Anda di halaman 1dari 117

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

B A B II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
2.1 Aspek Geografi dan Demografi
2.1.1 Karakteristik Kab. Pinrang
2.1.1.1

Luas dan Batas Administrasi

Kabupaten Pinrang mempunyai luas wilayah 1.967 km persegi, memiliki daerah


administratif 12 kecamatan, dan terdiri 39 Kelurahan dan 69 Desa yang meliputi
81 Lingkungan dan 168 Dusun.
Adapun batas wilayah Kabupaten Pinrang sebagai berikut :

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Tana Toraja

Sebelah Timur berbatasan dengan Kabupaten Enrekang dan Sidrap

Sebelah Barat dengan Selat Makassar serta Kabupaten Polewali Mandar

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Parepare.


Tabel 2.1
Luas Daerah dan Pembagian Daerah Administrasi Menurut Kecamatan
Kabupaten Pinrang Tahun 2013

No

KECAMATAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Suppa
Mattiro Sompe
Lanrisang
Mattiro Bulu
Watang sawitto
Paleteang
Tiroang
Patampanua
Cempa
Duampanua
Batulappa
Lembang
TOTAL

LUAS AREA
(km2)
3

KELURAHAN

DESA

LINGKUNGAN

DUSUN

2
2
1
2
8
6
5
4
1
5
1
2
39

8
7
6
7
7
6
10
4
14
69

5
4
3
6
17
14
13
13
2
10
4
5
96

22
19
16
19
19
15
27
11
41
181

74.2
96.99
73.01
132.49
58.97
37.29
77.73
136.85
90.3
291.86
158.99
733.09
1.961,77

Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka 2014

2.1.1.2

Letak dan Kondisi Geografis


Kabupaten Pinrang berada 180 Km dari Kota Makassar terletak pada

koordinat antara 41030 sampai 31913 Lintang Selatan dan 1192630 sampai
1194720Bujur Timur. Kabupaten Pinrang berada pada perbatasan dengan
Provinsi Sulawesi Barat, serta menjadi jalur lintas darat dari dua jalur utama, baik
antar provinsi dan antar kabupaten di Selawesi Selatan, yakni dari arah selatan:
Makassar, Parepare ke wilayah Provinsi Sulawesi Barat, dan dari arah Timur:
kabupaten-kabupaten di bagian timur dan tengah Sulawesi Selatan menuju Provinsi
Sulawesi Barat.
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 9

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

2.1.1.3

Topografi

Kondisi topografi Kabupaten Pinrang memiliki rentang yang cukup lebar,


mulai dari dataran dengan ketinggian 0 m di atas permukaan laut hingga dataran
yang memiliki ketinggian di atas 1000 m di atas permukaan laut (dpl). Dataran yang
terletak pada ketinggian 1000 m di atas permukaan laut sebagian besar terletak di
bagian tengah hingga utara Kabupaten Pinrang terutama pada daerah yang
berbatasan dengan Kabupaten Toraja. Klasifikasi ketinggian/ topografi di Kabupaten
Pinrang dapat dikelompokkan sebagai berikut:
- Ketinggian 0 100 m dpl
Wilayah yang termasuk ke dalam daerah ketinggian ini sebagian besar terletak di
wilayah pesisir yang meliputi beberapa wilayah kecamatan yakni Kecamatan
Mattiro

Sompe,

Lanrisang,

Watang

Sawitto,

Tiroang,

Patampanua

dan

Kecamatan Cempa.
- Ketinggian 100 400 m dpl
Wilayah yang termasuk ke dalam daerah dengan ketinggian ini meliputi beberapa
wilayah kecamatan yakni Kecamatan Suppa, Mattiro Bulu, dan Kecamatan
Paleteang.
- Ketinggian 400 1000 m dpl
Wilayah yang termasuk ke dalam klasifikasi ketinggian ini sebagian kecil wilayah
meliputi Kecamatan Duampanua.
- Ketinggian di atas 1000 m dpl
Wilayah yang termasuk ke dalam klasifikasi ketinggian ini terdiri dari sebagian
Kecamatan Lembang dan Batulappa. Untuk lebih jelasnya sebagaimana pada
tabel berikut ini :
Tabel 2.2
Ketinggian Wilayah Kabupaten Pinrang

No

Kecamatan

Ketinggian Dari Permukaan Laut (M Dpl)

1
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

3
2 265
2 12
2 14
12 228
6 14
14 157
13 23
13 86
2 18
2 965
20 1007
2 1908

Suppa
Mattiro Sompe
Lanrisang
Mattiro Bulu
Watang Sawitto
Paleteang
Tiroang
Patampanua
Cempa
Duampanua
Batulappa
Lembang

Sumber : Kabupaten Pinrang Dalam Angka , 2010

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 10

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

Kondisi topografi Kabupaten Pinrang juga dapat dikelompokkan berdasarkan


kemiringan lereng yang terdiri dari:
1. Kemiringan 0-3 %
Wilayah ini memiliki lahan yang relatif datar yang sebagian besar terletak di
kawasan pesisir meliputi wilayah Kecamatan Mattiro Sompe, Lanrisang, Watang
Sawitto, Tiroang, Patampanua dan Kecamatan Cempa.
2. Kemiringan 3 8 %
Wilayah ini memiliki permukaan datar yang relatif bergelombang. wilayah yang
memiliki karakteristik topografi demikian terdiri dari Kecamatan, Suppa, Mattiro
Bulu, Batulappa dan Kecamatan Paleteang.
3. Kemiringan 8 45 %
Wilayah ini memiliki permukaan yang bergelombang sampai agak curam.Wilayah
yang memiliki karakteristik topografi seperti ini adalah Wilayah Kecamatan
Duampanua.
4. Kemiringan > 45 %
Wilayah ini memiliki permukaan curam yang bergunung-gunung. Wilayah yang
memiliki karakteristik topografi ini meliputi wilayah-wilayah kaki pegunungan
seperti Kecamatan Lembang.

Kondisi Topografi Wilayah Kabupaten Pinrang bervariasi dari kondisi datar hingga
berbukit.Keadaan wilayah berdasarkan kelerengan disajikan pada tabel berikut ini.
Tabel 2.3
Keadaan Wilayah Berdasarkan Kelerengan di Kabupaten Pinrang

No

Lereng

Kriteria

Luas (Ha)

Presentase (%)

0 -2

Datar

100.370,2

51,1

2 - 15

Landai

15.696,8

8,1

15 - 40

Berbukit

50.246

25,6

> 40

Berbukit

29.864

15,2

196.177

100,00

Jumlah
Sumber : RTRW Kab. Pinrang 2012

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 11

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

Secara detail, peta kemiringan lereng dapat dilihat pada gambar berikut:

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 12

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

2.1.1.4 Geologi
Geologi wilayah Kabupaten Pinrang dari hasil pengamatan dan kompilasi Peta
Geologi Kabupaten Pinrang, maka susunan lapisan batuan dapat diuraikan sebagai
berikut :
1. Endapan alluvium dan sungai, Endapan alluvium dan sungai mempunyai
ketebalan antara 100-150 meter, terdiri dari atas lempung, lanau, pasir dan
kerikil. Pada umumnya endapan lapisan ini mempunyai kelulusan air yang
bervariasi dan kecil hingga tinggi. Potensi air tanah dangkal cukup besar tetapi
sebagian wilayah kualitasnya kurang baik. Muka air tanah dangkal 1-1,50 meter.
2. Batuan gunung api tersusun atas breksi dengan komponen bersusun trakhit dan
andesit, tufa batu apung, batu pasir terfaan, konglomerat dan breki terfaan,
ketebalannya berkisar 500 meter, penyebarannya dibagian utara Kota Pinrang,
Sekitar Bulu Lemo, Bulu Pakoro sedangkan dibagian selatan sekitar Bulu
Manarang, Bulu Paleteang, Bulu Lasako (berbatasan dengan Parepare). Kearah
Bungin terdapat batu gamping terumbu yang umumnya relatif sama dengan
batuan gunung api.
3. Batuan aliran lava, Batuan aliran lava bersusun trakhit abu-abu muda hingga
putih, bekekar tiang, penyebarannya kearah daerah Kabupaten Pinrang, yaitu
sekitar Kecamatan Lembang dan Kecamatan Duampanua.
4. Batuan konglomerat (Formasi Walanae), Batuan ini terletak dibagian Timur Laut
Pinrang, sekitar Malimpung sampai kewilayah Kabupaten Sidrap, satuan batuan
ini terdiri atas konglomerat, sedikit batu pasir glakonit dan serpih dan membentuk
morfologi bergelombang dan tebalnya kira-kira hingga 400meter.
5. Batuan lava bersusun basol hingga andesit, Satuan batuan ini berbentuk lava
bantal, breksi andesit piroksin dan andesit trakhit. Tebalnya 50 hingga 100 meter
dengan penyebaran sekitar Bulu Tirasa dan Pakoro.
6. Batu pasir, Satuan batuan ini bersusun andesit, batu lanau, konglomerat dan
breksi. Struktur sesar diperkirakan terdapat pada batuan aliran lava dan batu
pasir bersusun andesit, berupa sesar normal.
Peta geologi Kabupaten Pinrang dapat dilihat pada gambar berikut :

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 13

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

2.1.1.5 Hidrologi
Di Kabupaten Pinrang, terdapat dua sungai besar yaitu sungai Mamasa dan
Sungai Saddang, dimana sungai Mamasa sebenarnya masih merupakan anak
sungai Saddang. Saat ini sungai Mamasa dimanfaatkan untuk keperluan
Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Bakaru yang berlokasi di Desa Ulu Saddang,
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 14

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

Kecamatan Lembang. PLTA yang ada ini selain untuk memenuhi kebutuhan listrik di
Kabupaten Pinrang, juga untuk memenuhi kebutuhan listrik di Provinsi Sulawesi
Selatan. Sedangkan Sungai Saddang dimanfaatkan untuk pengairan pertanian
dengan cakupan pelayanan selain Kabupaten Pinrang juga melayani Kabupaten
Sidrap.
2.1.1.6 Klimatologi
Klasifikasi iklim menurut Smith-Ferguson, tipe iklim Wilayah Kabupaten
Pinrang termasuk tipe A dan B dengan curah hujan terjadi pada bulan Desember
hingga Juni dengan curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Maret. Musim kemarau
terjadi pada bulan Juni sampai September. Kriteria tipe iklim menurut OldemanSyarifuddin bulan basah di Kabupaten Pinrang tercatat 7 - 9 bulan, bulan lembab 1
- 2 bulan dan bulan kering 2 - 4 bulan. Tipe iklim menurut klasifikasi

Oldeman -

Syarifuddin adalah iklim B dan C. Curah hujan tahunan berkisar antara 1073 mm
sampai 2910 mm, Evaporasi rata-rata tahunan di Kabupaten Pinrang berkisar antara
5,5 mm/hari sampai

8,7 mm/hari. Suhu rata-rata normal antara 27C dengan

kelembaban udara 82% - 85%.


Berdasarkan data dari BPS Kabupaten Pinrang, rata-rata curah hujan di
Kabupaten Pinrang pada tahun 2012 sebesar 102,58

mm/bulan. Curah hujan

terendah terjadi pada bulan September yakni sebesar 32 Mm, sedangkan curah
hujan tertinggi terjadi pada bulan April yakni sebesar 179 Mm.
Banyaknya curah hujan tiap bulan di wilayah Kabupaten Pinrang sejak tahun
2007 sampai 2013 dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 2.4
Banyaknya Curah Hujan di Wilayah Kabupaten Pinrang

No

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Bulan
1
Januari
Pebruari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
Oktober
Nopember
Desember
Rata-Rata Per
Bulan

Tahun
2007

2008

2009

2010

2011

2012

2013

2
106
90
91
147
155
148
50
26
109
82
96
129

3
264
242
295
130
94
222
143
199
80
698
571
391

4
75
103
29
63
69
192
52
34
8
29
221
282

5
380
121
88
90
82
34
35
34
42
55
55
79

6
103
47
86
88
121
19
8
2
21
136
155
143

7
93
116
102
179
128
64
52
35
32
121
133
176

102,42

277,42

96,42

91,25

77,41

102,58

Sumber : Bps Kab. Pinrang Tahun 2014

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 15

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

2.1.1.7 Penggunaan Lahan


Luas Provinsi Sulawesi Selatan menurut

Sulawesi Selatan Dalam Angka

Tahun 2012 adalah 1.967,7 km2. Angka ini merupakan angka yuridis yang
digunakan sebagai luas Kabupaten Pinrang. Kondisi penutup lahan di wilayah
Kabupaten Pinrang pada tahun 2009 menunjukkan bahwa empat jenis penutup
lahan, yaitu sawah 53.181 hektar (27,11%), kebun campur 46.741 hektar (23,83%),
hutan 29.227 hektar (14,90%), dan tegalan/ladang sebanyak 26.840 hektar
(13.68%). Areal tambak 15.665 hektar atau (7,99%) sementara lahan mangrove
hanya 41 hektar atau (0,02%) dan lahan terbuka 10.124 hektar atau (5,16%) dan
kawasan permukiman 5.482 atau (2,79%).
Tabel 2.5
Luas Wilayah Menurut Penggunaan Lahan Utama
Kabupaten Pinrang Tahun 2010
JENIS
NO

LUAS AREAL

PENUTUP LAHAN

Km

Km

1
1

Permukiman

5.482

54,82

2,79

Sawah

53.181

531,81

27,11

Kebun Campur

46.741

467,41

23,83

Lahan Terbuka

10.124

101,24

5,16

Semak Belukar

7.005

70,05

3,57

Ladang / Tegalan

26.840

268,40

13,68

Hutan

29.227

292,27

14,90

Tambak

15.665

156,65

7,99

Mangrove

41

0,41

0,02

10

Tubuh air

1.870

18,70

0,95

196,177

1.961,77

100,00

JUMLAH

Rincian area tutupan Lahan Kabupaten Pinrang secara detail dapat dilihat pada peta
berikut:

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 16

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

Dalam kaitannya dengan kawasan hutan, dari keseluruhan luas Kabupaten Pinrang
menurut Perda No. 14 tahun 2012 tentang RTRW Pinrang tercatat 71.605 yang
termasuk dalam kawasan hutan atau merupakan 36,50% dari luas Kabupaten
Pinrang seperti yang terlihat dalam tabel berikut:

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 17

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

Tabel 2.6
Luas Kawasan Hutan Menurut Peta Padu Serasi Provinsi Sulawesi Selatan
dan RTRW Kabupaten Pinrang

NO

KECAMATAN

LUAS AREA
(Ha)

Hutan
Lindung (Ha)

Hutan
Produksi
Terbatas (Ha)

Luas
Kawasan

Persentase

Suppa

7.420

1.129

1.129

15.22

Mattiro Sompe

9.699

Lanrisang

7.301

Mattiro Bulu

13.249

1.324

1.324

9.99

Watang sawitto

5.897

Paleteang

3.729

Tiroang

7.773

Patampanua

13.685

646

646

4.72

Cempa

9.030

10

Duampanua

29.186

1.542

5.574

7.116

24.38

11

Batulappa

15.899

8.627

2.121

10.748

67.60

12

Lembang

73.309

34.353

16.289

50.642

69.08

Pinrang

196.177

45.168

26.437

71.605

36.50

Sumber :

SK. Menhut No. 434/ Menhut tgl 23 Juli 2009, Tentang Penunjukan Kawasan Hutan Dan
Konservasi Perairan Provinsi Sulsel.
Perda No. 09 tahun 2009 tentang RTRWP Sul-Sel
Perda Nomor 14 Tahun 2012 tentang RTRW Kabupaten Pinrang

Berdasarkan tabel di atas persentase luas kawasan hutan yang terbesar adalah
Kecamatan Lembang dengan luas 50.642 Ha diikuti oleh Kecamatan Batulappa
seluas 10.748 Ha. Dari data tersebut di atas terlihat pula bahwa Kawasan Hutan
Lindung ini merupakan 23,02 % dari luas wilayah Kabupaten Pinrang, sedangkan
Hutan Produksi Terbatas 13,48 % dari luas wilayah Kabupaten Pinrang.

2.1.2 Potensi Pengembangan Wilayah


2.1.2.1 Sistem Perkotaan dan Jaringan Prasarana
PP 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional (RTRWN)
mengamanatkan kebijakan dan strategi penataan ruang wilayah nasional yang
diwujudkan dalam kebijakan dan strategi pengembangan struktur ruang, pola ruang
nasional dan kawasan strategis nasional yang mengatur pemanfaatan ruang di
wilayah Sulawesi Selatan dan Kabupaten Pinrang.
Pengembangan wilayah Provinsi Sulawesi Selatan diarahkan dengan
mengacu pada Rencana Tata Ruang baik Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional
(RTRWN) dan Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi (RTRWP) Sulawesi Selatan
guna mengembangkan Sulawesi Selatan sebagai simpul transportasi, industri,
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 18

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

perdagangan, pariwisata, dan pertanian yang seiring dengan peningkatan kualitas


lingkungan.
Rencana struktur ruang Provinsi Sulawesi Selatan sebagai pendukung
kegiatan sosial ekonomi masyarakat diarahkan untuk meningkatkan interkoneksi
antara kawasan perkotaan baik antara Pusat Kegiatan Nasional, dengan Pusat
Kegiatan Wilayah maupun dengan Pusat Kegiatan Lokal yang didukung oleh
peningkatan kualitas jaringan transportasi, energi, telekomunikasi, dan sumber daya
air secara terpadu. Rencana struktur ruang wilayah nasional dan Provinsi Sulawesi
Selatan di Pinrang meliputi sistem perkotaan, sistem jaringan transportasi, sistem
jaringan energi, sistem jaringan telekomunikasi dan sistem jaringan sumber daya air.
Sedangkan rencana pola ruang di Kabupaten Pinrang mencakup kawasan lindung
nasional, dan kawasan budidaya yang memiliki nilai strategis nasional dan provinsi
serta kawasan strategis nasional dan provinsi.

Tabel 2.7
Sistem Perkotaan Nasional, Provinsi dan Kabupaten Pinrang
Sistem Perkotaan
Nasional

Sistem
Perkotaan
Provinsi

KAPET Parepare di Pinrang


terdiri atas : Kecamatan
Suppa, Kecamatan
Lanrisang, Kecamatan Mattiro
Bulu, Kecamatan Mattiro
Sompe, Kecamatan Watang
Sawitto, Kecamatan
Paleteang, Kecamatan
Tiroang, Kecamatan
Patampanua, Kecamatan
Cempa, Kecamatan
Duampanua, Kecamatan
Batulappa, dan Kecamatan
Lembang

Pusat Kegiatan
Lokal (PKL)
Kawasan Perkotaan
Pinrang

Sistem Perkotaan Kabupaten


PPK
3
Kawasan
Perkotaan
Watang Suppa di
Kecamatan
Suppa
Kawasan
Perkotaan Alitta
di Kecamatan
Mattiro Bulu
Kawasan
Perkotaan Teppo
di Kecamatan
Patampanua
Kawasan
Perkotaan Lampa
Pekkabata di
Kecamatan
Duampanua
Kawasan
Perkotaan Kassa
Di Kecamatan
Batulappa

PPL
4
Pusat permukiman perdesaan Lero di
Kecamatan Suppa
Pusat Permukiman perdesaan Langnga di
Kecamatan Mattiro Sompe
Pusat Permukiman perdesaanWaetuoe di
Kecamatan Lanrisang
Pusat Permukiman perdesaan Tadang
Palie di Kecamatan Cempa
Pusat Permukiman perdesaan Bungi di
Kecamatan Duampanua
Pusat Permukiman perdesaanLembang
Mesakada di Kecamatan Lembang
Pusat permukiman perdesaan Sali-Sali di
Kecamatan Lembang
Pusat permukiman perdesaan Basseang
di Kecamatan Lembang
Pusat Permukiman perdesaan Tadang
Palie di Kecamatan Cempa
Pusat Permukiman perdesaan Bungi di
Kecamatan Duampanua

Kawasan
Perkotaan
Tadokkong di
Kecamatan
Lembang
Sumber : RTRWN, RTRWP Sulawesi Selatan dan RTRW Pinrang

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 19

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

Kabupaten Pinrang merupakan bagian dari Sistem Kawasan Pengembangan


Ekonomi Terpadu (KAPET) Pare-pare yang merupakan Kawasan Strategis Nasional
(KSN) dengan arahan peningkatan pertumbuhan ekonomi dari sudut pandang
agroindustri dan perikanan. Sedangkan sistem perkotaan provinsi sebagaimana
arahan RTRW Provinsi

selain mengalokasikan sistem perkotaan nasional

sebagaimana arahan RTRWN juga mengalokasikan Pusat Kegiatan Lokal (PKL)


yang

merupakan

kawasan

perkotaan

mengembang

fungsi

sebagai

pusat

pengolahan dan distribusi barang dan jasa, simpul transportasi, pusat jasa
pemerintahan kabupaten/kota serta pusat pelayanan publik berskala kabupaten/kota
atau beberapa kecamatan yakni kawasan perkotaan Pinrang yang sesuai dengan
RTRW Kabupaten Pinrang meliputi sebagian Kecamatan Watang Sawitto, sebagian
Kecamatan Paleteang dan sebagian Kecamatan Tiroang.
Adapun sistem perkotaan eksisting dan direncanakan meliputi Pusat
Pelayanan Kawasan Watang Suppa, Alitta, Teppo, Lampa Pekkabata, Kassa dan
Tadokkong. Selain itu, Pusat Permukiman Perdesaan berupa rencana Pusat
Pelayanan Lingkungan (PPL) terdiri dari PPL Lero, Langnga, Waetuoe, Tadangpalie,
Bungi, Lembang Mesakada, Sali-Sali, dan Basseang.
Data Arahan Sistem Jaringan Struktur Ruang Wilayah Nasional dan Provinsi
di Kabupaten Pinrang secara lebih detail dapat dilihat sebagai berikut:
Tabel 2.8
Arahan Sistem Jaringan Struktur Ruang Wilayah Nasional
dan Provinsi di Kabupaten Pinrang

No

Sistem Jaringan
Transportasi
Nasional/Provinsi

1
1

Sistem Jaringan
Energi
Nasional/Provinsi

Sistem Jaringan
Komunikasi
Nasional/Provinsi

Sistem Jaringan
Sumber Daya Air
5

Ruas Batas Provinsi Sulawesi Barat

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

Peningkatan Station Telepon

Air permukaan yang bersumber dari WS

Batas Kota Pinrang sepanjang

Bakaru di Kecamatan Lembang dengan

Otomat (STO) di Kecamatan

Saddang sebagai wilayah sungai lintas

43,554 (empat puluh tiga koma lima

kapasitas 126 (seratus dua puluh enam)

Watang Sawitto

provinsi yang meliputi DAS Kariango,

lima empat) kilometer

megawatt

Ruas jalan Sultan Hasanuddin

Pembangkit Listrik Tenaga Diesel

Rencana telepon nirkabel berupa

Bendung, yaitu Bendung Benteng dan

sepanjang 0,891 (nol koma delapan

(PLTD) Suppa di Kecamatan Suppa

menara Base Transceiver Station

Bendung Pasolengan di Kecamatan

sembilan satu) kilometer

dengan kapasitas 62 (enam puluh dua)

(BTS) dikembangkan tidak

Duampanua, , Bendung Padang Lolo

megawatt

mengganggu aktivitas sekitarnya

dan Bendung Taccipi di Kecamatan

DAS Rappang, dan DAS Karajae

Patampanua dan Bendung Kalosi di


Kecamatan Lembang

Ruas jalan Ahmad Yani sepanjang

Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro

Rencana penggunaan Tower Base

Bendungan yaitu Bendungan Bakaru di

2,804 (dua koma delapan kosong

(PLTMH) Sawitto di Kecamatan

Transceiver Station (BTS) secara

Kecamatan Lembang

empat) kilometer

Patampanua dengan kapasitas 1,5

terpadu

(satu koma lima) megawatt

Ruas Batas Kota Pinrang Batas

Rencana pembangunan Pembangkit

Embung, yaitu Embung Watang pulu di

Kota Parepare sepanjang 20,154

Listrik Tenaga Surya Terpusat di

Kecamatan Suppa, dan Embung Watang

(dua puluh koma satu lima empat)

Kecamatan Lembang, Kecamatan

Kasa I dan Embung Watang Kasa II di

kilometer

Batulappa, dan Kecamatan Duampanua

Kecamatan Batu Lappa, Embung

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 20

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019


(I-IV/B)

Binanga Karaeng I dan Embung Binanga


Karaeng II di Kecamatan Lembang, dan
Embung Malimpung di Kecamatan
Patampanua

Ruas jalan Jenderal Sudirman

Rencana pengembangan Pembangkit

sumber air permukaan lainnya berupa

sepanjang 2,912 (dua koma

Listrik Tenaga Panas Bumi dengan

mata air yang meliputi mata air Pakeng,

sembilan satu dua) kilometer

kapasitas 25 (dua puluh lima) Mwe

mata air Taddokkong, dan mata air


Tuppu di Kecamatan Lembang, mata air
Rajang, dan mata air Massewae di
Kecamatan Duampanua, dan mata air
Tapporang di Kecamatan Batulappa

Ruas Pinrang Rappang sepanjang

Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT)

Cekungan Air Tanah (CAT) yang

19,68 (sembilan belas koma enam

kapasitas 150 (seratus lima puluh) KV

meliputi: Cekungan Air Tanah (CAT)

delapan) kilometer

yang menghubungkan GI Bakaru GI

lintas kabupaten, yaitu CAT Sidenreng

Tuppu - GI Pinrang, GI Pinrang - GI

Rappang yang melintasi Kecamatan

Parepare, dan GI Parepare GI Suppa

Watang Sawitto, Kecamatan Paleteang,


Kecamatan Tiroang, Kecamatan Mattiro
Bulu, Kecamatan Suppa, Kecamatan
Lanrisang, Kecamatan Cempa,
Kecamatan Patampanua, dan
Kecamatan Duampanua

No

Sistem Jaringan Transportasi

Sistem Jaringan Energi

Sistem Jaringan Komunikasi

Nasional/Provinsi

Nasional/Provinsi

Nasional/Provinsi

Sistem Jaringan Sumber Daya Air

Ruas jalan Pincara Malimpung

Gardu Induk (GI) Bakaru dengan

DI Saddang dengan luas pelayanan

Malaga Batas Kabupaten Enrekang

kapasitas 20 (dua puluh) MVA terdapat

42.931 (empat puluh dua ribu sembilan

sepanjang 22,50 (dua puluh dua

di Kecamatan Lembang dan GI Pinrang

ratus tiga puluh satu) hektar

koma lima nol) kilometer

dengan kapasitas 20 (dua puluh) MVA


di Kecamatan Watang Sawitto

Ruas jalan Tuppu Bakaru

DI Taccipi di Kecamatan Patampanua

sepanjang 20,00 (dua puluh koma

dengan luas pelayanan 1.568 (seribu

nol) kilometer

lima ratus enam puluh delapan) hektar

Daerah Irigasi (DI) yang terdiri dari 87


(delapan puluh tujuh) DI meliputi total
luas pelayanan 9.557 (sembilan ribu lima
ratus lima puluh tujuh) hektar terdapat di
sebagian wilayah Kecamatan Lembang,
Kecamatan Duampanua, Kecamatan
Patampanua, Kecamatan Batulappa, dan
Kecamatan Mattiro Bulu

Sumber : RTRWN, RTRWP Sulawesi Selatan dan RTRW Pinrang

Struktur ruang wilayah Kabupaten Pinrang secara umum diarahkan untuk


mendukung pemerataan pertumbuhan wilayah Kabupaten Pinrang dan mendorong
peningkatan

intensitas

aktivitas

ekonomi

wilayah,

untuk

itu

dalam

pengembangannya perlu didukung oleh berbagai sistem prasarana wilayah yang


terkoneksi secara nasional dan regional.
Pengembangan sistem prasarana wilayah dilakukan secara berhirarki sesuai
dengan interaksi dan kebutuhan pengembangan serta potensi yang perlu didorong.
Sistem

prasarana wilayah perlu diupayakan dalam rangka mendorong kegiatan

ekonomi serta peningkatan aksesibilitas antar wilayah, khususnya antar pusat


RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 21

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

kegiatan dan aktivitas kegiatan ekonomi di masing-masing satuan wilayah


pengembangan atau pusat pertumbuhan.

Selanjutnya melalui hubungan antara

kawasan perdesaan dan kawasan perkotaan dan wilayah potensial, diharapkan


dapat mendorong interaksi simbiosis mutualistis antar pusat pertumbuhan dengan
wilayah belakangnya atau antar satuan wilayah pengembangan/ pusat dan sub
pusat pelayanan wilayah.Sistem prasarana wilayah yang mendukung pemantapan
struktur ruang dalam jangka panjang diarahkan pada pengembangan sistem
prasarana wilayah dengan dua pola, yaitu: pertama; peningkatan prasarana wilayah
untuk melayani tingkat kebutuhan saat ini, dan kedua; peningkatan

prasarana

wilayah untuk mendukung pemerataan pembangunan antar wilayah di Kabupaten


Pinrang melalui peningkatan aksesibilitas antar kawasan perkotaan dan perdesaan,
dan antar pusat-pusat kegiatan wilayah.
Perencanaan sistem transportasi yang merupakan sistem jaringan prasarana
utama

wilayah

di

Kabupaten

Pinrang

diarahkan

untuk

mencapai

tujuan

pengembangan wilayah secara lokal, regional dan nasional. Secara lokal, arahan
perencanaan sistem transportasi adalah sebagai berikut:
1. Mencapai integrasi antar-kecamatan di Kabupaten Pinrang melalui pembenahan
sistem jaringan dan sistem pergerakan untuk menyeimbangkan aksesibilitas
antar-kecamatan.
2. Mengatasi persoalan yang terjadi pada interaksi sistem pergerakan dan sistem
kegiatan, terutama mengenai kemacetan yang terjadi di titik-titik penggantian
antarmoda.
3. Mendukung

peningkatan produksi pertanian pada sentra-sentra produksi

tanaman pangan di daerah perdesaan melalui ketersediaan jaringan prasarana


jalan.
4. Mengantisipasi pertambahan travel demand dimasa yang akan datang melalui
pengembangan kuantitas dan kualitas prasarana jaringan jalan.
Kemudian keterkaitan dengan sistem transportasi regional diarahkan untuk
mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut:
1. Mendukung perkembangan ekonomi wilayah yaitu meningkatkan kelancaran
arus koleksi dan distribusi barang dan jasa dengan pembenahan struktur dan
fungsi jaringan jalan sesuai dengan rencana struktur pusat permukiman dan
pelayanan dalam wilayah kabupaten.

