Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional Tahun 2015-2019, sasaran pembangunan nasional antara lain :
a. menurunnya angka kecelakaan lalu lintas sebesar 50% dari angka baseline;
b. terwujudnya konektifitas pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan;
c. meningkatnya aksesibilitas transportasi jalan;
Salah satu indikator dari sasaran pembangunan nasional tersebut adalah tersedianya fasilitas
perlengkapan jalan yang berkaitan langsung dengan pengguna jalan.
Berdasarkan Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan Pasal
25 secara jelas diperintahkan bahwa setiap jalan harus dilengkapi dengan perlengkapan jalan.
Secara umum perlengkapan jalan dibagi 2 (dua) jenis yaitu perlengkapan jalan yang berkaitan
langsung dengan pengguna jalan dan perlengkapan jalan yang tidak berkaiatan langsung
dengan pengguna jalan.
Perlengkapan jalan yang berkaitan langsung dengan pengguna jalan berdasarkan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2011 tentang Manejemen dan Rekayasa, Analisis Dampak serta
Manejemen Kebutuhan Lalu Lintas, Pasal 33 terdiri atas :
a. alat pemberi isyarat lalu lintas;
b. rambu lalu lintas;
c. marka jalan;
d. alat penerangan jalan;
e. alat pengendali pemakai jalan, terdiri atas :
1) alat pembatas kecepatan; dan
2) alat pembatas tinggi dan lebar kendaraan.
Pemerintah Pusat dalam hal ini Kementerian Perhubungan cq Ditjen Perhubungan Darat
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah Lampiran huruf O. Pembagian Urusan Pemerintahan dibidang Perhubungan; secara
jelas dinyatakan mempunyai tanggungjawab dalam urusan penyediaan perlengkapan jalan di
jalan nasional.
Penyediaan perlengkapan jalan di jalan nasional secara prinsip mengacu pada Keputusan
Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Nomor 248/KPTS/M/2015 tentang
Penetapan Ruas Jalan dalam jaringan jalan primer menurut fungsinya sebagai jalan arteri (JAP)
dan jalan kolektor-1 (JKP-1) yang secara ekplisit menyatakan nama-nama ruas jalan yang
termasuk kategori jalan nasional.
Pada tahun 2017, jalan nasional di Provinsi Maluku Utara sepanjang 1.203,34 km. Panjang
jalan nasional yang ada ini secara bertahap akan dilengkapi dengan perlengkapan jalan. Upaya
ini dilakukan dalam rangka pelaksanaan Pilar Kedua “Jalan yang Berkeselamatan”
sebagaimana diamanatkan dalam Instruksi Presiden Nomor 4 Tahun 2013 tentang Program
Dekade Aksi Keselamatan Jalan.
3. RUANG LINGKUP
Lingkup tugas yang harus dilaksanakan oleh Penyedia adalah berpedoman pada ketentuan
yang berlaku serta Gambar Kerja, Perincian Penawaran, Rencana Kerja dan Syarat – syarat
(RKS), yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan kontrak
pemborongan jasa konstruksi.
4. SASARAN
Sasaran dari pelaksanaan kegiatan ini adalah masyarakat secara luas baik pengguna
kendaraan bermotor, pengguna angkutan umum, pejalan kaki, perusahaan angkutan
penumpang maupun perusahaan angkutan barang.
5. KINERJA PRODUK (OUTPUT PERFORMANCE)
Terlaksananya pekerjaan Pengadaan Dan Pemasangan LPJU Solar Cell Smart System H = 9m
Single Arm di Ruas 027 16K RJN Sultan Syaifuddin dan Ruas 027 15K RJN Daud Umar sesuai
dengan spesifikasi dan standar konstruksi sehingga dapat berfungsi dengan baik.
7. SUMBER PENDANAAN
Untuk pelaksanaan kegiatan ini dibiayai oleh APBN yang bersumber dari DIPA Satker Balai
Pengelola Transportasi Darat Wilayah XXIV – Provinsi Maluku Utara Tahun Anggaran 2022.
9. PERSONIL
a. Pelaksana Lapangan
Memiliki pengalaman minimal 2 (dua) tahun dan memiliki Sertifikat Keterampilan (SKT)
Pelaksana Pekerjaan Jalan (TS045)
b. Ahli K3
Memiliki pengalaman 3 (Tiga) tahun dan memiliki Sertifikat Ahli K3 Konstruksi (SKA)
Muda
10. PERALATAN
Persyaratan peralatan/perlengkapan kerja yang dibutuhkan untuk melaksanakan pekerjaan ini
adalah sebagai berikut :
a. Dump Truck Kapasaitas 4 Ton (1 Unit);
b. Truck Crane Kapasitas 2 Ton (1 unit);
c. Concrate Mixer 350 M3 (1 unit)
d. Mesin Las Listrik Kapasitas 900 Watt (1 Unit);
e. Mesin Genset Kapasitas 2000 watt (1 Unit);
Dengan ketentuan kepemilikan (milik sendiri / sewa beli / sewa), peralatan utama minimal yang
diperlukan untuk penyelesaian pekerjaan utama sebagai berikut :
• Peserta menyampaikan Daftar Isian Peralatan Utama serta melampirkan bukti kepemilikan
• Jenis, kapasitas, komposisi dan jumlah alat memenuhi persyaratan
• Peralatan yang ditawarkan laik dan dapat digunakan untuk penyelesaian pekerjaan sesuai
dengan jadwal pelaksanaan pekerjaan
• Untuk peralatan sewa, selain menyampaikan surat perjanjian sewa harus disertai dengan
bukti kepemilikan /penguasaan terhadap peralatan dari pemberi sewa serta pada saat
dilaksanakan klarifikasi bukti peralatan dapat menunjukkan bukti asli perjanjian sewa sesuai
dengan paket kegiatan yang dilelang dan bukti kepemilikan /penguasaan asli kepemilikan
alat.
Berdasarkan table di atas, jenis pekerjaan yang memiliki resiko tertinggi adalah :
HAMKA HUSEN, SE
Penata (III/c)
NIP. 19810830 200701 1 006