METODOLOGI PENELITIAN
55
56
Daerahnya tersebar pada daerah dengan ketinggian antara 0-5 MDPL terdiri dari:
Aluvium, yang terletak pada ketinggian 0-25 m dpl. Jenis ini umumnya masih relatif
muda, namun dapat menjadi daerah pertanian yang baik dan subur jika mendapat
cukup pengairan. Daerah meliputi Kecamatan Sragi, Wiradesa, Tirto, Buaran,
Kedungwuni, Doro, Wonopringgo, Karanganyar, Kajen, Kesesi dan Bojong dengan
luas keseluruhan 25138.9516 Ha atau sebesar 30.23 % dari luas keseluruhan.
Aluvium Facies Gunung Api, terlelak pada ketinggian antara 25-500 dpi. Daerah ini
merupakan lahan dengan kualitas yang baik bagi pengembangan pertanian karena
memiliki sifat menyerap dan menampung air. Struktur geologi ini meliputi daerah-
daerah di Kecamatan Petungkriono, Talun, Kandangserang, Kajen, Kesesi,
Wonopringgo dan Kedungwuni; luas cakupan wilayahnya seluas 12970.6250 Ha
atau sekitar 14.45 % dari luas keseluruhan Kabupaten Pekalongan.
2. Daerah Hasil Gunung Api Kwarter Tua
Daerah ini terletak pada daerah dengan ketinggian sekitar 500 MDPL tau lebih umumnya
bersifat kurang subur, dengan kondisi topografi relatif kasar dimana pelapukan dari daerah ini
mudah terbawa oleh hanyutan sungai yang melintasi kawasan tersebut yang berdampak pada
penurunan tingkat kesuburan lahan. Struktur geologi ini terdapat di Kecamatan Paninggaran,
Lebakbarang, Petungkriono, Talun, Doro, Karanganyar, Kajen, Kesesi dan Karanganyar;
dengan luas cakupan wilayahnya sebesar 17681.250 Ha atau sekitar 19.70% dari luas
keseluruhan Kabupaten Pekalongan.
3. Daerah Hasil Gunung Api
Terdapat di Kecamatan Kesesi, Paninggaran dengan luas keseluruhan mencapai
6555.8333 Ha atau 7.30% dari luas keseluruhan Kabupaten Pekalongan.
4. Daerah Hasil Gunung Api tak teruraikan
Pada umumnya daerah ini berupa batuan breksi, lava, lapili dan tupa. Umumnya batuan
tersebut membentuk bukit-bukit tinggi yang tertutup dan berwarna abu-abu tua sampai coklat
dan kuning kemerahan. Jenis lahan ini mencakup wilayah-wilayah di Kecamatan
Kandangserang, Paninggaran, Talun, Doro, Kajen, Kesesi, Wonopringgo dan Kedungwuni.
5. Daerah Miosen Facies Sedimen
Terdapat pada daerah dengan ketinggian lebih dari 500 m ataupun lebih dari 1000 m.
Pada umumnya merupakan daerah dengan potensi kehutanan dengan total luasan mencapai
18850.000 Ha atau sekitar 20.26 % dari luas keseluruhan Kabupaten Pekalongan. Terletak di
Kecamatan Kesesi, Paninggaran, Lebakbarang, Petungkriono, Karanganyar, Kajen dan
sebagian kecil Kecamatan Kesesi.
59
Besarnya debit air sungai ini juga dimanfaatkan untuk sistem irigasi melalui sejumlah
bending seperti bending Gembiro di desa Bukur.
Permasalahan yang terjadi di Sungai Sragi diakibatkan kondisi alur sungai yang
menyempit dan banyak sedimentasi yang menyebabkan berkurangnya kapasitas tampungan
sungai dan mengakibatkan banjir karena tidak mampu menampung debit air saat hujan.
Elevasi Topografi yang relatif rendah dan kemiringan dasar yang lumayan landai,
menyebabkan kecepatan aliran sungai menjadi rendah, akibat dari kondisi ini menimbulkan
terjadinya sedimentasi di muara sungai yang berakibat pada berkurangnya kapasitas
tampungan sungai dan berdampak banjir karena meluapnya air di bagian hulu.
Bantaran sungai Sragi Baru banyak digunakan bagi warga sekitar untuk lahan
pertanian seperti menanam padi serta palawija dan sebagai tempat pembuatan batu bata,
sehingga apabila terjadi luapan air yang berakibat pada banjir, aliran air akan terhambat
dengan adanya tanaman di bantaran sungai tersebut.
Pada muara Sungai Sragi Baru terdapat bangunan Jetty pada kiri dan kanan sungai.
Bangunan Jetty adalah bangunan tegak lurus pantai yang diletakkan pada satu atau kedua
sisi muara sungai yang berfungsi untuk mencegah terjadinya luapan air sungai oleh endapan
sedimen pantai. Selama proses pengendapan tersebut biasanya disertai dengan
membeloknya muara sungai dalam arah yang sama dengan arah transport sedimen sepanjang
pantai. Penanggulangan penutupan muara dibedakan atas penanggulangan lalu lintas kapal
(Jetty Panjang) dan penanggulangan penutupan mulut yang menyebabkan banjir (Jetty
pendek).
