Anda di halaman 1dari 8

PERTEMUAN 15

TEKNIK SUNGAI
ANALISIS EKONOMI

OLEH :

Ir. DWI PRIYANTORO, MS.


NIP. 19580502 198503 1 001

JURUSAN TEKNIK PENGAIRAN


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
TAHUN 2021
TEKNIK SUNGAI Th.2020

DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI ................................................................................................... i
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... iii

1. Pendahuluan ......................................................................................... 1
2. Manfaat (Benefit) Proyek ..................................................................... 1
3. Perbandingan Intangible dan Tangible Benefit ................................... 3
4. Analisa Kelayakan Ekonomi ............................................................... 4
4.1. Economic Internal Rate Of Return (EIRR) .............................. 5
4.2. Net Present Value (NPV) ......................................................... 5
4.3. Benefit Cost Rasio (BCR)......................................................... 6

Ir. Dwi Priyantoro, MS. i


TEKNIK SUNGAI Th.2020

ANALISIS EKONOMI

1. Pendahuluan
Pelaksanaan konstruksi proyek adalah suatu kegiatan yang menggunakan modal
(resources) atau faktor produksi untuk mencapai suatu tujuan tertentu sehingga
memberikan manfaat (benefit) setelah suatu tujuan tertentu. Untuk mengetahui
tingkat keuntungan/manfaat suatu investasi (proyek) perlu dilakukan evaluasi
kelayakan proyek. Salah satu bentuk evaluasi kelayakan proyek adalah analisis
ekonomi.

Analisa ekonomi perlu dilakukan sebelum proyek dilaksanakan, khususnya proyek-


proyek yang dibiayai dari dana obligasi pemerintah (pusat maupun daerah) atau
dana pinjaman. Tujuan utama dari analisa ekonomi adalah :
1. Melakukan identifikasi tingkat kelayakan suatu proyek secara ekonomis, atau
dengan kata lain melakukan penilaian apakah investasi yang ditanamkan akan
memberikan manfaat ekonomi yang cukup.
2. Melakukan penilaian seberapa besar keuntungan yang akan diperoleh oleh
penerima manfaat (dalam hal ini masyarakat) jika dibandingkan dengan tanpa
proyek.
3. Melakukan justifikasi terhadap biaya yang dikeluarkan untuk pembangunan
proyek tersebut dan kemungkinan pengembalian investasi (cost recovery) dalam
kaitannya dengan pembayaran kembali pinjaman dari pihak donor.
4. Melakukan identifikasi terhadap resiko-resiko yang mungkin akan menjadi
kendala bagi proyek untuk mencapai tujuan yang diprogramkan.

2. Manfaat (Benefit) Proyek


Manfaat atau benefit adalah kegunaan dan atau keuntungan setelah proyek tersebut
selesai dibangun. Atau hasil prodk dari suatu proyek yang biasa dijual atau
dinikmati. Manfaat dari suatu proyek dapat diklasifikasikan menjadi :
a. Manfaat langsung (direct benefit)
Manfaat langsung adalah manfaat yang langsung dapat diperoleh / dinikmati
setelah proyek selesai. Contoh dari manfaat langsung ini adalah :

Ir. Dwi Priyantoro, MS. 1


TEKNIK SUNGAI Th.2020

- Pembangunan PLTA yang dapat menghasilkan listrik


- Pembangunan bendungan untuk mengurangi banjir dan peningkatan
produksi pertanian
- Pembangunan jalan tol

b. Manfaat tidak langsung (indirect benefit)


Indirect Benefit adalah keuntungan atau manfaat yang akan dinikmati secara
berangsur-angsur dan dalam jangka waktu yang panjang. Contoh dari manfaat
tidak langsung ini adalah :
- Pembuatan tanggul banjir yang dapat mengatasi banjir selama bertahun-
tahun, sehingga harga tanah di daerah tersebut naik
- Pembuatan jembatan yang membuat suatu daerah menjadi berkembang
industrinya
- Perkembangan industry baik tingkat nasional maupun regional
- kenaikan keuntungan dari perusahaan yang melayani masyarakat yang
menerima keuntungan langsung dari proyek dan mendorong
pengembangan wilayah..

c. Manfaat nyata (tangible benefit)


