Anda di halaman 1dari 8

GAMBARAN UMUM KABUPATEN BANJARNEGARA

KONDISI GEOGRAFIS
Kabupaten Banjarnegara terletak antara 712 731 Lintang Selatan dan 10929 1094550
Bujur Timur. Berada pada jalur pegunungan di bagian tengah Provinsi Jawa Tengah sebelah barat yang
membujur dari arah barat ke timur. Wilayah Kabupaten Banjarnegara memiliki luas 1.070 Km2.
Batas wilayah administrasi Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut :
a. Sebelah Utara : Kab. Pekalongan dan Kab. Batang
b. Sebelah Timur : Kab. Wonosobo
c. Sebelah Selatan : Kab. Kebumen
d. Sebelah Barat : Kab. Purbalingga dan Kab. Banyumas

KONDISI FISIK WILAYAH


Kondisi fisik wilayah Kabupaten Banjarnegara dapt dilihat dari aspek bentukan alam dan
topografi, kondisi geologi, kondisi hidrologi atau kondisi air tanah dan air permukaan serta kondisi
klimatologi.
Bentukan Alam dan Topografi
Bila ditinjau dari bentuk tata alam dan penyebaran geografis, maka Kabupaten Banjarnegara
dapat digolongkan dalam tiga wilayah yaitu:
a. Bagian utara, terdiri dari daerah pegunungan Kendeng dengan relief bergelombang dan curam,
bagian ini meliputi wilayah Kecamatan Kalibening, Karangkobar, Pagentan, Pejawaran, Batur, Madukara,
Banjarmangu dan Punggelan;
b. Bagian tengah, terdiri wilayah dengan relief yang datar merupakan lembah sungai Serayu yang
subur mencakup sebagian wilayah Kecamatan Banjarnegara, Madukara, Bawang, Purwonegoro,
Mandiraja, Purworejo Klampok, Susukan, Rakit, Wanadadi dan Banjarmangu
c. Bagian selatan, terdiri dari wilayah dengan relief yang curam merupakan bagian dari
pegunungan Serayu meliputi Kecamatan Banjarnegara, Bawang, Purwonegoro, Mandiraja Purworejo
Klampok dan Susukan.

Kabupaten Banjarnegara mempunyai ketinggian yang bervariasi, meskipun kebanyakan berada


pada ketinggian 100 m dpl karena letaknya yang berada pada jalur pegunungan yang sebagian besar
berada pada ketinggian 100500 mdpl (37,04%); 5001.000 mdpl (28,74%); dan >1.000 mdpl (24,4%);
sedangkan wilayah dengan ketinggian kurang dari 100 mdpl hanya seluas 9,82% saja. Adapun ketinggian
topografi setiap daerah di Kabupaten Banjarnegara adalah sebagai berikut :
1. Kurang dari 100 mdpl meliputi luas 9,82 % dari luas wilayah Kabupaten yang meliputi
Kecamatan Susukan, Purworejo Klampok, Mandiraja, Purwonegoro dan Bawang.
2. Antara 100-500 mdpl, meliputi luas 37,04 % luas wilayah Kabupaten Banjarnegara yang
meliputi Kecamatan Susukan, Mandiraja, Purwonegoro, Bawang, Banjarmangu, Banjarnegara, Wanadadi,
Rakit, Punggelan dan Madukara.
3. Antara 500-1.000 mdpl, meliputi luas 28,74 % dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara,
yang meliputi Kecamatan Banjarmangu, Sigaluh dan sebagian Banjarnegara.
4. Lebih dari 1.000 mdpl, meliputi luas 24,4 % dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara, yang
meliputi Kecamatan Karangkobar, Wanayasa, Kalibening, Pagentan, Pejawaran dan Batur.

Ditinjau dari segi kemiringan, dapat dibedakan menjadi 3 (tiga) kemiringan, yaitu:
a. Antara 0 15 % meliputi luas 24,61% dari luas wilayah Kabupaten banjarnegara yang
meliputi Kecamatan Susukan, Purworejo Klampok, Mandiraja, Purwanegara, Pagedongan, Bawang dan
Rakit.
b. Diatas 15 40 %, meliputi luas 45,04 % dari luas wilayah kabupaten Banjarnegara yang
meliputi Kecamatan Madukara, Banjarmangu, Wanadadi, Punggelan, Karangkobar, Pagentan, Wanayasa
dan Kalibening.
c. Lebih dari 40 % meliputi luas 30,35 % dari luas wilayah Kabupaten Banjarnegara meliputi
Kecamatan Susukan, Banjarnegara, Sigaluh, Banjarmangu, Pejawaran dan Batur.