Hal ini dicapai melalui perencanaan

prasarana kereta api, pelabuhan, bandara, dan terminal kargo.


2. Mengantisipasi

penambahan

travel

demand

pada

perbatasan

antar

kota/kabupaten. Hal ini dicapai melalui perencanaan rute/trayek moda angkutan


umum.

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 22

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

Kemudian, keterkaitan dengan sistem transportasi nasional diarahkan untuk


mencapai tujuan-tujuan sebagai berikut:
1. Tumbuhnya kegiatan ekonomi masyarakat pada koridor-koridor jaringan jalan
arteri primer memanfaatkan peluang tingginya intensitas pergerakan pada
kawasan tersebut.
2. Peningkatan aksesibilitas antar PKL Pinrang dengan pusat perkotaan lainnya
yang ada diluar wilayah Kabupaten Pinrang utamanya dengan PKN.
2.1.2.2 Kawasan Budidaya
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Pinrang merupakan rencana distribusi
peruntukan ruang dalam wilayah Kabupaten Pinrang yang meliputi rencana
peruntukan ruang untuk fungsi lindung dan rencana peruntukan ruang untuk fungsi
budidaya.
Rencana pola ruang wilayah Kabupaten Pinrang berfungsi :
1. Sebagai alokasi ruang untuk berbagai kegiatan sosial ekonomi masyarakat dan
kegiatan pelestarian lingkungan dalam wilayah Kabupaten Pinrang.
2. Mengatur keseimbangan dan keserasian peruntukan ruang.
3. Sebagai dasar penyusunan indikasi program utama jangka menengah lima
tahunan untuk dua puluh tahun, dan
4.

Sebagai dasar dalam pemberian izin pemanfaatan ruang pada wilayah


Kabupaten Pinrang.
Tabel 2.9
Arahan Pola Ruang Kabupaten Pinrang

No

Jenis Penggunaan Lahan

Luas (Ha)

Persentase

1
1

2
Kawasan Hutan Lindung

45,168

23.00

Kawasan Hutan Produksi Terbatas

26,437

13.48

Kawasan Hutan Bakau (mangrove)

150

0.08

Kawasan tambak

12,155

6.20

Kawasan perkebunan

24,417

12.45

Kawasan Pertanian Lahan Basah

44,861

22.87

Kawasan Pertanian Lahan Kering

30,914

15.76

Kawasan Permukiman

5,482

2.79

Sempadan Sungai

6,593

3.36

Total

196,177

100

Sumber : RTRW Kabupaten Pinrang

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 23

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

Dalam pengelolaan kawasan budidaya di wilayah Kabupaten Pinrang diterapkan


azas harmonisasi yaitu menciptakan keseimbangan antara fungsi ekologis kawasan
dengan manfaat fungsi ekonomis kawasan dalam arti melakukan eksplorasi
kawasan dalam memenuhi kebutuhan sosial, ekonomi, dan budaya namun tetap
memperhatikan daya dukung lahan sehingga ekosistem alami tetap terjaga.

a. Hutan Produksi Terbtas (HPT)


Kawasan hutan produksi di wilayah Kabupaten Pinrang tersebar di wilayah
Kecamatan Batulappa, Kecamatan Lembang, dan Kecamatan Duampanua
Kecamatan Mattiro Bulu dan Kecamatan Suppa

dengan luas keseluruhan

adalah 26.435,90 Ha. Hutan produksi terbatas di wilayah Kabupaten Pinrang


juga merupakan bagian dari upaya pelestarian DAS Saddang.U ntuk
meningkatkan kualitas tata air di DAS Saddang ini, maka hutan produksi yang
ada harus ditingkatkan kualitasnya melalui pengembangan vegetasi hutan
utamanya tanaman tegakan tinggi yang memiliki fungsi kuat sebagai penjaga
tata air.
Tabel 2.10
Hutan Produksi Terbatas di Kabupaten Pinrang
No

Hutan Produksi Terbatas (HPT)

Luas (Ha)

Persentase (%)

HPT di Kecamatan Suppa

1,129

4.27

HPT di Kecamatan Mattiro Bulu

1,324

5.01

HPT di Kecamatan Duampanua

5,574

21.08

HPT di Kecamatan Batulappa

2,121

8.02

HPT di Kecamatan Lembang

16,289

61.61

26,437

100.00

Total
Sumber : RTRW Kabupaten Pinrang

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 24

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

b.

Kawasan Pertanian
Kabupaten Pinrang merupakan salah satu wilayah sentra produksi beras di
Provinsi Sulawesi Selatan yang termasuk Kawasan Bosowasipilu (kawasan
sentra produksi beras) dengan luas areal persawahan potensial 44.861 Ha
(22,87% luas wilayah Kabupaten Pinrang).

Jenis komoditi tanaman pangan

selain padi yang merupakan komoditi unggulan antara lain: jagung, ubi kayu,
kacang tanah, kacang hijau, dan kedele. Pada dasarnya persebaran produksi
tanaman pangan jenis padi di wilayah Kabupaten Pinrang tersebar secara
merata di seluruh wilayah, dimana semua wilayah kecamatan memiliki areal
persawahan yang produktif dengan sumber pengairan dari irigasi teknis.
Sedangkan kawasan tanaman pangan lahan kering yang merupakan kawasan
yang diperuntukkan bagi tanaman pangan lahan kering untuk tanaman
palawija,

holtikultura

atau

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

tanaman

pangan

tahunan,

pengembangan

Bab II Hal. 25

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

kegiatannya tersebar merata diseluruh wilayah kecamatan dengan luas areal


yang diarahkan untuk pengembangan lahan kering adalah 30.914 ha.
Tabel 2.11
Arahan Kawasan Peruntukan Lahan Basah dan Lahan Kering
Pertanian Lahan Basah
No

Kecamatan

Pertanian Lahan Kering

Luas (Ha)

Persentase
(%)

Luas (Ha)

Persentase
(%)

Suppa

1,716

3.83

2503

8.10

Lanrisang

3,714

8.28

1015

3.28

Mattiro Bulu

4,822

10.75

3698

11.96

Mattiro Sompe

3,679

8.20

878

2.84

Paleteang

3,137

6.99

2251

7.28

Tiroang

4,835

10.78

2413

7.81

Watang sawitto

4,033

8.99

834

2.70

Patampanua

4,464

9.95

4394

14.21

Cempa

4,237

9.45

2240

7.25

10

Duampanua

7,671

17.10

7359

23.81

11

Batulappa

458

1.02

1798

5.82

12

Lembang

2,093

4.67

1530

4.95

44,861

100.00

30,914

100.00

Total

Sumber : RTRW Kabupaten Pinrang

Sedangkan Pengembangan kegiatan budidaya tanaman tahunan/ perkebunan


di wilayah Kabupaten Pinrang diarahkan pada beberapa kawasan potensial
pengembangan komoditi tanaman tahunan seperti Kakao, Kopi Robusta, Kopi
Arabica, Kelapa Hibrida, Kelapa sawit, Jambu Mete, jarak dan Kemiri. Luas
areal yang diarahkan untuk pengembangan tanaman perkebunan adalah
seluas 24.417 ha, dengan jenis komoditi unggulan wilayah berupa Kakao yang
tersebar di seluruh wilayah kecamatan, dan Kopi Robusta yang potensial
dikembangkan di wilayah Kecamatan Lembang. Komoditi perkebunan lainnya
yang banyak dibudidayakan di wilayah Kabupaten Pinrang terdiri atas : Kopi
Arabica, Kelapa Hibrida, Kelapa Dalam, Jambu Mete, dan Kemiri.

Untuk

kegiatan perkebunan yang intensif diarahkan pada kawasan dengan ketinggian

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 26

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

200 400 m dpl, sementara untuk kegiatan perkebunan yang non intensif
diarahkan pada areal dengan ketingggian > 400 m dpl
Tabel 2.12
Arahan Kawasan Peruntukan Perkebunan
No

Kecamatan

Luas (Ha)

Persentase (%)

1
1

2
Suppa

3
1,351

4
5.53

Lanrisang

0.00

Mattiro Bulu

2,685

11.00

Mattiro Sompe

0.00

Paleteang

78

0.32

Tiroang

0.00

Watang sawitto

0.00

Patampanua

2,233

9.15

Cempa

864

3.54

10

Duampanua

1,620

6.63

11

Batulappa

1,212

4.96

12

Lembang

14,374

58.87

24,417

100.00

Total
Sumber : RTRW Kabupaten Pinrang

c. Kawasan Perikanan
Rencana pengembangan kegiatan perikanan di wilayah Kabupaten Pinrang
dapat dikluster berdasarkan jenis kegiatannya yaitu : 1) budidaya laut,

2)

budidaya payau, dan 3) budidaya air tawar. Arahan pengembangan komoditas


perikanan mencakup : a) komoditas perikanan budidaya payau berupa udang
windu, bandeng, dan kepiting bakau,

b) komoditas perikanan budidaya laut

berupa rumput laut, kerapu, dan sejenisnya, dan c) komoditas budidaya air tawar
berupa ikan karper, ikan mas, dan ikan nila.

Pertimbangan arahan

pengembangan kegiatan budidaya tersebut didasarkan atas nilai ekonomis yang


tinggi dan telah berkembang di masyarakat, serta pangsa pasarnya cukup
prospek.

Dengan mempertimbangkan karakteristik kawasan yang sesuai untuk

pengembangan budidaya payau di Kabupaten Pinrang, maka sebarannya lebih


diarahkan di wilayah Kecamatan Duampanua, Kecamatan Mattiro Sompe,
Kecamatan Cempa, Kecamatan Suppa, Kecamatan Lanrisang, dan Kecamatan
Lembang dengan total areal seluas 13.559 ha.

Jenis komoditi perikanan

budidaya payau unggulan wilayah Kabupaten Pinrang berupa Udang dan


Rumput Laut.
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 27

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

Sementara untuk kegiatan budidaya laut akan memanfaatkan perairan Selat


Makassar yang membentang dari selatan sampai barat kearah laut lepas
menjadi kewenangan pemerintah Kabupaten Pinrang.
Untuk kegiatan budidaya air tawar di Kabupaten Pinrang lebih diarahkan pada
kawasan yang sesuai dengan karakteristik kegiatan budidaya tersebut, terutama
persediaan air tawar yang cukup dengan luas areal kolam keseluruhan 1.364 ha
yang tersebar hampir merata di seluruh wilayah kecamatan.
Tabel 2.13
Arahan Kawasan Perikanan
No

KAWASAN

LOKASI

Kawasan Perikanan Tangkap

kawasan pesisir dan laut Kecamatan Suppa,


kawasan pesisir dan lau Kecamatan
Lanrisang, kawasan pesisir dan laut
Kecamatan Mattiro Sompe,kawasan pesisir
dan laut Kecamatan Duampanua, dan
kawasan peisisir dan laut Kecamatan
Lembang

Kawasan buididaya perikanan laut


dan rumput laut

Kecamatan Suppa, Kecamatan Lanrisang,


Kecamatan Mattiro Sompe, Kecamatan
Cempa,Kecamatan Duampanua, dan
Kecamatan Lembang

Kawasan budidaya perikanan air


payau komidtas udang dan
bandeng

Kecamatan Suppa, Kecamatan Lanrisang,


Kecamatan Mattiro Sompe, Kecamatan
Cempa,Kecamatan Duampanua, dan
Kecamatan Lembang

Kawasan budidaya perikanan air


tawar

Kecamatan Paleteang, Kecamatan Cempa,


Kecamatan Patampanua, Kecamatan Mattiro
Bulu, dan Kecamatan Duampanua.

Sumber : RTRW Kabupaten Pinrang

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 28

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

d. Kawasan Pariwisata
Kawasan peruntukan pariwisata memiliki fungsi utama antara lain :
1) memperkenalkan, mendayagunakan, dan melestarikan nilai-nilai sejarah/
budaya lokal dan keindahan alam,
2) mendukung upaya penyediaan lapangan kerja yang pada gilirannya dapat
meningkatkan pendapatan masyarakat di wilayah dimana obyek wisata
tersebut berada. Jenis obyek wisata yang diusahakan dan dikembangkan di
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 29

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

kawasan peruntukan pariwisata dapat berupa wisata alam ataupun wisata


sejarah dan konservasi budaya.
Dalam UU/9/1990 tentang Kepariwisataan disebutkan bahwa pengusahaan
obyek dan daya tarik wisata budaya merupakan usaha pemanfaatan seni bangsa
untuk dijadikan sasaran wisata.

Pengembangan pariwisata di suatu daerah

harus direncanakan dan dikembangkan secara ramah lingkungan dengan tidak


menghabiskan

atau

merusak

sumber

daya

alam

dan

sosial,

namun

dipertahankan untuk pemanfaatan yang berkelanjutan.


Di wilayah Kabupaten Pinrang kegiatan kepariwisataan merupakan salah
satu sektor yang perlu digenjot pertumbuhannya melalui

pengembangan

kawasan obyek wisata, mengingat sektor kepariwisataan akan mampu


menumbuhkembangkan sektor-sektor terkait yang cukup luas (multiplier effect).
Adapun rencana pengembangan sektor kepariwisataan di wilayah Kabupaten
Pinrang terdiri atas pariwisata budaya, pariwisata alam, dan pariwisata buatan.
Tabel 2.14
Kawasan Pariwisata Kabupaten Pinrang
NO

KAWASAN PERUNTUKAN PARIWISATA

LOKASI

Makam Tuan Fakki

Kecamatan Tiroang

Makam Pallipa Putee

Kecamatan Mattiro Sompe

Masjid Tua Tondo Bunga

Kecamatan Lembang

Makam Raja Raja Kaballangan

Kecamatan Duampanua

Masjid Tua At Taqwa Jampue

Kecamatan Lanrisang

Saoraja Datu Lanrisang

Kecamatan Lanrisang

Pengrajin Sarung Sutra Mandar, Masjid Tua Kecamatan Suppa


Ujung Lero , Istana Datu Suppa dan Makam
Besse Kajuara
Makam Lasinrang di Kelurahan Laleng Bata, Kecamatan Paleteang
Makam
Petta
Malae
di
Kelurahan
Temmasarangnge, Arajang Sawitto dan
Pusara Benteng Sawitto dan Makam
Addatuang Sawitto Matinro Langkarana
Saoraja Desa Liang Garessi, Monumen Kecamatan Watang Sawitto.
Lasinrang, Istana Addatuang Sawitto dan
Kompleks Makam Raja-raja Sawitto

10

11
12

Sungai Lue dan Sumber Air Panas Rajang Kecamatan Lembang;


Balla , Permandian Air Panas Lemo Susu, Air
Terjun Karawa, Kali Jodoh, Permandian Batu
Pandan , Permandian Balaloang Permai ,
Goa Paniki , dan Pantai Kajuanging dan
Pantai Kanipang
Goa Batu Lappa
Kecamatan Batulappa
Bukit Tirasa , Air Terjun Lamoro , Permandian Kecamatan Duampanua
Pasandorang , dan Pantai Kappe dan Pantai
Maroneng

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 30

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019


13

Bulu Paleteang Permandian Air Panas Sulili

Kecamatan Paleteang

14
15
16
17

Kecamatan Patampanua
Kecamatan Mattiro Sompe
Kecamatan Cempa
Kecamatan Suppa

18

Batu Moppangnge
Pantai Ammani , dan Pantai Ujung Tape
Pantai Wakka
Pantai Wiring Tasi, Pantai Ujung Lero , Pantai
Ujung Labuang , Pantai Sinar Bahari
Sabbang Paru,
Pantai Bonging Ponging
Desa Lotang Salo , Pantai Pelabuhan
Marabombang, dan Pulau Kamarrang
Pantai Wae Tuwoe Desa Wae Tuwoe

19

Danau Buatan PLTA Bakaru

Kecamatan Lembang

20

Bendungan Benteng di Kelurahan Benteng Kecamatan Patampanua


dan rumah makan terapung

21

Tempat pengasapan ikan, tempat pembuatan Kecamatan Suppa


perahu tradisional, perkebunan kelapa dalam
dan pelabuhan nelayan

Kecamatan Lanrisang

Sumber : RTRW Kabupaten Pinrang

2.1.3 Wilayah Rawan Bencana


a. Potensi Banjir
Pinrang adalah salah satu daerah rawan banjir di Sulawesi Selatan,
Berdasarkan peta rawan banjir, daerah rawan banjir di Pinrang terdapat di
Kecamatan Duampanua dan Kecamatan Suppa. Hal tersebut disebabkan oleh
posisi geografis pesisir Kabupaten Pinrang yang berada pada hilir DAS Sungai
Saddang.
Genangan air (banjir) yang terjadi secara alami di wilayah daerah aliran
sungai (DAS) pada dasarnya tidak menjadi permasalahan, seandainya wilayah
tersebut belum dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan hidup. Tetapi,
jika wilayah DAS telah dimanfaatkan oleh manusia, seperti penggunaan lahan
untuk pertanian dan pertambakan, lahan permukiman dan kegiatan-kegiatan
peruntukan lainnya, maka genangan tersebut dianggap merugikan dan
mengancam kehidupan.
Bencana alam geologi yang rutin terjadi di Kabupaten Pinrang

adalah

banjir, dan tanah longsor sepanjang jalan dari Kampung Lome sampai dengan
Kampung Batri dengan jarak kurang lebih 250 meter. Daerah ini merupakan
daerah yang sangat relatif rendah

dan menjadi

jalur pembuangan air dari

sungai saddang saat ini air meluap khususnya pada musim hujan lebat.
b. Longsor
Tanah longsor pada umumnya terjadi di daerah pegunungan seperti daerah
Lemo Susu, Karawa, dan Bakaru. Tanah longsor di Kabupaten Pinrang terjadi
karena adanya kontrol topografi yang sangat curam, pengaruh kemiringan

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 31

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

lereng, adanya jenis batuan yang mudah lapuk (Tufa Breksi Vulkanik), tingkat
pelapukan tinggi, jalur struktur geologi, hujan lebat dan struktur manusia.
c. Abrasi dan Sedimentasi Pantai
Wilayah pesisir Pinrang pada umumnya memiliki karakteristik material
lempung berpasir.Jenis material tersebut sangat rentang terbawa oleh aktivitas
gelombang dan arus laut. Secara sederhana proses pantai disebabkan oleh
angin dan air yang bergerak dari suatu tempat ke tempat lain, mengikis tanah
dan kemudian mengendapkannya di suatu tempat secara kontinu. Proses
pergerakan gelombang datang pada pantai secara esensial berupa osilasi. Angin
yang menuju ke pantai secara bersamaan gerak gelombang yang menuju pantai
berpasir secara tidak langsung mengakibatkan pergesekan antara gelombang
dan dasar laut, sehingga terjadi gelombang pecah dan membentuk turbulensi
yang

kemudian

membawa

material

disekitar

pantai

termasuk

yang

mengakibatkan pengikisan pada daerah pantai (erosi).


Tabel 2.15
Lokasi Rawan Abrasi dan Sedimentasi
Abrasi dan Sedimentasi
Kecamatan Suppa

Desa Lero & Desa


Tasiwalie

Kecamatan Lanrisang

Dusun Jampue &


Desa WaetuwoE

Kecamatan Mattirosompe

Kel. Langnga & Kel.


Pallameang

Keterangan
Sekitar Muara
Sungai

Sumber : Hasil Survey Tahun 2010

d. Tsunami
Posisi Indonesia yang terletakpada pertemuan 3 (tiga) lempeng tektonik di
dunia yaitu: Lempeng Australia di selatan, Lempeng Euro-Asia di bagian barat
dan Lempeng Samudra Pasifik di bagian timur, yang dapat menunjangterjadinya
sejumlah bencana.
Berdasarkan posisinya tersebut, maka hampir di seluruh Indonesia kecuali
daerah Kalimantan yang relatif stabil, namun demikian pada gambar tersebut
menunjukkan bahwa wilayah Provinsi Sulawesi Selatan termasuk Kabupaten
Pinrang terletak pada jalur gempa bumi yang relatif stabil. Hal ini dapat dirasakan
selama ini riwayat historis Kabupaten Pinrang masih relatif aman dari bahaya
bencana gempa dan tsunami, walaupun demikian kewaspadaan tetap perlu
untuk di junjung tinggi mengingat posisi geografis Kabupaten Pinrang
berhadapan dengan Selat Makassar.

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 32

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 33

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

2.1.4. Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Pinrang 361.293 jiwa pada Tahun 2013 (Data
BPS 2014), terdiri dari laki-laki sebanyak 175.115 jiwa (48,47 %) dan perempuan
sebanyak 186.178 jiwa (51,53 %). Jumlah ini meningkat 1,00 % dibandingkan Tahun
2012, di mana pada Tahun 2012 jumlah penduduk Kabupaten Pinrang mencapai lk
360.019 jiwa, terdiri atas : laki-laki 174.667 jiwa (48,52 %) dan perempuan 185.352
jiwa (51,48 %).Jika dilihat dari komposisi penduduk berdasarkan kelompok umur
pada Tahun 2013, jumlah penduduk kelompok umur produktif (15-64 Tahun)
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 34

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

mencapai 62,82 %,jumlah penduduk kelompok umur muda (0-14 Tahun) mencapai
30,81 % dan jumlah penduduk kelompok umur tua (65 Tahun ke atas) mencapai
6,37 %. Jumlah penduduk kelompok umur produktif (15-64 Tahun) mengalami
peningkatan sebesar 1,86%, demikian pula dengan jumlah penduduk kelompok
umur tua (65 Tahun ke atas) mengalami kenaikan 1,02, sedangkan jumlah
penduduk kelompok umur muda (0-14 Tahun) menurun 2.88 %.
Tabel 2.16
Jumlah Penduduk Kabupaten Pinrang
Berdasarkan Kelompok Umur dan Jenis Kelamin
Tahun 2012-2013
2012
No

2
3

Kelompok
Umur(thn)

2013

Jenis Kelamin

Jenis Kelamin
Jumlah

Laki-laki

Perempuan

61.989

59.303

121.292

104.490

114.987

8.188

Jumlah
%

Muda (014)
Produktif
(15-64)
Tua (65+)

Jumlah

54.545

111.303

30,81

108.766

118.212

226.978

62,81

5,35

9.591

13.421

23.012

6,37

100

175.115

186.178

361.293

100

48,47

51,51

Laki-Laki

Perempuan

33,69

56.758

219.477

60,96

11.062

19.250

174.667

185.352

360.019

48,52

51,48

LPP (%)
Dependency Ratio (%)

94

94

Kepadatan Penduduk (jiwa/km2)

184

184

Sumber : BPS Kabupaten Pinrang Tahun 2012 2013

Dari jumlah penduduk tersebut di atas, terdapat angka beban ketergantungan


(dependency ratio) sebesar 69,82 %, ini artinya pada setiap 100 penduduk
produktif harus menanggung lk. 69 orang penduduk tidak produktif. Jika
dibandingkan dengan tahun 2012, dependency ratio pada tahun 2012 sama
dengan tahun 2013. Angka Ketergantungan (dependency ratio) diharapkan
dapat diturunkan pada tahun-tahun mendatang, dengan meningkatkan Daya
saing dan Sumber Daya Manusia Masyarakat Kabupaten Pinrang.
Secara perbandingan wilayah, Kabupaten Pinrang memiliki potensi
wilayah yang luas mencapai 196.177 ha atau 1961,77 km2, sehingga rata-rata
kepadatan penduduknya adalah 184 jiwa/km2. Artinya secara rata-rata terdapat
184 orang yang menghuni 1 km2 daerah. Bila dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, kepadatan penduduk Tahun 2012 tidak mengalami peningkatan,
Jika dilihat per wilayah, urutan 3 terbanyak jumlah penduduk paling banyak yang
tercatat berada di Kecamatan Watang Sawitto, Kecamatan Duampanua, dan
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 35

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

Kecamatan Lembang, sedangkan jumlah penduduk terkecil yang tercatat berada


di Kecamatan Batulappa. Namun jika dilihat dari kepadatan penduduk suatu
wilayah (jumlah penduduk dibagi dengan luas wilayah daerah masing-masing),
maka Kecamatan Paleteang dan Watang Sawitto menjadi kecamatan yang
paling padat di Kabupaten Pinrang, sedangkan kecamatan dengan kepadatan
paling rendah diduduki oleh Kecamatan Batulappa dan Kecamatan Lembang.
Berikut jumlah dan kepadatan penduduk per kecamatan pada tahun 2013 di
Kabupaten Pinrang.
Tabel 2.17
Jumlah dan Kepadatan Penduduk Per Kecamatan
di Kabupaten Pinrang Pada Tahun 2013
Jumlah Penduduk

Luas

Kecamatan

NO
1

Wilayah (Ha)

Laki-laki

Perempuan

Jumlah

Kepadatan
Penduduk
(Jiwa/Ha)
7

Suppa

15.113

16.101

31.214

74,20

420

Mattiro Sompe

13.379

14.330

27.709

96,99

285

Lanrisang

8.178

9.080

17.258

73,01

236

Mattiro Bulu

13.207

14.215

27.422

132,49

206

Watang Sawitto

26.592

27.716

54.307

58,97

895

Paleteang

19.233

19.961

39.194

37,29

1.019

Tiroang

10.587

11.027

21.614

77,73

274

Patampanua

15.588

16.570

32.158

136,85

234

Cempa

8.523

9.044

17.567

90,30

195

10

Duampanua

21.394

23.028

44.422

291,86

152

12

Batulappa

4.778

5.027

9.805

158,99

64

13

Lembang

18.583

19.619

38.623

733,09

54

361.293

1.961,77

184

Jumlah

172.047

182.605

Sumber : BPS Kabupaten Pinrang Tahun 2014

2.2. Aspek Kesejahteraan Masyarakat


Menurut Permendagri Nomor 54 tahun 2010, Aspek Kesejahteraan masyarakat
terdiri atas; Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi, Fokus Kesejahtraan
Masyarakat dan Fokus Senibudaya dan Olahraga.

2.2.1. Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi


Fokus kesejahteraan dan pemerataan ekonomi ditunjukkan dengan pertumbuhan
PDRB, Laju Inflasi, PDRB Perkapita, Indeks Gini, dan Prosentase penduduk di atas
garis kemiskinan.

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 36

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

2.2.1.1. Pertumbuhan PDRB Kabupaten Pinrang


Struktur

perekonomian

Kabupaten

Pinrang

berdasarkan

indikator

distribusi

persentase nilai tambah bruto sektoral, meliputi 9 sektor yaitu Pertanian,


Pertambangan dan Penggalian, Industri Pengolahan, Listrik, Gas dan Air Bersih,
Bangunan, Perdagangan, Hotel dan Restoran, Pengangkutan dan Komunikasi,
Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, serta Jasa-jasa.
Dari ke-9 sektor tersebut dikelompokkan menjadi Sektor Primer (Pertanian,
Pertambangan dan Penggalian), Sektor Sekunder (Industri Pengolahan, Listrik, Gas
dan Air Bersih, Bangunan), Sektor Tersier (Perdagangan, Hotel dan Restoran,
Pengangkutan dan Komunikasi, Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan, serta
Jasa-jasa). Dalam kurun waktu periode tahun 2009 2013, struktur perekonomian
Kabupaten Pinrang mengalami sedikit pergeseran/perubahan seperti diagram
berikut :
Tabel 2.18
Produk Domistik Regional Bruto menurut Lapangan Usaha atas dasar
Harga berlaku Tahun 2009 - 2013 ( Juta Rp).
Lapangan Usaha

2009

2010

2011

2012

2013

2.538.541,90

2.927.094,46

3.421.853,09

3.917.694,60

4.376.065,25

37.586,13

41.602,24

51.593,44

63.689,98

1.587.981,04

177.359,14

228.382,71

263.343,81

300.424,50

339.737,02

28.298,56

37.731,46

41.280,05

46.717,01

56.217,91

5 Bangunan

179.096,09

196.112,18

241.604,33

287.240,70

336.264,84

6 Perdagangan
Restoran, hotel

569.107,20

639.929,71

768.699,02

947.253,84

1.073.736,12

7 Angkutan &
komunikasi

172.402,89

224.335,13

280.553,38

330.726,97

386.938,95

Bank & lembaga


Keuangan

178.039,03

205.737,36

242.468,27

291.527,90

353.587,53

Jasa-jasa

612.525,97

789.860,87

905.235,95

1.052.253,23

1.208..271,4
1

Total

4.492.956,91

5.290.786,11

6.216.631,34

7.237.528,74

8.261.015,00

1 Pertanian
2 Penggalian/
Pertambangan
3 Industri
Pengolahan
4 Listrik,gas & air

Sumber : PDRB Kab Pinrang Tahun 2009-2013

Uraian tabel diatas

menunjukkan bahwa

kontribusi

terbesar terhadap PDRB

Kabupaten Pinrang adalah berasal dari sektor pertanian yang tiap tahun mengalami
peningkatan untuk tahun 2009 sebesar Rp.2.538.541,90 dan pada tahun 2013
naik menjadi Rp. 4.376.065,25. Sedangkan data mengenai perkembangan PDRB
Kabupaten Pinrang selama lima tahun terakhir dalam harga konstan dan harga
berlaku dapat dilihat pada tabel 2.19 berikut :
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 37

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019


Tabel 2.19
Perkembangan Produk Domistik Regional Bruto Kab. Pinrang Dalam Harga Berlaku
dan Konstan Tahun 2009-2013
Harga Berlaku

Tahun

Harga Konstan

Milyar(Rp)

Pertumbuhan (%)

Milyar(Rp)

Pertumbuhan (%)

2009

4.492.956,91

20,65

2.384.282,50

6,73

2010

5.290.786,11

17,76

2.532.737,44

7,65

2011

6.216.631,34

17,50

2.713.028,15

6,23

2012

7.237.528,74

16,50

2.937.275,51

8,27

2013

8.261.015,00

15,81

3.137.470,00

5,17

17,64

Rata-rata

6.81

Sumber data : BPS Kab. Pinrang 2014

Untuk mengetahui laju pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pinrang dari tahun ke


tahun digunakan indikator perkembangan PDRB untuk periode yang sama. Laju
pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pinrang disajikan pada Tabel dibawah ini :
Pertumbuhan Ekonomi menurut Lapangan Usaha Kabupaten Pinrang atas Dasar
Harga Konstan Tahun 2009 -2013.
Tabel 2.20
Pertumbuhan Ekonomi menurut Lapangan Usaha Kab. Pinrang atas Dasar Harga
Konstan Tahun 2009-2013 (%)
Lapangan Usaha

2009

2010

2011

2012

2013

Pertanian

61,98

60,64

59,42

58,63

58,20

Penggalian/ Pertambangan

0,88

0,87

0,95

0,98

0,99

Industri Pengolahan

4,54

5,24

5,28

5,29

5,43

Listrik,gas & air

0,70

0,76

0,76

0,77

0,79

Bangunan

4,12

3,90

4,22

4,29

4,31

Perdagangan Restoran, hotel

11,29

11,51

12,14

12,75

12,81

Angkutan &

4,10

4,43

4,71

4,98

5,01

Bank & lembaga Keuangan

4,24

4,43

4,60

4,80

4,87

Jasa-jasa

8,13

8,23

7,91

7,50

7,59

100

100

100

100

100

komunikasi

Total
Sumber data : BPS Kab. Pinrang 2014

Dari tabel diatas terlihat bahwa pertumbuhan ekonomi Kabupaten Pinrang pada
tahun 2009 berdasarkan harga konstan mengalami pasang surut, setiap tahunnya
terjadi perlambatan dan percepatan pertumbuhan penurunan jika dibandingkan pada
tahun 2010 dari 58,63 % menjadi 58,20 % sedangkan pada tahun 2011 mengalami
penurunan menjadi 59,42 %. Hal ini disebabkan karena pada tahun 2011 dan 2012

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 38

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

terjadi kenaikan produksi khususnya di sektor pertanian dan jasa yang memberikan
sumbangan terbesar terhadap pembentukan PDRB
Tabel 2.21
Perkembangan Laju petumbuhan Ekonomi Kab. Pinrang tahun 2009- 2013

1
1

2
Kab.Pinrang

3
7,65

4
6,23

5
7,12

6
8,27

7
6,81

Rata-Rata
Pertumbuhan
ekonomi
8
7,21

Sul Sel

6,23

8,19

7,61

8,37

7,65

7,61

Nasional

4,63

6,20

6,49

6,23

Pertumbuhan
PDRB

No

2009

2010

2011

2012

2013

Sumber data : BPS Kab. Pinrang 2014

Meningkatnya perkembangan ekonomi ini ditandai dengan Peningkatan Produk


Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Pinrang dari Tahun Ketahun.
Perkembangan Nilai PDRB Kabupaten Pinrang atas dasar Harga Konstan (ADHK)
tahun 2009 selama kurun waktu 2009-2013 mengalami peningkatan. Pada tahun
tahun 2009 PDRB (ADHB) sebesar Rp. 12.798.916 dan Pada tahun 2013 sebesar
Rp. 21.500.000

2.2.1.3 Inflasi
Laju inflasi Kabupaten Pinrang lima tahun terakhir mengalami fluktuasi yang cukup
besar, pada tahun 2009 inflasi kabupaten Pinrang mencapai 11,69% dan pada
tahun 2010 turun menjadi 10,86 %, atau mengalami penurunan sekitar 0,83% dan
pada tahun 2011 turun lagi menjadi 9,69 %, pada tahun 2012 mencapai 5,25

%,

sedangkan pada tahun 2013 mencapai 4,32 % atau mengalami penurunan sebesar
0,9 %.
Tabel 2.22
Perkembangan Laju Iflasi Kabupaten Pianrang Tahun 2009 - 2013
No

Inflasi ( % )

1
1

2
Kab.Pinrang

2
3

2009

2010

2011

2012

3
11,69

4
10,86

5
9,69

6
5,25

Sul Sel

3,39

6,56

2,88

4,41

Nasional

2,78

6,96

3,79

4,30

2013
7
4,32

Rata2
8
8,36

Tahun 2009 Inflasi di Kabupaten Pinrang Mencapai 11,69%, dan pada tahun 2013
menjadi 4,32 %.