Tabel 3. 2
Matriks Penyelesaian Masalah
Pemecahan
No Rumusan Masalah Hipotesis Tindakan Lokasi Studi Data Analisis Data
Masalah
Data Curah Hujan
Sungai Sragi Harian dari 4 Stasiun
Bagaimana kondisi debit Menghitung debit
Debit Banjir yang Baru Kabupaten Melakukan analisis
banjir rancangan yang banjir rancangan Hujan
dihasilkan oleh kala Pekalongan Jawa Hidrologi hingga
1 terjadi pada Sungai Sragi Sungai Sragi Baru Peta Daerah Aliran
ulang 25 tahun berpotensi Tengah sepanjang mendapatkan debit
Baru dengan kala ulang 25 dengan kala ulang Sungai (DAS)
melimpas. 7 km sebelum banjir rancangan
tahun? 25 tahun Peta Topografi
Muara
Kabupaten Pekalongan
Debit Banjir
Bagaimana kemampuan Rancangan Kala Ulang Melaukan analisis
Terjadi limpasan pada Sungai Sragi
penampang Sungai Sragi Melakukan uji 25 Tahun (Q25) Hidrolika dengan
Section Sungai Sragi Baru Kabupaten
Baru pada kondisi coba dengan aplikasi HEC-RAS
Baru karena penampang Pekalongan Jawa Long Section dan
2 eksisting berdasarkan aplikasi HEC-RAS 5.0.7 sehingga
Sungai tidak mampu Tengah sepanjang Cross Section Sungai
debit banjir rancangan 5.0.7 pada tiap mengetahui Section
mengalirkan debit 7 km sebelum Sragi Baru
dengan kala ulang 25 section. Sungai yang
rancangan 25 Tahun Muara Data Pasang Surut
tahun? melimpas.
Air Laut
Debit Banjir
Melakukan Normalisasi dengan Rancangan Kala Ulang
Sungai Sragi Menentukan jenis
Bagaimana jenis normalisasi berupa perbaikan penampang 25 Tahun (Q25)
Baru Kabupaten upaya normalisasi
normalisasi sungai yang perbaikan sungai dan tanggul
Pekalongan Jawa Elevasi Muka Air dengan pertimbangan
3 dilakukan untuk penampang sungai, urugan tanah dapat
Tengah sepanjang Banjir sungai Sragi Q25 tahun, dan
penanggulangan banjir dan tanggul menanggulangi banjir Baru berdasarkan hasil
7 km sebelum Elevasi Muka Air
Sungai Sragi Baru? dengan urugan yang terjadi pada sungai Anilisis Hidrolika
Muara banjir
tanah. Sragi Baru. menggunakan Aplikasi
HEC-RAS 5.0.7
67
Tabel 3. 3
Algoritma Perhitungan
NO Tahapan Analisa Data Metode yang digunakan
Data Hujan 1999- Metode Kurva Massa
1 Uji konsistensi data
2018 (20 tahun) Ganda
Data Hujan 1999- Uji Stasioner (Uji F dan Uji
2 Uji Homogenitas
2018 (20 Tahun) T)
Data Hujan 1999-
Analisis curah hujan 2018 (20 tahun) Metode Poligon Thiessen
3
rerata daerah Luas DAS Sragi
Baru
Analisis curah hujan Data Hujan 1999- Metode Log Pearson Type
4
rancangan 2018 (20 tahun) III
Uji Kesesuaian distribusi Data Hujan 1998- Uji Smirnov-Kolmogorof
5
hujan 2018 (20 tahun) Uji Chi-Kuadrat
Data Hujan 1999-
Pola Distribusi Hujan 2018 (20 Tahun)
6 Metode PSA-007
jam-jaman Koefisien Pengaliran
(c)
Data Hujan 1999-
2018 (20 Tahun)
Perhitungan Debit Banjir Luas DAS Sragi Hidrograf Santuan Sintetik
7
Rancangan Baru (HSS) Nakayasu
Kofisien Pengaliran
(C)
Debit Banjir
Rancangan Q25th
Long Section dan
Analisis Elevasi Muka Air Cross Section
8 HEC-RAS 5.0.7
Kondisi Eksisting Kofisien Manning
(N)
Data Pasang Surut
Air Laut
Data Jenis Tanah dan
hasil
perencanaan bentuk Metode Fellenius dan
9 Perhitungan Stabilitas
normalisasi Simplified Bishop
sungai yang
dilakukan
Diameter Butiran
Metode Meyer Petter
Perhitungan Angkutan Sedimen
10 Muller dan HEC-RAS
Sedimen Hasil Perencanaan
5.0.7
Normalisasi
Diameter Butiran
Prediksi Perubahan Sedimen HEC-RAS 5.0.7 dan
11
Kemiringan Dasar Sungai Hasil Perencanaan Manuak
Normalisasi
Sumber: Hasil Penulisan, 2021
69