wilayah
Kecamatan Mappakasunggu, sebagian wilayah Kecamatan Sanrobone,
sebagian wilayah Kecamatan Galesong dan sebagian wilayah Kecamatan
Galesong Utara;
 b. kawasan lindung provinsi berupa kawasan hutan lindung ditetapkan di
sebagian wilayah Kecamatan Polombangkeng Selatan dan kawasan
rawan bencana alam Gunung Bawakaraeng ditetapkan di sebagian
wilayah Kecamatan Polombangkeng Utara dan sebagian wilayah
Kecamatan Polombangkeng Selatan

Kawasan Strategis Kabupaten


a. KSK dengan sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi ditetapkan:
 kawasan pusat kegiatan industry perikanan di sebagian wilayah
Kecamatan Galesong;

Penyusunan RDTR di Sekitar Kawasan Industri Takalar


E – Metodologi dan Program Kerja

Arahan Penjelasan
Pemanfaatan
Ruang
 kawasan pusat perkotaan di Kecamatan Pattalassang dan Kecamatan
Galesong;
 Kawasan Strategis dan Cepat Tumbuh Agropolitan Malolo di Kecamatan
Polombangkeng Utara;
 Kawasan Industri Takalar di Kecamatan galesong utara dan Kecamatan
Polombangkeng Utara;
 Kawasan pendidikan maritim Galesong di Kecamatan Galesong;
 Kawasan PPI Beba’ di Kecamatan Galesong Utara;
 Kawasan perikanan tangkap dan kawasan budidaya perikanan di sebagian
Kecamatan Galesong Utara, sebagian wilayah Kecamatan Galesong
Selatan, sebagian wilayah Kecamatan Mappakasunggu, sebagian wilayah
Kecamatan Sanrobone dan sebagian wilayah Kecamatan
Mangarabombang;
 Kawasan Minapolitan Sanrobone dan sekitarnya
 Kawasan pelabuhan dan pergudangan Galesong di Kecamatan Galesong;
dan
 Kawasan Kota Terpadu Mandiri Punaga dan sekitarnya di Kecamatan
Mangarabombang.
b. KSK dengan sudut kepentingan sosial budaya ditetapkan:
 Kawasan mangrove di sebagian Kecamatan Mangarabombang;
 Kawasan Pantai Topejawa di sebagian wilayah Kecamatan
Mangarabombang; dan
 Kawasan konservasi dan pariwisata gugusan Pulau Tanakeke di sebagian
wilayah Kecamatan Mappakasunggu dan Teluk Laikang di sebagian
wilayah Kecamatan Mangarabombang
c. KSK dengan sudut kepentingan pendayagunaan sumber daya alam dan/atau
teknologi tinggi ditetapkan kawasan Penambangan Minyak Blok Karaengta di
wilayah perairan Selat Makassar
d. KSK dengan sudut kepentingan lingkungan hidup ditetapkan:
 Kawasan Suaka Margastwa dan taman buru Ko’mara di sebagian wilayah
Kecamatan Polombangkeng Utara; dan
 b. Kawasan hutan lindung di sebagian wilayah Kecamatan
Polombangkeng Selatan

Penyusunan RDTR di Sekitar Kawasan Industri Takalar


E – Metodologi dan Program Kerja

Gambar E-4-9 Peta Rencana Pola Ruang RTRW Kabupaten Takalar


Sumber: Walhisulsel.go.id

Penyusunan RDTR di Sekitar Kawasan Industri Takalar

Anda mungkin juga menyukai