Anda di halaman 1dari 8

TUGAS MANAJEMEN KEUANGAN

Dosen Pengampu : Dr. Sunyoto,M.Si, C PA

NAMA : FIFI WULANDARI


PRODI : TRANSPORTASI – C
NRP : 181904079

UNIVERSITAS MARITIM “AMNI” SEMARANG


Tahun Ajaran 2020/2021
BAB 2
PENGANGGARAN (Industri Jasa)

A. Persyaratan Penyusunan Anggaran


Untuk menyusun anggaran, perlu diperhatikan beberapa persyaratan sebagai berikut:
1. Anggaran harus didukung penuh oleh manajemen Perusahaan harus meningkatkan anggaran
sebagai peralatan manajemen dan tidak hanya sebagai "accounting drive".  Dalam hal ini
pelaksanaan program, anggaran harus sudah diperhitungkan, karena anggaran untuk masing-
masing bidang di perusahaan.  Oleh karena itu, manajemen harus yakin akan mendapatkan
manfaat sistem anggaran.
2. Tanggung jawab (dan otoritas) untuk persiapan, pelaksanaan, dan pengawasan anggaran
harus jelas dan disetujui secara formal. 
3. Pertanggungjawaban anggaran (responsibility budjet) harus disusun menurut pusat-pusat
pertanggungjawaban (responsibility center) dan harus dinyatakan "controllable cost" pada
setiap pertanggungjawaban. 
4. Pengawas-pengawas yang harus bertanggung jawab atas "operations" harus ikut serta dalam
proses penetapan angka-angka anggaran dan harus menyetujui "sasaran" dari anggaran agar
sesuai (reasonable). 
5. Pengawas-pengawas ini harus mengatur benar-benar tentang proses anggaran.  Hal ini
memerlukan pendidikan yang terus-menerus, antara lain ini dapat disetujui dengan "manual"
ditulis dan juga dengan pertemuan-pertemuan untuk membahas persiapan anggaran dan hasil
yang benar-benar dicapai. 

B. Langkah-langkah Penyusunan Anggaran Perusahaan Pelayaran


1. Dasar-dasar Penyusunan Anggaran
Untuk menyiapkan anggaran perusahaan pelayaran biasanya digunakan dasar-dasar berikut:
a.  Analisis SWOT, merupakan rencana kerja yang umumnya disusun setelah terlebih dahulu
menganalisis kekuatan dan kelemahan perusahaan serta melihat kesempatan dan ancaman
yang mungkin datang dari luar perusahaan. 
b. Keputusan-keputusan atau persetujuan bersama dalam rapat kerja (RAKER) yang
inputnya diberikan oleh para kepala cabang dan para agen serta pendapat dari masing-
masing pejabat perusahaan dan kesanggupan diperoleh oleh para agen atau kepala
cabang. 

c.  Asumsi-asumsi yang perlu ditetapkan bersama oleh Komisi Anggaran untuk landasan
penentuan RKAP antara lain:
 Banyaknya kapal yang akan dioperasikan pada masing-masing rute
 Pola operasinya per kapal (operasi sendiri, konsorsium, chatering, feedering, Kerja
Sama Operasi (KSO), dan sebagainya)
 Hari operasi di pelabuhan, di laut, hari docking per perjalanan / per tahun
 Jumlah port of call setiap voyage
 Rata-rata muatan per voyage yang dimuat dan yang dibongkar per kapal
d. Dari masing-masing unit kerja bagian anggaran juga perlu meminta perkiraan rencana
kerja masing-masing, antara lain sebagai berikut:
1) Untuk rencana kerja bidang armada, perlu terlebih dahulu kesepakatan bersama
antara pihak kapal dengan plhak armada (technical superintendent atau owner's
surveyor), terutama mengenai: maintenance, repair, survey, supply spare parts,
running stores, bahan makanan, bahan bakar, dan maintenance dalam hubungannya
dengan ISM Code serta Diklat sehubungan STCW.
2) Untuk bidang usaha/operasi: target pemasaran/peraihan muatan, production plan,
penentuan rute, pengaturan poia operasi kapal, pengaturan/penyewaan container
kosong, kegiatan usaha cabang, pengapalan muatan di cabang-cabang, jumlah kapal
yang dioperasikan, jumlah hari operasi/nonoperasi, jumlah dunnage/lashing material
yang diperlukan, dan sebagainya.
3) Untuk bidang umum/personalia: penambahan, pengu- rangan karyawan, yang perlu
mengikuti diklat, yang akan memperoleh promosi, mungkin ada kenaikan gaji target
pemakaian telepon, listrik, air alat kantor, dan sebagainya.
4) Kemungkinan diperlukan barang modal (investasi)
2. Rencana Produksi (Production Plan)
Dari dasar-dasar penyusunan rencana kerja di atas akan dapat ditentukan production plan
masing-masing kapal per voyagenya. Juga berdasarkan hari operasi akan dapat ditentukan bahwa
untuk per tahunnya ditempuh dalam berapa single atau round voyage. Kemudian dijumiahkan
untuk seluruh kapal yang dioperasikan maka akan diperoleh rencana produksi untuk satu tahun,
untuk seluruh kapal yang dioperasikan.

