PELABUHAN
7.1. UMUM
Pendekatan yang digunakan pada kelayakan ini akan digunakan pendekatan kedua
mengingat kegiatan pembangunan pelabuhan Suator dibiayai total oleh pemerintah dan
tidak ada unsur swasta yang terlibat untuk investasi.
Pada dasarnya perbedaan terdapat pada sudut pandang dimana dalam kajian ekonomi
biaya dan manfaat dilihat dari sudut pandang masyarakat sedangkan dari pendekatan
analisis finansial/keuangan sudut pandang lebih kea rah kepentingan investor atau privat.
VII -1
Laporan Studi Pemilihan Lokasi Dan Kelayakan
Akhir Pelabuhan Perintis Suator Kabupaten Asmat
Berdasarkan analisis kebutuhan pergerakan dengan asumsi kapal yang beroperasi untuk
jangka pendek adalah maksimum kapal 500 DWT, Jangka Menengah dan panjang adalah
kapal 1000 DWT.
Dengan asumsi pelabuhan Suator ini adalah infrastruktur public yang dibangun oleh
pemerintah pusat untuk pembangunan masyarakat Pulau Temajo dan sekitarnya pada
khususnya, maka metode analisa finansial yang digunakan adalah analisa ekonomi.
Fokusnya adalah kegiatan proyek dari segi perekonomian secara makro sebagai lawan dari
analisa finansial yang melihat dari segi privat/swasta. Selanjutnya dari perhitungan benefit
akan dapat dilihat penghasilan total masyarakat.
Dengan demikian benefit yang diperoleh adalah benefit masyarakat (social benefit). Dari
pendekatan analisa ekonomi akan didapatkan beberapa perbedaan perhitungan
berdasarkan pendekatan analisa finansial, yaitu :
Dalam menghitung perkiraan benefit dan perkiraan biaya, maka asumsi-asumsi berikut
ditentukan lebih dahulu, yaitu:
1. Seluruh perkiraan biaya manfaat dalam studi ini adalah perkitaan analisis teknis
khususnya pada aspek transportasi penumpang dan barang antar pulau dan aspek
konstruksi pembangunan pelabuhan laut.
2. Pembangunan pelabuhan diasumsikan dimulai pada tahun 2014 secara bertahap dan
sudah bisa dioperasikan pada tahun 2015.
VII- 2
Laporan Studi Pemilihan Lokasi Dan Kelayakan
Akhir Pelabuhan Perintis Suator Kabupaten Asmat
3. Harga dan nilai upah yang dipakai adalah harga bayangan dan opportunity cost tenaga
kerja.
4. Bila ada subsidi dihitung sebagai biaya proyek, sedangkan pajak tidak diperhitungkan
karena termasuk transfer payment bagi pemerintah.
5. Umur ekonomis fasilitas pelabuhan utama adalah 20 tahun, sedangkan bangunan dan
fasilitas penunjang sekitar 25 tahun juga.
6. Analisa kelayakan dihitung sampai 20 tahun, dengan demikian bangunan dan fasilitas
yang umur ekonomisnya lebih dari 20 tahun akan dihitung sebagai nilai sisa yang
dianggap sebagai pemasukan proyek.
7. Perhitungan benefit total utama dihitung dari nilai tambahan jumlah penumpang akibat
adanya pembangunan pengembangan Pelabuhan Laut.
7.3.1. Benefit
Dalam studi ini benefit langsung yang diproleh dari investasi pembangunan pengembangan
Pelabuhan Laut adalah peningkatan jumlah muatan baik orang maupun barang akibat dari:
Pembangunan dermaga
Terciptanya keamanan dan kenyamanan aktivitas pelabuhan akibat dari adanya fasilitas
fungsional dan penunjang
Peralatan pelabuhan dan mode pelabuhan terjamin kualitas akibat adanya gudang
peralatan dan perbaikan
Benefit secara tidak langusng adalah efek multiplier ekonomi akibat pembangunan
pelabuhan. Efek ini adalah dampak turunan akibat peningkatan jumlah muatan dan
pembangunan sarana dan prasarana pelabuhan yang termasuk dalam benefit tidak
VII- 3
Laporan Studi Pemilihan Lokasi Dan Kelayakan
Akhir Pelabuhan Perintis Suator Kabupaten Asmat
langsung adalah adanya aktivitas-aktivitas yang muncul atau berkembang setelah adanya
pembangunan Pelabuhan Laut, seperti pariwisata dan perdagangan.