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 39

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

2.2.1.4 Pendapatan dan Pertumbuhan Perkapita


Salah satu indikator yang dapat menggambarkan tingkat kesejahteraan masyarakat
pada suatu wilayah adalah dengan melihat tingkat pendapatan penduduk wilayah
tersebut, dan PDRB Perkapita merupakan proyeksi indikator untuk menentukan
tingkat pendapatan perkapita di suatu wilayah.
Pendapatan dan Pertumbuhan Perkapita Kabupaten Pinrang dari tahun 2009 s/d
2013 setiap tahunnya mengalami kenaikan atas dasar harga berlaku, sedangkan
untuk atas dasar harga konstan dari tahun 2009 s/d 2013 juga mengalami kenaikan
setiap tahunnya dengan gambaran pada tabel dibawah ini :

Tabel 2.23
PDRB Perkapita Kab. Pinrang Tahun 2009-2013
Tahun ( Rp)
N0
1

PDRB Perkapita
(ADHB)
2

2009

2010

2011

2012

2013

Kab. Pinrang

12.798.916 15.066.554 17.528.821 20.267.796 22.868.642

Sul Sel

12.567.364 14.669.010 16.929.030 19.472.249 22.116.460

Nasional

Sumber data : BPS Kab. Pinrang 2014

Perkembangan PDRB Perkapita Kabupaten Pinrang atas dasar harga berlaku


menunjukkan peningkatan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun yaitu untuk
tahun 2009 PDRB Perkapita sebesar Rp 12.798.916 naik menjadi Rp 15.066.554
pada tahun 2010, pada tahun 2011 dicapai Rp.
menjadi

Rp.

17.528.821,- tahun 2012 naik

20.267.796, sedangkan pada tahun 2013 dengan capaian Rp.

22.868.642.

2.2.1.5

Paritas daya Beli

Paritas daya beli Kabupaten Pinrang priode 2009 2013 mempunyai kecenderungan
yang terus meningkat yaitu dari Rp 637.400 pada tahun 2009 meningkat menjadi
Rp. 638.500 pada tahun 2010 sedangkan pada tahun 2012 mencapai Rp. 650.000,dan pada tahun 2013 mencapai Rp. 758.300.

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 40

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

Tabel 2.24
Paritas Daya Beli kabupaten Pinrang 2009-2013

Paritas Daya Beli


( RP )

N0

Kab. Pinrang

Sul Sel

Tahun ( Rp)
2009

2010

2011

2012

2013

637.400

638.500

641.900

650.100

635,5

636,6

640,3

643,59

758.300

Indeks Gini
Gini Ratio merupakan angka yang digunakan untuk mengukur ketimpangan
pendapatan daerah secara menyeluruh. Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 54 tahun 2010 bahwa tentang gini ratio dikelompokkan
kedalam ketimpangan rendah apabila gini ratio tinggi lebih kecil dari 0,3, di
kategorikan ketimpangan sedang apabila gini rationya lebih besar dari 0,3 dan lebih
kecil dari 0,5, selanjutnya di kategorikan ketimpangan tinggi apabila gini rationya
lebih besar dari 0,5.

Berikut dapat disajikan perkembangan gini ratio Kabupaten Pinrang untuk kurun
waktu 2009-2014 pada table berikut :
Tabel 2.25
Indeks Gini Ratio Kabupaten Pinrang Tahun 2009 2013
Tahun ( Rp)
N0

Gini Ratio

2009

2010

2011

2012

2013

7
0,41

Kab. Pinrang

0,47

0,46

0,43

0,42

Sul Sel

0,39

0,40

0,41

0,41

Bila diperhatikan tabel tersebut diatas dalam kurun waktu 2009 2013 Kabupaten
Pinrang Gini Rationya terkategorikan ketimpangan rendah.
Kondisi tersebut mencerminkan tingkat pendapatan masyarakat di Kabupaten
Pinrang cenderung merata atau gap antara rumah tangga kaya dan rumah tangga
miskin cenderung kecil.Oleh sebab itu pertumbuhan ekonomi diharapkan merata di
masing-masing sektor (9 sektor).

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 41

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

Penduduk Miskin
Pertumbuhan PDRB perkapita suatu daerah dapat digunakan sebagai salah satu
indikator terhadap pengukuran tingkat kesejahteraan masyarakat. Dalam kurun
waktu 2009 2013 PDRB perkapita Kabupaten Pinrang mengalami pertumbuhan
rata rata 7,99 % pertahun namun dengan tingkat rata-rata pertumbuhan PDRB
perkapita tersebut bukan berarti Kabupaten Pinrang terbebas dari penduduk miskin.
Untuk mengetahui proporsi dan jumlah penduduk miskin, tersedia dua sumber, yaitu
persen penduduk miskin dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang
dilaksanakan setiap tiga tahun, dan jumlah rumah tangga miskin yang pendataannya
dilaksanakan oleh Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah Kabupaten
Pinrang secara Nasional dalam rangka penyaluran Bantuan Langsung Ttunai (BLT)
oleh Pemerintah Pusat.
Tabel 2.26
Penduduk Miskin Kab. Pinrang
Tahun ( Jiwa )
N0

Pendudk Miskin

2009

2010

Perdesaan

23.421

23.913

Perkotaan

6.899

7.925

30.320

31.664

8,70

9,01

Prosentase %

2012

2013

Jumlah

2011

Prosentase
(%)
8

21.445 19.840 18.113


7.353

6.942

106,732

6.347

35,466

28.798 26.782 24.460

142,198

8,12

7,42

6,72

7,99

Angka Kriminalitas yang tertangani


Jumlah kriminalitas di Kabupaten Pinrang mengalami peningkatan selama lima
tahun terakhir (2009 2013), jumlah kriminalitas yang tertangani di Kabupaten
Pinrang dapat digambarkan dalam table.
Tabel 2.27
Angka Kriminalitas Yang Tertangani
Tahun

Jenis
N0

2009

Kriminal

Narkoba

2010

2011

2012

2013

Lapor

selesai

Lapor

selesai

Lapor

selesai

Lapor

selesai

Lapor

selesai

10

11

12

19

28

15

18

29

29

47

47

56

56

Pembunuhan

seksual

Penganiayaan

79

66

58

56

41

44

179

148

155

140

Pencurian

55

16

31

28

26

82

29

79

31

Penipuan

14

10

12

21

10

Pemalsuan

uang
JUMLAH

173

132

121

120

99

85

331

259

311

247

Sumber Data: BPS Kab. Pinrang 2014

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 42

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

2.2.2. Fokus Kesejahteraan Sosial


2.2.2.1. Indeks Pembangunan Manusia ( IPM )
Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kabupaten Pinrang selama priode tahun 2009
sampai tahun 2013 mengalami peningkatan dari tahun ketahun dengan rata rata
60,58 pertahun, dan pada tahun 2009 dicapai 72,6 dan tahun 2012 dicapai 74,39
serta tahun 2013 dicapai 74,87. Pencapaian tersebut menujukkan pencapaian yang
lebih tinggi jika dibandingkan dengan skala Nasional dan Provinsi .

Tabel 2.28
IPM Kabupaten Pinrang 2009 2013

N0
IPM
1
2
1 Kabupaten Pinrang

2009
3
72,6

Tahun ( % )
2010
2011
4
5
73,21
73,56

2012
6
74,39

Sul Sel

70,90

71,62

72,14

72,70

Nasional

71,80

72,27

72,77

73,29

2013
7
74,87

2.2.2.2. Angka Melek Huruf ( AMH )


Indikator Pendidikan yang mempresentasikan dimensi pengetahuan adalah angka
melek huruf. Indikator ini dapat diartikan sebagi suatu ukuran tingkat pengetahuan
Sumber Daya Manusia pada suatu wilayah tertentu. Indikator Melek huruf dapat
digunakan untuk mengukur keberhasilan program-program pemberantasan buta
huruf, terutama pada daerah-daerah pedesaan, terpencil dimana jumlah penduduk
yang tidak dapat mendapatkan akses pendidikan (bersekolah) atau indikator yang
menunjukkan kemampuan penduduk suatu wilayah dalam menyerap informasi dari
berbagai media, menunjukkan kemampuan berkomunikasi secara lisan dan tertulis,
sehingga angka melek huruf dapat mencerminkan potansi perkembangan intelektual
sekaligus berkontribusi terhadap pembangunan daerah. Penduduk yang 15 tahun
keatas yang melek huruf (penduduk yg bisa baca) pada tabel tahun 2009 2013
menunjukkan peningkatan dimana pada tahun 2009 dicapai 89,74%, tahun 2010
dicapai 89,90%, tahun 2011 dicapai 91,48 % dan pada tahun 2012 dicapai 91, 63 %
pada pada tahun 2013 dicapai 91,99 % atau rata rata kenaikan sekitar 90,94 %
pertahun.

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 43

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

Tabel 2.29
Angka Melek Huruf Kab. Pinrang
N0

Bidang/urusan

2009

2010

2011

2012

2013

213.505

220.865

238.416

255.959

20.077

21.188

30.646

40.314

Jumlah Penduduk Usia diatas 15 tahun


yang bias Membaca dan Menulius
Jumlah Penduduk Usia 15 59 tahun
keatas yang bisa membaca / menulis
Jumlah Penduduk Usia 60 keatas
(lansia) yg Bisa Membaca dan menulis
Jumlah Penduduk Usia 15 Tahun keatas

213.975

221.315

238.727

256.139

Jumlah Penduduk Usia 60 Tahun keatas

21.369

22.250

31.479

40.708

6.

AMH Kabupaten Pinrang 15 tahun


Keatas
AMH Kabupaten Pinrang 60 Tahun
keatas
AMH SUSL SEL 15 TAHUN KEATAS

99,78

99,79

99,86

99,92

93,95

95,23

97,35

99,03

87,00

87,75

88,07

88,73

AMH SUL SEL 50 TAHUN KEATAS

10,49

10,58

10,62

10,66

AMH NASIONAL 15 TAHUN KETASA

92,60

92,91

93,22

93,53

1
2.
3

Sumber Data: BPS Kab. Pinrang 2014

2.2.2.3. Angka Rata Rata Lama Sekolah


Angka rata rata lama sekolah di kabupaten Pinrang Priode 2009 2013
mengalami peningkatan dimana pada tahun 2009 dicapai 7,22, tahun 2012 dicapai
7,89 dan

pada tahun 2013 dicapai 7,96. Angka

ini menunjukkan bahwa

perkembangan rata-rata lama sekolah di Kabupaten Pinrang pada tahun 2009 baru
mampu mencapai/setara dengan SMP kelas 2 dan berada pada posisi sedang di
tingkat regional (Sulawesi Selatan) dan Nasional.
Tabel 2.30
Rata Rata Lama Sekolah

N0

Indikator

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

Angka Rata-rata lama sekolah Kab.Pinrang

7,22

7,61

7,62

7,89

7,96

2.

Angka Rata-rata lama sekolah Sul Sel

7,41

7,84

7,92

7,95

7,95

Angka Rata-rata lama sekolah Nasional

7,72

7,92

7,94

7,97

7,97

2.2.2.4. Angka Partisipasi Kasar ( APK )


Angka Partisipasi kasar merupakan indikator yang paling sederhana untuk
mengukur daya serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan
dan menggambarkan keikutsertaan penduduk pada setiap jenjang pendidikan.
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 44

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

Berdasarkan data statistik menunjukkan perkembangan APK untuk SD/MI periode


2009 2013 menunjukkan kecenderungan yang meningkat dari tahun ketahun,
pada tahun 2009 APK SD/Mi dicapai 103,98% dan pada tahun 2013 dicapai
105.97% atau berkembang sekitar 2% pertahun atau masih berada dibawah ratarata provinsi dan nasional.

APK untuk SMP/sederajat pada tahun 2009 dicapai 79.18% dan tahun 2013 dicapai
94.24. Atau mengalami perkembangan kurun waktu 2009-2013 sekitar 15%. Dan
berada pada posisi sedang untuk APK Provinsi Sulawesi Selatan dan Nasional.
Untuk APK SMA / sederajat pada tahun 2009 dicapai 56.75 pada tahun 2013 dicapai
67.31% capaian ini menunjukkan pada posisi sedang untuk rata rata tingkat Provinsi
Sulawesi Selatan dan Nasional.
Tabel 2.31
Angka Partisipasi Kasar
N0

Indikator

Tahun ( % )
2009

2010

2011

2012

2013

7
106,67

APK SD/MI/Paket A Pinrang

103,98

104,72

105,34

105,97

1.1

APK Sul Sel

107,49

108,57

102,09

103,05

1.2

APK Nasional

113,77

116,48

119,26

122,11

APK SMP/MTs/Paket B

79,18

82,36

85,91

89,97

2.1

APK Sul Sel

76,54

75,05

87,15

98,95

2.2

APK Nasional

90,58

91,88

95,82

99,92

APK SMA/SMK/MA/Paket C

56,75

58,17

62,77

65,01

3.1

APK Sul Sel

62,78

67,71

66,17

69,75

3.2

APK Nasional

62,55

62,85

64,66

92,24

66,59

Data Statistik dan Dikpora 2014

2.2.2.5. Angka Partisipasi Murni( APM )


Angka Partisispasi Murni ( APM ) adalah partisipasi Sekolah penduduk usia
sekolah di tingkat Pendidikan tertentu. Seperti APK , APM juga merupakan indikator
daya serap penduduk usia sekolah di setiap jenjang pendidikan. Jika dibandikan
APK, APM merupakan indikator daya serap yang lebih baik karena APM melihat
Partisipasi pendududk kelompok usia standar di jenjang Pendidikan yang sesuai
dengan standar tersebut. APM Kabupaten Pinrang untuk SD/ MI pada tahun 2009
dicapai 96,70 %, dan pada tahun 2012 dicapai 98,55 % serta pada tahun 2013
dicapai 99,13 %, jika dibandingkan dengan rata-rata capaian Provinsi Sulawesi
Selatan maka Kabupaten Pinrang capaiannya lebih tinggi sejak tahun 2009 sampai
dengan tahun 2013, demikian pula rata rata nasional juga lebih tinggi.

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 45

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

Tabel 2.32
Angka Partisipasi Murni (APM )
N0

Indikator

Tahun ( % )
2009

2010

2011

2012

2013

APM SD/MI/Paket A Pinrang

96,70

97,39

97,97

98,55

APK Sul Sel

92,27

92,86

97,54

97,90

APK Nasional

94,37

94,76

91,03

APM SMP/MTs/Paket B Pinrang

76,22

78,22

81,61

85,47

APK Sul Sel

61,74

62,32

65,29

68,27

APK Nasional

67,43

67,73

68,12

APM SMA/SMK/MA/Paket C Pinrang

54,48

55,85

60,25

62,40

APK Sul Sel

42,03

42,75

47,89

47,92

APK Nasional

45,11

45,59

47,97

98,65

87,91

63,92

Data Statistik dan Dikpora 2014

2.2.2.6. Angka Pendidikan yang ditamatkan ( APT)


Perkembangan angka pendidikan yang ditamatkan (APT)

menurut jenjang

pendidikan di Kabupaten Pinrang kurun waktu 2009-2013 dapat digambarkan


sebagai berikut :
Tabel 2.33
Angka Pendidikan yang ditamatkan ( APT)

N0

Ditamatkan

2009

2010

2011

2012

2013

1
1

Tahun

Angka Pendidikan yg

SD ( SEKOLAH DASAR )

8.026

7.469

7.783

8.050

8.000

Laki Laki

3.893

3.609

3.889

4.031

4.088

Perempuan

4.133

3,860

3.894

4.019

3.912

APT ( % )

94.20

93.50

99,87

100,30

104,49

SMP

4.523

4.523

5.627

7.231

6.031

Laki Laki

2,169

2,169

2,693

3.024

2.869

Perempuan

2,354

2,354

2,934

3.207

3.162

APT ( % )

92.14

92.14

91.79

94,29

90,73

SMA

3.741

3.741

3.718

4.135

4.275

Laki Laki

1,714

1,714

1.788

1.922

1.866

Perempuan

2.027

2,027

1.930

2.213

2.409

APT ( % )

84.56

84.56

92,64

86,85

77,46

PERGURUANG TINGGI

869

886

911

1,378

Laki Laki

407

398

415

523

Perempuan

462

488

496

855

88.10

81.56

83.67

61.17

APT ( % )
Data Statistik dan Dikpora 2014

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 46

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

Dari data tersebut diatas

menggambarkan Angka Pendidikan yang ditamatkan

(APT) pada tahun 2009 untuk jenjang pendidikan SD 94.20%, APT SMP 92.14%,
ATPT SMA 84.56% dan ATP Perguruan Tinggi sekitar 88.10 %, sedangkan pada
tahun 2013 dicapai untuk SD 104.49%, SMP tercapai sekitar 90.73, SMA pada
kisaran 77,46 dan untuk Perguruan tinggi mencapai 61.17% di tahun 2012.

2.2.2.7. Angka Kelangsungan Hidup Bayi


Perkembangan angka kematian bayi di Kabupaten Pinrang per seribu
kelahiran hidup dimana pada tahun 2009 angka kematian bayi mencapai 8,3 % dan
pada tahun 2013 turun menjadi 5,9 % perkembangan ini bervariatif kurun waktu
2009-2013, dan untuk bayi yang meninggal per kelahiran hidup pada tahun 2009
sebanyak 59 / 7144, tahun 2010 jumlah bayi yang mati 29/7267, tahun 2011 bayi
mati 31 / 7343, tahun 2012 sebanyak 41/6912 dan pada tahun 2013 sebanyka 42 /
7067 kelahiran hidup.
Tabel 2.34
Angka Kelangsungan Hidup Bayi

Tahun
N0

Indikator

2009

2010

2011

2012

2013

8,3

3,99

4,22

5,9

5,9

59/7144

29/7267

31/7343

41/6912

42/7067

Kabupaten

Pinrang

mengalami

Angka kematian
bayi/1000 KH (%)

Jumlah bayi mati / KH

Data Dinas Kesehatan

2.2.2.8. Angka Harapan Hidup


Angka
perkembangan

harapan

hidup

masyarakat

sejalan dengan kemajuan teknologi dan kesadaran masyarakat

dalam melakukan perawatan bayi yang dilahirkan semakin membaik sehingga dapat
mencapai harapan hidup yang lebih baik pula, perkembangan ditunjukkan oleh data
statistik bahwa bayi yang lahir pada tahun 90 an harapan hidupnya bisa mencapai
60 tahun, dan bayi yang dilahirkan tahun 2000 an harapan hidupnya bisa mencapai
63 tahun ketas sedangkan yang lahir sekitar tahun 2010 keatas angka harapan
hidupnya bisa mencapai 70 tahun keatas, dari tabel tergambar bahwa pata tahun
2009 angka harapan hidup mencapai 71, 7 tahun dan pada tahun 2013 naik menjadi
72,00 tahun.

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 47

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019


Tabel 2.35
Angka Usia Harapan Hidup Kab. Pinrang 2009 2013

Tahun
Indikator

N0

Angka Usia Harapan Hidup


(Thn)

2009

2010

2011

2012

2013

71,7

72,06

71,72

71,9

72,00

Data : Dinas Kesehatan

2.2.2.9. Prosentase Balita Gizi Buruk


Penyebab terjadinya gizi buruk pada balita antara lain karena kurangnya asupan
gizi dan serangan penyakit infeksi. Faktor penyebab tidak langsung adalah
rendahnya daya beli dan ketidaktersediaan pangan yang bergizi, keterbatasan pengetahuan
tentang pangan yang bergizi terutama untuk ibu dan anak balita. Persentase Balita Gizi
Buruk di Kabupaten Pinrang pada tahun 2009 sekitar 0,36 % dan turun menjadi 0,12
% pada tahun 2010 dan pada tahun 2013 turun menjadi 0,018 % penurunan ini
ditunjang oleh tingkat kesadaran dan pengetahuan masyarakat serta adanya peran
pemerintah dalam melakukan program / kegiatan di bidang kesehatan sedangkan
untuk kasus gizi buruk pada balita untuk tahun 2009 sebanyak 86 jiwa dan pada
tahun 2013 turun menjadi 7 kasus balita gizi buruk.
Tabel 2.36
Persentase Balita Gizi Buruk Kab Pinrang 2009 2013

N0

Indikator

1
1

2
Persentase Balita gizi Buruk
(jiwa)

Jumlah kasus gizi buruk (balita)


(jiwa)

2009
3
0,36

2010
4
0,12

86

36

Tahun
2011
2012
5
6
0,097 0,075
24

23

2013
7
0,018
7

Data : Dinas Kesehatan

2.2.2.9. Prosentase Penduduk yang memiliki lahan bersertifikat


Luas Lahan di Kabupaten Pinrang tahun 2012 seluas 196.177 Ha. Dari Luas lahan
tersebut

terdapat 5.344 Ha lahan milik masyarakat/penduduk

sertifikat. Sedangkan rasio penduduk

yang berstatus

yang memiliki lahan brsertifikat sekitar

0,015%

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 48

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

Tabel 2.37
Persentase Penduduk yang memiliki lahan bersertifikat
NO

Indikator

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

Luas Lahan / Tanah ( Ha )

196.177

196.177

196.177

196.177

196.177

Jumlah Penduduk ( Jiwa )

342.118

353.367

354.652

360.019

363.691

Jumlah lahan yg bersertifikat

12.170,2

12.262,7

12.360.8

12.486,3

12.656,4

3,56

3,47

3,48

3,47

3,48

(Ha)
4

Persentase Penduduk yang


memiliki lahan bersertifikat

2.2.2.10 Rasio penduduk yang Bekerja


Perbandingan jumlah penduduk yang bekerja terhadap jumlah angkatan kerja
diperoleh rasio penduduk yang bekerja. Rasio penduduk yang bekerja terhadap
jumlah angkatan kerja tersebut selama tahun 2009 2013 mengalami peningkatan
setiap tahunnya. Rasio Penduduk yang bekerja pada tahun 2009 adalah 60,17 %
dan terus meningkat hingga pada tahun 2011 mencapai 64,50% sedangkan pada
tahun 2012 menurun menjadi 54,96 % dan pada tahun 2013 dicapai 55,65 %.
Ketenagakerjaan merupakan masalah yang cukup mendasar dalam kehidupan
manusia karena mencakup aspek ekonomi dan sosial. Setiap upaya pembangunan
selalu diarahkan tidak hanya pada perluasan lapangan kerja akan tetapi kemudahan
dalam berusaha di semua sektor ekonomi sehingga penduduk tidak hanya terlibat
tetapi juga dapat memperoleh manfaat langsung dari pembangunan sendiri.
Perkembangan sektor ketenagakerjaan secara tidak langsung dapat dilihat dari
besarnya keterlibatan penduduk dalam kegiatan ekonomi, atau dengan kata lain
keterlibatan penduduk dalam kegiatan ekonomi dapat diukur dari besarnya
penduduk yang memasuki pasar kerja.
Tabel 2.38
Rasio Penduduk Yang Bekerja Kab. Pinrang 2009 2013
No

Uraian

2009

2010

2011

2012

2013

Ket

149.148

140.074

156.732

133.883

124.453

98.727

97.899

86.271

109.737

110.494

247.875

237.973

243.003

243.620

245.315

60,17

58,86

64,50

54,96

52,07

9,34

7,79

6,55

5,35

1,96

1
2
3
4
5

Angkatan kerja (jiwa)


Bukan Angkatan Kerja
(Jiwa)
Jumlah (jiwa)
Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja (%)
Tingkat Pengangguran
terbuka ( % )

Data : BPS dan Disnakertrans

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 49

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

Tabel 2.39
Rasio penduduk yang Berkerja dengan Angkatan Kerja
Kabupaten Pinrang Tahun 2012
Angkatan Kerja
Mencari
Bekerja
Pekerjaan
2
3
6.077
1.337
10.890
1.497
17.363
1.945
19.310
497
15.894
0
17.955
921
14.102
144
9.231
459
7.381
118
2.798
241
5.723
0
126.724
7.159

Golongan Umur
1
15 19
20 24
25 29
30 34
35 39
40 44
45 49
50 -54
55 59
60 64
65 +
Total

Jumlah
4
7.414
12.387
19.308
19.807
15.894
18.876
14.246
9.690
7.499
3.039
5.723
133.883

Sumber :Data BPS dan Disnakertrans

2.2.3.

Fokus Seni Budaya dan Olahraga

2.2.3.1

Jumlah Grup Kesenian & Prasarana Penyelenggaraan Seni & Budaya


dan Jumlah Klub Olahraga
Perkembangan bidang seni , budaya dan Olah Raga sangat erat kaitannya
dengan

kualitas

hidup

Manusia

dan

masyarakat.

Pencapaian

Pembangunan Bidang olahraga di Kabupaten Pinrang tergambar dari


ketersediaan sarana dan parasanaya sebagai mana gambaran dibawah ini
Table 2.40
Capaian Kinerja Seni Budaya dan Olah Raga Kabupaten Pinrang
Tahun 2009 - 2013
Tahun
N0

Indikator
2009 2010

2011

2012

2013

Ket
8

Jumlah Group Kesenian

33

33

34

34

35

Gedung Kesenian.

Jumlah Klub Olah raga

20

30

30

50

50

Jumlah Gedung Olah Raga

Jumlah Lap.Olah raga ( Stadion)

Sumber : Data BPS

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 50

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

2.3

ASPEK PELAYANAN UMUM

2.3.1

Fokus Layanan Urusan Wajib

Analisis kinerja atas layanan urusan wajib dilakukan terhadap indikator kinerja
penyelenggaraan urusan wajib pemerintahan daerah, yaitu bidang urusan
pendidikan,

kesehatan,

perencanaan

pekerjaan

pembangunan,

umum,

perhubungan,

perumahan,
lingkungan

penataan
hidup,

ruang,

pertanahan,

kependudukan dan catatan sipil, pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak,


keluarga berencana dan keluarga sejahtera, sosial, ketenagakerjaan, koperasi dan
usaha kecil menengah, penanaman modal, kebudayaan, kepemudaan dan
olahraga, kesatuan bangsa dan politik dalam negeri, otonomi daerah, pemerintahan
umum, administrasi keuangan daerah, perangkat daerah, kepegawaian, dan
persandian, ketahanan pangan, pemberdayaan masyarakat dan desa, statistik,
kearsipan, komunikasi dan informatika dan perpustakaan.

2.3.1.1. Urusan Pendidikan


a.

Pendidikan Dasar

a.a.

