Anda di halaman 1dari 22

DRAFT LAPORAN AKHIR

BAB 8 ANALISIS KELAYAKAN


EKONOMI DAN FINANSIAL

BAB VIII
ANALISIS
KELAYAKAN
EKONOMI DAN FINANSIAL
8.1.

UMUM

Dalam pengembangan suatu kegiatan terlebih kegiatan komersial yang berorientasi profit,
perlu ada pengkajian mendalam dari berbagai sisi baik itu dari aspek fisik (daya dukung
lahan, jenis konstruksi dan arsitektural yang akan dikembangkan), aspek tata ruang, aspek
lingkungan maupun aspek ekonomi, agar kegiatan tersebut tidak merugi bila akan
dikembangkan dan mempunyai dampak positif terhadap lingkungan sekitar (baik itu
lingkungan alam, lingkungan sosial maupun lingkungan ekonomi). Kesemua aspek tersebut
merupakan prasyarat yang harus diketahui secara utuh, sebelum memulai pengembangan
suatu kegiatan.
Pengkajian/penilaian kelayakan finansial terhadap rencana kegiatan pembangunan
pelabuhan dengan tujuan untuk menilai apakah kegiatan tersebut layak untuk dikembangkan
ditinjau dari sisi ekonomi dan bisnis. Pada dasarnya dalam mengkaji kelayakan finansial
perlu dilihat perbandingan nilai manfaat dan nilai biaya yang dikeluarkan. Untuk melihat itu,
prosedur standar penilaian kelayakan dilakukan dengan menggunakan ukuran-ukuran BCR
(Benefit Cost Ratio), NPV (Net Present Value), dan IRR (Internal Rate of Return).
Perhitungan kelayakan ini akan banyak menggunakan beberapa asumsi yang masih bisa
diperdebatkan mengingat beberapa informasi proyek yang masih sangat awal. Bermacam
asumsi yang akan digunakan dalam analisis kelayakan ini sebenarnya sudah disajikan
sebelumnya, seperti asumsi pertumbuhan arus penumpang dan barang, kebutuhan
prasarana-sarana (termasuk aspek tekniknya) serta tahapan pembangunannya.

8.2.

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

Tujuan analisis ini untuk menilai kelayakan secara finansial dari implementasi proyek yang
meliputi konstruksi dan operasi dari rencana pembangunan pelabuhan ini. Analisis dilakukan
berdasarkan estimasi penerimaan dan biaya konstruksi serta operasi dan pemeliharaan.
Sebagai alat evaluasi di sini digunakan indikator evaluasi konvensional yaitu Financial

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN LAUT


DI LOKASI KORIDO, PROP. PAPUA

VIII- 1

DRAFT LAPORAN AKHIR


BAB 8 ANALISIS KELAYAKAN
EKONOMI DAN FINANSIAL
Internal of Return (IRR), Benefit Cost Ratio (BCR) dan Net Present Value (NPV)
sebagaimana banyak dikenal dalam analisis kelayakan proyek.
Perhitungan dan analisa keuangan pembangunan pelabuhan Korido di Provinsi Papua
didasarkan pada asumsi-asumsi di bawah ini:

1. Sumber dana untuk pembangunan kegiatan ini seluruhnya bersumber dari pihak bank
dalam bentuk kredit.

2. Biaya investasi ini meliputi investasi fisik bangunan, dan investasi perkantoran.
3. Investasi bangunan perkantoran serta sarana prasarana dimulai pada tahun ke-1
pelaksanaan proyek.

4. Biaya operasional terdiri dari pemeliharaan fisik bangunan kantor, gaji karyawan, dan
biaya adminsitrasi dan umum.

5. Biaya operasional mulai di keluarkan pada tahun ke-2 pelaksanaan proyek.


6. Pajak penghasilan diasumsikan sebesar 10% setelah perusahaan mendapatkan
keuntungan.

7. Progress rencana Pembangunan pelabuhan Korido dilakukan dalam 2 (dua) tahun


pelaksanaan.