1. Benefit sosial
Benefit sosial adalah dampak positif yang diterima masyarakat dan adanya investasi
pembangunan pelabuhan, dimana dampak social diakibatkan oleh:
Peningkatan sumber daya manusia karena pendidikan bisa berjalan dengan baik.
2. Benefit total
Benefit total merupakan jumlah seluruh benefit yang diterima masyarakat dan wilayah
secara umum. Nilai benefit total adalah penjumlahan dari benefit langsung dan tidak
langsung.
Kuantifikasi perhitungan benefit di atas dengan melihat nilai produksi sector angkutan laut
yang diwakili oleh PDRB sektor laut di Kabupaten Asmat, dimana dapat diketahui nilai
manfaat ekonomi investasi di bidang angkutan laut per penduduk di wilayah studi sebagai
berikut:
Tabel 7.2 Benefit Dari Sektor Laut Per jiwa per tahun di Kabupaten Asmat
7.3.2. Revenue
a. pendapatan jasa kapal, yang terdiri dari jasa labuh, jasa tambat, jasa pandu, jasa tunda
dan air kapal.
VII- 4
Laporan Studi Pemilihan Lokasi Dan Kelayakan
Akhir Pelabuhan Perintis Suator Kabupaten Asmat
b. Pelayanan jasa barang yang terdiri dari jasa bongkar muat, jasa penyewaan gudang,
lapangan penumpukan, dsb.
Tarif jasa pelabuhan didasarkan pada tarif dasar pelabuhan yang berlaku di Indonesia. Pada
tabel berikut disajikan daftar jenis dan tarif jasa pelabuhan untuk perdagangan dalam
negeri:
Tabel 7.3 Jenis dan tarif Jasa Pelabuhan
No Jenis Jasa Biaya (Rp) keterangan
1 Jasa labuh
Kapal niaga 200 per GT/kunjungan
kapal bukan niaga 100 per GT/kunjungan
2 Jasa tambat
dermaga beton 95 per GT/etmal
dolphin/pelampung 48 per GT/etmal
pinggiran 34 per GT/etmal
3 Jasa pemanduan
tarif tetap 35,500 per kapal/gerakan
tarif variabel 25 per GT/kapal/gerakan
4 Jasa Penundaan
Tarif tetap 320,000 per kapal/jam
tarif variabel 30 per GT/kapal/jam
5 Air kapal
via dermaga 17,500 per ton
via tongkang 27,500 per ton ditambah ongkos
angkut sesuai dengan jarak
Peti Kemas
Tarif Jasa Dermaga
20' 40' Keterangan
6 Bongkar Muat LCL
a. Dengan Crane Dermaga 972,000 1,452,000 termasuk uang dermaga
b. Dengan Crane Kapal 876,000 1,308,000 sda
7 Bongkar Muat FCL
a. Dengan Crane Dermaga 1,620,000 2,436,000 tidak termasuk
b. Dengan Crane Kapal 1,524,000 2,292,000 uang dermaga
8 Bongkar Muat Transhipment
a. Dengan Crane Dermaga 624,000 936,000 termasuk uang dermaga
b. Dengan Crane Kapal 528,000 792,000 sda
Jenis Jasa Satuan Biaya (Rp) Keterangan
9 Jasa Dermaga
a. Dgn Alat Khusus ton/m3 715
b. Menggunakan Alat Khusus ton/m3 680
c. hewan ekor 910
10 Jasa Penumpukan
a. Gudang ton/m3 195 per hari
b. Lapangan
1) Barang Umum ton/m3 95 per hari
2) Hewan ton/m3 715 per hari
Dalam investasi pembangunan Pelabuhan terdapat 2 komponen biaya utama yang harus
diestimasi besarnya, yakni biaya konstruksi (construction cost) dan biaya operasi
(operasional cost). Komponen biaya konstruksi terdiri dari:
Dengan melihat hasil perhitungan rencana pengembangan pelabuhan untuk setiap rentang
tahun perencanaan maka dapat dianalisis perkiraan biaya pembangunan pelabuhan
tersebut seperti diperlihatkan pada tabel berikut ini:
VII- 6
Laporan Studi Pemilihan Lokasi Dan Kelayakan