Angka Partisipasi Sekolah

Capaian kinerja urusan pendidikan diukur dengan indikator: Angka Partisipasi


Sekolah SD/MI, Rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah SD/MI,
Rasio ketersediaan sekolah per penduduk usia sekolah SMP/MTs, Rasio guru:
murid SD/MI, Rasio guru: murid per kelas rata-rata SD/MI, Rasio guru: per kelas
rata-rata murid SD /SMP/MTs, Angka Partisipasi Sekolah (APS) jenjang pendidikan
dasar SD dan SMP/ sederajat mengalami peningkatan setiap tahunnya kurun waktu
20092013
Tabel 2.41
Angka Partisipasi Sekolah Kab. Pinrang Tahun 2009 2013
Tahun
N0

Jenjang Pendidikan

1
2
3
4
5
6
7

Jumlah Murid Usia 7- 12 tahun


Jumlah Penduduk Kelompok Usia
7-12 Tahun
APS / SD / MI
SMP / MTs
Jumlah Murid Usia 13 - 15 tahun
Jumlah Penduduk Kelompok Usia
13 - 15 Tahun
APS / SMP / MTs

2009

2010

2011

2012

2013

52.332

50.340

51.292

51.710

48.309

46.908
111.56

47.478
106.03

48.080
106.69

48.705
106.17

48.977
101,38

15.685

19.652

19.674

19.847

19.355

21.082
74.40

21.339
92.10

21,592
91.12

21,851
90.83

22.113
88,52

Sumber : Data BPS

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 51

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

a.b. Rasio Ketersediaan Sekolah / Penduduk Usia Sekolah


Rasio Ketersediaan Sekolah terhadap penduduk usia sekolah adalah indikator untuk
mengukur kemampuan jumlah sekolah dalam menampung penduduk usia
pendidikan. Rasio ini bisa diartikan jumlah sekolah berdasarkan tingkat pendidikan
dengan jumlah penduduk usia pendidikan.
Selama kurun waktu 2009-2013 rasio ketersediaan sekolah untuk jenjang
pendidikan SD/MI mengalami kenaikan, setelah periode sebelumnya mengalami
kenaikan yang disebabkan karena pertumbuhan penduduk tidak disertai dengan
peningkatan jumlah sekolah SD/MI. Pembangunan jumlah sekolah baru tidak
sebanding dengan peningkatan jumlah warga sekolah. Pada tahun 2013,
ketersediaan sekolah SD/MI di Kabupaten Pinrang Pada Tahun 2009 sekitar 351,
dan pada tahun 2013 berjumlah 348 dengan rasio 141.
Tabel 2.42
Rasio Ketersediaan Sekolah/ Penduduk Usia Sekolah
Tahun 2009 -2013
N0

Jenjang Pendidikan

Tahun

SD / MI

Jumlah Gedung sekolah

Jumlah Penduduk Klpk Usia 7-12

2009

2010

2011

2012

2013

351

351

350

350

348

46.908 47.478

48.080

48.705

49.338

Tahun
4

Rasio

SMP / MTs

Jumlah Gedung sekolah

Jumlah Penduduk Klpk Usia 13-15

134

135

137

139

141

63

63

71

73

73

21.082 21.339

21.592

21.851

22.119

304

299

303

Tahun
8

Rasio

335

339

Sumber : Data BPS

a.c.
Rasio

Rasio Guru Terhadap Murid


guru

terhadap

murid

adalah

jumlah

guru

berdasarkan

tingkat

pendidikan.Rasio ini mengindikasikan ketersediaan tenaga pengajar juga mengukur


jumlah ideal murid untuk satu guru agar tercapai mutu pengajaran. Selama kurun
waktu tahun 2009-2013 rasio ketersediaan guru di Kabupaten Pinrang mengalami
pasang surut untuk tahun 2009 ke tahun 2010 mengalami peningkatan untuk jenjang
pendidikan SD/MI, dan pada tahun 2013 rasio murid dengan guru pada tahun 2013
untuk SD/Mi sekitar 28 siswa, artinya 1 guru melayani sekitar 28 murid. Untuk
Rasio Guru per kelas rata rata jenjang SMP/MTs pada tahun 2009 sebanyak 32 dan
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 52

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

pada tahun 2013 naik menjadi 35, artinya bahwa 1 guru SMP/MTs melayani
(mengajar) sekitar 35 orang / siswa.
Tabel 2.43
Rasio Guru Terhadap Murid 2009 - 2013
Tahun
N0

Jenjang Pendidikan

2009

2010

2011

2012

2013

1.

Jumlah Murid SD/MI

52.365 52.330

50.062 51.710 51.954

1.1

Jumlah Guru SD / MI

3.978

3.978

3.536

3.947

3.414

1.2

Rasio Murid Guru

13,16

13,15

14,15

13,10

15,21

Sumber: Data Dikpora

a.d. Rasio Murid Perkelas Rata Rata


Pada tahun 2009, rasio guru/kelas SD/MI terhadap jumlah murid yang berusia 6 -12
tahun di Kabupaten Pinrang adalah 1 : 26 pada tahun 2009, dan pada tahun 2013
menjadi 1 : 28 Interpretasi dari angka ditersebut adalah bahwa 1 kelas SD yang
dihuni oleh murid sekitar 26 28 siswa yang dilayani oleh seorang guru untuk
jenjang pendidikan SD/MI sedangkan untuk jenjang Pendidikan SMP/MTs rata rata
siswa perkelas pada tahun 2013 mencapai 35 siswa.
Tabel 2.44
Rasio Murid Perkelas Rata rata

Tahun
N0

Jenjang Pendidikan
2009

2010

2011

2012

2013

1
1.1

2
Rasio guru: murid.per kelas ratarata SD/MI

3
26

4
27

5
27

6
28

7
28

1.2

Rasio guru: per kelas rata-rata


murid.SMP/MTs

32

31

33

34

35

Sumber : Dikpora

b.

Pendidikan Menengah

b.a. Angka Partisipasi Sekolah


Angka Partisipasi Sekolah untuk jenjang pendidikan SMA / SMK/MA pada tahun
2009 adalah 39.73% dan pada tahun 2013 mencapai 72.70% atau mengalami
kenaikan sekitar 33 %.

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 53

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019


Tabel 2.45
Angka Partisipasi Sekolah SMA / Sederajat 2009 2013
N0

Jenjang Pendidikan

2009
3
11.019

2010
4
11,357

Tahun
2011
5
14,613

2012
6
14,863

2013
7
22.703

1
1.1

2
Jumlah Murid Usia 16 - 19
tahun

1.2

Jumlah Penduduk Kelompok


Usia 16 19 Tahun

27,734

27,734

28,577

25,333

31.228

1.3

APS SMA Sederajat

39.73

40.95

51.14

58.67

72,70

Sumber : Dikpora

b.b.

Rasio Ketersediaan Sekolah/Penduduk Usia Sekolah

Selama kurun waktu 2009-2013 rasio ketersediaan sekolah untuk jenjang


pendidikan SMA / Sederajat mengalami kenaikan, setelah periode sebelumnya
mengalami kenaikan yang disebabkan karena pertumbuhan penduduk tidak disertai
dengan peningkatan jumlah sekolah.Pembangunan jumlah sekolah baru tidak
sebanding dengan peningkatan jumlah warga sekolah. Pada tahun 2013,
perbandingan ketersediaan sekolah SMA / Sederajat di Kabupaten Pinrang adalah
1 : 656. Angka ini menunjukkan bahwa 1 sekolah SMA / Sederajat menampung656
siswa.
Tabel 2.46
Rasio Ketersediaan Sekolah/ Penduduk Usia Sekolah 2009 -2013
N0

Jenjang Pendidikan
2

2009
3

2010
4

25

28

1
1.

SMA / SMK / MA

1.1

Jumlah Gedung sekolah

1.2

Jumlah Penduduk Klpk Usia 16 -19


th

27.734 27.734

1.3

Rasio

1.109

991

Tahun
2011
5

2012
6

2013
7

33

40

40

28.577

25.333

26.233

866

633

656

Sumber : Dikpora

b.c. Rasio Guru Terhadap Murid


Selama kurun waktu tahun 2009-2013 rasio ketersediaan guru di Kabupaten Pinrang
mengalami pasang surut pada jenjang pendidikan SMA /SMK/ MA untuk tahun
2009 ke tahun 2010 mengalami peningkatan, dan untuk tahun 2013 rasio murid
dengan guru pada tahun 2013 sekitar 22 siswa ,artinya 1 guru melayani sekitar 22
murid.

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 54

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019


Tabel 2.47
Rasio Guru Terhadap Murid 2009 - 2013
N0

Jenjang Pendidikan

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

1.

Jumlah Murid SMA/SMK/MA

10.052

10.052

11.257

13.808

16.643

1.1

Jumlah Guru SMA/SMK/MA

458

458

622

555

755

1.2

Rasio Guru terhadap Murid

22

22

18

25

22

Sumber: Data Dikpora

b.d.

Rasio Guru Terhadap Murid Perkelas Rata Rata

Pada tahun 2009, rasio guru/kelas

untuk jenjang pendidikan SMA/SMK/MA

terhadap jumlah siswa yang berusia 16 19 tahun di Kabupaten Pinrang adalah 1 :


51 pada tahun 2009, dan pada tahun 2013 menjadi 1 : 36 Interpretasi dari angka
tersebut adalah bahwa 1 kelas SMA /SMK/ MA yang dihuni oleh murid sekitar 26
28 siswa yang dilayani oleh seorang guru.
Tabel 2.48
Rasio Murid Perkelas Rata rata
N0

Jenjang Pendidikan

1
1.1

Jumlah Guru

1.2

Jumlah Kelas

217

221

229

196

442

1.3

Rasio Guru / Kelas

2.11

2.07

2.72

2.83

1,72

1.4

Jumlah siswa

11.019 11.257

14.613

14.863

16.643

1.5

Rasio Jumlah Murid thdp jmlah

64

76

38

51

2010
4
458

Tahun
2011
5
622

2009
3
458

51

2012
6
555

2013
7
755

kelas
Sumber : Dikpora

c.

Fasilitas Pendidikan

Sarana dan prasarana sangat penting dalam dunia pendidikan karena sebagai alat
penggerak suatu pendidikan. Sarana dan prasarana pendidikan dapat berguna
untuk menunjang penyelenggaraan proses belajar mengajar, baik secara langsung
maupun tidak langsung dalam suatu lembaga dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan. Prasarana dan sarana pendidikan adalah salah satu sumber daya yang
menjadi tolok ukur mutu sekolah dan perlu peningkatan terus menerus seiring
dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang cukup canggih. Dari
tabel dibawah ini menunjukkan bahwa ruang kelas untuk SD pada tahun 2009 dalam

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 55

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

kondisi baik mencapai 1.807 dari 1.890 total keseluruhan ruang kelas dan pada
tahun 2013 mencapai 1.306 dari 1.662 dari total keseluruhan ruang kelas yang ada.
Tabel 2.49
Fasilitas Pendidikan SD
N0

Bidang / JUrusan

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

1.1

Jumlah Ruang Kelas SD Kondis baik

1.807

1.807

1.429

1.174

1.306

1.2

Jumlah Ruang Kelas Seluruh SD

1.890

1.890

1.863

1.662

1.662

1.3

Sekolah SD kondisi baik ( % )

95.60

95.60

76,70

70,64

78,58

Sumber : Dikpora

Untuk fasilitas pendidikan, ruang kelas untuk SMP pada tahun 2009 dalam kondisi
baik mencapai 305 dari 396 total ruang kelas atau persentasenya sekitar 70.02 %
dan pada tahun 2013 ruang kelas dalam keadaan baik mencapai 443 dari total 511
ruang kelas atau pada kisaran 86.69%, atau mengalami kenaikan sekitar 15 %.
Tabel 2.50
Fasilitas Pendidikan SMP
N0

Bidang / JUrusan

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

1.1

Jumlah Ruang Kelas SMP Kondisi baik

305

305

442

443

443

1.2

Jumlah Ruang Kelas Seluruh SMP

396

396

530

511

511

1.3

Sekolah SMP kondisi baik ( % )

70,02

70,02

83,40

86,69

86,69

Sumber : Dikpora

Pada tabel dibawah ini menunjukkan bahwa ruang kelas untuk SMA pada tahun
2009 dalam kondisi baik mencapai 166 dari total 199 ruang kelas keseluruhan atau
mencapai 83.42 % dan pada tahun 2013 mencapai 165 dari 181 keseluruhan ruang
kelas atau sekitar 91.16% yang artinya mengalami peningkatan sekitar 8%.
Tabel 2.51
Fasilitas Pendidikan SMA
N0

Bidang / JUrusan

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

1.1

Jumlah Ruang Kelas SMA / SMK Kondis baik

166

166

175

140

165

1.2

Jumlah Ruang Kelas Seluruh SMA/SMA

199

199

194

161

181

1.3

Sekolah SMA / SMK kondisi baik (% )

83,42

83,42

90,20

86,96

91,16

Sumber : Dikpora

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 56

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

d.

Pendidikan Anak Usia Dini ( PAUD )

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD)

adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang

pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi
anak- anak sejak lahir sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui pembinaan
rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani
dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut,
yang diselenggarakan pada jalur formal , non formal dan informal. Perkembangan
pendidikan Anak Usia Dini di Kabupaten Pinrang pada tahun 2009 2013 khusus
untuk APK, pada tahun 2009 mencapai sebesar 8,98 % dan pada tahun 2013
sebesar 14,3 % atau mengalami kenaikan 5,42 % sebagaimana digambarkan pada
tabel berikut :
Tabel 2.52
Pendidikan Anak Usia Dini tahun 2009-2013
N0

Tahun
Bidang / JUrusan

2009

2010

2011

2012

2013

1
1

Jumlah murid pada jenjang TK

5.693

11.561

5.748

8.158

8.555

Jumlah Anak Usia 4 6 tahun

63.390

64.198

55.595

58.868

60.504

PAUD (%)

8.98

18.00

10.33

13,85

14,13

Sumber : BPS, Dikpora

e.

Angka Putus Sekolah

Angka Putus Sekolah pada Usia Sekolah 7-12 tahun ( SD / MI ), untuk usia 13 -15
tahun ( SMP / MTs ), dan Usia 16 19 Tahun adalah untuk ( SMA / SMK / MA ). Di
Kabupaten Pinrang untuk priode tahun 2009 2014 mengalami kenaikan.Angka
putus Sekolah usia 7 12 (SD/MI) pada tahun 2009 sebesar 133 dan pada tahun
2012 menjadi 42% atau mengalami penurunan.

Demikian halnya angka putus

sekolah pada jenjang usia 13 15 tahun ( SMP/MTs) mengalami penurunandari 183


pada tahun 2009 menjadi 105 pada tahun 2013, sedangkan untuk jenjang
pendidikan usia 16 19 tahun ( SMA/ SMK ./ MA ) mengalami penurunan dimana
pada tahun 2009 sebesar 93 dan pada tahun 2013 menjadi 60.
Tabel 2.53
Angka Putus Sekolah 2009 -2013
N0
1

Tahun
Bidang / JUrusan

2009

2010

2011

2012

2013

Angka Putus Sekolah SD / MI

133

133

88

42

37

Angka Putus Sekolah SMP/MTs

183

196

120

105

96

Angka Putus Sekolah SMA/SMK/MA

93

91

84

75

60

Sumber : Data BPS, Dikpora

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 57

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

f.

Angka Kelulusan

Angka kelulusan menurut jenjang pendidikan di Kabupaten Pinrang selama kurun


waktu 2009 2013 yaitu angka kelulusan SD pada tahun 2009 sebesar 7.727 dan
selama tiga tahun berturut-turut angka kelulusan untuk SD menghampiri 100%.
sedangkan angka kelulusan untuk SMP sebesar 4.523 pada tahun 2009 dan pada
tahun 2012 adalah 6.231 dengan rata rata 99,9 %. Sementara anagka kelulusan
untuk SMA dan SMK pada tahun 2011 sebesar 1.885 dan pada tahun 2012 menjadi
2.151 dengan akumulasi rata rata 99, 90 %
Tabel 2.54
Angka Kelulusan Sekolah 2009 -2013
N0

Bidang / JUrusan

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

Angka Kelulusan SD

7.727

7.727

7.469

8.050

8.000

Angka Kelulusan SMP

4.523

4.523

5.627

6.231

6.031

Angka Kelulusan SMA

1.885

2.151

2.237

Angka kelulusan SMK

1.524

1.680

1.747

Sumber : Data BPS, Dikpora

f.a. Angka Melanjutkan ( AM ) dari SD/MI ke SMP/MTS dan dari SMP /MTS ke
SMA/SMK
Berdasarkan data menunjukkan bahwa angka melanjutkan pendidikan dari
jenjang SD/MI ke jenjang SMP/MTs untuk kurun waktu 2009 2013 mengalami
peningkatan setiap tahun, pada tahun 2009 angka melanjutkan dari SD /MI ke
SMP/MTs dicapai 99,00% dan pada tahun 2013 menjadi 99,99 %. Untuk jenjang
melanjutkan dari SMP/MTs ke jenjang SMA/SMK pada tahun 2009 dicapai
99,75% dan pada tahun 2014 dicapai 99,90% atau mengalami kenaikan setiap
tahunnya hal ini menunjukkan tingkat partisipasi masyarakat/siswa untuk
melanjutkan pendidikannya ke tingkat yang lebih tinggi sangat menonjol
sehingga perlu mendapatkan perhatian khusus dari Pemerintah.
Tabel 2.55
Angka Melanjutkan Sekolah Sekolah 2009 -2013
N0

Bidang / JUrusan

2
Angka Melanjutkan (AM ) dari SD/MI ke
SMP/ MTs ( % )

1
2

Angka Melanjutkan (AM ) dari SMP/MTs


ke SMA / SMK ( % )

2009
3

2010
4

99

99

99,75

99,75

Tahun
2011
5

2012
6

2013
7

99

99,99

99,99

99,80

99,80

99,90

Sumber : Data BPS, Dikpora

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 58

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

f.b.

Guru yang Memenuhi kualifikasi S1 / D IV

Kualifikasi guru adalah keahlian yang diperlukan untuk melakukan pekerjaan guru
dengan melalui pendidikan khusus keahlian, guru yang qualified adalah guru yang
memenuhi kualifikasi pendidikan yang telah ditetapkan berdasarkan ketentuan yang
berlaku. Artinya guru pada tiap satuan pendidikan harus memenuhi kualifikasi
akademik dengan bidang keilmuan yang relevan dengan bidang studi atau mata
pelajaran yang mereka ajarkan di sekolah sehingga mereka disebut kompoten untuk
bidang pekerjaannya. Guru yang memenuhi kualifikasi S1 / D IV. Pada tahun 2009
jumlah guru yang memenuhi sebanyak 5.870 guru dan pada tahun 2014 menjadi
5.920 guru.
Tabel 2.56
Guru yang Memenuhi Kualifikasi S1 D IV tahun 2009 -2013

N0

Bidang / Urusan

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

Jumlah Guru Ijaza S1 - D IV

5.870

5.883

5.894

5.900

5.920

Jumlah Guru SD - SMA

5.888

5.893

5.902

5.915

5.937

Guru Memenuhi Kulaifikasi S1- D IV

99,69

99,83

99,86

99,75

99,71

Sumber : Dikpora

2.3.1.2 Kesehatan
a.

Rasio Posyandu Persatuan Balita

Posyandu merupakan salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumber Daya


Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk dan
bersama masyarakat dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan, guna
memberdayakan masyarakat dan memberikan kemudahan kepada masyarakat
dalam memperoleh pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan
angka kematian ibu dan bayi. Pengintegrasian layanan sosial dasar di Posyandu
adalah suatu upaya mengsinergikan berbagai layanan yang dibutuhkan masyarakat
meliputi perbaikan kesehatan dan gizi, pendidikan dan perkembangan anak,
peningkatan ekonomi keluarga, ketahanan pangan keluarga dan kesejahteraan
sosial.
Pelayanan kesehatan dasar di Posyandu adalah pelayanan kesehatan yang
mencakup sekurang-kurangnya 5 (lima) kegiatan, yakni Kesehatan Ibu dan Anak
(KIA), Keluarga Berencana (KB), Imunisasi, Gizi, dan penanggulangan diare.
Sasaran Posyandu adalah seluruh masyarakat utamanya adalah bayi, anak balita,
Ibu hamil, ibu nifas dan ibu menyusui, Pasangan Usia Subur (PUS).
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 59

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

Berdasarkan data tersebut dibawah ini menunjukkan jumlah posyandu dan jumlah
balita yang ada di Kabupaten Pinrang kurun waktu 2009 2013

mengalami

peningkatan, pada tahun 2009 jumlah posyandu sebanyak 350 dan pada tahun
2013 manjadi 354, dan untuk jumlah balita pada tahun 2009 sebanyak 24.477anak
dan pada tahun 2013 menjadi 24.175 Balita atau menagalami penurunan

sekitar

302 Balita.
Tabel 2.57
Rasio Posyandu persatuan balita Tahun 2009 -2013
N0

Bidang / Urusan

Jumlah Posyandu

Jumlah Balita

Rasio Posyandu Persatuan Balita

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

350

353

353

353

354

24.477

23.738

23.267

23.343

24.175

14.43

14,90

15,10

15,10

14,60

Sumber : Dinkes

b.

Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu Persatuan Penduduk

Rasio Puskesmas dan Puskesmas Pembantu di Kabupaten Pinrang apada tahun


2009 sebesar 0,20

dan pada tahun 2013 menjadi 0,17 % atau mengalami

penurunan sekitar 0,03%


Tabel 2.58
Rasio Puskesmas, Poliklinik, Pustu Persatuan Penduduk Kab. Pinrang
Tahun 2009 -2013
N0

Bidang / Urusan

1
2
3

Jumlah Puskesmas dan


Jumlah Pustu
Jumlah Penduduk
Rasio Puskesmas, pustu
persatuan Penduduk

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

67

61

61

62

62

354.652

360.019

0.18

0.17

342.119 350.925 353.367


0.2

0.17

0.17

Sumber : Dinkes

c.

Rasio Rumah Sakit Persatuan Penduduk

Penyediaan sarana dan prasarana Rumah Sakit Oleh Pemerintah adalah untuk
melaksanakan upaya kesehatan secara berdaya guna dan berhasil guna dengan
mengutamakan

upaya

penyembuhan

dan

pemeliharaan

kesehatan

yang

dilaksanakan secara serasi dan terpadu dengan upaya peningkatan dan


pencegahan kesehatan masyarakat serta melaksanakan rujukan.

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 60

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

Pada tahun 2009 jumlah Rumah Sakit di Kabupaten Pinrang sebanyak 3 unit , dan
pada tahun 2013 menjadi 3 unit, dalam jangka waktu lima tahun tidak terjadi
penambahan rumah sakit akan tetapi fasilitas dan kelengkapan lainnya tetap
menjadi kebutuhan utama .
Tabel 2.59
Rasio Rumah Sakit Persatuan Penduduk Kab. Pinrang Tahun 2009 -2013
N0

Bidang / Urusan

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

Jumlah Rumah Sakit Negeri

Jumlah Rumah Sakit Swasta

Total R.Sakit Negeri dan

Swasta
4

Jumlah Penduduk

Rasio Rumah Sakit dan

342.119 350.925
0.0088

0.0086

353.367 354.652
0.0085

0.0085

360.019
0.0083

Penduduk
Sumber : BPS, Dinkes

d.

Rasio Dokter Persatuan Penduduk

Jumlah Dokter di Kabupaten Pinrang pada tahun 2009 sebanyak

48 dokter, pada

tahun 2014 bertambah menjadi 60 dokter dengan rasio pada tahun 2009 sekitar
0,14 dan tahun 2013 sekitar 0,17 hal ini menunjukkan kenaikan yang tidak dibarengi
dengan peningkatan jumlah penduduk yang akan dilayani.
Tabel 2.60
Rasio Dokter Persatuan Penduduk Kab. Pinrang Tahun 2009 - 2013
N0

Bidang / Urusan

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

Jumlah Dokter Umum

34

34

39

46

36

Jml Dokter Spesialis &Gigi

14

17

19

24

24

Total Dokter

48

56

58

70

60

Jumlah Pendudk

342.119

350.925

354.652

360.019

361.293

Rasio Dokter Persatuan Penduduk

0.14

0.16

0.16

0.19

0.17

Sumber : Dinkes

e.

Rasio Tenaga Medis Persatuan Penduduk.

Jumlah Tenaga Medis di Kabupaten Pinrang kurun waktu 2009 2013 mengalami
penambahan jumlah dimana pada tahun 2009

jumlah tenaga medis sekitar 48

orang dan pada tahun 2014 naik menjadi 60 orang dengan rasio tenaga medis
dengan jumlah penduduk sekitar 0,17
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 61

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

Tabel 2.61
Rasio Tenaga Medis Persatuan Penduduk Kab. Pinrang
Tahun 2009 -2013
N0

Bidang / Urusan

Jumlah tenaga Medis

Jumlah Penduduk

Rasio Tenaga Medis


Persatuan Penduduk

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

48

56

58

70

60

342.119

350.925

353.367

354.652

360.019

0.14

0.16

0.16

0.20

0.17

Sumber : Dinkes

f.

Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki


Kompetensi Kebidanan

Ibu Hamil dengan Komplikasi yang ditangani adalah Ibu hamil dengan komplikasi di
satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu yang ditangani sesuai dengan standar
oleh tenaga kesehatan terlatih di Puskesmas,

Perawatan dan Rumah Sakit

pemerintah/swasta dengan fasilitas PONED dan PONEK (pelayanan Obstetrik dan


Neonatal Emergensi Dasar dan Pelayanan Obstetrik dan Neonatal emergensi
Komprehensif) dimana pada tahun 2009 cakupan pertolongan persalinan oleh
tenaga kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan pada tahun 2009 sebanyak
98,84 %. dan pada tahun 2013 sebanyak 96,08 % perkembangan ini menunjukkan
bahwa resiko kematian ibu melahirkan dapat ditekan sekecil mungkin.
Tabel 2.62
Cakupan Pertolongan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan yang Memiliki Kompetensi
Kebidanan Kab. Pinrang Tahun 2009 -2013

N0

Bidang / Urusan

Jumlah Ibu Hamil

Jumlah Bidan

Cakupan pertolongan persalianan


olehtenaga
kesehatan
yang
memiliki kopetensi kebinanan ( % )

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

8.705

8.400

8.420

7.332

7.415

145

146

170

169

160

98.84

95,00

97,00

104,00

96,08

Sumber : Dinkes

g.

Cakupan Desa / Kelurahan Universal Child Immunization (UCI )

Salah Satu target keberhasilan program imunisasi adalah tercapainya UCI yang
merupakan cakupan imunisasi dasar lengkap bayi secara merata pada bayi di
seluruh desa/kelurahan sesuai dengan Keputusan Menkes Ri dan Riskesdas (2010)

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 62

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

menyatakan UCI adalah suatu keadaaan tercapainya imunisasi dasar secara


lengkap pada semua bayi (anak dibawah umur 1 tahun). Pertumbuhan pencapaian
Desa/Kelurahan UCI selama ini belum secara merata mencapai 100% bahkan
masih banyak yang belum mencapai target. Dari data di bawah ini menunjukkan
bahwa dari 108 Desa Kelurahan yang baru terjangkau UCI pada tahun 2009
sebanyak 94 Desa dan pada tahun 2013 sudah mencapai 101 Desa/Kel atau
sekitar 93,52 %.
Tabel 2.63
Cakupan Desa / Kelurahan Universal Child Immunization (UCI ) Kab. Pinrang Tahun
2009 -2013

N0

Bidang / Urusan

2010
4
64

Tahun
2011
5
102

1
1

2
Jumlah Desa/ Kelurahan UCI

2009
3
94

Jumlah Seluruh Desa/Kelurahan

104

104

104

108

108

Cakupan desa/ Kelurahan Universal


90.4

61,54

98,08

98,08

93.52

Child Immunization (UCI )

2012
6
102

2013
7
101

Sumber : Dinkes

h. Cakupan Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan


Cakupan Balita gizi buruk di Kabupaten Pinrang yang mendapat perawatan sudah
mencapai 100% pada tahun 2014. Sejak tahun 2009 perawatan gizi buruk pada
anak sudah ditangani melalui penyediaan sarana dan prasarana kesehatan dimana
pada tahun 2009 yang mendapat perawatan sebanyak 86 bayi dan pada tahun
2013 menjadi 7 bayi.
Tabel 2.64
Cakupan Balita Gizi Buruk yang Mendapat Perawatan Kab. Pinrang
Tahun 2009 -2013
Tahun
N0

Bidang / Urusan

2
3

Jumlah Balita gizi buruk yg


mendapat Perawatan di sarana
Kesehatan
Jumlah seluruh Balita Gizi Buruk yg
ditemukan
Cakupan Balita Gizi Buruk yg
mendapat Perawatan

2009

2010

2011

2012

2013

86

36

24

23

86

36

24

23

100

100

100

100

100

Sumber : Dinkes

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 63

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

I.

Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit TBC / BTA

Cakupan penemuan dan penanganan penderita penyakit TBC /BTA selama kurun
waktu tahun 2009-2013 pada dasarnya menunjukkan trend penurunan. Kenaikan
penderita baru hanya terjadi pada kurun waktu 2009-2010. Selanjutnya kuantitas
penderita terus mengalami penurunan sampai tahun 2013. Angka sebagaimana
ditunjukkan tabel 52 di bawah

sesungguhnya menunjukkan fluktuasi penurunan

yang masih rendah. Hasil survey menunjukkan bahwa hal tersebut disebabkan oleh
sikap sebagian masyarakat yang dropout dalam berobat. Secara lebih detail,
perkembangan cakupan tersebut dapat dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 2.65
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit TBC / BTA Kab. Pinrang
Tahun 2009 -2013
N0

Bidang / Urusan

Jumlah penderita baru TBC / BTA


yang ditemukan dan diobati disuatu
wilayah
Jumlah Perkiraan Penderita baru
TBC / BTA
Cakupan
Penemuan
dan
penanganan Penderita Penyakit
TBC / BTA

2
3

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

277

452

381

369

358

1.634
100

2.170
88,42

993
100

567
100

2.845
100

Sumber : Dinkes Kab. Pinrang

j.

Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita penyakit DBD

Penyakit-penyakit yang ditularkan vektor dan menjadi masalah kesehatan di


Indonesia adalah malaria, filariasis dan demam berdarah. Penularannya dari orang
ke orang dengan perantaraan nyamuk, demam berdarah sendiri ditularkan oleh
nyamuk Aedes aegypti dan Aedesalbopictus. Penyakit DBD dapat dijumpai di
daerah subtropik dan tropik dari data tersebut dibawah ini menunjukkan bahwa
jumlah penderita DBD yang ditangani pada tahun 2009 sebanyak 731 penderita, dan
pada tahun 2013 sebanyak 394 penderita dan cakupan penanganannya rata-rata
100 %.
Tabel 2.66
Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Penyakit DBD Kab. Pinrang Tahun
2009 -2013
N0
1
1
2
3

Bidang / Urusan
2
Jumlah penderita DBD yang
ditangani sesuai SOP
Jumlah Penderita DBD yang
ditemukan
Cakupan Penemuan dan
Penanganan Penyekit DBD

2009
3
731

2010
4
550

731

622

100

88,42

Tahun
2011
5
51

2012
6
48

2013
7
394

51

48

394

100

100

100

Sumber : Dinkes

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 64

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

k. Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin


Cakupan pelayanan kesehatan rujukan pasien masyarakat miskin adalah jumlah
rujukan pasien masyarakat miskin dibagi dengan jumlah pasien masyarakat miskin
kali 100 di wilayah dalam kurun waktu yang sama. Cakupan ini tergantung pada
kondisi kesehatan masyarakat miskin sehingga cakupannya tidak 100%. Namun
pasien masyarakat miskin yang datang ke sarana kesehatan semuanya tertangani.
Pada tahun 2009 kunjungan pasien miskin sebanyak 50.267 pasien dan pada tahun
2012 kunjungan mencapai 107.396 pasien dan pada tahun 2013 turun menjadi
89.735 pasien .
Tabel 2.67
Cakupan Pelayanan Kesehatan Rujukan Pasien Masyarakat Miskin Kab. Pinrang
Tahun 2009 -2013

N0

Bidang / Urusan

1
1

2
Jumlah kunjungan pasien
miskin
Jumlah seluruh masyarakat
miskin
Cakupan pelayanan
kesehatan rujukan pasien
masyarakat miskin

2
3

2009
3
50.267

2010
4
52.943

Tahun
2011
5
96.042

78.500

78.500

100

100

2012
6
107.396

2013
7
89.735

78.500

78.500

124.156

81

100

100

Sumber : DinkesKab. Pinrang

l.

Cakupan Kunjungan Bayi

Cakupan kunjungan bayi adalah jumlah kunjungan bayi yang memperoleh


pelayanan kesehatan sesuai standar dalam kurun waktu tertentu dibagi dengan
jumlah seluruh bayi lahir hidup di satu wilayah dalam kurun waktu yang sama.
Cakupan bayi yang mendapatkan pelayanan paripurna minimal 4(empat) kali, pada
kurun waktu 2009-2013 cenderung fluktuatif, pada tahun 2009 jumlah kunjungan
bayi yg memperoleh pelayanan kesehatan sebanyak 7.203 bayi dan pada tahun
2013 turun menjadi 6.978 bayi.
Tabel 2.68
Cakupan Kunjungan Bayi Kab. Pinrang Tahun 2009 -2013

N0

Bidang / Urusan

Jumlah kunjungan bayi yg


memperoleh pelayanan kesehatan
Jumlah seluruh bayi hidup pada
waktu yg sama

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

7.203 7.084

7.315

6.323

6.978

7.203 7.741

7.434

6.424

7.290

Sumber : Dinkes Kab. Pinrang

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 65

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

2.3.1.3. Pekerjaan Umum


a. Proporsi Panjang Jaringan Jalan
Salah satu kebutuhan masyarakat yang sangat krusial adalah tersedianya jalur
transportasi berupa jaringan jalan yang baik. Kebutuhan jalan memiliki keterkaitan
yang sangat kuat dengan pertumbuhan ekonomi suatu wilayah maupun terhadap
kondisi sosial budaya kehidupan masyarakat. Infrastruktur jalan yang baik adalah
modal

sosial

masyarakat

dalam

menjalani

roda

perekonomian,

sehingga

pertumbuhan ekonomi yang tinggi tidak mungkin dicapai tanpa ketersediaan


infrastruktur jalan yang baik dan memadai.
Tabel 2.69
Proporsi Panjang Jalan Kab. Pinrang 2009 -2013
N0

Bidang / Urusan

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

Kondisi Baik ( Km )

117,4

115,6

120,4

131,5

161,38

Kondisi Sedang ( Km )

225,6

240,3

230,5

239,20

150,99

Kondisi Rusak Ringan ( Km )

270,8

263,6

282,3

300,68

308,54

Kondisi Rusak Berat ( Km )

110,8

105,1

91,4

53,22

103,69

5.

Total Panjangan jalan

724,60

724,60

724,60

724,60

724,60

Keseluruhan
Sumber Data : Dinas PUD

Tabel 2.70
Proporsi Panjang Jaringan Jalan Kab. Pinrang tahun 2011
Kondisi Baik
N0

Pinrang

Nasional

Provinsi

Pinrang
(Km)

70,315

22,29

Kondisi Sedang
Kab
135,38

Nasional
0

Provinsi
25,96

Kondisi Rusak Ringan


Kab

243,06

Nasional
0

Provinsi
5,43

Kab
304,54

Sumber data : RPJMD Provinsi Sul Sel

b.

Rasio Jaringan Irigasi

Dalam Upaya Memenuhi kebutuhan irigasi untuk mendukung pancapaian target


Overstock Pangan dan untuk mendukung ketahanan pangan nasional dilakukan
upaya peningkatan dan perbaikan jaringan irigasi dan peningkatan luas layanan
jaringan irigasi pada luas areal budidaya 47,108 Km dengan rasio 17, 71 pada tahun
2012, sedangkan pada tahun 2013 lahan budidaya sekitar 47.763 hal dengan rasio
17,47 hal ini mencerminkan peningkatan pengelolaan jaringan irigasi dari tahun
sebelumnya.

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 66

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019


Tabel 2.71
Rasio Jaringan Irigasi
Tahun

N0

Jaringan Irigasi

2009

2010

2011

2012

2013

45,826

45,826

45,826

45,826

45,826

1
1.

Jaringan Primer

2.

Jaringan Sekunder

402,332

402,332

402,332

402,332

402,332

3.

Jaringan Tersier

386,210

386,210

386,210

386,210

386,210

4.

Luas lahan Budi Daya

46,951

47,001

47,008

47,108

47,763

Rasio

17,77

17,75

17,75

17,71

17,47

Sumber Data : Data diolah dari Dinas PSDA

N0

Uraian

1.

Pinrang

Luas
Ranca
ngan
(Ha)

Luas
Lahan
Terairi
(Ha)

Kebutuhan
iair
tanaman
(Ha)

Pasokan
Air
irigasi
(La /dtk)

Pasokan
Air Irigasi
Total
(Ha)

Total
Pasok
air
(la/dti)

PIA
(Lt/Dtk)
/ Ha

PIR
(Lt/Dtk)
/ Ha

PAR
(Lt/Dtk)
/ Ha

54,27
7

47,108

1,25

1,4

0,0001

1,12

IA
(%)

0,8
7

Sumber data : RPJMD Provinsi Sul Sel 2012

c. Rasio tempat Ibadah


Ketersediaan tempat ibadah merupakan salah satu dari pelayanan sarana dan
prasarana umum yang disediakan baik oleh pemerintah maupun masyarakat.
Tempat ibadah yang tersedia dibandingkan dengan jumlah penduduk Kab. Pinrang
pada tahun 2009 tempat ibadah sebanyak 480 dan pada tahun 2013 bertambah
menjadi 503 dengan rasio 1,39.
Tabel 2.72
Rasio Tempat Ibadah
N0

Jaringan Irigasi

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

1.

Mesjid

397

480

429

435

435

2.

Langgar

62

3.

Mushallah

51

45

46

46

Gereja

21

21

Jumlah tempat Ibadah

480

557

488

503

503

342.118

353.367

354.652

360.019

361.293

1.40

1.58

1.38

1,40

1,39

5.

Jumlah Penduduk
Rasio Tempat Ibadah Persatuan
Penduduk

Sumber Data : Data diolah Kabupaten Pinrang dalam Angka

d. Rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPs) Persatuan Penduduk


Ketersediaan sarana dan prasarana dasar permukiman berupa air minum dan
sanitasi secara merata dan berkelanjutan turut menentukan kesejahteraan
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 67

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

masyarakat. Pengelolaan persampahan di Kabupaten Pinrang sudah menunjukkan


kinerja yang

baik dengan indikator Rasio daya Tampung TPS terhadap jumlah

penduduk pada tahun 2009 sekitar 0,015 dan pada tahun 2013 sebanyak 0,05.
Tabel 2.73
Rasio Tempat Pembuangan Sampah (TPs) Persatuan Penduduk
Tahun

N0

Uraian

2009

2010

2011

2012

2013

1.

Jumlah TPS ( unit )

13

17

17

21

30

2.

Jumlah daya Tampung TPS ( M )

52

68

68

84

212

3.

Jumlah Penduduk ( Jiwa )

342.118

353.367

354.652

360.019

364.700

4.

Rasio Daya Tampung TPs terhadap


jumlah Penduduk

0,015

0,019

0,019

0,020

0,05

Sumber Data : Dinas KPK Kab. Pinrang

e. Rasio Rumah Layak Huni


Rumah Layak huni merupakan harapan dan idaman setiap insan. Pemerintah telah
berupaya dalam meningkatkan hunian masyarakat terutama masyarakat yang
berpenghasilan rendah dan kurang mampu dengan tujuan mendorong masyarakat
lain untuk berpartisipasi dan peduli terhadap sesama warga, sampai pada tahun
2009 rumah yang layak huni mencapai 58.409 unit dan pada tahun 2013 naik
menjadi 62.430 unit dengan rasio 0,171.
Tabel 2.74
Rasio Rumah Layak Huni
N0

Uraian

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

1.

Jumlah Rumah yg Layak Huni

58.409

60.402

60.859

62.433

62.430

2.

Jumlah Penduduk

342.118

353.367

354.652

360.019

364.700

3.

Rasio Rumah Layak Huni

0,171

0,171

0,172

0,173

0,171

Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Pinrang

f.

Rasio Permukiman Layak Huni

Rasio permukiman layak huni dari tahun ke tahun semakin meningkat, seperti yang
terlihat pada tabel, luas permukiman layak huni pada tahun 2009 sebesar 5.135 Ha
dan pada Tahun 2013 meningkat menjadi 5.350 ha, hal menunjukkan bahwa
peningkatan luas areal permukiman dibarengi juga dengan peningkatan kualitas
rumah layak huni.

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 68

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019


Tabel 2.75
Rasio Permukiman Layak Huni
Tahun
N0

Bidang / Urusan

2009

2010

2011

2012

2013

1.

Luas area permukiman layak huni (Ha )

3.944

4.042

4.144

4.219

4.312

2.

Luas areal permukiman keseluruhan (Ha)

5.462

5.482

5.499

5.516

5.531

3.

Rasio Permukiman Layak Huni (Ha)

0,72

0,74

0,75

0,76

0,78

g. Tabel lingkungan Permukiman Kumuh


Kawasan permukiman perkotaan di kota-kota besar di Indonesia identik dengan
adanya kawasan permukiman kumuh. Lingkungan permukiman kumuh umumnya
didiami oleh golongan menengah kebawah , untuk Kabupaten Pinrang pada tahun
2009 sebanyak 22 Ha Dan pada tahun 2013 sebanyak 19,5 ha dengan persentase
lingkungan permukiman kumuh pada tahun 2009 sampai tahun 2014 sekitar 0,017
%
Tabel 2.76
Lingkungan Permukiman Kumuh
Tahun

N0

Bidang / Urusan

2009

2010

2011

2012

2013

22

21

20,6

20

19,5

1
1.

Luas Kawasan Kumuh ( Ha )

2.

Luas Wilayah Kota ( Ha )

1.082

1.093

1.099

1.110

1.121

3.

Persentase Lingkungan Permukiman

0,020

0,019

0,019

0,018

0,017

Kumuh
Sumber Data : Dinas Pekerjaan Umum Kab. Pinrang

2.3.1.4 Perumahan
a. Rumah Tangga Bersanitasi
Rumah

tangga

bersanitasi

sekurang

kurangnya

mempunyai

akses

untuk

memperoleh layanan sanitasi yaitu fasilitas air besih, pembuangan air besar ( tinja ),
pembunagan air limba (air bekas) dan tempat pembuangan sampah dan mempunyai
pengaruh besar terhadap derajat kesehatan masyarakat. Persentase rumah tangga
yang bersanitasi dapat dilihat dari data pada tahun 2009 sebanyak 79,92 % dan
pada tahun 2013 menjadi 83,43 %, hal ini menunjukkan tingkat perkembangan atas
kebutuhan sanitasi masih belum optimal sehingga dibutuhkan kerja keras untuk
mencapai angka di atas nilai kewajaran atau target universal akses yakni akses
sanitasi yang layak 100 %.

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 69

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019


Tabel 2.77
Rumah Tangga Bersanitasi

1
1.

Bidang / Urusan
2
Jumlah Rumah tangga Bersanitasi

2009
3
64.650

2010
4
65.742

Tahun
2011
5
68.668

2012
2013
6
7
69.396 70.400

2.

Jumlah Rumah Tangga

80.894

81.914

82.761

83.610 84.384

3.

Persentase

79,92

80,26

82,97

N0

83

83,43

Sumber Data : POKJA AMPL Kab. Pinrang

b.

Lingkungan Permukiman Kumuh

Lingkungan pemukiman kumuh di Kabupaten Pinrang pada tahun 2009 sebesar 163
dan pada tahun 2013 mengalami penurunan yang cukup signifikan hingga mencapai
153 penurunan persentase pemukiman kumuh ini dibarengi dengan meningkatnya
kualitas pemukiman lingkungan. Secara detail dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.78
Lingkungan Kumuh Kabupaten Pinrang
N0
1
1.
2.
3.

Uraian
2
Luas Area Lingkungan Kumuh
Luas Area permukiman
keseluruhan
Persentase lingkungan kumuh

2009
3
163
5.462

2010
4
161
5.482

Tahun
2011
2012
5
6
158
155
5.499
5.516

2,98

2,94

2,87

2,81

2013
7
153
5.531
2,27

Sumber Data :Dinas Pekerjaan Umum Kab. Pinrang

2.3.1.5. Penataan Ruang


a. Rasio Ruang Terbuka Hijau Per Satuan Luas Wilayah Ber HPL / HGB
Rasio ruang terbuka hijau per satuan HPL/HGB dari tahun ke tahun mengalami
peningkatan, pada tahun 2012 sebesar 50,19 .peningkatan rasio ini tentunya tidak
lepas dari peran pemerintah yang meningkatkan ruang terbuka hijau.
Tabel 2.79
Ruang Terbuka Hijau per Satuan Luas Wilayah ber PHL/HGB
N0

Bidang / Urusan

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

1.

Luas Ruang Terbuka Hijau

429,38

429,38

438,14

451,69

451,69

2.

Luas Wilayah ber HPL/HGB

8,60

8,60

8,85

9,00

9,00

1.961,77

1.961,77

1.961,77

1.961,77

1.961,77

49,93

49,93

49,50

50.19

50,19

(Km)
3.

Luas Wilayah

4.

Rasio Ruang Terbuka Hijau 1/2)

Sumber data : RPJMD Sulsel

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 70

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

2.3.1.6. Perencanaan Pembangunan


Ketersediaan dokumen perencanaan yang telah diperdakan sangat diperlukan
dalam tahap proses pelaksanaan pembangunan yang berupa dokumen RPJPD,
RPJMD dan RKPD, Renstra SKPD
Tabel 2.80
Ketersediaan dokumen Rencana Pembangunan Daerah dan Rencana SKPD (yang
telah ditetapkan dengan Perda)
N0

Bidang / Urusan

Tahun
2009
2010
2011
2012
2013
3
4
5
6
7
Peraturan Daerah Kabupaten Pinrang N0. 1 1Tahun 2009 Tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang daerah Kab. Pinrang tahun
2009 2029

1
1.

2
Tersedianya
Dokumen RPJPD

2.

Tersedianya
Dokumen RPJMD

Peraturan Bupati Pinrang N0. 15 Tahun 2009 tentang Rencana


Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kab. Pinrang Tahun 2009
2014

3.

Tersedianya
Dokumen RKPD

Peraturan
Bupati
Pinrang
N0. 18
Tahun
2009
tentang
Rencana
Kerja
pemerintah
Daerah
Tahun
2010

Peraturan
Bupati
Pinrang
N0. 10
Tahun
2010
tentang
Rencana
Kerja
pemerintah
Daerah
Tahun
2011

Peraturan
Bupati
Pinrang
N0. 15
Tahun
2011
tentang
Rencana
Kerja
pemerintah
Daerah
Tahun
2012

Peraturan
Bupati
Pinrang N0.
37 tahun
2012
tentang
Rencana
Kerja
pemerintah
Daerah
Tahun 2013

Peraturan
Bupati
Pinrang N0.
23 Tahun
2013 tentang
Rencana
Kerja
pemerintah
Daerah
Tahun 2014

Tersedianya
Dokumen Renstra
SKPD

43

43

43

43

43

Sumber data : Bappeda Kab. Pinrang

2.3.1.7. Perhubungan
a. Jumlah Arus Penunpang Angkutan Umum
Jumlah arus penumpang angkutan penumpang umum dari tahun ke tahun
mengalami peningkatan, ini tentunya harus menjadi perhatian yang serius yang
mesti dibarengi dengan peningkatan kualitas pelayanan dan infrastruktur.
Tabel 2.81
Jumlah Arus Penumpang Angkutan Umum
N0
1
1.

Tahun
Bidang / Urusan

2009

2010

2011

2012

2013

1.076.703

827.589

827.739

997.739

997.812

1.076.703

827.589

827.739

997.739

997.812

Jumlah penumpang
bis/angkutan umum

2.

Total jumlah penumpang

Sumber data : Dishub & Infokom

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 71

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

b. Jumlah Uji KIR Angkutan Umum


Uji KIR adalah serangkaian kegiatan menguji dan/atau memeriksa bagian-bagian
kendaraan bermotor, kereta gandengan, kereta tempelan dan kendaraan khusus
dalam rangka pemenuhan terhadap persyaratan teknis dan laik jalan.
Tabel 2.82
Jumlah Uji KIR Angkutan Umum
Tahun

N0

Bidang / Urusan

2009

2010

2011

2012

2013

1
1.

Mobil Penumpang Umum

348

352

360

2.

Mobil Bus

56

59

51

3.

Mobil Barang

1.190

1.970

2.770

1.594

2.381

3.181

Jumlah KIR

Sumber data : Dishub & Infokom

c. Jumlah Pelabuhan Laut / Udara / Terminal Bus


Jumlah pelabuhan laut, udara dan terminal bis di Kabupaten Pinrang tidak
mengalami perubahan yang signifikan kecuali pada tahun 2013 pembangunan
Pelabuhan

Marabombang

dan

sampai

sekarang

masih

dalam

tahap

penyempurnaan.
Tabel 2.83
Jumlah Laut, udara dan terminal bis

N0

Bidang / Urusan

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

1.

Jumlah pelabuhan laut

2.

Jumlah pelabuhan udara

3.

Jumlah terminal bis

4.

Jumlah

Sumber data :Dishub dan Infokom

2.3.1.8. Lingkungan Hidup


a. Persentase Penanganan Sampah
Jumlah produksi sampah dari tahun ke tahun semakin meningkat. Pada tahun 2009
produksi sampah 57.143

M3/ tahun dan pada tahun 2013 menjadi 70.146 M3/

tahun, namun tidak dibarengi dengan jumlah sampah yang ditangani. sampah yang

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 72

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

ditangani dari tahun 2009 sebesar 44.828 M3 dan pada tahun 2013 menjadi 63.131
m3 dengan persentase sekitar 90 % pada tahun 2013.
Tabel 2.84
Persentase Penanganan Sampah Perkotaan
No.

Uraian

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

Jumlah sampah yang ditangani


1.

(M3/Thn)

2.

Jumlah produksi sampah (M3/Thn)

3.

Persentase

44.828 49.196

55.184 61.916

63.131

57.143 56.775

65.776 69.568

70.146

78,4

86,7

83,90

89,00

90,00

Sumber data : Dinas KPK Kab. Pinrang

b. Persentase Penduduk Berakses Air Minum


Peningkatan kualitas kesehatan sangat dipengaruhi oleh kualitas air minum. Pada
tahun 2009 persentase rumah tangga terhadap akses air bersih sebesar 81,5 % dan
pada tahun 2013 menjadi 84,67 % yang artinya terjadi peningkatan sebesar 3.490
penduduk atau sekitar 3,17 %.
Tabel 2.85
Persentase Penduduk Berakses Air Minum
Tahun
No.

Uraian
2009

2010

2011

2012

2013

1
1.

2
Jumlah Rumah Tangga
yang mendapat akses air
minum

3
65.929

4
67.548

5
69.354

6
70.274

7
71.448

2.

Jumlah Rumah Tangga

80.894

81.914

82.761

83.610

84.384

3.

Persentase Rumah
Tangag berakses air
bersih

81,5

82,46

83,8

84,05

84,67

Sumber data : POKJA AMPL Kab. Pinrang

c. Persentase Luas Pemukiman Yang Tertata


Persentase luas pemukiman yang tertata pada tahun 2013 sebesar 5.350 dan
persentase luas areal permukiman tertata sekitar 97 %.

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 73

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019


Tabel 2.86
Persentase Luas Pemukiman Yang Tertata
Tahun
No.

Uraian

1.

Luas area permukiman


tertata (Ha)

2.

Luas area permukiman


keseluruhan (Ha)

3.

2009

2010

2011

2012

2013

3.944

4.042

4.144
5.499

4.219
5.516

4.312
5.531

5.462

5.482

72

74

75

76

78

Persentase Luas area


permukiman tertata (Ha)

Sumber data : RPJMD Sulsel untuk Tahun 2012

d. Sumber Air Yang Dipantau Status Mutu Airnya


Pemantauan sumber air dilakukan pada sungai-sungai yang ada di Kabupaten
Pinrang. Dilakukan secara berkala dengan jumlah sungai yang dipantau mutu airnya
sebanyak 6 sungai pada Tahun 2013 atau sekitar 16,7 % sumber air yang dipantau
mutu airnya.
Tabel 2.87
Persentase Jumlah Sumber Air Yang Dipantau Status Mutu Airnya
Tahun
No.

Uraian

1.

Jumlah sungai yang dipantau mutu

2009

2010

2011

2012

2013

36

36

36

36

36

0,14

0,14

0,14

0,14

0,17

airnya
2.

Jumlah sumber air yang dipantau

3.

Persentase jumlah sumber air yang


dipantau mutu airnya

Sumber data : Badan Lingkungan Hidup Kab. Pinrang

e. Cakupan Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Amdal


Pengawasan terhadap pelaksanaan Amdal meningkat seiring dengan bertambahnya
jumlah wajib Amdal yang diawasi. Persentase pengawasan pada tahun 2009
sebesar sekitar 2 % meningkat pada tahun 2013 menjadi sebesar 36 %

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 74

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019


Tabel 2.88
Persentase Pengawasan Terhadap Pelaksanaan Amdal
No.

Uraian

1.

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

10

10

20

21

25

36

Jumlah perusahaan wajib Amdal


yang telah diawasi

2.

Jumlah seluruh perusahaan wajib


Amdal

3.

Persentase jumlah pengaduan yang


ditindaklanjuti

Sumber data :Badan Lingkungan Hidup Kab. Pinrang

f.

Tempat Pembuangan Sampah (TPS) Per Satuan Penduduk

Rasio daya tampung TPS terhadap jumlah penduduk perlu ditingkatkan seiring
dengan pertambahan jumlah penduduk. Pada tahun 2009 rasio daya tampung TPS
sebesar 0,055.menjadi 0,118 pada tahun 2013.

Tabel 2.89
Rasio TPS terhadap jumlah penduduk
Tahun
No.

Uraian
2009

2010

2011

2012

2013

1.

Jumlah daya tampung TPS (M3)

18.720

24.480

24.480

30.240

43.200

2.

Jumlah Penduduk

342.11

353.36

354.65

360.01

364.700

0,055

0,069

0,069

0,084

3.

Rasio daya tampung TPS

0,118

terhadap jumlah penduduk


Sumber data : Dinas KPK Kab. Pinrang

g. Penegakan Hukum Lingkungan


Kasus Lingkungan yang ditindaki secara menyeluruh, pada tahun 2009 terjadi kasus
lingkungan yang

diselesaikan pemerintah sebanyak

4 dari jumlah

10 kasus

lingkungan dan pada tahun 2013 sebanyak 10 kasus yang ditangani dari jumlah
kasus sekitar 30 kasus.

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 75

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019


Tabel 2.90
Persentase Penegakan Lingkungan Hidup

No.

Uraian

1.
2.
3.

Jumlah kasus lingkungan yang


diselesaikan pemda
Jumlah kasus lingkungan yang ada
Rasio jumlah pengaduan yang
ditindak lanjuti

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

10

10

13

15

18

30

Sumber data : Badan Lingkungan Hidup

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 76

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

2.3.1.9. Pertanahan
a. Persentase luas lahan bersertifikat
Lahan bersertifikat terdiri atas lahan Hak Milik (HM), Hak Guna Usaha (HGU), Hak Guna Bangunan (HGB) dan Hak Pengelolaan
Tabel 2.91
Luas Lahan Bersertifikat
2009

2010

2011

2012

2013

No.
HM
1

HGU

HGB

3.320.953

HPL

14.212

HM

HGU

HGB

2.130.070

2.048

HPL
360

HM

HGU

HGB

1.265.240

HPL

1.512

HM

HGU

HGB

919.411

HPL

HM

HGU

HGB

HPL

9.052

Rasio luas lahan bersertifikat


2009

2010

2011

2012

2013

No.
HM
1

9,460

HGU

HGB

HPL

14,212

HM
6,067

HGU

HGB
6

HPL
360

HM
3,568

HGU

HGB
4

Sumber data : RPJMD Sulsel untuk Tahun 2012

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 77

HPL

HM
2,575

HGU

HGB
25

HPL

HM

HGU

HGB

HPL

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

e. Penyelesaian kasus tanah Negara


Jumlah penyelesaian kasus tanah negara pada tahun 2009 sebanyak 4 kasus,
dan pada tahun 2013 sebanyak 2 kasus. Hal ini menunjukkan rasio
penyelesaian kasus tanah negara rata-rata sebesar 16,67 % pada tahun 2013.
Tabel 2.92
Penyelesaian Kasus Tanah Negara
No.

Tahun

Uraian

2009

2010

2011

2012

2013

1.

Jumlah kasus yang diselesaikan

2.

Jumlah kasus yang terdaftar

14

17

12

12

3.

Rasio penyelesaian kasus tanah

28,57

23,53

37,5

33,33

16,67

negara
Sumber data : BPN

2.3.1.10. Kependudukan dan Catatan Sipil


a. Rasio penduduk ber-KTP per pertsatuan penduduk
Rasio penduduk ber-KTP pada tahun 2009 sebesar 303 dan menjadi 484 pada
tahun 2013. Dari data tersebut menunjukkan masih kurangnya kesadaran
masyarakat dalam memiliki KTP.
Tabel 2.93
Rasio Penduduk ber-KTP per Persatuan Penduduk
No.
1
1.

Uraian
2
Jumlah penduduk usia > 17

2009
3
79.561

2010
4
82.594

Tahun
2011
5
85.426

2012
6
87.729

2013
7
93.015

186.719

188.016

188.911

189.402

192.088

303

250

235

222

484

yang ber-KTP
2.

Jumlah penduduk usia > 17


telah menikah

3.

Rasio penduduk ber-KTP


per persatuan penduduk

Sumber data : Capil dan kependudukan

b. Rasio Bayi Berakte Kelahiran


Rasio bayi berakte kelahiran dari tahun 2009 hingga tahun 2013 mengalami
penurunan dari 748 pada tahun 2009 menjadi 837 pada tahun 2013. Ini
menunjukkan bahwa tingkat kesadaran masyarakat terkait administrasi akte
kelahiran masih kurang.

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 78

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019


Tabel 2.94
Rasio Bayi Berakte Kelahiran

1
1.

2
Jumlah penduduk ber KK

2009
3
55.229

2010
4
66.622

Tahun
2011
5
71.828

2.

Jumlah penduduk telah

202.523

204.195

205.387

206.144

206.731

748

802

812

816

837

No.

Uraian

2012
6
76.366

2013
7
92.231

menikah
3.

Rasio bayi berakte kelahiran

Sumber data : Capil dan Kependudukan

c. Rasio pasangan berakte nikah


Rasio pasangan berakte nikah untuk tahun 2009 sebesar 1.80 dan pada tahun
2013 meningkat menjadi 3.32 atau mengalami peningkatan sebesar 1.52 ini
menunjukkan semakin tingginya tingkat kesadaran pasangan nikah untuk memiliki
akte nikah.
Tabel 2.95
Rasio Pasangan Berakte Nikah
No.

Uraian

1.

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

97

185

203

233

243

53.878

64.988

69.035

72.510

73.283

1.80

2.85

2.94

3.21

3.32

Jumlah pasangan nikah ber akte


nikah

2.

Jumlah keseluruhan pasangan


nikah

3.

Rasio pasangan berakte nikah

Sumber data : Capil dan Kependudukan

d. Kepemilikan KTP
Pada tahun 2009 jumlah penduduk yang memiliki KTP sebesar 1.030, sedangkan
di tahun 2013 sebesar 93.015 atau mengalami peningkatan sebesar 91.985 orang.
Tabel 2.96
Kepemilikan KTP
No.

Uraian

1.

Jumlah penduduk memilik KTP

2.

Jumlah penduduk wajib KTP

3.

Rasio kepemilikan KTP

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

27.285

55.251

84.981

93.015

1.030

232.880 237.840 243.277 249.692 260.325


4

115

227

340

357

Sumber data : Capil dan Kependudukan

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 79

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019


Jumlah Penduduk Menurut Kepemilikan KTP, KK, Akte Lahir
dan Akte Nikah
KTP

KK

AKTE LAHIR

AKTE NIKAH

N0

uraian

Sudah

belum

Sudah

belum

Sudah

belum

Sudah

belum

Pinrang

90.971

150.152

99.116

154

66

Sumber data : Capil dan Kependudukan

e. Kepemilikan akte kelahiran per 1000 penduduk


Kepemilikan akte kelahiran pada tahun 2009 sebesar 55.758 sedangkan pada
tahun 2013 sebesar 106.822 yang artinya mengalami peningkatan sebesar 51.064
akte kelahiran, namun masih jauh dari yang diharapkan.
Tabel 2.97
Kepemilikan Kelahiran
No.

Uraian

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

Jumlah penduduk memiliki


1.

55.758

76.074

90.937

100.006

106.822

262.456

330.894

363.498

395.086

408.459

212

230

250

253

262

akte kelahiran
2.