C. Aspek-aspek yang Dilaporkan dalam Buku Rencana Kerja dan Anggaran


Perusahaan (RKAP) Pelayaran
Umumnya yang perlu dilaporkan dalam RKAP (isi buku RKAP) antara lain sebagai berikut:
1. Pendahuluan, meliputi:
a) landasan hukum keberadaan perusahaan
b) kegiatan perusahaan
c) visi dan misi perusahaan
d) maksud dan tujuan perusahaan
e) budaya perusahaan
f) susunan komisaris dan direksi.
2. Realisasi kinerja perusahaan tahun anggaran berjalan/ yang sudah berakhir, mencakup
beberapa hal berikut:
a) Analisis Strength, Weakness, Opportunity and Threats (SWOT), kekuatan dan
kelemahan perusahaan sebagai analisis internal perusahaan dalam hal Sumber Daya
Manusia (SDM), aspek operasional, aspek pemasaran, aspek keuangan, serta
kesempatan maupun ancaman dari sisi eksternal meliputi: aspek ekonomi, aspek
pemerintahan, aspek pasar, aspek teknologi.
b) Penyimpangan dari asumši-asumsi yang telah dite- taokan awal tahun anggaran,
mencakup jumlah kapal, pola operasi kapal, kurs valuta asing, dan sebagainya.
c) Pencapaian kinerja per bidang, antara lain pada bidang usaha (pemasaran, produksi per
kegiatan/pola operasi kapal), bidang armada (teknologi, logistik), bidang keuangan
(keuangan dan akuntansi), litbang, SDM.
3. Rencana kerja dan anggaran perusahaan tahun yang akan datang, mencakup:
a) Umum: analisis SWOT untuk yang akan datang, ren- cana restrukturisasi perusahaan
(dalam bidang SDM, bidang operasi, bidang keuangan).
b) Asumsi-asumsi penyusunan RKAP.
c) Sasaran dan strategi perusahaan dalam bidang usaha (pemasaran, traffic/container,
feedering, chartering, keagenan, cabang-cabang), bidang armada (nautika, teknik,
pengadaan), bidang administrasi dan keuangan (perbendaharaan, akuntansi, anggaran,
disbursement, sekretariat, hukum, klaim dan asuransi), internal audi- tor, litbang, dan
SDM.
d) Program kerja per bidang: bidang usaha (pemasaran, traffic dan container, pelayaran
feeder, chartering, keagenan). Bidang armada (nautika, teknik, pengadaan), bidang
administrasi dan keuangan (perbendaharaan, akuntansi, disbursement, anggaran,
sekretariat, hukum, klaim dan asuransi, internal auditor, litbang. SDM).
e) Anggaran perusahaan menyajikan:
1) rencana produksi: alat produksi, komposisi SDM, usaha pokok pelayaran, usaha
keagenan dan usaha lain-lain di cabang
2) gambaran laba atau rugi perusahaan per sektor/pola usaha: pelayaran (operasi sendiri,
chartering, fee- dering, konsorsium, dan sebagainya), pendapatan dan biaya lain-lain di
luar usahaä, beban bunga, usaha keagenan, usaha lain-lain di cabang
3) rencana cash flow dan penjelasannya
4) rencana anggaran investasi di kantor pusat dan di cabang
5) proyeksi neraca dan penjelasannya