Akhir Pelabuhan Perintis Suator Kabupaten Asmat
No Pekerjaan Jangka Pendek (Rp) Jangka Menengah (Rp) Jangka Panjang (Rp)
I General
Pekerjaan Persiapan 25,000,000 - -
Mob dan Demob 50,000,000 - -
II Pekerjaan Civil
Dermaga
Pondasi 875,000,000 875,000,000 875,000,000
Struktur 525,000,000 525,000,000 525,000,000
Fender dan Bollard 25,000,000 25,000,000 25,000,000
Trestle
Pondasi 250,000,000 - -
Struktur 150,000,000 - -
Pekerjaan Tanah 1,250,000,000 - -
III Pekerjaan Fasilitas Penunjang
Jalan, areal parkir dan drainase 2,500,000,000 2,500,000,000 1,250,000,000
Areal Penumpukan 5,000,000,000 5,000,000,000 2,500,000,000
Bangunan
Kantor 680,000,000
Gudang - 680,000,000
Pos Keamanan 60,000,000
Terminal Penumpang 925,000,000
IV Pekerjaan Utilitas
Listrik dan Listrik 450,000,000
BBM 45,000,000
Total Biaya Konstruksi 11,205,000,000 11,210,000,000 5,175,000,000
Tujuan dari analisa kelayakan ekonomi suatu proyek adalah untuk mengetahyi tigkat
keuntungan yang dapa dicapai atas investasi proyek tersebut, untuk melakukan penilaian
terhadap kesempataan investasi yang ada serta untuk menentukan prioritas investasi.
Analisa kelayakan ekonomi terhadap pembangunan prasarana dan sarana oleh pemerintah
daerah, dimana prasarana dan sarana tersebut dapat menghasilkan pendapatan secara
langsung, umumnya dibedakan menjadi 2(dua), yaitu analisa kelayakan ekonomi dan
analisa kelayakan finansial. Perbedaan mendasar dari 2(dua) analisa tersebut adalah pada
cara perhitungan besarnya investasi yang harus dikeluarkan.
Pada analisa kelayakan ekonomi besarnya investasi tidak dihitung berdasarkan harga nyata
tetapi pada harga yang didalamnya mengandung subsidi pemerintah yang unum disebut
sebagai harga bayangan (shadow price). Sebagai contoh pada saat ini harga BBM adalah
VII- 7
Laporan Studi Pemilihan Lokasi Dan Kelayakan
Akhir Pelabuhan Perintis Suator Kabupaten Asmat
harga yang masih mendapatkan subsidi pemerintah, dengan demiokian harga barang-
barang lain yang tergantung pada harga BBM tentunya juga bukan harga sebenarnya,
karena mengandung harga subsidi BBM. Sedangkan pada kelayakan finansial biaya
investasi dihitung berdasarkan harga nyata yang ada di pasar yang biasa disebut dengan
harga pasar atau market price.
Berikut ini adalah analisa kelayakan Pelabuhan dari sudut pandang finansial, ekonomi, tata
ruang, social budaya dan lingkungan, sedangkan aspek kelayakan teknis telah disajikan
pada Bab IV tentang penentuan lokasi pelabuhan.
7.5.1. Finansial
Tiga kriteria kelayakan yang sering digunakan dalam analisa kelayakan finansial adalah
sebagai berikut:
VII- 8
Laporan Studi Pemilihan Lokasi Dan Kelayakan
Akhir Pelabuhan Perintis Suator Kabupaten Asmat
Nilai bersih sekarang adalah nilai sekarang (net present) dari selisih antara benefit
dan biaya pada tingkat discount rate tertentu, metode perhitungan NPV adalah
sebagai berikut:
NPV=Σ(Bt-Ct)DF
Analisa net B/C adalah perbandingan antara jumlah NPV positif dengan jumlah
NPV negative, dengan perhitungan sebagai berikut:
3. Analisa EIRR
Dimana i1 adalah tingkat bunga pada NPV positif dan i 2 adalah tingkat bunga pada
NPV negative.