8.3.

BIAYA FINANSIAL PROYEK

Berdasarkan kajian teknis di muka dan berbagai asumsi lainnya, struktur biaya proyek terdiri
dari berbagai komponen biaya konstruksi, biaya operasional dan pemeliharaan.

1. Komponen Konstruksi
Komponen ini merupakan komponen biaya langsung yang diperlukan untuk rencana
pembangunan pelabuhan Korido. Besaran rencana biaya fisik pembangunan pelabuhan
ini mencapai Rp. 10.266.800.000,- (#Sepuluh milyar dua ratus enam puluh enam juta
delapan ratus ribu rupiah#) termasuk PPN.

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN LAUT


DI LOKASI KORIDO, PROP. PAPUA

VIII- 2

DRAFT LAPORAN AKHIR


BAB 8 ANALISIS KELAYAKAN
EKONOMI DAN FINANSIAL

Tabel 8.1 Rekapitulasi Biaya Pembangunan Pelabuhan Korido

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN LAUT


DI LOKASI KORIDO, PROP. PAPUA

VIII-

DRAFT LAPORAN AKHIR


BAB 8 ANALISIS KELAYAKAN
EKONOMI DAN FINANSIAL

Tabel 8.2 Rincian Biaya Pembangunan Pelabuhan Korido

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN LAUT


DI LOKASI KORIDO, PROP. PAPUA

DRAFT LAPORAN AKHIR


BAB 8 ANALISIS KELAYAKAN
EKONOMI DAN FINANSIAL

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN L


DI LOKASI KORIDO, PROP. PAPUA

DRAFT LAPORAN AKHIR


BAB 8 ANALISIS KELAYAKAN
EKONOMI DAN FINANSIAL

2. Biaya Operasional
Biaya operasional pelabuhan Korido ada 2 bagian yaitu biaya pegawai kantor dan biaya
administrasi dan umum. Biaya pegawai kantor diasumsikan naik sebesar 2,5 % tiap
tahun dan biaya administrasi dan umum diasumsikan naik sebesar 10% tiap tahun.
Besarnya biaya operasional pada tahun 2009 dapat dilihat pada Tabel 8.3.

Tabel 8.3 Biaya Operasional Pelabuhan Korido Tahun 2013


No

Komponen Biaya

RINCIAN PERHITUNGAN BIAYA

JUMLAH

1 Biaya Pegawai kantor


a.

Gaji Pegawai Darat


-

Jumlah pegawai rata-rata

Gaji rata-rata/orang/bulan

= Rp.

Jumlah per tahun


b.

7
2.000.000
168.000.000

168.000.000

Tunjangan
1)

Uang makan dan transport

= Rp.

63.000.000

2)

Kesehatan

= Rp.

875.000

3)

Pakaian dinas

= Rp.

1.050.000

4)

Jamsostek (5% nilai gaji)

= Rp.

8.400.000

5)

THR (1 x gaji)

= Rp.

14.000.000

= Rp.

87.325.000

Biaya Tunjangan pegawai darat

87.325.000

2 Biaya Administrasi dan Umum


a

Biaya ATK dan barang cetakan


1)

Rata-rata/bulan

= Rp.

750.000

2)

Beban biaya//tahun

= Rp.

4.500.000

4.500.000

Biaya telepon, listrik, pos, air tawar


1)

Rata-rata/bulan

= Rp.

5.000.000

2)

Beban biaya/tahun

= Rp.

30.000.000

30.000.000

Biaya pengawasan & perjalanan dinas


Diasumsikan untuk 3 orang)
1)

Rata-rata perjalanan dinas/tahun

2)

Biaya tiket PP rata-rata/orang

= Rp.

3)

Rata-rata lamanya perjalanan

4)

Lumpsum/hari

= Rp.

200.000

5)

Biaya perjalanan dinas/tahun

= Rp.

13.600.000

Biaya Administrasi dan Umum


Jumlah Biaya Operasional

= Rp.

