Anda di halaman 1dari 15

LAPORAN KEUANGAN PELABUHAN

1. Tujuan Instruksional Khusus :


Setelah mempelajari Modul ini Taruna/I diharapkan dapat menjelaskan :
a. Laporan Neraca
b. Laporan Rugi/Laba
c. Laporan Arus Kas
d. Laporan Sumber Dana dan Penggunaan Dana

2. Laporan Neraca
Laporan Keuangan (Neraca) memberikan gambaran tentang keadaan
Pelabuhan pada tanggal terakhir dari suatu periode Akuntansi yang
menunjukan (dalam satuan mata uang) mengenai modal, cadangan dan
utang dan cara menanamkan sumber-sumber ini dalam berbagai jenis
Aktiva.
Neraca disusun secara sistematis sehingga memberikan gambaran posisi
keuangan pada suatu saat tertentu.
Penyajian pos-pos Neraca adalah sebagai berikut : Aktiva diklasifikasikan
menurut urutan Likuiditas, Kewajiban diklasifikasikan menurut urutan
Jatuh Tempo, Ekuitas/Modal diklasifikasikan menurut Kekekalan.
Pelabuhan memperoleh sumber-sumber fisik dengan cara membeli dalam
keadaan sudah jadi misalnya Forklift atau dengan cara membangun sendiri
misalnya : Dermaga-dermaga baru.
Aktiva disajikan berurutan sesuai dengan tingkat likuiditas masing-masing
aktiva yaitu tingkat kecepatan pencairan aktiva tersebut menjadi uang
dalam kegiatan yang normal.
Untuk kepentingan penafsiran dan analisis, Aktiva digolongkan menjadi
dua kategori :
a. Aktiva Modal atau Aktiva Jangka Panjang; misalnya : Sarana dan
Prasarana Pelabuhan termasuk Derek, Forklift, Traktor, kendaraan
jenis peralatan, perabot, alat kantor.
b. Aktiva yang diperoleh dan kemudian digunakan dalam jangka pendek,
kelompok Aktiva ini disebut Aktiva Lancar, yang termasuk dalam
kategori ini bahan-bahan, tagihan kepada pemakai jasa Pelabuhan
(disebut Debitur), kas dan sumber jangka pendek lainnya.
Kelompok berikutnya adalah Modal sendiri yang terdiri atas modal yang
disetor oleh pemilik (dapat berupa Badan Pemerintah atau swasta yang
menyediakan dana sebagai injeksi pertama kedalam Pelabuhan, laba yang
ditahan atau disebut dana cadangan.
Apabila diperlukan tambahan Kas atau dana untuk membeli Aktiva dapat
diperoleh melalui pinjaman.
Pelabuhan, pinjaman merupakan salah satu sumber dana utama
disebagian besar Pelabuhan dimana modal pinjaman ini harus dibayar
kembali dikemudian hari.
Lembaga penyandang dana pinjaman misalnya : Bank, Perusahaan
Asuransi dan Lembaga-lembaga keuangan lainnya (Kreditur Jangka
Panjang). Sumber dana yang tersedia bagi perusahaan juga berasal
penangguhan pembayaran atas tagihan yang diterima dari pemasok
barang, jasa, peralatan dan lain-lain.
Pinjaman dari kreditur jangka pendek dan kreditur jangka panjang disebut
utang perusahaan, utang pajak yang akan dibayar oleh Pelabuhan ke Kas
Negara juga merupakan sumber dana.
Utang lancar atau utang jangka pendek umumnya harus dibayar dalam
jangka satu tahun meliputi : utang dagang, upah dan gaji.
Utang jangka panjang adalah utang yang jatuh temponya lebih dari satu
tahun misalnya : utang obligasi dan utang jangka panjang lainnya.
Bentuk Neraca :
PT (Persero) PELABUHAN II NERACA
PER 31 DESEMBER 2013
3. Laporan Rugi/Laba
Laporan Rugi/Laba disusun secara sistimatik agar memberikan gambaran
mengenai hasil usaha perusahaan dalam periode tertentu.
Penyajian Laporan Rugi/Laba adalah sebagai berikut :
Memuat secara rinci unsur penghasilan dan beban sesuai dengan jenis dan
fungsi pada Perusahaan. Penghasilan dan beban dari kegiatan usaha,
diluar pos luar biasa, dipisahkan dan disusun dalam bentuk Staffel.
Laporan Rugi/Laba ini mengikhtisarkan hasil-hasil usaha suatu Pelabuhan
selama suatu periode tertentu yang dinyatakan dalam satuan mata uang.
Laporan ini disebut juga laporan penghasilan atau laporan laba.
Apabila pendapatan lebih besar dari pada biaya disebut laba, sebaliknya
apabila pendapatan lebih kecil dari biaya disebut rugi.
Pendapatan Pelabuhan berasal dari pelayanan jasa pelabuhan dengan
ketentuan mengenai tarif Pelabuhan, biaya Pelabuhan terdiri dari : biaya
personil/pegawai, biaya administrasi, biaya pemeliharaan, biaya
pengerukan, biaya penyusutan dan lain-lain.
Cara lain dalam memperoleh sumber untuk Pelabuhan adalah melalui
subsidi. Dana bantuan yang berasal dari pemerintah. Ini dimaksud untuk
menjamin kelancaran keuangan Pelabuhan.
Misalnya : dalam rangka menunjang kebijakan pemerintah beberapa jenis
barang tertentu yang lewat Pelabuhan mungkin dikenai tarif yang lebih
rendah dari pada biaya sesungguhnya.
Oleh karena itu diperlukan subsidi sebagai konpensasi atas pendapatan
Pelabuhan yang hilang.