Jumlah penduduk
Rasio kepemilikan akte

3.
kelahiran
Sumber data : Capil dan Kependudukan

2.3.1.11. Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak


a. Persentase Partisipasi Perempuan di Lembaga Pemerintahan
Persentase partisipasi perempuan di lembaga pemerintah Kabupaten Pinrang
adalah proporsi perempuan yang berkerja pada lembaga pemerintahan terhadap
jumlah

seluruh

pekerja

perempuan.

Pekerja

perempuan

di

Lembaga

Pemerintahan dapat dikelompokkan berdasarkan jumlah dan persentase


perempuan yang menempati posisi golongan 1 IV

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 80

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019


Tabel 2.98
Persentase Partisipasi Perempuan Di Lembaga Pemerintahan (Di Luar Guru)

Tahun 2013
PNS Pria
PNS Wanita
Jumlah
Persentase
Jumlah
Persentase
3
4
5
6
14
0,20
4
0,06
4
0,06
0
0
25
0,35
13
0,18
10
0,14
0
0
233
3,25
162
2,26
368
5,14
282
3,94
136
1,90
381
5,32
87
1,22
208
2,91
325
4,54
575
8,03
317
4,43
467
6,52
324
4,53
326
4,55
320
4,47
387
5,41
879
12,28
1055
14,74
127
1,77
95
1,33
24
0,34
5
0,07
2
0,03
4
0,06
0
0
0
0
3.195
44.63
3.964
55.37

Golongan
Ruang

No.
2

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17

I/a
I/b
I/c
I/d
II/a
II/b
II/c
II/d
III/a
III/b
III/c
III/d
IV/a
IV/b
IV/c
IV/d
IV/e
Total

Sumber data : BKBD dan PP

b. Partisipasi perempuan di lembaga swasta


Partisipasi perempuan di lembaga swasta yang ditinjau dari jumlah tenaga kerja
perempuan di perusahaan/lembaga swasta terhadap jumlah seluruh pekerja
perempuan .
Tabel 2.99
Persentase Perempuan Di Lembaga Swasta
No.

Jenis Data

1
2

Jenis
Perusahaan
Jumlah
Jumlah

3.

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

10

11

12

10

1.97

2.160
L

1.33

2.916

1.34

3.053

1.35

3.314

1.08

3.508

2.113

80.16

2.322

79.62

2.449

80.21

2.647

79.87

2.680

76.39

507

19.42

598

20.50

604

19.78

664

20.03

828

23.60

Tenaga
Kerja
Formal

Sumber data : BKBD dan PP

c. Jumlah laporan penanganan KDRT


Penanganan kasus KDRT Merupakan Mandat SPM urusan wajib pemberdayaan
perempuan dan Perlindungan anak sebagai mana tertuang dalam SPM Bidang
layanan terpadu Bagi Perempuan dan Anak Korban Kekerasan. Pelayanan terpadu
ini menuntut jejaring kerja antar lembaga Pemerintah yang meluputi Dinas Sosial,
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 81

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

Dinas Kesehatan, Kepolisian, Kejaksaan, Pengadilan, BKBD dan PP, Kementerian


Agama serta lembaga non pemerintah dalam penyediaan layanan bantuan hukum
dan konseling psikologi. Berdasarkan laporan

dari berbagi pihak di Kabupaten

Pinrang nampaknya dari aspek jumlah tidak terlalu banyak sehingga diharapkan
peranan seluruh komponen masyarakat untuk senantiasa menjaga dan melindungi
serta pembinaan yang terpadu secara berkesinambungan.
Tabel 2.100
Jumlah laporan penanganan KDRT
No.

Uraian

1.

2009
3

Laporan Penanganan Kasus


KDRT

77

Tahun
2010
2011
4
5
102

61

2012
6

2013
7

30

32

Sumber data : BKBD dan PP

d. Angkatan kerja dibawah umur


Angkatan kerja dibawah umur di Kabupaten Pinrang sampai saat ini menunjukkan
masih adanya anak-anak dibawah umur yang bekerja walaupun jumlah sangat
kecil, gambaran ini mengidikasikan bahwa anak bekerja karena faktor ekonomi
keluarga atau pengetahuan orang tua yang relatif rendah

tentang hak tumbuh

kembang anak, sehingga penguatan ketahanan rumah tangga sangat penting. Dari
data mencerminkan pada tahun 2009 anak dibawah umur yang bekerja sekitar
15.177 Orang, dan pada tahun 2013 sekitar 8.793 orang.
Tabel 2.101
Angkatan Kerja dibawah Umur
No.

1.

Uraian
Angkatan Kerja Usia 15 19
tahun

2009

2010

15.177

10.154

Tahun
2011
11.405

2012

2013

7.414

8.793

Sumber data : BKBD dan PP

e. Indeks Pembangunan Gender


Indeks Pembangunan Gender ( IPG ) terdiri dari empat ( 4 ) indikator komposit
yaitu : a. Angka Harapan Hidup ( AHH )
b. Angka Melek Huruf ( AMH )
c. Rata Rata Lama Sekolah ( RLS )
d. Sumbangan Pendapatan.
Sedangkan Indeks Pemberdayaan Gender ( IDG ) terdiri dari tiga (tiga) indikator
komposit yaitu a. Keterlibatan perempuan di Parlemen, b. Perempuan sebagai
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 82

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

tenaga Manager, c. Professional, tehnisi dan d. Sumbangan Perempuan dalam


Pendapatan.
Tabel 2.102
Indeks Pembangunan Gender ( IPG )
Tahun

Indeks
No.

1.

Pembangunan

2009

2010

2011

2012

2013

Gender

Indeks

Indeks

Indeks

Indeks

Indeks

10

11

12

Kabupaten

72.61 2.51

73.21 2.19

73.21 2.18

74.39 2.29

70.79 2.39

71.62 2.34

71.14 1.85

72.70 2.01

75.57 2,40

Pinrang
2

Sulawesi
selatan

Sumber data : BKBD dan PP

2.3.1.12. Keluarga Berencana dan Keluarga Sejahtera

a. Rata - Rata Jumlah Anak Per Keluarga


Rata rata jumlah anak per Keluarga mengindikasikan aterhadap angka fertilitas
Pasangan Usia Subur TFR ( Total Fertility Rate ) . Berdasarka data pada tahun
2009 2013 menunjukkan adanya jumlah anak

per keluarga. Hal ini menjadi

perhatian pemerintah daerah karena akan berkolerasi terhadap peningkatan jumlah


penduduk yang pada umumnya akan berdampak pada meningkatnya masalah
masalah sosial masyarakat, untuk mengatasi masalah tersebut perlu adanya upaya
yang terintegrasi dari seluruh sektor dalam upaya pengendalian pertumbuhan
penduduk. Pendewasaan usia perkawinan dan perencanaan jumlah anak dalam
keluarga juga harus menjadi pertimbangan yang mendasar. Melihat data yang ada
pada tahun 2009 jumlah rata-rata anak per keluarga 3.8 % dan pada tahun 2013
menjadi 3.6 %. Gambaran rata-rata jumlah anak per keluarga sebagai berikut :
Tabel 2.103
Rata Rata Jumlah Anak Perkeluarga
No.

Uraian

2010
4
334.095

Tahun
2011
5
337.939

2012
6
347.038

2013
7
340.567

1
1.

2
Jumlah Anak ( Jiwa )

2009
3
327.491

2.

Jumlah Keluarga ( jiwa )

84.163

85.869

87.729

90.395

92.226

3.

Rata Rata Jumlah Anak Per

3.8

3.8

3.8

3.8

3.6

Keluarga
Sumber data : BKBD dan PP

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 83

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

b. Rasio Akseptor KB
Rasio akseptor KB menunjukkan perbandingan jumlah akseptor dengan jumlah
pasangan usia subur, berdasarkan data pada tahun 2009 2014 menunjukkan
peningkatan rasio

akseptor KB, namun masih perlu ditingkatkan

mengingat

pertumbuhan penduduk dari tahun ke tahun selalu meningkat. Salah satu bentuk
uapaya sejak dini untuk mendorong peningkatan jumlah akseptor adalah melalui
pendidikan kesehatan reproduksi remaja dan genre (Generasi Berencana), yang
diharapkan mampu memperoleh pandangan generasi tentang pentingnya KB.
Berdasarkan data maka tahun 2009 jumlah akseptor KB sekitar 36.090 dengan
rasio 67.81 dan pada tahun 2013 meningkat menjadi 38.246 namun rasio
mengalami penurunan menjadi 65.64, ini disebabkan bertambahnya pasangan usia
subur.
Tabel 2.104
Rasio Akseptor
No.

Uraian

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

1.

Jumlah Akseptor KB

36.090

39.061

38.214

37.778

38.246

2.

Jumlah Pasangan Usia Subur

53.222

53.396

54.691

55.605

58.264

3.

Rasio Akseptor KB

67.81

73.15

69.87

67.94

65.64

Sumber data : BKBD dan PP

c. Cakupan Peserta KB Aktif


Cakupan KB aktif di kabupaten Pinrang menunjukkan perkembangan yang cukup
menggembirakan karena

sebagaimana tabel di bawah pada tahun 2009 rasio

akseptor mencapai 36.1% dan pada tahun 2013 menjadi 38.2 % , perkembangan
harus diimbangi dengan ketersediaan tenaga penyuluh lapangan

yang dapat

mendorong motivasi dan kesadaran masyarakat untuk menjadi peserta KB aktif.


Selain

itu

kepesertaan

KB

pria

yang

rendah

menjadi

persoalan

yang

mempengaruhi angka cakupan.


Tabel 2.105
Cakupan Peserta KB Aktif
No.

Uraian

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

1.

Jumlah Peserta Program KB Aktif

39.114

34.799

34.806

37.040

35.593

2.

Jumlah Pasangan Usia Subur

53.222

53.396

54.691

55.605

58.264

3.

Cakupan Peserta KB Aktif

36.1

39.1

38.2

37.8

38.2

Sumber data : BKBD dan PP

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 84

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

d. Keluarga Pra Sejahtera dan Keluarga Sejahtera I


Keluarga Pra Sejahtera dan Sejahtera I masih menjadi salah satu tolok ukur
kemiskinan dimasyarakat. Tingginya jumlah keluarga prasejahtera dan sejahtera I
mencerminkan masih ada persoalan yang harus diselesaikan secara menyeluruh.
Penurunan angka pra Sejahtera dan Sejahtera I di kabupaten Pinrang pada tahun
2009 mencapai 32% dan pada tahun 2014 menurun menjadi 23.9 %
Tabel 2.106
Keluarga Pra sejahtera dan sejahtera I
No.
1
1.

Uraian
2
Jumlah Keluarga Pra Sejahtera

2009
3
27.010

2010
4
27.559

Tahun
2011
5
26.120

2012
6
21.801

2013
7
22.116

84.163

85.869

87.729

90.395

92.226

32.00

32.00

29.70

24.10

23.90

dan Sejahtera I
2.

Jumlah Keluarga

3.

% Keluarga Prasejahtera dan


Sejahtera I

Sumber data : BKBD dan PP

2.3.1.13. Sosial
a. Sarana Panti Asuhan, Panti Jompo dan Panti Rehabilitasi
Sarana Panti Asuhan, Panti Jompo dan Panti Rehabilitasi perkembangannya tidak
terlalu signifikan, pada tahun 2009 sarananya berjumlah 8 Unit dan pada tahun
2013 menjadi 4 unit.
Tabel 2.107
Sarana Panti asuhan, Panti Jompo dan Panti Rehabilitasi
No.

Uraian

1.

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

Sarana Sosial Panti asuhan, Panti


Jompo, dan Panti Rehabilitasi

Sumber data : RPJMD Prov Sul Sel

b. PMKS yang memperoleh Bantuan Sosial


Penyandang masalah kesejahteraan sosial yang mendapat bantuan di kabupaten
Pinrang pada tahun 2009 sebanyak 275 orang/jiwa, dan pada tahun 2013
sebanyak 341 orang.

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 85

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019


Tabel 2.108
PMKS Yang Memperoleh Bantuan
No.

Uraian

1.

Jumlah PMKS yang diberi Bantuan

2.

Jumlahh PMKS yg belum

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

275

350

259

207

341

18.257

17.350

16.172

16.053

15.351

18.532

17.600

16.431

16.260

15.692

1,48

1,98

1,57

1,27

2,1

Mendapatkan Bantuan
3.

Jumlah PMKS yang ada


% PMKS Memperoleh Bantuan
Sosial

Sumber data : Dinas Sosial

c. Persentase Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial


Dari tahun 2009 sampai pada tahun 2013 persentase penanganan penyandang
masalah kesejahteraan sosial dalam kurun waktu lima tahun menunjukkan
perkembangan yang semakin membaik dengan rata rata capaian sekitar 2,1 %.
Tabel 2.109
Persentase Penanganan Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial
No.

Uraian

1.

Jumlah PMKS yg tertangani

2.

Jumlah PMKS yg ada

3.

Penanganan Penyandang Masalah

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

275

350

259

207

341

18.532

17.600

16.431

16.260

15.692

1.48

1.98

1.57

1.27

2.17

Kesejahteraan Sosial ( % )
Sumber data : Dinas Sosial

2.3.1.14. Tenaga Kerja


a. Penduduk Usia 15 Tahun keatas Dirinci Menurut Angkatan Kerja dan
Bukan Angkatan Kerja serta Jenis Kelamin
Penduduk usia 15 tahun ke atas berdasarkan pada tingkat partisipasi angkatan
kerja masih didominasi oleh angkatan kerja laki-laki sekitar 65.7% sedangkan
angkatan kerja perempuan hanya 34.3%.

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 86

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019


Tabel 2.110
Penduduk Usia 15 Tahun keatas Dirinci Menurut Angkatan Kerja dan Bukan
Angkatan Kerja serta Jenis Kelamin tahun 2013
N0
1
1

3
4

Uraian
2
ANGKATAN KERJA
Bekerja
Pengangguran
Jumlah Penduduk
Angkatan Kerja

Laki Laki

Perempuan

Jumlah

83.240
3.341
86.581

43.484
3.818
47.302

126.724
7.159
133.883

BUKAN ANGKATAN
KERJA
Sekolah
Mengurus RT
Lainnya
Jumlah Penduduk bukan
angkatan kerja
Jumlah Penduduk Usia
Kerja (1) + (2)
TPAK ( Tingkat Partisipasi
Angkatan Kerja
TPT ( Tingkat
Pengangguran terbuka)

4.140
73.339
32.258
109.737
243.620
54,96
5.35

Sumber data : BPS, DinasTransmigrasi dan T. Kerja

b. Penduduk Angkatan Kerja


Penduduk angkatan kerja Kab. Pinrang tahun 2012 menunjukkan bahwa penduduk
pada usia 15 29 tahun merupakan jumlah pencari pekerjaan terbesar, pada usia
15 19 tahun yang mencari pekerjaan sekitar 1.337 Orang atau 18,03% dari total
pencari kerja, gambaran ini memperlihatkan bahwa masih banyaknya pencari
pekerjaan yang berasal dari tamatan SMA/sederajat.
Tabel 2.111
Penduduk Angkatan Kerja
Angkatan Kerja
Golongan Umum

Bekerja

Mencari Kerja

1
15 19
20 24
25 29
30 34
35 39
40 - 44
45 49
50 54
55 59
60 64
65 +

2
6.077
10.890
17.363
19.310
15.894
17.955
14.102
9.231
7.381
2.798
5.723

3
1.337
1.497
1.945
497
0
921
144
459
118
241
0

Jumlah
4
7.414
12.387
19.308
19.807
15.894
18.876
14.246
9.690
7.499
3.039
5.723

Sumber data : BPS, DinasTransmigrasi dan T. Kerja

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 87

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

c. Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Usha


Penduduk yang bekerja menurut lapangan usaha menunjukkan bahwa sekitar 55 60% penduduk yang bekerja di sektor pertanian, hal ini menunjukkan bahwa
penyediaan lapangan kerja di bidang pertanian lebih besar dibandingkan dengan
penyediaan lapangan kerja lainnya.
Tabel 2.112
Penduduk Bekerja Menurut Lapangan Usha
Lapangan Usaha
No

Kabupa

Pertain

Industry

bangun

Perdagangan

Angkut

Keuangan

Lainnya

Jum

ten

an

pengolah

an

Restoran &

an

Asuransi

(pertam

lah

hotel

Komuni

Usaha

bagan,

kasi

Persewa

Listrik,

an

Dan air

an

jasa

)
126.
1

Pinrang

66.439

6.604

5.157

23.540

2.970

3.099

18.180

933
724

Sumber data : RPJMD Sulsel untuk Tahun 2012

d. Angka Partisipasi Angkatan Kerja


Angka Partisipasi angkatan kerja dalam kurun waktu 2009- 2013 relatif stagnan,
tidak ada peningkatan yang cukup signifikan, hal ini tentunya perlu menjadi
perhatian di masa yg akan datang, angkatan kerja pada tahun 2009 sekitar 149.148
jiwa dan naik menjadi 152.718 pada tahun 2013 atau sekitar 56,99 % dari jumlah
penduduk sebagai partisipasi angkatan kerja Kab. Pinrang.
Tabel 2.113
Angka Partisipasi Angkatan Kerja
No.
1
1.
2.

Uraian
2
Angkatan Kerja 15 tahun
Keatas
Jumlah Penduduk Usia 15
tahun Keatas
Angka Partisipasi Angkatan
Kerja

2009
3
149.148

2010
4
140.074

Tahun
2011
5
156.732

2012
6
133.883

2013
7
152.718

241.875

297.973

243.003

243.620

267.982

60,17

58,86

64,50

54,96

56,99

Sumber data : BPS, DinasTransmigrasi dan T. Kerja

e. Angka Sengketa Pengusaha Pekerja Pertahun


Angka sengketa antara pengusaha dengan pekerja selama kurun waktu lima tahun
tidak terjadi persengketaan di Kabupaten Pinrang karena tidak ada perusahaan
besar yang beroperasi di Pinrang dengan pelibatan tenaga kerja yang besar,

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 88

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

namun demikian hal ini tentunya akan menjadi perhatian khusus di Pemerintahan
untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya perselisihan.
Tabel 2.114
Angka Sengketa Pengusaha Pekerja Pertahun
No.

Uraian

1
1.
2.

2
Jumlah Sengketa Pengusaha Pekerja
Jumlah Perusahaan
Angka Sengketa Pengusaha
Pekerja Pertahun

2009
3
0
348
0

Tahun
2011
5
0
343
0

2010
4
0
337
0

2012
6
0
385
0

2013
7
2
342
0

Sumber data : BPS, DinasTransmigrasi dan Tenaga Kerja

f.

Pencari kerja yang Ditempatkan

Pencari kerja yang ditempatkan dari tahun ke tahun mengalami peningkatan hal ini
ditunjukkan oleh banyaknya masyarakat yang mengambil rekomendasi untuk
mencari pekerjaan di luar Kab. Pinrang, pada tahun 2010 pencari kerja yg
mengambil rekomendasi sebanyak 43.
Tabel 2.115
Pencari Kerja Yang Ditempatkan
No.
1
1.

Uraian

2009
3
-

2
Jumlah Pencari kerja yg Mendaftar
Pencari kerja yang ditempatkan

2010
4
907
43.80

Tahun
2011
5
1.012
31.96

2012
6
1.130
42.87

2013
7
1.200
10.78

Sumber data : BPS, DinasTransmigrasi dan Tenaga Kerja

g. Pengangguran Terbuka
Pengangguran terbuka di Kabupaten Pinrang menunjukkan peningkatan yang
cukup besar yang disebabkan banyaknya tamatan SMA/Sederajat yang tidak
melanjutkan lagi pendidikannnya ke jenjang yang lebih tinggi sehingga terjadi
pengangguran pada usia produktif, pada tahun 2009 jumlah pengangguran terbuka
sebanyak 13.930 jiwa dan pada tahun 2013 mengalami penurunan menjadi 6.930
jiwa atau sekitar 4,53 % dari jumlah penduduk angkatan kerja
Tabel 2.116
Pengangguran Terbuka
No.

Uraian

1
1.

2
Jumlah Pengangguran
terbuka usia angkatan kerja
Jumlah Penduduk angkatan
kerja
Tingkat Pengangguran
terbuka

2.

2009
3

2010
4

Tahun
2011
5

13.930
149.148

10.918
140.074

10.269
156.732

7.159
133.883

6.930
152.718

9,33

7,79

6,55

5,17

4,53

2012
6

2013
7

Sumber data : BPS, DinasTransmigrasi dan Tenaga Kerja

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 89

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

h. Keselamatan dan Perlindungan


Jumlah Perusahaan yang menerapkan keselamatan dan kesehatan kerja selama
kurun waktu lima tahun

mengalami peningkatan kesadaran para pengusaha

tentang keselamatan dan kesehatan kerja, walaupun usahanya hanya besifat/


skala kecil akan tetapi tetap memperhatikan tingkat keselamatan dan kesehatan
kerja.
Tabel 2.117
Keselamatan dan Perlindungan
Tahun
No.

Uraian
2009

2010

2011

2012

2013

1.

Jumlah Perusahaan yang Menerapkan K3

2.

Jumlah Perusahaan di Kab.Pinrang

348

337

343

385

342

Keselamatan dan Perlindungan ( %)

100

100

100

100

100

Sumber data : BPS, DinasTransmigrasi dan T. Kerja

i. Perselisihan Buruh dan Pengusaha terhadap Kebijakan Pemerintah


Daerah
Penyelesaian perselisihan antara buruh dan pengusaha terhadap pemerintah
Kabupaten Pinrang menunjukkan kondisi yang stabil, atau relatif tidak terjadi
sengketa karena tidak ada perusahaan besar yang beroperasi di Kab. Pinrang

Tabel 2.118
Perselisihan Buruh dan Pengusaha terhadap Kebijakan Pemerintah Daerah
Tahun
No.

Uraian

2009

2010

2011

2012

2013

1.

Jumlah Penyelesaian perselisihan buruh

dan Pengusaha dengan Kebijakan


Pemkab
2.

Jumlah Kejadian Perselisihan Buruh dan


Pengusaha dengan Kebijakan Pemkab
Persentase Penyelesaian Perselisihan
Buruh dan Pengusaha terhadap
Kebijakan Pemerintah daerah

Sumber data : BPS, DinasTransmigrasi dan Tenaga Kerja

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 90

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

2.3.1.15 Koperasi Usaha Kecil dan Menengah


a. Persentase Koperasi Aktif Kabupaten
Persentase Koperasi aktif di Kabupaten Pinrang relatif stagnan untuk kurun waktu
lima tahun sejak 2009 2013, hal ini menunjukkan bahwa kegiatan perkoperasian
belum sepenuhnya bias berkembang sebagaimana yang diharapkan.
Tabel 2.119
Persentase Koperasi Aktif Kabupaten
Tahun
No.

Uraian

2009

2010

2011

2012

2013

1.

Jumlah Koperasi Aktif

17

17

11

24

24

2.

Jumlah Koperasi

97

102

105

103

103

Persentase Koperasi Aktif

62

60

62

64

66

Sumber data : BPS, Dinas Koperasi & UKM

b. Jumlah UKM / Non BPR / LKM


Jumlah UMKM dan Non BPR / LKM di Kabupaten Pinrang peningkatannya tidak
terlalu menggembirakan karena usaha yang dibangunan hanya skala kecil atau
usaha rumah tangga, pada tahun 2009 untuk usaha mikro dan kecil berjumlah
1.598 dan pada tahun 2013 menjadi 952 unit, hal ini menunjukkan terjadinya
penurunan usaha karena adanya perpindahan ke daerah lain.
Tabel 2.120
Jumlah UKM / Non BPR / LKM
No.

Uraian

1.

Jumlah Seluruh UMKM

2.

Jumlah BPR / LKM


Jumlah UMKM Non BPR / LKM

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

27.871

29.946

31.248

31.899

32.367

27.871

29.946

31.248

31.899

32.367

Sumber data : RPJMD Prov Sul Sel

c. Jumlah Usaha Mikro Kecil


Persentase Jumlah usaha mikro dan kecil dari tahun ke tahun mengalami fluktuasi,
pada tahun 2009 sebesar 87,02 %, dan pada tahun 2013 menjadi 86,45 % atau
bergeser sekitar 0,57 point.

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 91

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019


Tabel 2.121
Jumlah Usaha Mikro Kecil
Tahun
No.

Uraian

2009

2010

2011

2012

2013

1.

Jumlah Usaha Mikro/ kecil

24.906 26.035 27.163 27.633 27.991

2.

Jumlah seluruh UMKM

28.619 29.946 31.274 31.899 32.378

3.

Persentase

87,02

86,93

86,85

85,15

86,45

Sumber data : RPJMD Prov Sul Sel

2.3.1.16

Penanaman Modal

a. Jumlah Investor Berskala Nasional ( PMDN / PMA )


Jumlah Investor nasional yang berinvestasi di Kabupaten Pinrang tidak terlalu
menggembirakan perkembangannya hal ini dkarenakan kurangnya investor asing
yang memanamkan investasinya, demikian pula dengan penanaman modal dalam
negeri (PMDN). Penanaman Modal Asing tahun 2010 sampai tahun 2013 hanya
satu badan usaha, sedangkan untuk kegitan penanaman modal dalam negeri pada
tahun 2010 sebanyak 507 unit dan naik menjadi 594 unit pada tahun 2013.
Tabel 2.122
Jumlah Investor Berskala Nasional ( PMDN / PMA )
No.

Uraian

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

1.

PMA

2.

PMDN

507

754

610

594

TOTAL

508

755

611

595

Sumber data : BP2T

b. Jumlah Nilai Investasi (PMDN/PMA)


Seiring

dengan

menggunakan

pelaksanaan

Pembangunan

di

Kabupaten

Pinrang

yang

pembiayaan yang cukup besar khususnya dalam penanaman

investasi Daerah dapat digambarkan sebagai berikut: pada tahun 2010 jumlah
proyek yang dikelola sekitar 508 jenis kagiatan dengan nilai investasi sekitar Rp.
121.340.325.234.000,- dan pada tahun 2013 jumlah kegiatan sekitar 594, dengan
nilai investasi sekitar 220.552.700.000.000,-

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 92

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019


Tabel 2.123
Jumlah Nilai Investasi ( PMDN / PMA )
Tahun
No.

Uraian

2009

2010

2011

2012

2013

1
1.

2
Jumlah
Proyek

3
-

4
508

5
755

6
611

7
594

2.

Nilai
Investasi

121.340.325.234

203.071.272.552

163.536.450.000

220.552.700.000

Sumber data : BP2T

c. Rasio Daya Serap Tenaga Kerja ( PMDN / PMA )


Tenaga Kerja yang terserap pada lapangan kerja

pada kegiatan yang

menggunakan modal asing hampir tidak ada di Kabupaten Pinrang, namun untuk
kegiatan dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri khususnya yang
terkait dengan pelaksanaan proyek-proyek yang ditangani oleh Pemerintah
kabupaten cukup menunjukkan perkembangan. Pada tahunh 2010 jumlah tenaga
kerja yang terserap (PMA/PMDN) sekitar 2.067 dan mengalami peningkatan
penyerapan tenaga kerja menjadi 2.101 pada tahun 2013 dengan

gambaran

sebagai berikut :
Tabel 2.124
Rasio Daya Serap Tenaga Kerja ( PMDN / PMA )
No.

Uraian

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

1.

Jumlah tenaga Kerja PMA / PMDN

2.067

2.807

2,091

2,101

2.

Jumlah Seluruh PMA / PMDN

2.067

2.807

2,091

2,101

100

100

100

100

Rasio Daya Serap Tenaga Kerja


Sumber data : BP2T

d. Kenaikan / Penurunan Nilai Realisasi PMDN ( Milyar)


Kenaikan dan Penurunan nilai realisasi PMDN investasinya dapat digambarkan
melalui data statistik dan laporan kegiatan penanaman modal secara menyeluruh.
2.3.1.17 Kebudayaan
a. Penyelenggaraan Festival Seni dan Budaya, Sarana Penyelenggaraan
Seni dan Budaya, Situs dan Cagar Budaya yang Dilestarikan
Berdasarkan data untuk penyelenggaraan festival seni dan budaya, sarana
penyelenggaraan dan benda budaya, situs dan kawasan cagar budaya yang
dilestarikan dapat digambarkan sebagai berikut:

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 93

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019


Tabel 2.125
Kebudayaan
Budaya

No

Jumlah
penyelenggaraan
festival seni dan
budaya

Jumlah sarana
penyelenggaraan
seni dan budaya

Jumlah benda
situs dan
kawasan
cagar budaya
di daerah

Jumlah benda
situs dan
kawasan
cagar budaya
yang
dilestarikan

% benda situs
dan kawasan
cagar budaya
yang
dilestarikan

20

30

13

43.33%

Sumber data : RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018

2.3.1.18

Kepemudaan dan Olah raga

a. Jumlah Organisasi Kepemudaan


Jumlah organisasi kepemudaan yang ada di Kabupaten Pinrang pada tahun
2009 sebanyak 4 organisasi dan bertambah menjadi 25 di tahun 2013. Jumlah
organisasi kepemudaan dapat dilihat melalui data dibawah ini.
Tabel 2.126
Jumlah Organisasi Pemuda
No.

Uraian

1.

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

Kab. Pinrang

20

20

20

25

Jumlah

20

20

20

25

Sumber data : RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018

b. Jumlah Klub Olahraga


Dari data yang ada jumlah klub olahraga mengalami stagnan. Pada tahun 2009
klub olahraga yang berdiri berjumlah 50 dan untuk tahun 2012 dengan jumlah yang
sama yaitu 50. Jumlah klub olahraga berdasarkan data di bawah ini.
Tabel 2.127
Jumlah Klub Olahraga
Tahun
No.

Uraian
2009

2010

2011

2012

2013

Kab. Pinrang

50

50

50

50

52

Jumlah

50

50

50

50

52

1
1.

Sumber data : RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 94

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

c. Jumlah Kegiatan Kepemudaan


Berdasarkan data dapat dilihat bahwa jumlah kegiatan kepemudaan yang ada di
Kabupaten Pinrang dari kurun waktu 2009 hingga 2012 tidak mengalami
peningkatan ataupun penurunan atau mengalami stagnan dengan jumlah kegiatan
kepemudaan setiap tahunnya berjumlah 5 kegiatan. Jumlah kegiatan kepemudaan
dapat dilihat dari data dibawah ini :
Tabel 2.128
Jumlah Kegiatan Kepemudaan
No.
1
1.