Berikut merupakan tabel ketinggian wilayah Kabupaten Banjarnegara:

Tabel Ketinggian Wilayah Kabupaten Banjarnegara


No
1

Ketinggian
< 100 mdpl

100-500 mdpl

500-1000 mdpl

< 1000 mdpl

Kecamatan
Susukan
Purworejo
Kelampok
Mandiraja
Purwonegoro
Susukan
Mandiraja
Purwonegoro
Bawang
Banjarmangu
Banjarnegara
Wanadadi
Rakit
Punggelan
Madukara
Banjarmangu
Sigaluh
Banjarnegara
Pagedongan
Karangkobar
Wanayasa
Kalibening
Pagentan
Padanarum
Pejawaran
Batur

Keterangan
Luas 9,82 % dari luas
wilayah
Kabupaten
Banjarnegara

Luas 37,04 % luas


wilayah
Kabupaten
Banjarnegara

Luas 28,74% dari luas


wilayah
Kabupaten
Banjarnegara
Luas 24,4% dari luas
wilayah
Kabupaten
Banjarnegara

Sumber : Kabupaten Banjarnegara, 2010


Apabila ditinjau dari kemiringan lahan, wilayah Kabupaten Banjarnegara memiliki tiga jenis
tingkat kemiringan. Berikut merupakan tingkat kemiringan di Banjarnegara.

Table kelerengan Kabupaten Banjarnegara


No.
1

Kelerengan
Antara 0-15 %

Diatas 15-40 %

Lebih dari 40 %

Kecamatan
Susukan
Purworejo
Kelampok
Mandiraja
Purwanegara
Pagedongan
Bawang
Rakit
Madukara
Banjarmangu
Wanadadi
Punggelan
Karangkobar
Pagentan
Wanayasa
Kalibening
Susukan
Banjarnegara
Sigaluh
Banjarmangu
Pejawaran
Batur

Keterangan
Luas 24,61 % dari
luas
wilayah
Kabupaten
Banjarnegara

Luas 45,04 % dari


luas
wilayah
kabupaten
Banjarnegara

Luas 30,35 % dari


luas
wilayah
Kabupaten
Banjarnegara

BENCANA LONGSOR DUSUN JEMBLUNG DESA SAMPANG KECAMATAN


KARANGKOBAR, BANJARNEGARA

Gambar 4. Peta zona kerentanan gerakan tanah untuk kecamatan Karangkobar dan sekitarnya dari Pusat Vulkanologi dan
Mitigasi Bencana Geologi. Lingkaran merah menunjukkan lokasi bencana tanah longsor dahsyat Jemblung (Sampang)
2014. Nampak lokasi bencana dan sekitarnya didominasi oleh zona rentan gerakan tanah menengah (zona kuning) dan
zona rentan gerakan tanah tinggi (zona merah). Sumber: PVMBG, t.t.

Tanah longsor menerjang Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan Karangkobar,


Banjarnegara, pada Jumat 12 Desember 2014 sekitar pukul 17.30 WIB. Dalam kejadian ini,
sekitar 35 rumah warga tertimbun.
Sementara jumlah warga Dusun Jemblung yang tertimbun longsor diperkirakan mencapai 108
orang. Jumlah tersebut belum termasuk warga luar Dusun Jemblung yang kebetulan melintas
saat bencana itu terjadi.
Dalam operasi pencarian korban longsor yang dilaksanakan hingga Minggu 21 Desember 2014,
sebanyak 97 jenazah ditemukan, 64 jenazah di antaranya teridentifikasi sebagai warga Dusun
Jemblung.

Kronologi
Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, pada Jumat 12 Desember 2014.
Hujan lebar terjadi di sebagian besar wilayah Banjarnegara, titik-titik air hujan yang
sangat deras meredam seluruh kabupaten tersebut. Stasiun geofisika kelas III

Banjarnegara yang dioperasikan oleh BMKG (Badan Meteorologi Klimatologi dan


Geofisika) mencatat curah hujan sepanjang Kamis 11 Desember 2014 mencapai 112,7
milimeter.