PENDAPATAN DAN BIAYA PELABUHAN


A. Pendapatan Pelabuhan
Dimaksud pendapatan Pelabuhan adalah sebagai hasil dari pelayanan jasa
yang telah diberikan baik yang telah maupun yang belum terbit
tagihannya. Disini titik beratkan pada terjadinya transaksi pelayanan jasa
pada suatu periode yang dihasilkan atas pelayanan jasa harus sama
dengan pendapatan hasil perhitungan produksinya.
Mengingat pendapatan ini merupakan factor pokok dalam pembiayaan
kegiatan perusahaan, maka pengendalian pendapatan sangat diperlukan
agar tidak terjadi kebocoran pendapatan yang merugikan perusahaan.
Pendapatan dapat diperoleh dari kegiatan operasional maupun non
opersional atau sering dinamakan pendapatan diluar perusahaan antara
lain : hasil bunga Bank, selisih kurs, laba penjualan asset.
Komponen pendapatan dapat digolongkan sebagai berikut :
1) Pendapatan Pelayanan Kapal
Pendapatan ini berasal dari pendapat yang diperoleh dari penyediaan
fasilitas atau penyediaan jasa kapal. Sejak dari kapal berlabuh,
pemanduan, penggandengan dengan kapal tunda sampai penambatan
kapal di dermaga serta pengisian air ke kapal.
Dari kegiatan diatas, pendapatan menjadi :
- Pendapatan labuh
- Pendapatan penundaan
- Pendapatan pemanduan
- Pendapatan tambat
- Pendapatan air bersih
2) Pendapatan Pelayanan Barang
Pendapatan yang diperoleh dari penyediaan fasilitas bongkar muat
barang sejak dari lambung kapal melewati Dermaga, masuk gudang
atau lapangan penumpukan.
Dari kegiatan pelayanan jasa diatas, perincian pendapatan sebagai
berikut :
- Pendapatan dermaga
- Pendapatan gudang penumpukan
- Pendapatan lapangan penumpukan
3) Pendapatan Pelayanan Terminal Konvensional
Pendapatan yang menyelenggarakan pelayanan bongkar muat barang
umumnya mendirikan semacam anak perusahaan bongkar muat
(PBM). Kegiatan pelayanan bongkar muat menghasilkan pendapatan
dari kegiatan sejak barang diturunkan dari kapal ke Dermaga
(Stevedoring), memindahkan dari Dermaga ke gudang atau lapangan
penumpukan (Cargodoring) sampai dengan penyerahan barang ke
pemilik (Delivery) atau sebaliknya penerimaan barang dari pemilik
(Receiving), Cargodoring dan Stevedoring (memuat ke kapal)
disamping itu kadang-kadang ada kegiatan pemindahan barang dari
gudang atau lapangan penumpukan ke tempat penumpukan yang
ditunjuk yang dinamakan Overbrengen, juga ada kalanya menyewakan
alat-alat kerja serta kegiatan-kegiatan bongkar lainnya.
4) Pendapatan Pelayanan Terminal Peti Kemas
Pendapatan ini diperoleh dari adanya pelayanan usaha terminal peti
kemas (UTPK). Kegiatan bongkar muat peti kemas dilokasi yang telah
ditetapkan sebagai UTKP umumnya dilakukan langsung oleh PT
(Persero) Pelabuhan Indonesia melalui anak perusahaan bongkar muat