Manfaat nyata adalah manfaat yang dapat diukur dalam bentuk suatu
nilai uang. Contoh dari manfaat nyata ini adalah :
- Pendapatan petani yang bertambah Rp.X/ tahun karena hasil panen yang
baik setelah dibangun bendungan di daerah tersebut.

d. Manfaat tidak nyata (tangible benefit)


Manfaat tidak nyata adalah manfaat dari suat proyek yang tidak dapat diukur, tetapi
dapat dirasakan dan dan diyakini ada manfaatnya. Contoh dari manfaat tidak
nyata ini adalah :
- Pembangunan waduk suatu di wilayah kering mempunyai intangible
benefit berupa terciptanya kesempatan rekreasi masyarakat sekitar waduk
- Perasaan aman terhadap banjir sesudah adanya proyek pengendalian banjir
- kesempatan hidup di daerah yang luas bagi sebagian penduduk perkotaan
setelah ada proyek reklamasi

Ir. Dwi Priyantoro, MS. 2


TEKNIK SUNGAI Th.2020

3. Perbandingan Intangible dan Tangible Benefit


Contoh perbandingan Intangible dan Tangible Benefit pada beberapa sektor adalah
sebagai berikut :

Sektor Tangible Benefits Intangible Benefits


Air untuk - Jumlah rumah tangga/ bisnis yang
domestic dan menerima air bersih
komersial - Perbaikan kesehatan
- Pengurangan penurunan muka
tanah akibat penyedotan air tanah
- Pengurangan pencemaran
Industri - Penambahan produksi/ hasil - Pengurangan penyedotan air tanah
industri - Pengurangan pencemaran

Pertanian - Penambahan produksi - Swa sembada pangan


tanaman - Pengurangan erosi
- Perbaikan hasil produksi - Pelestarian daerah tangkapan air
- Penghematan air irigasi
- Menghindari kehilangan air

Perikanan - Menambah hasil produksi Preservasi daerah pemijahan


perikanan ikan (misalnya rawa pantai)
- Memperbaiki kualitas produksi
- Pemberian air yang terjamin
- Menghindari kerugian

Tenaga Air - Pembangkitan Tenaga Listrik - Pemberian aliran listrik ke kota dan
desa
- Menambah cadangan dan
pengendalian air
- Pengurangan kerusakan akibat
banjir

Transportasi - Mengurangi biaya transportasi

Rekreasi dan - Menambah belanja turis - Pelestarian hutan dan daerah


turisme tangkapan air
- Meningkatkan kualitas
- hidup perseorangan
- Penghutanan kembali
- dan pengendalian erosi

Ir. Dwi Priyantoro, MS. 3


TEKNIK SUNGAI Th.2020

4. Analisa Kelayakan Ekonomi


Dalam perencanaan rehabilitasi jaringan irigasi, diperlukan analisa dari segi teknik
dan ekonomi. Analisa dari segi teknik diperlukan untuk menentukan rencana
anggaran biaya proyek. Sedangkan analisa dari segi ekonomi, diperlukan untuk
menentukan kelayakan proyek. Asumsi-asumsi yang digunakan dalam melakukan
“Analisis Ekonomi” dalam studi ini diuraikan sebagai berikut :
1. Umur ekonomis bangunan irigasi ditetapkan sebesar 20 th.
2. Tingkat suku bunga ditetapkan sebesar 8 – 12% (sesuai kesepakatan
BAPPENAS dengan Lembaga Keuangan Internasional tentang batasan
minimal tingkat pengembalian untuk proyek-proyek irigasi di Indonesia).
3. Harga ekonomis (setelah proyek dan sebelum proyek) ditentukan berdasarkan
perhitungan antara harga finasial (pasar) dikalikan faktor konversi, dimana
harga finansial didapat dari harga survai di pasar tradisional setempat.
4. Full development (pengembangan penuh) untuk manfaat proyek diperkirakan
mulai tahun ke 1, mengingat lamanya waktu pelaksanaan adalah 1 tahun.

Parameter yang digunakan untuk analisa ekonomi antara lain :


1. Ratio Manfaat Biaya (BCR = Benefit Cost Ratio).
2. Nilai Netto Sekarang (NPV = Net Present Value).
3. Tingkat Pengembalian Internal (IRR atau EIRR = Economic Internal Rate Of
Return).

