Anda di halaman 1dari 6

Mitigasi Bencana Tanah Longsor di Dusun Jemblung, Kabupaten

Banjarnegara
Kelompok 2-A
Program Studi Teknik Geodesi, Fakultas Teknik, Universitas Diponegoro
Jl. Prof Soedarto, SH, Telp. (024) 76480785, 76480788 Tembalang Semarang
Abstract
Landslides are a natural disaster that often occurs in Indonesia. One of the landslide
disasters befell the residents of Jemblung Hamlet, Banjarnegara Regency. The
typology of landslides that occurs is the type of rotation, which then develops a
downward direction of debris flow due to the landslide material mixed with highly
saturated water masses. Collaborating with related agencies and analyzing secondary
data is needed to be able to further investigate this landslide. Landslide mitigation is
carried out to prevent the negative impact of landslides. Landslide mitigation includes
limitation of land use, application of agroforestry, application of soil and water
conservation techniques, and construction of drainage channels.
Keywords: Landslide, Banjarnegara, Mitigation
I. Pendahuluan
Bencana tanah longsor merupakan salah satu bencana alam geologi yang dapat
menimbulkan korban jiwa dan kerugian material yang sangat besar. Menurut
Suryolelono (2002), tanah longsor merupakan fenomena alam yang berupa gerakan
massa tanah dalam mencari keseimbangan baru akibat adanya gangguan dari luar yang
menyebabkan berkurangnya kuat geser tanah dan meningkatnya tegangan geser tanah.
Data dan Informasi Bencana Indonesia Badan Nasional Penanggulangan
Bencana menyebutkan bahwa ada setidaknya lima bencana tanah longsor yang paling
mematikan di Indonesia dalam kurun waktu 2010-2014. Salah satunya adalah
bencana tanah longsor di Desa Jeblung Kabupaten Banjarnegara Provinsi Jawa
Tengah yang terjadi pada 12 Desember 2014. Kontur daerah-daerah yang didominasi
perbukitan serta curah hujan yang tinggi pada saat itu diduga menjadi penyebab
terjadinya longsor.
Tepatnya pada pukul 17.30 WIB, bukit Telagalele runtuh dan mengubur sebuah
dusun di bawahnya, yaitu Dusun Jemblung Desa Sampang, Karangkobar. Longsor
berlangsung sekitar kurang dari 5 menit. Sebanyak 48 rumah tertimbun akibat tanah
longsor ini. Dari total 308 jiwa warga di Dusun Jemblung, sebanyak di antaranya 200
jiwa berhasil menyelamatkan diri, sedangkan 108 jiwa diperkirakan tertimbun longsor.
Bencana tanah longsor di Dusun Jemblung telah mengembangkan kesadaran
masyarakat mengenai kerawanan dan kerentanan masyarakat. Pola penanggulangan
bencana mendapatkan dimensi baru dengan dikeluarkannya Undang-Undang Nomor
24 Tahun 2007 tentang penanggulangan bencana. Salah satu faktor utama yang
menyebabkan adanya peningkatan kerentanan adalah tidak tertib dan tepatnya tata
guna lahan. Untuk itu diperlukan upaya-upaya yang komprehensif untuk mengurangi
resiko bencana alam, antara lain yaitu dengan melakukan kegiatan mitigasi dan upaya
peningkatan mitigasi bencana Tanah Longsor di Kabupaten Banjarnegara.
II. Metode Penelitian
Metode penelitian untuk kajian yang dilakukan dalam analisis kejadian bencana
tanah longsor di dusun jemblung, Banjarnegara adalah sebagai berikut:
1. Langkah pertama ialah melakukan koordinasi dengan instansi terkait
(BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana), BPBD (Badan
Penanggulangan Bencana Daerah) Kabupaten Banjarnegara, BMKG
(Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika), PVMBG (Pusat
Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi), dan universitas terkait).
2. Langkah berikutnya melakukan kajian referensi/data sekunder berkaitan
dengan bencana longsor di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan
Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah, yang
dimana data sekunder mencakup kajian penelitian terdahulu tentang
longsor yang terjadi.
3. Setelah itu, dilakukan survei lapangan setelah atau pascabencana tanah
longsor secara komprehensif.
4. Langkah selanjutnya adalah melakukan pengolahan data referensi dan
lapangan yang terkait dengan daerah longsor.
5. Kemudian, melakukan analisis data-data dari hasil penelitian.
6. Selanjutnya verifikasi data setelah analisis data selesai dilakukan.
7. Langkah terakhir ialah menyusun laporan dari hasil metodologi penelitian.
III. Pembahasan
1. Data Bencana
Menurut informasi warga, hujan deras telah terjadi sejak Rabu (10/12/2014)
sampai Jumat (12/12/2014) sebelum kejadian longsor. Pada saat kejadian tanah
longsor, justru cuaca pada saat itu cukup cerah, ternyata longsor terjadi secara
mendadak pada pukul 17.30 WIB. Pada hari minggu, 21 Desember 2014, tim SAR
gabungan sudah menemukan sebanyak 64 korban meninggal sebagai warga asli
Dusun Jemblung, sementara 31 korban meninggal berasal dari luar Dusun
Jemblung dan 24 lainnya belum ditemukan.
2. Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya tanah longsor di
Banjarnegara, 12 Desember 2014
Morfologi
Kemiringan lereng yang diamati pada daerah bukit Telegale yang merupakan
tebing yang sangat terjal di bagian selatan (daerah awal terjadinya longsor) sekitar
75° dari puncak mahkota longsor.
Batuan
Batuan yang terdapat di Dusun Jemblung, Desa Sampang, Kecamatan
Karangkobar dan sekitarnya terbentuk oleh batuan penutup berupa tanah di bagian
atas, berasal dari pelapukan batuan breksi vulkanik. Di bagian bawahnya, terdapat
bidang batas antara batuan lunak dan batuan keras yang berfungsi sebagai bidang
gelincir longsor apabila terjadi kejenuhan akibat masuknya air ke dalam pori-pori
tanah.
Rekahan Batuan
Rekahan batuan menyebabkan air hujan yang jatuh dapat lebih mudah untuk
meresap ke dalam tanah dan mempermudah terjadinya kejenuhan tanah.
Curah Hujan
Menurut data dari BMKG, curah hujan tertinggi di Banjarnegara tercatat di
Sigaluh pada hari Jumat, yaitu 153 mm. Curah hujan harian yang terpantau di dua
daerah sekitar Banjarnegara, yaitu Wonosobo dan Wonogiri.
Mata air
Mata air tersebut terlihat jelas dari jarak jauh setelah kejadian bencana tanah
longsor. Curah hujan yang ekstrim yang terjadi terus-menerus menyebabkan debit
mata air tersebut juga membesar, sehingga soil hasil pelapukan batuan yang
dilaluinya menjadi semakin cepat jenuh.
Aktivitas Manusia
Manusia bisa dikategorikan sebagai faktor terjadinya bencana yang sering kita
lihat dan kita dengar, termasuk bencana tanah longsor yang terjadi di Dusun
Jemblung. Ketidakseimbangan tanah akibat salah pengelolaan budidaya manusia
yang secara kumulatif dapat memicu terjadi longsor. Ketidakseimbangan tanah ini
salah satunya diakibatkan cara bertaninya
3. Analisis kejadian tanah longsor
Tipologi Longsor
Tipologi tanah longsor yang terjadi di Dusun Jemblung adalah tipe rotasi, yang
berarti bergeraknya massa tanah dan batuan pada bidang gelincir yang berbentuk
cekung.