peti kemas. Pada beberapa pelabuhan UTPK semacam ini hanya
melayani kegiatan ekspor dan impor, sedang kegiatan antar pulau
dilaksanakan pada terminal konvensional yang dilayani oleh PBM milik
PT (Persero) Pelabuhan Indonesia maupun swasta.
5) Pendapatan Pengusahaan Tanah, Bangunan dan Listrik (TBL)
Pendapatan ini diperoleh dari hasil kegiatan pemanfaatn tanah dan
bangunan dalam suatu kontrak yang disepakati, serta persewaan
penerangan listrik untuk kegiatan bongkar muat barang baik di
Dermaga, di gudang maupun di lapangan.
Dari kegiatan ini pendapatan dirinci sebagai berikut :
- Pendapatan tanah
- Pendapatan bangunan
- Pendapatan listrik
6) Pendapatan Pelabuhan Khusus dan Dermaga Khusus
Pendapatan Pelabuhan Khusus saat ini tidak diadakan lagi mengingat
adanya ketentuan bahwa pendapatan di Pelabuhan Khusus merupakan
pendapatan dari Pelabuhan yang tidak diusahkan. Dengan demikian
pendapatan ini hanya terbatas pada pendapatan Dermaga Khusus.
Dari kegiatan di Dermaga Khusus ini dengan perincian sebagai berikut
:
- Pendapatan labuh
- Pendapatan tambat
- Pendapatan dermaga
7) Pendapatan Kerjasama/KSO
Pendapatan ini diperoleh dari adanya pengembangan usaha berupa
kerjasama usaha baik merupakan kerjasama operasi (KSO), Kontrak
Manajemen (KM), BOT dan sebagainya, yang umumnya harus
mendapatkan persetujuan Kementerian Perhubungan maupun
Kementerian Keuangan.
Untuk kerjasama usaha yang hanya bersifat bagi hasil akibat adanya
suatu konsensi seperti restibusi tunda swasta, bagi hasil atas kegiatan
bongkar muat barang yang dilakukan oleh pihak ketiga dimasukan
dalam pendapatan ini .
- Pendapatan restibusi tunda swasta
- Pendapatan sharing bongkar muat
- Pendapatan kontrak manajemen
- Pendapatan BOT dan sebagainya
8) Pendapatan Rupa-rupa
Pendapatan ini diperoleh dari kegiatan rupa-rupa selain kegiatan pokok
Pelabuhan, antara lain terdiri dari kegiatan penjualan pas masuk
Pelabuhan, imbalan jasa terhadap alat-alat bongkar muat swasta yang
beroperasi didaerah kerja Pelabuhan, pemberian jasa konstruksi, serta
usaha-usaha lain pada Pelabuhan masing-masing.
Dari kegiatan diatas pendapatan ini dirinci sebagai berikut :
- Pendapatan pas pelabuhan
- Pendapatan restribusi/imbalan jasa
- Pendapatan perbengkelan
- Pendapatan jasa konstruksi
- Pendapatan rupa-rupa lainnya
9) Pendapatan diluar Usaha
Pendapatan ini diperoleh dari kegiatan diluar usaha penyediaan
fasilitas Pelabuhan teridiri dari :
- Laba selisih kas
- Laba selisih persediaan
- Laba selisih KRURS
- Laba penjualan surat berharga
- Pendapatan denda
- Pendapatan jasa giro
- Pendapatan bunga deposito
- Pendapatan deviden
- Pendapatan bunga obligasi
- Laba penjualan aktiva tetap
- Pendapatan diluar usaha lainnya

