Anda di halaman 1dari 6

Disaster Management

M1 :
“Pengertian Manajemen Bencana, Konsep Dasar
Kebencanaan, dan 12 Jenis Bencana menurut
BNBP”

Pradiptha Hulanda Saputra


2010912210036
Isu Masalah

“Cianjur dilanda 26 bencana alam dalam sepekan”

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Cianjur mencatat selama


sepekan terakhir terjadi 26 peristiwa bencana alam di Kota Santri. Bencana tanah longsor
paling banyak terjadi, mengakibatkan beberapa keluarga kehilangan tempat tinggal. Sekretaris
BPBD Kabupaten Cianjur Rudi Labis mengatakan, intensitas hujan yang tinggi mengakibatkan
banyak bencana terjadi di Cianjur yang berstatus kerawanan tinggi untuk bencana alam.
Menurut dia, bencana longsor paling banyak terjadi di Cianjur Selatan, pasalnya kondisi
geografis wilayah selatan merupakan perbukitan dengan tanah yang labil.
Identifikasi Masalah
Secara geografis dan geologis Indonesia terletak di antara 2 (dua) samudera yakni Samudera Hindia dan Pasifik, dan
2 (dua) Benua yakni Benua Asia dan Australia, sekaligus terletak pada 2 (dua) lempeng bumi yakni lempeng benua Eurasia
dan Indo-Australia. Di sisi lain, Indonesia juga merupakan negara kepulauan yang terletak diantara pertemuan tiga
lempeng tektonik yaitu, lempeng Australia, Eurasia dan Pasifik. Kondisi tersebut menempatkan Indonesia menjadi salah
satu Negara yang memiliki kerentanan terhadap bencana alam. Adapun bencana alam yang kerap terjadi di Indonesia
yakni longsor lahan, banjir, gelombang tsunami, gempa bumi, letusan gunung api, puting beliung dan gelombang pasang
air laut. Bencana alam longsor lahan merupakan bencana alam yang kerap terjadi di Indonesia setelah bencana banjir
(Nurjanah and Mursalin, 2022).
Faktor penyebab terjadinya longsor lahan karena proses perubahan struktur permukaan bumi yang ditandai dengan
adanya gangguan kestabilan pada tanah dan batuan penyusun lereng yang keduanya dipengaruhi oleh kondisi
geomorfologi terutama faktor kemiringan lereng, kondisi batuan ataupun tanah penyusun lereng, dan kondisi hidrologi pada
daerah lereng. Sedangkan faktor dominan penyebab longsor lahan yaitu, (1) kondisi topografi pada daerah tersebut yang
merupakan daerah perbukitan dengan kemiringan terjal (30-45’) dimana semakin terjal kemiringan suatu lereng akan
semakin besar gaya penggerak massa tanah atau batuan penyusun lereng sehingga lebih berisiko terjadi longsor lahan; (2)
keadaan tanah dimana tanah jenuh karena air hujan sehingga akan berpengaruh pada kesetabilan tanah. Kondisi tanah
yang tidak stabil akan lebih mudah runtuh dan menuruni lereng. Selain faktor alam, faktor lain yang memicu terjadinya
longsor lahan juga disebabkan oleh manusia sendiri, beberapa hal yang penyebab longsor lahan yang disebabkan oleh
manusia yakni, (1) pemotongan tebing di lereng pegunungan, (2) penimbunan di daerah lereng, (3) penebangan pohon
tanpa tebang pilih, (4) kurangnya kecintaan masyarakat terhadap lingkungan sekitar, (5) pengembangan wilayah yang tidak
sesuai, dan sistem irigasi (Nurjanah and Mursalin, 2022).
Kajian/Opini
Longsor merupakan salah satu bencana alam yang sering terjadi di Indonesia terutama pada musim hujan dan
umumnya terjadi pada wilayah dengan topografi berupa perbukitan serta pegunungan. Kabupaten Cianjur merupakan
salah satu wilayah di Jawa Barat yang memiliki potensi tanah longsor tinggi, dan berada pada zona gerakan tanah
menengah sampai tinggi. Cianjur telah mengalami 33 kali kejadian longsor di sepanjang tahun 2002-2007. Dampak longsor
yang terjadi setiap tahun di Kabupaten Cianjur, antara lain mengakibatkan kerusakan sarana dan infrastruktur, kerugian
materiil bahkan dapat menimbulkan korban jiwa, dimana risiko tersebut akan ditanggung oleh masyarakat yang terkena
bencana. Berdasarkan kajian yang dihimpung dari lapangan, bencana tersebut terjadi setelah dipicu oleh tingginya
intensitas hujan ditambah faktor kontur tanah yang labil (Diono, 2020). Berdasarkan peta kerentanan longsor, wilayah
dengan kelas kerentnan tinggi dan sangat tinggi terdapat di bagian utara dan barat laut Kabupaten Cianjur sedangkan
tingkat eksposur di Kabupaten Cianjur dominan tergolong ke dalam kelas sedang. Wilayah yang mempunyai kelas risiko
tinggi dan sangat tinggi di Kabupaten Cianjur perlu mendapatkan prioritas mitigasi bencana di wilayah tersebut.
Rekomendasi
Mengingat potensi tanah longsor yang tinggi di Kabupaten Cianjur dan adanya risiko yang ditimbulkan dari bahaya
longsor tersebut, serta belum tersedianya data terkait risiko tanah longsor di kabupaten ini, maka diperlukan studi untuk
mengetahui sebaran risiko tanah longsor di wilayah ini. Dengan ketersediaan data dan informasi keruangan berupa peta
bahaya dan peta risiko longsor di Kabupaten Cianjur, diharapkan dapat dimanfaatkan oleh pemerintah daerah untuk
penanggulangan bencana. Upaya mitigasi yang dapat dilakukan antara lain : daerah dengan tingkat risiko tinggi dan sangat
tinggi yang bersumber dari kelas bahaya tinggi dan sangat tinggi yang terdapat areal pemukiman maka perlu dilakukan
penataan kembali fungsi ruang. Untuk daerah dengan tingkat risiko tinggi dan sangat tinggi yang memiliki kelas kerentanan
sedang sampai sangat tinggi, apabila tingginya kerentanan berasal dari kerentanan fisik, maka perlu adanya peningkatan
ketersediaan fasilitas transportasi maupun fasilitas umum yang berguna untuk mempermudah aksesibilitas dalam rangka
evakuasi di daerah bencana. Apabila tingginya kerentanan berasal dari aspek lingkungan, maka dapat dilakukan
penanaman vegetasi kayu untuk menurunkan tingkat kerentanannya.
Referensi
Diono, D. W. (2020) ‘Karakterisasi Longsor di Wilayah Bogor, Cianjur, dan Sukabumi.’ doi: 10.3/JQUERY-UI.JS.

Nurjanah, S. and Mursalin, E. (2022) ‘Pentingya Mitigasi Bencana Alam Longsor Lahan: Studi Persepsi Mahasiswa Siti
Nurjanah 1  , Enggal Mursalin 2’, Jurnal Basicedu, 6(1), pp. 515–523.

Anda mungkin juga menyukai