c. Asumsi-asumsi yang perlu ditetapkan bersama oleh Komisi Anggaran untuk landasan
penentuan RKAP antara lain:
Banyaknya kapal yang akan dioperasikan pada masing-masing rute
Pola operasinya per kapal (operasi sendiri, konsorsium, chatering, feedering, Kerja
Sama Operasi (KSO), dan sebagainya)
Hari operasi di pelabuhan, di laut, hari docking per perjalanan / per tahun
Jumlah port of call setiap voyage
Rata-rata muatan per voyage yang dimuat dan yang dibongkar per kapal
d. Dari masing-masing unit kerja bagian anggaran juga perlu meminta perkiraan rencana
kerja masing-masing, antara lain sebagai berikut:
1) Untuk rencana kerja bidang armada, perlu terlebih dahulu kesepakatan bersama
antara pihak kapal dengan plhak armada (technical superintendent atau owner's
surveyor), terutama mengenai: maintenance, repair, survey, supply spare parts,
running stores, bahan makanan, bahan bakar, dan maintenance dalam hubungannya
dengan ISM Code serta Diklat sehubungan STCW.
2) Untuk bidang usaha/operasi: target pemasaran/peraihan muatan, production plan,
penentuan rute, pengaturan poia operasi kapal, pengaturan/penyewaan container
kosong, kegiatan usaha cabang, pengapalan muatan di cabang-cabang, jumlah kapal
yang dioperasikan, jumlah hari operasi/nonoperasi, jumlah dunnage/lashing material
yang diperlukan, dan sebagainya.
3) Untuk bidang umum/personalia: penambahan, pengu- rangan karyawan, yang perlu
mengikuti diklat, yang akan memperoleh promosi, mungkin ada kenaikan gaji target
pemakaian telepon, listrik, air alat kantor, dan sebagainya.
4) Kemungkinan diperlukan barang modal (investasi)
2. Rencana Produksi (Production Plan)
Dari dasar-dasar penyusunan rencana kerja di atas akan dapat ditentukan production plan
masing-masing kapal per voyagenya. Juga berdasarkan hari operasi akan dapat ditentukan bahwa
untuk per tahunnya ditempuh dalam berapa single atau round voyage. Kemudian dijumiahkan
untuk seluruh kapal yang dioperasikan maka akan diperoleh rencana produksi untuk satu tahun,
untuk seluruh kapal yang dioperasikan.
Laporan Manajemen
1. Laporan manajemen ini diausun secara periodik/triwulanan (3 bulan pertama, 6 bulan, 9 bulan,
dan akhir tahun anggaran) untuk memantau/mengontrol/mengevaluasi anggaran per periode
dalam RUPS. sehingga dapat dikendalikan sedini mungkin setiap penyimpangannya.
2) Dalam penyajian realisasi/taksiran realisasi mungkin ada penyimpangan dari yang
dianggarkan itu hal yang wajar saja, maka penyimpangan tersebut dalam RUPS perlu diper-
tanggungjawabkan oleh manajemen perusahaan.
3) Pada akhir tahun, selain melaporkan taksiran realisasi anggaran selama satu tahun anggaran
yang bersangkutan, juga sekaligus menyampaikan RKAP (Rencana Kerja dan Anggaran
Perusahaan) untuk tahun berikutnya agar dalam RUPS selain menerima realisasi anggaran
tahun yang bersangkutan juga sekaligus mengesahkan RKAP tahun berikutnya agar saat
menginjak tahun anggaran berikutnya, perusahaan sudah punya RKAP yang disahkan oleh
RUPS dan dapat dijadikan pedoman kerja tahun berikutnya.
Analişis ini sangat baik digunakan untuk evaluasi suatu anggaran yang bersifat operasional,
yaitu proyeksi laba rugi perusahaan atau kalkulasi Laba Rugi perusahaan atau Kalkulasi
Pelayaran, sehingga hasil akhir suatu operasional dapat diketahui, apakah tercapai atau tidak. Di
samping itu, adanya penyimpangan yang terjadi dapat diuraikan apakah suatu penyimpangan
yang terjadi dari nilai anggaran dan nilai realisasi anggaran disebabkan oleh karena jumlah
(volume) atau harga (price).