B. Biaya Pelabuhan
1) Biaya adalah beban perusahaan yang harus dikeluarkan yang
berhubungan dengan proses produksi baik secara langsung maupun
tidak langsung.
Pengeluaran biaya atau beban dimaksud harus dapat dihitung dan
dipertangungjawabkan berdasarkan kriteria :
a. Dikeluarkan dalam usaha untuk menghasilkan pendapatan pada
periode berjalan.
b. Tidak dapat dimanfaatkan untuk periode Akuntansi berikutnya.
c. Tidak mungkin dihindari.
2) Semua biaya yang terjadi dikelompokan dalam struktur sebagai berikut
:
a. Berdasarkan jenis kegiatan
Biaya yang terjadi dikelompokan sesuai biaya yang bersangkutan
dalam hubungannya dengan aktivitas perusahaan secara
keseluruhan, yaitu biaya operasional langsung (BOL), biaya
operasional tidak langsung (BOTL), biaya penunjang operasi (BPO)
dan biaya pengelolaan kantor pusat (BPKP).
b. Berdasarkan pusat pelayanan/pusat biaya
Biaya yang terjadi dikelompokan menurut terjadinya biaya sesuai
dengan tingkat dan jenis kegiatan pelayanan jasa yang menerima
manfaatnya. Pusat pelayanan adalah tempat-tempat dimana
terjadi pendapatan dan biaya, sedangkan pusat biaya adalah ada
tempat- tempat dimana hanya terjadi biaya saja
c. Berdasarkan Sub Pusat Pelayanan/Sub Pusat Biaya
Sub Pusat Pelayanan/Sub Pusat Biaya merupakan rincian dari
Pusat Pelayanan/Pusat Biaya, dimana Pusat Pelayanan/Sub Pusat
Biaya adalah tempat terjadinya pendapatan dan atau biaya yang
terendah ditingkatnya.
Pembagian struktur biaya tersebut dilaksanakan dengan
pertimbangan bahwa biaya Pelabuhan mempunyai struktur
tertentu dalam kaitannya dengan tingkat jenis kegiatan yang
dilaksanakan. Makin rendah suatu strata biaya makin terinci
macam dan jenis biaya yang ada.

C. Biaya Pegawai
Termasuk kedalam kelompok ini adalah semua biaya yang dibayarkan
kepada Pegawai baik yang bersifat rutin, seperti gaji, tunjangan-
tunjangan ataupun yang bersifat insidentil seperti lembur dan sebagainya.

D. Biaya Bahan
Termasuk dalam kelompok ini adalah semua biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk pengadaan bahwa seperti BBM, bahan makanan, air,
listrik, telephone, obat-obatan, bahan medis dan perlengkapan dan lain-
lain.

E. Biaya Pemeliharan
Termasuk dalam kelompok ini adalah semua biaya yang dikeluarkan
perusahaan untuk memelihara Asset/alat produksi atau siap operasi.

F. Biaya Penyusutan
Adalah biaya yang dibebankan perusahaan sehubungan pemakaian
Aktiva/Alat produksi didalam operasi perusahaan.

G. Biaya Asuransi
- Adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan
pertanggungan atas aktiva dan keselamatan kerja.