4. Faktor dominan yang berpengaruh terhadap tanah longsor


Berdasarkan analisis lapangan, faktor utama yang berpengaruh terhadap bencana
tanah longsor di Dusun Jemblung Banjarnegara adalah:
a. Hujan deras yang ekstrim selama 3 hari berturut-turut pada hari Rabu sampai
hari Jumat dengan curah hujan harian lebih dari 100 mm.
b. Batuan breksi vulkanik yang mudah lapuk yang membentuk tanah hasil
pelapukan sangat tebal dan sifat menyerap air sangat tinggi sehingga mudah
jenuh dan membuat ketidakstabilan lereng.
c. Morfologi pada sumber terbentuknya tanah longsor mempunyai kelerengan
yang curam (75 o).
IV. Simpulan
Faktor-faktor yang mempengaruhi Terjadinya Tanah Longsor di Banjarnegara
pada tanggal 12 Desember 2014 yaitu morfologi, batuan, rekahan batuan, curah hujan,
mata air, dan aktivitas manusia. Mitigasi bencana tanah longsor di Kabupaten
Banjarnegara dilakukan secara struktural maupun non struktural. Mitigasi struktural
dilakukan dengan penyusunan data base daerah potensi bahaya, pemasangan Early
Warning System (EWS), pembangunan infrastruktur, dsb. Mitigasi non struktural
dilakukan dengan pemberian informasi, sosialisasi serta pelatihan dan simulasi
bencana.
V. Daftar Pustaka
Naryanto, H. S. (2014). Analisis Kejadian Bencana Tanah Longsor di Dusun Jemblung,
Desa Smpang, Kecamatan Karangkobar, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi
Jawa Tengah Tanggal 12 Desember 2014.

Raditya, P. P., Sulaksana, N., Yoseph, B., & C.S.S.S.Alam. (2016). Optimalisasi
Pemanfaatan Sistem Agroforestri Sebagai Bentuk Adaptasi dan Mitigasi Tanah
Longsor.

Rahman, A. Z. (2015). Kajian Mitigasi Bencana Tanah Longsor di Kabupaten


Banjarnegara. Jurnal Manajemen dan Kebijakan Publik.
Disusun oleh Kelompok 2

A.Alimun khakim 21110120120024


Brian Krisna 21110120120009
Farras Asyam Mahadika 21110120140040
Fathania Puspita Prameswari 21110120130119
Haifa Shabirah 21110120130062
Hilda Agustina 21110120120023
Jessika Nur Agita 21110120130076
Muhammad Elrizki 21110120130115
Muhammad Fachrul Ikhsan 21110120130086
Nabila Febri Listina 21110120130139
Naufal Damar Iman 21110120130074
Retno Puji Wijayanti 21110120120003
Rivandi Gunawan Syaputra 21110120120017

Anda mungkin juga menyukai