Pada saat pelaksanaan pembangunan proyek dan pemanfaatan proyek di masa yang
akan datang, mungkin akan terjadi perubahan komponen-komponen dari
perhitungan biaya maupun manfaat proyek antara lain :
a. Terdapatnya biaya naik (Cost Overrun).
b. Adanya perubahan dalam perbandingan harga terhadap tingkat harga secara
umum, misalnya pada penurunan harga dari hasil produksi pertanian.
c. Mundurnya waktu pelaksanaan proyek.
d. Penyimpangan dalam perkiraan biaya dan manfaat.

Ir. Dwi Priyantoro, MS. 4


TEKNIK SUNGAI Th.2020

Untuk menganalisa kepekaan dari hasil anailisa ekonomi terhadap kondisi-kondisi


di atas, maka diperlukan analisis sensitivitas. Analisis sensitivitas pekerjaan
dilakukan untuk beberapa keadaan antara lain :
Keadaan 1 : Normal
Keadaan 2 : Biaya proyek normal, manfaat turun 10 %
Keadaan 3 : Pelaksanaan konstruksi mundur/terlambat 1 th

4.1. Economic Internal Rate Of Return (EIRR)


EIRR merupakan nilai suku bunga, dimana pada kondisi ini NPV = 0 atau BCR =
1. Nilai EIRR sangat bermanfaat untuk menilai apakah dengan suku bunga
pinjaman tertentu proyek tersebut layak atau tidak secara ekonomi. Dalam analisis
ini diasumsi bahwa nilai suku bunga pinjaman adalah 12%, dengan demikian jika
nilai EIRR > 12% proyek dapat dikatakan layak secara ekonomi. EIRR dihitung
atas dasar penerimaan bersih dan total nilai untuk keperluan investasi. Nilai EIRR
sangat penting diketahui untuk melihat sejauh mana kemampuan proyek ini dapat
dibiayai dengan melihat nilai suku bunga pinjaman yang berlaku.

Perhitungan nilai EIRR ini dapat diperoleh dengan rumus :

NPV'
EIRR = I' + (I' − I" )
NPV' - NPV"

dimana:
I’ = Suku bunga memberikan nilai NPV positif
I” = Suku bunga memberikan nilai NPV negatif
NPV’ = NPV positif
NPV” = NPV negatif

4.2. Net Present Value (NPV)


NPV merupakan selisih antara Benefit dan Cost pada kondisi nilai present biaya,
yang mana dalam analisis ini dapat digunakan sebagai indikator sejauh mana suatu
proyek menguntungkan secara ekonomi, maupun finansial ditinjau pada berbagai
suku bunga. Langkah yang harus dilakukan untuk perhitungan ini tidak banyak
berbeda dengan langkah untuk perhitungan EIRR. Secara umum rumus untuk
perhitungan nilai Present Value (PV) adalah sebagai berikut :
Ir. Dwi Priyantoro, MS. 5
TEKNIK SUNGAI Th.2020

F
PV =
(1 + i)n
dimana :
PV = Nilai sekarang (Present Value)
F = Nilai pada tahun ke n
i = Nilai suku bunga
n = tahun ke 1,2,3,……dst

Dalam evaluasi suatu proyek, nilai NPV pada suku bunga pinjaman yang berlaku
harus mempunyai harga > 0. Jika NPV = 0 berarti proyek tersebut mengembalikan
persis seperti nilai investasi. Jika NPV < 0 proyek tersebut dari segi ekonomi
maupun finansial tidak layak untuk dibangun.

4.3. Benefit Cost Rasio (BCR)


Analisis BCR merupakan suatu analisis yang diperlukan untuk melihat sejauh mana
perbandingan antara Benefit dan cost pada kondisi nilai present. Ini berarti bahwa
jika nilai BCR pada suku bunga berlaku > 1, maka proyek dapat dibangun. Secara
umum rumus untuk perhitungan BCR ini adalah :

PV dari manfaat
BCR =
PV dari biaya

Sebagai ukuran dari penilaian suatu kelayakan proyek dengan metode BCR ini
adalah jika BCR > 1 maka proyek dikatakan layak dikerjakan dan sebaliknya jika
nilai BCR < 1 proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan. Perhitungan analisa
ekonomi didasarkan pada tingkat suku bunga sebesar 12 % dan umur jaringan
irigasi selama 20 tahun.

Ir. Dwi Priyantoro, MS. 6

Anda mungkin juga menyukai