4 kali
3.000.000
2 hari
13.600.000
48.100.000
303.425.000

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN LAUT


DI LOKASI KORIDO, PROP. PAPUA

VIII- 6

DRAFT LAPORAN AKHIR


BAB 8 ANALISIS KELAYAKAN
EKONOMI DAN FINANSIAL

3. Biaya Pemeliharaan
Biaya pemeliharaan yang dikeluarkan dalam pelabuhan Korido ini adalah biaya
pemeliharaan ruang kantor. Besarnya biaya ini tiap tahun adalah sekitar 10% dari biaya
pembangunan ruang kantor.

ESTIMASI PENERIMAAN

8.4.

Komponen penerimaan yang diperhitungkan dalam analisis kelayakan ini terdiri dari jasa
pelayanan kapal (labuh, tambat, pandu, dan tunda) dan jasa pelayanan terminal
(penumpang, penjemput/pengantar, kendaraan, parkir/pass masuk kendaraan, dan barang).
Tarif-tarif tersebut telah disesuaikan dengan tarif yang berlaku untuk kapal dalam negeri.
Asumsi-asumsi yang digunakan dalam perhitungan pendapatan antara lain :

1. Jasa Pelayanan Kapal


1) Tarif Jasa Labuh kapal Rp. 48,- per GT/kunjungan
2) Tarif Jasa Tambat Rp 38,- per GT
Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut maka pendapatan dari jasa pelayanan kapal
diperkirakan seperti di Tabel 6.3.

2. Jasa Pelayanan Terminal


1) Tarif Jasa Labuh penumpang Rp. 2.500,- per orang
2) Tarif Jasa Labuh Barang Rp. 6.500,- per ton
3) Tarif Jasa Gudang Rp 325/ton/hari.
Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut maka pendapatan dari jasa pelayanan kapal
diperkirakan seperti di Tabel 8.4. sebagai berikut.

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN LAUT


DI LOKASI KORIDO, PROP. PAPUA

VIII- 7

DRAFT LAPORAN AKHIR


BAB 8 ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
Tabel 8.4 Pendapatan Pelabuhan dari Jasa Pelayanan Kapal

Tahun
2015
2016
2017
2018
2019
2020
2021
2022
2023
2024
2025
2026
2027
2028
2029
2030
2031
2032
2033
2034
2035
2036
2037
2038
TOTAL

Pendapatan
Pendapatan
Jasa
Jasa
Naik/Labuh
Labuh Barang
Penumpang
(Rp.)
(Rp.)
2,510,000
71,704,100
2,617,500
79,010,100
2,712,500
87,168,062
2,800,000
95,354,160
2,882,500
104,362,427
2,960,000
114,279,136
3,032,500
125,200,287
3,102,500
137,232,819
3,172,500
150,495,999
3,237,500
165,122,997
3,303,704
181,262,706
3,367,614
199,081,807
3,430,565
218,767,163
3,492,776
240,528,556
3,554,435
264,601,853
3,615,708
291,252,652
3,676,741
320,780,507
3,737,664
353,523,812
3,798,595
389,865,475
3,859,642
430,239,507
3,920,902
475,138,683
3,982,466
525,123,475
4,044,420
580,832,471
4,106,842
642,994,547
80,919,574 6,243,923,300

Pendapatan
jasa
labuh
(Rp.)
465,130
477,668
490,543
503,765
517,343
531,288
545,608
560,315
575,418
590,927
606,855
623,213
640,011
657,262
674,978
693,171
711,855
731,042
750,747
770,982
791,764
813,105
835,021
857,529
15,415,539

Pendapatan
Jasa Tambat
(Rp.)
1,472,913
1,512,614
1,553,385
1,595,256
1,638,254
1,682,412
1,727,760
1,774,330
1,822,156
1,871,270
1,921,709
1,973,506
2,026,701
2,081,328
2,137,429
2,195,041
2,254,207
2,314,967
2,377,365
2,441,444
2,507,251
2,574,832
2,644,234
2,715,507
48,815,872