Uraian
2
Kab. Pinrang

2009
3
5

2010
4
15

Tahun
2011
5
23

15

23

Jumlah

2012
6
37

2013
7
45

37

45

Sumber data :Pemuda dan Olah raga

d. Jumlah Kegiatan Olahraga


Di tahun 2009 jumlah kegiatan olahraga di Kabupaten Pinrang berjumlah 5 dan
mengalami kenaikan di tahun 2013 dengan 15 Jumlah kegiatan olahraga
berdasarkan data di bawah ini :
Tabel 2.129
Jumlah Kegiatan Olahraga
No.

Uraian

1.

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

Kab. Pinrang

11

11

15

Jumlah

11

11

15

Sumber data : RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018

e. Lapangan Olahraga
Jumlah lapangan olahraga berdasarkan pada data yang ada mengalami stagnan
(tetap) di mana dalam kurun waktu tahun 2009-2013 jumlah lapangan olahraga
yang ada hanya 5 lapangan olahraga. Jumlah lapangan olahraga dapat dilihat
berdasarkan data dibawah ini.
Tabel 2.130
Jumlah Gedung / Lapangan Olahraga
.

Uraian

1.

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

Kab. Pinrang

10

Jumlah

10

Sumber data : RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 95

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

2.3.1.19. Kesatuan Bangsa Politik Dalam Negeri


Kegiatan Pembinaan Politik daerah
Pembinaan terhadap LSM, OKP dan Ormas yang ada di Kabupaten Pinrang
selama kurun waktu 5 tahun terakhir (2009-2014) mengalami pasang surut. Di
tahun 2009 jumlah pembinaan sebanyak 4 dan ditahun 2013 jumlah binaan tetap
4.Untuk pembinaan politik di daerah mengalami peningkatan mulai tahun 2009 ada
5 dan ditahun 2013 menjadi 11.Pembinaan terhadap LSM, ormas, OKP dan politik
didaerah berdasarkan data di bawah ini.
Tabel 2.131
Kegiatan Pembinaan LSM, Ormas, OKP dan Politik Daerah
No.

Uraian

1.

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

Pembinaan Politik Daerah

12

12

12

12

Jumlah

16

16

16

16

Pembinaan terhadap LSM, OKP dan


OKP

2.

Sumber data : Kesbang Pol dan Litmas

2.3.1.20. Otonomi Daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan


daerah, Perangkat daerah, Kepegawaian dan Persandian
a. Otonomi Pemerintah Kabupaten Pinrang
1. Struktur Organisasi Pemerintah Kabupaten
Sejalan dengan pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007,
maka seseuai dengan kebutuhan daerah dan perkembangan yang terjadi
telah ditetapkan sebanyak 811 jabatan struktural dalam lingkup Pemerintah
Kabupaten Pinrang.
Tabel 2.132
Jumlah Jabatan Struktural Pemerintah Kabupaten Pinrang
No.

Uraian

Jumlah

Eselon II.a

Eselon II.b

32

Eselon III.a

60

Eselon III.b

94

Eselon IV.a

466

Eselon IV.b

258

Jumlah

811

Sumber data : Badan Kepegawaian

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 96

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

2. Satuan Kerja Pemerintah Kabupaten


Jumlah Satuan Kerja Pemerintah Kabupaten Pinrang dapat dilihat
berdasarkan tabel berikut.:
Tabel 2.133
Satuan Kerja Pemerintah Kabupaten
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
31.
32.
33.
34.
35.
36.
37.
38.
39.
40.
41.
42.

Sekretariat Daerah
Sekretariat Dewan
Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga
Dinas Kesehatan
Dinas Pekerjaan Umum Daerah
Dinas PSDA
Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Dinas Sosial, Pariwisata dan Kebudayaan
Dinas Kebersihan Pertamanan Kebakaran
Dinas Pertanian dan Peternakan
Dinas Kehutanan dan Perkebunan
Dinas Perhubungan, Informasi dan Komunikasi
Dinas Kelautan dan Perikanan
Dinas Kependudukan dan Catatan Sipil
Dinas Koperasi dan UKM
Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah
Dinas Perindustrian, Perdagangan, Energi dan Mineral
Badan Perencanaan dan Pembangunan Daerah
Badan Lingkungan Hidup
Badan Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan
Badan Pemberdayaan Masyarakat dan Pemerintahan Desa
Badan Penyuluh Pertanian, Peternakan, Perikanan
Badan Pelayanan Perizinan Terpadu & Penanaman Modal
Badan Penanggulangan Bencana Daerah
Inspektorat Kabupaten
Rumah Sakit Umum Lasinrang
Kantor Ketahanan Pangan
Kantor Kesatuan Bangsa Politik dan Perlindungan Masyarakat
Kantor Polisi Pamong Praja
Kantor Perpustakaan Arsip dan Dokumentasi
Kantor Kecamatan Lembang
Kantor Kecamatan Duampanua
Kantor Kecamatan Batulappa
Kantor Kecamatan Cempa
Kantor Kecamatan Patampanua
Kantor Kecamatan Tiroang
Kantor Kecamatan Mattiro Sompe
Kantor Kecamatan Paleteang
Kantor Kecamatan Watang Sawitto
Kantor Kecamatan Mattiro Bulu
Kantor Kecamatan Lanrisang
Kantor Kecamatan Suppa

Sumber data : badan Kepegawaian

b. Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja per 10.000 Penduduk


Secara umum rasio Polisi Pamong Praja per 10.000 penduduk di Kabupaten
Pinrang masih sangat rendah. Peningkatannya pun tergolong rendah, pada
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 97

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

tahun 2009 rasio hanya pada kisaran 0,43 % dan pada akhir tahun 2013 hanya
naik sekitar 4,39 %.
Tabel 2.134
Rasio Jumlah Polisi Pamong Praja Per 10.000 Penduduk
No.

Uraian

1.

Jumlah polisi pamong praja

2.

Jumlah penduduk

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

15

15

38

157

160

342.118 354.652 354.652 360.019 361.293

Rasio jumlah polisi pamong


praja per 10.000 penduduk

0.43

0.43

1.07

4.37

4,39

Sumber data : RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018/ Satpol PP

c. Jumlah Linmas Per Jumlah 10.000 Penduduk


Rasio jumlah Linmas di Kabupaten Pinrang masih sedikit lebih baik dari rasio
Polisi Pamong Praja. Pada tahun 2009 rasio Linmas sebesar 29,63 % dan
pada tahun 2013 justru mengalami penurunan yakni 28,59% atau mengalami
penurunan sebesar 1,04 %. Tabel Rasio tersebut dapat dilihat pada tabel
berikut.
Tabel 2.135
Rasio Jumlah Linmas Per 10.000 Penduduk
No.

Uraian

1
1.

2
Jumlah Linmas

2.

Jumlah penduduk

2009
3
1.040

2010
4
1.040

Tahun
2011
5
1.040

2012
6
1.040

2013
7
1.040

351.042 351.118 354.652 359.040 363.691

Rasio jumlah linmas per 10.000

29.63

29.62

29.32

28.97

28,59

penduduk
Sumber data : RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018

d. Rasio Pos Siskamling Per Jumlah Desa / Kelurahan


Rasio jumlah Pos Siskamling per desa/kelurahan tidak mengalami peningkatan
atau mengalami stagnan tiap tahunnya. Hal tersebut secara detail dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 2.136
Rasio Jumlah Linmas Per 10.000 Penduduk
No.

Uraian

2010
4
312

Tahun
2011
5
312

2012
6
312

2013
7
312

1
1.

2
Jumlah pos siskamling

2009
3
312

2.

Jumlah desa/kelurahan

104

104

104

104

108

Rasio

3.00

3.00

3.00

3.00

2,9

Sumber data : RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 98

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

e. Penegakan PERDA
Rasio penegakan Perda pada tahun 2009 adalah sebesar 4 Penegakan dan
pada tahun 2013 sebesar 3 tindakan. Peningkatan dapat dilihat pada kurun
waktu 2009 ke 2010 yakni 14 tindakan penegakan.Secara lebih detail, data
tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.137
Rasio Penegakan Perda
No.

Uraian

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

1.

Jumlah Penyelesaian Penegakan Perda

14

2.

Jumlah Pelanggaran Perda

14

100

100

100

100

100

Rasio
Sumber data : RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018

f.

Cakupan Patroli Petugas Satpol PP


Cakupan patroli petugas Satpol PP cenderung berada pada angka yang
stagnan. Data menunjukkan bahwa pada tahun 2009 angka yakni 4 cakupan
dan pada tahun 2013 juga pada angka 4 cakupan. Peningkatan signifikan
hanya terjadi pada kurun waktu 2010 ke 2011 yakni dari 6 ke 14 angka
cakupan. Secara lebih detail, data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.138
Jumlah Ckupan Patrol Petugas PP

No.

Uraian

1.

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

14

Jumlah Patroli petugas satpol PP


pemantauan dan penyelesaian
pelanggaran K3 dalam 24 jam

Sumber data : RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018

g. Tingkat

Penyelesaian

Pelanggaran

K3

Ketertiban,

Ketentraman,

keindahan)
Tingkat penyelesaian pelanggaran K3 (ketertiban, ketentraman dan keindahan)
untuk tahun 2009 sebesar 4 pelanggaran dan pada tahun 2013 sebesar
sebesar 5 pelanggaran.

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 99

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019


Tabel 2.139
Rasio Tingkat Penyelesaian Pelanggaran K3
No.

Uraian

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

1.

Jumlah Penyelesaian pelanggaran K3

14

14

2.

Jumlah pelanggaran K3

14

14

100

100

100

100

100

Rasio
Sumber data : RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018

h. Petugas Perlindungan Masyarakat (Linmas) di Kabupaten Pinrang


Jumlah Petugas perlindungan masyarakat di Kabupaten Pinrang tiap tahunnya
menunjukkan jumlah yang sama. Hal tersebut disebabkan oleh perekrutan
terus dilakukan jika ada petugas yang berhalangan tetap (meninggal dunia atau
mengundurkan diri).
Tabel 2.140
Petugas Perlindungan Masyarakat
Tahun
No.

Uraian

2009

2010

2011

2012

2013

1.040

1.040

1.040

1.040

1.040

Jumlah petugas perlindungan


1.

masyarakat
Sumber data : RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018

2.3.1.21. Ketahanan Pangan


a. Regulasi Ketahanan Pangan
Regulasi ketahanan pangan daerah untuk Kabupaten Pinrang adalah 1
peraturan dan setelahnya belum ada penambahan sehingga pada tahun 2013
tetap 1 peraturan.
Tabel 2.141
Regulasi Ketahanan Pangan
Tahun
No.

1
1.

Uraian

2
Regulasi Ketahanan Pangan

Satuan

3
Dokumen

2009

2010

2011

2012

2013

Sumber data : Kantor Ketahanan Pangan

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 100

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

b. Ketersediaan Pangan Utama


Dari data dibawah ini memperlihatkan bahwa ketersediaan pangan utama
(beras) di Kabupaten Pinrang mengalami surplus dari kebutuhan komsumsi
penduduk Kabupaten Pinrang.
Tabel 2.142
Ketersediaan Pangan Utama
Tahun
No.

Uraian

Satuan

2009

2010

2011

2012

2013

1.

Rata-rata komsumsi beras

Kg/Kap/Tahun 111,9 109,7 106,4 104,8 102,5

2.

Komsumsi beras penduduk

Kg/Tahun

125

123

121

118

115

3.

Ketersediaan pangan utama

79,6

80,1

82,8

86,6

88,0

Sumber Data : Kantor Ketahanan Pangan

2.3.1.22. Pemberdayaan Masyarakat dan Desa

a. Rata Rata Jumlah Kelompok Binaan Lembaga Pemberdayaan Masyarakat


(LPM )
Rata-rata jumlah kelompok binaan lembaga pemberdayaan masyarakat pada
tahun 2009 sampai 2013 dapat dilihat berdasarkan data sebagai berikut :
Tabel 2.143
Rata-rata Jumlah Kelompok Binaan LPM
Tahun
No.

Uraian

2009

2010

2011

2012

2013

1.

Jumlah LPM

104

104

106

106

106

2.

Jumlah KLP binaan LPM

208

312

318

318

318

3.

Rata-rata jumlah LPM

2.00

3.00

3.00

3.00

3.00

Sumber data : RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018

b. Rata Rata Jumlah Kelompok Binaan PKK


Rata-rata jumlah kelompok binaan PKK selama kurun waktu lima tahun
mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2009 sebesar 2.297 dan pada
tahun 2013 sebesar 2.344

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 101

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019


Tabel 2.144
Rata-rata Jumlah Kelompok Binaan PKK

No.

Uraian

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

1.

Jumlah PKK

2.297 2.152 2.344 2.344 2.344

2.

Jumlah Kelompok Binaan

8.874 9.362 8.098 4.160 4.160

3.

Rata-rata jumlah Kelompok

3.86

4.33

3.45

1.77

1.77

Binaan
Sumber data : RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018

c. Jumlah LPM Berprestasi


Persentase jumlah LPM yang berprestasi setiap tahunnya tidak mengalami
perubahan atau mengalami stagnan. Di tahun 2009-2013 LPM yang berhasil
tiap tahunnya hanya 12 LPM.
Tabel 2.145
Jumlah LPM Berprestasi
No.

Uraian

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

1.

Jumlah LPM

104

104

104

104

108

2.

Jumlah LPM berprestasi

12

12

12

12

13

3.

LPM berprestasi (%)

11.54 11.54 11.54 11.11 12,03

Sumber data : RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018

d. PKK Aktif
Persentase jumlah PKK aktif dari tahun 2009 sebesar 80 % dan pada tahun
2013 sebesar 81 %, artinya kenaikannya hanya sekitar 1 %.
Tabel 2.146
Persentase PKK Aktif Kabupaten Pinrang
Tahun
No.

Uraian

2009

2010

2011

2012

2013

1.

Jumlah PKK

2.297 2.152 2.344 2.344 2.344

2.

Jumlah PKK aktif

1.838 1.722 1.899 1.899 1.899

3.

PKK aktif (%)

80

80

81

81

81

Sumber data : RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 102

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

e.

Posyandu Aktif
Persentase jumlah posyandu aktif didukung dengan meningkatnya kesadaran
masyarakat tentang arti kesehatan. Berdasarkan data yang dapat dilihat
bahwa di tahun 2009 posyandu yang aktif sekitar 90.37 % dan di tahun 2013
meningkat menjadi 96,88 %. Berikut tabel dibawah ini :
Tabel 2.147
Persentase Posyandu Aktif
No.

Uraian

1
1.

2
Total posyandu

2.

Jumlah posyandu aktif

3.

Posyandu aktif (%)

2009
3
353

2010
4
354

Tahun
2011
5
363

2012
6
353

2013
7
353

319

349

342

342

342

90.37

98.59

94.21

96.88

96.88

Sumber data : RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018

f.

Swadaya Masyarakat Terhadap program Pemberdayaan Masyarakat


Swadaya masyarakat terhadap program pemberdayaan masyarakat cenderung
mengalami penurunan yang dapat dilihat pada tabel dibawah ini :
Tabel 2.148
Persentase Swadaya Masyarakat Terhadap Program
Pemberdayaan Masyarakat
Tahun
No.

Uraian

1
1.

2
Nilai swadaya masyarakat (%)

2009

2010

2011

2012

2013

17.60

4.08

2.502.02

2,87

3,04

Sumber data : RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018

g. Pemeliharaan Pasca Program Pemberdayaan Masyarakat


Tabel 2.149
Persentase Pemeliharaan Pasca Program Pemberdayaan Masyarakat
Tahun
No.

1
1.

Uraian

2
Nilai swadaya masyarakat (%)

2009

2010

2011

2012

2013

2.48

1.99

2,02

17.32 4.06

Sumber data : RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 103

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

2.3.1.23. Kearsipan
a.

Peningkatan Sumber daya Manusia Pengelola Kearsipan


Angka pengelolaan kearsipan menunjukkan angka yang relatif rendah. Pada
tahun 2010 terdapat 40 orang staf pengelola atau sebesar 3 % dan meningkat
pada tahun 2013 sebesar 45 orang atau sekitar 8 %. Secara lebih detail dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.150
Peningkatan Sumber Daya Manusia Pengelola Kearsipan
No.

Bidang / urusan

Satuan

1.

Pengelolaan arsip secara


baku

2.

Peningkatan SDM
pengelolaan kearsipan

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

10

orang

40

41

45

Sumber data :Kantor Perpustakaan & Arsip

Komunikasi dan Informatika


a.

Jumlah Penyiaran Radio / TV Lokal


Dari data dibawah ini terlihat bahwa selama kurun waktu lima tahun (20092013) jumlah lembaga penyiaran di Kabupaten Pinrang tidak mengalami
pertumbuhan dengan jumlah penyiaran yang ada sebanyak 10.
Tabel 2.151
Jumlah Lembaga Penyiaran

No.

Bidang / urusan

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

1.

Televisi

2.

Radio swasta

3.

Radio publik

4.

Radio komunitas

Jumlah

10

10

10

10

10

2.3.1.24. Perpustakaan
Setiap tahunnya mulai 2009 hingga 2013 jumlah perpustakaan, pengunjung
perpustakaan dan jumlah koleksi buku diperpustakaan mengalami peningkatan.
Berikut jumlah Perpustakaan, Pengunjung dan Koleksi Buku Perpustakaan untuk
kurun waktu 2009-2013 dalam bentuk tabel di bawah ini:
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 104

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

Tabel 2.152
Jumlah Perpustakaan, Pengunjung dan Koleksi Buku Perpustakaan
No.

Bidang / urusan

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

43

60

69

77

81

1.

Jumlah Perpustakaan

2.

Jumlah Pengunjung

4.395

5.743

16.477

20.248

17.313

3.

Jumlah Koleksi Buku

16.295

18.028

20.041

21.610

23.349

Sumber data :Kantor Perpustakaan & Arsip

2.3.2. Fokus Layanan Urusan Pilihan


Fokus layanan Urusan Pilihan diarahkan pada urusan pertanian, kehutanan, energi
sumber daya mineral, pariwisata, kelautan dan perikanan, perdagangan, industri
dan ketransmigrasian.

2.3.2.1. Pertanian
a. Produktivitas Padi atau bahan Pangan Utama Lokal lainnya
Produktivitas bahan pangan utama lainnya di Kabupaten Pinrang menunjukkan
perkembangan yang bervariasi dari tahun ke tahun karena dipengaruhi oleh
kondisi/iklim yang terjadi dan juga oleh hama.
Tabel 2.153
Produktivitas Padi atau Bahan Pangan Utama Lokal Lainnya (ton/pertahun)
No.

Bidang / urusan

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

1.

Padi

506.970

512.313

519.670

578.488

605.785

2.

Jagung

81.581

93.582

75.005

87.832

94.940

3.

Ubi

6.528

8.143

8.927

8.347

7.242

Kedelai

1.162

1.076

862

1.799

220

Sumber data :BPS, Pertanian & Peternakan

b. Kontribusi Sektor Pertanian dan Perkebunan Terhadap PDRB


Kontribusi sektor pertanian dan perkebunan terhadap PDRB menunjukkan
angka yang fluktuatif dari tahun ke tahun. Dari sektor pertanian kontribusinya
sebesar 56,50% dan pada tahun 2013 menurun menjadi 53,56 %. Sementara
di sektor perkebunan kontribusinya sebesar 201,39% dan pada tahun 2013
meningkat secara signifikan yakni sebesar 274,07 %.

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 105

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019


Tabel 2.154
Kontribusi Sektor Pertanian dan Perkebunan Terhadap PDRB
No.

Bidang / urusan

Tahun

1.

Sektor Pertanian ( % )

2.

Sektor Perkebunan ( % )

2009

2010

2011

2012

2013

56.50

55.32

55.04

54.13

53.86

201,39

242,95

263,15

268,61

274,07

Sumber data :BPS, Pertanian, perkebunan

c. Produksi Daging ( Kg) dari berbagai komoditas ternak di Kab. Pinrang


Kebutuhan akan produksi daging, khususnya daging sapi di Kab. Pinrang
semakin meningkat

sejalan dengan perkembangan dan kebutuhan rumah

tangga maupun pedagang/pengusaha/warung makanan, demikian pula dengan


kebutuhan daging ayam

potong, buras dan ayam petelur juga meningkat

tajam.
Tabel 2.155
Produksi Daging ( Kg) Dari Berbagai Komoditas Ternak di Kab. Pinrang
2009
3

2010
4

Tahun
2011
5

219.000

297.000

242.000

135.000

176.000

14.000

14.000

5.000

22.000

5.000

4.000

36.000

36.000

75.000

44.000

20.000

37.000

7.000

17.000

5.000

Ayam Ras Pedaging

7.000

22.000

22.000

15.000

20.000

Itik

9.000

15.000

10.000

11.000

9.000

No.

Bidang / urusan

1
1.

2
Sapi

2.

Kerbau

3.

Kambing

Ayam Buras

6
7

2012
6

2013
7

Sumber data :BPS, Pertanian dan Peternakan

2.3.2.2. Kehutanan
a. Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis
Kondisi kerusakan hutan dan lahan di Kabupaten Pinrang sedikit mengalami
peningkatan kualitas melalui penanganan Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis,
dimana pada tahun 2012 program penanganan lahan kritis seluas 13.851 dan
2013 dialokasikan seluas13.851Ha dan pada kegiatan ini dilakukan dengan
kerjasama lintas sektor antara Pemerintah Pusat, Provinsi dan Kabupaten.
Berdasarkan Data Dinas Kehutanan Provinsi Sulawesi Selatan menunjukkan
bahwa pada tahun 2008 rehabilitasi hutan sebesar 540 Ha dan pada tahun
2012 mencapai 4,058 Ha.
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 106

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019


Tabel 2.156
Rehabilitasi Hutan dan Lahan Kritis
No.

Bidang / urusan

1.

Luas Hutan dan Lahan Kritis


yg direhabilitasi ( Ha )

2.

Luas Total hutan dan Lahan


Kritis ( Ha )

3.

Rehabilitasi Hutan dan Lahan


Kritis ( % )

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

3,300

3,140

3,687

4,058

4.429

13.851

13.851

13.851

13.851

13.851

23,82

22,67

26,62

29,30

31,98

Sumber data : RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018

b. Kerusakan Kawasan Hutan


Luas kerusakan hutan di Kabupaten Pinrang kurun waktu 2008 2012
cenderung mengalami penurunan, berdasarkan data Dinas Kehutanan Provinsi
Sulawesi menunjukkan bahwa pada tahun 2008 kerusakan hutan yang terjadi
di Kabupaten Pinrang seluas 26,577 Ha dan pada tahun 2012 sisa sekitar
15,750 Ha dari Total / Luas Kawasan Hutan Kabupaten Pinrang sekitar 71,605
Ha
Tabel 2.157
Kerusakan Kawasan Hutan
No.

Bidang / urusan

1.

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

26,037

22,737

19,437

15,750

12,837

71,605

71,605

71,605

71,605

71,605

36,36

31,75

27,14

22,00

17,93

Luas Kerusakan kawasan


Hutan

2.

Luas Kawasan Hutan ( Ha)

3.

Kerusakan Kawasan Hutan


(Ha)

Sumber data : RPJMD Sulawesi Selatan 2013-2018

c. Kontribusi sektor Kehutanan terhadap PDRB


Kontribusi sektor kehutanan terhadap PDRB Kabupaten Pinrang cenderung
mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2009 kontribusinya
sebesar 70,27 % atau sebesar 179,55 M dan pada tahun 2013 menjadi 54,28
% atau sebesar 268,61 M.

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 107

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019


Tabel 2.158
Kontribusi Sektor Kehutanan Terhadap PDRB
No.

Bidang / urusan

1.

2.

3.

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

179, 55

201,39

242,95

263,15

268,61

255,49

307,17

361,72

425,02

494,81

70,27

65,56

67,16

61,91

54,28

Jumlah kontribusi PDRB dari


Sektor Kehutanan (milyar)

Jumlah PDRB ( milyar)


Kontribusi Sektor Kehutanan
terhadap PDRB ( % )

Sumber data :BPS,

2.3.2.3. Energi dan Sumber Daya Mineral


a. Pertambangan Tanpa Izin
Sampai saat ini izin pertambangan di Kabupaten Pinrang semakin diperketat
yang bertujuan untuk menghindari tyerjadinya penambanganpenambangan
liar, dan sampai saat Pemerintah Kabupaten Pinrang santiasa melakukan
pembinaan, penertiban dan pencegahan terjadinya penambangan liar .
Tabel 2.159
Pertambangan Tanpa Izin
Tahun
No.

Bidang / urusan

1.

Luas Penambangan Liar


yang ditertibkan ( Ha )

2.

Luas Areal; Penambagan liar


( Ha )

3.

Pertambangan Tanpa Ijin (%)

2009

2010

2011

2012

2013

18.5

10.8

5.9

8.00

56.4

45.6

39.7

31.7

42.3

34.2

29.8

23.8

Sumber data :BPS,

b. Kontribusi Sektor Pertambangan Terhadap PDRB


Kontribusi sektor Pertambangan terhadap

Produk Domistik Regional Bruto

(PDRB ) di Kabupaten Pinrang mengalami penurunan setiap tahunnya dari


0,88 % pada tahun 2009 menjadi 98 % pada tahun 2013. Walaupun sektor
pertambangan bukan menjadi sektor unggulan namun kotribusinya terhadap
PDRB diharapkan bisa lebih meningkat.

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 108

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019


Tabel 2.160
Kontribusi Sektor Pertambangan Terhadap PDRB
Tahun

No.

Bidang / urusan

1.

Kontribusi Sektor Pertambangan


terhadap PDRB (% )

2009

2010

2011

2012

2013

0.88

0.87

0.95

0.98

0.98

Sumber data :BPS,

2.3.2.4. Pariwisata
e. Kunjungan Pariwisata
Perkembangan Kepariwisataan di Kabupaten Pinrang belum sepenuhnya dapat
memberikan kontribusi terhadap PDRB karena objek kepariwisataan baru bisa
dikunjungi oleh wisatawan domestik , sedangkan untuk kunjungan wisatawan
asing masih sangat rendah.
Tabel 2.161
Kunjungan Pariwisata
Tahun
No.

Bidang / urusan

1
1.

2009

2010

2011

2012

2013

20.630

19.273

19.272

2
Kunjungan Wisata (orang)

Sumber data :BPS,

Kontribusi Sektor Pariwisata terhadap PDRB


Tabel 2.162
Kontribusi Sektor PariwisataTterhadap PDRB
No.

Tahun

Lapangan
Usaha

2009

2010

2011

2012

2013

1
1.

Hotel

272,94

284,99

313,77

410,39

507,01

2.

Restoran

349,59

392,18

462,46

570,19

677,92

3.

Hiburan dan

272,75

312,78

356,02

457,22

537,04

Rekreasi
Total ( Juta
Rp )
Rata-rata %

56.850.000 58.650.000 58.650.000 74.340.000 85.000.000


298,42

329,96

377,42

457,22

537,04

Sumber data :BPS,

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 109

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

2.3.2.5. Perikanan dan Kelautan


a. Produksi Perikanan
Produksi Sektor Perikanan Kabupaten Pinrang untuk kurun waktu 2009 2014
mengalami peningkatan, dimana pada tahun 2009 produksi ikan mencapai
31,002.92 ton dan pada tahun 2014 mencapai 42,710.20 ton

yang meliputi

perikanan tangkap, perikanan darat, dan perikanan laut.


Tabel 2.163
Produksi Perikanan
No.

Lapangan Usaha

1.

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

Jumlah Produksi
perikanan tangkap

11,609.80 11,646.73 11,768.13 11.907.22 12,082.90

(ton)
2.

Jumlah produksi
perikanan

19,393.12 24,126.40 29,010.11 28,849.30 30,627.30

budidaya ( ton )
Sumber data :BPS, Perikanan dan Kelautan

c. Komoditi Unggulan
Komoditi unggulan Kabupaten Pinrang antara lain udang, ikan banden, rumput
laut yang merupakan komoditi primadona dan punya prospek yang cukup cerah
untuk dikembangkan dengan penerapan teknologi. Pada tahun 2009 produksi
udang mencapai 2,561.12 Ton dan pada tahun 2013 sebanyak 3,796.60 ton,
Ikan bandeng pada tahun 2009 produksinya sekitar 15,812.34 ton, dan pada
tahun 2013 sekitar 17,453.70 ton dan untuk rumput laut produksinya pada tahun
2009 sekitar 440 ton, dan pada tahun 2013 mencapai3,659.90 ton.
Tabel 2.164
Komoditi Unggulan
No.

Tahun

Bidang /
Urusan

2009

2010

2011

2012

2013

1.
2.

Udang ( ton )
Ikan Bandeng
( Ton )
Rumput Laut (
ton )

3.

2,561.12

3,314.10

3,487.40

3,685.20

3,796.60

15,812.34

17,762.20

17,265.13

17,346

17,453.70

440

2,458.50

3,856.80

3,890.20

3,659.90

Sumber data :BPS, Perikanan dan Kelautan

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 110

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

d. Konsumsi Ikan
Konsumsi ikan di Kabupaten Pinrang cenderung meningkat setiap tahunnya.
Konsumsi ikan pada tahun 2009 mencapai 39.70 Kg dan pada tahun 2013
mencapai 41.87 Kg, artinya mengalami peningkatan sekitar 2.17 Kg.
Peningkatan komsumsi ini karena upaya pemerintah dalam mencanangkan
program gemar makan ikan sebagai upaya meningkatkan komsumsi protein
yang berasal dari ikan.
Tabel 2.165
Konsumsi Ikan
No.

Bidang / Urusan

2009
3
39.70

Tahun
2010
2011
4
5
40.90
41.00

1
1.

2
Jumlah Konsumsi Ikan (Kg)

2.

Target Daerah

( Kg )

40.64

40.77

3.

Konsumsi ikan

(% )

97.69

100.32

2012
6
41.52

2013
7
41.87

40.90

41.13

41.26

100.24

100.95

101.48

Sumber data :BPS, Perikanan dan Kelautan

e. Cakupan Bina Kelompok Nelayan


Cakupan bina kelompok nelayan yang mendapatkan pembinaan mengalami
peningkatan yakni pada tahun 2009 sebanyak 12 kelompok dan pada tahun
2013 sebanyak 128 kelompok binaan, persentase kelompok yang dibina pada
tahun 2009 sebesar 6,22 % dan pada tahun 2013 mencapai 46,55 dengan rata
rata kenaikan sekitar 25,42 %
Tabel 2.166
Cakupan Bina Kelompok Nelayan
No.

Bidang / Urusan

1.

Jumlah Kelompok Nelayan


yang dibina

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

12

31

61

94

128

2.

Jumlah kelompok di daerah

193

214

250

265

275

3.