H. Biaya Sewa
Adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan sewa
penggunaan fasilitas/peralatan yang bukan milik perusahaan.
I. Biaya Administrasi Kantor
Adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan penyelenggaraan
administrasi dan keperluan kantor antara lain meliputi biaya
cetak/fotocopy, kertas, alat tulis, surat kawat, surat kabar jamuan rapat,
bunga bank dan lain-lain.
J. Biaya Umum
Adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan sehubungan dengan
pengelolaan perusahaan yang tidak dapat dikelompokan dalam jenis- jenis
biaya seperti tersebut pada butir a s/d g dan l (biaya penugasan) seperti:
perjalanan dinas, penyisihan piutang, keamanan pelabuhan, promosi,
pajak olahraga dan kesenian, pakaian dinas, bantuan sosial dan lain-lain.
K. Biaya Penugasan
Adalah biaya yang dikeluarkan perusahaan yang tidak ada kaitannya
dengan pengelolaan perusahaan dalam pelayanan jasa kepelabuhan, akan
tetapi didasarkan pada perintah dari instansi Pemerintah yang terkait
dengan Pelabuhan seperti : biaya pemeliharaan jalur, biaya penunjang
kegiatan Departemen Teknis dan lain-lain.
Biaya penugasan ini tidak tercakup dalam struktur biaya Pelabuhan Cabang
(BOL, BOTL, BPO) tetapi seluruhnya ditampung dalam biaya pengelolaan
kantor pusat. Biaya penugasan tidak turut diperhitungkan dalam
perhitungan biaya satuan pelayanan jasa Pelabuhan karena biaya-biaya
tersebut tidak dikaitannya dengan operasi pelayanan jasa Pelabuhan.
a. Identifikasi jenis kegiatan, pusat biaya/pusat pelayanan, sub pusat
biaya, sub pusat pelayanan
Ditinjau dari keseluruhan efektifitas perusahaan, maka kegiatan
perusahaan dapat dibagi kedalam 3 (tiga) jenis kegiatan utama, yaitu:
a. Kegiatan operasi
b. Kegiatan penunjang operasi
c. Kegiatan pengelolaan

3. Kegiatan operasi adalah kegiatan perusahaan yang menangani


pelaksanaan pelayanan jasa (Divisi Operasional) kegiatan operasi ini
dibedakan menjadi :
a. Kegiatan operasi langsung
Kegiatan operasi langsung adalah kegiatan operasional dilapangan
yang diselenggarakan oleh suatu Pelabuhan dalam rangka
menjalankan fungsinya yang berhubungan langsung dengan
penyediaan fasilitas/sarana untuk kelancaran arus kapal dan
barang.
b. Kegiatan operasi tak langsung
Kegiatan operasi tak langsung adalah kegiatan Divisi/Dinas
operasional yang secara tidak langsung terkait dengan kegiatan
operasional Pelabuhan yaitu meliputi perencanaan dan
pengendalian pelayanan jasa.
Biaya-biaya yang terjadi dalam kaitannya dengan kegiatan operasi
langsung disebut Biaya Operasi Langsung (BOL) sedang yang
berkaitan dengan Operasi Tak Langsung disebut Biaya Operasi Tak
Langsung (BOTL).
Kegiatan penunjang operasi adalah kegiatan perusahaan yang
diselenggarakan untuk menunjang kelancaran pelayanan jasa
dicabang-cabang Pelabuhan yang meliputi kegiatan pemelihara
dan perbaikan (Divisi Tehnik), Keuangan (Divisi Keuangan), serta
kegiatan Adminstrasi Umum (Bagaian Umum). Biaya-biaya yang
berkaitan dengan kegiatan penunjang operasi disebut Biaya
Penunjang Operasi (BPO).
Kegiatan pengelolaan adalah kegiatan yang diselenggara kantor
pusat untuk pengelolaan perusahaan secara keseluruhan.
Biaya-biaya yang berkaitan dengan kegiatan dengan kegiatan
pengelolaan disebut Biaya Pengelolaan.
Keempat jenis kegiatan pokok tersebut dapat diuraikan lebih lanjut
kedalam pusat-pusat biaya/pelayanan. Pusat biaya/pelayanan
dapat diuraikan lagi menjadi sub pusat biaya/sub pusat pelayanan
yang merupakan tempat terendah dari terjadinya biaya atau
pendapatan.
Kegiatan diluar operasi/usaha adalah kegiatan perusahaan yang
tidak termasuk dalam kegiatan operasi maupun penunjang
operasi. Biaya- biaya yang berkaitan dengan kegiatan diluar
operasi/usaha disebut Biaya Diluar Usaha (BDU) tidak
diselenggarakan pusat-pusat biaya/pelayanan dalam kegiatan
diluar usaha.