D. Contoh Sederhana Anggaran Induk Perusahaan/Industri Jasa


Sesual yang dikemukakan di atas, anggaran induk terdiri dari:
1. anggaran operasi dengan anggaran pendapatan, biaya, dan laba
2. anggaran kas yang merupakan anggaran penerimaan dan pengeluaran kas
3. anggaran investasi atau pembelian barang modal untuk pengembangan usaha
4. anggaran neraca, merupakan proyeksi dari neraca tahun atau periode yang lalu.
E. Realisasi Pelaksanaan Anggaran dan Budget Control (Pengendalian
Anggaran)
1. Realisasi Pelaksanaan Anggaran
Setelah tahun anggaran berakhir/berlalu perlu dibuatkan laporan realisasi pelaksaan
anggaran. Ada dua jenis laporan realisasi pelaksanaan anggaran:
a. Laporan manajemen yang merupakan laporan tafsiran pelaksanaan anggaran.
b. Laporan keuangan disusun.dibuat setelah tahun anggaran berlalu karena harus merupakan
angka actual yang dilengkapi oleh bukti-bukti pendukungnya.
Selanjutnya auditor harus memberikan pendapat. Ada tiga jenis pendapat:
1) Pernyataan pendapat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) atau Unqualified Opinion: laporan
keuangan sesuai PSAK (Prinsip Standar Akuntansi Keuangan) dan memuat penjelasan
yang memadai.
2) Pernyataan pendapat Wajar Dengan Pengecualian/Kua- Ifikasi (WDP) atau Qualified
Opinion: laporan keuangan sudah sesuai PSAK, tetapi masih ada catatan/syarat yang perlu
dilengkapi.
3) Pernyataan Tanpa Pendapat atau Diselaimer of Opinion: secara keseluruhan laporan
keuangan tidak disajikan secara wajar/tidak sesuai PSAK dan sangat kurang memuat
penjelasan yang memadai.

Laporan Manajemen

1. Laporan manajemen ini diausun secara periodik/triwulanan (3 bulan pertama, 6 bulan, 9 bulan,
dan akhir tahun anggaran) untuk memantau/mengontrol/mengevaluasi anggaran per periode
dalam RUPS. sehingga dapat dikendalikan sedini mungkin setiap penyimpangannya.
2) Dalam penyajian realisasi/taksiran realisasi mungkin ada penyimpangan dari yang
dianggarkan itu hal yang wajar saja, maka penyimpangan tersebut dalam RUPS perlu diper-
tanggungjawabkan oleh manajemen perusahaan.
3) Pada akhir tahun, selain melaporkan taksiran realisasi anggaran selama satu tahun anggaran
yang bersangkutan, juga sekaligus menyampaikan RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan) untuk tahun berikutnya agar dalam RUPS selain menerima realisasi anggaran
tahun yang bersangkutan juga sekaligus mengesahkan RKAP tahun berikutnya agar saat
menginjak tahun anggaran berikutnya, perusahaan sudah punya RKAP yang disahkan oleh
RUPS dan dapat dijadikan pedoman kerja tahun berikutnya.

2. Budget Control (Pengendalian Anggaran)


a. Sesuai yang dikemukakan di atas, pengendalian anggaran perlu dilakukan per periodik. Pada
perusahaan pelayaran yang rutenya panjang, per voyage perlu dikendalikan/ dikontrol empat
tahap:
1) dimulai dengan membuat prognosis voyage account, perhitungan laba usaha berdasarkan
angka anggaran sebelum melayari suatu rute
2) estimate voyage account, perhitungan laba usaha setelah muatan dimuat di pelabuhan muat
terakhir
3) provisional voyage account, perhitungan laba usaha setelah muatan dibongkar di pelabuhan
bongkar terakhir
4) final voyage account, perhitungan laba usaha setelah bukti-bukti pendukung lengkap,
sehingga merupakan laba usaha yang sebenarnya (aktual)
b. Agar dapat dikendalikan setiap periodik, maka anggaran juga perlu dibuat/dibagi dalam
triwulanan.

3. Taksiran Realisasi Tahun 2005 dan Anggaran Tahun 2006.


Taksiran realisasi anggaran tahun 2005, langsung disajikan dalam laporan laba/rugi, laporan
cash flow dan laporan neraca tahun 2005.
3) Proyeksi Neraca
Dari data-data di atas:
- Piutang akhir tahun 2006 dari pendapatan freight
- Utang BOL akhir tahun 2006.
- Utang BOTL akhir 2006 tidak ada, utang bank dan lainnya, juga tidak ada lagi.
- Saldo kas akhir tahun 2006.
- Perkiraan laba tahun 2006 =
Untuk menghitung ekuitas bersih perusahaan = modal dan cadangan + jumlah laba ditahan.
Laba ditahan artinya sisa laba yang tidak ikut dibagikan kepada pemegang saham (dividen),
4. Analisis Penyimpangan (Variance Analysis)
Analisis Penyimpangan (Variance Analisis) digunakan untuk mengetahui suatu
penyimpangan dari data yang dianggarkan (Budgeting) dengan data realisasi atau data
aktualnyva.

Analişis ini sangat baik digunakan untuk evaluasi suatu anggaran yang bersifat operasional,
yaitu proyeksi laba rugi perusahaan atau kalkulasi Laba Rugi perusahaan atau Kalkulasi
Pelayaran, sehingga hasil akhir suatu operasional dapat diketahui, apakah tercapai atau tidak. Di
samping itu, adanya penyimpangan yang terjadi dapat diuraikan apakah suatu penyimpangan
yang terjadi dari nilai anggaran dan nilai realisasi anggaran disebabkan oleh karena jumlah
(volume) atau harga (price).

Anda mungkin juga menyukai