VII- 9
Laporan Studi Pemilihan Lokasi Dan Kelayakan
Akhir Pelabuhan Perintis Suator Kabupaten Asmat
Discount Rate
Perhitungan Kelayakan
10% 15% 20%
Analisa NPV (4,518,439,192) (5,247,031,226) (5,432,623,557)
Analisa B/C 0.80 0.48 0.33
Analisa EIRR 2.72%
Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa ketiga parameter yang ada semuanya tidak
memenuhi ketiga syarat batas diatas, maka dapat dikatakan bahwa pembangunan
pelabuhan Suator tidak layak secara finansial.
Kondisi kelayakan finansial yang masih belum memadai sering terjadi dalam banyak kasus
evaluasi proyek pembangunan dermaga angkutan laut, hal ini tidak hanya terjadi untuk
lokasi wilayah dengan permintaan lalu lintasnya rendah, akan tetapi bisa juga terjadi pada
pelabuhan dengan permintaan lalu lintas yang sudah cukup tinggi.
Pada kondisi seperti itu maka skema kerjasama pemerintah pusat dan daerah biasanya
menjadi pilihan solusi penanganan. Dengan memperhatikan tingkat kelayakan finansial
serta peraturan yang ada maka pada studi ini dikembangkan skema kerjasama dengna poa
seperti disajikan pada gambar berikut ini :
Subsidi: Subsidi:
Sebagian Tarif Pembangunan Sebagian Tarif
Sebagian Biaya Pelabuhan dan Sebagian Biaya
Operasi dan Pengadaan Kapal Operasi dan
Perawatan Perawatan
Operasional dan
Pemeliharaan
Selanjutnya Pemerintah Daerah dan Pusar akan membuat kontrak kerjasama mengenai pola
pembayaran subsidi. Komposisi kontribusi masing-masing pihak dapat disesuaikan dengan
memperhatikan kemampuan keuangan Negara serta kemampuan Pemerintah Daerah.
7.5.2. Ekonomi
Manfaat dan keuntungan perdagangan dan dampak lanjutan perdagangan dan dampak
lanjutan yang telah dihitung terhadap seluruh jumlah penduduk Kabupaten Asmat, yang
diasumsikan menerima manfaat sebesar Rp. 600,000 per jiwa per tahun.
Menurut RTRW Kabupaten Asmat dalam konteks studi kelayakan lokasi pelabuhan
didapatkan beberapa point sebagai berikut:
VII- 11
Laporan Studi Pemilihan Lokasi Dan Kelayakan
Akhir Pelabuhan Perintis Suator Kabupaten Asmat
1. Status ketiga alternative lokasi pelabuhan terletak pada lahan yang dapat dimanfaatkan
dan dikembangkan dimana lahan tersebut tidak terdapat pada kawasan hutan lindung
atau kawasan lain yang tidak diperbolehkan adanya pembangunan fasilitas pelabuhan.
2. Lokasi yang memiliki bobot tertinggi yaitu Lokasi Jinak layak dimanfaatkan sebagai
lokasi pelabuhan karena terletak dekat dengan rencanan sistem jaringan prasarana
utama jaringan jalan Ruas jalan Wagano-Binam-Mabul–Kabupaten Yahukimo.
Sedangkan Lokasi Wowi layak juga dimanfaatkan karena terletak pada lokasi strategis
jaringan transportasi laut karena menghubungkan dengan Kabupaten Mappi (lalu lintas
antar kabupaten)
Dari hasil diskusi dan wawancara dengan beberapa instansi dan masyarakat pada daerah
lokasi studi didapatkan beberapa point sebagai berikut:
Berikut ini adalah beberapa dampak pembangunan secara social budaya baik pada tahap
pra-konstruksi, tahap konstruksi dan tahap pasca konstruksi.
Sumber dampak terhadap komponen social ekonomi budaya pada tahap pra konstruksi
adalah kegiatan pengadaan lahan untuk tapak pelabuhan.
VII- 12
Laporan Studi Pemilihan Lokasi Dan Kelayakan
Akhir Pelabuhan Perintis Suator Kabupaten Asmat
Sumber dampak kegiatan mobilisasi tenaga kerja untuk konstruksi dan kegiatan pekerjaan
tanah, pembangunan struktur yang membutuhkan material konstruksi.