Gambar 2. Panorama dusun Jemblung, desa Sampang (Banjarnegara) dari langit dalam citra Google Earth pra bencana.
Nampak bentangan jalan raya Banjarnegara-Dieng/Banjarnegara-Pekalongan, sungai Petir dan masjid al-Iman. Sumber:
Sudibyo, 2014 dengan basis Google Earth.

Situasi berubah dramatis pada pukul 17:00 WIB. Didahului suara mirip ledakan
keras hingga dua kali, lereng sisi utara Gunung Telagalele yang persis ada di hadapan
dusun ini mendadak longsor. Materialnya mengalir deras ke kaki gunung. Hampir seluruh
dusun beserta penduduknya terkubur di bawah timbunan lumpur tebal. Longsor dahsyat
ini juga menimbun jalan raya beserta kendaraan apa pun yang sedang melintasinya saat
itu. Hanya dalam lima menit, lansekap yang semula indah kini berubah menjadi timbunan
tanah yang mengerikan. Luas kawasan yang terkena hantaman longsor dalam bencana
dahsyat ini mencapai tak kurang dari 15 hektar dan sebagian menyumbat Sungai Petir,
salah satu anak Sungai Merawu dalam DAS (daerah aliran sungai) Serayu.

Gambar 1. Wajah dusun Jemblung, desa Sampang (Banjarnegara) antara sebelum dan sesudah bencana tanah longsor
dahsyat 12 Desember 2014 TU. Citra sebelum bencana diambil dari sisi utara jalan raya Banjarnegara-Dieng menghadap
ke barat laut-utara. Nampak masjid al-Iman di latar belakang. Sementara citra sesudah bencana diambil dari lokasi yang
lebih tinggi namun tidak seberapa jauh dari lokasi pengambilan citra sebelum bencana, dengan arah pandang yang sama.
Nampak semua sudah berubah menjadi timbunan lumpur. Sumber: Nurmansyah, 2014.

Faktor Penyebab Longsor Banjarnegara


Faktor utamanya terletak pada geologi Banjarnegara,
Morfologi kawasan Karangkobar-Merawu yang menjadi bagian sub-DAS
Merawu. Kawasan ini merupakan bagian dari mandala Pegunungan Serayu
Utara yang topografinya relatif bergelombang yang lereng-lerengnya setengah
terjal hingga terjal. Seluruh kecamatan Karangkobar terletak di dalam
pegunungan ini, dengan gunung-gunungnya memiliki kemiringan lereng antara

15 hingga 40%.
Litologi Kawasan Karangkobar-Merawu ini dialasi oleh batuan sedimen lempung
dan napal hasil rombakan gunung api lampau. Permukaannya ditutupi tanah hasil
pelapukan yang cukup tebal. Lempung dan napal tersebut bersifat porous
sehingga mampu menyimpan air namun juga membuatnya mudah longsor bila
kandungan airnya telah jenuh.

Curah Hujan

Stasiun geofisika kelas III Banjarnegara yang dioperasikan oleh BMKG (Badan
Meteorologi Klimatologi dan Geofisika) mencatat curah hujan sepanjang Kamis 11
Desember 2014 mencapai 112,7 milimeter.
Sehari kemudian curah hujannya masih sebesar 101,8 milimeter, total dalam dua hari
curah hujan sebesar 214,5 milimeter. Sedangkan pada umumnya curah hujan sebanyak itu
membutuhkan waktu sebulan Desember penuh (rata-rata) untuk membasahi wilayah
Banjarnegara. Jelas hujan sepanjang 11 hingga 12 Desember 2014 di Banjarnegara
berkualifikasi hujan sangat deras atau hujan ekstrem.
Akumulasi air hujan
akumulasi air hujan dalam lereng setengah terjal hingga terjal sampai mencapai titik
jenuh. Selain menambah bobot lereng, akumulasi air juga membuat bagian bawah tanah
lereng tersebut seakan dilumasi sehingga menciptakan bidang gelincir.

Dampak:
1. Kerusakan geologi (retakan dan amblasan)
2. Longsoran dengan atau tanpa diikuti banjir bandang korban jiwa, harta benda dan
kerusakan lingkungan.
REKOMENDASI KEPADA PEMERINTAH YANG AKAN DATANG DALAM
MENGHADAPI BENCANA TANAH LONGSOR

Relokasi rumah yang terancam longsor(data pemetaan) segera direlokasi

Percarian korban perlu waspada, juga perlu diperhatikan getaran alat berat dapat memicu

longsoran susulan.
Segera menutup rekahan tanah dan di padatkan

Anda mungkin juga menyukai