Pelayanan Jasa
Dermaga
(Rp.)
6,928,506
7,115,258
7,307,043
7,503,998
7,706,262
7,913,977
8,127,291
8,346,355
8,571,324
8,802,356
9,039,616
9,283,271
9,533,493
9,790,460
10,054,353
10,325,359
10,603,670
10,889,482
11,182,998
11,484,426
11,793,978
12,111,875
12,438,339
12,773,604
229,627,294

Pendapatan
Jasa
Gudang
(Rp.)
358,521
395,051
435,840
476,771
521,812
571,396
626,001
686,164
752,480
825,615
906,314
995,409
1,093,836
1,202,643
1,323,009
1,456,263
1,603,903
1,767,619
1,949,327
2,151,198
2,375,693
2,625,617
2,904,162
3,214,973
31,219,617

Kebutuhan air
kapal
(Rp.)
14,558,000
15,181,500
15,732,500
16,240,000
16,718,500
17,168,000
17,588,500
17,994,500
18,400,500
18,777,500
19,161,486
19,532,162
19,897,278
20,258,099
20,615,722
20,971,105
21,325,096
21,678,451
22,031,853
22,385,923
22,741,231
23,098,305
23,457,636
23,819,686
469,333,531

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN LAUT VIII- 8


DI LOKASI KORIDO, PROP. PAPUA

Total
pendapatan
(Rp.)
105,150,964
121,224,091
131,584,672
141,984,739
153,241,035
165,506,300
178,890,601
193,534,763
209,594,953
227,188,520
246,528,820
267,784,316
291,177,006
316,949,336
345,372,800
376,752,688
411,432,942
449,801,764
492,298,116
539,419,254
591,729,494
649,870,414
714,572,759
786,670,333
8,108,260,680

DRAFT LAPORAN AKHIR


BAB 8 ANALISIS KELAYAKAN
EKONOMI DAN FINANSIAL

8.5.

ANALISIS KELAYAKAN FINANSIAL

Analisis kelayakan finansial dilakukan berdasarkan harga pasar untuk biaya investasi,
seperti yang tercantum pada tabel 8.1, serta total pendapatan pelabuhan seperti yang
tercantum pada tabel 8.4. Dalam analisis kelayakan finansial, agar suatu kegiatan usaha,
dalam hal ini adalah penyelenggaraan pelabuhan dikatakan layak secara finansial, maka
ada 3 hal yang harus dipenuhi yang merupakan syarat batas. Syarat-syarat batas tersebut
adalah :

1. Net Benefit Cost Ratio (Net B/C) harus lebih besar dari 1 (satu)
2. Net Present Value (NPV) harus lebih besar dari 0 (nol)
3. Internal Rate of Return (IRR) harus lebih besar dari bunga bank yang berlaku
Ketiga syarat batas tersebut harus semuanya dipenuhi, salah satu saja yang tidak terpenuhi,
maka suatu kegiatan usaha dapat dikategorikan sebagai tidak layak. Perhitungan NPV, Net
B/C, IRR, untuk pembangunan pelabuhan di disajikan pada tabel di bawah ini. Asumsi
bunga bank yang berlaku yang digunakan dalam analisis kelayakan finansial ini adalah
sebesar 13 %.

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN LAUT


DI LOKASI KORIDO, PROP. PAPUA

VIII- 9

DRAFT LAPORAN AKHIR


BAB 8 ANALISIS KELAYAKAN EKONOMI DAN FINANSIAL
Tabel 8.5 Analisis Kelayakan Pelabuhan Korido

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN LAUT


DI LOKASI KORIDO, PROP. PAPUA

DRAFT LAPORAN AKHIR


BAB 8 ANALISIS KELAYAKAN
EKONOMI DAN FINANSIAL
Dari perhitungan pada tabel 8.5 di atas dapat diketahui bahwa :
NPV (13 %)

= -10.429.659,137

<0

Net B/C

= 0.10

<1

IRR

= -14.95 %

< bunga bank 13 %

Dengan persyaratan yang ada, maka ketiga kriteria tidak ada yang terpenuhi. Selanjutnya
dari kajian kelayakan ini diperoleh kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut.