% Kelompok yang dibina

6.22

14.49

24.40

35.47

46.55

Sumber data :BPS, Perikanan dan Kelautan

f.

Produksi Perikanan Kelompok Nelayan


Jumlah produksi ikan untuk nelayan pembudidaya sekitar 72,91 ton dari total
produksi sekitar 11.292,00 atau sekitar 0,65 % produksi kelompok nelayan
pada tahun 2009 sedangkan pada tahun 2014 jumlah produksi ikan untuk
kelompok nelayan (pembudidaya sekitar 7.141,25 ton sedangkan total produksi
ikan sekitar 11.808,06 ton pada tahun 2014 atau sekitar 60,48 %

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 111

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

Tabel 2.167
Produksi Perikanan Kelompok Nelayan
Tahun

No.

Bidang / Urusan

1.

Jumlah Produksi
ikan kelompok
nelayan
(Pembudidaya )
(Ton)
Jumlah Produksi
Ikan di daerah
(Ton )
Produksi Perikanan
Kelompok Nelayan
(%)

2.

3.

2009

2010

2011

2012

2013

2,817.84

4,398.35

7,141.25

72.91

188.34

11,292.00 11,425.25 11,547.31 11,674.08 11,808.06

0.65

1.65

24.40

37.68

60.48

Sumber data :BPS, Perikanan dan Kelautan

2.3.2.6. Perdagangan
a. Kontribusi Sektor Perdagangan terhadap PDRB
Tabel 2.168
Kontribusi Sektor Perdagangan Terhadap PDRB
No.
1
1.

Uraian

3.

2
Perdagangan, Hotel dan
Restoran ( milyar )
Industri Pengolahan
(milyar)
Pertambangan

Konsumsi rumah tangga

2.

Tahun
2011
2012
2013
5
6
7
329.308 374.507 374.507
(12.14%) (12.75%) (12.75%)
143.286 155.480 155.480
(5.28%
(5.29%)
(5.29%)
25.703
28.894
28.894
(0.95%)
(0.98%)
(0.98%)
-

2009
2010
3
4
269.286 291.401
(11.29%) (11.51%)
108.197 132.704
(4.54%)
(5.24%)
21.057
22.136
(0.88%)
(0.87%)
-

Sumber data :BPS,

b. Ekport Bersih Perdagangan


Sampai saat ini Kabupaten Pinrang belum memiliki komoditi berdasarkan
ekspor bersih perdagangan.
Tabel 2.169
Tabel Ekport Bersih Perdagangan
No.

Uraian

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

1.

Ekport ( Juta Rp )

2.

Import ( juta Rp )

3.

SURPLUS ( JUTA Rp )

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 112

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

2.4.

Aspek daya Saing Daerah

Daya saing daerah merupakan salah satu aspek tujuan penyelenggaraan otonomi
daerah sesuai dangan potensi, kekhasan dan unggulan daerah. Suatu daya saing
merupakan salah satu faktor kunci keberhasilan pembangunan ekonomi yang
berhubungan dengan tujuan pembangunan daerah dalam mencapai tingkat
kesejahteraan yang tinggi dan berkelanjutan.

2.4.1. Kemampuan Ekonomi Daerah


Meskipun secara data kependudukan Kabupaten Pinrang mata pencaharian
Masyarakat Kabupaten Pinrang di Sektor pertanian masih menjadi lapangan kerja
terbesar (56,50%) tahun 2009, dibandingkan sektor Industri (3,95%) dan
Perdagangan (12,67 %). Namun Potensi sektor pertanian masih menjadi yang
paling besar dibanding dengan sektor-sektor lain sebagai sektor penyedia lapangan
kerja Kabupaten Pinrang kesempatan kerja berasal dari sektor pertanian, diikuti
perdagangan, industri, dan jasa-jasa. Sektor pertanian merupakan penyedia utama
kebutuhan pangan masyarakat yang merupakan kebutuhan dasar dan hak asasi
manusia. Sektor pertanian juga menyediakan pasar yang sangat besar untuk
produk manufaktur karena jumlah penduduk perdesaan yang besar dan terus
mengalami peningkatan.
Dengan demikian, sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang paling efektif
untuk mengentaskan kemiskinan di wilayah perdesaan melalui peningkatan
pendapatan mereka yang bekerja di sektor pertanian. Kemampuan ekonomi daerah
dalam kaitannya dengan daya saing daerah adalah bahwa kapasitas ekonomi
daerah harus memiliki daya tarik (attractiveness) bagi pelaku ekonomi yang telah
berada dan akan masuk ke suatu daerah untuk menciptakan multiflier effect bagi
peningkatan daya saing daerah.
Kondisi perekonomian Kabupaten Pinrang kurung waktu 20092013 tumbuh cukup
baik dengan rata-rata pertumbuhan ekonomi sekitar 7,55% pertahun dengan
capaian pada tahun 2009 pertumbuhan ekonomi mencapai 7,65%, pada tahun
2010 mencapai 6,23%, tahun 2011 mencapai 7,12%, tahun 2012 mencapai 8,12 %
dan pada tahun 2013 dicapai 8,72%. Untuk PDRB Kabupaten Pinrang berdasarkan
Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) di tahun 2009 mencapai Rp. 12.798.916 dan
pada tahun 2013 dengan capaian Rp. 21.500.000.
2.4.1.1. Otonomi daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat daerah, Kepegawaian dan Persandian
a. Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per kapita
Sebagian besar pendapatan masyarakat di Kabupaten Pinrang dipergunakan
untuk keperluan komsumsi makanan, dimana rata-rata pengeluaran konsumsi
RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 113

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

rumah tangga perkapita sebulan untuk komsumsi makanan, sedangkan yang


mengarah ke komsumsi non makanan masih dibawah komsumsi makanan
namun telah mengalami pergeseran sedikit demi sedikit yang menandakan
peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Tabel 2.170
Persentase Pengeluaran Komsumsi Rumah Tangga Per Kapita
No.

Uraian

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

1.

Total pengeluaran RT pangan

41.443

44.063

40.465

42.178

43.837

2.

Jumlah RT

77.988

79.580

81.914

86.840

91.766

Persentase

53,14

55,37

49,40

48,57

47,77

Sumber data :BPS,

b. Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Per Kapita


Pengeluaran Konsumsi Non Pangan Per Kapita menunjukkan persentase
peningkatan meskipun pada angka yang relatif rendah. Pada tahun 2009
menunjukkan angka 46,86 % dan pada tahun 2013 di angka 52,26 %. Secara
lebih detail dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.171
Persentase Pengeluaran Konsumsi Rumah Tangga Per Kapita
No.

Uraian

1.

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

35.516

41.448

44.662

47.957

Total pengeluaran RT Non


36.545
pangan

2.

Jumlah RT
Persentase (%)

77.988

79.580

81.914

86.840

91.766

46,86

44,63

50,60

51,43

52,26

Sumber data :BPS,

c. Produktivitas Total Daerah


Untuk mengukur kemampuan ekonomi dapat dilihat dari produktivitas total
daerah

masing-masing

sektor

lapangan

usaha

PDRB.

Ini

dapat

menggambarkan seberapa besar tingkat produktivitas dalam meningkatkan


atau mendorong perekonomian di Kabupaten Pinrang.

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 114

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019


Tabel 2.172
Produktivitas Per Sektor
N
o.

Uraian

1.

2009
Rp
Milyar

2010
Rp
Milyar

2011
Rp
Milyar

2012
%

Rp Milyar

2013
Rp
Milyar

10

11

2.539.541,90

56.50

2,927,094.46

55.32

3,421,853,09

55.04

3,917,694.60

54.13

4.376.000,73

37,586.13

0.84

41,602.24

0.79

51,593.44

0.83

63,689.98

0.88

1.587.200,00

177,386.13

3.95

228,382.71

4.32

263,343.81

4.24

300,424.50

4.15

339.290,00

28,298.56

0.63

37,731.46

0.71

41,280.05

0.66

46,717.01

0.64

56,480,00

179,096.09

3.99

196,112.18

3.71

241,604.07

3.89

287,240.70

3.97

0.730,00

569,107.20

12.67

639,929.97

12.10

947,253.84

12.36

947,253.84

13.09

336.370,00

172,402.89

3.84

224,335.13

4.24

330,726.97

4.57

330,726.97

4.57

386.760,00

178,039.03

3.96

242,468.27

3.89

291,527.90

3.90

291,527.90

4.29

353.560,00

612,252.97

13.63

789,860.87

14.93

905,235.95

14.56

1,052.253.23

14.54

1.208.920.00

PDRB (atas
dasar harga
berlaku)
Pertanian
Pertambangan
dan Penggalian
Industri
Pengolahan
Listrik, Gas dan
Air bersih
Konstruksi
Perdaganagan,
Hotel dan
Restoran
Pengangkutan
dan Komunikasi
Keuangan,
Sewa dan Jasa
Perusahaan
Jasa-jasa

Jumlah

7.344

Angkatan Kerja

15.716

13.884

13.238

52,07

Sumber data :BPS,

d. Nilai Tukar Petani


Nilai Tukar Petani (NTP) dapat diukur dari besarnya indeks yang diterima
petani dengan jumlah indeks yang diterima petani. Pada indikator NTP di
Kabupaten

Pinrang

dengan

melihat

tabel

dibawah

ini

menunjukkan

peningkatan yang disebabkan oleh tingginya produksi komoditas pertanian


khususnya padi sawah, sementara, harga sarana pertanian terutama pupuk
dan harga barang jasa yang relatif stabil. Ini menjadikan kenaikan indeks harga
hasil produksi pertanian lebih tinggi jika dibandingkan harga barang dan jasa
yang dibutuhkan oleh petani, sehingga petani mengalami keuntungan

dari

usaha tani tersebut dan tercapainya perbaikan daya beli.


Tabel 2.173
Nilai Tukar Petani
No.

Uraian

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

1.

Indeks yang diterima petani (It)

2.

Indeks yang dibayar petani (Ib)

Nilai tukar petani

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 115

%
1
2

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

2.4.2. Fokus Fasilitas Wilayah / Infrastruktur


2.4.2.1. Perhubungan
a. Rasio Panjang Jalan Per Jumlah Kendaraan
Tabel 2.174
Rasio panjang jalan per jumlah kendaraan
No.

Uraian

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

1.

Panjang jalan

724,60

724,60

863,9

863,9

863,9

2.

Jumlah kendaraan
(mobil)

199.129

120.213

121.715

122.978

124.167

Rasio

0,004

0,006

0,007

0,007

0,0069

Sumber data : RPJMD Prov Sul Sel

2.4.2.2. Penataan Ruang


a. Ketaatan Terhadap RTRW
Persentase realisasi RTRW terhadap rencana peruntukan RTRW dapat dilihat
dari tabel berikut ini :
Tabel 2.175.
Ketaatan Terhadap RTRW
No.

Uraian

1.

Realisasi RTRW

2.

Rencana peruntukan

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

588,53

686,62

784,70

882,80

980,89

1.961,77 1.961,77 1.961,77 1.961,77 1.961,77

RTRW
Rasio (1/2)

0,30

0,35

0,40

0,45

0,50

Sumber data : RTRW Kab. Pinrang

b. Wilayah Produktif
Persentase luas wilayah produktif terhadap luas seluruh wilayah budidaya
sebesar 0,83 % pada tahun 2009 dan pada tahun 2013 menjadi 0,84.
Tabel 2.176
Wilayah Produktif
No.
1
1.
2.

Uraian
2
Luas wilayah produktif
(Km2)
Luas seluruh wilayah
budidaya (Km2)
Rasio (%)

2009
3
930,96

2010
4
931,44

Tahun
2011
5
931,63

2012
6
932,63

2013
7
939,18

1.123,47 1.123,47 1.123,47 1.123,47 1.123,47


0,83

0,83

0,83

0,83

0,84

Sumber data : RTRW kab. Pinrang

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 116

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

c. Luas Wilayah Industri


Luas wilayah industri di Kabupaten Pinrang merupakan realisasi luas wilayah
industri terhadap luas rencana budidaya sesuai dengan RTRW. Persentase
luas wilayah industri di Kabupaten Pinrang dapat diurai menurut tabel berikut ;
Tabel 2.177
Persentase Wilyah Industri
No.
1
1.
2.

Uraian
2
Luas wilayah industri
(Km2)
Luas seluruh wilayah
budidaya (Km2)
Rasio (1/2)

2009
3

2010
4

Tahun
2011
5

2012
6

2013
7

9,545

9,61

9,62

9,63

9,64

1.123,47

1.123,47

1.123,47

1.123,47

1.123,47

0,0085

0,0086

0,0086

0,0086

0,0086

2012
6
8.367

2013
7
8.287

Sumber data : RPJMD Prov Sul Sel

d. Luas Wilayah Banjir


Persentase luas wilayah banjir
Tabel 2.178
Persentase Luas Wilayah Banjir
No.

Uraian

1
1.

2
Luas wilayah kebanjiran

2.

Luas seluruh wilayah


budidaya
Rasio (1/2)

2009
3
8.450

2010
4
8.500

Tahun
2011
5
8.412

112.347

112.347

112.347

112.347

112.347

0.075

0,076

0.075

0.074

0.074

Sumber data : Data Diolah RTRW Kab. Pinrang

e.

Luas Wilayah Perkotaan


Persentase luas wiyah perkotaan dari seluruh wilayah budidaya
Tabel 2.179
Persentase Luas Wilayah Perkotaan
No.

Uraian

1.

Luas wilayah perkotaan

2.

Luas seluruh wilayah

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

1.082

1.093

1.099

1.110

1.121

112.347

112.347 112.347 112.347 112.347

0,01

0,01

budidaya
Rasio (1/2)

0,01

0,01

0,01

Sumber data : Data Diolah RTRW Kab. Pinrang


RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 117

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

2.4.2.3. Otonomi daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan


Daerah, Perangkat daerah, Kepegawaian dan Persandian

a. Tabel Jenis dan Jumlah Bank dan Cabang


Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam
bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit
dan/atau bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat. Dari
jenisnya dapat dibagi dalam dua kelompok yaitu Bank Umum dan Bank
Perkreditan Rakyat (BPR) yang masing-masing terdiri dari Bank Konvensional
dan Bank Syariah. Berikut adalah tabel jenis dan jumlah bank di Kabupaten
Pinrang.
Tabel 2.180
Jenis dan Jumlah Bank
No.

Uraian

1.

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

Konvensional

Syariah

Konvensional

Syariah

Bank Umum

2.

Bank Perkreditan Rakyat (BPR)

Sumber data : BPS

b. Tabel Jenis Kelas dan Jumlah Penginapan / Hotel


Jumlah hotel, kamar dan tempat tidur di Kabupaten Pinrang secara detail dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 2.181
Jumlah Hotel, Kamar dan Tempat Tidur
No.

Uraian

1.
2.

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

Jumlah Hotel (unit)

10

10

10

10

Jumlah Kamar (unit)

156

171

175

169

204

Jumlah Tempat Tidur (buah)

286

277

290

246

306

3.

Sumber data : BPS

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 118

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

2.4.2.4. Lingkungan Hidup


a. Persentase Rumah Tangga ( RT ) yang Menggunakan Air Bersih
Air bersih sangat krusial dan esensial dalam peningkatan derajat kesehatan
penduduk agar dapat hidup lebih sehat dan terkait pula dengan pola hidup
yang bersih, baik itu lingkungan maupun sumber air.
Tabel 2.182
Persentase Rumah Tangga (RT) Yang Menggunakan Air Bersih
No.

Sumber Air Bersih

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

1.

Leding (perpipaan)

3.484

3.639

4.177

4.678

4.915

2.

Sumur terlindungi

30.239

3.259

32.306

32.955

33.829

3.

Sumur tidak terlindungi

4.511

4.073

3.719

3.692

3.548

4.

Mata air terlindungi

3.799

3.816

3.795

3.723

3.723

5.

Mata air tidak terlindungi

1.390

1.360

1.168

1.141

1.089

6.

Sungai/danau/waduk

1.694

1.634

1.520

1.520

1.401

7.

Pompa air

28.190

28.220

28.870

28.712

28.791

8.

Air hujan

217

212

206

200

190

9.

Air kemasan

7.230

7.170

6.890

6.880

6.811

10.

Lainnya

140

129

110

109

87

11.

Total jumlah rumah tangga


yang menggunakan air bersih
Jumlah rumah tangga

65.929

67.146

69.354

70.274

71.448

80.894

81.914

82.761

83.610

84.384

Persentase rumah tangga


yang menggunakan air bersih

81,5

81,97

83,8

84,05

84,67

12.
13.

2.4.2.5. Komunikasi dan Informatika


a. Rasio Ketersediaan daya Listrik
Tabel 2.183
Rasio Ketersediaan Daya Listrik
No.

Uraian

1.

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

Kebutuhan
-

Rumah tangga

Komersial

Publik

Industri

2.

Susut dan Losses (T&D)

3.

Susut pemakaian sendiri

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 119

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019


4.

Total susut dan losses

5.

Faktor beban

6.

Produksi

7.

Beban puncak

8.

Kapasitas terpasang (existing)

9.

Kapasitas dibutuhkan

10.

Total kapasitas system

11.

Daya tambahan

b. Persentase Rumah Tangga ( RT ) yang Menggunakan Listrik


Penggunaan listrik rumah tangga di Kabupaten Pinrang belum sepenuhnya
terpenuhi sesuai jumlah rumah tangga yang ada.
Tabel 2.184
Rasio Rumah Tangga Pengguna Listrik
No.

Uraian

Satuan

1.

Jumlah rumah tangga


pengguna listrik

2.

Jumlah seluruh rumah


tangga

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

Jumlah

67.953

69.873

71.934

74.942

77.950

80.894

81.914

82.761

83.610

84.384

84

85

87

90

92

Jumlah

% Rumah tangga
pengguna listrik

Sumber data : BPS

2.4.3. Fokus Iklim Berinvestasi


2.4.3.1. Otonomi daerah, Pemerintahan Umum, Administrasi Keuangan
Daerah, Perangkat daerah, Kepegawaian dan Persandian

a. Tabel Angka Kriminalitas


Upaya untuk menciptakan keamanan, ketertiban, dan penanggulangan
kriminalitas merupakan salah satu prioritas untuk mewujudkan stabilitas
penyelenggaraan pemerintahan terutama menjaga iklim investasi di daerah.
Terselenggaranya pemerintahan yang baik jika pemerintah dapat memberikan
rasa aman kepada masyarakat, menjaga ketertiban dalam pergaulan
masyarakat serta menanggulangi kriminalitas sehingga secara kuantitas dan
kualitas tindak kriminal dapat diminimalisir.

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 120

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

Tabel 2.185
Angka kriminalitas
Tahun 2011-2013
Tahun
No.

Jenis Kriminal

2011
Lapor

2012

Selesai

2013

Lapor

Selesai

Lapor

Selesai

1
1.

2
Jumah kasus narkoba

10

11

12

29

29

47

47

56

56

2.

Jumlah kasus pembunuhan

3.

Jumlah kasus seksual

4.

Jumlah kasus penganiyaan

41

44

179

148

155

140

5.

Jumlah kasus pencurian

26

82

29

79

31

6.

Jumlah kasus penipuan

12

21

10

7.

Jumlah kasus pemalsuan uang

8.

Total jumlah tindak criminal selama

99

85

331

259

311

247

1 (satu) tahun
9.

Jumlah penduduk

10.

Angka kriminalitas (8)/(9)

354.652

360.019

363.691

0,03

0,09

0,08

Sumber data : Polres Pinrang

b. Jumlah Demonstrasi
Jumlah demonstrasi di Kabupaten Pinrang cenderung didominasi oleh bidang
politik. Hal ini disebabkan oleh dinamika perpolitikan sebagai imbas kondisi
nasional. Secara lebih detail dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.186
Jumlah Demonstrasi
No.

Jenis kriminal

1
1.

2
Bidang politik

2.

Bidang ekonomi

3.
4.

2009
3

2010
4

Kasus pemogokan tenaga


kerja
Jumlah demonstran/ unjuk
rasa

Tahun
2011
5

2012
6

2013
7

22

18

14

22

18

14

Sumber data : Kesbang Pol dan Linmas

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 121

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

2.4.4. Fokus Sumber daya Manusia


2.4.4.1. Ketenaga Kerjaan
a. Tabel Rasio Ketergantungan
Rasio ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator
yang secara kasar menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara maju atau
Negara yang berkembang. Semakin tinggi persentase defendency ratio
menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk
yang produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan
tidak produktif lagi. Jika makin rendah menunjukkan rendahnya beban yang
ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai penduduk yang belum
produktif dan tidak produktif lagi. Ada 2 kelompok usia ketergantungan di
Kabupaten Pinrang yaitu kelompok penduduk usia produktif (15-64 tahun) dan
kelompok usia tidak produktif (usia<15 dan 64> tahun) yang dapat dilihat dari
tabel berikut :
Tabel 2.187
Rasio Ketergantungan
No.

Penduduk

2
Jumlah penduduk usia < 15
tahun
Jumlah penduduk usia >64
tahun
Jumlah penduduk usia tidak
produktif (1) dan (2)
Jumlah penduduk usia 15-64
tahun
Rasio ketergantungan (3)/(4)

1.
2.
3.
4.
5.

2.5.

2009
3
128.143
9.596

2010
4

Tahun
2011
5

2012
6

2013
7

132.052 114.811 121.292 111.302


10.280

21.845

19.250

23.010

137.739

142.332 136.656 140.542 134.312

204.379

211.035 217.996 219.477 226.981

67

67

63

64

59

Keterkaitan Dokumen Perencanaan

2.5.1. Keterkaitan dengan RPJPN, RPJMN , RPJMD Prov, RPJMD Kab.


Keterkaitan tersebut dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 2.188
Keterkaitan, RPJPN, RPJMN, RPJMD Prov.dan RPMD Kab.
RPJPN
2005 -2025
VISI
INDONESIA
YANG
MANDIRI,
MAJU,
ADIL DAN MAKMUR

RPJMN
2009 - 2014
VISI
TERWUJUDNYA
INDONESIA YANG
SEJAHTERA,
DEMOKRATIS DAN
BERKEADILAN

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

RPJMD SUL - SEL


2013-2018
VISI

RPJMD KAB. PINRANG


2014-2019
VISI

SULAWESI SELATAN
SEBAGAI PILAR
UTAMA
PEMBANGUNAN
NASIONAL DAN
SIMPUL JEJARING
AKSELERASI
KESEJAHTERAAN
PADA BTAHUN 2018

TERWUJUDNYA
MASYARAKAT
SEJAHTERA SECARA
DINAMIS MELALUI
HARMONISASI
KEHIDUPAN,
AKSELERASI
PRODUKTIVITAS
KAWASAN, DAN
REVITALISASI PERAN
POROS UTAMA
PEMENUHAN PANGAN
NASIONAL

Bab II Hal. 122

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

1. Mewujudkan
masyarakat
berahlak
mulia,
bermoral, beretika,
berbudaya
dan
beradap
berdasarkan
falsafah pancasila
2. Mewujudkan
bangsa
yang
berbudaya saing
3. Mewujudkan
masyarakat
demokratis
berdasarkan
hukum
4. Mewujudkan
Indonesia Aman,
damai dan bersatu
5. Mewujudkan
pemerataan
pembangunan dan
berkeadilan
6. Mewujudkan
Indonesia asri dan
lestari
7. Mewujudkan
Indonesia menjadi
Negara kepulauan
yang
mandiri,
maju, kuat dan
berbasiskan
kepentingan
Nasional
8. Mewujudkan
Indonesia
berperan penting
dalam pergaulan
dunia
internasional.

PRIORITAS

Peningkatan
Kemampuan SDM
dan Teknologi
Kondisi aman dan
damai yang makin
mantap
Kesejahteraan
rakyat
terus
membaik
Pelaksanaan
Pembangunan
yang
berkelanjutan
Daya
saing
semakin kuat dan
kompetitif
Ketersediaan
infrastruktur jalan,
jembatan, irigasi
dan energy
Terwujudnya kota
tanpa permukiman
kumuh

Misi 1.
1. Mendorong semakin
Melanjutkan
berkembangnya
Pembangunan menuju
masyarakat yang
Indonesia
yang
religious dan
sejahtera
kerukunan intra dan
antar ummat
Misi 2.
beragama
Memperkuat Pilar Pilar 2. Meningkatkan kualitas
Demokrasi
kemakmuran
ekonomi,
Misi 3.
kesejahteraan social
Memperkuat Dimensi
dan kelestarian
keadilan di semua
lingkungan
bidang
3. Meningkatkan akses
dan kualitas
pelayanan pendidikan,
kesehatan dan
infrastruktur wilayah
4. Meningkatkan daya
saing daerah dan
sinergitas regional,
nasional dan global
5. Meningkatkan kualitas
demokrasi dan
kepastian hukum
6. Meningkatkan kualitas
ketertiban, keamanan
dan kesatuan bangsa.
7. Meningkatkan
perwujudan
kepemerintahan yang
baik.

PRIORITAS/
AGENDA
Agenda I
Pembangunan
ekonomi
dan
peningkatan
kesejahteraan Rakyat
Agenda II
Perbaikan tata kelola
Pemerintahan
Agenda III
Penegakan
Demokrasi

Pilar

Agenda IV
Penegakan
hukum
dan Pemberantasan
korupsi

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

TUJUAN
1. Meningkatkan kualitas
kehidupan religious
masyarakat dan
kerukunan intra dan
antar ummat
beragama
2. Meningkatkan kualitas
kemakmuran
ekonomi,
meningkatkan kualitas
kesejahteraan social,
meningkatkan
kelestarian
lingkungan dan
sumber daya alam
3. Meningkatkan akses
dan kualitas layanan
pendidikan,
meningkatkan akses
dan layanan
kesehatan ,
meningkatkan akses
dan kualitas layanan
infrastruktur

1. Meningkatkan apresiasi
dan pengamalan nilainilai keagamaan dan
kearifan lokal sebagai
nilai utama
kemasyarakatan dan
pengembangan
karakter masyarakat
yang tangguh
2. Memperkokoh
toleransi, soliditas dan
kohesivitas sosial serta
pengembangan nilainilai demokrasi
3. Meningkatkan derajat
kesehatan, kualitas
pendidikan dan daya
saing sumberdaya
manusia
4. Meningkatkan
kemakmuran ekonomi
dan kesejahteraan
sosial
5. Memantapkan tata
kelola pemerintahan
dan reformasi birokrasi
6. Mengembangkan
kawasan andalan dan
integrasi pembangunan
7. Mengoptimalkan fungsi
infrastruktur dan
lingkungan hidup

TUJUAN
1. Meningkatkan
kualitas ibadah dan
pengamalan agama
dalam
berbagai
aspek
kehidupan
masyarakat
2. Meningkatkan
ketahanan
budaya
dalam menghadapi
dinamika perubahan
3. Mewujudkan karakter
pemuda dan remaja
serta
masyarakat
secara
umum
berbasis
kearifan
local
4. Mewujudkan
ketertiban,
ketenteraman,
keamanan
dan
kenyamanan dalam
kehidupan
masyarakat
5. Menguatkan

Bab II Hal. 123

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019


4. Meningkatkan daya
saing daerah,
meningkatkan kerja
sama antar
kabupaten/kota serta
sinergitas nasional
dan global
5. Meningkatkan kualitas
penyelenggaraan
demokrasi dan
penegakan hukum,
meningkatkan
kesetaraan gender
dan perlindungan
anak.
6. Memelihara ketertiban
dan ketentraman
dalam masyarakat,
memelihara harmoni
social dan kesatuan
bangsa.
7. Mewujudkan
Pemerintahan yang
baik.

6.

7.

8.

9.

10.

11.

12.
13.

toleransi
dan
kohesivitas
sosial
serta
kesatuan
bangsa
Meningkatkan
kualitas
kehidupan
demokrasi dan politik
Meningkatkan
keberdayaan
masyarakat
dan
partisipasinya dalam
pembangunan
Meningkatkan akses
dan
kualitas
pelayanan kesehatan
Meningkatkan akses
dan
kualitas
pelayanan
pendidikan
Meningkatkan daya
saing
sumberdaya
manusia
Meningkatkan
kordinasi
penanggulangan
kemiskinan
Mengembangkan
daya tarik investasi
Pengembangan
koperasi dan usaha
mikro,
kecil
dan
menengah (UMKM)

14. Meningkatkan
produksi dan nilai
tambah
komoditas
unggulan
15. Meningkatkan
penanganan
penyandang
masalah
kesejahteraan social
16. Memantapkan
kualitas sistem dan
tata kelola pelayanan
public
17. Mewujudkan
percepatan reformasi
birokras
18. Mengembangkan
kawasan
terpadu
dan cepat tumbuh
19. Mengembangkan
sistem agribisnis dan
agroindustri
20. Mengoptimalkan
fungsi
infrastruktur
wilayah
21. Memelihara
daya
dukung lingkungan
hidup

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 124

Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Pinrang Tahun 2014-2019

Tabel . 2.189
Target Indikator Makro Sosial Ekonomi Kabupaten Pinrang
Tahun 2014-2019

URAIAN
N0

1
1

2
Angka Melek Huruf (%)

Ketimpangan
Pendapatan
(Gini
Ratio)
Tingkat Pengangguran
terbuka ( % )
Penduduk Miskin (% )
PDRB Perkapita (Juta )

3
4
5
6
7
8
9
10

Pertumbuhan Ekonomi
(%)
Angka Harapan Hidup
(Thn)
Rata
rata
Lama
sekolah ( Thn)
Daya Beli ( Rp )
IPM

TARGET
RPJMD
PROV.SU
LSEL
2013 2018
3

TARGET MAKRO RPJMD KAB.PINRANG TAHUN 2014-2019


2014
(Tahun
transisi
)

95,00

91,99

0,39

2015

2016

2017

2018

2019

KET

10

92,71

93,07

93.43

93,79

94,15

0,39

0,39

0,39

0,39

0,39

0,39

5,30

7,6

7,4

7,2

7,0

6,5

5,0

5,0 - 6,5

13,32

13,00

12,25

12.00

11,OO

10,00

30,20

23,085

25.124

27.163

29.202

31.241

33.280

8.0-8.4

7.00

7,5

7,6

7,9

8,0

8,5

73,10

72,81

73,12

73,43

73,74

74,05

74,36

8,12

7,22

7,62

7,89

8,16

8,43

8,70

662 ,78

645,86

648,71

651,56

654,41

657,26

660,11

76,50
77,50

74,87

75,83

76,31

76,79

77,27

77,75

RPJMD Kabupaten Pinrang Tahun 2014 - 2019

Bab II Hal. 125

Anda mungkin juga menyukai