Jenis dan potensi dampak terjadi pada masalah penyerapan tenaga kerja. Sejumlah tenaga
kerja akan dibutuhkan untuk rencana konstruksi pelabuhan Suator dengan berbagai
kualifikasi seperti tenaga bangunan, mandor, operator, dll.
Sebagian tenaga kerja tentunya ada yang didatangkan dari lokasi lain, hal ini dapat
berpotensi menimbulkan masalah social budaya.
Dampak terserapnya tenaga kerja merupakan dampak positif langsung yang dapat
dinikmati oleh masyarakat di sekitar lokasi rencana pembangunan. Dampak ini bersifat
sementara yaitu terjadi selama kegiatan pembangunan berlangsung yang diberikan sekitar
satu tahun. Selesai itu dampak akan berakhir dengan sendirinya. Dampak terbukanya
peluang berusaha merupakan dampak positif langsung yang dapat dinikmati oleh
masyarakat di sekitar lokasi rencana. Dampak ini pun akan bersifat sementara yaitu terjadi
selama kegiatan adanya kebutuhan pembangunan terhadap material konstruksi. Setelah itu
dampak akan berakhir dengan sendirinya.
Sumber dampak terhadap komponen social, ekonomi dan budaya masyarakat adalah
komponen kegiatan penerimaan tenaga kerja dan kegiatan pelayanan jasa kapal serta
barang.
Jenis dampak kegiatan pelabuhan pada tahap operasi yag mungkin akan timbul adalah
penyerapan tenaga kerja. Sejumlah tenaga kerja akan terserap pada tahap operasi pelabuhan
dari berbagai kualifikasi. Dampak penyerapan tenaga kerja merupakan dampak positif
langsung yang dapat dinikmati oleh masyarakat.
VII- 13
Laporan Studi Pemilihan Lokasi Dan Kelayakan
Akhir Pelabuhan Perintis Suator Kabupaten Asmat
Selain itu dampak meningkatnya kualitas hidup masyarakat sekitar pelabuhan juga akan
terasa karena dengan meningkatnya aktivitas kegiatan di pelabuhan secara tidak langsung
juga akan meningkatkan dinamisasi social di lokasi pelabuhan dan sekitarnya.
7.5.5. Lingkungan
Rencana kegiatan pembangunan pelabuhan ini nantinya akan meliputi kegiatan pra-
konstruksi, konstruksi dan pasca konstruksi yang semuanya memiliki potensi untuk
menghasilkan dampak terhadap lingkungan hidup.
b. Dari aspek biologi, diantaranya adanya gangguan terhadap flora dan fauna.
Kerusakan tanah (akibat penyiapan tanah dasar, cut and fill, pengangkutan
material, pelaksanaan perkerasan dan pekerjaan pondasi)
Gangguan hidrologi dan kualitas air (kualitas air, permeabilitas tanah, system
drainase dan fasilitas air bersih).
Perubahan kualitas udara, getaran dan kebisingan alat berat terutama saat
pemancangan.
b. Dari aspek biologi diantaranya gangguan terhadap flora dan fauna akibat alih fungsi
lahan dan pembangunan lahan darat dan lahan perairan.
a. Dari aspek geofisik-kimia terdiri dari kebisingan, emisi kendaraan, getaran, perubahan
guna lahan dan masalah kemacetan.
VII- 14
Laporan Studi Pemilihan Lokasi Dan Kelayakan
Akhir Pelabuhan Perintis Suator Kabupaten Asmat
b. Dari aspek biologi berupa ganguan terhadap flora dan fauna akibat kegiatan operasional
pelabuhan.
7.1. UMUM.................................................................................................................................1
VII- 15
Laporan Studi Pemilihan Lokasi Dan Kelayakan
Akhir Pelabuhan Perintis Suator Kabupaten Asmat
7.3.1. Benefit...............................................................................................................................3
7.3.2. Revenue............................................................................................................................4
7.5.1. Finansial.............................................................................................................................8
7.5.2. Ekonomi.........................................................................................................................11
7.5.5. Lingkungan....................................................................................................................14
Tabel 7.2 Benefit Dari Sektor Laut Per jiwa per tahun di Kabupaten Asmat..............................4
VII- 16
Laporan Studi Pemilihan Lokasi Dan Kelayakan
Akhir Pelabuhan Perintis Suator Kabupaten Asmat
VII- 17