1. Lokasi Rencana Pelabuhan Perintis adalah di Desa Korido, Distrik Supiori Selatan, Kab.
Supiori, Provinsi Papua secara teknis dapat dikembangkan.

2. Biaya konstruksi pembangunan pelabuhan perintis tersebut berdasarkan pendekatan


dan asumsi justifikasi batasan kontruksi fisik adalah Rp. 15.705.900.000,- yang terbagi
atas :
Tahun I sebesar

Rp. 10.994.130.000,00

Tahun II sebesar

Rp. 4.711.770.000,00

Jumlah

Rp. 15.705.900.500

3. Umur teknis rencana pelabuhan adalah selama 25 tahun.


4. Ditinjau dari segi kelayakan ekonomi, proyek tidak layak karena dari biaya
pembangunan

sebesar

Rp.

15.705.900.000,

proyek

hanya

menghasilkan

Rp.

pertumbuhan rata-rata sekitar 7,3 % per tahun, maka selama 20 tahun menghasilkan
sebesar + Rp. 8.108.260.680,

5. Untuk bunga 0 % saja kemampuan pengembalian proyek (payback period) adalah


selama 21.586.967.521 / 8.003.109.716, x 25 = 67 tahun.

6. Masalah utama dari pelayaran perintis ini adalah kurangnya pendapatan karena
kurangnya arus penumpang dan barang di lokasi ini, namun apabila ada penanambahan
route kapal perintis serta adanya pengembangan potensi daerah, mungkin dapat
membantu mempercepat pengembalian pembiayaan proyek, sehingga payback period
proyek dapak diperpendek.

7. Nilai NPV dapat dilihat pada tabel 7.8, dimana meskipun terdapat skenario adanya
perubahan discount rate sebesar 10% maka akan membuat semakin kecil tingkat
pengembalian yang ada selama 25 tahun. Dimana defisit keuangan direncanakan
adaka berada pada nilai Rp 7,71 Miliar.

8. Dari hasil perhitungan NPV dengan tingkat pengembalian 25 tahun jelas sekali
menunjukkan

bahwa

tidak

akan

feasible

secara

keuangan

pembangunan pelabuhan dibandingkan dengan aktivitas ekonominya.

dengan

adanya

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN LAUT


DI LOKASI KORIDO, PROP. PAPUA

VIII- 11

DRAFT LAPORAN AKHIR


BAB 8 ANALISIS KELAYAKAN
EKONOMI DAN FINANSIAL

1. Meskipun hasil pembiayaan (finansial) perencanaan pembangunan dermaga ini tidak


layak, tetapi pembangunan di lokasi Korido ini dapat dilakukan dengan beberapa
pertimbangan sebagai berikut.

1. Saat ini kapal perintis tidak dapat tambat ke dermaga sehingga proses naik turun
penumpang dilakukan diluar dermaga saat kapal jangkar. Hal ini perlu mendapat
perhatian khusus terutama untuk keselamatan dan keamanan penumpang pada
proses tersebut diatas.

2. Pulau Biak merupakan pulau yang dijadikan batas terluar NKRI yang
bersinggungan langsung dengan Samudara Pasifik. Hal ini dapat dijadikan
pertimbangan sebagai bahwa pelabuhan ini dapat dimanfaatkan sebagai wilayah
batas terluar pertahanan NKRI.

3. Kebijakan publik menjadi sangat penting karena terdapat sisi positif dari potensi
ekonomi untuk masyarakat yang dapat dikembangkan.

Oleh karenanya, maka pembangunan Pelabuhan Korido ini dinyatakan Layak namun
dengan Pertimbangan Khusus.

STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN LAUT


DI LOKASI KORIDO, PROP. PAPUA

Anda mungkin juga menyukai