4. Laporan Arus Kas (Cashflow) Tujuan dan kegunaan laporan


Informasi tentang arus kas suatu perusahaan berguna bagi para pemakai
laporan keuangan sebagai dasar untuk menilai kemampuan perusahaan
dalam menghasilkan kas dan setara kas, dan menilai kebutuhan
perusahaan untuk menggunakan arus kas tersebut.
Arus kas merupakan jiwa (life blood) bagi setiap perusahaan dan
fundamental bagi eksitensi sebuah perusahaan serta menunjukkan dapat
tidaknya sebuah perusahaan membayar semua kewajibannya.
Laporan arus kas disusun dengan tujuan untuk memberikan informasi
historis mengenai perubahan kas dan setara kas suatu perusahaan dengan
mengklarifikasikan arus kas berdasarkan aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan selama periode Akutansi tertentu. Dengan demikian tujuan
utama laporan kas adalah untuk memberikan kepada para penguna
informasi tentang mengapa posisi kas perusahaan berubah selama periode
akuntansi.

5. Laporan Sumber dan Penggunaan Dana


Analisa sumber dan penggunaan atau sering juga disebut analisa dana
merupakan alat analisa financial sangat penting bagi Manajer Keuangan,
disamping alat-alat financial lainnya.
Tujuan utama dari analisa tersebut adalah untuk mengetahui bilamana
dana digunakan dan bagaimana data tersebut dibiayai, dengan kata lain
dengan analisa aliran dana akan dapat diketahui darimana datangnya dana
dan untuk apa dana itu digunakan. Suatu persoalan disebut laporan
sumber dan penggunaan dana.
Laporan sumber dan penggunaan dana suatu perusahaan sangat penting
artinya bagi Bank dalam meneliti permintaan kredit yang diajukan
kepadanya. Dengan mengadakan analisa terhadap laporan tersebut dapat
diketahui bilamana perusahaan itu menggunakan dana yang dimilikinya.
Untuk menyusun laporan sumber dan penggunaan dana, langkah pertama
yang harus dilakukan adalah membuat laporan perubahan Neraca yang
disusun dari Neraca dua tahun yang berurutan.
Laporan ini menggambarkan perubahan dari masing-masing elemen
Neraca tersebut perlu dilakukan analisis, yakni elemen mana saja yang
memperbesar dana dan elemen yang memperkecil dana.
Elemen yang memperbesar dana akan menjadi sumber dana dan elemen
untuk memperkecil dana akan menjadi pengunaan dana.
Ada 2 (dua) pengertian dana yang digunakan dalam analisa sumber dan
penggunaan dana yaitu :
a. Dana dalam arti sempit yaitu Kas
b. Dana dalam arti luas yaitu modal kerja

BENTUK LAPORAN RUGI LABA


Laporan Rugi/Laba PT (Persero)
PELINDO
Per 31 Desember 2012

A. PENDAPATAN
Pendapatan Usaha
1. Pelayanan kapal xx
2. Pelayanan barang xx
3. Pelayanan terminal konvensional xx
4. Pelayanan terminal peti kemas xx
5. Pengusahaan tanah, bangunan dan listrik (TBL) xx
6. Pelabuhan khusus dan dermaga khusus xx
7. Kerjasama usaha (KSO) xx
8. Rumah sakit/PHC xx
9. Rupa-rupa usaha xx
Total Pendapatan Rp. xx

B. BIAYA
Biaya Usaha :
1. Biaya pegawai xx
2. Biaya bahan/persediaan xx
3. Biaya pemeliharaan xx
4. Biaya penyusutan xx
5. Biaya asuransi xx
6. Biaya sewa xx
7. Biaya adminstrasi kantor xx
8. Biaya umum xx
Total Biaya Rp. xx
C. Saldo Laba/Rugi Rp. xx

Anda mungkin juga menyukai